Esai Akuntansi Sektor Publik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

ESAI NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)

"TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK: TINJAUAN MENDALAM TERHADAP


NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) DAN PARADIGMA BARU DALAM
PEMBANGUNAN BANGSA

"Dosen Pengampu : Anisatun Humayrah Rais, S.Pd., M.Ak

Disusun Oleh : Muhamad Rasul Haris (220901501087)

AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PEMBAHASAN

A. Pengertian New Public Management (NPM)


New Public Management (NPM) adalah sistem manajemen terdistribusi yang
menggabungkan metode manajemen baru seperti perbandingan biaya, manajemen lean, dan
pemantauan. Istilah “Manajemen Publik Baru” (NPM) mengacu pada privatisasi kegiatan
pemerintah semaksimal mungkin. Manajemen Publik Baru (NPM) umumnya dianggap
sebagai pendekatan administrasi publik yang menggunakan pengetahuan dan pengalaman
dari disiplin ilmu dan bidang administrasi lain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan publik di dunia saat ini. Fokus administrasi publik yang baru adalah administrasi
sektor publik, yang lebih fokus pada masalah profesional daripada masalah hukum.
Penerapan paradigma baru administrasi publik mempunyai beberapa implikasi bagi
pemerintah, antara lain perlunya peningkatan efektivitas, efisiensi dan pengendalian
anggaran pengadaan.
Dengan bantuan New Publik Manajemen, manajemen sektor publik telah melakukan
perubahan besar dari sistem tradisional yang ketat, hierarkis, dan kontrol ketat menjadi
sistem yang lebih fleksibel dan lebih dari 12 kali lebih sesuai untuk pasar. Perubahan-
perubahan tersebut bukanlah perubahan yang kecil dan dangkal. Kebijakan seperti ini
melemahkan posisi pemerintah, khususnya dalam hubungan negara dengan masyarakat.
(Teori New Public Management (NPM), t.t.)

B. Prinsip New Publik Management (NPM)


Prinsip New Public Management (C. Hood, 1991) :
a. Lebih memperhatikan pemeriksaan dibandingkan pemeriksaan.
b. Perubahan terhadap praktik yang ada harus mengikuti standar yang jelas.
c. Penekanannya adalah pada analisis hasil daripada prosedur.
d. Kami akan meningkatkan persaingan di sektor publik.
e. Menerapkan strategi manajemen tambahan yang digunakan di sektor sekunder untuk
meningkatkan pelayanan publik.
f. Fokusnya kini beralih ke organisasi sektor publik yang lebih kecil.
g. Menekankan disiplin dan ekonomi dalam penggunaan sumber daya sehari-hari (N
Favian, t.t.)..

Prinsip prinsip dari NPM tersebut, meliputi:

a. Penekanan pada keterampilan manajemen profesional dalam mengelola suatu


organisasi;
b. Standar organisasi yang konsisten dan terukur, termasuk pernyataan tentang
kinerjanya, termasuk tujuan, sasaran dan indikator.
c. Menggunakan hasil pengendalian input sebagai output dalam proses birokrasi yang
seluruhnya dievaluasi dengan menggunakan indikator kinerja kuantitatif.
d. Hasil dari sistem administrasi terpusat, seperti desentralisasi entitas publik menjadi
entitas
e. Penekanan pada peningkatan persaingan di sektor publik, seperti menghemat uang
dan mencapai standar yang tinggi melalui kontrak, dll.;
f. Penekanan pada praktik manajemen yang serupa dengan perusahaan swasta seperti
kontrak kerja jangka pendek, rencana pengembangan usaha dan rencana aksi
g. Penekanan pada ekonomi, efisiensi dan lebih banyak dengan lebih sedikit (N
Favian, n.t.).
C. New Public Management (NPM) sebagai Opsi Perbaikan Proses Bisnis
NPM memiliki investasi yang kuat dalam organisasi internal, sebagaimana
dibuktikan dengan upaya untuk meningkatkan standar kehidupan kerja di sektor publik,
dengan menggunakan teknologi yang biasanya digunakan di sektor swasta. Elemen kunci
dari model NPM dalam manajemen sektor publik mencakup desentralisasi pelayanan publik,
termasuk outsourcing dan privatisasi; perencanaan daerah, deregulasi lembaga negara dan
peningkatan kapasitas; menekankan efisiensi kerja; imbalan kerja berdasarkan jadwal kerja;
manajemen perjalanan bisnis; pemulihan biaya; kompensasi terkait pekerjaan (kontribusi
pekerjaan); persaingan dalam penyediaan pelayanan publik; dan praktik yang berorientasi
pada karyawan. (Haryani dkk., 2023)

D. Peran Signifikan New Public Management (NPM) dalam Tata Kelola Pemerintahan

Konsep Baru Manajemen Publik (NPM) merupakan respon terhadap perubahan


mendasar dalam manajemen sektor publik, dengan fokus pada efektivitas dan efisiensi
pengadaan publik. Hal ini menekankan perubahan nilai tukar dan penyediaan layanan
publik. Terkait pertukaran mata uang, NPM merekomendasikan perubahan sistem
tradisional yang kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi sistem yang lebih fleksibel dan
berfokus pada kebutuhan masyarakat (Mardiasmo, 2009). Namun dalam konteks pelayanan
publik, NPM mengubah paradigma tradisional administrasi publik dan lebih fokus pada
peningkatan standar pelayanan publik untuk mendorong saling pengertian.

Sebagaimana dicatat oleh Hood (1991), salah satu aspek terpenting NPM adalah
perlunya standar kinerja dan laporan kemajuan yang jelas. Tujuan dari standar ini adalah
untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan mematuhi standar kualitas tertinggi dan
praktik terbaik. Pemantauan kinerja pegawai diperlukan untuk menilai seberapa baik
organisasi berhasil mencapai tujuan dan sasaran kerjanya. Menurut Bovaird dan Loeffler
(2015), NPM mendorong sektor publik menjadi lebih fleksibel dan kompetitif, serta
menjadikan administrasi publik lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, kelas
pekerja, dan kelas pekerja dengan layanan yang hemat biaya. , Mengesankan dan efektif.
perbaikan yang efektif (rasio harga-kualitas). Dari sisi regulasi, Undang-undang Bantuan
Umum Nomor 25 Tahun 2009 menekankan bahwa setiap negara mempunyai kewajiban
untuk memberikan pelayanan kepada setiap warga negaranya sesuai dengan prinsip-prinsip
Konstitusi Republik Indonesia 1945.

Rekor nasional Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan


meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan dan hak dasar seluruh warga negara dengan memberikan pelayanan
publik yang terbaik baik kepada pekerja ASN maupun non-ASN. Hal ini mencakup
distribusi barang publik, pelayanan publik dan dukungan administratif. (Hariyani dkk.,
2023). (Haryani dkk., 2023)

E. Kerjasama Antara Pemerintahan Digital dan Manajemen Publik


Tujuan utama kotamadya adalah untuk meningkatkan ketersediaan layanan publik di
wilayahnya, dengan fokus pada peningkatan perencanaan kerja dan pemenuhan kebutuhan
penduduk setempat. Untuk mencapai tujuan tersebut, penggunaan sumber daya konstruksi
dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kurang mampu. Reformasi administrasi
dan birokrasi daerah dapat dilaksanakan melalui berbagai cara. Pertama, implementasi
peraturan dan kebijakan pemerintah merupakan landasan penting. Selain itu, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi seperti e-Government dan e-Government juga menjadi
faktor penting untuk meningkatkan efisiensi dan ketersediaan layanan publik. Selain itu,
upaya bersama pemerintah, yang dikenal sebagai “manajemen bersama”, bertindak sebagai
katalis untuk meningkatkan tata kelola di tingkat daerah dan menentukan batas-batas
hubungan antara kota, pemerintah, dan daerah lainnya. sengketa wilayah. (Sholihatin, 2012)
Selain itu, reformasi administrasi ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan
warga terhadap pemerintah dengan menerapkan sistem ketenagakerjaan yang adil, responsif,
dan transparan. Tanggung jawab yang besar juga penting dalam pekerjaan ini. Pengusulan
kebijakan yang komprehensif memerlukan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah,
fokus pada prioritas nasional, dan penciptaan peraturan dan kebijakan yang fleksibel, adaptif
dan kreatif. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas pemerintah
kota dalam memaksimalkan potensi lahannya untuk beroperasi di era yang semakin
kompleks dan berubah. (Shobayari, 2012). (Sholihatin, 2012)

