Serabut Kelapa
Serabut Kelapa
Serabut Kelapa
Pengaruh tambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan dan kuat tarik
belah beton
Galih Prayogia*, Istiqomahb, Ben Novarro Batubarac
a*,b,c Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia
Corresponding Author: Abstract: Concrete has a weakness against tensile forces. One way to improve
Email: concrete's weakness in tensile strength is by adding fiber to the concrete mix which is
galihprayogi19@upi.edu
called fiber concrete. This research was to determine the compressive strength and
istiqomah@upi.edu
bensnovr@yahoo.com split tensile strength of normal concrete with the addition of coconut fiber aged 7
days, 14 days, and 28 days. The percentage of additional coconut fiber fiber is 0.5%;
Keywords: 2.5%; 4.5%; 6.5%; and 8.5% of the total volume of concrete. Testing the compressive
Beton serat, kuat tarik belah, kuat strength and split tensile strength of concrete used cylindrical samples with a
tekan, serat sabut kelapa
diameter of 10 cm and a height of 20 cm. The fiber used is coconut fiber with a length
of 30 mm. The compressive strength value of concrete without the addition of fiber at
Received : 28 days was 31.33 MPa, while concrete with the addition of 0.5%; 2.5%; 4.5%; 6.5%;
Revised : and 8.5% coconut fiber obtained compressive strength values of 33.05 MPa
Accepted :
respectively; 33.72 MPa; 24.46 MPa; 16.47 MPa; and 9.23 MPa. The split tensile
strength value of concrete without the addition of fiber at 28 days was 2.835 MPa,
while concrete with the addition of 0.5%; 2.5%; 4.5%; 6.5%; and 8.5% coconut fiber
obtained split tensile strength values of 3.497 MPa respectively; 3,754 MPa; 4,029
MPa; 3,345 MPa; and 3.039 MPa, while the maximum compressive strength value
occurs in the 2.5% variation concrete with the addition of coconut fiber, namely
33.05 MPa, while the maximum split tensile strength value occurs in the 4.5%
variation concrete with the addition of coconut fiber fiber, namely 4,029 MPa. The
results of the split tensile strength equation based on the compressive strength value
of concrete at a percentage of 0% were 0.507√f'c, while in concrete the addition of
coconut fiber was at 0.5%; 2.5%; 4.5%; 6.5%; and 8.5% respectively amounted to
0.608√f'c; 0.646√f'c; 0.815√f'c 0.824√f'c 1.0004√f'c.
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan kontruksi terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dan taraf hidup
masyarakat, Saat ini hampir seluruh struktur bangunan menggunakan beton sebagai alternatif bahan
bangunan yang dipilih. Beton merupakan salah satu bahan konstruksi bangunan yang sangat penting
dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Tetapi beton ternyata memiliki kelemahan
terhadap gaya tarik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kuat tarik beton dilakukan dengan
menambahkan serat, sehingga menjadi suatu bahan komposit yaitu beton dan serat. Beton serat
mempunyai keunggulan meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan impact, meningkatkan
kekuatan tekan, lentur,tarik.
Berbagai penelitian dengan penambahan serabut kelapa, campuran beton menunjukkan bahwa serat
kelapa dari sabut kelapa dapat meningkatkan kekuatan Mekanika beton dan menutupi kekurangan
beton, penggunaan bahan tambah serabut kelapa pada campuran beton dapat meningkatkan kuat
tekan maksimum optimal, dan dengan penambahan serabut kelapa, modulus runtuh beton mencapai
nilai optmimum pada proporsi tertentu (Eniarti, 2018).
|33
Prayogi, Istiqomah, dan Batubara / Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 7(1), 2024, 33-39
2) Agregat kasar
Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah (crushed stone). Sebelum dilaksanakannya
perancangan campuran beton dilakukan beberapa pengujian material untuk mengetahui karakteristik
agregat kasar. Hasil pengujian materialagregat kasar disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil uji material agregat kasar
No Pengujian Hasil
1 Kadar air 1,88 %
2 Berat isi 1396 kg/m3
3 Modulus halus butir 7,69
4 Nilai keausan 30,30%
5 Apparent specific gravity 2,38
6 Bulk specific gravity kondisi kering 2,17
7 Bulk specific gravity kondisi SSD 2,26
8 Persentase absorpsi air 4,08 %
3) Air
Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Struktur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia.
4) Serat
Bahan serat yang digunakan merupakan serat sabut kelapa dengan diameter 1mm dan panjang 30 mm.
Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tekan (MPa)
7 0% 19,39
7 0,5% 19,69
7 2,5% 21,51
7 4,5% 18,34
7 6,5% 12,81
7 8,5% 5,84
Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tekan (MPa)
14 0% 26,79
14 0,5% 27,40
14 2,5% 27,80
14 4,5% 23,67
14 6,5% 16,03
14 8,5% 8,18
Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tekan (MPa)
28 0% 31,33
28 0,5% 33,00
28 2,5% 33,72
28 4,5% 24,46
28 6,5% 16,47
28 8,5% 9,23
Hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari pada sampel beton mengalami
peningkatan dan penurunan pada persentase yang sama terlihat bahwa kuat tekan beton yang diberi
tambahan serat sabut kelapa cenderung naik dalam persentase tertentu dibandingkan beton tanpa
tambahan serat sabut kelapa. Pada hasil pengujian mencapai titik maksimum pada 2,5% penambahan
serat, namun mengalami penurunan kembali pada 4,5% dan seterusnya. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya persentase serat maka akan semakin besar pori-pori yang dihasilkan serat di dalam
adukan beton sehingga didapatkan beton yang kurang padat dan kuat tekan yang dihasilkan menjadi
lebih kecil, maka hal tersebut mengakibatkan kuat tekan beton cenderung menurun pada persentase
kandungan yang lebih besar. Sedangkan peningkatan terjadi karena penambahan variasi serat dengan
kadar optimum serat mengisi hampir seluruh rongga yang ada dan dengan kadar serat yang tidak
berlebihan maka adukan tidak kekurangan bahan ikat (pasta semen) yang mengikat serat sehingga
tidak menyebabkan berkurangnya lekatan. Serat membantu mengikat dan menyatukan campuran
beton setelah terjadinya pengikatan awal dengan pasta semen. Pasta beton akan semakin kokoh atau
stabil dalam menahan beban karena aksi serat (fiber bridging) yang saling mengikat disekelilingnya.
Serat yang tersebar secara merata dengan orientasi acak dalam adukan beton diharapkan dapat
mencegah terjadinya retakan-retakan yang terlalu dini baik akibat panas hidrasi maupun akibat
beban-beban yang bekerja pada beton. Adapun hubungan umur beton dengan kuat tekan beton
ditunjukkan pada Gambar 1.
Umur (Hari) Kode Benda Uji Rata Rata Kuat Tarik belah (MPa)
28 0% 2,83508
28 0,5% 3,497165
28 2,5% 3,753935
28 4,5% 4,028742
28 6,5% 3,345437
28 8,5% 3,038798
3.5. Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton
Dari hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton, didapatkan hasil persamaan sebagaimana
yang disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Persamaan kuat tarik belah berdasarkan nilai kuat tekan
Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil persamaan kuat tarik belah berdasarkan nilai kuat tekan beton
pada persentase 0% mendapat 0,507√f'c sedangkan pada beton penambahan serat serabut kelapa
pada 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% bertutur-turut sebesar 0,608√f'c; 0,646√f'c; 0,815√f'c
0,824√f'c 1,0004√f'c. Adapun grafik hubungan penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan
dan kuat tarik belah beton umur 28 hari ditujunkkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton
umur 28 hari
4. KESIMPULAN
Pada Nilai kuat tekan beton tanpa penambahan serat pada umur 28 hari sebesar 31,33 MPa,
sedangkan beton dengan penambahan 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% serat sabut kelapa
memperoleh nilai kuat tekan berturut-turut sebesar 33,05 MPa; 33,72 MPa; 24,46 MPa; 16,47 MPa;
dan 9,23 MPa. Pada Nilai kuat tarik belah beton tanpa penambahan serat pada umur 28 hari sebesar
2,835 MPa, sedangkan beton dengan penambahan 0,5%; 2,5%; 4,5%; 6,5%; dan 8,5% serat sabut
kelapa memperoleh nilai kuat tarik belah berturut-turut sebesar 3,497 MPa; 3,754 MPa; 4,029 MPa;
3,345 MPa; dan 3,039 MPa. Dan Nilai kuat tekan maksimum terjadi pada beton variasi 2,5% dengan
penambahan serat sabut kelapa yaitu sebesar 33,05 MPa, sedangkan nilai kuat tarik belah maksimum
terjadi pada beton variasi 4,5% dengan penambahan serat sabut kelapa yaitu sebesar 4,029 MPa.
REFERENSI
ACI Committee 544. (2002). State of the Art Report on Fiber Reinforced Concrete. Report: ACI 544.1r-96.
Michigan : American Concrete Institute
Departemen Pekerjaan Umum. (2018). Spesifikasi Umum Divisi 7 Beton dan BetonKinerja Tinggi
Eduardi Prahara, Gouw Tjie Liong, Rachmansya (2015). Analisa pengaruh penggunaan serat serabut
kelapa dalam persentase tertentu pada beton mutu tinggi. Binus University
Hasubuallah, jasman (2022). Pengaruh penambahan sabut kelapa terhadap kuat tekan beton.
Universitas muhammadiyah parepare
Ir. H. Zainuddin, MT, Agustiya Eko Wahyudi (2019). Pengaruh penambaham serat sabut kelapa pada
beton normal dengan uji kuat tekan dan kuat lentur. Universitas bojonegoro.