Ilmu Falak Kelompok 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU FALAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Ilmu falak”

Dosen Pengampu: Dr.Ahmad Fadholi,M.SI

Oleh :

1. Insan Ramadhani (2232958)

2. Randika wahyuda (2232055)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

IAIN SYEKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

2024
BAB I

PENDAHULUAN

1. Istilah-istilah ilmu falak


ada beberapa istilah dalam ilmu falak yaitu:
a. Ehemeris adalah tabel yang memuat data-data astronomis benda-benda langit.
b. Equator bumi yaitu lingkaran yang diimajinasikan membagi bulatan bumi kebada dua
belahan yang sama besar, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
c. Lingkaran lintang yaitu lingkaran-lingkaran yang diimajinasikan mengelilingi bulatan
bumi paralel (sejajar) dengan ekuator.
d. Lingkaran bujur yaitu lingkaran-lingkaran yang diimajinasikan mengelilingi bujur
bumi yang saling berpotongan pada titik sumbu kutub utara dan titik sumbu kutub
utara.
e. Zenit titik puncak pada bola langit persis terletak diatas kepala kita, jika kita berdiri
dimana saja kita berada.
f. Nadir yaitu titik paling bawah dari bola langit persis terletak dibawah kaki jika kita
beridiri dimana saja kita berada
g. Equation of time (perata waktu) yaitu selisih waktu antara waktu matahari hakiki
dengan waktu matahari rata-rata (pertengahan)
h. Hight of sun (tinggi matahari)
i. Yaitu jarak busur sepanjang lingkaran vertikal dihitung dari ufuk sampai ke tempat
matahari sedang berada.

2. Peredaran Benda Langit


Benda langit yang ditinjau penulis dalam penelitian Pengaruh Posisi Asrtonomis
Benda Langit Dalam Pemilihan Lokasi Rukyatul Hilal Awal Bulan Hijriah Pada Wilayah
Provinsi Maluku ini meliputi Matahari dan Bulan.
2.1. Matahari

Matahari ( ‫ ) شمس‬dalam kamus bahasa Arab diartikan sebagai yang lebih tua, lebih
dulu lahir.23 Dalam kamus bahasa Indonesia matahari adalah benda angkasa, titik
pusat tata surya berupa bola berisi gas yang mendatangkan terang dan panas pada
bumi pada siang hari.Matahari dalam ilmu sains dikenal dengan benda angkasa atau
planet yang menjadi titik pusat peredaran tata surya, berbentuk bola berisi gas
hydrogen yang berfijar memberikan terang dan panas pada benda angkasa
diseelilingnya termasuk bumi. Matahari adalah bintang terdekat dan penyedia
energi yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan di bumi. Matahari kita adalah
bintang daret utama sebuah bola gas utama raksasa berdiameter 1,4 juta km yang
intinya cukup padat untuk menghasikan reaksi termonuklir, tekanan keluar dari
ledakan nuklir yang terus berlangsung itu ditahan oleh kekuatan yang sama besar
oleh intraksi gravitasi antara atom yang bertindak meruntuhkan bintang ke arah
dalam, sehingga menghasikan tekanan keseimbangan yang stabil. Menurut teori
heliosentris, Matahari merupakan pusat peredaran benda-benda langit di dalam tata
surya kita. Planet Bumi selain berputar pada porosnya, bersama dengan Bulan
bergerak mengitari Matahari melalui lintasan khayal berbentuk ellips, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hukum Kepler.

3.1.1.Deklinasi Matahari

Deklinasi Matahari Merupakan jarak posisi Matahari dengan ekuator atau


khatulistiwa langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu.

