0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan15 halaman

ETIKA BISNIS DAN PROFESI_SITI FATIMATUZZAHRO (1)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

KASUS ENRON CORPORATION

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Dosen Pengampu :
Julian Maradina SE, MSI, AKT, CA

Disusun Oleh
SITI FATIMATUZZAHRO
NIM : 211011250226

06 SAKK 001
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa adanya suatu kendala yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada ibu Julian Maradina SE,
MSI, AKT, CA sebagai dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
saya miliki,saya sadar betul bahwa saya masih harus terus belajar untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan demikian, besar harapan
saya agar dapat menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam
upaya perbaikan ke depannya.

Tangerang Selatan, 14 November 2024

Siti Fatimatuzzahro
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

BAB III PENUTUP................................................................................................2

3.1. Kesimpulan..............................................................................................10

3.2. Saran........................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Hampir seluruh Negara di belahan dunia ini menjadikan Amerika sebagai kiblat
perekonomian mereka. Amerika dikenal sebagai Negara super power di segala bidang, salah
satunya adalah dalam kehidupan ekonomi. Banyak industri besar yang tumbuh di Negara Paman
Sam tersebut. Amerika juga dikenal sebagai salah satu Negara yang sukses mempraktikan Good
Corporate Governace dengan sangat baik.
Tapi bagaimanapun sempurnanya perekonomian Amerika, tetap saja skandal bisnis terjadi
secara diam-diam. Banyak kecurangan bisnis yang terjadi, antara lain manipulasi laporan keuangan,
penyelundupan pajak, penyuapan terhadap auditor independen, hingga munculnya perusahaan
bayangan yang dijadikan sebagai salah satu daya tarik oleh sebagaian perusahaan yang beretika
buruk untuk menaikan popularitas mereka sehingga harga saham mereka di Wall Street akan
semakin meningkat.
Menurut teori Fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan
kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (perilaku tidak etis), yaitu opportunity, pressure,
dan rationalization. Ketiga faktor tersebut akan dapat diminimalisir dengan meningkatkan moral,
akhlak, etika, perilaku, prinsip kejujuran dan lain sebagainya. Dengan menjalankan bisnis yang
sehat dan beretika, maka publik akan menaruh kepercayaan kepada kita.
Salah satu skandal bisnis yang paling pahit yang harus ditelan oleh Amerika adalah skandal
kebangkrutan Enron Corporation. Enron merupakan perusahaan terbesar ke tujuh dari lima ratus
perusahaan bonafit di Amerika Serikat, sekaligus merupakan perusahaan energi terbesar di
Amerika. Enron mengumumkan kebangkrutan mereka secara tiba-tiba pada tanggal 2 Desember
2001. Perusahaan energi terbesar ini jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang lebih dari satu
milyar dollar. Dan tanpa sepengetahuan publik, sebenarnya selama kurun waktu tujuh tahun
terakhir, Enron menyembunyikan kerugian dan melebih-lebihkan laba perusahaan hingga enam
ratus dollar. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap tertarik pada saham Enron.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERUSAHAAN

Enron didirikan pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston Natural Gas” dengan
“Internorth”, sebuah perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger yang
diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah Federal Amerika. Di tahun 1997, Enron
membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Masih
di tahun yang sama, manajemen mengubah nama perusahaan menjadi “Enron Capital and Trade
Resources” yang menjadi perushaan Amerika terbesar yang komoditas utamanya adalah gas alam
dan listrik. Pendapatan Enron meningkat tajam dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan jumlah
karyawan sebanyak 2.000 tenaga kerja, yang awalnya hanya 200 tenaga kerja.