F. Penerapan New Publik Management dalam Reformasi Birokrasi di Indonesia


Pada tahun 1991, terjadi pergeseran paradigma yang signifikan dalam studi
administrasi publik yang diprakarsai oleh Christopher Hood, menandai awal dari apa yang
dikenal sebagai "New Public Management (NPM)" - sebuah konsep modern dalam
manajemen sektor publik yang mulai muncul pada tahun 1980-an dan 1990-an di sejumlah
negara di Eropa. Munculnya NPM mencerminkan respon terhadap ketidakrelevanan model
pendekatan administrasi publik yang tradisional terhadap tuntutan masyarakat serta
perubahan zaman yang cepat. (Hartati, 2020)
Konsep NPM yang diperkenalkan oleh Hood (1991) menyoroti perlunya
mengimplementasikan pendekatan manajemen yang baru dalam sektor publik. Pendekatan
ini mendorong transformasi dalam cara penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik
dilakukan, menjauh dari praktik-praktik yang kuno dan tidak lagi relevan, menuju
pendekatan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta
perkembangan konteks yang dinamis., manajemen administrasi publik harus dijalankan
dengan memperhatikan komponen sebagai berikut :
1. Pengelolaan sektor publik yang profesional
Menurut NPM, lembaga publik harus bertindak profesional. Di sektor publik, manajer
atau direktur mempunyai hak untuk mengelola organisasinya secara transparan. Agar
profesional, manajer sektor publik harus secara jelas mendefinisikan tugas dan peran
serta memutuskan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Untuk
menerapkan prinsip ini, dibuatlah uraian tugas dan peran serta prosedur operasi
standar (SOP) untuk setiap pekerjaan. Kelemahannya adalah standar operasional
prosedur (SOP) tidak ditetapkan secara jelas dan konsisten.
2. Standar Kinerja dan Ukuran Kinerja
Pengelolaan sektor publik yang profesional Menurut NPM, lembaga negara harus
bertindak profesional. Di sektor publik, manajer atau direktur mempunyai hak untuk
mengelola organisasinya secara transparan. Agar profesional, manajer sektor publik
harus secara jelas mendefinisikan tugas dan peran serta memutuskan siapa yang
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Untuk menerapkan prinsip ini, uraian
tugas dan peran serta prosedur operasi standar (SOP) dibuat untuk setiap pekerjaan.
Kelemahannya adalah standar operasional prosedur (SOP) tidak ditetapkan secara
jelas dan konsisten.
SAKIP mencakup banyak sistem terintegrasi, termasuk "sistem perencanaan,
penganggaran dan pelaporan kinerja yang dibangun ke dalam sistem pelaporan
keuangan." Hasil evaluasi SAKIP Wilayah I tahun 2019 (Sumatera, Banten, dan
Kepulauan Jawa Barat) menunjukkan “75 kabupaten/kota mendapat predikat C dan
CC, 76 kabupaten/kota mendapat spesifikasi B, 21 kabupaten/kota mendapat
spesifikasi BB dan hanya 2 kabupaten/kota mendapat spesifikasi BB.
kota.lembaga/kota mendapat spesifikasi B dan spesifikasi BB.lumpur.Lembaga/kota
mengadopsi rencana kesejahteraan masyarakat Diterbitkan pada Rabu (24/11/2020)
Hasil ini menunjukkan bahwa hanya sedikit kota atau kerajaan yang benar-benar
mencoba menerapkan reformasi birokrasi, sehingga para pemimpin akan mengambil
tindakan menuntut lebih sungguh-sungguh cita-cita ASN NPM adalah profesional,
jujur, idealis, semangat belajar, memberikan pelayanan terus menerus kepada
masyarakat dan mampu mengidentifikasi diri sesuai amanahnya ASN.
3. Fokus yang lebih besar pada produksi dan manajemen
Kinerja NPM hanya dapat diterapkan ketika seluruh sumber daya organisasi selaras
dan digunakan untuk mencapai tujuan kinerja, sehingga semua sumber daya harus
diarahkan untuk mencapai hasil. Organisasi harus fokus pada keluaran dan hasil versus
masukan seperti anggaran, personel, dan peralatan. Contoh manajemen kinerja
mencakup penggunaan penganggaran berbasis kinerja, perekrutan berbasis
kompetensi, dan metode lainnya. Menurut Hartat, pada tahun 2020

