Struktur Dan Fungsi Sistem Pernapasan Manusia
Struktur Dan Fungsi Sistem Pernapasan Manusia
Struktur Dan Fungsi Sistem Pernapasan Manusia
8 Manusia
IPA
3. Frekuensi Pernapasan
beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan di antaranya
adalah umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh.
a. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin
rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
b. Jenis kelamin, pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih
banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada
laki-laki juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses metabolisme
pada laki-laki jauh lebih tinggi daripada perempuan.
c. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi
pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan proses metabolisme
di dalam tubuh, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan oksigen dan
pengeluaran CO2.
d. Posisi tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang harus ditanggung oleh
organ tubuh. Pada saat posisi tubuh berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi
untuk menghasilkan tenaga yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak berdiri.
Sedangkan pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat tubuh
disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak membutuhkan
banyak energi, dengan demikian frekuensi pernapasannya rendah.
e. Kegiatan atau aktivitas tubuh, orang yang melakukan aktivitas memerlukan
lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan
aktivitas seperti duduk santai atau tiduran. Ketika tubuh memerlukan banyak
energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga frekuensi
pernapasan meningkat.
4. Volume Pernapasan
Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam
sebagai berikut.
a. Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh
melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal), volumenya sekitar 500
mL.
b. Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi
biasa. Volume cadangan ekspirasi sekitar 1.500 mL.
c. Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi secara biasa.
Volume cadangan inspirasi sekitar 1.500 mL.
d. Volume residu, yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru
meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal, volumenya sekitar
1.000 mL.
e. Kapasitas vital paru-paru, yaitu total dari volume tidal + volume cadangan
ekspirasi + volume cadangan inspirasi. Kapasitas vital paru-paru sekitar
3.500 mL.
f. Kapasitas total paru-paru, yaitu volume udara yang dapat ditampung secara
maksimal dalam paru-paru. Volume kapasitas total paru-paru yaitu volume
kapasitas vital paru-paru + volume residu, volumenya sekitar 4.500 mL.
B. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya untuk
Mencegah atau Menanggulanginya
1. INFLUENZA
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Influenza virus
(Gambar 8.8). Gejala umum influenza yaitu, demam dengan suhu lebih dari
39oC, pilek, bersin-bersin, batuk, sakit kepala, sakit otot, dan rongga hidung
terasa gatal. Dengan kondisi hidung tersumbat, penderita influenza akan
kesulitan untuk bernapas. Virus influenza keluar dari tubuh seseorang
bersamaan dengan batuk dan pilek, kemudian disebarkan melalui udara. Selain
itu, virus juga dapat menular ketika seseorang menyentuh permukaan yang
terkontaminasi virus, kemudian orang tersebut menyentuh mulut dan mata.
Agar kamu tidak mudah tertular virus influenza, sebaiknya kamu selalu
menggunakan masker ketika berkendaraan dan rajin mencuci tangan dengan
menggunakan sabun sebelum makan.
2. TONSILITIS
Secara normal, tonsil (amandel) akan menyaring virus dan bakteri yang
akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan atau udara. Apabila
daya tahan tubuh dalam kondisi lemah, virus dan bakteri akan menginfeksi
tonsil sehingga dapat menyebabkan penyakit tonsilitis. Gejala tonsilitis yaitu
sakit tenggorokan, tonsil mengalami peradangan, batuk, sakit kepala, sakit pada
bagian leher atau telinga, dan demam. Virus yang dapat menyebabkan
tonsilitis yaitu Adenovirus, Rhinovirus, Influenza, dan Corona virus. Golongan
bakteri yang menyebabkan tonsilitis pada umumnya bakteri Streptococcus.
3. FARINGITIS
Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti virus,
bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat menyebabkan faringitis misalnya,
Adenovirus, Orthomyxovirus, Rhinovirus, dan Coronavirus. Banyak bakteri
yang dapat menginfeksi faring, salah satunya yaitu Streptococcus pyogenes.
Perhatikan Gambar 8.10! Selain disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan
jamur, faringitis juga dapat disebabkan oleh zat kimia yang dapat mengiritasi
jaringan pada faring. Faringitis merupakan penyebab umum sakit tenggorokan.
Orang yang menderita faringitis biasanya disertai dengan radang tonsil
(amandel), yang menyebabkan rasa nyeri saat menelan makanan. Penanganan
faringitis yaitu dengan memberi antibiotik dan anti-fungi untuk membunuh
bakteri serta jamur yang menginfeksi faring. Selain itu, tentu harus ditambah
dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, agar sistem pertahanan tubuh
menjadi lebih kuat.
4. PNEUMONIA
Pneumonia merupakan infeksi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan
parasit lainnya. Namun, umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumoniae. Pada paru-paru penderita pneumonia terdapat cairan yang kental.
Cairan tersebut dapat mengganggu pertukaran gas pada paru-paru. Hal ini
menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang. Gejala dari
penyakit pneumonia yaitu demam, batuk berdahak, tidak enak badan, sakit
pada bagian dada, dan terkadang mengalami kesulitan bernapas. Penyakit
pneumonia dapat ditularkan melalui udara ketika penderita pneumonia batuk
maupun bersin. Oleh karena itu, ketika kamu pergi ke rumah sakit untuk
menjenguk teman atau saudara yang dirawat di rumah sakit, sebaiknya kamu
menggunakan masker. Penanganan pneumonia dapat dilakukan dengan
memberikan antibiotik, obat pembuat saluran napas menjadi lebar
(bronkodilator), terapi oksigen, dan penyedotan cairan dalam paru-paru.
Gambar 8.12 merupakan perbandingan antara alveolus orang sehat dengan
alveolus penderita pneumonia
5. Tuberculosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Selain menginfeksi paru-paru, bakteri ini juga dapat menginfeksi bagian lain
dari tubuh. Perhatikan Gambar 8.13! Ketika bakteri tersebut masuk ke dalam
paru-paru, bakteri akan menyebabkan infeksi sehingga memicu sistem imun
untuk bergerak menuju area yang terinfeksi dan segera “memakan” bakteri
tersebut agar tidak menyebar luas. Jika sistem imun lemah, maka bakteri dapat
masuk ke dalam peredaran darah dan sistem limfa untuk menginfeksi organ
lain.