Tidak cukup hanya dengan prestasi tersebut, Enron kemudian membentuk Enron Online
“EOL” pada bulan Oktober 1999. Dalam waktu sekejab, EOL berhasil melaksanakan transaksi
sebesar $ 335 milyar pada tahun 2000. Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana yang
sangat ambisius, yaitu membuat jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high
speed broadbrand). Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini walaupun
keuntungannya belum Nampak sama sekali, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak
menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune
maupun media lain sebagai “One of the Most Admired and Innovative Companies in the World”.
Komoditas utama Enron adalah energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat
luas hingga pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut,
antara lain future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan

B. PEMBAHASAN MASALAH

1. LATAR BELAKANG KASUS ENRON

Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan munculnya berita
yang berasal dari Houston di Texas, Amerika. Enron, industry terbesar ketujuh di Amerika, yang
sekaligus merupakan perusahaan energi perdagangan terbesar di Amerika menyatakan
kebangkrutannya. Yang lebih memprihatinkan, kebangkrutan tersebut bukan dikarenakan
perekonomian dunia yang sedang melemah, melainkan disebabkan oleh kesalahan fatal dalam
sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba dan menutupi

2
hutang- hutang mereka. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap melirik saham Enron yang sempat
menjadi primadona perekonomian dunia.

Effrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya proses bisnis


akibat credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai
perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan
perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan ada perdagangan (Eiteman, dkk, 2007).

Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu
besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan
ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $ 13 juta
tetapi bertambah hingga sebesar $ 38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak
special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki
banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian
menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh (Eiteman, dkk, 2007).

Auditor independen, Arthur Andersen ikut berperan penting dalam menyusun pembukuan
kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang merupakan penasihat Enron, Vinson & Eikins,
juga dituduh ikut andil dalam korupsi skala dunia ini karena telah membantu membuka partnership-
partnership kontroversial yang dianggap sebagai awal dari kehancuran Enron. Dan yang terakhir
adalah bank investasi besar di Wallstreet seperti Salomon Smith Barney unit, Credit Suisse First
Boston, Merrill Lynch, Goldman Sachs, J.P. Morgan Chase and Lehman Bros, ikut meraup $ 214
juta dalam komisi sebagai penjual saham dan obligasi dari Enron.

Titik awal jatuhnya Enron adalah dibukanya partnership-partnership “special purspose


vehicle” yang bertujuan untuk menambah keuntungan. Enron mendirikan kongsi dengan seorang
partner dagang. Partner dagang biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini
menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara hukum
perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner
dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu
dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan, tetapi dijabarkan pada laporan tersendiri dan
terbuka. Lalu dari mana Enron membiayai partnership-partnership tersebut? Enron mendanai mereka
dengan "meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai
modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sebenarnya mengaakan transaksi
dengan dirinya sendiri, namun secara tertutup.

Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam

3
laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission
(SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan
memindahkan utang-utang sebesar $ 690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership
partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif,
menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $ 90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka
sebanyak $ 650 juta.
2. PELANGGARAN YANG DILAKUKAN ENRON

Untuk memenuhi persyaratan Moody’s dan S&P s, Enron menjaga leverage rationya.
Kegagalan untuk meningkatkan credit ratingnya mendorong Enron untuk meningkatkan margin
dengan memperbesar paper profit dan penurunan nilai assets ditransfer ke Special Purpose Vehicle
(SPV). Untuk meningkatkan modal dan melindungi risiko, Enron memanfaatkan SPV, bekerjasama
dengan pihak luar sebagai “ keranjang sampah” untuk menambah Assets dan Liabilities, termasuk
tempat pembuangan asset yang mengalami penurunan nilai, lindung nilai untuk meng-offset
kerugian Enron dan memanfaatkan derivatives. Karena tidak dikonsolidasikan, maka laporan
keuangan Enron tidak terganggu.
Kerugian yang diderita SPV tertutup dengan saham Enron. Tiga dari 2000 SPV dipimpin
Festow dari 1999 sampai July 2001, membayar Festow lebih dari $ 30 juta untuk management fees.
Jauh lebih besar dari pendapatannya di Enron dengan persetujuan top management dan BOD Enron.
Suatu SPV juga melakukan investasi ke SPV lain. November 2001, 75% saham di Mariner Engine
Inc. meningkat menjadi $ 350 Juta, hampir 2 kali lipat nilai initial investment. Penilaian deposito
deep well oil reserve, long term future contracts dan derivatives yang tidak memiliki quoted market
price membuka peluang untuk windows dressing melalui discretionary valuation models sesuai
dengan metode dan asumsi yang digunakan.

