Tetes Mata Laporan
Tetes Mata Laporan
Tetes Mata Laporan
PRODI FARMASI
FIK UNW MATARAM
Agar mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat tetes mata kloramfenikol.
LANDASAN TEORI
Sediaan tetes mata merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan untuk
pengobatan lokal pada mata. Tetes mata harus memenuhi persyaratan sterilitas karena digunakan pada
organ mata yang sangat sensitif. Menurut Ansel (1989), tetes mata adalah cairan steril berupa larutan,
suspensi, atau larutan berminyak yang dirancang untuk digunakan pada selaput lendir mata. Dalam
pembuatannya, diperlukan perhatian terhadap sterilitas, isotonisitas, pH, dan penggunaan pengawet
yang tepat untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme selama penyimpanan dan pemakaian. Selain
itu, sediaan tetes mata juga harus bebas dari partikel besar yang dapat menyebabkan iritasi pada mata
(Depkes RI, 2014).
Kloramfenikol merupakan salah satu antibiotik yang digunakan dalam sediaan tetes mata
untuk mengatasi infeksi bakteri. Kloramfenikol bekerja dengan cara menghambat sintesis protein
bakteri melalui ikatan dengan ribosom subunit 50s, sehingga enzim peptidil transferase terhambat,
dan pembentukan ikatan peptida dalam proses sintesis protein terganggu. Larutan kloramfenikol
dalam sediaan tetes mata memiliki keunggulan berupa stabilitas yang baik dalam bentuk larutan
dibandingkan salep, serta tidak mengganggu penglihatan. Namun, waktu kontaknya dengan
permukaan mata relatif singkat sehingga efektivitas obat harus dioptimalkan (Anonim, 1995; Voight,
1994).
Dalam pembuatan sediaan steril tetes mata, kondisi kerja aseptik sangat penting untuk
mencegah kontaminasi mikroorganisme. Penggunaan air steril, pemilihan bahan aktif yang sesuai, dan
proses sterilisasi bahan serta wadah menjadi faktor utama dalam menjaga kualitas produk. Sterilitas
akhir dari sediaan harus diuji untuk memastikan bahwa produk aman digunakan. Selain itu,
diperlukan perhatian terhadap pH larutan, viskositas, dan penggunaan sistem penyangga (buffer) agar
sediaan tetap stabil selama penyimpanan (Rgmaisyah, 2009).
PEMBUATAN SEDIAAN
a. Preformulasi
Preformulasi bahan :
Kloramfenikol
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga putih kelabu atau
putih kekuningan, larutan praktis netral terhadap lakmus P stabil dalam larutan netral atau larutan
agak asam
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol, dalam eseton dan
dalam etil asetat
Ph : Antara 4,5-7.5
Titik leleh : 149°C-153°C
Stabilitas : Salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian.
Stabilitas baik pada suhu kamar dan kisaran pH. 2-7, suhu 25°C dan pH mempunyai waktu paruh
hampir 3 tahun. Sangat tidak stabil dalam suasana basa. Kloramfenikol dalam media air adalah
pemecahan hidrofilik pada lingkungan amida. Stabil dalam basis minyak dalam air, basis adeps lanae.
Inkompatibilitas : Aminophyline. Ampicillin. Ascorbic acid. Calcium chloride, Carbenicillin sodium,
Chlorpromazine HCI, Erythromycin salts. Gentamicin sulfat, Hydrocortisone sodium succinate,
Hydroxyzine HCI, Methicilin sodium, Methylprednisolone sodium succinate, Nitrofurantoin sodaım,
novobiocin sodium, Oxytetracycline, Phenytoin sodium, Polymixin B sulphate, Prochlorperazine
salts, Promazine HCl, Prometazine HCl.
Penyimpanan : Chloramphenicol harus terlindung dari cahaya. Tempat penyimpanan harus steril, dan
disegel ( FLIV 1995 halaman 189 & British Pharmacopoeia 1993 vol II, hal 132).
Asam Borat
Nama bahan : Acidum boricum
Pemerian : Struktur hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rau agak
asam, pahit, kemudian manis
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol
pH : 38-48
OTT : -
Cara sterilisasi : Dengan teknik aseptis
Indikasi : Sebagai pengawet atau antiseptik ekstern
Dosis lazim : 0,125%
Cara pemakaian : Zat tambahan sebagai pengawet
Sediaan lazim dan kadar : serbuk
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Preformulasi bahan
Indikasi : Mengobati mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata
yang diakibatkan oleh bakteri E.coli, Haemophilus influenza, Staphylococcus, Streptococcus
haemolyricus dan Rickettsia
Kontarindikasi : Tidak cocok untuk pasien dengan Hipersensitivitas terhadap Chloramphenicol, balita
dan pasien dengan gangguan ginjal
Efek Samping : Pusing, mual atau muntah, diare, sariawan, sensasi tersengan pada mata
c. Cara Kerja
KESIMPULAN
Pembuatan sediaan tetes mata kloramfenikol ini sudah dilakukan sesuai dengan
petunjuk dan prosedur pembuatan dengan baik, dan telah dilakukan beberapa proses uji
evaluasi seperti uji organoleptis, uji partikel, homogenitas, uji kebocoran dan uji keseragaman
volume. Hasilnya sediaan bening jernih, ditemukan partikel asing, sediaan tidak homogen,
tidak terjadi kebocoran dan volumenya sesuai dengan ketentuan. Kesimpulannya, sediaan ini
tidak memenuhi syarat pembuatan dan jika dibandingkan dengan jurnal acuan, kedua sediaan
ini tidak memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA
R, Afin Sugi, dkk. (2019). PEMBUATAN SEDIAAN OBAT TETES MATA
KLORAMFENIKOL 0,5% YANG MEMPUNYAI PH 7.0 SEBANYAK 10 ml.
Mubayyinah, Ani. (2014). LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL
“ PEMBUATAN SEDIAAN OBAT TETES MATA CHLORAMFENIKOL 0,5% YANG
MEMPUNYAI PH = 7.0 SEBANYAK 10 ml.
Siswidiasari, Arifani. (2011). JURNAL AWAL PRAKTIKUM FORMULASI DAN
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES MATA KLORAMFENIKOL 0,5%.
Syaputri, Rezy. (2020). LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIK &
FARMAKOKINETIK “ DISTRIBUSI TETES MATA KLORAMFENIKOL “.