0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan10 halaman

LP Diare Osce

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Disusun oleh:

Mita Riawati (2214401096)

PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PAMENTAS
JAKARTA
1. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja berbentuk cair
atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat (Markum, 2008).
Menurut WHO (2014), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari dan
diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan
atau tanpa lendir dan darah (Alimul H, 2006).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Potter & Perry. 2006)
Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekwensi defekasi
(lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g per hari) dan
perubahan konsistensi (cair) (Brunner&Suddart, 2014).
Dapat disimpulkan diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan
atau tanpa lendir dan darah.

2. ETIOLOGI
Etilogi diare menurut Brunner&Suddart (2014):
a. Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak).
c. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
d. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran
dimasak kutang matang.
e. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
f. Medikasi tertentu, formula untuk pemberian makanan melalui selang,
gangguang metabolisme dan endokrin, deficit sfingter anal, sindrom Zollinger-
Ellison, ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.
3. TANDA dan GEJALA
Tanda dan Gelaja diare menurut Brunner&Suddart (2014):
a. Peningkatan frekwensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia dan rasa
haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak efektif (tenemus)
setiap kali defekasi.
c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
d. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar
e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan kolitis atau
inflamasi
f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis insufisiensi
pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi neuropatik diabetik.

4. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan
osmotic, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehinga timbul
diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan
motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila
peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup
kedalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
5. PATHWAY

Faktor infeksi F.malabsorbsi F.makanan F.Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk dan meningk. Tekanan toksin tak dapat cemas


berkembang osmotik diserap
dalam usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

DIARE

Frekuensi BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elektrolit integritas kulit


berlebihan perianal

gangguan kes. cairan As. Metabl mual, muntah


dan elektrolit

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan menurun

Gangguan Oksigensi BB menurun

Gangguan Tumbang
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
- feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3
menurun )
- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis menurut Brunner&Suddart (2014):
a. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol gejala, mencegah
komplikasi, dan menyingkirkan atau mengatasi penyakit penyebab
b. Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-imflamasi) dan antidiare
(misalkan pemberian loperamida (imodium)), defiknosilit (limotil) dapat mengurangi
tingkat keparahan diare.
c. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat diprogramkan
d. Antimikroba diprogramkan ketika agens infeksius telah teridentifikasi atau diare
tergolong berat
e. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien yang sangat muda atau
pasien lansia.
f. Terapi obat menurut Markum (2008):
- obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
- obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
- antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta.

8. KOMPLIKASI

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
vili mukosa, usus halus
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan
9. PENGKAJIAN

a. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus
merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas
aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman
enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga
berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
b. Keluhan Utama: BAB lebih dari 3 x
c. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut),
lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka
panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA, ISK, OMA campak.
e. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada
anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
f. Riwayat Kesehatan Keluarga: Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
h. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
skunder terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap
diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus
menerus.
6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.

11. INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan 1. Monitor status 1) Mengevaluasi
tindakan hidrasi keadaan umum
keperawatan selama (kelembaban pasien
3 x 24 jam, membran mukosa,
diharapkan cairan nadi adekuat,
dan elektrolit klien tekanan darah
seimbang dengan ortostatik), jika 2) Mengoptimalkan
kriteria hasil: diperlukan. masukan oral
1) Turgor kulit 2. Dorong masukan 3) Memberikan
elastis oral suplai cairan
2) Intake dan tubuh
output cairan 3. Kolaborasikan
seimbang pemberian cairan
3) Membrane intravena IV
mukosa lembab

b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan


intake makanan
c.

Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan 1) Kaji status nutrisi 1) Untuk
tindakan pasien menentukan
keperawatan selama intervensi yang
3 x 24 jam akan diberikan
diharapkan 2) Jaga kebersihan 2) Mulut yang
pemenuhan mulut, anjurkan bersih dapat
kebutuhan nutrisi untuk selalu meningkatkan
klien tercukupi melakukan oral nafsu makan
dengan kriteria hygiene
hasil: 3) Makan sedikit
3) Anjurkan pasien
1) Intake nutrisi demi sedikit
makan sedikit tapi
tercukupi dapat
sering
2) Asupan meningkatkan
makanan dan intake nutrisi
cairan tercukupi 4) Berikan informasi 4) Informasi yang
yang tepat diberikan dapat
terhadap pasien memotivasi
tentang kebutuhan pasien untuk
nutrisi yang tepat mrningkatkan
dan sesuai intake nutrisi,
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban

Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan 1) Memonitoring 1) Dengan
tindakan kulit yang memonitoring
keperawatan selama memerah dan area kulit yang
3x24 jam terjadi kerusakan merah dan
diharapkan terjadi kerusakan
integritas kulit untuk
pasien teratasi mengurangi
dengan kriteria resiko dekubitus
hasil: 2) Menjaga linen agar 2) Agar tidak ada
1) Tidak ada luka tetap bersih, penekanan
pada kulit kering, dan tidak beberapa bagian
2) Perfusi jaringan mengkerut kulit
baik 3) Mobilisasi klien 3) Dapat
tiap 2 jam mengurangi
penekanan

e. Ansietas berhubungan perubahan dalam status kesehatan

Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Setelah dilakukan 1) Gunakan teknik 1) Klien akan lebih
tindakan dan komunikasi nyaman bisa
keperawatan selama yang terapeutik terbuka
1 x 15 menit, 2) Dorong klien
diharapkan tingkat untuk 2) Dengan
ansietas klien emngungkapkan mengungkapkan
berkurang dengan perasaannya dan perasaan
kriteria hasil: hal yang terhadap
1) Klien mampu dicemaskan seseorang
mengungkapkan membuat klien
rasa cemasnya 3) Anjurkan klien lebih nyaman
2) Klien menggunakan 3) Pikiran yang
menunjukkan teknik relaksasi rileks akan
ekspresi wajah, 4) Hadirkan orang mengurangi
bahasa tubuh, tua di dekat klien kecemasan
dan tingkat 4) Dengan hadirnya
kecemasan yang orang tua klien
berkurang akan membuat
klien merasa
aman dan
nyaman
DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta


Brunner&Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 12. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2006. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 7.
EGC. Jakarta.
Markum.AH. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
NANDA. 2012-2014. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Suryanah. 2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN STASE ANAK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

Disahkan Pada:
Hari/Tanggal :

Mengetahui:
Mahasiswi

(Ni Luh Made Ayu Sintia Dewi)


NIM: 15160048

Menyetujui:

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai