6394-Article Text-24402-1-10-20221222

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Sevty Wahiddirani

Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

e-ISSN 2580-5118
p-ISSN 2548-1827

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN


KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Sevty Wahiddirani Saputri1, Rakhmawati Oktavianna2, Benarda3
Universitas Pamulang, Dosen Program Studi Akuntansi

E-mail: dosen01468@unpam.ac.id

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of Financial Performance / Profitability, dividend policy,
and debt policy on firm value. Financial performance is measured by Return on Assets, dividend policy is
measured using the Dividend Payout Ratio. Debt Policy is measured using the Debt to Equity Ratio. Firm
value is measured using the market price per share divided by the book value per share. The population in
this study are all property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-
2020. The number of samples in this study were 17 companies obtained through purposive sampling.
Obtained sample data as much as 85 data. The type of data in this study is secondary data with
quantitative research methods and descriptive approaches. The analytical technique used is panel data
regression analysis with a significance level of 5% (0.05). This research is processed using software views
9.0 and shows that (1) Simultaneously financial performance/profitability. Dividend policy and debt
policy affect firm value. (2) partially financial performance/profitability has no significant effect on firm
value (3) partially dividend policy has a significant effect on firm value (4) partially debt policy has no
significant effect on firm value
Keywords: Financial Performance, Profitability, Dividend Policy, Debt Policy, Firm Value.

PENDAHULUAN
Tujuan umum dari suatu perusahaan adalah untuk mengembangkan usahanya dan
memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang sahamnya serta
mengoptimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan cermatdan tepat,
mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan
lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, memicu masyarakat untuk
menerapkan pengelolaan kekayaan yang lebih menguntungkan, salah satunya dengan merambah
ke dunia pasar modal. Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) terkait perekonomian,
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di Triwulan II Tahun 2020 minus 5,32% secara tahun
ke tahun. Sektor real estate adalah satu dari sekian banyak lapangan usaha yang berkontribusi
pada penurunan pertumbuhan perekonomian di kuartal II. BPS mencatat, penurunan lapangan
usaha real estate mencapai -0,26% secara perhitungan kuartalan (qoq). Tentu saja, hal ini
menjadi sesuatu yang wajar. Pasalnya, di masa pandemi yang penuh ketidakpastian, makin
banyak masyarakat yang menunda melakukan pembelian properti. Dari sekian banyak emiten
properti yang melantai di bursa, masih ada emiten yang pergerakan harga sahamnya berada di
atas nilai indeks properti, dan ada yang justru di bawahnya. Tak hanya itu, Lifepal juga
membandingkan bagaimana penjualan dan keuntungan perusahaan-perusahaan properti tersebut
(Riset Lifepal.co.id). Indeks Sektor Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) mengalami tekanan. Kinerja indeks properti pun terlihat masih berada di
bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kegiatan investasi bagi para investor memerlukan banyak informasi tentang perusahaan
yang akan dijadikan tempat berinvestasi, Salah satu nya pada perkembangan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin kecil risiko yang akan ditanggung oleh investor.
Maka dari itu investor harus pandai dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat
investasi agar meminimalisir kerugian (Mudjijah dkk, 2019).