G. Paradigma New Publik Management: Neo-Ortodoksi Administrasi Negara

Pola Manajemen Publik Baru (NMP) atau New State Administration (ANB)
merupakan upaya para ahli administrasi publik untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapi pemerintah di negara maju dan berkembang akibat krisis. Secara umum, para
ahli tersebut tidak puas dengan pendekatan dan perangkat ilmiah tradisional atau ortodoks
dalam manajemen administrasi publik, yang tidak lagi efektif dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan dan tantangan eksternal yang dihadapi pemerintah dalam melayani
masyarakat secara efektif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para ahli
mengembangkan filosofi baru administrasi publik yang disebut Administrasi Masyarakat
Baru (NMP) atau Administrasi Negara Baru (ANB). Dalam situasi saat ini, NMP/ANB
dapat dilihat sebagai sebuah struktur pemikiran administrasi publik yang bukan lagi sesuatu
yang baru.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah nilai-nilai klasik (ortodoks) dan teori
penguasaan masih ada dalam NMP/ANB. Menurut penulis, NMP/ANB merupakan wujud
dari filosofi manajemen baru yang menekankan pada fungsi internal manajemen untuk
mencapai tujuan, dibandingkan dengan filosofi manajemen lama yang menekankan pada
konsep “respon masyarakat”. Namun menurut Derry Ormond dan Elke Löffler, sangat
penting untuk menghilangkan nilai-nilai dan keyakinan dogmatis serta prasangka dan model
pemerintahan di berbagai negara. Penulis menyebut sikap dan nilai yang dikembangkan
dalam NMP/ANB sebagai “Pemerintahan Baru Ortodoks”.

Alasannya, menurut Ormond dan Löffler, administrasi publik yang


direkomendasikan NMP/ANB sebenarnya tidak ada, sebagaimana tidak ada administrasi
publik ideal yang direkomendasikan Weber. Perbedaan antara ortodoksi dan neo-ortodoksi
dalam administrasi publik sebagian besar terletak pada alat yang digunakan untuk
memecahkan berbagai masalah dalam konteks dan waktu yang berbeda. Pada tahap awal
perkembangan ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan ortodoks administrasi publik
dikembangkan; mereka menangani hubungan antara pemerintah dan masyarakat pada
tingkat kebutuhan dan keinginan dasar. Di sisi lain, nilai-nilai dan sikap neo-ortodoks
terhadap administrasi publik muncul dalam studi administrasi publik jangka panjang. Ide-ide
ini menangani permasalahan dan permasalahan yang lebih kompleks dalam hubungan antara
pemerintah dan masyarakat.

Menjamurnya administrasi publik neo-ortodoks dalam paradigma NMP/ANB


merupakan respon yang jelas terhadap krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dan
belum pernah terjadi sebelumnya yang mengembangkan struktur konsep Nuova Gestione
Pubblica (NMP/ANB). Fernanda Desi, 2006. Oleh karena itu, ortodoksi pemerintahan baru
yang mencakup paradigma NMP/ANB dapat dianggap sebagai domain strategis dan politis
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik.
Meskipun perselisihan dalam masyarakat postmodern menjadi lebih kompleks selama krisis
atau permasalahan politik yang sedang berlangsung, formula dan alat yang dirancang untuk
menyelesaikannya dapat berubah seiring berjalannya waktu. Banyak permasalahan, terutama
yang berasal dari negara-negara maju di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Eropa, menjadi
perhatian dan tantangan terhadap strategi lingkungan berikut:

1. 1. Kurangnya kebijakan nasional untuk menyelesaikan krisis dan permasalahan, yang


berarti pemerintah tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut;
2. Kurangnya sumber daya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti
peningkatan sumber daya manusia dengan meningkatkan pendidikan masyarakat.
3. Terbatasnya kapasitas negara untuk meningkatkan kapasitas administratif dan mesin
negara.
4. Desentralisasi dan otonomi daerah yang lebih besar diperlukan, dan tugas pemerintah
adalah memusatkan berbagai departemen administrasi publik.
5. Pengaruh perubahan nilai terhadap permasalahan internal dan eksternal sistem
administrasi; DAN,
6. Terbatasnya kesempatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi dampak
globalisasi dan meningkatnya persaingan internasional dalam lingkungan
internasional yang tidak pasti;
7. Perubahan yang cepat dan perkembangan teknologi – terutama dalam pergerakan
pertukaran informasi – menantang sistem administrasi untuk menjaga kerahasiaan
dan penutupan.
H. Perkembangan Paradigma NPM

Ideologi baru administrasi publik menciptakan administrasi publik baru. Sebagai


konsep akhir pemerintahan, kita harus mempertimbangkan peningkatan kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia. Selain itu, langkah tersebut merupakan bagian
dari upaya mencari cara baru dalam mengelola manajemen. Hal ini membantu mewujudkan
cita-cita yang terkandung dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pancasila sebagai identitas politik dan ideologi bangsa Indonesia dapat menjadi dasar dalam
membangun pemerintahan publik yang baru. Filosofi baru pemerintahan menekankan pada
pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan publik kepada masyarakat. Ideologi
ini muncul sebagai akibat dari kritik-kritik baru terhadap administrasi publik, antara lain:
NPM tentu saja merupakan bagian dari sistem publik, namun bukan sebuah ideologi; hal ini
terbatas pada negara-negara Anglo-Amerika, Australia dan Skandinavia hanya dalam realitas
NPM sebagai bagian dari administrasi publik, karena tidak memiliki landasan teoritis dan
konseptual (Fredrikson dan Smith, 2003). Antara administrasi publik dan administrasi
publik baru, teori ini gagal menjelaskan realitas kompleks perencanaan, pengelolaan, dan
pengelolaan pelayanan publik di abad ke-21.

Selain sebagai paradigma baru pengganti paradigma pemerintah, paradigma baru


pelayanan publik juga dianggap sebagai “jalan terbaik” untuk menjawab tantangan
kebijakan publik dan penyelenggaraan pelayanan publik di era modern (Alfon dan Huges,
2008). Kedua, istilah “administrasi” dan “administrasi publik” bukanlah konsep baru. kritik
terhadap konsep kepemimpinan, tata pemerintahan yang baik dan administrasi publik. Tata
kelola perusahaan berfokus pada sistem dan proses internal yang memberikan arahan dan
akuntabilitas kepada organisasi lain. Hubungan antara institusi publik dan pengambil
kebijakan merupakan permasalahan utama dalam pelayanan publik. Institusi internasional
seperti Bank Dunia berupaya menyebarkan praktik normatif sosial, politik, dan tata kelola
yang baik. Ada lima prinsip dalam sistem pengelolaan baru ini: Pertama, pengelolaan sosial
politik menitikberatkan pada hubungan antara lembaga dan masyarakat.

Pemahaman hubungan dan komunikasi sangat penting untuk memahami


implementasi kebijakan publik, kata Kooiman (1999). Kedua, pemantauan kebijakan publik
berfokus pada bagaimana jaringan dan pembuat kebijakan bekerja sama untuk menciptakan
dan menentukan kebijakan publik. Ketiga, governance berfokus pada seberapa efektif
penggunaan administrasi publik dalam menyelesaikan permasalahan implementasi
kebijakan publik kontemporer. Keempat, manajemen kontrak berfokus pada kontrak
pengadaan layanan publik dalam upaya memikul tanggung jawab pelayanan publik. Kelima,
manajemen jaringan berfokus pada pengorganisasian mandiri dalam jaringan organisasi
yang berbeda. untuk proyek yang pelayanan publiknya disediakan oleh pemerintah atau
tidak. Perbedaan perspektif teoritis manajemen di atas berdampak signifikan terhadap
pemahaman kita tentang pelayanan publik dan implementasi kebijakan publik.

Menggabungkan formula “best way” terbaik dengan tantangan implementasi


kebijakan publik dan penyampaian layanan publik saat ini merupakan tantangan besar bagi
pembangunan pemerintah Indonesia. Dalam perencanaan negara, nilai-nilai Pancasila
sebagai identitas politik bangsa Indonesia digunakan untuk memasukkan konsep-konsep
baru dalam administrasi publik. Identitas Pancasila harus tetap mengedepankan kepentingan
bangsa Indonesia di era globalisasi. Desainer Fernanda, 2006.

I. Perkembangan Reformasi Administrasi Publik


Reformasi administrasi publik semakin terlihat di banyak negara, termasuk
Indonesia. Ketika prinsip-prinsip manajemen klasik ditantang, reformasi administrasi publik
menjadi mendesak (Caiden, 1991; Lenvine, Peters, & Thompson, 1990). Sejak
diperkenalkan oleh Wilson pada tahun 1987, teori administrasi publik klasik (OPA) terus-
menerus dikritik oleh para ahli. Teori ini mulai ditinggalkan karena tidak mampu beradaptasi
dengan perubahan situasi dan kondisi masyarakat (Cooper, 1998; Hughes, 1994). NPM telah
berhasil di negara-negara maju, sehingga negara-negara berkembang terus mempromosikan
teori tersebut. Teori privatisasi mengalihkan pelayanan publik kepada perusahaan swasta.
Alasannya adalah untuk mengutamakan kepentingan pelanggan, mendorong pertumbuhan
ekonomi dan lapangan kerja, membuat pelayanan lebih efisien, karena lebih fleksibel dan
efisien dalam pasar di setiap departemen, menyederhanakan administrasi dan pendanaan
negara.
Dibandingkan dengan doktrin klasik administrasi publik, doktrin geminidung-
debirokratisasi mempunyai kelebihan yaitu lebih mirip dengan sampangan Kaisar-Saksi.
Menurut Jennings dan Haist (2002), NPM disebut manajemen berorientasi hasil karena
berfokus pada pengukuran hasil, proses, dan perilaku. Paradigma baru manajemen publik
muncul pada tahun 1990an dan sering disebut dengan New Public Management (NPM)
(Hood, 1991). Yang sering digunakan adalah paradigma pasca-birokrasi (Barzeley, 1992)
dan Reventing Government (Osborne dan Gaebler, 1992), NPM. Hal ini disebabkan oleh
paradigma lain yang dikemukakan oleh Christopher Hood. Paradigma ini berarti perilaku
perusahaan harus menjadi lebih efektif dan efisien. Sesuai dengan prinsip tangan tak terlihat
Adam Smith, perumanghi harus menghentikan peran perumandu dan membekukan peran
swasta, dan perumanghi harus lebih fokus pada kemaslahatan masyarakat.
Ada pula yang berpendapat bahwa NPM tidak cocok untuk negara berkembang
karena penerapannya menimbulkan permasalahan akibat bias birokrasi yang masih sulit
dihilangkan. Apakah terdapat kemajuan nyata dalam penerapan model NPM di negara-
negara berkembang ataukah hanya sekedar perubahan eksternal? Kita perlu menilai seberapa
efektif penggunaan NPM di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Indonesia,
negara yang juga ingin berbenah, berupaya menerapkan filosofi NPM. Namun, ada pula
yang pesimis dengan implementasinya. Perubahan birokrasi yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan menjadi salah satu topik yang
menarik. Kedua organisasi tersebut fokus pada organisasi dan institusi, proses bisnis,
sumber daya manusia dan infrastruktur, serta perubahan birokrasi.
Selain itu, menurut Christopher Hood, ada beberapa ciri NPM yang digunakan
Kementerian Keuangan dan BPK:
1. Manajemen profesional di sektor publik: implementasi progresif, misalnya.
manajemen organisasi yang profesional, uraian tugas yang jelas yang memperjelas
wewenang dan tanggung jawab dan keterbatasan tugas dan peran utama.
2. Fokus pada menanam dan merawat tanaman; Hal ini dilakukan dengan dukungan
hasil anggaran yang disiapkan Menteri Keuangan. Dari sudut pandang kinerja dan
pemantauan hasil, perubahan yang paling penting adalah sistem anggaran yang
digunakan.
3. Informasi mengenai satuan kerja sektor publik; Saya kira Kementerian Keuangan
dan BPK sudah melakukan hal ini sejak lama. Terdapat unit kerja per level.
4. 4. Menciptakan persaingan di sektor publik; hal ini juga dilakukan melalui privatisasi
dan penghematan biaya serta kontrak dan pengadaan peningkatan kualitas menurut
Keppers 80 tahun 2003.
5. Gaya manajemen bisnis telah diterapkan di sektor publik. Hal ini diterapkan hampir
di seluruh level Tier 1 Kementerian Keuangan, termasuk modernisasi kantor Kantor
Pelayanan Pajak dan peninjauan bonus penilaian kinerja pegawai. Selain itu,
hubungan antara pimpinan BPK dan bawahannya semakin berkembang, serta adanya
modernisasi kantor dan gaji. Dilarang menambang kecuali untuk tujuan profesional.
6. Pengendalian Biaya dan Konservasi Sumber Daya: Saya masih ragu untuk
menerapkan pengendalian biaya di kedua organisasi ini karena aset yang dibeli
melebihi persyaratan. Sementara itu, dari segi kedisiplinan pegawai, model absensi
dengan menggunakan sidik jari sudah sangat efektif.