2.2. Bulan
Bulan berasal dari bahasa Latin “luna” yang kemudian sering disebut
“lunar”. Bulan adalah satelit alam satu-satunya milik Bumi yang merupakan
satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya.28 Bulan adalah satu-satunya benda
langit pengikut Bumi berdiameter 3.480 km, Bulan beredar mengelilingi Bumi
pada jarak rata-rata 384.421 km.1 Keadaan di Bulan ini dingin dan kering,
temperatur terendahnya bisa mencapai 177 derajat di bawah nol dan suhu
panasnya ketika Matahari memancarkan pada sebagian daerahnya bisa
mencapai 184 derajat di atas nol. Karena perbedaan yang sangat ekstrim inilah
sehingga secara lahiriyah planet ini tidak dapat dihuni oleh makhluk hidup.
Massa jenis Bulan (3.4 g/cm3) adalah lebih ringan dibandingkan dengan
massa jenis Bumi ( 5.5 g/cm3 ), sedangkan massa Bulan hanya 0.012 massa
Bumi. Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi
disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan yang
mengelilingi Bumi, jarak Bulan dan Matahari: 149.615.600 km, sedangkan
umur Bulan adalah 4.420.000.000 tahun.
2.2.1. Fase-Fase Buan
Secara umum bulan memiliki empat fase utama yaitu: (1) Bulan baru (new
Moon), (2) Kuartal Pertama (1st quarter), (3) Bulan purnama (full Moon), (4)
Kuartal ketiga atau terakhir (3rd quarter atau last quarter).
Secara keseluruhan, ada delapan fase, selain fase utama dan fase antara.
Delapan fase ini dapat dibedakan dalam proses sejak hilal muncul hingga tidak
ada Bulan. Pada dasarnya ini merupakan delapan tahap bagian Bulan yang
terkena sinar Matahari dan kenampakan geometris bagian Bulan yang dapat
dilihat dari Bumi bagian kita berada.Adapun kedelapan fase bulan tersebut
yaitu:
a. Fase Pertama
Fase pertama ini dimana Bulan yang terkena sinar Matahari hanya sedikit
sekali, berbentuk sabit dan semakin hari semakin membesar, dalam ilmu
astronomi, proses semakin besarnya Bulan ini dinamakan waxing crescent
Moon.Bulan baru terbit di sebelah timur hampir bersamaan dengan terbitnya
Matahari, dan berada di tengah langit juga sekitar waktu tengah hari dan
tenggelam juga hampir bersamaan dengan tenggelamnya Matahari di Barat,
namun saat Matahari terbit hingga hampir tenggelam, kita tidak dapat melihat
Bulan sabit karena intensitas cahayanya kalah dengan sinar Matahari, baru
ketika menjelang Matahari tenggelam Bulan sabit akan tampak karena
intensitas cahaya Matahari sudah melemah.
b. Fase kedua
Fase kedua, Bulan sabit mulai begerak dari hari ke hari hingga posisi Bulan
sabit semakin tinggi di atas horizon. Sekitar tujuh hari sejak awal bulan, bagian
Bulan yang terkena sinar Matahari semakin bertambah besar hingga Bulan
akan tampak dari Bumi dengan bentuk setengah lingkaran.34 Fase ini
dinamakan kuartal pertama atau tarbi‘ al-awwal.
Pada tahap kedua, Bulan terbit dan tenggelam lebih lambat dari Matahari,
sekitar 6 jam. Terbit di ufuk Timur pada tengah hari, berada di tengah langit
di sekitar Matahari tenggelam, dan tenggelam sekitar tengah malam di ufuk
Barat
c. Fase Ketiga
Bulan akan tampak semakin besar dalam beberapa hari mendatang. Fase ini disebut
waxing humped moon atau waxing gibbous moon dalam astronomi. Waktu terbit Bulan
semakin
terlambat dibandingkan dengan Matahari. Sekitar jam 15:00 bulan baru akan terbit di ufuk
Timur, sekitar jam 21:00 tepat berada di tengah. dan Sekitar jam 03:00 pagi, bulan akan
tenggelam di ufuk Barat.
d. Fase Keempat
Pada pertengahan Bulan (sekitar tanggal 15 bulan qamariah), sampailah pada saat
Bulan mencapai titik oposisi38 dengan Matahari. Bagian Bulan yang menerima sinar
Matahari hampir semuanya terlihat dari Bumi, dan Bulan tampak seperti bulatan penuh.
Kondisi ini dinamakan Bulan purnama atau full Moon. Pada kondisi bulan purnama,
Bulan terlambat sekitar dua belas jam dari Matahari. Bulan terbit saat Matahari tenggelam,
