02 2023 Engine Bed - Reguler

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

KONSTRUKSI KAPAL – ME 141310

KONSTRUKSI ENGINE BED


SEMESTER GENAP 2023/2024

BUKU LAPORAN
Oleh:
KELOMPOK 2
Khansa Arkhap Farica 5019221014
Malahayati Tiara Prasetya 5019221009
Rifaldi Fatkhur Rahman 5019221083
Muhammad Afif Ghazali 5019221145

Dosen Pembimbing:
Dr. Achmad Baidowi S.T., MT
NIP. 1980201971033

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat-Nya agar kami dapat menyelesaikan tugas perencanaan
lini dengan sebaik-baiknya. Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dari
Kapal Mata Kuliah Konstruksi jurusan Teknik Sistem Kelautan, Fakultas Kelautan
Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya semester genap
2023/2024.
Kami mengambil kesempatan ini untuk menyadari bahwa kami memiliki
banyak keterbatasan dan kekurangan, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan ini melaporkan,
khususnya kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan kepada kami sehingga tugas dan
laporan ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Ayah dan Bunda yang selalu
memberi kami dukungan penuh agar tugas dan laporan ini dapat diselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
2. Bapak Achmad Baidowi ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing Kapal Jurusan
konstruksi yang telah mendidik dan memberikan banyak arahan dan bimbingan
selama mengerjakan tugas ini.
3. Angkatan 2022 yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat berharap untuk semua segala macam saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan karya ini. Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat dan
menjadi bahan kajian banyak pihak.

Surabaya, 13 Desember 2023

Kelompok 2
KONSTRUKSI KAPAL
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FILOSOFI DESAIN
FILOSOFI DESAIN

1.1 Filosofi Umum Engine Bed


Pondasi mesin atau Engine Bed merupakan pondasi untuk meletakan mesin induk
(Main Engine). Engine Bed merupakan bagian yang akan tampak pada gambar konstruksi
profil (Profile Construction), gambar detail tampak pada gambar dengan judul; Pondasi
Mesin (Engine Bed) serta tampak pula pada gambar potongan tengah kapal (Midship
Section). Untuk mendesain Engine Bed, dibutuhkan gambar-gambar dan data-data
pendukung sebagai berikut:
− Lines Plan atau gambar rencana garis kapal terkait.
− Gambar Konstruksi Profil (Profile Construction), jika gambar tersebut belum ada,
dapat digunakan hasil perhitungan scantling untuk gading-gading (frames), Wrang,
ketebalan Pelat Kulit (Shell plate thickness), ketebalan pelat sekat (Bulkhead plate
thickness)
− Gambar Rencana Umum kapal (General Arrangement) atau gambar layout kamar
mesin (Engine Room Arrangement)/
− Ukuran diameter Propeller
− Data main Engine (Engine Specification Sheet) lengkap dengan data outside
dimension atau engine installation diagram (gambar atau diagram yang
menampilkan ukuran, jarak kaki-kaki pada mesin atau engine foot dan diameter baut
yang digunakan) Data tersebut harus ada untuk Main Engine dan Gearbox.
− Peraturan untuk lambung kapal dan mesin kapal (Rules for Hull and Rules for
Machinery) sesuai class yang akan digunakan kapal.

Kemudian, ukuran-ukuran yang diperlukan dan perlu untuk dihitung adalah sebagai
berikut:
− Data mengenai ukuran profil, ketebalan plat kulit dan sekat. Data ini pada umumnya
sudah tersedia, karena sewajarnya terlebih dahulu dilakukan perhitungan scantling
sebelum gambar-gambar dibuat.
− Perhitungan ketebalan pelat untuk Engine Girder.
− Perhitungan ketebalan pelat untuk Stiffeners Engine Girder.
− Jumlah dan ukuran Gading besar (Web Frame) yang harus dipasang di dalam kamar
mesin (Engine Room) sesuai ketentuan Rules class.
− Ukuran diameter baut pass (Ground Body Bolt atau Foundation bolt) untuk
menghitung tebal dari pelat Engine Bed. Ukuran tersebut dapat dilihat pada data
mesin.
− Ukuran batas maksimum sudut kemiringan instalasi (Maximum Installation Angle),
memperhatikan Rules mengenai Engine Inclination.

Selanjutnya, setelah melakukan perhitungan-perhitungan, penggambaran dapat


dilakukan dengan bantuan software AutoCAD.
FILOSOFI DESAIN

1.2 Data Kapal


Berikut merupakan data dari kapal yang digunakan untuk perancangan Engine Bed.
Kapal diambil dari hasil perancangan pada mata kuliah Desain I: Rencana Garis.

Nama Kapal SATURNO


Tipe General Cargo
Jenis Muatan -
Kelas LR
Service speed 15 Knot
DWT 13500 ton
LPP 124,0794 m
LWL 127,802 m
LOA 128,579 m
B (breadth) 18,259 m
H (height) 12,643 m
T (draught) 8,389 m
Cb 0.692
Cm 0,983
Cp 0,703
L Displacement 125,941 m
1.3 Gambar Lines Plan Kapal
Berikut ini merupakan gambar lines plan kapal MINTAKA dari mata kuliah Desain I:
Lines Plan yang akan dirancang engine bed-nya.
KONSTRUKSI KAPAL
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PEMILIHAN MESIN
PEMILIHAN MESIN

2.1 Main Engine


Berikut ini merupakan data dan spesifikasi dari Main Engine yang akan digunakan
pada kapal MINTAKA. Main Engine ini dipilih berdasarkan perhitungan main engine
selection yang telah dilakukan di mata kuliah Tahanan dan Propulsi.

Manufaktur Wartsila
Tipe 6L32
Cycle 4 Stroke
Jumlah Cyclinder 8
Cylinder Stroke mm
Cylinder Bore 320 Mm
BHP at SCR 2887,66 kW
3872,41 HP
Engine Speed 750 RPM

Berikut adalah gambar dari main engine

Spesifikasi Bolt:
- Fitted Bolt: 35 mm
- Clearance Bolt: 42 mm
- Stud: 26 mm
PEMILIHAN MESIN

2.2 Gearbox
Berikut ini merupakan data dan spesifikasi dari Gearbox yang akan digunakan pada
kapala MINTAKA. Gearbox ini dipilih berdasarkan perhitungan perhitungan gearbox yang
telah dilakukan di mata kuliah Tahanan dan Propulsi.

GEARBOX
Merk ZF
Tipe W83000 NC
BHP 3420 HP
Reduction Ratio 3,900
Power Factor 3,420’ kW/RPM
Max RPM Input 1000 RPM
RPM aft. Gearbox 185,5517 RPM
Dimension
Length 1,225 mm
Width 2240 mm
Height 2562 mm
Weight 9,270 kg

Berikut adalah gambar dari gearbox

Dimana diameter bolt adalah 37 mm


KONSTRUKSI KAPAL
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PERHITUNGAN
PERHITUNGAN

3.1 Jarak Gading


Perhitungan jarak gading dapat menentukan panjang dari bangunan atas. Terdapat 4
ruangan, yaitu ceruk buritan, kamar mesin, ruang muat dan ceruk haluan yang diawali
dengan perhitungan 0,35T. Penentuan nilai jarak gading tiap ruangan, yaitu sebagai berikut.
1. Jarak gading pada sekat ceruk buritan ≤ 600 mm
2. Jarak gading pada kamar mesin ≤ 1000 mm
3. Jarak gading pada ruang muat ≤ 1000 mm
4. Jarak gading pada sekat ceruk haluan ≤ 600 mm

Maka dengan perhitungan nilai jarak gading yang akan diperhitungkan, tidak boleh
lebih dari nilai tersebut.

1. Perhitungan nilai AP ke 0,35T


Panjang awal = 0,35T
= 2,936 m

Jarak gading = 0,6 m

Jumlah gading = 2,936 / 0,6


= 4,893
Pembulatan =5

Panjang sebenarnya = 0,6 m x 5 gading


=3m

Nomor gading =5

Pada perhitungan nilai AP ke 0,35T, panjang awal diperoleh dengan menggunakan


rumus 0,35 x T. kemudian, jumlah gading diperoleh dengan cara membagi panjang awal
dengan jarak gading dari lines plan (0,6 untuk sekat ceruk buritan). Untuk menentukan
panjang sebenarnya, didapatkan dari perkalian hasil pembulatan jumlah gading dengan
jarak gading sehingga diperoleh panjang sebenarnya dan nomor gading.

2. Sekat ruang muat (Sterntube Bulkhead)


Jumlah gading = 3 gading
Jarak gading = 0,6 m
Panjang dari 0,35T = 1,8 m
Nomor jarak gading = 8 gading
Total panjang = 4,8 m

Pada perhitungan ceruk buritan, jumlah gading awal diambil 3 karena jumlah
minimalnya adalah 3 jarak gading dari 0,35T. Kemudian, diukur panjangnya dari 0,35 dan
diperoleh 8 m dan nomor jarak gadingnya adalah 8. Untuk memperoleh nilai panjang
total sterntube dari bulkhead AP, digunakan rumus perkalian antaran jarak gading (0,6
untuk sekar ceruk buritan dengan panjang dari 0,35T)

3. Sekat kamar mesin (Engine Room Bulkhead)


Panjang sekat kamar mesin adalah 17–20% LPP dari AP, maka
18% x LPP = 22,334 m

Panjang awal = 22,334 m – 4,8 m


= 17,543 m

Jarak gading = 0,7 m

Jumlah gading = 17,543 / 0,7


= 25,048
Pembulatan = 25 gading

Panjang sebenarnya = 0,7 m x 25 gading


= 17,5 m

Nomor gading = 25 gading + 8 gading


= 33 gading

Pada perhitungan sekat kamar mesin, diambil 18 LPP dari AP sehingga diperoleh
sepanjang 22,334 meter. Panjang awal diperoleh dari pengurangan 20% LPP dengan
Panjang total sterntube dari bulkhead AP. kemudian jumlah jarak gading diperoleh dari
pembagian Panjang awal dengan jarak gading (0,7 untuk kamar mesin) dan kemudian
hasilnya dibulatkan. Untuk mengetahui nomor gading letak sekat kamar mesin, dapat
diperoleh dengan menjumlahkan nomor jarak gading pada sekat ceruk buritan dengan
nomor jarak gading pada sekat kamar mesin.

4. Sekat ruang muat (Cargo Hold)


Panjang awal = 91,853 m
Jarak gading = 0,7 m

Jumlah gading = 91,853 / 0,7


= 131,219
Pembulatan = 132

Panjang sebenarnya = 132 x 0,7


= 9, m

Nomor gading = 132 gading + 33 gading


= 165 gading

Pada perhitungan sekat ruang muat, Panjang awal cargo hold yang diukur pada lines
plan adalah 96,6 m. Untuk memperoleh jumlah gading, dapat diperoleh dari pembagian
antara Panjang awal cargo hold dengan jarak gading (0,7 untuk ruang muat). Lalu untuk
menentukan Panjang cargo hold sebenarnya, dapat diperoleh dari perkalian antara
jumlah gading dengan jarak gading.
6. Sekat ceruk haluan (Collision Bulkhead)
Panjang sekat ceruk haluan adalah 5–8% dari FP
Sekat ceruk haluan = 8% x 124,079 m
= 9,924 m

Jarak gading = 0,6 m

Jumlah gading = 9,924 / 0,6


= 16,543
Pembulatan = 16

Nomor gading = 16 gading + 132 gading


= 181 gading

Pada perhitungan sekat ceruk haluan, panjang yang diambil yaitu 8% LPP diukur dari
FP. Untuk menentukan jumlah gading, dapat diperoleh dengan pembagian antara sekat
ceruk haluan dengan jarak gading (0,6 untuk sekat ceruk haluan).
PERHITUNGAN

3.2 Engine Bed Construction


1. Center Girder
− Depth
Depth of Center Girder
h= 350 + 45 L
for L=B
h min 600 mm
h= 1171,655 mm ~ 1200 mm
h= 1200 mm ~ 1,2 m

Kedalaman centre girder ditentukan menggunakan formula di atas, dengan


lebar kapal sebagai variabel penentunya. Nilai minimal h adalah 600. Dan pada
pengerjaan konstruksi engine bed, nilai kedalaman centre girder berdasarkan hasil
perhitungan di atas tidak boleh kurang dari 850 mm.

− Thickness

Inner Bottom Thickness


P = 10
t= 1,1 * a * √(p*k) + Tk for (T-Hdb) 71,891 kN/m^2
a*sqrt(p*k) 5,990658 Tk 1,5
+ Tk 7,490658 mm a 0,8
9
t= 8,239724 mm k 0,78

Ketebalan center girder ditentukan oleh kedalaman center girdernya (h),


dengan dua kriteria yaitu; untuk h ≤ 1200 mm dan untuk h > 1200 mm. berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh ketebalan centre girder sebesar 9 mm.

− Ketentuan
No centre girder need be fitted in way of longitudinal foundation girders.
No centre girder is required in way of the engine seating
PERHITUNGAN

2. Longitudinal Girder Thickness in Machinery Space in Way of the Main Propulsion


Plant
− Thickness

Longitudinal Girder Thickness


(p/750) + 14 1500<= P <=7500
t= 18,64 mm for
P= 3480
19 mm

Untuk menentukan ketebalan dari longitudinal girder, perlu diperhatikan besar


power pada main engine yang dipilih. Seperti pada rumus di atas, terdapat 3
kategori rentang power dengan masing-masing formulanya. Karena mesin warstila
6L32 yang dipilih memiliki daya sebesar 3480 kW, maka digunakan formula nomor
2 yang memiliki rentang daya dari 1500-7500 kW. Dari hasil perhitungan, diperoleh
ketebalan sebesar 19 mm.

3. Top Plate
− Area
PERHITUNGAN

Top plate

At= 116,4 cm2 ~ 117 cm2

Untuk mengetahui area pada top plate, digunakan rumus di atas. Ada dua
kriteria berdasarkan engine power, yaitu; untuk P ≤ 750 kW dan untuk P > 750 kW.
Karena main engine yang dipilih memenuhi kriteria P > 750 kW, maka digunakan
persamaan kedua.

− Thickness
Diameter clearance bolts dari Wartsila 32 Product Guide
D = 43 mm
Diameter fitted bolts dari Wartsila 32 Product Guide
D = 37 mm
Top Plate thickness dari Wartsila 32 Product Guide
T = 50 mm

4. Plate Floor Thickness


Thickness floor plate

tpf= 7,954242 mm ~ 8 mm

Untuk menentukan ketebaran plate floors, digunakan rumus di atas. Variabel yang
menentukan adalah ketebalan centre girder (tm) yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Floor Thickness
− Thickness

Plate Floors

Pf 10,56 % Max 15%


~
Pf = Tpf + 15%*Tpf = 9,2 13 mm

Untuk menentukan ketebalan floor, digunakan rumus di atas dengan variable


yang menentukan adalah engine power (untuk 1 unit engine). Besaran minimumnya
adalah 5% dan besaran maksimumnya adalah 15%.
PERHITUNGAN

6. Wrang Alas Penuh (Solid Floor)

Ukuran lubang orang (man hole) dan lubang peringan (lightening hole) pada wrang alas
penuh BKI adalah

Panjang max (l) = 0,5 x frame spacing


= 0,5 x 700
= 350 mm
≈ 250 mm
(l < 0.5 frame spacing)

Tinggi max (t) = 0,5 x h


= 0,5 x 1200
= 600 mm
≈ 550 mm
(d < 0.5h)

Diameter = 1/3 h
= (1/3) 1200
= 400 mm
≈ 250 mm
KONSTRUKSI KAPAL
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

LAMPIRAN
LAMPIRAN

Project Guide Warstilla for Engine Foundation with steel chock


LAMPIRAN

can not be read


we can not see the detail

No detailing

Anda mungkin juga menyukai