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 50
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan dijual. Nilai perusahaan ini sangat penting karena merupakan gambaran dari kinerja
perusahaan yang memperlihatkan prospek perusahaan di masa depan yang juga merupakan
indikator penilaian pasar terhadapperusahaan secara menyeluruh. Pada penelitian ini nilai
perusahaan diukur menggunakan price to book value (PBV) yang merupakan rasio
perbandingan harga saham terhadap nilai buku dari perusahaan. Rasio ini digunakan karena
dengan rasio ini dapat diketahui apakah tingkat harga sahamnya overvalued ataukah
undervalued dari nilai bukunya sehingga dapat menilai tinggi atau rendahnya nilai perusahaan
yang tercermin dari harga sahamnya tersebut (Musabbihan & Purnawati, 2018).
Kinerja keuangan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
daya dalam menjalankan perusahaan. Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan
perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja
perusahaan menunjukkan prestasi kerja perusahaan (Fachrudin, 2011), dimana informasi
mengenai prestasi kinerja keuangan perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu informasi finansial
dan informasi nonfinansial. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Return
On Assets (ROA) dan Rasio Lancar dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Return on
Assets (ROA) adalah rasio perbandingan antara laba bersih dengan keseluruhan total aktiva
pada perusahaan. ROA dapat memberikan pengukuran yang tepat atas efektifitas operasional
keseluruhan perusahaan karena rasio ROA memperhitungkan penggunaan aktiva dan
profitabilitas dalam operasional perusahaan. Dengan demikian ROA dapat menjadi indikator
untuk investor dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi. Semakin tinggi rasio ini maka
akan semakin tinggi kepercayaan investor untuk berinvestasi di perusahaan (Diaz & Jufrizen,
2014). Peningkatan terhadap kinerja keuangan perusahaan sangatlah penting dalam penilaian
kinerja keuangan perusahaan
Kebijakan dividen merupakan suatu bentuk kebijakan dimana mampu menetapkan
proporsi laba yang diterima Perusahaan untuk kemudian dibayarkan kepada investor sesuai
dengan jumlah saham yang dimiliki. Walaupun perusahaan dapat memberikan jaminan
mengenaik nilai perusahaan kepada pihak investor melalui jumlah dividen yang dibayarkan,
perusahaan juga perlu mempertimbangkan sebagian dana yang dibutuhkan untuk
pengembangan perusahaan. Hal tersebut diperkuat dengan teori dividen yang menyatakan
adanya tiga perbedaan pandangan mengenaik kebijakan pembayarn dividen oleh perusahaan.
Ketiga pandangan tersebut berkaitan dengan besar kecilnya jumlah dividen yang dibayarkan
kepada pihak investor antara lain: dividen seharusnya dibayarkan sebesar-besarnya, dividen
seharusnya dibayarkan sekecil-kecilnya, serta, dividen eharusnya dibayarkan setelah semua
kesempatan investasi yang memenuhi persyaratan dibelanjai. Perbedaan pandangan tersebut
dikaitkan dengan langkah yang diambil perusahaan untukmeningkatkan nilai perusahaan dengan
tetap memperhatikan keberadaan pihak investor selaku pemilik modal perusahaan (Arthur,
2019).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kebijakan utang,
perusahaan yang memiliki utang tinggi menunjukkan strusktur permodalan lebih banyak datan
yang akan dibiayai oleh pinajman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditir akan
meningkat, sehingga apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk
melunasi utang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin kecil
dan berakibat investor engga membeli saham perusahaan tersebut, sehingga akibatnya nilai
perusahaan tersebut akan turun ( Sudana, 2011).
Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat keuntungan yang besar, maka hal ini akan
memotivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada saham, sehingga haga saham dan
permintaan saham akan meningkat (Forma & Amanah,2018). Dengan kata lain bagi perusahaan
yang telah menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual belikan di bursa
merupakan indikator nilai. Tinggi rendahnya harga saham yang dikeluarkan banyak dipengaruhi
oleh kondisi emiten Sehingga dengan memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan
JURNAL AKUNTANSI BARELANG
Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 51
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

memaksimumkan harga pasar saham. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan 3 faktor yaitu kinerja keuangan, kebijakan dividen
dan kebijakan hutang

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal
Teori sinyal (Signaling Theory) dapat disimpulkan sebagai teori yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, karena teoriini memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan melalui laporan keuangan untuk mengurangi perbedaan informasi. Informasi
diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik (good news) atau
sinyal yang jelek (bad news). Jika kinerja keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan meningkat
maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena mengindikasikan
kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya jika kinerja keuangan yang dilaporkan menurun maka
perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang jelek
(Mudjijah dkk, 2019)

Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan
yang sering dikaitkan dengan harga saham. untuk mengukur nilai perusahaan paling efektif
memakai Price Book Value (PBV) seperti halnya penelitian yang dilakukan Nurina (2012)
dalam penelitiannya guna mengukur nilai perusahaan menggunakan PBV, penelitian lain
dilakukan oleh Samisi & Agus (2013) dalam penelitiannya juga mennggunakan PBV guna
mengukur nilai perusahaan karena rasio PBV bisa melakukan perbandingan diantara biaya satu
lembar saham dengan nilai buku per lemba. Dimana apabila ukuran ini bisa meningkat
mengartikan nilai yang tersebar dalam pasar maka semakin perusahaanakan akan mengalami
perkembangan yang baik
Adapun indikator Nilai Perusahaan, sebagai berikut:

PBV = Harga saham x 100%


Nilai buku per lembar saham

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bisa diartikan sebagai gambaran pencapaian perusahaan berupa hasil
yang sudah dicapai melalui berbagai aktivitas untuk meninjau sejauh mana suatu perusahaan
tersebut sudah melaksanakan standar akuntansi keuangan secara baik dan juga benar yang
mencakupi tujuan serta contoh analisis laporan keuangan.
Menurut Fahmi (2018: 142) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuagan perusahaan yang baik adalah
pelaksanaan aturan-aturan yang berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari beberapa kinerja merupakan hasil kerja atau perbandingan secara
kualitas dan kuantitas baik yang bersifat fisik atau mental, fisik atau non mental, gambaran
kondisi keuangan perusahaan baik menyangkut penghimpunan dan penyaluran dana, yang
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas, dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi dalam meningkatkan perusahaan.
Menurut PSAK No. 1 (2015: 1) Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas
yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
JURNAL AKUNTANSI BARELANG
Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 52
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan dari efek-efek dari
likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi (Brigham dan Houston,
2003:107). Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan
keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode
operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu,
baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut (Kasmir, 2008).
Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktiva yang digunakan. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara
rasio profitabilitas yang ada
ROA =

Kebijakan Dividen
Menurut Oktavia (2013) kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai bagaimana
cara perusahaan menggunakan laba yang diperoleh apakah akan diinvestasikan kembali atau
dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen (Rosmawati Ai, 2018). Bambang Riyanto
(2001:281) mendefinisikan kebijakan pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan
untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam
perusahaan (laba ditahan) (Firmansyah, 2019).
Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan untuk menentukan seberapa
besar bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan dalam
perusahaan untuk dijadikan investasi kembali.Semakin besar dividen yang dibayarkan, maka
laba ditahan semakin sedikit, akibatnya pertumbuhan perusahaan menjadi lambat. Sebaliknya
semakin besar labayang ditahan untuk pertumbuhan perusahaan, berarti laba yang dibagikan
sebagai dividen semakin kecil. Persentase pendapatan/laba yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai kas dividen disebut Dividend Payout Ratio atau DPR (Septariani,
2017).
DPR =

Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang menggambarkan keputusan yang diambil oleh manajemen dalam
menentukan sumber pendanaannya. Kreditor dan pemegang saham tertarik pada kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga pada saat jatuh tempo dan untuk membayarkan kembali
jumlah pokok utang pada saat jatuh tempo. Akan tetapi, jika pengembalian yang diperoleh atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka pengembalian
atas modal pemilik semakin kecil (Brigham, 2001:56). Menurut Sawir (2005) “Rasio Leverage
mengukur tingkat solvalitas suatu perusahaan”. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio leverage dapat
di ukur dari Rasio total utang (debt to total asset ratio), kemampuan untuk membayar bunga
(times interest earned), dan kemampuan melunasi kewajiban.

DER =

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 53
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori
(explanatory research) dan Asosiatif menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor properti dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 65 Perusahaan dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, menggunakan metode Purposive
Sampling dalam pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui studi
pustaka dan studi dokumentasi.
Penelitian akan diuji menggunakan Uji Statistik Deskriptif selanjutnya diuji
menggunakan uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji
Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. Sesudahnya uji hipotesis dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda, yang terdiri dari Uji Koefisien Determinasi, Uji T, Uji F
Simultan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
NILAI
PROFITABILI KEBIJAKAN KEBIJAKAN PERUSAHA
TAS DIVIDEN UTANG AN
Mean 0.435287 0.173370 0.074855 3.337134
Median 0.334487 0.113335 0.067089 3.429177
Maximum 2.529098 1.676057 0.377761 6.857417
Minimum 0.011505 -0.140537 -0.339485 0.760013
Std. Dev. 0.433366 0.307774 0.121189 1.733569
Skewness 3.468325 3.583065 -0.571615 0.178389
Kurtosis 16.92015 17.62460 5.938606 1.941263

Jarque-Bera 352.7527 386.7970 14.49930 1.820313


Probability 0.000000 0.000000 0.000710 0.402461

Sum 15.23505 6.067937 2.619933 116.7997


Sum Sq. Dev. 6.385413 3.220653 0.499347 102.1789

Observations 85 85 85 85
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
1. Variabel Nilai Perusahaan menunjukan nilai mean 3.337134, nilai median sebesar
3.429177, nilai maksimum sebesar 6.857417, nilai minimum sebesar 0.760013 dan nilai
standar deviasi sebesar 1.733569.
2. Variabel Kinerja Keuangan / Profittabilitas menunjukan nilai mean sebesar 0.435287,
nilai median sebesar 0.334487, nilai maksimum sebesar 2.529098, nilai minimum
sebesar 0.011505 dan nilai standar deviasi sebesar 0.433366.
3. Variabel Kebijakan Deviden menunjukan nilai mean sebesar 0.173370, nilai median
sebesar - 0.113335, nilai maksimum sebesar 1.676057, nilai minimum sebesar -
0.140537 dan nilai standar deviasi sebesar0.307774.
4. Variabel Kebijakan Hutang menunjukan nilai mean sebesar 0.074855, nilai median
sebesar -0.067089, nilai maksimum sebesar 6.857417, nilai minimum sebesar 0.760013
dan nilai standar deviasi sebesar1.733569.
Uji Kesesuaian Model

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 54
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk metode mana yang paling tepat digunakan untuk
mengestimasi data panel dalam penelitian dengan membandingkan Common Effect Model
(CEM) atau Fixed Effect Model (FEM). Apabila hasil uji ini menunjukkan probabilitas F lebih
dari taraf signifikansi 0.05 maka yang dipilih adalah Common Effect Model. Sebaliknya,
apabila probabilitas F kurang dari taraf signifikansi 0,05 maka model sebaliknya yang dipakai
adalah Fixed Effect Model. Berikut ini hasil Uji Chow :

Tabel 2. Hasil Uji Chow


Redundant Fixed
Effects TestsEquation:
Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 27.974873 (6,25) 0.0000


Cross-section Chi-square 71.506151 6 0.0000
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Berdasarkan hasil output uji chow pada tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa nilai F-
Probability sebesar 0,0000 yang berarti menunjukkan hasil bahwa nilai probability sebesar
0,0000 lebih kecil atau kurang dari taraf signifikansi 0,05. Maka model yaang terpilih adalah
Fixed Effect Model. sehingga dapat dilanjutkanke uji hausman.
Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian statistik yang digunakan untuk memilih model yang
paling tepat antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang sebaiknya dilakukan
dalam pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji hausman sebagai berikut :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Jika probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka H0 diterima, artinya model
yang tepat adalah Random Effect Model. dan jika probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
0,05 maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed Effect Model. Berikut ini hasil Uji
Hausman :
Tabel 3. Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects -
Hausman TestEquation:
Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq
Statistic Chi-
Sq d.f Prob
Cross-section random 0.471382 3 0.9251
Sumber: Data diolah oleh penulis (2022) dengan eviews 9.0
Berdasarkan hasil output uji hausman pada tabel 4.5 yang menunjukkan bahwa nilai
probabilitas sebesar 0,9251. Nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, sehingga
dapat dikatakan bahwa model yang tepat dalam penelitian ini dalam mengestimasi regresi data
panel adalah Random Effect Model.

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 55
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Uji Lagrange Multiplier (LM)


Uji Langrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah mode l Random
Effect model atau Common Effect Model (OLS) yang paling tepat digunakan. Uji Signifikansi
Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch Pagan. Uji LM dipakai jika pada uji Chow
menunjukkan model yang dipakai adalah Common Effect Model, sedangkan pada uji
Hausman menunjukkan model yang paling tepat adalah Random Effect Model. Maka
diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk menentukan Common Effect Model atau Random
Effect Model yangpaling tepat. Berikut ini hasil Uji Lagrange Multiplier
Tabel 4. Hasil Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier Tests for
Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-


Pagan) and one-sided

(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 47.23428 1.570647 48.80492

(0.0000) (0.2101) (0.0000)

Honda 6.872720 -1.253255 3.973562


(0.0000) -- (0.0000)
King-Wu 6.872720 -1.253255 3.375923
(0.0000) -- (0.0004)
Standardized Honda 7.826046 -1.046941 2.047962
(0.0000) -- (0.0203)
Standardized King-
Wu 7.826046 -1.046941 1.377975
(0.0000) -- (0.0841)
Gourierioux, et al.* -- -- 47.23428
(< 0.01)

Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 56
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Hasil uji chow di pembahasan sebelumnya adalah Fixed Effect Model dan Hasil Uji
Hausman di pembahasan sebelumnya adalah Random Effect Model. dan pada uji LM ini,
Apabila nilai probability lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti metode estimasi
terbaik adalah Fixed Effect Model. Jika nilai probability lebih kecil maka H0 ditolak yang berarti
metode estimasi terbaik adalah Random Effect Model Berdasarkan hasil LM pada tabel 4.6 nilai
probability pada Breusch-Pagan-Cross Section yaitu 0,0000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya
bahwaRandom Effect Model merupakan model yang tepat

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
8 Series: Standardized Residuals
Sample 2016 2020
7
Observations 85
6

5
Mean -1.45e-15
4
Median 0.156114
3
Maximum 3.409673
2
Minimum -2.861902

Std. Dev. 1.722702

Skewness 0.001971
1 -2 -1 0 1 2 3
Kurtosis 1.869400
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Jarque-Bera 1.864147

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Probability 0.393737

Hasil gambar 4.1 menunjukan nilai Jarque-bera sebesar 1,864147. Sementara nilai
probability sebesar 0,393737 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
berdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
PROFITABILITAS KEBIJAKAN KEBIJAKAN
DIVIDEN UTANG
PROFITABILITAS 1.000000 -0.221450 -0.680300

KEBIJAKAN -0.221450 1.000000 0.142025


DIVIDEN
KEBIJAKAN -0.680300 0.142025 1.000000
UTANG
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Berdasarkan hasil uji multikolineritas yang terdapat pada table 4.5 diatas menunjukkan
korelasi antara X1 ( Kinerja Keuangan / Profitabilitas) , X2 (Kebijakan Dividen) dan X3
(Kebijakan Utang) menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel independen kurang dari
0,85, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan, bahwa tidak ada masalah multikolinearitas
antara variabel independen dalam model regresi.

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 57
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
R-squared 0.185568 Mean dependent var 0.005553
Adjusted R-squared 0.126336 S.D. dependent var 0.366732
S.E. of regression 0.342785 Sum squared resid 6.462577
F-statistic 3.132926 Durbin-Watson stat 0.972030
Prob(F-statistic) 0.021581
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Hasil pada tabel 4.6 uji autokorelasi tersebut diketahUi bahwa nilai Durbin Waston
(DW) sebesar 1,316249. Angka D-W tersebut ada diantara -2 sampai +2 yang artinya bahwa
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas
Tabel 7. Hasil Uji Resabs
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel EGLS (Cross-section
random effects)Date: 05/19/22 Time:
05:30
Sample: 2016 2020
Periods included: 5
Cross-sections included: 17
Total panel (balanced) observations: 85
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.450267 0.358083 4.050082 0.0003


X1 0.052906 0.329316 0.160655 0.8734
X2 -0.552457 0.292821 -1.886673 0.0686
X3 0.938368 1.010719 0.928416 0.3604
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.7 yang didapatkan pada uji resabs,
nilai probabilitas Chi-Square semua lebih dari 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis nol (H0)
diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Berganda


Tabel 8. Hasil Regresi Random Effect Model (REM)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.517726 0.909608 3.867299 0.0005


PROFITABILITAS -0.070688 0.498196 -0.141887 0.8881
KEBIJAKAN
DIVIDEN -1.466173 0.436178 -3.361411 0.0021
KEBIJAKAN
UTANG 1.394260 1.508613 0.924200 0.3625
Sumber: Data diolah penulis (2022) dengan eviews 9.0

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 58
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Berdasarkan hasil uji regresi data panel pada tabel 4.8 diperole hasil sebagai
berikut :
Y = + 1.X1 + 2.X2 + 3.X3 +
Y = 3.517726 + -0.070688 + -1.466173 +1.394260 +

Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.302856

Adjusted R-squared 0.235390

Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0


Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.9 menunjukkan
bahwa nilai koefisien determinasi (R2), Adjust R-Square adalah 0,302856 yang berarti bahwa
pengaruh variabel independen yaitu (Kinerja keunangan / Profitabilitas , kebijakan dividen,
dan kebijakan Utang) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan) adalah sebesar 30%
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan sisanya 70% dipengaruhi oleh variabel diluar
penelitian. Variabel diluar penelitian tersebut antara lain Struktur Kepemilikan, Tax
Avoidance, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan Beban Pajak Tangguhan.

Uji F Simultan
Tabel 10. Hasil Uji F
R-squared 0.302856 Mean dependent var 0.475836
Adjusted R-squared 0.235390 S.D. dependent var 0.787027
S.E. of regression 0.688192 Sum squared resid 14.68184
F-statistic 4.489038 Durbin-Watson stat 1.316249
Prob(F-statistic) 0.009948

Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0

Uji t
Tabel 11. Hasil Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.517726 0.909608 3.867299 0.0005


X1 -0.070688 0.498196 -0.141887 0.8881
X2 -1.466173 0.436178 -3.361411 0.0021
X3 1.394260 1.508613 0.924200 0.3625

Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0

Hasil pada tabel 4.10 diatas, dengan menggunakan tingkat siginifikasi (α) sebesar 5%,
maka Kinerja keuangan / Profitabilitas dan Kebijakan Hutang tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan sedangkan Kebijakan Deviden berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 59
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Pembahasan
Tabel 12. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hasil


Kinerja keuangan / Profitabilitas , KebijakanDividen,
H1 dan Kebijakan Utang berpengaruh secara HipotesisDiterima
simultan terhadap Nilai Perusahaan
Kinerja Keuangan/ Profitabilitas berpengaruh Hipotesis
H2
terhadap Nilai Perusahaan Ditolak
Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Hipotesis
H3
Perusahaan Diterima
Kebijakan Utang berpengaruh terhadap Nilai Hipotesis
H4
Perusahaan Ditolak