berada di tengah malam, dan tenggelam ketika Matahari terbit
e. Fase Kelima
Bagian Bulan yang terkena sinar matahari semakin mengecil sejak Bulan purnama atau
gerhana, tetapi ini terjadi di sisi lain Bulan. Dalam bidang astronomi, dikenal sebagai bulan
waning humped atau bulan waning gibbous. Pada tahap ini, Bulan sekitar 9 jam lebih awal
daripada Matahari, atau 15 jam lebih lambat. Bulan terbit di ufuk Timur sekitar jam 21:00,
berada di tengah sekitar jam 03:00 pagi, dan tenggelam di ufuk Barat sekitar jam 09:00
pagi.
f. Fase Keenam
Bentuk bulan yang dapat dilihat dari Bumi semakin mengecil karena bulan bergerak terus-
menerus. Sekitar tujuh hari setelah bulan purnama, bulan akan tampak separuh seperti
kuartal pertama, tetapi pada arah yang sebaliknya. ni disebut dengan kuartal terakhir atau
Tarbi‘ aṡ-Ṡani. Pada tahap ini, Bulan terbit lebih awal sekitar enam jam dari Matahari. Ini
berarti bahwa sekitar tengah malam Bulan terbit di ufuk Timur, tepat di tengah langit
sekitar Matahari terbit, dan tenggelam di ufuk Barat sekitar tengah hari.
g. Fase Ketujuh
Memasuki akhir minggu ke-4 sejak hilal, bentuk permukaan Bulan yang terkena sinar
Matahari semakin mengecil hingga membentuk Bulan sabit tua. Bulan terbit sekitar 9 jam
lebih awal daripada Matahari. Terbit di ufuk Timur sekitar jam 03:00 pagi, tepat di tengah
langit sekitar jam 09:00 dan tenggelam di ufuk Barat sekitar jam 15:00.
h. Fase Kedelapan
Pada posisi ini, Bulan persis berada di antara Bumi dan Matahari (ijtimak), maka seluruh
bagian Bulan yang tidak menerima sinar Matahari sedang persis menghadap ke Bumi.
Dengan demikian, bagian Bulan yang menghadap ke Bumi semuanya gelap. Hal ini disebut
dengan muḥak atau Bulan mati. Pada tahap ini, bulan terbit di ufuk Timur sekitar jam
06:00. Pada tengah hari, ia akan berada di tengah langit, dan sekitar jam 18:00 akan
tenggelam di ufuk Barat.
2.3. Bumi
Dalam sistim tata surya, Bumi merupakan planet urutan ke-3 dari Matahari dan planet
terbesar ke-5. Bumi terbentuk kurang lebih 4,54 miliar tahun yang lalu, mengalami proses
pemadatan dan perubahan bentuk dari spiral gas menjadi bentuk bola pepat padat selama
kurang lebih 10 sampai 20 juta tahun. Bumi merupakan planet yang memiliki karakter dan
komponen sangat unik, yaitu: (a) Adanya air dalam wujud cair. (b) Adanya air dalam tiga
wujud; padat, cair dan gas. (c) Adanya lempeng tektonik yang aktif. (d) Adanya kehidupan.
Bumi memiliki gaya gravitasi permukaan yang tinggi, medan magnet yang terkuat, tercepat
dalam berotasi, dan kemungkinan merupakan satu-satunya planet yang lempeng
tektoniknya aktif. Bumi juga memiliki densitas yang paling tinggi di dalam Sistem Tata
Surya, yaitu 5,515 g/cm3 , lebih berat sedikit dibandingkan dengan planet Mercury yang
berdensitas 5,427 g/cm3. Bumi memiliki luas permukaan lebih 510 juta km persegi dengan
permukaan air 71% dan permukaan berupa daratan 29%, Bentuk dari planet Bumi
sesungguhnya tidaklah berbentuk seperti bola yang bulat sempurna, melainkan agak sedikit
lonjong atau berbentuk oval.
3.TATA KOORDINAT
I. TATA KOORDINAT HORIZON
1. Macam- macam Horizon Ada 3 jenis horison:
a. Horison Kodrat (kaki langit/cakrawala) Yaitu batas khayal yang seolah-olah
menjadi batas pertemuan langit dan bumi, hal ini dapat kita lihat di laut atau daratan yang
luas
b. Horison Semu Yaitu bidang yang rata-rata menyinggung bumi yang dapat kita tarik
dari tempat kita berdiri antara kaki kita dengan tanah dan tegak lurus pada garis vertikal.
c. Horizon Sejati Yaitu bidang yang melalui titik pusat bumi yang tegak lurus kepada
garis vertikal, sejajar dengan horison semu dan membelah bumi serta bola langit atas 2
bagian yang sarna. Setiap tempat di bumi mempunyai horizon masing-masing. Dalam
pelajaran berikutnya horison sejatilah yang kita maksudkan dengan horizon.

