MAKALAH PAI KLP 9
MAKALAH PAI KLP 9
MAKALAH PAI KLP 9
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1. Aisabella Zelianty Nor (D041221001)
2. Muhammad Rafi Rizqullah M (D041221003)
3. Hendri (D041221100)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
GOWA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Pendidikan
Agama Islam tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW
yang syafaatnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “ Islam Untuk Disiplin Ilmu ” dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang Islam Untuk Disiplin Ilmu ini dapat
menjadi referensi bagi pihak-pihak yang tertarik pada makalah ini. Selain itu, kami
juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah bertema diatas ini masih memerlukan berbagai
penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami akan sangat menerima segala bentuk kritik
dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Kelompok 9
Daftar Isi
Kata pengantar ............................................................................................i
Daftar Isi .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................4
A. Latar Belakang ................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................5
C. Tujuan Penulis .................................................................................5
D. Manfaat Penulisan ...........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................
A. Pengertian Dan Kedudukan Disiplin Ilmu Dalam Islam 7
B. Konsep Islam Tentang Ilmu 7-10
C. Hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan 10-12
D. Dalil Al – Qur’an dan As – Sunnnah tentang ilmu 12
E. Episteme Ilmu Dalam Islam Berlandaskan Tauhid 12-13
BAB III PENUTUP ……………………………………………………...14
A. Kesimpulan ………………………………………………………14
B. Saran ……………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang, masa dimana globalisasai tidak bisa dihindari, akan tetapi
adanya perkembangan zaman itulah yang harus diterima dengan cara memfilter apa
yang seharusnya dipilih untuk maslahah bersama. Belakangan ini banyak ditemukan
pendidikan yang bobrok, realita ini banyak ditemukan di wilayah kota-kota besar.
Memang dalam keilmuan non agama bisa dikatakan unggul, akan tetapi nilai spiritual
yang ada sangatlah tidak cocok bila dikatakan sebagai seorang muslim.
Pendidikan Islam adalah salah satu cara untuk merubah pola hidup mereka.
Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah pendidikan Islam itu seperti apa. Akankah
pendidikan merupakan jalan keluar dari permasalahan ini. Melihat kenyataan bahwa
Pendidikan Islam merupakan disiplin ilmu, maka asumsi bahwa pendidikan Islam
dapat merubah hal itu bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Tetapi yang menjadi
pertanyaan lagi adalah mengapa pendididkan Islam sebagai disipin ilmu. Mungkin
pertanyaan-pertanyaan ini akan dijelaskan dalam makalah ini.
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, yang
membedakan kesempurnaan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya adalah akal,
Allah SWT membekali akal bagi manusia untuk keberlangsungan hidupnya, sehingga
sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia yaitu sebagai khalifah bumi, yang
membawa misi Rahmatan lil’alamin (kasih sayang bagi seluruh alam). Dengan akal
pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT, islam sejatinya menuntut manusia untuk
mengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus mengangkat harkat dan
martabat kehambaan kepada Allah dan membenarkan dirinya sebagai khalifah Allah
dimuka bumi, yaitu dengan jalan mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang
terdapat dalam sabda-sabda Rasul-Nya, yaitu Muhammad SAW, yang
mengumandangkan kewajiban mencari ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SWA
memprioritaskan umatnya untuk mencari ilmu syar’i, yaitu demi pembentukan sikap
dan prilaku yang mengandung unsur Akhlakul Karimah. Dalam meraih ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam persepsi islam, harus selalu bergandengan dengan
aspek ketauhidan.
Di dalam Al-Qur’an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan hidup manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta, dalam interaksinya dengan sesama
manusia, dan dalam tindakannya terhadap alam disekelilingnya, tetapi juga dinyatakan
untuk apa manusia diciptakan. Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis besar
tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses tentang kealaman lainnya, tentang
penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya,
dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya, meski pun Al-
Qur’an bukan buku pelajaran biologi atau sains pada umumnya. Dalam kaitan ini Al-
Qur’an senantiasa menyeru manusia untuk memperhatikan alam semesta dan
memikirkannya sehingga akan muncul ketakjuban terhadap keunikan dan kedahsyatan
alam ini dan pada akhirnya akan menyampaikan manusia pada kepercayaan bahwa
yang menciptakan ini semua adalah Yang Maha Agung dan Maha Berilmu.
Berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat,
wajar jika derajat pencapaian iptek menurut islam, berada pada posisi yang terhormat
dan dimuliakan oleh Allah. Maka dari itu, pada pembahasan ini akan dikaji pandangan
Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan pemahaman
Islam secara menyeluruh, dan juga demi kemajuan umat Islam dalam segala bidang
ilmu.
Dari penjabaran diatas tentunya kita mengetahui bahwa islam dan disiplin ilmu
adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Islam itu sendiri adalah disiplin ilmu
yang berarti islam adalah ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
hubungan islam dengan disiplin ilmu. Lebih dari itu kita juga akan membahas mengenai
kontribusi islam terhadap dunia barat serta faktor kemajuan dan kemunduran islam di
kancah dunia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dan kedudukan disiplin ilmu dalam Islam ?
2. Bagaimana konsep Islam tentang ilmu ?
3. Bagaimana hubungan islam dengan ilmu pengetahuan ?
4. Apa saja dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah terkait dengan ilmu?
5. Apa episteme ilmu dalam islam berdasarkan tauhid?
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulis makalah yaitu :
1. Untuk memahami pengertian dan kedudukan disiplin ilmu dalam islam
2. Untuk memahami konsep islam tentang ilmu
3. Untuk mengetahui hubungan islam dengan ilmu pengetahuan
4. Untuk mengetahui dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah terkait dengan ilmu
5. Untuk mengetahui episteme ilmu dalam islam berdasarkan tauhid
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1). Bagi penulis, diharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan bagi kelompok khususnya mengenai disiplin ilmu dalam Islam .
2). Bagi pembaca, diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi tambahan
wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai konsep disiplin ilmu dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ilmu Fardhu ‘ain, sebagaimana disampaikan oleh ulama salaf, ilmu yang bersifat
fardhu untuk dipelajari olehsetiap muslim adalah ilmu yang mau tidak mau harus
dipelajari oleh umat Islam. Ilmu fardhu‘ain wajib bagi semua manusia, baik bagi
masyarakat awam atau para ulama.
Islam merupakan kesatuan ajaran yang utuh, yang mencakup semua aspek
kehidupan manusia. Islam tidak hanya membahas apa yang wajib dikerjakan dan apa
yang dilarang, tetapi juga membahas apa yang perlu diketahuinya. Dengan kata lain,
Islam adalah cara berbuat dan melakukan sesuatu sekaligus sebuah cara untuk
mengetahui. Dalam hal ini aspek mengetahui menjadi sangat penting sehingga antara
Islam dan Ilmu Pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena secara esensial
Islam adalah agama ilmu pengetahuan. Islam memandang ilmu pengetahuan sebagai
cara pandang utama bagi penyelamatan jiwa dan pencapaian kebahagiaan serta
kesejahteraan manusia dalam kehidupan kini dan nanti. Islam menempuh jalan yang
paling lurus dalam keseimbangan antara kepribadian perseorangan dan kepribadian
masyarakat, serta mempersatukannya dengan tali hubungan yang kuat. Bagian pertama
ketika seorang masuk agama Islam dari kesaksian iman Islam adalah ucapan, “Laa ilaha
illallah” (Tak ada tuhan selain Allah), merupakan sebuah pernyataan pengetahuan
tentang realitas. Kalimat ini adalah pernyataan yang secara popular dikenal dalam Islam
sebagai prinsip utama/ prinsip tauhid atau keesaan tuhan. Orang Islam memandang
berbagai jenis ilmu pengetahuan seperti sains, ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora
sebagai beragam bukti yang menunjukkan kebenaran bagi pernyataan yang paling
fundamental dalam Islam ini.benturan dan ketidakcocokan antara Islam dan ilmu
pengetahuan dipandang dari sisi manapun tidak akan pernah ada. Karena sesungguhnya
kesadaran beragama orang Islam pada dasarnya adalah kesadaran akan Keesaan Tuhan.
Semangat ilmiah tidak bertentangan dengan kesadaran religious, karena ia merupakan
bagian yang terpadu dengan Keesaan Tuhan itu. Memiliki kesadaran akan Keesaan
Tuhan berarti meneguhkan bahwa kebenaran Tuhan Allah adalah satu dalam
EsensiNya, dalam Nama-nama dan Sifat-Sifat-Nya, dan dalam perbuatam-Nya.
Konsekuensi penting dari pengukuhan kebenaran sentral ini adalah bahwa orang harus
menerima realitas objektif kesatuan alam semesta. Sebagai sebuah sumber ilmu
pengetahuan, agama Islam bersifat empatik ketika mengatakan bahwa segala sesuatu di
alam semesta ini saling berkaitan dalam jaringan kesatuan alam melalui hukum-hukum
kosmis yang mengatur mereka. Kosmos teriri atas berbagai berbagai tingkat realitas,
bukan hanya yang fisik. Tetapi ia membentuk suatu kesatuan karena ia mesti
memanifestasikan ketunggalan sumber dan asal-usul metafisikanya yang dalam agama
disebut Tuhan. Semangat ilmiah para ilmuan dan sarjana muslim pada kenyataanya
mengalir dari kesadaran mereka akan tauhid. Tak diragukan bahwa, secara religius dan
historis, asal-usul dan perkembanga semangat ilmiah dalam Islam berbeda dari asal usul
dan perkembangan sains di Barat. Tak ada yang lebih baik dalam mengilustrasikan
sumber religius semangat ilmiyah dalam Islam ini daripada fakta bahwa semangat ini
pertama kali terlihat dalam ilmu-ilmu agama. Orang-orang Islam mulai menaruh
perhatian pada ilmu-ilmu alam secara serius pada abad ketiga Hijriyah atau abad ke
sembilan masehi. Tetapi pada saat itu mereka telah memiliki sikap ilmiyah dan
ketrangka berfikir ilmiyah, yang mereka warisi dari ilmu-ilmu agama. Semangat untuk
mencari kebenaran dan objektifitas, penghormatan pada bukti empiris yang memiliki
dasar yang kuat, dan pikiran yang terampil dalam pengklasifikasian merupakan
sebagian ciri-ciri ilmuan muslim yang sangat luar biasa. Kecintaan ummat muslim
terlebih para ulama’dan ilmuan di zamanya pada definisi-definisi dan analitis
konseptual atau semantik dengan penekanan yang besar pada kejelasan dan ketepatan
logis, juga sangat nyata dalam pemikiran hukum seorang Muslim maupun dalam ilmu-
ilmu yang berkaitan dengan studi atas berbagai aspek al-Qur’an, seperti limu
tafsir.Dalam Islam, ilmu pengetahuan logika tak pernah dianggap berlawanan dengan
keyakinan agama. Bahkan para ahli tata bahasa, yang pada awalnya menentang
diperkenalkanya logika Aristoteles (Mantiq) oleh para filosof muslim seperti al-Farabi,
bersikap demikian karena keyakinan bahwa logika-teologis-yuridis seperti Stoics, yang
dikenal sebagai adab al-jadal atau seni berdebat sudah memadai untuk memenuhi
kebutuhan logika mereka. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk
dari epistemologi. Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, merupakan salah satu
hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan
Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah
akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu.
Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan
teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.Tidak semua sains dan teknologi yang
diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan
bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada
yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita
membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dibahas di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep Islam
tentang ilmu cukup komprehensif. Ilmu dapat dipadankan dengan science dalam tradisi
Barat, namun dengan pemaknaan yang lebih luas. Cakupan ilmu dalam Islam tidak
sebatas yang fisikal dan dapat diamati (observable) saja, tetapi juga meliputi aspek
metafisika. Ilmu dalam Islam identik dengan nilai objektifitas (ala mâ huwa bihi) yang
menjadi karakteristik utama yang mestimelekat pada ilmu. Selain itu, Allah juga telah
berjanji di dalam Al-Qur'an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka
Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan
belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya
menuju surga. Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Qur’an
Q.S. Al-Mujadalah ayat 11: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan
kepadamu:“Berlapang - lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allahakan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa
betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih
tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu
lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalaginasabnya. Dalam
sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam
Islam, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai umat muslim sebaiknya
menerapkan islam sebagai disiplin ilmu. Sebagai orang yang memeluk agama islam
tentunya ilmu islam lah yang kita jadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu sebaiknya kita selalu menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan
yang dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadist.
DAFTAR PUSTAKA