Skripsi Satriyouwu (1) (Repaired)
Skripsi Satriyouwu (1) (Repaired)
Skripsi Satriyouwu (1) (Repaired)
Oleh
NIM 205120600111057
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
kebijakan. Pesatnya perkembangan sebagian besar LSM pada masa itu ditopang
oleh aktivis mahasiswa dari kota-kota besar yang memiliki akses luas terhadap
Pada awal kemunculannya tahun 1970, tidak ada LSM yang secara
diajukan lebih berfokus pada aspek metodologis dan teknis dari pembangunan
tersebut.2 Hal tersebut sering kali menjadi fokus kritik dari aktivis LSM yang
mencakup strategi dan proses pembangunan. Berbagai usaha pelayanan dari LSM
1
(Rahmat, 2003)
2
(Prosiding Seminar SMERU: Wawasan tentang LSM Indonesia: Sejarah, Perkembangan, dan
Prospeknya, 2000)
Umumnya LSM beroperasi di tingkat desa atau kampung dengan tujuan
kesejahteraan bersama baik oleh anggota komunitas itu sendiri maupun dengan
bantuan dari luar. Seiring perkembangannya LSM mencakup wilayah yang lebih
luas serta menangani kebutuhan yang lebih kompleks seperti pelatihan, bantuan
teknis, dan bahkan bantuan keuangan dari lembaga lain secara sukarela. Hal ini
dan Pasal 6 UU ini mengatur tugas dan fungsi LSM di Indonesia. Beberapa tugas
masyarakat; 2)menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
kesatuan bangsa; 5)pemelihara dan pelestari norma, nilai, serta etika dalam
LSM termasuk salah satu dari tiga sektor yang dipandang memiliki peran dalam
good governance, yaitu partisipatif, transparan, akuntabel, efektif dan efisien, dan
3
(Santosa, 2008)
keadilan. Sementara itu, paradigma pengelolaan pemerintahan yang sebelumnya
Salah satu LSM di Pasuruan yang menarik untuk dibahas adalah LSM
Salah satu gerakan yang dilakukan adalah membentuk koalisi Masyarakat Anti
Satuan Pendidikan atau biasa disebut dana BOS adalah dana alokasi khusus non
fisik untuk mendukung biaya operasional non personalia bagi satuan pendidikan
yang digunakan untuk biaya operasional sekolah seperti gaji guru dan karyawan,
kebutuhan belajar mengajar seperti buku dan alat tulis, serta keperluan lainnya
seperti biaya listrik, air, dan perawatan gedung sekolah. Dana BOS sangat penting
bagi penyelenggaraan sector pendidikan, yang jika dana tersebut dikorupsi pasti
Pasuruan sendiri dimana LSM Pusaka turun aktif untuk menangani isu korupsi
tersebut, dana yang dikorupsi total sebesar 3,1 milyar dan terdapat 9 orang yang
4
(Busthomi, 2024)
ditangkap. Dari 9 yang tertagkap tersebut, beberapa diantaranya adalah seorang
relawan dan anggota tenaga ahli DPR RI. Sebagai perbandingan, di Malang tahun
2021 juga terdapat kasus penyelewengan dana BOP oleh kepala sekolah SMKN
terdapat penyelewengan dana sebesar 2,1 milyae. Beberapa contoh di dua daerah
tersebut merupakan mengindikasikan bahwa kasus korupsi dana BOP ini terjadi
tidak hanya di satu daerah saja. Mengutip Nelson Mandela, “penjahat tidak pernah
negara”, merupakan dorongan bagi penulis untuk memandang peran LSM dalam
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi LSM lainnya untuk ikut
serta dalam penanggulangan tindakan korupsi.
TINJAUAN PUSTAKA
yang sebelumnya lebih terkenal di awal tahun 1970-an. Pada awalnya istilah
organisasi swadaya mandiri yang bersifar oposan. Pada saat itu lembaga pers,
Sedangkan beberapa lembaga yang tersebut tidak selalu oposan. Kata LSM mulai
dikenal masyarakat pada tahun 1981 melalui seminar yang diselenggarakan Walhi
dan Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) yaitu istilah ornop diganti secara
Swadaya Masyarakat (LSM) adalah organisasi atau asosiasi yang dibentuk oleh
civil society.7 Definisi ini sejalan dengan pandangan Ernest Gellner mengenai civil
5
Adi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia (Jakarta
Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 69
6
Culla, Rekonstruksi Civil Society, h. 81.
