0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
95 tayangan37 halaman

MODUL Gizi Sarjana Kebidanan-1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 37

Modul Gizi Program Studi Diploma III Kebida

GIZI PENUNJANG
KEBUGARAN

Tim penyusun :

Nur Chabibah, S.Keb Bd. MPH

SARJANA KEBIDANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN
PEKALONGAN
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : .......................................................................
NIM : .......................................................................

Semester : ........................................................................

Kelas : ........................................................................

Program Studi : ........................................................................

FOTO
3x4

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 2


PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

M
odul ini mamberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami peran nutrisi
dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dengan pokok bahasan pengkajian status
gizi ibu dan anak, pengkajian intake nutrisi, pendidikan kesehatan tentang gizi untuk
kesehatan ibu dan anak, dan penyajian serta aturan memasak sesuai aspekkesehatan
dan kebutuhan nutrisi

RELEVANSI

M ata kuliah gizi membutuhkan praktikum untuk pemahaman lebih


mendalam sehingga mahasiswa dapat mengaplikasihn ilmu gizi pada
kehidupan sehari-hari dan dapat melakukan pendidikan kesehatan
tentang gizi pada ibu dan anak dengan tepat dan benar. Ilmu gizi merupakan modal
awal mahasiswa melakukan asuhan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi baikbada ibu
hamil, bersalin, nifas, menyusui, menopouse serta kebutuhan bayi, balita, anak
prasekolah, anak sekolah dan remaja. Oleh karena itu modul ini penting digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaranyang optimal.

TUJUAN INSTRUKSIOAL

T
ujuan Instruksional dari pembelajaran adalah agar mahasiswa dapat
mlekukan pengkajian dan asuhan sesuai dengan ilmu gizi pada setiap daur
kehidupan wanita.
Modul ini bertujuanuntuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan pengkajian
gizi dengan instumen yang sesuai & melakukan perhitungan nilai kalori yang
tekandung dalam makanan, melakukan pendidikan kesehatan tentang gizi pada
wanita setiap daur kehidupan dan menyajikan menu gizi seimbang untuk wanita di
setiap daur kehidupan.

Modul Gizi 2015/2016 3


PETUJUK BELAJAR

1. Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai
2. Mahasiswa harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
praktikum
3. Mahasiswa harus mengisi daftar hadir pembelajaran praktikum di
Laboratorium
4. Mahasiswa harus menggunakan pakaian laboratorium lengkap dengan
name tag, bagi mahasiswa yang tidak menggunakan pakaian
laboratorium tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 4


Praktikum I
KONVERSI UKURAN RUMAH TANGGA DAN
TABEL AKG

 150 Menit

I. TUJUAN
Dalam praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui ukuran rumah tangga setiap bahan makanan yang lazim digunakan
sehinggan memudahkan dalam pengkajian maupun penatalaksanaan kebutuhan
gizi pada klien
2. Mengetahui kebutuhan zat-zat gizi dengan membaca tabel AKG secara tepat
sesuai usia dan BB
3. Menentukan konsumsi makanan sesuai kebutuhan gizi

II. URAIAN MATERI :

Dalam melakukan konversi bahan makanan ada beberapa instrumen yang yang
dibutuhkan, antara lain sbb :

1. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)


2. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)

3. Daftar Konversi Berat Mentah-Masak (DKMM)

4. Daftar Konversi Penyerapan Minyak (DKPM)

5. Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT)

(Terdapat dalam lampiran)

FAKTOR KONVERSI YANG DIBUTUHKAN

– BDD (Berat yang Dapat Dimakan)

–URT (Ukuran Rumah Tangga)

–Konversi Berat Mentah Masak (Faktor F)

–Konversi Penyerapan Minyak (Faktor M)

- Bahan makanan penukar

MENGHITUNG KANDUNGAN ZAT GIZI

Modul Gizi 2015/2016 5


Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan (KBM):
Jml Zat Gizi = Berat Pangan(g) x jml zat gizi di DKBM x Bdd 100 g

Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (KGJ):


Jml Zat Gizi = Berat mkn jajanan x Kandungan Zat Gizi di
Berat mkn jajanan di DKGJ

MENGHITUNG TINGKAT KECUKUPAN GIZI (TKG)


Dihitung dengan rumus:

Kriteria (Depkes, 1990) :


Baik : >100% AKG
Sedang : 80-99% AKG
Kurang :70-79,9% AKG
Defisit/ Buruk : < 70% AKG

III. Latihan
Lakukan pengamatan pada menu makan siang anda, lakukan
penimbangan pada makananan akan anda makan, cobalah untuk
menghitung nilai kandungan zat gizi pada makanan tersebut sesuai
dengan tabel DKBM dan tabel URT dalam lampiran.

IV. Rangkuman
Konversi nilai makanan lebih mudah dihitung dalam ukuran rumah
tangga, tingkat kecukupan gizi dapat dihitung dari jumlah zat yang
dikonsumsi sengan kebutuhan gizi individu tersebut

V. Tes Formatif
a. Ukuran rumah tangga bahan makanan cair
dengan menggunakan apa?
b. Mengapa harus ada konversi penyerapan
minyak?

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 6


c. Angka kecukupan gizi dikatakan baik
bilamana?

Praktikum II
PENGENALAN INSTRUMEN & PERHITUNGAN NILAI KALORI
MAKANAN
 150 Menit

I. TUJUAN
Dalam praktikum ini mahasiswa diharapka dapat:
1. Mengetahui ukuran rumah tangga setiap bahan makanan dan
mengetahui jumlah komposisi masing-masing zat gizi dalam setiap bahan
makanan
2. Menghitung jumlah kalori makanan harian
3. Menentukan konsumsi makanan sesuai kebutuhan gizi

II. URAIAN MATERI


Pelaksanaan pengkajian konsumsi makanan dapat dilakasnakan dengan:
a. Food recall
Pencatatan konsumsi makanan yang dilakukan dengan mengingat konsumsi
makanan satu hari sebelumnya
b. Food Frekuensi
Pencatatan konsumsi makanan yangdilaksanakan dengan mengingat ngingat
kebiasaan makanan yang telah dikonsumdi dalam kurun waktu tertentu.
c. Food record
Pencatatan konsumsi makanan dengan mencatat konsumsi harian individu
selama 24 jam.
Kuisoner terlampir dalam lampiran.
Untuk menghitung nilai kalori bahan makanan diperlukan beberapa instrumen antara
lain:
1. Nilai kalori makanan
1 gram karbohidrat dapat menghasilkan 4 kalori
1 gram Lemak menghasilkan 9 kalori
1 gram protein menghasilkan 4 kalori
2. Daftar kompoisi bahan makanan (DKBM)

