0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
281 tayangan25 halaman

Preskas Fix

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 25

LAPORAN KASUS

SYOK ANAFILAKSIS

Dr. Achcia Thema Maliny


Dr. Yesi Novia Ambarani
Identitas Pasien

Nama : An. A
Usia : 6 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Wisma Indah Timur Bojonegoro
MRS : 14-6-2017
KRS : 16-6-2017
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak Napas

RPS
Sesak napas sejak 30 menit SMRS setelah mengkonsumsi
gorengan dengan bahan tepung kadaluarsa. Setelah
mengkongsumsi makanan tersebut pasien merasa gatal pada
seluruh tubuh disertai ruam kemerahan, lama kelamaan
disertai sesak nafas yang makin lama makin memberat hingga
sulit untuk berbicara. Mual (+), muntah disangkal. BAB dan
BAK normal. Pasien menyangkal mengkonsumsi obat
sebelumnya. Keluhan serupa sebelumnya belum pernah
dialami
Anamnesis
RPD RPK

Opname (-) Sakit serupa (-)


Riwayat atsma (-) Riwayat atsma(+)
Riwayat alergi (+) kakek
Ibuprofen Riwayat alergi (-)
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN UMUM : Tampak sesak
KESADARAN : compos mentis
NADI : 124 x / menit
PERNAFASAN : 30 x /menit (SpO2 I : 95%)
SUHU : 36 C
MATA :
CA -/-, SI -/- pupil isokor +/+, palpebra oedem +/+, inj.
Konjungtiva +/+
HIDUNG :
epistaksis (-), discharge (-),
MULUT :
Sianosis +
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
datar (+)
Inspeksi :LEHER
Auskultasi :
Inntidak
ttb terlihat
ictus cordis
Bising usus +
Inspeksi
Palpasi
Palpasi ::
simetris +/+ retraksi -/-
Nyeri Tekan (-)
normal
hepatosplenomegali
Palpasi : (-)
fokal
Perkusi
Perkusi : : fremitus +/+
tympani (+) Shifting dullnes (-)
Normal
Perkusi :
Ekstremitas
sonor +/+
Auskultasi :
Edema -/-, akral hangat sup +/+inf -/-
Auskultasi :
S1S2 reguler tunggal , bising -, gallop
vesikuler +/+ ,ronkhi -/-, wheezing
Intergumentum
+/+plak eritematous tersebar generalisata
Tampak
Pemeriksaan Penunjang

DARAH RUTIN
Hb : 13,4 gr/dl
Leukosit : 16,6 x 103 /mm3
Hematokrit : 41 %
Trombosit : 533 x 103/mm3
Eritrosit : 5,13 106/mm
ELEKTROLIT
Natrium : 35 mmol/L
Kalium : 16 mmol/L
Clorida : 109 mmol/L
Calsium : 0,99 mmol/L
Tatalaksana

A :
O2 Nasal kanul 3 lpm

B :
Nebulisasi Ventolin 1 respul + flexotide 1 respul

C :

- IVFD Asering 20 tpm


- Inj. Dexametason 5 mg IV
- Inj. Dipenhidramin HCL 10 mg IV
Hari 1
HCU Anak Hari 2 Hari 3

S/ sesak, gatal
seluruh tubuh, S/ sesak (-), S/ -
kemerahan O/ RR : 20 T :
merah (-),
seluruh tubuh 36
gatal (-)
0/ RR: 32 x/I T: PF: dalam
O/ RR : 20 T :
36 TD:- batas normal
36
PF : Mata : A/ post reaksi
PF: dalam
oedem palpebra anafilaksis
batas normal
+/+, bibir P/ PBJ
oedem (+), A/ syok
sianosis (+) anafilaksis
paru rh-/-, wh (perbaikan)
+/-, p/ IVFD Ring. As 20
Plak tpm
eritematouse Inj Ranitidin 2x25 mg
tersebar
generalisata
p/ O2 masker
A/ Syok6 lpm IVFD Ring. As loading
500 cc Anafillaksis
Inj adrenalin 0,2 cc IM
Inj Ranitidin 2x25 mg
Inj dipenhidramin 10 mg
Inj Cortidex 5 mg
Nebule Ventolin + Flexotide
Posisi tendelenberg
DISKUSI
Pendahuluan

Syok anafilaktik
- Reaksi anafilaksis
- Keadaan gawat darurat
- Reaksi antigen antibodi yang diperantai IgE
Epidemiologi

Prevalen anafilaksis :
1. 1 : 2300 kunjungan ke emergency room di UK (Stewart &
Ewan, 1996)
2. 5.6/100.000 pasien yang di rawat di RS (1991 92)
10.2/100.000 (1994 95) (Sheik & Alves, 2000)
3. 13.230 kunjungan utk anafilaksis 1990 - 2000 (Gupta, et al.
2003)
4. 214 kematian krn anafilkasis di UK 1992 2001 (Pumphrey,
2004)
Anafilaksis : studi populasi dalam 5 tahun
Insiden : 21 per 100.000 orang per tahun
133 pasien kasus anafilaksis :
68% allergen teridentifikasi: makanan, obat & gigitan
serangga.
52% dilakukan pemeriksaan alergi
7% pasien di rawat
1 pasien meninggal

Yocum, et al. JACI;104:452-6


Etiologi

Penybab Contoh
Makanan Kacang, telur, susu, kacang-kacangan, kedelai,
seafood
Obat AB (penisilin, sulfa), NSAID, aspirin,
protamine, obat anastesi
Serangga Semut api, lebah
Zat medis non obat Vaksin, media kontras radiografik.
Lain - lain Getah, idiopatik
B. GAMBARAN KLINIS
Ditandai : Perubahan
mendadak pada

Permeabilitas vaskuler
Hipereaktiv bronchus

Komplek gejala pada :


- Sistem saluran napas
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem saluran cerna
- Mata
- Kulit
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN

Ingat :
* Waktu untuk diagnosis sangat pendek
* Tujuan utama :
- Ventilasi adekuat
- Sirkulasi adekuat
Nilai ABC (Nebulisasi Monitor Tanda vital
Berikan Oksigen
B2 Agonis bila
Anafilaksis Pasien diletakkan dengan
terdapat elevasi kaki
bronkospasme

Suntikan epinefrin IM di
paha mid-anterolateral 0,01
Pasang jalur Bila tetap hipotensi,
mg/kg dari larutan 1:1000 (1 intravena atau dapat diberikan
mg/ml) dengan dosis intraoseous epinefin IV atau obat
maksimal 0,3 mg . Cairan isotonik 20
Catat waktu dan ulangi setiap 5- vasopresor lain
ml/kgbb, max. 60 ml/Kg
15 menit bila diperlukan

Stabil, dapat
diberikan obat-obat
antihistamin H1, Observasi Berkala
antihistamin H2,
kortikosteroid
PENCEGAHAN

Identifikasi pencetus
Edukasi untuk menghindari pencetus
Pemberian imunoterapi untuk alergen tertentu
Edukasi tatalaksana awal dan pasien dibekali
epinefrin auto-injeksi
KESIMPULAN

Anafilaksis perlu penanganan segera. Pemberian


epinefrin (adrenalin) merupakan tindakan yang
dapat dilakukan untuk menyelamatklan nyawa.
Click icon to add picture

SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai