LAPORAN PTK lidia
LAPORAN PTK lidia
LAPORAN PTK lidia
DISUSUN OlEH:
Disusun Oleh : MUSLINI,S.Pd.I
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW
yang telah membimbing umat manusia melalui lembaga pendidikan terbaik.
Alhamdulillah, Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul:
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Materi Zakat Pada Peserta Didik Kelas V SDN 12 Selatpanjang
Selatan Tahun pelajaran 2023/2024” dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapakan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Kadar,M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan / Ketua LPTK UIN SUSKA RIAU yang telah memberikan ijin
serta dukungan secara moral maupun materiil dalam penyelenggaraan
PPG Dalam Jabatan 2023.
2. Ibu Dr. Andi Murniati,M.Pd selaku Ketua Program Studi PPG di UIN
SUSKA RIAU yang telah memberikan layanan dan fasilitas dalam
menempuh kegiatan PPG Dalam Jabatan 2023 ini.
3. Bapak Dr.Mudasir,M.Pd selaku dosen pengampu Lokakarya
Penelitian Tindakan Kelas yang telah banyak memberikan bimbingan,
saran, dan motivasi dalam penyusunan Proposal PTK ini.
4. Bapak Asmadi A,S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 12 Selatpanjang
Selatan yang telah memberi ijin pada peneliti untuk melakukan penelitian
tindakan kelas.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Tes
Lampiran 2. Instrumen Observasi
Lampiran 3. Modul Ajar Siklus 1,2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
berbagai masalah dan hambatan yang sering muncul selama pelaksanaan tugas
mereka.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di kelas V SD 12 Selatpanjang Selatan
Tahun Pelajaran 2023/2024 diperoleh data hasil belajar PAI masih rendah dari 14
siswa terdapat 4 siswa (28,75%) yang nilainya tuntas, sedangkan 10 siswa (71,43%)
tidak tuntas.
Masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam mata pelajaran PAI meliputi:
kurangnya motivasi siswa terhadap pembelajaran yang diajarkan, siswa yang terlalu
berimajinasi dan tidak fokus selama pembelajaran, sikap pasif siswa yang enggan
bertanya saat menghadapi kesulitan, kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan
guru, penguasaan materi yang rendah, cepatnya siswa merasa jenuh saat belajar, hasil
nilai latihan, PR, dan ulangan yang cenderung rendah, kesulitan siswa dalam
menyelesaikan latihan yang diberikan guru, dan kurangnya pengawasan guru saat
memberikan tugas.Untuk mengatasi masalah tersebut, maka guru harus memilih
strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat menurut
penulis adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu pendekatan pembelajaran di
mana tim-tim yang terdiri dari siswa dengan beragam kemampuan diberi kesempatan
untuk bersama-sama belajar konsep dan keterampilan dalam mata pelajaran PAI.
Diharapkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif ini, hasil
belajar PAI siswa dapat ditingkatkan.
C. Tujuan Penelitian
2
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar materi Zakat
pada siswa kelas V SD Negeri 12 Selatpanjang Selatan Tahun Pelajaran 2023/2024.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian pembelajaran ini bermanfaat antara lain sebagai berikut :
1. Untuk siswa, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki manfaat dalam mempercepat pemahaman materi dan meningkatkan
pencapaian hasil belajar pada mata pelajaran PAI..
2. Bagi Guru, penerapan model pelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran PAI . Selain itu guru dapat
berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan ia mampu menilai
dan memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan
mengajar PAI .
3. Bagi Sekolah, merupakan bahan masukan dalam memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar PAI khususnya, dan pelajaran lainnya.
4. Bahan Penelitian
a. Dapat dijadikan bahan masukkan untuk penelitian yang lebih lanjut.
b. Bahan masukkan dalam usaha meningkatkan kualitas dan memajukan
sekolah.
3
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan prilaku akibat interaksi individu dengan
lingkungan. Belajar juga merupakan kegiatan yang kompleks yang menghasilkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan membentuk imformasi yang
tersimpan dalam fikiran. Dari proses belajar maka akan memperoleh hasil belajar.
Belajar bukanlah suatu proses yang berjalan secara spontan, melainkan melibatkan
faktor-faktor seperti kesiapan siswa atau peserta didik serta pengetahuan yang sudah
diperoleh, tetapi selain itu, juga dipengaruhi oleh pengaruh dari pihak eksternal yang
diatur oleh pendidik dengan tujuan memfasilitasi proses pembelajaran.
Oemar Hamalik menyatakan hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dan tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Anni (2004:4) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Sedangkan menurut
Sukmadinata ( 2005 ) Prestasi / hasil belajar ( achievement ) merupakan realisasi dan
kecakapan - kecakapan potensial / kapasitas yang dimiliki seseorang.
Nawawi (1981:100) menyatakan hasil belajar adalah keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai / skor
dan hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Berdasarkan uraian di atas dapat
diperoleh suatu kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu proses pencapaian hasil
yang berupa pengetahuan dan perubahan tingkah laku yang didapat seseorang setelah
mengikuti proses pembelajaran di kelasnya.
Nawawi (1981:127 ) berdasarkan tujuannya, hasil belajar dapat dibagi menjadi 3
macam yaitu:
1. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan / kecakapan di dalam
melakukan / mengerjakan suatu tugas.
2. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang
apa yang dikerjakan.
3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009:24) membagi lima
kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif, sikap,
4
dan motorik. Sedangkan tipe hasil belajar terdiri dari : ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor ( Bloom dalam Dimyati 2002:26).
Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi
siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti
siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam
kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian
sebagai dasar dalam menentukan langkah-Iangkah pemecahan masalah, sehingga
mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya ( Rasyid, 2008:67).
2. Model Pembelajaran.
a. Pengertian model pembelajaran.
Perkembangan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pengajaran di ruang
kelas. Salah satu perkembangannya adalah adanya model pembelajaran. Joyce dan
Weill dalam Miftahul Huda mendeskripsikan Model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain
materi-materi instruksional, dan memadu proses pembelajaran di ruang kelas atau di
setting yang berbeda.13 Model-model pembelajaran dirancang untuk tujuan-tujuan
tertentu, pembelajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berpikir, studi nilai-nilai
sosial dan sebagainya dengan meminta peserta didik untuk terlibat aktif dalam tugas-
tugas kognitif dan sosial tertentu. 14 Arends yang dikutip oleh Trianto menyeleksi
enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar,
yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif,
pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas. Tidak ada satu model
pembelajaran yang secara mutlak superior dibandingkan dengan yang lain, karena
setiap model pembelajaran memiliki potensi yang baik ketika diaplikasikan untuk
mengajar materi pelajaran tertentu. Oleh karena itu, dari berbagai model pembelajaran,
perlu dilakukan pemilihan untuk menentukan model pembelajaran yang paling efektif
dalam mengajarkan suatu materi khusus. Saat mengajar topik tertentu, penting untuk
memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus
memiliki pertimbangan-pertimbangan. Peserta didik Anak didik adalah manusia yang
berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di ruang kelas guru akan bertemu dengan
sejumlah anak didik dengan latar belakang, karakter, aspek biologis serta intelektual
yang berbeda. Guru harus mengambil keputusan dalam memilih model pembelajaran
5
yang akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kreatif dan efektif dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah didefinisikan dengan jelas.
Pemilihan model pembelajaran ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kematangan peserta
didik yang beragam, dan hal ini perlu diperhatikan karena akan memengaruhi
bagaimana model pembelajaran diputuskan. 2) Tujuan Tujuan adalah sasaran yang
dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Model yang dipilih hendaknya sesuai
dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap anak didik. Artinya
model harus tunduk kepada tujuan pembelajaran, bukan sebaliknya. 3) Situasi Situasi
yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu guru
boleh menciptakan situasi belajar dialam terbuka. 4) Fasilitas Fasilitas adalah
kelengkapan yang menunjang anak didik di sekolah. Fasilitas merupakan hal yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan model mengajar. Dan model mengajar jika
didukung oleh faktor lain. 5) Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda.
Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka
berbicara. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan pasti juga akan berbeda
dengan guru yang tidak sarjana dan hanya berbekal pengalaman. Dengan demikian
latar belakang, kepribadian, pendidikan, pengalaman mengajar adalah permasalahan
intern yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan model. Adapun syarat-
syarat yang harus diperhatikan adalah: a) Model mengajar yang dipergunakan harus
dapat membangkitkan motivasi, minat, atau gairah belajar peserta didik. b) Model
mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian peserta didik. c) Model mengajar yang dipergunakan harus dapat
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mewujudkan hasil karya. d) Model
mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan peserta didik untuk
belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan) e) Model
mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri
dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi f) Model mengajar yang
dipergunakan harus dapat mentiadakan penyajian verbalitas dan menggantinya
dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. g) Model mengajar yang
dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-
sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
6
B. Hasil Penelitian Yang Releven
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Sanjaya (2006:239) pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok - kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Lie (1999:28)
pembelajaran kooperatif adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mengandung
beberapa unsur - unsur kerjasama antara siswa di kelas.
Dari pandangan di atas, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode
pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong keterlibatan aktif siswa melalui
kerjasama dalam kelompok, dengan tujuan mencapai hasil belajar yang optimal.
Metode ini juga didesain untuk meningkatkan partisipasi siswa, memberikan
pengalaman dalam hal kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam konteks
kelompok, serta memungkinkan siswa untuk berinteraksi dalam proses belajar.
Lie (1999 : 30 ) mengemukakan unsur - unsur pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Saling ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok dalam belajar sangat tergantung pada usaha setiap
anggotanya dalam melakukan kerjasama dalam kelompok belajar. Kelompok belajar
harus kompak dalam belajar dan tidak ada anggota kelompok yang memandang
dirinya lebih pintar dari anggota kelompoknya dan menganggap bahwa anggota
kelompoknya bodoh dan tidak bisa diajak untuk berdikusi atau belajar bersama.
b. Tanggung jawab perseorangan.
Setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab melakukan yang terbaik
bagi kelompoknya. OIeh karena itu, guru harus memiliki kesiapan dalam menyusun
tugas belajar dan memberikannya kepada siswa sehingga setiap siswa memiliki
tanggung jawab untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompoknya masing - masing.
c. Tatap muka.
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi kesempatan kepada siswa sebagai
anggota kelompok untuk bekerjasama. Hasil pemikiran dari satu orang akan dapat
menjadi milik bersama dalam kelompok yang memungkinkan setiap anggota
kelompok memiliki kemampuan sama dalam penguasaan suatu materi pelajaran.
d. Komunikasi antar anggota
7
Keberhasilan kelompok bergantung pada kesediaan anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka,
sehingga keterampilan berkomunikasi sangat teruji dan diperhatikan setiap anggota
kelompok.
e. Evaluasi proses kelompok.
Guru harus menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar dapat memulai kualitas
kerjasama dan hasil kerja kelompok sekaligus dapat menjadi masukan dalam kegiatan
pembelajaran berikutnya.
Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebuah tipe pembelajaran
kooperatif yang memberi tim berkemampuan majemuk latihan untuk mempelajari
konsep dan keahlian bersama para siswanya (Slavin, 1986).
STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif dalam
mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama, kreativitas, berpikir kritis, dan
kemampuan untuk memberikan bantuan kepada rekan-rekan mereka. Pendekatan
pembelajaran STAD fokus pada kegiatan dan interaksi antara siswa dengan tujuan
untuk saling memotivasi dan mendukung satu sama lain dalam pemahaman materi
pelajaran, dengan tujuan mencapai pencapaian prestasi yang tinggi.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok - kelompok kecil dengan
jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat
prestasi, jenis kelamin, dan suku. Slavin ( dalam Nur, 2000: 26).
Pembelajarannya dimulai dengan guru menyajikan pelajaran, dan kemudian
siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi
tersebut, pada saat tes ini, mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
Materi-materi PAI yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk
memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang
tinggi dan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam,
bangun datar, bangun ruang dll.
8
2. Sintak atau langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin
( Komalasari, 2010 : 63 ) adalah sebagai berikut;
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
e. Evaluasi.
f. Kesimpulan.
Langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD Menurut (Ibrahim,
dkk.2000: 10) adalah sebagai berikut:
a. Fase 1 menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
b. Fase 2 menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
c. Fase 3 mengorganisasikan siswa dalam kelompok - kelompok belajar. Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
d. Fase 4 membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok
- kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
e. Fase 5 evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
diajarkan atau masing - masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
f. Fase 6 memberikan penghargaan untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
9
akademisnya. Menurut Soewarno Handayaningrat(1998 : 22 ) kelebihan model
pembelajaran STAD adalah :
a. Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
b. Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi
c. Penghargaan hadiah yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
mencapai hasil yang lebih tinggi.
d. Pembentukan kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam
belajar bekerjasama.
e. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah: “Jika model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) diterapkan pada mata pelajaran PAI
materi Zakat pada peserta didik kelas V SDN 12 Selatpanjang Selatan, maka prestasi
belajar peserta didik akan meningkat.”
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a) Pendekatan Penelitian
Menentukan pendekatan penelitian yang tepat memiliki dampak yang
khusus dalam proses penelitian, yang harus dijalani dengan konsistensi
sepanjang rangkaian penelitian untuk mencapai hasil yang optimal dan memiliki
validitas ilmiah sesuai dengan kemampuan, ruang lingkup, dan tujuan yang
dimiliki oleh pendekatan tersebut.
Penelitian sejatinya merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan
kebenaran dari sebuah kejadian atau peristiwa, keadaan dan situasi tertentu yang
menjadi perhatian dan layak untuk diketahui kebenarannya. Secara teori dan
metode yang dikembangkan dalam penelitian tetap harus merujuk pada kaidah
dan prosedur penelitian yang baku.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif yang berlangsung dalam latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada (Moleong, 2011 : 5). Dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap
mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan
untuk menafsirkan fenomena.
Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif karena: pertama,
penelitian ini berusaha menyajikan langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan responden dengan tujuan supaya lebih peka dalam menyesuaikan diri
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi ketika di lapangan. Kedua, data dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dan
analisis dokumen fakta-fakta dikumpulkan secara lengkap, selanjutnya ditarik
kesimpulan.
b) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang bersifat menggambarkan, menguraikan suatu hal menurut
apa adanya. Maksudnya adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata
atau penalaran, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh
adanya penerapan kualitatif (Mulyana, 2001:155).
11
Dengan kata lain, peneliti dalam hal ini berupaya untuk
mengumpulkan data melalui interview terhadap peserta didik yang dalam
Kelas V. Untuk memperkuat informasi yang didapat, peneliti akan
melakukan observasi secara lansung disertai dengan dokumentasi yang
relevan dengan tema penelitian.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016 :38). Dengan kata lain,
variabel penelitian adalah sesuai yang dapat diukur dan dinilai. Mengingat
penelitian kuantitatif mengharuskan hasil penelitiannya bersifat objektif, terukur
dan dapat selalu terbuka untuk diuji yang hasilnya diperoleh melalui perhitungan
matematis.
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel penelitiannya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil belajar peserta didik. Efektivitas
pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat berpengaruh atau
sama sekali tidak ada dampak pada hasil atau prestasi peserta didik. Hal ini harus
dilakukan uji hipotesa untuk mendapatkan hasil akhir dari sebuah penelitian
tindakan kelas ini.
12
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 :
131). Untuk mengukur berapa minimal sampel yang dibutuhkan peneliti
menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 10%, seperti berikut ini:
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir, dalam hal ini sebesar 10%
Adapun sampel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V
SDN 12 Selatpanjang Selatan, dengan jumlah peserta didik sebanyak 14 orang
yang terdiri dari 9 peserta didik laki-laki dan 5 peserta didik perempuan.
13
Gambar 3.1 Tahapan PTK dari skema model Hopkins (modifikasi)
Pendahuluan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Observas
i
Rev.Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Observas
i
Ke siklus
selanjutnya
14
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka (Hadi, 2005 : 139. Dalam hal ini tes diberikan kepada
peserta didik kelas V SDN 12 Selatpanjang Selatan tahun pelajaran 2023/2024 dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) khususunya dalam materi zakat dengan menggunakan metode
pembelajaran koperatif.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 1 Metode observasi ini
digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya materi zakat dengan
menggunakan metode pembelajaran koperatif di kelas V SDN 12 Selatpanjang
Selatan melalui pengamatan teman sejawat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. 2
Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data
pendukung seperti: Data jumlah peserta didik kelas V SDN 12 Selatpanjang
Selatan tahun pelajaran 2023/2024 , Buku daftar nilai PAI kelas V, ATP, dan
Modul ajar.
1
Ibid _ hlm. 129
2
Sugiyono, Metode Penelitian …, (Bandung: Alfabeta. 2012) Hlm.240
15
SM
Keterangan:
P1: Presentase Ketuntasan Individu
SS : Skor yang diperoleh siswa
SM: Skor maksimal.
2. Ketuntasan klasikal terjadi apabila siswanya mendapat 85 % nilai diatas 65.
Presentase ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:
JT
PK = X 100%
JS
Keterangan:
PK : Presentase ketuntasan klasikal
JT : Jumah siswa yang tuntas
JS : Jumlah seluruh siswa
3. Untuk menghitung daya serap siswa, digunakan ruxnis (Depdikbud, 1995 )
sebagai berikut
Jumlah SP
DS = X 100%
SM
Keterangan:
DS : Daya serap
SP: Skor perolehan
SM: Skor maksimal
Berikut ini rentang nilai yang digunakan untuk menunjukkan kriteria nilai
siswa menurut ( Depdiknas, 2004) adalah:
16
4 60-69 Cukup
5 <60 Kurang
17
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Dari data di atas diketahui untuk jumlah siswa yang memenuhi kriteria
yang dilakukan dengan berkolaborasi dengan teman sejawat. Pada akhir proses
pembelajaran setiap siklus, siswa diberi tes formatif yaitu pada siklus I dan
siklus II, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
Adapun data nilai dalam proses perbaikan per siklus adalah sebagai
berikut :
1. Siklus I
18
Pada pelaksanaan siklus I dengan melalui semua tahapan yaitu
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Siklus I
Tidak
No Nama Siswa Skor Tuntas Ket
Tuntas
1 Ade Ilham 60
2 Ahmad Dzakwan 80
3 Alwi Agudjir 80
4 Adryan Saputra 80
5 April Ananda Mulyana 80
6 Elia Nova Fitriana 80
7 Fitroh Khoirati 80
8 Jaka Saputra 80
9 M.Tsabit Al Abror 60
10 Meisya Artika 60
11 Maya Safitri 60
12 M.Faizul Saputra 90
13 Mujaina 60
14 Rafika Irawan 60
JUMLAH SKOR 1010
JUMLAH SKOR MAKSIMAL 1400
RATA-RATA HASIL BELAJAR 72
PERSENTASE 60 %
Dari tabel di atas diperoleh nilai siswa yang tuntas 8 siswa dan tidak tuntas 6
siswa.
Keterangan : Jumlah siswa tuntas 8 siswa Jumlah siswa tidak tuntas 6 siswa
19
Tabel 4.3 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Total
1 2 3
8 6 14
57 % 43% 100%
siswa tuntas 57 persen dan persentase 43 persen dengan jumlah siswa tuntas 8
siswa.
Kesimpulan :
20
10
6
Series1
4
0
TUNTAS TIDAK TUNTAS
siswa, skor berkisar antara 50 sampai 90, skor 60 diperoleh 6 siswa,dan skor
belum mencapai ketuntasan belajar secara minimum yaitu 75. Persentase hasil
belajar dengan nilai tersebut tidak sesuai dengan yang harapan peneliti, maka
yang dilakukan dalam siklus II. Pembelajaran di kelas, didapat data observasi
meminta siswa mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diberikan; guru
menyebutkan aspek-aspek yang akan dinilai; memberi nilai tambah dan hadiah
alat tulis bagi siswa yang bertanya dan dapat menjawab pertanyaan, hal ini
21
dilakukan untuk membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti
2. Siklus II
Tabel 4.5
Nilai Evaluasi Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Siklus II
Tidak
No Nama Siswa Skor Tuntas Ket
Tuntas
1 Ade Ilham 83
2 Ahmad Dzakwan 83
3 Alwi Agudjir 66
4 Adryan Saputra 83
5 April Ananda Mulyana 100
6 Elia Nova Fitriana 100
7 Fitroh Khoirati 83
8 Jaka Saputra 100
9 M.Tsabit Al Abror 83
10 Meisya Artika 83
11 Maya Safitri 83
12 M.Faizul Saputra 100
13 Mujaina 66
14 Rafika Irawan 83
JUMLAH SKOR 1196
UMLAH SKOR MAKSIMAL 1400
RATA-RATA HASIL BELAJAR 85
PERSENTASE 85%
Keterangan : Jumlah siswa tuntas 13 siswa
Rata-rata hasil belajar = Jumlah pemerolehan seluruh nilai siswa
Banyaknya siswa
22
Presentase hasil belajar = Jumlah siswa tuntas
Banyak siswa
Berikut adalah Daftar Skala Nilai Pendidkan Agama Islam Kelas VI pada
siklus II dalam bentuk tabel 4.7 dan diagram 4.2.
Skala Jumlah
No Nilai Kriteria Siswa Jumlah %
1 90-100 Sangat baik 4 13
2 80-90 Baik 8 40
3 70-80 Cukup baik 0 34
4 60-70 Kurang baik 2 13
5 50-60 Tidak baik 0 0
Jumlah 15 100
Kesimpulan :
- Siswa yang mendapat nilai sangat baik sebanyak 4 siswa.
- Siswa yang mendapat nilai baik sebanyak 8 siswa.
- Siswa yang mendapat nilai cukup baik sebanyak 0 siswa.
- Siswa yang mendapat nilai kurang baik sebanyak 2 siswa.
- Siswa yang mendapat nilai tidak baik sebanyak 0 siswa
23
C. Pembahasan
siswa, skor 90 diperoleh 0 siswa, dan skor 100 diperoleh 4 siswa. Persentase
pembelajaran kooperatif pada siklus II sebesar 85%. Sesuai dengan kriteria hasil
Selatan.
target penelitian dan hasil belajar juga sudah memenuhi target KKM SD Negeri
Selatan. . Hal ini dapat dibuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PAI.