Modul Gizi 2015/2016 7


DKBM berupa tabel (lampiran 1) yang memuat berbagai jenis makanan beserta
kandungan zat gizinya. Kandungan zat gizi yang terbaca dalam DKBM merupakan
kandungan setiap 100 gram bahan makanan.
3. Ukuran Rumah Tangga (URT)
URT berupa daftar takaran bahan makanan yang dapat dilihat pada lampiran 2)
4. Cara perhitungan Kalori
Mari menghitung nilai kalori 1 gelas nasi?
a Bdd (bahan yg dapat dimakan ) nasi = 100 % (Tabel DKBM)
b 1 gelas nasi = 125 Gr (Tabel URT)
c Setiap 100 Gram Nasi mengandung: ( Tabel DKBM):
Karbohidrat: 78,9 gram
Lemak : 0.7 Gram
Protein : 6.8 Gram
Cara Perhitungan
Jumlah Kalori = (Berat makanan/ Bdd) X (URT/ Bdd) X (Kandungan zat gizi
X jml kalori)
LMK= 125/100 X 100/100 X 0.7 X9 : 7.875 Kalori
KH = 125/100 X 100/100 X78.9 X4 = 394.5 Kalori
PRT= 125/100 X 100/100 X 6.8 X4 : 34 Kalori
Jadi 1 gelas nasi mengandung 436.35 Kalori
Contoh Soal:
Hitung nilai kalori Makanan pagi dengan menu
sebagai berikut :
1 Gelas Nasi
1 mangkuk sayur kacang (URT 50 gr)
4 potong Tempe (URT 25)
1 buah jeruk kupas (URT 50)
1 potong daging ayam (URT 50)
1 gelas susu (URT 200)
Cara menghitung:
4 Potong Tempe ( URT= 25 Gr)
Karbohidrat= 100/100 X 25/100 X 12.7 X 4 = 12.7 Kal
Lemak = 100/100 X 25/100 X 4.0 X 9 = 9.0 Kal
Protein = 100/100 X 25/100 X 18.3 X 4 = 18.3 kal
---------------- +
40.0 Kal

1 Potong Daging ayam ( URT= 50 Gr)


Karbohidrat = 58/100 X 50/100 X 0 X 4 = 0 Kal
Lemak = 58/100 X 50/100 X 25 X 9 = 62.25 Kal
Protein = 58/100 X 50/100 X 18.2 X 4 = 21.11 kal
---------------- +
83.36 Kal
1 Gelas Susu Sapi ( URT= 200 Gr)
Karbohidrat= 100/100 X 200/100 X 4.3 X 4 = 30.1 Kal
Lemak = 100/100 X 200/100 X 3.5 X 9= 63.9 Kal
Protein = 100/100 X 200/100 X 3.2 X 4 = 25.6 kal
---------------- +
= 115.1Kal

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 8


1 Gelas Mangkuk sayur Kacang ( URT= 50 Gr)
Karbohidra = 75/100 X 50/100 X 7.8 X 4 = 11.7 Kal
Lemak = 75/100 X 50/100 X 0.3 X 9 = 1.0 Kal
Protein = 75/100 X 50/100 X 2.7 X 4 = 4.0 kal
---------------- +
= 16.7 Kal

1 Buah Jeruk kupas ( URT= 50 Gr)


Karbohidrat= 71/100 X 50/100 X 10.9 X 4= 15.5 Kal
Lemak = 71/100 X 50/100 X 0.3 X 9 = 0.9 Kal
Protein = 71/100 X 50/100 X 0.8 X 4 = .0.3 kal
---------------- +
= 16.7 Kal
Sehingga jumlah nilai kalori makanan tersebut adalah = 674.1 Kal

III. LATIHAN
Catat menu makan anda dalam satu hari. Dan mulailah berlatih untuk
melakukan hal-hal dibawah ini:
1. Hitung jumlah kalori berdasarkan menu makanan yang sudah anda catat!
2. Bandingkan dengan tabel Angka kebutuhan gizi (AKG) sesuai umur anda,
apakah sudah sesuai?
3. Buatlah laporan hasil pencatatan, perhitungan dan analisa kebutuhan gizi
sesuai dengan temuan anda!
VI. Rangkuman
Instrumen yang digunakan dalam mengkaji konsumsi makanan
seseorang adalah dengan kuisioner food frekuensi, food recall, food
record. Jumlah konsumsi harian dapat dihitung dan disesuaikan
jumlah kebutuhan gizinya berdasarkan tabel AKG

VII. Tes Formatif


a. Apakah yang dimaksud dengan food
frekuency?
b. Berapa nilai kalori yang terkandung di dalam
satu piring nasi?
c. Bagaimana cara menghitung nilai kalori satu
gelas susu kental manis?

Modul Gizi 2015/2016 9


Praktikum III
PENILAIAN STATUS GIZI

 150 Menit

I. TUJUAN
Dalam praktikum ini mahasiswa diharapka dapat:
1. Menentukan penggunaan metode penilaian status gizi sesuai dengan kondisi
klien
2. Melakukan pengukuran status gizi sesuai dengan sasaran
3. Melakukan pengkajian intake nutrisi sesuai dengan sasaran

II. URAIAN MATERI


A. Pengertian
Status gizi pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan
dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang
terutama anak balita, aktifitas, pemeliharaan Status gizi itu pada dasarnya
adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita, aktifitas,
pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit dan
proses biologis lainnya. (Depkes RI, 2008)
B. Penilaian status gizi
Penilaian status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung yaitu :
a. Pengukuran status gizi secara langsung
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 10