Selain yang terjadi pada kedua lembaga negara tersebut, NPM juga dicoba
diterapkan dalam pemerintahan daerah secara lebih luas sebagai bagian dari
penyelenggaraan pemerintahan daerah mandiri di Indonesia. Peningkatan produktivitas dan
efisiensi pemerintah kota serta peningkatan kualitas layanan publik merupakan salah satu
dampak positif penerapan NPM. Menurut Christopher Hoods, salah satu karakteristik
implisit NPM adalah menciptakan persaingan di sektor publik. Oleh karena itu, pemerintah
kota berusaha bersaing dalam memberikan pelayanan publik yang baik. Masyarakat pada
gilirannya mendapat manfaat dari upaya ini. Namun NPM sering disalahartikan oleh
pemerintah.

Kesalahpahaman mengenai istilah "manajemen bisnis", juga dikenal sebagai


"manajemen bisnis", adalah bahwa CEO mencoba hal-hal baru untuk menghasilkan
pendapatan. Banyak orang yang lupa bahwa prinsip NPM harus diterapkan secara holistik
dan tidak bisa dipilih sembarangan. Itulah sebabnya prinsip “pemerintahan yang berpusat
pada rakyat*” seringkali dilupakan. Oleh karena itu, privatisasi dan komersialisasi semakin
meningkat. Lebih lanjut, kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak membuat pemerintahan
menjadi lebih produktif, efisien dan efektif. sebaliknya, hal ini menciptakan area korupsi
baru dan menurunkan kualitas pelayanan publik. Oleh karena itu, untuk memperoleh sumber
pendanaan baru bagi inovasi dan kreativitas negara, prinsip pelayanan publik harus
diperhatikan secara penuh.
REFERENSI

Desi Fernanda. (2006). PARADIGMANEW PUBLIC MANAGEMENT(NPM) SEBAGAIKERANGKA REFORMASI


BIROKRASI MENUJU KEPEMERINTAHANYANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DI INDONESIA. Borneo
Administrator, 2.

Hartati, S. (2020). PENERAPAN MODEL NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) DALAM


REFORMASI BIROKRASI DI INDONESIA. Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur),
8(2), 65–84. https://doi.org/10.33701/jmsda.v8i2.1293

Haryani, S., Akhdiyat, R., Iqbal, M., Mintarti, S., & R Sari, W. I. (2023). Implementasi new public
management (NPM) badan kepegawaian daerah (studi kasus Kabupaten B). 5, 330–335.
https://doi.org/10.20885/ncaf.vol5.art38

N Favian. (t.t.). Teori New Public Management (NPM) (hlm. 9). Diambil 23 Maret 2024, dari chrome-
extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://e-journal.uajy.ac.id/
22637/3/15%2004%20222431.pdf

Sholihatin, E. (2012). Jejaring Pemerintahan di Indonesia : Kekuatan dan Kelemahan. Dalam Jejaring
Administrasi Publik. Th IV. Nomor (Vol. 1).

Teori New Public Management (NPM). (t.t.). 11–13. Diambil 23 Maret 2024, dari
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://digilib.unila.ac.id/21083/15/BAB
%20II.pdf
HASIL TURNITIN

Anda mungkin juga menyukai