CHART TITLE
1 Prasiklus 2 Siklus I 3 Siklus II
100
85 100
15
60 40
100
50 50
TUNTAS % TIDAK TUNTAS % JUMLAH %
24
BAB V
A. Kesimpulan
hasil belajar siswa dari siklus I yang mengalami ketuntasan 9 siswa atau
sebesar 60 % dengan rata- rata 72, pada siklus II meningkat menjadi 12 anak
B. Saran
menyenangkan.
25
4. belajar dan fasilitas lain yang diperlukan.
lebih lanjut.
26
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002).
Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: CV.Pustaka Agung Harapan,2006).
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inofatif Teori dan Praktik
Dalam Pengembangan Profesionalisme Bagi Guru. (Jakarta: AV Publisher,
2009).
Fuad Efendi, Ahmad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat. 2005).
Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Bandung: Pustaka Setia. 2005).
Jamra, Syaiful Bahri dkk, Strategi belajar mengajar, (Jakarta; Rineka cipta. 2000).
Kurikulum PAI, 2002.
Muhtadi Ansor, Ahmad, Pengajaran Bahasa Arab Media, dan Metode-metodenya,
(Yogyakarta: Teras. 2009).
Nuha, Ulin, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta: Diva
Press, 2012).
Nurjamal, Daeng, Terampil berbahasa, (Bandung: Alfabeta. 2011).
Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2018).
Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
RPP PAI Kurikulum 2013 kelas VI semester ganjil. Tahun Pelajaran 2021/2022
Sanjaya, Wina, Standar Pembelajaran Berorientasi S tandar Proses Pendidikan
Edisi Pertama,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,( Sinar Baru : Algesindo,
1995).
Sudjana, Nana ,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Biru, 1989).
Sudjana, Nana, Cara Belajar Peserta didik Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Sinar Baru. 1998).
Sudjono, Anas, Pengantar Statistika Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo persada.
1996).
27
Lampiran –Lampiran
MODUL AJAR 1
MODUL AJAR 2
Informasi Umum
Nama Penyusun : MUSLINI,S.Pd.I
Institutsi : SD NEGERI 12 SELATPANJANG SELATAN
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SD NEGERI
Kelas / Semester : 5 / FASE C / Ganjil
Tema : Hidup Lapang dengan Berbagi
Sub Tema : Zakat dan Infak
Alokasi Waktu : 3 X 35 Menit ( Pertemuan 1 )
Kompetensi Awal : 1. Peserta didik mampu membiasakan perilaku berbagi
sebagai wujud implementasi dari zakat dengan benar
2. Peserta didik mampu menciptakan ide-ide kegiatan yang
berhubungan dengan zakat dan infak dengan benar.
3. Peserta didik mampu membedakan makna zakat, infak,
dengan benar.
Kompetensi Inti
A. Tujuan Pembelajaran
1.1. Menjelaskan makna zakat fitrah dan Infak dengan benar.
1.2 Menyebutkan macam-macam dan ketentuan zakat dan Infak dengan benar.
1.3. Menunjukkan perilaku dermawan sebagai bukti mengimplementasikan zakat dan
Infak dengan benar.
B. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1.1.1. Kemampuan peserta didik dalam menjelaskan makna zakat dan infak dengan
benar
1.1.2. Kemampuan peserta didik dalam menyebutkan macam-macam dan ketentuan
zakat dan infak dengan benar.
1.1.3. Kemampuan peserta didik dalam menunjukkan perilaku dermawan sebagai
bukti mengimplementasikan zakat dan infak dengan benar.
C. Pemahaman Bermakna
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk meraka, sungguh
doa kamu itu ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah maha Mendengar lagi
maha Mengetahui.”(QS.At-Taubah:103)
D. Pertanyaan Pemantik
• Bagaimana perasaan kalian pada bulan Ramadhan tiba? Tentu sangat
menyenangkan. Apalagi menjelang akhir Ramadhan, sungguh sangat
membahagiakan, apalagi kalian bisa berbagi bahan makanan pokok atau
lainnya. Bagaimana pengalaman kalian di akhir bulan Ramadhan ?
• Bagaimana perasaan orang-orang yang membutuhkan (fakir miskin) pada hari
raya ?
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Mempersiapkan media/alat peraga/bahan berupa LCD Projector, Speaker aktif,
Laptop, Video Pembelajaran Interaktif, spidol, dan media lainnya yang digunakan
saat itu.
2. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, Pembacaan Al-Qur’an surah
pendek Al-Fatihah ayat pilihan, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk peserta didik.
3. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan, dan kegiatan yang
akan dilakukan, lingkup dan teknik penilaian.
Refleksi Guru :
1. Apakah pemilihan media pembelajaran relevan dengan upaya pencapaian tujuan
pembelajaran ?
2. Apakah model pembelajaran yang digunakan mampu mencapai tujuan
pembelajaran ?
F. Asesmen
1. Penilaian Sikap
- Penilaian Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dengan menggunakan teknik observasi
dengan instrumen penilaian jurnal sebagai berikut :
1
2
3
4
3.
14. 4 Sangat baik Semua anggota kompak, tertib dan
5. percaya diri.
26. 3 Baik Sebagian besar anggota kelompok
7.
8. kompak, tertib, dan percaya diri.
39. 2 Cukup baik Separuh anggota kelompok
10. kompak, tertib, dan percaya diri.
4 1 Kurang baik Sebagian kecil anggota kelompok
tertib, kompak, dan percaya diri.
3. Penilaian Pengetahuan
- Memberikan tugas tertulis
- Petunjuk Soal :
NAMA :
KELAS :
G. Pengayaan dan Remedial
Kegiatan remidial:
• Guru membimbing peserta didik yang mendapatkan nilai rendah dengan
mengulang mempelajari materi tentang pengertian zakat, menyebutkan
macam-macam zakat dan ketenytuan zakat dan menonton video
pembelajaran tentang materi zakat.
Kegiatan pengayaan:
• Guru memberi arahan kepada peserta didik yang telah mendapat nilai tinggi
untuk menambah wawasan tentang zakat dengan menggali informasi dari Al-
Qur'an. Peserta didik diharapkan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang
memerintahkan umat Islam untuk mengeluarkan zakat. Ini merupakan langkah
yang baik untuk memahami dasar agama Islam dan praktik zakat yang sangat
penting dalam kehidupan umat Islam.
H. Glosarium
• Amil : Orang yang bertugas mengelola zakat
• Ri’qab : Hamba sahaya yang telah dijanjikan akan dimerdekakan
• Garim : Orang yang berhutang
• Zakat: Zakat adalah kewajiban sosial dalam Islam di mana individu Muslim
diberi tugas untuk memberikan sebagian dari kekayaan mereka kepada mereka
yang membutuhkan.
• Mal: Mal adalah istilah umum yang merujuk pada harta atau kekayaan
seseorang. Dalam konteks zakat, mal adalah sumber dana yang dikenai
kewajiban zakat.
• Nisab: Nisab adalah ambang batas minimum kekayaan yang harus dimiliki
oleh seseorang sebelum mereka diwajibkan untuk membayar zakat. Nisab
berbeda tergantung pada jenis aset yang dimiliki.
• Zakat Fitrah: Zakat Fitrah adalah zakat yang dibayarkan pada akhir bulan
Ramadan oleh setiap anggota keluarga Muslim yang mampu. Ini digunakan
untuk membantu mereka yang kurang beruntung selama perayaan Idul Fitri.
• Mustahiq: Mustahiq adalah istilah yang merujuk kepada orang-orang yang
berhak menerima zakat. Mereka adalah mereka yang memenuhi syarat- syarat
tertentu berdasarkan hukum Islam.
I. Daftar Pustaka
Muslini,S.Pd.I
NIP. 19861010 201407 2 005
Modul Ajar Format Lengkap (Model 1)
Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Informasi Umum
Nama Penyusun : MUSLINI,S.Pd.I
Institutsi : SD NEGERI 12 SELATPANJANG SELATAN
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SD NEGERI
Kelas / Semester : 5 / FASE C / Ganjil
Tema : Hidup Lapang dengan Berbagi
Sub Tema : Sedekah
Alokasi Waktu : 3 X 35 Menit ( Pertemuan 1 )
Kompetensi Awal : - Peserta didik mampu membiasakan perilaku berbagi sebagai
wujud implementasi dari sedekah dengan benar.
- Peserta didik mampu menciptakan ide-ide kegiatan yang
berhubungan dengan sedekah dengan benar.
Kompetensi Inti
A. Tujuan Pembelajaran
1.2. Menjelaskan makna sedekah dengan benar.
1.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan sedekah dengan benar.
1.3. Menunjukkan perilaku dermawan sebagai bukti mengimplementasikan sedekah
dengan benar.
B. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1.1.1. Kemampuan peserta didik dalam menjelaskan makna sedekah dengan benar
1.1.2. Kemampuan peserta didik dalam menjelaskan ketentuan sedekah dengan benar.
1.1.3. Kemampuan peserta didik dalam menunjukkan perilaku dermawan sebagai
bukti mengimplementasikan sedekah dengan benar.