1. Pengaruh Kinerja Keuangan / Profitabilitas , Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Utang


Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil uji F diatas, nilai Prob(F-Statistic) untuk seluruh model
menunjukkan nilai 0,009948, berarti nilai probabilitas lebih kecil dari signifikansi
0,05. Sehingga diperoleh F-Tabel sebesar 2,911 maka nilai F- hitung 4.489038> nilai
F- Tabel 2,911. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel Kinerja
Keuangan / Profitabilitas , Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Utang berpengaruh
signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007)
dalam (Mandalika, 2016). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga
tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan
saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang.
Menurut (Yuniarti, 2015) Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya
bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan
saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan (Firmansyah, 2019).
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang menjadi cermianan atas tingkat
kepercayaan masyarakat atas perusahaan tersebut, semakin tinggi nilai perusahaan
semakin sejahtera pemiliknya, dan sebaliknya semakin rendah nilai perusahaan maka
anggapan publik tentang kinerja perusahaan tersebut adalah burukdan investor pun akan
tidak berminat pada perusahaan tersebut (Jonathan dan Vivi, 2016) dalam (Ramadhan,
2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Harianto &
Fidiana, 2016) tentang Pengaruh Struktur Modal, Growth Opportunity, dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan menyatakan bahwa Growth Opportunity
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan Kebijakan dividen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Kinerja Keuangan / Profitabilitas Tidak Berpengaruh Terhadap NilaiPerusahaan
Berdasarkan hasil uji t, variabel X1 memiliki nilai probabilitas sebesar 0,8881,
yang mana nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (0,8881> 0,05).
Hal ini memiliki arti bahwa secara parsial Kinerja keuangan / Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Salempang et
al., 2016), tentang Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Dan Pertumbuhan

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 60
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan menyatakan bahwa Return on Asset ( Rasio


Profitabilitas) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
3. Kebijakan Dividen Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil uji t, variabel X2 memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0021,
yang mana nilai tersebut kurang dari tingkat signifikansi 0,05 (0,0021< 0,05). Hal ini
memiliki arti bahwa secara parsial Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Menurut (Oktavia, 2013) kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai
bagaimana cara perusahaan menggunakan laba yang diperoleh apakah akan
diinvestasikan kembali atau dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen dalam
(Rosmawati Ai, 2018). Bambang Riyanto (2001:281) mendefinisikan kebijakan
deviden sebagai politik yang bersangkutn dengan penentuan pembagian pendapatan
(earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan (laba ditahan)
(Firmansyah, 2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Shabrina,
2015), tentang Kebijakan Dividen Memoderasi Hubungan Struktur Modal Dan Growth
Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Namun, tidak sejalan dengan hasil
penelitian (Ardiansari, 2016) tentang Pengaruh Masalah Keagenan, Kebijakan
Deviden, dan Variabel Moderasi Growth Opportunity terhadap Nilai Perusahaan,
menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4. Kebijakan Utang Tidak Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil uji t, variabel X3 memiliki nilai probabilitas sebesar 0,3625,
yang mana nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (0,3625> 0,05). Hal
ini memiliki arti bahwa secara parsial kebijakan utang tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh
Chowdhuri (2010) dan Benardi (2010) dimana kebijakan hutang berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Jadi, semakin tinggi kebijakan hutang suatu perusahaan
maka semakinrendah nilai perusahaan.

SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Kinerja keuangan / Profitabilitas , Kebijakan
dividen dan Kebijakan Utang terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Property dan Real
Estate yang terdaftar di bei tahun 2016-2020. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan :
1. Secara simultan variabel Kinerja Keuangan/ Profitabilitas , Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Utang berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
2. Secara parsial Kinerja Keuangan/ Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. Secara parsial Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Secara parsial Kebijakan Utang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

KETERBATASAN
Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa keterbatasan, sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 variabel yaitu Kinerja Keuangan /
Profitabilitas , Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Property dan Real Estate. Sehingga mungkin saja faktor lain yang belum
digunakan dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.
2. Sampel dalam penelitian ini hanya memilih perusahaan Property dan Real Estate yang

