Serabut Kelapa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Proyek Teknik Sipil

Journal of Civil Engineering Project


Vol 7 (1), 2024, 33-39.
E-ISSN: 2654-4482
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi

Pengaruh tambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan dan kuat tarik
belah beton
Galih Prayogia*, Istiqomahb, Ben Novarro Batubarac
a*,b,c Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia

Corresponding Author: Abstract: Concrete has a weakness against tensile forces. One way to improve
Email: concrete's weakness in tensile strength is by adding fiber to the concrete mix which is
galihprayogi19@upi.edu
called fiber concrete. This research was to determine the compressive strength and
istiqomah@upi.edu
bensnovr@yahoo.com split tensile strength of normal concrete with the addition of coconut fiber aged 7
days, 14 days, and 28 days. The percentage of additional coconut fiber fiber is 0.5%;
Keywords: 2.5%; 4.5%; 6.5%; and 8.5% of the total volume of concrete. Testing the compressive
Beton serat, kuat tarik belah, kuat strength and split tensile strength of concrete used cylindrical samples with a
tekan, serat sabut kelapa
diameter of 10 cm and a height of 20 cm. The fiber used is coconut fiber with a length
of 30 mm. The compressive strength value of concrete without the addition of fiber at
Received : 28 days was 31.33 MPa, while concrete with the addition of 0.5%; 2.5%; 4.5%; 6.5%;
Revised : and 8.5% coconut fiber obtained compressive strength values of 33.05 MPa
Accepted :
respectively; 33.72 MPa; 24.46 MPa; 16.47 MPa; and 9.23 MPa. The split tensile
strength value of concrete without the addition of fiber at 28 days was 2.835 MPa,
while concrete with the addition of 0.5%; 2.5%; 4.5%; 6.5%; and 8.5% coconut fiber
obtained split tensile strength values of 3.497 MPa respectively; 3,754 MPa; 4,029
MPa; 3,345 MPa; and 3.039 MPa, while the maximum compressive strength value
occurs in the 2.5% variation concrete with the addition of coconut fiber, namely
33.05 MPa, while the maximum split tensile strength value occurs in the 4.5%
variation concrete with the addition of coconut fiber fiber, namely 4,029 MPa. The
results of the split tensile strength equation based on the compressive strength value
of concrete at a percentage of 0% were 0.507√f'c, while in concrete the addition of
coconut fiber was at 0.5%; 2.5%; 4.5%; 6.5%; and 8.5% respectively amounted to
0.608√f'c; 0.646√f'c; 0.815√f'c 0.824√f'c 1.0004√f'c.

Copyright © 2024 POTENSI-UNDIP

1. PENDAHULUAN
Kebutuhan kontruksi terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dan taraf hidup
masyarakat, Saat ini hampir seluruh struktur bangunan menggunakan beton sebagai alternatif bahan
bangunan yang dipilih. Beton merupakan salah satu bahan konstruksi bangunan yang sangat penting
dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Tetapi beton ternyata memiliki kelemahan
terhadap gaya tarik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kuat tarik beton dilakukan dengan
menambahkan serat, sehingga menjadi suatu bahan komposit yaitu beton dan serat. Beton serat
mempunyai keunggulan meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan impact, meningkatkan
kekuatan tekan, lentur,tarik.
Berbagai penelitian dengan penambahan serabut kelapa, campuran beton menunjukkan bahwa serat
kelapa dari sabut kelapa dapat meningkatkan kekuatan Mekanika beton dan menutupi kekurangan
beton, penggunaan bahan tambah serabut kelapa pada campuran beton dapat meningkatkan kuat
tekan maksimum optimal, dan dengan penambahan serabut kelapa, modulus runtuh beton mencapai
nilai optmimum pada proporsi tertentu (Eniarti, 2018).

|33
Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39

2. DATA DAN METODE

2.1. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2008).
Metode eksperimen dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingka kuat tekan dan kuat tarik
belah beton rencana f’c = 30 MPa sebagai kontrol dengan beton eksperimen yang menggunakan serat
sabut kelapa sebagai bahan tambah, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh
penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton.
Adapun jumlah sampel yang akan digunakan sebanyak 54 sampel untuk uji kuat tekan dan 18 sampel
untuk uji kuat tarik belah. Sampel ini dibuat berdasarkan penambahan volume serat sabut kelapa yang
digunakan, yaitu 0%; 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% dari volume total campuran beton. Untuk
mempermudah penamaan beton,digunakan kode sebagai berikut :
i) BSSK= Beton Serat Sabut Kelapa Kuat Tekan
ii) BSSK TB= Beton Serat Sabut Kelapa Kuat Tarik Belah
Adapun jumlah sampel penelitian untuk uji kuat tekan dan kuat tarik belah disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah sampel penelitian untuk uji kuat tekan dan kuat tarik belah
Jumlah Pengujian Kuat Tekan Jumlah
Klasifikasi Pengujian Jumlah
Kuat Tarik Sampel
Belah
7 Hari 14 Hari 28 Hari 28 Hari
BSSK 0% (Kontrol) 3 3 3 3 12
Beton Eksperimen:
BSSK 0,5% 3 3 3 3 12
BSSK 2,5% 3 3 3 3 12
BSSK 4,5% 3 3 3 3 12
BSSK 6,5% 3 3 3 3 12
BSSK 8,5% 3 3 3 3 12
Jumlah 72

2.2. Bahan-bahan Penelitian


Adapun data bahan-bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Agregat halus
Agregat halus yang digunakan adalah pasir galunggung. Sebelum dilaksanakannya perancangan
campuran beton dilakukan beberapa pengujian material untuk mengetahui karakteristik agregat halus.
Hasil pengujian materialagregat halus disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi hasil uji material agregat halus
No Pengujian Hasil
1 Kadar air 4,83 %
2 Berat isi 1397 kg/m3
3 Modulus halus butir 2,96
4 Kadar lumpur 4,71%
5 Apparent specific gravity 2,55
6 Bulk specific gravity kondisi kering 2,28
7 Bulk specific gravity kondisi SSD 2,38
8 Persentase absorpsi air 14,96%

E-ISSN: 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi |34


Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39

2) Agregat kasar
Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah (crushed stone). Sebelum dilaksanakannya
perancangan campuran beton dilakukan beberapa pengujian material untuk mengetahui karakteristik
agregat kasar. Hasil pengujian materialagregat kasar disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil uji material agregat kasar
No Pengujian Hasil
1 Kadar air 1,88 %
2 Berat isi 1396 kg/m3
3 Modulus halus butir 7,69
4 Nilai keausan 30,30%
5 Apparent specific gravity 2,38
6 Bulk specific gravity kondisi kering 2,17
7 Bulk specific gravity kondisi SSD 2,26
8 Persentase absorpsi air 4,08 %

3) Air
Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Struktur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia.
4) Serat
Bahan serat yang digunakan merupakan serat sabut kelapa dengan diameter 1mm dan panjang 30 mm.

2.3. Perhitungan Mix Design


Adapun pada penelitian ini digunakan perhitungan mix design yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan mix design
Komposisi Material Campuran Beton Per Sampel
Material Satuan 0% 0,5% 2,5% 4,5% 6,5% 8,5%
Semen Kg 0,997 0,997 0,997 0,997 0,997 0,997
Air Kg 0,455 0,455 0,455 0,455 0,455 0,455
Agregat halus kondisi lapangan Kg 1,269 1,269 1,269 1,269 1,269 1,269
Agregat kasar kondisi lapangan Kg 1,742 1,742 1,742 1,742 1,742 1,742
Serat sabur kelapa Kg 0,000 0,004 0,022 0,040 0,063 0,076

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengujian Berat Jenis Beton


Pengujian berat jenis beton dilakukan dengan menimbang berat benda uji. Berdasarkan hasil
pengujian berat jenis beton mengalami peningkatan pada variasi 0,5% dan mengalami penurunan
pada variasi 2,5%, 4,5%, 6,5% dan 8,5% terhadap beton control. Adapun hasil pengujian berat jenis
beton disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil pengujian berat jenis beton
Persentase Serat Berat Jenis Beton (Kg/m3) Rata-Rata Berat
Sabut Kelapa Jenis (Kg/m3)

7 hari 14 hari 28 hari


BSSK 0% 2253,63 2287,69 2304,67 2282,38
BSSK 0,5% 2354,43 2315,71 2340,98 2337,44
BSSK 2,5% 2248,12 2245,22 2274,31 2256,26
BSSK 4,5% 2252,57 2233,55 2279,19 2255,48
BSSK 6,5% 2202,70 2191,08 2196,60 2197,17
BSSK 8,5% 2013,84 2025,48 2054,14 2031,49

E-ISSN: 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi |35


Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39

3.2. Hasil Pengujian Slump Beton


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelecakan dari adukan beton untuk setiap variasi
penambahan serat sabut kelapa. Dari hasil pengujian slump beton menunjukkan bahwa slump
mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya persentase variasi serat. Konsentrasi serat yang
terlalu tinggi menyebabkan semakin tinggi pula resiko penggumpalan yang berpangaruh terhadap
kepadatan campuran beton, sehingga dapat meningkatkan kesulitan saat pengerjaan beton. Adapun
hasil pengujian slump beton disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil pengujian slump beton


Nama Sampel Slump (mm)
BSSK 0% 100
BSSK 0,5% 95
BSSK 2,5% 80
BSSK 4,5% 70
BSSK 6,5% 40
BSSK 8,5% 20

3.3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian dilakukan untuk mengetahui kuat tekan dari silinder beton yang mewakili spesimen beton
dalam mix design. Pengujian kuat tekan dilakukan saat umur beton 7, 14, dan 28 hari. Adapun hasil
pengujian kuat tekan beton pada umur 7, 14 dan 28 hari dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel
9.
Tabel 7. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari

Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tekan (MPa)

7 0% 19,39
7 0,5% 19,69
7 2,5% 21,51
7 4,5% 18,34
7 6,5% 12,81
7 8,5% 5,84

Tabel 8. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 14 hari

Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tekan (MPa)

14 0% 26,79
14 0,5% 27,40
14 2,5% 27,80
14 4,5% 23,67
14 6,5% 16,03
14 8,5% 8,18

E-ISSN: 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi |36


Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39

Tabel 9. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari

Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tekan (MPa)

28 0% 31,33
28 0,5% 33,00
28 2,5% 33,72
28 4,5% 24,46
28 6,5% 16,47
28 8,5% 9,23

Hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari pada sampel beton mengalami
peningkatan dan penurunan pada persentase yang sama terlihat bahwa kuat tekan beton yang diberi
tambahan serat sabut kelapa cenderung naik dalam persentase tertentu dibandingkan beton tanpa
tambahan serat sabut kelapa. Pada hasil pengujian mencapai titik maksimum pada 2,5% penambahan
serat, namun mengalami penurunan kembali pada 4,5% dan seterusnya. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya persentase serat maka akan semakin besar pori-pori yang dihasilkan serat di dalam
adukan beton sehingga didapatkan beton yang kurang padat dan kuat tekan yang dihasilkan menjadi
lebih kecil, maka hal tersebut mengakibatkan kuat tekan beton cenderung menurun pada persentase
kandungan yang lebih besar. Sedangkan peningkatan terjadi karena penambahan variasi serat dengan
kadar optimum serat mengisi hampir seluruh rongga yang ada dan dengan kadar serat yang tidak
berlebihan maka adukan tidak kekurangan bahan ikat (pasta semen) yang mengikat serat sehingga
tidak menyebabkan berkurangnya lekatan. Serat membantu mengikat dan menyatukan campuran
beton setelah terjadinya pengikatan awal dengan pasta semen. Pasta beton akan semakin kokoh atau
stabil dalam menahan beban karena aksi serat (fiber bridging) yang saling mengikat disekelilingnya.
Serat yang tersebar secara merata dengan orientasi acak dalam adukan beton diharapkan dapat
mencegah terjadinya retakan-retakan yang terlalu dini baik akibat panas hidrasi maupun akibat
beban-beban yang bekerja pada beton. Adapun hubungan umur beton dengan kuat tekan beton
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan umur beton dengan kuat tekan beton


Pada Gambar 1 hubungan umur beton dengan kuat tekan beton pada 7 hari, 14 hari dan 28 hari
mengalami penurunan dan peningkatan yang serupa.

E-ISSN: 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi |37


Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39

3.4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton


Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan saat umur beton 28 hari. Adapun hasil pengujian kuat
tarik belah beton disajikan pada Tabel 10 dan Gambar 2.
Tabel 10. Hasil pengujian kuat tarik belah beton umur 28 hari

Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tarik belah (MPa)

28 0% 2,83508
28 0,5% 3,497165
28 2,5% 3,753935
28 4,5% 4,028742
28 6,5% 3,345437
28 8,5% 3,038798

Gambar 2. Kuat tarik belah beton umur 28 hari


Hasil pengujian kuat tarik belah beton umur 28 hari mengalami penurunan dan peningkatan dapat
dilihat perolehan nilai kuat tarik belah tertinggi pada umur beton 28 hari ada pada beton dengan
penambahan serat sabut kelapa 4,5% yaitu 4,029 MPa, meningkat 42% dibandingkan beton tanpa
tambahan serat yang memperoleh nilai kuat tekan 2,835 MPa. Pada pengujian kuat tarik, beton dengan
penambahan serat serabut kelapa sebanyak 4,5 % memiliki nilai kuat tarik yang lebih baik
dibandingkan dengan beton normal tanpa campuran serat serabut kelapa.

3.5. Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton
Dari hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton, didapatkan hasil persamaan sebagaimana
yang disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Persamaan kuat tarik belah berdasarkan nilai kuat tekan

Persamaan Kuat Tarik Belah Persentase Kuar Tarik Belah Dari


Kode Kuat Tekan Kuat Tarik belah α
Berdasarkan Nilai Kuat Tekan Nilai KuaT Tekan

0% 31,330 2,835 0,507 0,507√f'c 9,05%


0,5% 32,998 3,497 0,608 0,608√f'c 10,60%
2,5% 33,724 3,754 0,646 0,646√f'c 11,13%
4,5% 24,463 4,029 0,815 0,815√f'c 16,47%
6,5% 16,471 3,345 0,824 0,824√f'c 20,31%
8,5% 9,227 3,039 1,0004 1,0004√f'c 32,93%

E-ISSN: 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi |38


Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39

Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil persamaan kuat tarik belah berdasarkan nilai kuat tekan beton
pada persentase 0% mendapat 0,507√f'c sedangkan pada beton penambahan serat serabut kelapa
pada 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% bertutur-turut sebesar 0,608√f'c; 0,646√f'c; 0,815√f'c
0,824√f'c 1,0004√f'c. Adapun grafik hubungan penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan
dan kuat tarik belah beton umur 28 hari ditujunkkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton
umur 28 hari

4. KESIMPULAN
Pada Nilai kuat tekan beton tanpa penambahan serat pada umur 28 hari sebesar 31,33 MPa,
sedangkan beton dengan penambahan 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% serat sabut kelapa
memperoleh nilai kuat tekan berturut-turut sebesar 33,05 MPa; 33,72 MPa; 24,46 MPa; 16,47 MPa;
dan 9,23 MPa. Pada Nilai kuat tarik belah beton tanpa penambahan serat pada umur 28 hari sebesar
2,835 MPa, sedangkan beton dengan penambahan 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% serat sabut
kelapa memperoleh nilai kuat tarik belah berturut-turut sebesar 3,497 MPa; 3,754 MPa; 4,029 MPa;
3,345 MPa; dan 3,039 MPa. Dan Nilai kuat tekan maksimum terjadi pada beton variasi 2,5% dengan
penambahan serat sabut kelapa yaitu sebesar 33,05 MPa, sedangkan nilai kuat tarik belah maksimum
terjadi pada beton variasi 4,5% dengan penambahan serat sabut kelapa yaitu sebesar 4,029 MPa.

REFERENSI
ACI Committee 544. (2002). State of the Art Report on Fiber Reinforced Concrete. Report: ACI 544.1r-96.
Michigan : American Concrete Institute
Departemen Pekerjaan Umum. (2018). Spesifikasi Umum Divisi 7 Beton dan BetonKinerja Tinggi
Eduardi Prahara, Gouw Tjie Liong, Rachmansya (2015). Analisa pengaruh penggunaan serat serabut
kelapa dalam persentase tertentu pada beton mutu tinggi. Binus University
Hasubuallah, jasman (2022). Pengaruh penambahan sabut kelapa terhadap kuat tekan beton.
Universitas muhammadiyah parepare
Ir. H. Zainuddin, MT, Agustiya Eko Wahyudi (2019). Pengaruh penambaham serat sabut kelapa pada
beton normal dengan uji kuat tekan dan kuat lentur. Universitas bojonegoro.

E-ISSN: 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi |39

Anda mungkin juga menyukai