C. Pemahaman Bermakna
- Membiasakan diri untuk senantiasa saling berbagi dengan menunaikan sedekah
- Memiliki pengetahuan tentang ketentuan dan tata cara saling berbagi dalam masalah
sedekah
- Memiliki pemahaman sedekah dan seluk beluk permasalahannya
D. Pertanyaan Pemantik
- Allah menentukan takdir manusia untuk menjalani hidup ini, ada yang berkecukupan
dan ada yang kekurangan. Allah menyebutnya sebagai fakir miskin bagi orang yang
kekurangan dan menyebutnya sebagai orang kaya bagi orang yang cukup.
- Bagaimana sikap kalian terhadap orang yang kekurangan?
- Bagaimana jika fakir miskin atau orang lain yang membutuhkan pertolongan kalian?
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Mempersiapkan media/alat peraga/bahan berupa LCD Projector, Speaker aktif,
Laptop, Video Pembelajaran Interaktif, spidol, dan media lainnya yang digunakan
saat itu.
2. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, Pembacaan Al-Qur’an surah
pendek Al-Fatihah ayat pilihan, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk peserta didik.
3. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan, dan kegiatan yang
akan dilakukan, lingkup dan teknik penilaian.
Refleksi Guru :
4. Apakah pemilihan media pembelajaran relevan dengan upaya pencapaian tujuan
pembelajaran ?
5. Apakah model pembelajaran yang digunakan mampu mencapai tujuan
pembelajaran ?
F. Asesmen
11. Penilaian Sikap
- Penilaian Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dengan menggunakan teknik observasi
dengan instrumen penilaian jurnal sebagai berikut :
1
2
3
4
13.
114. 4 Sangat baik Semua anggota kompak, tertib dan
15. percaya diri.
216. 3 Baik Sebagian besar anggota kelompok
17.
18. kompak, tertib, dan percaya diri.
319. 2 Cukup baik Separuh anggota kelompok
20. kompak, tertib, dan percaya diri.
4 1 Kurang baik Sebagian kecil anggota kelompok
tertib, kompak, dan percaya diri.
6. Penilaian Pengetahuan
- Memberikan tugas tertulis
- Petunjuk Soal :
NAMA :
KELAS :
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D sebagai jawaban yang paling benar !
1. Mengeluarkan sebagian harta benda yang dimiliki untuk kepentingan yang mengandung
kemaslahatan atau kepada orang-orang yang disyariatkan oleh agama adalah pengertian
dari ....
A. Zakat C. Sedekah
B. Infak D. Hadiah
3. Jika telah meninggalnya anak adam, ada 3 hal yang tidak akan terputus yaitu ....
A. Anak yang sholeh, sedekah jariah, dan ilmu yang bermanfaat
B. Puasa ramadhan, berzakat, dan anak yang sholeh
C. Anak yang selalu mendoakan orang tua, sedekah, dan puasa ramadhan
D. Iman, islam dan ihsan
4. Pemberian harta secara sukarela terhadap seseorang atau suatu lembaga, baik berupa
materi ataupun nonmateri adalah pengertian dari ....
A. Infak C. Sedekah
B. Hibah D. Zakat
7. Salah satu hikmah dari mengeluarkan infaq dan sadaqah adalah ....
A. Dengan berinfaq dan bersadakah kita bisa terkenal
B. Harta orang yang berinfaq dan bersadakah akan berkurang
C. Allah Swt. akan menambah rezeki orang yang berinfaq dan bersedekah
D. Berinfaq dan bersadakah adalah salah satu perbuatan baik
8. Salah satu amalan yang paling murah dan mudah di laksanakan oleh siapa saja adalah ....
A. Infaq C. Zakat
B. Wakaf D. Sedekah
9. Beramal bisa berupa jasa, ilmu pengetahuan, termasuk senyum kepada sesama.
Pengertian amalan yang tepat sesuai narasi tersebut adalah ....
A. Infaq C. Sedekah
B. Wakaf D. Hibah
H. Glosarium
• Fakir : orang yang sangat berkekurangan, orang yang terlalu miskin
• Hadits : perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi
Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam
• Ikhlas : Bersih hati ; tulus hati.
• Kikir : pelit
• Miskin : orang yang berpenghasilan sangat kurang atau rendah
• Peduli : mengindahkan ; memperhatikan ; menghiraukan.
I. Daftar Pustaka
Muslini,S.Pd.I
NIP. 19861010 201407 2 005