1.1. Istilah pada TATA KOORDINAT HORIZON


a. Garis Vertikal, merupakan garis yang ditarik melalui antara kedua kaki kita searah
dengan garis unting-unting
b. Lingkaran Vertikal Lingkaran vertikal merupakan lingkaran yang dibuat dengan
garis vertikal sebagai garis tengah
c. Lingkaran Meridian Lingkaran meridian ialah lingkaran vertikal yang melalui titik
utara dan selatan.
d. Lingkaran Vertikal Pertama Lingkaran vertikal yang melalui titik timur dan barat
disebut lingkaran vertikal pertama e. Azimut suatu benda antariksa adalah busur atau sudut
sepanjang horison yang dihitung mulai dari titik selatan sampai titik perpotongan tinggi
bintang (K1) Azimut ini dihitung dari 0° sampai 360° , mulai dari titik Selatan melalui
Barat, Utara dan Timur
f. Tinggi bintang adalah busur yang diukur sepanjang lingkaran vertikal yang dihitung
dari titik potong horizon pada lingkaran vertikal sampai bintang tersebut. (0 – 90 º)
g. Jarak zenit adalah busur yang diukur sepanjang lingkaran vertikal yang melalui
bintang dihitung dari bintang tersebut sampai titik zenit. Apabila tinggi benda antariksa
disebut t dan jarak zenit disebut z; maka : t + z = 90 º
2. TATA KOORDINAT EQUATOR / KATULISTIWA LANGIT

Dalam menentukan kedudukan benda-benda antariksa pada tata koordinat equator : .


a. Ascencio Recta (kenaikan tegak) sebagai absisnya / X
b. Deklinasi sebagai ordinatnya / Y
3. TATA KOORDINAT EQUATOR
▪ Sumbu langit (KLU – KLS) perpanjangan sumbu bumi (KU – KS)
▪ Sumbu langit tegak lurus pd bidang EQUATOR/KHATULISTIWA LANGIT
▪ Karena bumi berputar pd porosnya (rotasi) dr Barat ke Timur, maka seolah2 bola langit
berputar pd porosnya ke arah sebaliknya.
▪ Jadi semua benda2 langit kelihatannya seolah2 beredar berpusatkan sumbu langit dari
Timur ke arah Barat
▪ Itulah sebabnya jalan peredaran bintang2 semuanya berporoskan sumbu langit serta
sejajar equator langit
◼ Karena sumbu bumi membentuk sudut 66,5º dg bidang ekliptika, mk sumbu langitpun
membentuk 66 1/2º juga dg bidang ekliptika.
◼ Maka ekliptika dg equator langit akan membentuk 23 1/2º sehinggga akan berpotongan
pd 2 titik, yaitu pd VERNAL EQUINOX & pd AUTUMAL EQUINOX
◼ Semua lingkaran pd bola langit, yg menghubungkan KLU dg KLS disebut
LINGKARAN DEKLINASI
◼ Lintang tempat menunjukkan letaknya tempat itu thd EQUATOR. Ada 0º - 90º LU / LS
◼TinggiKutub:tingginyakutublangitdiatashorison