7
(Tim ICCE, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Jakarta: Kencana Prenada,
2000), 158)
society sebagai masyarakat yang terdiri dari institusi non-pemerintah yang cukup
Pandangan serupa juga dinyatakan oleh Hikam dalam Masyarakat dan Civil
Society, di mana civil society dipahami sebagai ruang yang memastikan adanya
perilaku, tindakan, dan refleksi yang independen, tidak terbatas oleh kondisi
material, dan tidak terintegrasi dalam struktur lembaga politik resmi. 9 Secara
“Civil society adalah entitas yang melampaui batas-batas kelas sosial dan
memiliki kapasitas politik yang tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai
penyeimbang terhadap kecenderungan intervensi negara. Selain itu, civil society
juga dapat menghasilkan kekuatan kritis dan reflektif dalam masyarakat yang
berperan untuk mengurangi atau mencegah konflik internal akibat struktur sosial
modern. Kekuatan ini sangat penting untuk mengatasi dampak negatif dari sistem
ekonomi pasar dan institusi politik, yang dapat menyebabkan formalitas dan
kekakuan birokrasi.”10
Menurut Tocqueville, seperti yang dikutip oleh Azra, civil society
tinggi dalam hubungannya dengan negara, serta keterikatan pada norma dan nilai
hukum yang diikuti oleh anggotanya.11 LSM yang terkait dengan civil society juga
Pandangan serupa diungkapkan oleh Vakil yang kemudian dikutip oleh Jordan
dan Peter mengenai karakter utama LSM, yaitu kemandirian tidak terikat pada
pemerintah, bersifat nirlaba, dan memiliki misi sosial yang jelas. 12 Sementara itu,
8
(Ernest Gellner, Membangun Masyarakat Sipil, Prasyarat Menuju Kebebasan (Bandung: Mizan),
2)
9
(Muhammad Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: LP3ES, 1999), 200)
10
Ibid, 86
11
(Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat Madani (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), 3)
12
Lisa Jordan dan Peter Van T, Akuntabilitas LSM, hal. 12
Clark memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai karakteristik LSM
kebijakan;
kebijakan pemerintah;
kegiatannya. Lisa Jordan dan Peter van Tuijl menjelaskan bahwa LSM adalah
organisasi yang mampu mengatur dirinya sendiri, nirlaba, swasta, dan memiliki
misi sosial yang jelas. LSM juga tidak terikat dengan partai politik sehingga tidak
dapat mengikuti mekanisme pemilu. LSM juga dapat memberikan pelayanan serta
13
John Clark, NGO dan Pembangunan Demokrasi (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,
1995), 59-68
14
Lisa Jordan dan Peter van Tuijl, Akuntabilitas LSM, h. 12.
Dalam tata aturan hukum Indonesia, LSM dijelaskan dalam Instruksi
lainnya, yang merupakan inti dari gagasan dan praktik civil society. 15 Hikam juga
negara.
Pandangan serupa diungkapkan oleh Adi Sasono, seperti yang dikutip oleh
15
Muhammad Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: LP3ES, 1999), 200
2. mendorong sektor swasta untuk mengembangkan sistem kemitraan
sosial;
mereka.
penghubung dan penengah antara berbagai kepentingan yang belum diwakili oleh
partai politik atau organisasi masyarakat lainnya. Peran ini juga mendorong LSM
melaporkan setiap praktik korupsi. Tujuannya adalah agar cita-cita LSM yaitu
sistem politik, hukum, ekonomi, hingga birokrasi di Indonesia bebas dari korupsi
dapat terwujud.
masalah- masalah yang muncul di masyarakat, seperti korupsi. Sebagai salah satu
LSM yang bergerak dalam perlawanan terhadap praktik korupsi, Pusaka berperan
penting dalam mempublikasikan dan melaporkan praktik-praktik korupsi yang
pemerintah.
bawah ini. Selain itu, studi terdahulu ditulis sebagai acuan untuk memperoleh
novelti atau kebaruan dalam penelitian ini. Berikut adalah beberapa studi
terdahulu:
setiap negara.
2) Selain itu, ada penelitian skripsi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dilakukan oleh Jajang Heriyana (2008) dengan judul "Peran LSM Forum
perumusan kebijakan.
Teori Peran:
1) Peran ideal
2) Peran diri sendiri
3) Peran yang dilaksanakan
BAB III
METODE PENELITIAN
metode kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami lebih rinci
tentang makna sebuah fenomena, baik itu fenomena individu maupun kelompok
seorang peneliti turut hadur langsung ke lapangan agar dapat melihat secara riil
bagaimana peran LSM PUSAKA dalam pengawasan dana hibah kopi kapiten
pasuruan.
Metode penelitian studi kasus (case study) digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode ini jika hendak memahami kausalitas kejadian suatu kasus
penting terhadap kasus yang diteliti. Ada tiga desain studi kasus yaitu
studi kasus yang merupakan upaya memahami karakteristik sebuah sistem terikat
17
(Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches.)
18
(Yin, 2009)
dan mendeskripsikan sebuah kejadian atau proses dalam sistem tersebut. 19 Desain
governance.
Sumber data penelitian yang diketahui dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Berikut adalah definisi dari
a) Data Primer
Dokumen data primer disebut juga “first hand information” atau dari
tangan pertama.21 Data primer berupa data dalam bentuk verbal atau
kalimat yang diucap secara lisan, gestur atau perilaku oleh sumber
19
(Vanderstoep. (2009). Research Methods for Everyday Life Blending Qualitative and
Quantitative Approaches.)
20
(Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung)
21
(Ulber Silalahi. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama)
informan. Sumber tersebut berkenaan dengan variabel yang diteliti
b) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari institusi atau lembaga otoritas yang telah
Data tersebut bias dapatkan dari artikel, jurnal, internet atau website
a) Informan Utama
b) Informan Pendukung
PUSAKA.
c) Informan Pelengkap
Pihak yang mengambil bagian dalam upaya advokasi namun bukan
a) Wawancara
dilakukan oleh lebih dari satu orang yang tujuanya adalah menggali
b) Observasi
dari apa yang diamati.23 Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil
22
((Esterberg, Kristin G,2002 ; Qualitative Methods Ins Social Research, Mc Graw Hill, New York))
23
(Yusuf (2014), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta)
observasi antara lain: ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek,
c) Dokumentasi
metode mencari data terkait hal-hal yang berupa buku, catatan, surat
a) Triangulasi Sumber
diperoleh.
b) Verifikasi Responden
menyatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dan
kontinu sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data model Miles dan Huberman,
yaitu:
a) Reduksi Data
polanya. Dengan demikian data yang telah saring akan tidak akan sulit
b) Data Display
data-data inti yang telah dinegasi atas residu-residu data yang kurang
c) Verifikasi Data
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
DAFTAR PUSTAKA
(Esterberg, Kristin G,2002 ; Qualitative Methods Ins Social Research, Mc Graw Hill, New
York). (n.d.).
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
(n.d.).
Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat Madani (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
3. (n.d.).
Busthomi, M. (2024). Pegiat LSM Laporkan Dana Hibah Kopi Kapiten ke Kejari
Kabupaten Pasuruan, Ini Catatannya. Pasuruan: Radar Bromo.
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, (Bandung: Alfabeta, 2009), 165. (n.d.).
Muhammad Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: LP3ES, 1999), 200. (n.d.).
Nanang Indra Kurniawan, “Advokasi Berbasis Jejaring” dalam Sigit Pamungkas, ed.,
Advokasi Berbasis Jejaring (Yogyakarta: Research Centre for Politics and
Government, 2010), 12. (n.d.).
Rahmat, A. (2003). Peran LSM dalam penguatan Civil Society di Indonesia : studi kasus
Walh.
Santosa, P. (2008). Administrasi Publik: Teori dan Aplikasi Good Governance. Bandung.
Stephen P. Robbins dan Timobthy A. Judge, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat,
1996), 289. (n.d.).
Tim ICCE, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Jakarta: Kencana
Prenada, 2000), 158. (n.d.).
Ulber Silalahi. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. (n.d.).
Vanderstoep. (2009). Research Methods for Everyday Life Blending Qualitative and
Quantitative Approaches. (n.d.).
Wayne Parson, Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group), 70. (n.d.).
Yusuf (2014), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta.
(n.d.).