4
3. PERANAN ARTHUR ANDERSEN

Pada bulan september 2001, pemerintah mulai mencium adanya


ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron
mengumumkan kerugian sebesar $ 600 juta dan nilai asset Enron menyusut $
1,2 triliun. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun
terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan
mengejutkan ini, nilai saham Enron mulai turun drastis dan saat Enron
mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2 Desember 2001,
harga saham Enron hanya 26 sen.

Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan


terbuka Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari
Certified Public Accounting Firm. Tidak jarang, akuntan publik menerima uang
lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di
mana Arthur Andersen menerima $ 27 juta dari konsultasi dan $ 25 juta dari
audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan
audit mereka terhadap pumbukuan Enron.

Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran


dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur
Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta
kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan
memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (work
papers) dan e-mail yang berhubungan dengan Enron. Kertas kerja adalah
dukumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan
laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan
laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru
setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran
dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur
Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau
mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan
Enron sebagai klien.

5
4. PERANAN GEDUNG PUTIH

Yang menambah kompleks kasus Enron ini adalah keterlibatan Gedung


Putih. Sejak tahun 1989, Enron "menyumbang dana" pada Washington sebesar
$ 5,7 juta, dengan pembagian $ 4,1 juta untuk Partai Republik dan sisanya
untuk golongan yang lain. Lebih lanjut, seperti yang diketahui publik sekarang
ini, hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan
Chief Executive Officer Enron sangatlah mesra. Ken Lay adalah kontributor
terbesar selama kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar $
625.000 menyebabkan President Bush memanggil Ken Lay dengan nama
kesayangan, "Kenny Boy." Lalu darimana Enron mengalokasikan dana
sebanyak itu untuk disumbangkan kepada calon presiden dan partainya?
Jawabannya terletak pada kompleksitas hukum perpajakan Amerika.

Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran


dolar, Enron tidak membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika
menegaskan bahwa stock option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa
dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini
memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock
option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu
mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas.

Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka


sebagai hasil akhir Enron tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang
tidak memiliki laba tidak diwajibkan untuk membayar pajak. Lebih buruk lagi,
Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off shore atau perusahaan yang
didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah yang
tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara
kepulauan tersebut.

5. BERAKHIRNYA KASUS ENRON

Berakhirnya kasus Enron menimbulkan adanya perubahan dari segi


hukum di Amerika. Presiden Bush mengesahkan Rancangan Undang-Undang

6
yang diajukan oleh anggota senat Paul Sarbanes dan Michael Oxley pada
tanggal 30 Juli 2002. Ikthisar Sarbanes Oxley act 2002 adalah:

1. Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit Memberi


kejelasan dan kepastian atas:
Dewan pengawas Independen yang bertugas sepenuhnya untuk mengawasi
pelaku pasar modal. Dewan ini akan diawasi SEC.

2. Menetapkan aturan dan keharusan baru untuk pelaporan perusahaan.


3. Mendefinisikan jasa non Audit yang dapat diberikan oleh KAP kepada
Klien Audit yaitu melarang KAP melakukan 8 jenis jasa audit kepada
klien audit : pembukuan, design dan sistem informasi keuangan, jasa
penilai, jasa aktuaris, outsorcing jasa internal audit, fungsi management
SDM, broker pialang atau penasehat investasi, jasa hukum dan jasa
professional lainnya yang tidak berhubungan dengan audit.
4. Memperberat hukuman atas kecurangan yang dilakukan perusahaan
5. Mengharuskan adanya peraturan yang mengatur benturan kepentingan
6. Meningkatkan secara signifikan tanggung jawab dan anggaran SEC
7. Mengijinkan pemberian jasa lainnya dengan persetujuan terlebih dahulu
dari komite audit

6. DAMPAK KASUS ENRON

1. Dampak bagi Enron


Enron mengalami kebangkrutan dengan meninggalkan hutang hampir
senilai US $ 31,2 milyar. Serta sertifikat saham mereka tak memiliki
nilai sehingga para investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya
di Enron lagi.