Tabel 2.1 Indeks Antopometri
Indeks
Antopometri Interpretasi
BB/U Menggambarkan status gizi saat ini
TB/ U Tepat untuk mengukur status gizi jangka panjang
berdasarkan umur
Tinggi Lutut Disebandingkan dengan tinggi badan, tepat untukmengukur
pada Lansia
BB/TB Tepat untuk melihat hubungan perkembangan BB dan TB
sehigga dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal,
kurus)
LILA Berkorelasi dengan BB/u maupun BB/TB
IMT Memantau status gizi orang dewasa yang berumur diatas 18
tahun
Tebal Lemak Ketebalan lemak bawah kulit pada beberapa bagian tubuh
bawak kulit misal lengan atas, lengan bawah, tengah garis ketiak, sisi
menurut Umur dada, perut, paha, tempurung lutut dan pertengahan tungkai
bawah
Rasio Lingkar Digunakan untuk melihat perubahan metabolisme sehingga
pinggang dg dapat memprekdisikangambaran pemeriksaan penyakit yang
pinggul berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh

Adapun nilai normal masing-masing indeks antopometri terdapat pada


lampiran 3.
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3) Biokimia
Pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan
pada berbagai macam jarinagn tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
ialah: darah, urin, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4) Biofisik
Penetuan gizi status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan..
b. Penilaian status gizi secara tidak langsung
1) Survey konsumsi makanan

Modul Gizi 2015/2016 11


Metode ini dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi.
2) Statistic vital
Pengukuran statsu gizi dengan menganalisis data dari beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu pengukuran status gizi
dengan statistic vital dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3) Faktor ekologi
Adalah malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
multifaktor dari faktor lingkungan fisik, biologi, ekonomi, politik, dan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan sebagainya.

C. LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN STATUS GIZI


1. Melakukan Pengukuran Berat badan
a. Penyiapan alat ukur :
1. Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras
2. Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani,
maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi
daya pegas dari alas yang tebal.
3. Pastikan alat timbang menunjukkan angka “00.00” sebelum melakukan
penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut.
Jika alat timbang tidak menunjukkan angka “00.00” lakukan hal sebagai
berikut :
• Periksa apakah ada baterai pada alat timbang tersebut
• Periksa apakah posisi positif dan negatif baterai sudah sesuai
• Ganti baterai baru (pewawancara harus membawa baterai cadangan
selama kegiatan pengukuran dilakukan)
b.Persiapan sebelum melakukan pengukuran :
1. Jelaskan kepada ibu/pengasuh tujuan dari pengukuran berat badan dan
berikan kesempatan untuk bertanya
2. Pastikan bahwa anak tidak menggunakan pakaian tebal, pampers,
popok, selimut, dll, agar mendapatkan berat badan anak seakurat
mungkin
c. Cara pengukuran berat badan :
I. Anak bisa berdiri
1. Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah anak
tersebut untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 12


2. Pastikan posisi badan anak dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala
lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk. Pewawancara dapat
membantu anak tersebut berdiri dengan baik di atas timbangan dan
untuk mengurangi gerakan anak yang tidak perlu yang dapat
mempengaruhi hasil penimbangan.
3. Setelah anak berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan
menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah anak tersebut
untuk turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus segera
mencatat hasil penimbangan tersebut.
II. Bayi/Anak belum bisa berdiri
1. Jika anak belum bisa berdiri, maka minta ibu/pengasuh untuk
menggendong tanpa selendang. Ketika alat timbang sudah
menunjukkan angka 00.00 mintalah ibu dengan menggendong
sang anak untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
2. Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, kaki tidak
menekuk dan kepala tidak menunduk ke bawah. Sebisa mungkin
bayi/anak dalam keadaan tenang ketika ditimbang.
3. Setelah ibu berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang
akan menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah ibu
tersebut untuk turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus
segera mencatat hasil penimbangan tersebut
4. Ulangi proses pengukuran, kali ini hanya ibu saja tanpa
menggendong anak
Sebagai kontrol untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh
meragukan atau tidak, gunakan lampiran standar berat badan bayi (laki-laki
dan perempuan) yang ada dibagian belakang manual ini. Garis hijau adalah
untuk berat badan normal sesuai dengan pertumbuhan bayi. Garis merah dan
hijau menunjukkan berat badan yang tidak normal.
Catatan mengenai timbangan:
• Karena timbangan digital cukup rentan terhadap guncangan dan beban berat,
usahakan agar timbangan dibawa ke kabin pesawat dan tidak ditaruh di
bawah barang-barang yang berat untuk mencegah kerusakan.
• Alat timbang, baik ketika sedang maupun tidak digunakan jangan terkena
sinar matahari langsung karena akan mempengaruhi tampilan digital alat
timbang.
• Tim lapang dapat melakukan kalibrasi sederhana untuk mengecek kondisi
alat timbang yaitu dengan menimbang benda yang diketahui beratnya,
misal : sekaleng disinfektan, dumbel dll.

Modul Gizi 2015/2016 13


2. Melakukan Pengukuran Tinggi dan Panjang Badan
I. Anak bisa berdiri
Pengukuran tinggi badan anak yang sudah bisa berdiri menggunakan alat
ukur SECA
a. Penyiapan alat ukur :
1. Tempelkan alat pengukur pada bagian dinding dengan bagian yang
lebih panjang menempel di lantai dan bagian yang lebih pendek
menempel di tembok. Tarik meteran pengukur ke atas hingga anda bisa
melihat angka 0 pada garis merah di kaca pengukur yang menempel di
lantai (anda harus berlutut untuk melihat angka 0 ini sehingga anda
harus dibantu seseorang untuk menahan ujung atas meteran pengukur).
Prosedur ini sangat penting untuk memastikan pengukuran yang akurat.
2. Tempelkan ujung atas alat pengukur dengan menggunakan paku,
pastikan kestabilan alat tersebut
3. Setelah anda memastikan bahwa bagian atas sudah menempel dengan
stabil maka meteran alat pengukur dapat anda tarik ke atas dan
pengukuran tinggi siap dilakukan.
b. Cara pengukuran tinggi badan :
1. Mintalah ibu si anak untuk melepaskan sepatu si anak dan melepaskan
hiasan atau dandanan rambut yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
pengukuran TB anak. Mintalah si ibu untuk membawa anak tersebut ke
papan ukur dan berlutut di hadapan si anak. Mintalah si ibu agar berlutut
dengan kedua lutut di sebelah kanan si anak.