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 61
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

terdaftar di BEU tahun 2016-2020 yang menyebabkan hasil penelitian kurang


memberikan manfaat secara maksimal.
3. Jumlah sampel hanya 17 perusahaan dengan dikalikan 5 tahun menjadi 85, tentunya
masih kurang untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran, sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah variabel independen agar
lebih banyak pengetahuan tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan dan yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Bagi perusahaan, diharapkan agar lebih memperhatikan lagi kinerja keuangannya ,
kebijakan dividen dan kebijakan utang yang dapat berpengaruh langsung terhadap nilai
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansari, Anindya dan Ervina, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing,
Capital Adequacy Ratio\ dan Return On Asset terhadap Tingkat Lukiditas”,
Management Analysis Journal Vol. 5 No. 1 Tahun 2016,
Arthur Simanjuntak. 2019. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum
dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah. Jurnal Manajemen. Volume 5,
Nomor 2.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.
Benardi, J.K. 2010. Pengaruh Cash Flow Terhadap Leverage dan Investasi serta Dampaknya
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 10. No. 2:93-
108.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Erlangga,
Jakarta.
Brigham, E.F. and Houston, J.F. 2003. Fundamentals of financial Management: Dasar-Dasar
manajemen Keuangan. Buku satu edisi Kesepuluh. Salemba Empat, Jakarta.
Chowdhuri, Anup & S.P., Chowdhuri. 2010. Impact of Capital Structur on Firm's Value:
[5][7] Evidenca From Bangladesh. Business and Economic Horizons. Vol. 3. No.
3:111-122.
Diaz, R. dan Jufrizen (2014). “Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Bisnis, ISSN : 1693- 7619, Vol. 14 No.
2 : 128-133
Fachrudin. (2011, Mei). Analisis Pengaruh Struktur Modal, kuran Perusahaan, dan Agency
Cost terhadap Kinerja Perusahaan. jurnal akuntansi dan keuangan, XIII(1), 37-46.
Fatihudin, Didin dan Firmansyah, Anang. Pemasaran Jasa: Strategi, Mengukur Kepuasan dan
Loyalitas Pelanggan. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019.
Forma Y, F., & Amanah, L. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 07(11), 01 18.
https://doi.org/10.15294/jda.v6i2.3250
Harahap, Ramadhan. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2013-2017. Jurnal Manajemen Tools, 11(1), 2088-3145.
Harianto, Juli dan Fidiana. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Growth Opportunity, dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5
(1): 1-15.

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 62
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda

Irham Fahmi. 2018. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Alfabeta.
Bandung
Jonathan & Vivi Adeyani Tandean. 2016. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilia
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. Prosiding Seminar
Nasional Multi Disiplin Ilmu Unisbank Semarang. Semarang. 28 Juli.
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Mandalika, A. (2016). Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Studi pada Sektor Otomotif). EJurnal Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Mudjijah, S., Khalid, Z., & Astuti, D. A. S. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi Variabel Ukuran Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 8(1), 41 56.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Musabbihan, N. A., & Purnawati, N. K. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal
Nurina, Elva. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufakur Yang
Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi Hal 51-70. e-ISSN: 2502-6380.
Oktavia dan Martani, Dwi. 2013. Tingkat Pengungkapan dan Penggunaan Derivatif
Keuangan dalam Aktivitas Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia Volume 10 No 2 Desember 2013
Rosmawati, Ai . (2018) Pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan tax planning
terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur sub sektor
kosmetik & keperluan rumah tangga yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
tahun 2012 - 2017). Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.
Salempang, E.L., Sondakh, J.J. dan Pusung, R.J. 2016. Pengaruh Return on Aseet, Debt to
Equity dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Real Estate
dan Property yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.
Vol.16, No.3. Hal. 813- 824.
Samisi, Komang & Ardiana, Putu Agus. 2013. Pengaruh Struktur Pendanaan terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating. E-Jurnal.
Shabrina, Altifah dan Fidiana. 2015. Kebijakan Dividen Memoderasi Hubungan Struktur
Modal dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi, vol. 4 (10), p. 1-16

JURNAL AKUNTANSI BARELANG


Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 63

Anda mungkin juga menyukai