2. Dampak bagi Seluruh Manajemen Perusahaan di Amerika


Dengan diterbitkan Undang-Undang Sarbanes Oxley, maka
dampaknya bagi manajemen adalah :
1. Mengharuskan adanya sertifikasi CEO/CFO atas laporan berkala
yang disampaikan SEC.
2. Setiap laporan tahunan diharuskan untuk melampirkan laporan
dari management mengenai penaksiran internal control.

7
3. Auditor independent diharuskan melakuakan atestasi dan
melaporkan penaksiran manajemen.

3. Dampak bagi KAP Arthur Andersen


Arthur Andersen yang dianggap turut campur tangan dalam kasus
kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen
di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan
Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di
Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan
pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien
Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and
Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20
persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke
auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah
kemana sebanyak 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa KAP
Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang
lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai
KAP Andersen dalam kasus Enron.

4. Dampak bagi Akuntan Publik


Setelah kasus Enron berakhir, pemerintah Amerika menerbitkan
Undang-Undang Sarbanes Oxley yang berdampak bagi akuntan publik.
Dampak tersebut antara lain :
1. Membentuk Public Accounting Oversight Board (PCAOB) yang
bertujuan untuk mengawasi audit atas perusahaan publik dan
melindungi kepentingan investor.
2. Melarang jasa non audit- Hukum secara spesifik telah melarang
KAP untuk melakukan 8 jenis jasa non Audit .
3. Perputaran partner- pemimpin (Lead) atau coordinating partner
audit atau concurring reviewer tidak dapat memberikan jasa audit
kepada klien yang sama lebih dari 5 tahun berturut-turut.

8
5. Dampak bagi Perekonomian di Amerika
Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 tenaga
kerja kini menjadi pengangguran. Kolapsnya Enron juga mengguncang
neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran
dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya).
Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena
simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun
dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini
tanpa nilai. Banyak lembaga keuangan internasional juga ikut menderita
kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin
berhati-hati dalam membidik peluang investasi.

9
BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Enron merupakan salah satu perusahaan terbesar di Amerika yang
mengalami kebangkrutan pada bulan desember 2001 karena sistem akuntansi
internal perusahaan. Untuk memenuhi persyaratan Moody’s dan S&P, Enron
diwajibkan untuk menjaga leverage rationya tetap stabil. Namun pada
kenyataannya, Enron telah gagal meningkatkan credit ratingnya sehingga
terpaksa merekayasa laporan keuangan dengan menyembunyikan kerugian dan
memperbesar laba. Hal ini juga dimaksudkan agar investor semakin tertarik
untuk menanamkan modalnya pada saham Enron. Sebagai perusahaan terbuka,
pembukuan Enron wajib diperiksa oleh auditor independen. Dan Arthur
Andersen adalah salah satu KAP terbesar di Amerika, yang saat itu menangani
pemeriksaan keuangan Enderson. Sebagai salah satu KAP terbaik di Amerika,
seharusnya Arthur Andersen menjunjung tinggi kode etik profesi akuntan, salah
satunya mengungkap jika ada ketidakwajaran dalam laporan keuangan
perusahaan. Namun, Arthur Andersen justru melanggarnya dengan membantu
Enron untuk menyusun rekayasa pembukuan kreatif yang merugikan banyak
pihak.

10
DAFTAR PUSTAKA
Situs web:

http://id.wikipedia.org/wiki/Enron Diakses tanggal 24 MAret 2015, pukul 19:07


http://the-johan.blogspot.com/2008/10/tragedi-enron-corporation.html Diakses
tanggal 25 Maret 2015, pukul 08:00

http://ade-hsl.blogspot.com/2009/11/etika-bisnis-dan-profesional-akuntan.html
Diakses tanggal 25 Maret 2015, pukul 08:09

http://www.scribd.com/doc/29073146/Kasus-Enron-Corporation
https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/04/fraudtriangle-segitiga-fraud
Diakses tanggal 26 Maret 2015, pukul 12:18.

11

Anda mungkin juga menyukai