BAB 2 Karya Tulis Ilmiah Hilman Aulia Kamil XII IPS 1
BAB 2 Karya Tulis Ilmiah Hilman Aulia Kamil XII IPS 1
BAB 2 Karya Tulis Ilmiah Hilman Aulia Kamil XII IPS 1
8
9
3. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan itu ada empat, yaitu fungsi integratif, fungsi
instrumental, fungsi kultural, dan fungsi penalaran. Fungsi integratif
memberikan 27 penekanan pada penggunaan bahasa sebagai alat yang
membuat anak didik ingin dan sanggup menjadi anggota dari suati masyarakat.
Fungsi instrumental aialah penggunaan bahasa untuk tujuan mendapat
keuntungan material, memperoleh pekerjaan, dan meraih ilmu. Fungsi kultural
ialah penggunaan bahasa sebagai jalur mengenal dan menghargai sesuatu sistem
nilai dan cara hidup atau kebudayaan sesuatu masyarakat. Fungsi penalaran
ialah lebih menekankan pada penggunaan bahasa sebagai alat berpikir dan
mengerti serta menciptakan konsep- konsep.
2. Variasi (Ragam) Bahasa
a. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa merupakan dalam suatu bentuk bahasa yang bervariasi
tergantung pada konteks penggunaan (topik yang dibahas, medium bahasa, dan
hubungan antara penutur).
Dalam keragaman bahasa tidak bertindak sebagai atribut permanen
penutur, dalam ahli bahasa yang kompeten biasanya menguasai berbagai jenis
bahasa dan dapat mengadaptasi variasi yang digunakan untuk situasi dan tujuan
bahasa. Dalam variasi bahasa berbeda dengan dialek, yakni varian bahasa yang
bervariasi tergantung pada area berbicara atau kelompok pengguna.
Dalam literatur bahasa, dengan suatu istilah keanekaragaman bahasa dan
laras bahasa tidak dibedakan secara seragam. Sebagaimana ditafsirkan oleh
KBBI, kedua istilah tersebut adalah sinonim. Istilah dalam keanekaragaman
linguistik yakni sering dibedakan dari keanekaragaman linguistik, yang
merupakan bentuk bahasa yang dibedakan tanpa memfokuskan secara khusus
terhadap karakter variasi.
13
kata, dan tata kalimat. Dalam hal tata bunyi ragam baku mempunyai ragam
ejaan. Dalam bahasa Indonesia, ejaan baku adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD), sehingga penelitian yang melanggar EYD adalah ejaan non baku, sehingga
ragam tulisnya merupakan non baku pula.6 Ragam baku memiliki ciri-ciri, yaitu:
1. Berasal dari dialek. Jumlah penutur asli (native speaker) bahasa baku
lebih sedikit dibandingkan dengan keseluruhan penutur bahasa.
2. Biasanya diajarkan kepada orang lain yang bukan penutur asli bahasa
tersebut.
3. Mampu memberi jaminan kepada pemakainya bahwa ujaran yang
dipakai kelak dapat dipahami oleh masyarakat luas, lebih luas
daripada jika pemakai dialek regional.
4. Dipakai oleh kalangan pelajar, kalangan cendikiawan dan ilmuwan, dan
juga dalam karya tulis ilmiah.
5. Mempunyai bentuk-bentuk kebahasaan tertentu yang
membedakannya dengan ragam-ragam lain. Ciri kebahasaan itu dalam bahasa
baku pasti dan dipakai secara konsisten.
c. Pengertian Bahasa Gaul
Menurut Wikipedia dari penelusuran situs google mengatakan bahwa
bahasa gaul atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia non standar
yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan
oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul.
Bahasa prokem ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek
Betawi yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk
“ok” di depan fonem terakhir yang tersisa. Misalnya, kata bapak dipotong
menjadi bap, kemudian disisipi “ok” menjadi bokap.
Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh
para narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini
memanfaatkan sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.
16
Bahasa gaul atau argot atau bahasa prokem adalah penggunaan kata-
kata dalam bahasa yang tidak resmi dan ekspresi yang bukan merupakan
standar penuturan dialek atau bahasa.8 Kata dalam bahasa gaul biasanya kaya
dalam domain tertentu, seperti kekerasan, kejahatan dan narkoba dan seks.
Bahasa gaul umumnya digunakan di lingkungan perkotaan. Terdapat
cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa gaul bergantung pada kota
tempat seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh bahasa daerah yang
berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas dalam kota tersebut.
+]\Sebagai contoh, di Bandung, Jawa Barat. Perbendaharaan kata dalam bahasa
gaulnya banyak mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa sunda.
d. Jenis – Jenis Ragam Bahasa
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Pembicara (Penutur)
Dalam bahasa ini, dalam keanekaragaman terdiri dari bahasa daerah
(dialek), bahasa pendidikan, bahasa yang non-formal dan formal, diantaranya
ialah sebagai berikut:
a. Bahasa Daerah
Bahasa Indonesia yang dapat digunakan di wilayah tersebut biasanya
dikenakan tengan lingkungan setempat. Misalnya, berbicara bahasa Indonesia,
yang digunakan oleh orang-orang di Jawa, berbeda dari berbicara bahasa
Indonesia, yang digunakan dengan adanya suatu orang-orang di wilayah
Sumatera.
b. Bahasa Formal dan Non Formal
Bahasa formal sering digunakan pada suatu acara-acara formal seperti
upacara inisiasi, seminar dan pertemuan. Sementara bahasa non-formal sering
digunakan dalam kegiatan kita sehari-hari di luar acara formal, misalnya ketika
berbicara terhadap keluarga dan teman.
17
c. Bahasa Pendidikan
Bahasa yang telah digunakan dengan orang-orang yang berpendidikan
jelas berbeda dari orang yang tidak berpendidikan. Itu bisa dibandingkan
dengan pengucapan kata-kata, seperti orang-orang berpendidikan yang sering
menggunakan kata-kata mengunci, mencuci, televisi, dan video. Tidak seperti
orang yang tidak melalui pendidikan, kata-kata Nyuci, Pidio, Ngunci, dan Tipi
dibacakan.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Media Yang Di Gunakan
Tawaran bahasa dengan berdasarkan media yang dapat digunakan dibagi
menjadi dua area:
a. Ragam Bahasa Secara Lisan
Bahasa tersebut dalam bahasa yang diucapkan secara lisan atau lisan.
Bahasa standar sering digunakan dalam banyak bahasa ini. Cara berbicara
dengan bervariasi tergantung pada lingkungan.
Seperti seorang pembicara yang berada dalam keadaan formal, ia sangat
berbeda dari percakapan yang dilakukan dalam situasi santai atau informal.
Variasi dalam bahasa lisan yang dilemparkan dengan bentuk tertulis tidak dapat
digambarkan sebagai variasi dari bahasa tertulis, akan tetapi tetap dengan
berbagai bahasa lisan yang dilemparkan dalam bentuk tertulis.
e. Ciri – Ciri Ragam Bahasa Lisan
Terdapat beberapa ciri-ciri dalam ragam tersebut, diantaranya ialah
sebagai berikut:
1. Adaptasi terhadap keadaan yang ada, waktu, dan situasi.
2. Kebutuhan akan intonasi dengan bahasa tubuh dan berbicara yang
digunakan.
3. Gerakan terhadap tubuh serta ekspresi wajah dan intonasi yang
digunakan denganpengiriman sangat membantu.
4. Ini berangsung dengan cepat dan gesit.
18
badan. Bentuk tertulis, ragam ini dapat ditemukan dalam surat menyurat dinas,
khotbah, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Pola dan kaidah ragam resmi
sudah ditentukan secara mantap sebagai suatu standar. Ragam resmi ini pada
dasarnya sama dengan ragam baku atau standar yang digunakan dalam situasi
resmi.
e) Ragam Usaha
Ragam usaha Ragam usaha adalah ragam bahasa yang sesuai dengan
pembicaraan- pembicaraan biasa di sekolah, perusahaan, dan rapat-rapat usaha
yang berorientasi kepada hasil atau produksi, dengan kata lain ragam bahasa ini
berada pada tingkat yang paling operasional. Wujud ragam usaha ini berbeda di
antara ragam formal dan ragam informal atau ragam resmi.
f) Ragam Santai
Ragam santai adalah ragam bahasa yang santai antar teman dalam
berbincang-bincang, rekreasi, berolah raga, dan sebagainya. Berikut ini adalah
ciri-ciri ragam santai.
1. Kosa kata banyak memakai unsur leksikal dialek dan unsur bahasa
daerah.
2. Banyak memakai bentuk alegro.
3. Memakai kata ganti tidak resmi.
4. Sering kali tidak memakai struktur morfologi dan sintaksis yang
normatif.
1) Menurut Poedjosoedarmo (1978: 12) :
Dalam ragam santai mempunyai kelainan-kelainan tertentu bila
dibandingkan dengan bahasa yang dipakai dalam suasana resmi atau formal.
Kelainan itu seperti pemakaian kalimat yang tidak lengkap atau berbenuk
kalimat inversi. Bahasa yang digunakan dalam berbicara dengan lawan
bicaranya juga sangat santai karena keakraban antara penutur dan lawan
bicaranya.
20
g) Ragam Akrab
Ragam akrab adalah ragam bahasa antar anggota yang akrab dalam
keluarga atau teman-teman yang tidak perlu berbahasa secara lengkap dengan
artikulasi yang terang, tetapi cukup dengan ucapan-ucapan yang pendek. Hal ini
disebabkan oleh adanya saling pengertian dan pengetahuan satu sama lain.
Dalam tingkat inilah banyak dipergunakan bentuk-bentuk dan istilah-istilah
(kata-kata) khas bagi keluarga atau sekelompok teman akrab.
B. Kerangka Berpikir
Dalam rangka usaha penelitian mengenai menganalisis keberagaman
gaya bahasa yang digunakan siswa – siswi di SMA Negeri 10 Tangerang
digambarkan hubungan sebagai berikut : Variabel bebas Bahasa
(variabel x), terdapat hubungan dengan variabel terikat gaya bahasa yang
digunakan siswa – siswi di SMA Negeri 10 Tangerang ( variabel y ).
Gambar 2.1
Variabel X Variabel Y
1. Jenis – jenis
1. Pengertian
ragam bahasa
Bahasa
2. Ciri – Ciri
2. Fungsi Bahasa
bahasa