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 14


2. Berlututlah anda dengan lutut sebelah kanan di sebelah kiri anak
tersebut. Ini akan memberikan kesempatan maksimum kepada anda
untuk bergerak.
3. Tempatkan kedua kaki si anak secara merata dan bersamaan di tengah-
tengah dan menempel pada alat ukur/dinding. Tempatkan tangan kanan
anda sedikit di atas mata kaki si anak pada ujung tulang kering, tangan
kiri anda pada lutut si anak dan dorong ke arah papan ukur/dinding.
Pastikan kaki si anak lurus dengan tumit dan betis menempel di papan
ukur/dinding.
4. Mintalah si anak untuk memandang lurus ke arah depan atau kepada
ibunya yang berdiri di depan si anak. Pastikan garis padang si anak
sejajar dengan tanah. Dengan tangan kiri anda peganglah dagu si anak.
Dengan perlahan-lahan ketatkan tangan anda. Jangan menutupi mulut
atau telinga si anak. Pastikan bahu si anak rata, dengan tangan di
samping, dan kepala, tulang bahu dan pantat menempel di papan
ukur/dinding.
5. Mintalah si anak untuk mengambil nafas panjang
6. Dengan tangan kanan anda, turunkan meteran alat pengukur hingga pas
di atas kepala si anak. Pastikan anda menekan rambut si anak. Jika
posisi si anak sudah betul, baca dan catatlah hasil pengukuran dengan
desimal satu di belakang koma dengan melihat angka di dalam kaca
pengukuran. Naikkan meteran dari atas kepala si anak dan lepaskan
tangan kiri anda dari dagu si anak.
II. Bayi/Anak belum bisa berdiri
Pengukuran tinggi badan anak yang belum bisa berdiri menggunakan
alat ukur SECA
a.Penyiapan alat ukur :
1. Tempelkan alat pengukur pada permukaan keras yang rata, dianjurkan
meja panjang atau tempat tidur dengan satu bagian menempel di
tembok. Tempelkan bagian alat pengukur yang lebih panjang pada
ujung yang menempel di tembok. Tarik meteran pengukur hingga anda
bisa melihat angka 0 pada garis merah di kaca pengukur yang menempel
di tembok. Prosedur ini sangat penting untuk memastikan pengukuran
yang akurat.
2. Tempelkan ujung alat pengukur yang bukan menempel di tembok
dengan menggunakan paku, pastikan stabil dan tidak berubah-ubah.
3. Setelah anda memastikan bahwa bagian atas sudah menempel dengan
stabil maka meteran alat pengukur dapat anda tarik ke samping dan
pengukuran tinggi siap dilakukan.

Modul Gizi 2015/2016 15


b. Langkah untuk melakukan pengukuran:
1. Dengan bantuan ibu si anak, baringkan si anak di permukaan keras yang
rata dengan memegang punggung si anak dengan satu tangan dan bagian
bawah badan dengan tangan lainnya. Dengan perlahan-lahan turunkan si
anak ke atas permukaan keras tersebut dengan bagian kaki menempel di
tembok.
2. Mintalah ibu si anak untuk berlutut di sebelah alat ukur menghadap alat
ukur agar si anak lebih tenang.
3. Pegang kepala si anak dari kedua arah telinganya. Dengan
menggunakan tangan secara nyaman dan lurus, tempelkan kepala si
anak ke bagian atas papan ukur sehingga si anak dapat memandang
lurus kearah depan. Garis pandang si anak harus tegak lurus dengan
tanah. Kepala anda harus lurus dengan kepala si anak. Pandanglah
langsung ke mata si anak.
4. Pastikan si anak berbaring di atas permukaan keras. Tempatkan tangan
kiri anda di ujung tulang kering si anak (sedikit di atas sendi mata kaki)
atau pada lututnya. Tekanlah dengan kuat ke arah permukaan keras.
5. Dengan menggunakan tangan kanan anda, geserkan alat pengukur ke
arah kepala si anak. Pastikan anda menekan rambut si anak. Jika posisi
si anak sudah betul, baca dan catatlah hasil pengukuran.

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 16


3. Melakukan Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Cara pengukuran lingkar lengan :
1. Usahakan pengukuran dilakukan sejajar dengan pandanga mata, duduk
jika
2. dimungkinkan. Anak yang masih terlalu kecil bisa dipegang oleh
ibunya. Minta tolong ibunya untuk menyingkap baju yang menutupi
lengan kiri si anak.
3. Ukurlah titik tengah lengan atas sang anak. Dengan cara sebagai berikut
:
4. Lingkarkan pita ukur pada lengan sang anak. Pastikan bahwa pita
benar-benar rata melingkari lengan
5. Periksalah tekanan pita pada lengan anak, jangan terlalu kencang atau
terlalu longar.
6. Jika sudah lihat hasil pengukuran dan catat hsil tersebut

Modul Gizi 2015/2016 17


4. Melakukan Pengukuran Tinggi Lutut
Pengukuran tinggi badan menggunakan tinggi lutut digunakan untuk
pasien yang tidak dapat berdiri dengan tegak seperti Lansia ataupun yang
sedang tirah baring (bed rest) sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukannya pengukuran tinggi badan secara normal.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pasien terlentang pada tempat tidur dengan posisi tempat tidur rata
2. Paha dan betis kiri membentuk sudut siku-siku (90 derajat). Hal ini
dapat dibantu dengan diberikan penyangga diantara paha dan betis
pasien
3. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki bagian tumit dan lutut.
Jika tidak ada dapat menggunakan meteran
4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut.

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 18


Selain dalam kondisi terlentang, pasien juga dapat diukur dalam posisi
duduk. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pasien dalam kondisi duduk siap (badan tegak, tangan bebas kebawah
dan wajah menghadap kedepan)
2. Lutut kaki mebentuk sudut 90 derajat
3. Tempatkan alat pengukur tinggi lutut pada kaki sebelah kiri
4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut.
Selanjutnya estimasi menggunakan rumus :
Laki-laki = 64,19 + (2,02 TL) – (0,04 U)
Perempuan = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)

5. Melakukan Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit


a Pegang Skinfold Caliper dengan tangan kanan.
b Untuk triceps, pengukuran dilakukan pada titik mid point sedangkan
untuk subscapular, pengukur meraba scapula dan meencarinya ke arah
bawah lateral sepanjang batas vertebrata sampai menentukan sudut
bawah scapula.
c Angkat lipatan kulit pada jarak kurang lebih 1 cm tegak lurus arah
kulit pada pengukuran triceps (ibu jari dan jari telunjuk menghadap ke
bawah) atau ke arah diagonal untuk pengukuran subscapular.
d Jepit lipatan kulit tersebut dengan Caliper dan baca hasil
pengukurannya dalam 4 detik penekanan kulit oleh Caliper dilepas.

6. Melakukan Pengukuran Lingkar Pinggang dan Pinggul


Lingkar Pinggang

Modul Gizi 2015/2016 19


a Subjek menggunakan pakaian yang longgar (tidak menekan) sehingga
alat ukur dapat diletakkan dengan sempurna. Sebaiknya pita pengukur
tidak berada di atas pakaian yag digunakan.
b Subjek berdiri tegak dengan perut dalam keadaan yang rileks.
c Letakkan alat ukur melingkari pinggang secara horisontal, dimana
merupakan bagian terkecil dari tubuh. Bagi subjek yang gemuk,
dimana sukar menentukan bagian paling kecil, maka daerah yang
diukur adalah antara tulang rusuk dan tonjolan iliaca. Seorang
pembantu diperlukan untuk meletakkan alat ukur dengan tepat.
d Lakukan pengukuran di akhir ekspresi yang normal dengan alat ukur
tidak menekan kulit.
e Bacalah hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat.

Lingkar Panggul
a Subjek mengenakan pakaian yang tidak terlalu menekan.
b Subjek berdiri tegak dengan kedua lengan berada pada sisi tubuh dan
kaki rapat.
c Pengukur jongkok di samping subjek sehingga tingkat maksimal dari
panggul terlihat.
d Lingkarkan alat pengukur secara horisontal tanpa menekan kulit.
Seorang pembantu diperlukan untuk mengatur posisi alat ukur pada
sisi lainnya.
e Bacalah dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm
terdekat

III. LATIHAN
Dalam praktikum ini anda akan melakukan teknik-teknik penilaian status gizi
dengan metode langsung. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan sebagai berikut:
Microtoa Meterline Pita LILA
Timbangan Injak Timbangan bayi Timbangan Lemak
tubuh
Alat tulis Pengukur Panjang Phantom bayi
badan

2. Melakukan metode penilaian status gizi secara langsung dengan metode


antopometri sesuai dengan langkah-langkah pengukuran status gizi diatas!
Catatlah hasil pengukuran anda!

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 20


3. Lakukan perhitungan berdasarkan hasil pengukuran anda sesuai dengan
masing-masing indeks antopometrinya!
4. Lakukan intepretasi hasil perhitungan anda!
5. Buatlah laporan pelaporan hasil pengukuran dan interpretasi anda!

IV. Rangkuman
Status gizi dilakukan melalui pengukuran antopometri dengan
mengukur berat badan, Panjang badan dan atau Tinggi badan, lingkar
lengan dan tinggi lutut, dan tebal lemak bawah kulit

V. Tes Formatif
a. Bagaimana cara menghitung indeks massa
tubuh?
b. Bagaimana cara pengukuran status gizi dengan
menggunakan tinggi lutut?
c. Berapa ukuran LILA normal pada bayi?

Modul Gizi 2015/2016 21


Praktikum IV
APLIKASI PENGKAJIAN GIZI PADA BAYI, BALITA & ANAK
PRASEKOLAH
 150 Menit

I. TUJUAN
Dalam praktikum ini mahasiswa diharapka dapat:
1. Melakukan pengkajian kebutuhan gizi sesuai kebutuhan gizi pada bayi, balita
dan anak usia prasekolah
2. Menghitung kebutuhan gizi pada pada bayi, balita dan anak usia prasekolah
3. Identifikasi masalah sesuai hasil pengkajian
4. Menyusun Perencanan asuhan sesuai dengan prinsip pemberian gizi pada
bayi, balita dan anak usia prasekolah

II. URAIAN MATERI


1. Pengertian
Merupakan upaya untuk mempengaruhi dan atau mempengaruhi orang lain,
baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan pola hidup
sehat tentang makanan yang dikonsumsi. Pendidikan gizi pada masyarakat
dikenal sebagai usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan
status gizi masyarakat khususnya gologan rawan gizi (ibu hamil, ibu
menyusui, bayi & balita). (Marmi, 2013)

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Gizi


Tujuan akhir dalam pemberian pendidikan kesehatan gizi adalah agar
sasaran mempunyai kemampuan atau pengetahuan dasar tentang gizi yaitu:
a. Mampu mengetahui fungsi makanan
b. Mampu menyususn menu makanan sehari
c. Mampu mengkombinasikan beberapa jenis makanan
d. Mampu mengolah dan memilih makanan
e. Mampu menilai kesehatan yang berhubungan dengan
makanan
3. Kelompok Rentan Gizi
a. Bayi (0-1 tahun)
b. Balita (1-5 tahun)
c. Anak sekolah (6-12 tahun)
d. Remaja (13-20 tahun)
e. Ibu hamil dan menyusui

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 22


f. Kelompok usia lanjut

III. LATIHAN
A. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama:
1. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan membawa
anaknyayang masih bayi. Menyatakan ingin mengetahui kebutuhan gizi
anaknya yang baru berusia 6 bulan, saat ini anaknya masih diberikan ASI
saja.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
2. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri. Mengeluh anaknya
susah makan hanya minum susu saja dan gemar mengkonsumsi jajanan yang
di jual di pingggiran sekolahnya. Dari hasil anamnesa didapatkan data An. A
berusia 5 tahun, pola makan tidak teratur, makanan kegemaran kue dan
permen rasa Stowberi.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
3. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan membawa anak
remajanya yang masih berusia 17 tahun. Ibu remaja tersebut mengeluhkan
anaknya sering nyeri perut saat menstruasi bahkan sering pingsan, anaknya
berdiet tidak makan nasi untuk menjaga postur tubuhnya karena takut
dikatakan gemuk oleh teman-temannya. Ibu tersebut mengharapkan bidan
dapat memberikan penjelasan tentang gizi yang benar pada anaknya.
Dari hasil pemerikasan remaja tersebut TB 162cm BB 44Kg., kanjungtiva
tampak anemis.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
4. Seorang perempuan berumur 25 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri ingin
memeriksakan kehamilannya. Dari hasil anamnesa ibu hamil tersebut ingin
mengetahui kebutuhan gizi saat hamil, usia kehamilan 18 minggu. Diketahui
dari ANC yang lalu TB 152 BB sebelum hamil : 48Kg. Hasil pemeriksaan
BB 50Kg.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!

Modul Gizi 2015/2016 23


5. Seorang perempuan berumur 25 tahun telah melahirkan anak pertamanya, 1
hari yang lalu di Bidan Praktik Mandiri. Ibu mengatakan dalam keluarga
menganut budaya mutih selama 40 hari masa nifas. Klien berencana akan
pulang esok hari.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
6. Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri.
Mengeluh bagian dada dan wajah sering terasa panas, dan tidak nafsu makan
karena tenggorokan terasa kering dan perut terasa penuh. Ibu ingin
mengetahui kebutuhan gizi nya saat ini dan cara untuk mengatasi keluhan
yang dialaminya.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!

B. Buatlah satuan acara penyuluhan berdasarkan format pada lampiran format


pendidikan kesehatan!

IV. Rangkuman
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan status
gizi masyarakat khususnya gologan rawan gizi (ibu hamil, ibu menyusui, bayi &
balita). Tujuan pendidikan kesehatan agar sasaran mempunyai kemampuan atau
pengetahuan dasar tentang gizi.

V. Tes Formatif
a. Apa yang dimaksud dengan pendidikan
kesehtan?
b. Apa tujuan dilaksanakan pendidikan kesehatan?
c. Siapa saja didianggap sebagai kelompok rentan
gizi dalam aspek kebidanan?

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 24


Praktikum V
APLIKASI PENGKAJIAN GIZI PADA REMAJA, WANITA DEWASA, &
PERIMENOPOUSE

 150 Menit

I. TUJUAN
Dalam praktikum ini mahasiswa diharapka dapat:
1. Melakukan roleplay pengkajian sesuai kasus
2. Menghitung kebutuhan gizi pada ibu hamil, ibu bersalin & ibu menyusui
3. Identifikasi masalah sesuai hasil pengkajian
4. Menyusun Perencanan asuhan

II. URAIAN MATERI


1. Pengertian
Merupakan upaya untuk mempengaruhi dan atau mempengaruhi orang lain,
baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan pola hidup
sehat tentang makanan yang dikonsumsi. Pendidikan gizi pada masyarakat
dikenal sebagai usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan
status gizi masyarakat khususnya gologan rawan gizi (ibu hamil, ibu
menyusui, bayi & balita). (Marmi, 2013)
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Gizi
Tujuan akhir dalam pemberian pendidikan kesehatan gizi adalah
agarsasaran mempunyai kemampuan atau pengetahuan dasar tentang gizi
yaitu:
a. Mampu mengetahui fungsi makanan
b. Mampu menyususn menu makanan sehari
c. Mampu mengkombinasikan beberapa jenis makanan
d. Mampu mengolah dan memilih makanan
e. Mampu menilai kesehatan yang berhubungan dengan
makanan
3. Kelompok Rentan Gizi
a. Bayi (0-1 tahun)
b. Balita (1-5 tahun)
c. Anak sekolah (6-12 tahun)
d. Remaja (13-20 tahun)
e. Ibu hamil dan menyusui
f. Kelompok usia lanjut

Modul Gizi 2015/2016 25


III. LATIHAN
A. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama:
1. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan membawa
anaknyayang masih bayi. Menyatakan ingin mengetahui kebutuhan gizi
anaknya yang baru berusia 6 bulan, saat ini anaknya masih diberikan ASI
saja.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
2. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri. Mengeluh anaknya
susah makan hanya minum susu saja dan gemar mengkonsumsi jajanan yang
di jual di pingggiran sekolahnya. Dari hasil anamnesa didapatkan data An. A
berusia 5 tahun, pola makan tidak teratur, makanan kegemaran kue dan
permen rasa Stowberi.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
3. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan membawa anak
remajanya yang masih berusia 17 tahun. Ibu remaja tersebut mengeluhkan
anaknya sering nyeri perut saat menstruasi bahkan sering pingsan, anaknya
berdiet tidak makan nasi untuk menjaga postur tubuhnya karena takut
dikatakan gemuk oleh teman-temannya. Ibu tersebut mengharapkan bidan
dapat memberikan penjelasan tentang gizi yang benar pada anaknya.
Dari hasil pemerikasan remaja tersebut TB 162cm BB 44Kg., kanjungtiva
tampak anemis.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
4. Seorang perempuan berumur 25 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri ingin
memeriksakan kehamilannya. Dari hasil anamnesa ibu hamil tersebut ingin
mengetahui kebutuhan gizi saat hamil, usia kehamilan 18 minggu. Diketahui
dari ANC yang lalu TB 152 BB sebelum hamil : 48Kg. Hasil pemeriksaan
BB 50Kg.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 26


5. Seorang perempuan berumur 25 tahun telah melahirkan anak pertamanya, 1
hari yang lalu di Bidan Praktik Mandiri. Ibu mengatakan dalam keluarga
menganut budaya mutih selama 40 hari masa nifas. Klien berencana akan
pulang esok hari.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
6. Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri.
Mengeluh bagian dada dan wajah sering terasa panas, dan tidak nafsu makan
karena tenggorokan terasa kering dan perut terasa penuh. Ibu ingin
mengetahui kebutuhan gizi nya saat ini dan cara untuk mengatasi keluhan
yang dialaminya.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!

B. Buatlah satuan acara penyuluhan berdasarkan format pada lampiran 4!

IV. Rangkuman
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan status
gizi masyarakat khususnya gologan rawan gizi (ibu hamil, ibu menyusui, bayi &
balita). Tujuan pendidikan kesehatan agar sasaran mempunyai kemampuan atau
pengetahuan dasar tentang gizi.

V. Tes Formatif
a. Apa yang dimaksud dengan pendidikan
kesehtan?
b. Apa tujuan dilaksanakan pendidikan kesehatan?
c. Siapa saja didianggap sebagai kelompok rentan
gizi dalam aspek kebidanan?

