6394-Article Text-24402-1-10-20221222
6394-Article Text-24402-1-10-20221222
6394-Article Text-24402-1-10-20221222
e-ISSN 2580-5118
p-ISSN 2548-1827
E-mail: dosen01468@unpam.ac.id
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of Financial Performance / Profitability, dividend policy,
and debt policy on firm value. Financial performance is measured by Return on Assets, dividend policy is
measured using the Dividend Payout Ratio. Debt Policy is measured using the Debt to Equity Ratio. Firm
value is measured using the market price per share divided by the book value per share. The population in
this study are all property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-
2020. The number of samples in this study were 17 companies obtained through purposive sampling.
Obtained sample data as much as 85 data. The type of data in this study is secondary data with
quantitative research methods and descriptive approaches. The analytical technique used is panel data
regression analysis with a significance level of 5% (0.05). This research is processed using software views
9.0 and shows that (1) Simultaneously financial performance/profitability. Dividend policy and debt
policy affect firm value. (2) partially financial performance/profitability has no significant effect on firm
value (3) partially dividend policy has a significant effect on firm value (4) partially debt policy has no
significant effect on firm value
Keywords: Financial Performance, Profitability, Dividend Policy, Debt Policy, Firm Value.
PENDAHULUAN
Tujuan umum dari suatu perusahaan adalah untuk mengembangkan usahanya dan
memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang sahamnya serta
mengoptimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan cermatdan tepat,
mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan
lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, memicu masyarakat untuk
menerapkan pengelolaan kekayaan yang lebih menguntungkan, salah satunya dengan merambah
ke dunia pasar modal. Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) terkait perekonomian,
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di Triwulan II Tahun 2020 minus 5,32% secara tahun
ke tahun. Sektor real estate adalah satu dari sekian banyak lapangan usaha yang berkontribusi
pada penurunan pertumbuhan perekonomian di kuartal II. BPS mencatat, penurunan lapangan
usaha real estate mencapai -0,26% secara perhitungan kuartalan (qoq). Tentu saja, hal ini
menjadi sesuatu yang wajar. Pasalnya, di masa pandemi yang penuh ketidakpastian, makin
banyak masyarakat yang menunda melakukan pembelian properti. Dari sekian banyak emiten
properti yang melantai di bursa, masih ada emiten yang pergerakan harga sahamnya berada di
atas nilai indeks properti, dan ada yang justru di bawahnya. Tak hanya itu, Lifepal juga
membandingkan bagaimana penjualan dan keuntungan perusahaan-perusahaan properti tersebut
(Riset Lifepal.co.id). Indeks Sektor Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) mengalami tekanan. Kinerja indeks properti pun terlihat masih berada di
bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kegiatan investasi bagi para investor memerlukan banyak informasi tentang perusahaan
yang akan dijadikan tempat berinvestasi, Salah satu nya pada perkembangan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin kecil risiko yang akan ditanggung oleh investor.
Maka dari itu investor harus pandai dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat
investasi agar meminimalisir kerugian (Mudjijah dkk, 2019).
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan dijual. Nilai perusahaan ini sangat penting karena merupakan gambaran dari kinerja
perusahaan yang memperlihatkan prospek perusahaan di masa depan yang juga merupakan
indikator penilaian pasar terhadapperusahaan secara menyeluruh. Pada penelitian ini nilai
perusahaan diukur menggunakan price to book value (PBV) yang merupakan rasio
perbandingan harga saham terhadap nilai buku dari perusahaan. Rasio ini digunakan karena
dengan rasio ini dapat diketahui apakah tingkat harga sahamnya overvalued ataukah
undervalued dari nilai bukunya sehingga dapat menilai tinggi atau rendahnya nilai perusahaan
yang tercermin dari harga sahamnya tersebut (Musabbihan & Purnawati, 2018).