1. MERIDIAN LANGlT suatu tempat ialah bidang yang melalui pusat bumi terletak
tegak lurus pada horizon dan melalui Zenit/Nadir tempat itu, kedua Kutub Utara/Selatan langit
dan kedua titik Utara/Selatan. (Pengertiannya serupa dengan pada susunan Kordinat Horizon,
hanya ditambah pengertian Kutub Utara/Selatan).
2. HORIZON, tegak lurus pada garis Vertikal dan juga melalui titik pusat bumi. Titik
Utara/Selatan, Timur/Barat terletak pada horizon, yaitu pada perpotongannya dengan bola
langit.
3. SUMBU LANGIT, ialah sumbu tempat berputar bola langit. Sumbu ini adalah
kepanjangan sumbu bumi.
4. KUTUB UTARA dan KUTUB SELATAN LANGIT, ialah kedua titik perpotongan
sumbu langit dengan bola langit.
5. TINGGI KUTUB, ialah.busur meridian langit antara horizon & kutub. Busur ini
berada di atas horizon.
6. LINTANG GEOGRAFIS / TEMPAT, ialah busur pada meridian langit antara Zenit
& Equator ( ZE)LG = Tinggi Kutub
7. EQUATOR LANGIT (Khatulistiwa langit) ialah lingkaran besar yang bidangnya
melalui titik pusat bola langit dan tegak lurus pada sumbu langit.Bidang equator ini adalah
perpanjangan bidang equator bumi
8. TITIK TIMUR/BARAT :titik perpotongan lingkaran equator dengan lingkaran
horizon. Kita harus hati-hati menentukan, mana yang titik Timur dan yang titik Barat, di
antara kedua titik perpotongan itu.( INGAT : SBUT)Dapat kita ambil kesimpulan bahwa :
a. equator langit selalu melalui titik Timur dan Barat.
b. meridian langit selalu melalui titik Utara dan Selatan
9. LlNGKARAN DEKLINASI, ialah lingkaran-lingkaran pada bola langit yang ditarik
melalui kedua kutub langit Perbedaannya ialah :a. Lingkaran Vertikal bergaris tengahkan
garis Vertikal dan tegak lurus pada Horizon.b. Lingkaran Deklinasi bergaris tengahkan sumbu
langit, dan tegak lurus pd Equator langit
10. DEKLINASI SUATU BINTANG :sepotong busur lingkaran deklinasi yang diukur
dan titik perpotongan equator langit pada lingkaran deklinasi itu sampai bintang itu sendiri
DEKLINASI POSITIF : EQ KLU Di belahan UTARA langit dr 0º - 90ºyi : dr Equator
Langit sampai KLU
DEKLINASI NEGATIF : EQ KLS Di belahan SELATAN langit dr 0º - 90ºyi : dr
Equator Langit sampai KLS
11. TITIK ARIES (TITIK RAM/DOMBA/ TITIK MUSIM BUNGA)Salah satu titik
diantara 2 buah titik perpotongan ekliptika & equator langit.Bergeser sepanjang EQUATOR
LANGIT (menurut penglihatan kita dr bumi) Disebut TITIK MUSIM BUNGA, karena pd
hari permulaan musim ini di sebelah UTARA BUMI, Matahari bersinar dr titik ini (21
MARET tiap tahun) TITIK ARIES inilah yg ditetapkan sbg TITIK DASAR, supaya lebih
mudah menentukan LETAK BINTANG-BINTANG yang berserak di bola langit. JARAK2
antara TITIK ARIES dg bintang yg lain di bola langit adalah TETAP
(KONSTAN), Karena mereka bergeser bersama2 dg kecepatan yg sama