Modul Gizi 2015/2016 27


Praktikum VI
APLIKASI PENGKAJIAN GIZI PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN & IBU
MENYUSUI

 150 Menit

I. TUJUAN
Dalam praktikum ini mahasiswa diharapka dapat:
1. Melakukan roleplay pengkajian sesuai kasus
2. Menghitung kebutuhan gizi pada ibu hamil, ibu bersalin & ibu menyusui
3. Identifikasi masalah sesuai hasil pengkajian
4. Menyusun Perencanan asuhan

II. URAIAN MATERI


1. Pengertian
Merupakan upaya untuk mempengaruhi dan atau mempengaruhi orang lain,
baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan pola hidup
sehat tentang makanan yang dikonsumsi. Pendidikan gizi pada masyarakat
dikenal sebagai usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan
status gizi masyarakat khususnya gologan rawan gizi (ibu hamil, ibu
menyusui, bayi & balita). (Marmi, 2013)
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Gizi
Tujuan akhir dalam pemberian pendidikan kesehatan gizi adalah
agarsasaran mempunyai kemampuan atau pengetahuan dasar tentang gizi
yaitu:
a. Mampu mengetahui fungsi makanan
b. Mampu menyususn menu makanan sehari
c. Mampu mengkombinasikan beberapa jenis makanan
d. Mampu mengolah dan memilih makanan
e. Mampu menilai kesehatan yang berhubungan dengan
makanan
3. Kelompok Rentan Gizi
a. Bayi (0-1 tahun)
b. Balita (1-5 tahun)
c. Anak sekolah (6-12 tahun)
d. Remaja (13-20 tahun)
e. Ibu hamil dan menyusui
f. Kelompok usia lanjut

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 28


III. LATIHAN
A. Bacalah kasus dibawah ini dengan seksama:
1. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan membawa
anaknyayang masih bayi. Menyatakan ingin mengetahui kebutuhan gizi
anaknya yang baru berusia 6 bulan, saat ini anaknya masih diberikan ASI
saja.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
2. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri. Mengeluh anaknya
susah makan hanya minum susu saja dan gemar mengkonsumsi jajanan yang
di jual di pingggiran sekolahnya. Dari hasil anamnesa didapatkan data An. A
berusia 5 tahun, pola makan tidak teratur, makanan kegemaran kue dan
permen rasa Stowberi.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
3. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan membawa anak
remajanya yang masih berusia 17 tahun. Ibu remaja tersebut mengeluhkan
anaknya sering nyeri perut saat menstruasi bahkan sering pingsan, anaknya
berdiet tidak makan nasi untuk menjaga postur tubuhnya karena takut
dikatakan gemuk oleh teman-temannya. Ibu tersebut mengharapkan bidan
dapat memberikan penjelasan tentang gizi yang benar pada anaknya.
Dari hasil pemerikasan remaja tersebut TB 162cm BB 44Kg., kanjungtiva
tampak anemis.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
4. Seorang perempuan berumur 25 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri ingin
memeriksakan kehamilannya. Dari hasil anamnesa ibu hamil tersebut ingin
mengetahui kebutuhan gizi saat hamil, usia kehamilan 18 minggu. Diketahui
dari ANC yang lalu TB 152 BB sebelum hamil : 48Kg. Hasil pemeriksaan
BB 50Kg.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!

Modul Gizi 2015/2016 29


5. Seorang perempuan berumur 25 tahun telah melahirkan anak pertamanya, 1
hari yang lalu di Bidan Praktik Mandiri. Ibu mengatakan dalam keluarga
menganut budaya mutih selama 40 hari masa nifas. Klien berencana akan
pulang esok hari.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!
6. Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri.
Mengeluh bagian dada dan wajah sering terasa panas, dan tidak nafsu makan
karena tenggorokan terasa kering dan perut terasa penuh. Ibu ingin
mengetahui kebutuhan gizi nya saat ini dan cara untuk mengatasi keluhan
yang dialaminya.
a. Susunlah perencanaan yang tepat untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien diatas!
b. Lakukan pendidikan kesehatan gizi sesuai kebutuan pasien diatas!

B. Buatlah satuan acara penyuluhan berdasarkan format pada lampiran 4!

IV. Rangkuman
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan status
gizi masyarakat khususnya gologan rawan gizi (ibu hamil, ibu menyusui, bayi &
balita). Tujuan pendidikan kesehatan agar sasaran mempunyai kemampuan atau
pengetahuan dasar tentang gizi.

V. Tes Formatif
a. Apa yang dimaksud dengan pendidikan
kesehtan?
b. Apa tujuan dilaksanakan pendidikan kesehatan?
c. Siapa saja didianggap sebagai kelompok rentan
gizi dalam aspek kebidanan?

VI. Daftar Pustaka


Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 30


Praktikum VII
MENYUSUN MENU SEHAT BERGIZI

 150 Menit

I. TUJUAN :
a. Dapat menyusun dan menghidangkan macam makanan satu set (makan pagi,
siang atau malam) untuk perorang tertentu, dengan kebutuhan energi tertentu
pada berbagai usia tertentu
b. Dapat mempresentasikan hidangan yang telah disajikan sesuai dengan
kebutuhan gizi untuk kelompok tertentu.

II. URAIAN MATERI

Menu adalah suatu susunan beberapa macam hidangan yang disajikan pada
waktu tertentu. Menu dapat terdiri dari satu macam hidangan yang lengkap atau tidak
lengkap, juga dapat berupa hidangan untuk makan atau sarapan pagi, untuk makan
siang atau makan malam saja ataupun hidangan makan untuk satu hari penuh dengan
atau tampa makan selingan.

a. Manfaat menyusun menu


Perencanaan menu dilakukan untuk beberapa hari atau yang disebut siklus menu ,
misalnya 5 hari atau 10 hari. Penyusunan menu berdasarkan siklus menu berfungsi
untuk :
1. Variasi dan kombinasi bahan makanan dapat diatur, sehingga :
a) Menghindari kebosanan, karena terlalu sering jenis makanan tertentu
dihidangkan
b) Pada saat tertentu dapat dihidangkan makanan kesukaan yang menjadi
makanan favorit bagi anggota keluarga
c) Dapat menanamkan kebiasaan menyukai berbagai macam-macam makanan
sejak anak – anak bahkan sejak bayi. Kebiasaan makanan yang ditanamkan
sejak dini akan diteruskan hingga dewasa. Kebiasaan makan yang baik akan
mengurangi resiko terjadinya masalah gizi.
2. Makanan yang disajikan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan gizi seluruh
keluarga (Misalnya pada kondisi : Sakit, hamil atau menyusui)
3. Menu dapat disusun sesuai dengan biaya yang tersedia, sehingga :
a) Mengurangi adanya kebocoran dana

Modul Gizi 2015/2016 31


b) Dapat menghindari pembelian bahan makanan yang terlalu banyak atau
berlebihan
4. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sebaik-baiknya, terutama bagi
ibu-ibu yang bekerja atau mempunyai kesibukan lain selain urusan rumah tangga
5. Mengurangi beban mental, karena segala sesuatunya telah diatur jauh hari
sebelumnya.