Kinerja keuangan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
daya dalam menjalankan perusahaan. Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan
perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja
perusahaan menunjukkan prestasi kerja perusahaan (Fachrudin, 2011), dimana informasi
mengenai prestasi kinerja keuangan perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu informasi finansial
dan informasi nonfinansial. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Return
On Assets (ROA) dan Rasio Lancar dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Return on
Assets (ROA) adalah rasio perbandingan antara laba bersih dengan keseluruhan total aktiva
pada perusahaan. ROA dapat memberikan pengukuran yang tepat atas efektifitas operasional
keseluruhan perusahaan karena rasio ROA memperhitungkan penggunaan aktiva dan
profitabilitas dalam operasional perusahaan. Dengan demikian ROA dapat menjadi indikator
untuk investor dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi. Semakin tinggi rasio ini maka
akan semakin tinggi kepercayaan investor untuk berinvestasi di perusahaan (Diaz & Jufrizen,
2014). Peningkatan terhadap kinerja keuangan perusahaan sangatlah penting dalam penilaian
kinerja keuangan perusahaan
Kebijakan dividen merupakan suatu bentuk kebijakan dimana mampu menetapkan
proporsi laba yang diterima Perusahaan untuk kemudian dibayarkan kepada investor sesuai
dengan jumlah saham yang dimiliki. Walaupun perusahaan dapat memberikan jaminan
mengenaik nilai perusahaan kepada pihak investor melalui jumlah dividen yang dibayarkan,
perusahaan juga perlu mempertimbangkan sebagian dana yang dibutuhkan untuk
pengembangan perusahaan. Hal tersebut diperkuat dengan teori dividen yang menyatakan
adanya tiga perbedaan pandangan mengenaik kebijakan pembayarn dividen oleh perusahaan.
Ketiga pandangan tersebut berkaitan dengan besar kecilnya jumlah dividen yang dibayarkan
kepada pihak investor antara lain: dividen seharusnya dibayarkan sebesar-besarnya, dividen
seharusnya dibayarkan sekecil-kecilnya, serta, dividen eharusnya dibayarkan setelah semua
kesempatan investasi yang memenuhi persyaratan dibelanjai. Perbedaan pandangan tersebut
dikaitkan dengan langkah yang diambil perusahaan untukmeningkatkan nilai perusahaan dengan
tetap memperhatikan keberadaan pihak investor selaku pemilik modal perusahaan (Arthur,
2019).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kebijakan utang,
perusahaan yang memiliki utang tinggi menunjukkan strusktur permodalan lebih banyak datan
yang akan dibiayai oleh pinajman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditir akan
meningkat, sehingga apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk
melunasi utang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin kecil
dan berakibat investor engga membeli saham perusahaan tersebut, sehingga akibatnya nilai
perusahaan tersebut akan turun ( Sudana, 2011).
Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat keuntungan yang besar, maka hal ini akan
memotivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada saham, sehingga haga saham dan
permintaan saham akan meningkat (Forma & Amanah,2018). Dengan kata lain bagi perusahaan
yang telah menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual belikan di bursa
merupakan indikator nilai. Tinggi rendahnya harga saham yang dikeluarkan banyak dipengaruhi
oleh kondisi emiten Sehingga dengan memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan
JURNAL AKUNTANSI BARELANG
Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 51
Sevty Wahiddirani
Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda
memaksimumkan harga pasar saham. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan 3 faktor yaitu kinerja keuangan, kebijakan dividen
dan kebijakan hutang
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal
Teori sinyal (Signaling Theory) dapat disimpulkan sebagai teori yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, karena teoriini memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan melalui laporan keuangan untuk mengurangi perbedaan informasi. Informasi
diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik (good news) atau
sinyal yang jelek (bad news). Jika kinerja keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan meningkat
maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena mengindikasikan
kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya jika kinerja keuangan yang dilaporkan menurun maka
perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang jelek
(Mudjijah dkk, 2019)
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan
yang sering dikaitkan dengan harga saham. untuk mengukur nilai perusahaan paling efektif
memakai Price Book Value (PBV) seperti halnya penelitian yang dilakukan Nurina (2012)
dalam penelitiannya guna mengukur nilai perusahaan menggunakan PBV, penelitian lain
dilakukan oleh Samisi & Agus (2013) dalam penelitiannya juga mennggunakan PBV guna
mengukur nilai perusahaan karena rasio PBV bisa melakukan perbandingan diantara biaya satu
lembar saham dengan nilai buku per lemba. Dimana apabila ukuran ini bisa meningkat
mengartikan nilai yang tersebar dalam pasar maka semakin perusahaanakan akan mengalami
perkembangan yang baik
Adapun indikator Nilai Perusahaan, sebagai berikut:
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bisa diartikan sebagai gambaran pencapaian perusahaan berupa hasil
yang sudah dicapai melalui berbagai aktivitas untuk meninjau sejauh mana suatu perusahaan
tersebut sudah melaksanakan standar akuntansi keuangan secara baik dan juga benar yang
mencakupi tujuan serta contoh analisis laporan keuangan.
Menurut Fahmi (2018: 142) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuagan perusahaan yang baik adalah
pelaksanaan aturan-aturan yang berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari beberapa kinerja merupakan hasil kerja atau perbandingan secara
kualitas dan kuantitas baik yang bersifat fisik atau mental, fisik atau non mental, gambaran
kondisi keuangan perusahaan baik menyangkut penghimpunan dan penyaluran dana, yang
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas, dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi dalam meningkatkan perusahaan.
Menurut PSAK No. 1 (2015: 1) Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas
yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
JURNAL AKUNTANSI BARELANG
Vol.7 No. 1 Tahun 2022
Hal. 52
Sevty Wahiddirani Saputri, Rakhmawati Oktavianna & Benarda
Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan dari efek-efek dari
likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi (Brigham dan Houston,
2003:107). Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan
keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode
operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu,
baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut (Kasmir, 2008).
Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktiva yang digunakan. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara
rasio profitabilitas yang ada
ROA =
Kebijakan Dividen
Menurut Oktavia (2013) kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai bagaimana
cara perusahaan menggunakan laba yang diperoleh apakah akan diinvestasikan kembali atau
dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen (Rosmawati Ai, 2018). Bambang Riyanto
(2001:281) mendefinisikan kebijakan pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan
untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam
perusahaan (laba ditahan) (Firmansyah, 2019).
Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan untuk menentukan seberapa
besar bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan dalam
perusahaan untuk dijadikan investasi kembali.Semakin besar dividen yang dibayarkan, maka
laba ditahan semakin sedikit, akibatnya pertumbuhan perusahaan menjadi lambat. Sebaliknya
semakin besar labayang ditahan untuk pertumbuhan perusahaan, berarti laba yang dibagikan
sebagai dividen semakin kecil. Persentase pendapatan/laba yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai kas dividen disebut Dividend Payout Ratio atau DPR (Septariani,
2017).
DPR =
Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang menggambarkan keputusan yang diambil oleh manajemen dalam
menentukan sumber pendanaannya. Kreditor dan pemegang saham tertarik pada kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga pada saat jatuh tempo dan untuk membayarkan kembali
jumlah pokok utang pada saat jatuh tempo. Akan tetapi, jika pengembalian yang diperoleh atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka pengembalian
atas modal pemilik semakin kecil (Brigham, 2001:56). Menurut Sawir (2005) “Rasio Leverage
mengukur tingkat solvalitas suatu perusahaan”. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio leverage dapat
di ukur dari Rasio total utang (debt to total asset ratio), kemampuan untuk membayar bunga
(times interest earned), dan kemampuan melunasi kewajiban.
DER =
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori
(explanatory research) dan Asosiatif menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor properti dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 65 Perusahaan dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, menggunakan metode Purposive
Sampling dalam pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui studi
pustaka dan studi dokumentasi.
Penelitian akan diuji menggunakan Uji Statistik Deskriptif selanjutnya diuji
menggunakan uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji
Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. Sesudahnya uji hipotesis dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda, yang terdiri dari Uji Koefisien Determinasi, Uji T, Uji F
Simultan.
Observations 85 85 85 85
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
1. Variabel Nilai Perusahaan menunjukan nilai mean 3.337134, nilai median sebesar
3.429177, nilai maksimum sebesar 6.857417, nilai minimum sebesar 0.760013 dan nilai
standar deviasi sebesar 1.733569.
2. Variabel Kinerja Keuangan / Profittabilitas menunjukan nilai mean sebesar 0.435287,
nilai median sebesar 0.334487, nilai maksimum sebesar 2.529098, nilai minimum
sebesar 0.011505 dan nilai standar deviasi sebesar 0.433366.
3. Variabel Kebijakan Deviden menunjukan nilai mean sebesar 0.173370, nilai median
sebesar - 0.113335, nilai maksimum sebesar 1.676057, nilai minimum sebesar -
0.140537 dan nilai standar deviasi sebesar0.307774.
4. Variabel Kebijakan Hutang menunjukan nilai mean sebesar 0.074855, nilai median
sebesar -0.067089, nilai maksimum sebesar 6.857417, nilai minimum sebesar 0.760013
dan nilai standar deviasi sebesar1.733569.
Uji Kesesuaian Model
Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk metode mana yang paling tepat digunakan untuk
mengestimasi data panel dalam penelitian dengan membandingkan Common Effect Model
(CEM) atau Fixed Effect Model (FEM). Apabila hasil uji ini menunjukkan probabilitas F lebih
dari taraf signifikansi 0.05 maka yang dipilih adalah Common Effect Model. Sebaliknya,
apabila probabilitas F kurang dari taraf signifikansi 0,05 maka model sebaliknya yang dipakai
adalah Fixed Effect Model. Berikut ini hasil Uji Chow :
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Hasil uji chow di pembahasan sebelumnya adalah Fixed Effect Model dan Hasil Uji
Hausman di pembahasan sebelumnya adalah Random Effect Model. dan pada uji LM ini,
Apabila nilai probability lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti metode estimasi
terbaik adalah Fixed Effect Model. Jika nilai probability lebih kecil maka H0 ditolak yang berarti
metode estimasi terbaik adalah Random Effect Model Berdasarkan hasil LM pada tabel 4.6 nilai
probability pada Breusch-Pagan-Cross Section yaitu 0,0000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya
bahwaRandom Effect Model merupakan model yang tepat
5
Mean -1.45e-15
4
Median 0.156114
3
Maximum 3.409673
2
Minimum -2.861902
Skewness 0.001971
1 -2 -1 0 1 2 3
Kurtosis 1.869400
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Jarque-Bera 1.864147
Hasil gambar 4.1 menunjukan nilai Jarque-bera sebesar 1,864147. Sementara nilai
probability sebesar 0,393737 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
berdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
PROFITABILITAS KEBIJAKAN KEBIJAKAN
DIVIDEN UTANG
PROFITABILITAS 1.000000 -0.221450 -0.680300
Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
R-squared 0.185568 Mean dependent var 0.005553
Adjusted R-squared 0.126336 S.D. dependent var 0.366732
S.E. of regression 0.342785 Sum squared resid 6.462577
F-statistic 3.132926 Durbin-Watson stat 0.972030
Prob(F-statistic) 0.021581
Sumber : Data diolah oleh penulis (2022) dengan Eviews 9.0
Hasil pada tabel 4.6 uji autokorelasi tersebut diketahUi bahwa nilai Durbin Waston
(DW) sebesar 1,316249. Angka D-W tersebut ada diantara -2 sampai +2 yang artinya bahwa
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 7. Hasil Uji Resabs
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel EGLS (Cross-section
random effects)Date: 05/19/22 Time:
05:30
Sample: 2016 2020
Periods included: 5
Cross-sections included: 17
Total panel (balanced) observations: 85
Swamy and Arora estimator of component variances
Berdasarkan hasil uji regresi data panel pada tabel 4.8 diperole hasil sebagai
berikut :
Y = + 1.X1 + 2.X2 + 3.X3 +
Y = 3.517726 + -0.070688 + -1.466173 +1.394260 +
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.302856
Uji F Simultan
Tabel 10. Hasil Uji F
R-squared 0.302856 Mean dependent var 0.475836
Adjusted R-squared 0.235390 S.D. dependent var 0.787027
S.E. of regression 0.688192 Sum squared resid 14.68184
F-statistic 4.489038 Durbin-Watson stat 1.316249
Prob(F-statistic) 0.009948
Uji t
Tabel 11. Hasil Uji t
Hasil pada tabel 4.10 diatas, dengan menggunakan tingkat siginifikasi (α) sebesar 5%,
maka Kinerja keuangan / Profitabilitas dan Kebijakan Hutang tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan sedangkan Kebijakan Deviden berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.
Pembahasan
Tabel 12. Hasil Pengujian Hipotesis
SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Kinerja keuangan / Profitabilitas , Kebijakan
dividen dan Kebijakan Utang terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Property dan Real
Estate yang terdaftar di bei tahun 2016-2020. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan :
1. Secara simultan variabel Kinerja Keuangan/ Profitabilitas , Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Utang berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
2. Secara parsial Kinerja Keuangan/ Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. Secara parsial Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Secara parsial Kebijakan Utang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
KETERBATASAN
Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa keterbatasan, sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 variabel yaitu Kinerja Keuangan /
Profitabilitas , Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Property dan Real Estate. Sehingga mungkin saja faktor lain yang belum
digunakan dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.
2. Sampel dalam penelitian ini hanya memilih perusahaan Property dan Real Estate yang
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran, sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah variabel independen agar
lebih banyak pengetahuan tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan dan yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Bagi perusahaan, diharapkan agar lebih memperhatikan lagi kinerja keuangannya ,
kebijakan dividen dan kebijakan utang yang dapat berpengaruh langsung terhadap nilai
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansari, Anindya dan Ervina, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing,
Capital Adequacy Ratio\ dan Return On Asset terhadap Tingkat Lukiditas”,
Management Analysis Journal Vol. 5 No. 1 Tahun 2016,
Arthur Simanjuntak. 2019. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum
dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah. Jurnal Manajemen. Volume 5,
Nomor 2.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.
Benardi, J.K. 2010. Pengaruh Cash Flow Terhadap Leverage dan Investasi serta Dampaknya
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 10. No. 2:93-
108.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Erlangga,
Jakarta.
Brigham, E.F. and Houston, J.F. 2003. Fundamentals of financial Management: Dasar-Dasar
manajemen Keuangan. Buku satu edisi Kesepuluh. Salemba Empat, Jakarta.
Chowdhuri, Anup & S.P., Chowdhuri. 2010. Impact of Capital Structur on Firm's Value:
[5][7] Evidenca From Bangladesh. Business and Economic Horizons. Vol. 3. No.
3:111-122.
Diaz, R. dan Jufrizen (2014). “Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Bisnis, ISSN : 1693- 7619, Vol. 14 No.
2 : 128-133
Fachrudin. (2011, Mei). Analisis Pengaruh Struktur Modal, kuran Perusahaan, dan Agency
Cost terhadap Kinerja Perusahaan. jurnal akuntansi dan keuangan, XIII(1), 37-46.
Fatihudin, Didin dan Firmansyah, Anang. Pemasaran Jasa: Strategi, Mengukur Kepuasan dan
Loyalitas Pelanggan. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019.
Forma Y, F., & Amanah, L. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 07(11), 01 18.
https://doi.org/10.15294/jda.v6i2.3250
Harahap, Ramadhan. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2013-2017. Jurnal Manajemen Tools, 11(1), 2088-3145.
Harianto, Juli dan Fidiana. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Growth Opportunity, dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5
(1): 1-15.
Irham Fahmi. 2018. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Alfabeta.
Bandung
Jonathan & Vivi Adeyani Tandean. 2016. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilia
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. Prosiding Seminar
Nasional Multi Disiplin Ilmu Unisbank Semarang. Semarang. 28 Juli.
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Mandalika, A. (2016). Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Studi pada Sektor Otomotif). EJurnal Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Mudjijah, S., Khalid, Z., & Astuti, D. A. S. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi Variabel Ukuran Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 8(1), 41 56.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Musabbihan, N. A., & Purnawati, N. K. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal
Nurina, Elva. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufakur Yang
Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi Hal 51-70. e-ISSN: 2502-6380.
Oktavia dan Martani, Dwi. 2013. Tingkat Pengungkapan dan Penggunaan Derivatif
Keuangan dalam Aktivitas Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia Volume 10 No 2 Desember 2013
Rosmawati, Ai . (2018) Pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan tax planning
terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur sub sektor
kosmetik & keperluan rumah tangga yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
tahun 2012 - 2017). Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.
Salempang, E.L., Sondakh, J.J. dan Pusung, R.J. 2016. Pengaruh Return on Aseet, Debt to
Equity dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Real Estate
dan Property yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.
Vol.16, No.3. Hal. 813- 824.
Samisi, Komang & Ardiana, Putu Agus. 2013. Pengaruh Struktur Pendanaan terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating. E-Jurnal.
Shabrina, Altifah dan Fidiana. 2015. Kebijakan Dividen Memoderasi Hubungan Struktur
Modal dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi, vol. 4 (10), p. 1-16