(men.PenglihatankitadrBUMI)

12. ASCENTIO RECTA (KENAIKAN TEGAK/LURUS)TITIK ARIES K2 Busur pd


EQUATOR Langit yg dihitung dari TITIK ARIES sampai TITIK KAKI DEKLINASI
(K2)ARAH NEGATIF ( - ) dr A K2Dari B T Besarnya 0º - 360º
13. JAM / WAKTU BINTANG (WB)WB Aries Hari Bintang : jam 0 wb pd saat titik
Aries BERKULMINASI TERTINGGI (TKA) Jumlah JAM WB :Jumlah jam yg berlaku pd
bintang tsb (dr TKA ke TKA lagi) = 24 jam WB
1 jam WB = 360º / 24 = 15 º
14. SUDUT JAM BINTANG Busur pd EQUATOR LANGIT yang dihitung dari
kulminasi atas sampai pd titik kaki bintang.WB = SJB + AR
15. TITIK KULMINASI Titik Perpotongan lingkaran jalan pergeseran bintang itu dg
meridian langit tempat pemeriksa.Lingkaran ini memotong MERIDIAN LANGIT di dua titik
: TKA & TKB Setiap bintang (jg TITIK ARIES) berada pd TKA sekali dlm 24 jam &
Lingkaran pergeserannya adl. SEJAJAR dg EQUATOR LANGIT.
16. TINGGI KULMINASI Jika suatu bintang sedang berada pd TKA nya maka busur
yg terpendek dari horison ke bintang itulah TINGGI KULMINASi Bagi suatu tempat yg
tertentu ada 3 macam kemungkinan tentang KULMINASI suatu bintang:
a. Kulminasi Atas & Bawah tetap di atas Horizon :BINTANG SIRKUMPOLAIR
b. Kulminasi Atasnya berada di atas horizon & Kulminasi Bawahnya di bawah horizon
(kadangkadang kelihatan, kadang tidak)
c. Kulminasi Atas & Bawah tetap di bawah horizon (tidak pernah kelihatan).
BAB II
PENUTUP
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT. Penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa
syukur karena telah menyelesaikan makalah ini. Meskipun telah berupaya dengan
optimal, penulis yakin masih ada kekurangan dan kelemahan makalah ini dari
berbagai sisi. Namun demikian penulis berdo’a dan berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas saran
dan kritik konstruktif untuk kebaikan dan kesempurnaan tulisan ini, penulis ucapkan
terima kasih. Wallahu a’lam bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta, Liberty, 1983.


Abdurrazak Nofal, Langit dan Para Penghuninya, Jakarta, Bulan Bintang,1976.
Ahamad Izzuddin, Fikih Hisab Rukyat di Indonesia, Yogyakarta, Logung Pustaka,
2003
A. Jamil, Ilmu Falak ( Teori dan Aplikasi), Jakarta, Amzah, 2009
Abdullah, Taufik, dan KK, Sejarah Umat Islam Indonesia, Jakarta, Yayasan Pustaka
Umat, 2003.
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, IV; Jakarta : Bulan
Bintang, 1990.
Ash-Shiddiqy, Hasbi TM. Pedoman Shalat, Edisi Lengkap. Semarang : Pustaka
Reski, 2001
Sayyib Sabiq, Fikih Sunnah I, Bandung : PT. al-Ma’arif, 1990
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Edisi Revisi 2006,
Jakarta : CV. Pustaka Agung Harapan.

Anda mungkin juga menyukai