b. Syarat Menyusun menu


Pada Waktu menyusun menu perlu diperhatikan beberapa hal, yakni : Nilai gizi,
biaya yang tersedia, mudah diselenggarakan dan dapat diterima oleh setiap anggota
keluarga.
1. Nilai gizi Makanan
Mutu Gizi Makanan setiap anggota keluarga harus dapat dipenuhi.Untuk itu pada
waktu menyusun menu perlu diperhatikan :
a) Penggunaan beranekaragam bahan makanan dalam menu sehari-hari.
b) Banyaknya bahan makanan harus dapat memenuhi kecukupan gizi anggota
keluarga.
c) Setiap anggota keluarga memperoleh makan sesuai kebutuhan gizinya.
Sebagai pedoman memilih bahan makanan dan menyusun menu dapat digunakan
padanan berbagai kelompok Bahan Makanan. Untuk menghitung banyaknya
bahan makanan yang dibutuhkan, dapat dilihat dalam uraian selanjutnya.
2. Biaya yang tersedia.
Perencanaan menu yang tepat dan cermat dapat membantu menghasilkan hidangan
yang sesuai dengan biaya yang tersedia tanpa mengabaikan mutu gizi makanan.
Gunakanlah bahan makanan sesuai musimnya, karena pada umumnya harga lebih
murah.
3. Mudah diselenggarakan.
Perencanaan menu harus disesuaikan dengan tenaga, waktu dan peralatan yang
tersedia. Bagi ibu yang bekerja atau tidak mempunyai pembantu rumah tangga,
perlu mempertimbangkan keterbatasan waktu dalam menyelenggarakan makanan.
Untuk menghemat tenaga dan waktu janganlah merencanakan menu yang terlalu
banyak.
Menu yang terdiri dari nasi,1 macam lauk hewani, 1 macam lauk nabati, 1 macam
sayuran dan 1 macam buah sudah cukup memenuhi keaneka ragaman dalam
hidangan sehari – hari.
4. Diterima anggota Keluarga
Menu yang memenuhi syarat gizi, terjangkau daya beli keluarga dan mudah
penyelenggaranya, harus dapat diterima seluruh anggota keluarga.
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan:

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 32


a) Variasai penggunaan bahan makanan dan cara memasaknya, agar tidak
membosankan.
b) Kombinasi Rasa, bentuk dan warna masakan yang tepat serta cara penyajian
yang rapi,bersih dan menarik akan menimbulkan selera makan.
c) Perhatikan kesukaan dan ketidak sukaan (selera ) anggota keluarga terhadap
makanan/bahan makanan tertentu.
d) Makanan untuk bayi dan anak balita perlu dimasak tersendiri, karena
kemampuan menerima berbagai macam makanan berbeda dengan orang
dewasa.
e) Perhatikan kebutuhan makanan bagi anggota keluarga yang sedang sakit, hamil
atau menyusui.

c. Langkah- langkah menyusun menu


1. Buat suatu pola dan susunan menu untuk suatu jangka waktu yang diinginkan
(misal 3 hari, 5 hari, 10 hari)
2. Mula-mula cantumkan makanan pokok dalam daftar menu tersebut, Buat
variasi untuk penganekaragaman.
3. Cantumkan lauk pauk, dipilih dari protein yang berasal dari hewani dan dari
tumbuh-tumbuhan (Nabati ). Buat bervariasi setiap hari.
4. Cantumkan Sayuran, usahakan setiap hari menggunakan sayuran yang
berwarna hijau.
5. Kemudian cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang
musim akan sangat membantu masalah biaya.
6. Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan menggunakan
beranekaragam bahan makanan. Misalnya pecel, bubur kacang hijau, kolak
ubi dan sebagainya.

III. LATIHAN
1. Susunlah contoh menu seimbang untuk masing-masing kasus pada praktikum
III (kasus nomer 1-6) dalam kelompok
2. Hidangkan menu tersebut dan presentasikan menu tersebut dalam role play
(ada yang berperan sebagai bidan untuk menerangkan dan anda yang berperan
sebagai klien)

IV. Rangkuman
Menu adalah suatu susunan beberapa macam hidangan yang disajikan pada waktu
tertentu.Tujuan penyusunan menu adalah variasi dan kombinasi bahan makanan dapat
diatur makanan yang disajikan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan gizi seluruh
keluarga, menu dapat disusun sesuai dengan biaya yang tersedia, waktu dan tenaga

Modul Gizi 2015/2016 33


yang tersedia dapat digunakan sebaik-baiknya dan mengurangi beban mental, karena
segala sesuatunya telah diatur jauh hari sebelumnya.
V. Tes Formatif
a. Ukuran rumah tangga bahan makanan cair
dengan menggunakan apa?
b. Mengapa harus ada konversi penyerapan
minyak?
c. Angka kecukupan gizi dikatakan baik
bilamana?

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 34


LAMPIRAN

Modul Gizi 2015/2016 35


Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan :
Tempat :
Waktu :
Sasaran
A. Tujuan
Setelah dijelaskan tentang materi, peserta diharapkan mengetahui tentang ………….
B. Tujuan Khusus
1. Peserta mengetahui tentang ……………………
2. Peserta mengetahui tentang ……………………
C. Sasaran

D. Komunikator

E. Materi
Terlampir

F. Metode

G. Media

H. Kegiatan Konseling
No. Waktu Pembicara Peserta
1. 2 Menit Pembukaan:
1. Memberi salam. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri. Mendengarkan.
3. Menyampaikan topik Mendengarkan.
bahasan. Mendengarkan.
4. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan memberikan persetujuan.
penyuluhan.
5. Melakukan kontrak waktu.
2. 8 Menit Penyajian Materi:
1. Mengkaji pengetahuan awal Menjawab.
peserta tentang topik yang
akan disampaikan. Mendengarkan dan memperhatikan.
2. Menyampaikan materi
tentang …….
3. 10 Menit Evaluasi:
1. Memberikan kesempatan Bertanya.
pada peserta untuk bertanya.
2. Menanyakan kembali pada Menjawab.
peserta tentang materi yang
telah diberikan.
4. 3 Menit Penutup:
1. Menyimpulkan materi. Mendengarkan.
2. Memberi salam. Menjawab salam.

Modul Gizi Penunjang Kebugaran 36


Modul Gizi 2015/2016 37

Anda mungkin juga menyukai