Sistem pertahanan tubuh terdiri dari kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Kekebalan bawaan meliputi kulit, sel fagosit, dan protein antimikroba yang bereaksi secara non-spesifik. Kekebalan adaptif melibatkan limfosit B dan T yang membentuk respon imun spesifik melalui antibodi dan sel T. Kedua sistem bekerja sama untuk melindungi tubuh dari berbagai patogen.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
95 tayangan26 halaman
Sistem pertahanan tubuh terdiri dari kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Kekebalan bawaan meliputi kulit, sel fagosit, dan protein antimikroba yang bereaksi secara non-spesifik. Kekebalan adaptif melibatkan limfosit B dan T yang membentuk respon imun spesifik melalui antibodi dan sel T. Kedua sistem bekerja sama untuk melindungi tubuh dari berbagai patogen.
Sistem pertahanan tubuh terdiri dari kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Kekebalan bawaan meliputi kulit, sel fagosit, dan protein antimikroba yang bereaksi secara non-spesifik. Kekebalan adaptif melibatkan limfosit B dan T yang membentuk respon imun spesifik melalui antibodi dan sel T. Kedua sistem bekerja sama untuk melindungi tubuh dari berbagai patogen.
Sistem pertahanan tubuh terdiri dari kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Kekebalan bawaan meliputi kulit, sel fagosit, dan protein antimikroba yang bereaksi secara non-spesifik. Kekebalan adaptif melibatkan limfosit B dan T yang membentuk respon imun spesifik melalui antibodi dan sel T. Kedua sistem bekerja sama untuk melindungi tubuh dari berbagai patogen.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 26
Bab 11
SISTEM PERTAHANAN TUBUH I. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh
dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Fungsi sistem imun : 1) Pembentuk kekebalan tubuh. 2) Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh. 3) Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan. 4) Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. II. Mekanisme Pertahanan Tubuh Sistem imun membentuk beberapa lapisan pertahanan tubuh. Lapisan pertahanan tubuh terdiri dari : Lapisan pertahanan Komponen pertahanan Respon imun Innate immunity (kekebalan yang diturunkan) Lapisan pertama kulit non-spesifik membran mukosa non-spesifik bakteri alami apatogen non-spesifik Lapisan kedua sel fagosit non-spesifik protein antimikroba non-spesifik inflamasi non-spesifik sel natural killer (NK) non-spesifik Acquired immunity (kekebalan yang didapati) Lapisan ketiga kekebalan humoral (limfosit B) spesifik kekebalan diperantarai sel (limfosit T) spesifik Kekebalan tubuh dibentuk secara : 1) Kekebalan bawaan (innate immunity) • Yaitu kekebalan diturunkan dan ada sejak lahir. • Kekebalan bawaan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu yang cepat. 2) Kekebalan adaptif (acquired immunity) • Yaitu kekebalan yang didapatkan dari pengenalan tubuh terhadap antigen. • Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu yang lambat. Respon imun adalah cara tubuh merespon masuknya antigen ke dalam tubuh. Respon imun terbagi menjadi : 1) Respon imun non – spesifik, tidak membeda – bedakan antigen yang diserang. 2) Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika sewaktu – waktu antigen yang sama menyerang kembali. Komponen utama sistem imun yang paling utama adalah bagian lapisan pertahanan ketiga, yaitu leukosit. Sistem limfa tersusun atas organ-organ limfatik yang terdiri dari dua, yaitu : Organ limfatik primer 1) Sumsum tulang, menghasilkan limfosit. 2) Timus, tempat pematangan limfosit dari sumsum tulang. Organ limfatik sekunder 1) Nodus limfa, adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang mengandung limfosit dan makrofag. Nodus limfa berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme. 2) Limpa/ spleen, fungsinya membuang antigen dalam darah dan menghancurkan eritrosit yang sudah tua. 3) Tonsil, fungsinya memerangi infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Berdasarkan granula pada plasma, leukosit terbagi menjadi : 1) Leukosit granulosit, yaitu leukosit yang plasmanya bergranula, yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil. 2) Leukosit agranulosit, yaitu leukosit yang plasmanya tidak bergranula, yaitu monosit, limfosit B dan limfosit T. A. Pertahanan Nonspesifik (Alamiah) Kekebalan diturunkan (innate immunity) adalah kekebalan yang ada sejak lahir, dan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu cepat. Komponen – komponen kekebalan diturunkan: 1) Kulit (fisik dan mekanik) Tersusun atas keratin yang sulit ditembus antigen. Selain itu, terdapat rambut dan pada saluran pernapasan terdapat silia. 2) Membran mukosa (kimiawi) Membran mukosa menghasilkan enzim lisozim yang mengkatalisis penghancuran antigen yang masuk ke tubuh. Enzim lisozim terkandung dalam : Sekret Tempat minyak dan keringat kulit dan membran mukosa air mata mata ludah mulut lendir saluran pernapasan 3) Bakteri alami (biologis) Pada tubuh manusia, hidup berbagai macam bakteri alami yang apatogen. Bakteri alami tersebut akan menghambat perkembangan bakteri patogen yang masuk ke tubuh. 4) Sel fagosit. Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis. 5) Protein antimikroba (komplemen) Adalah protein yang dihasilkan hati dan mengalir dalam darah. Protein antimikroba menempel pada membran sel mikroba agar : 1. Sel asing mengalami lisis (apoptosis). 2. Sel fagosit mudah mengenali mikroba. 3. Merangsang fagosit untuk lebih aktif. 6) Interferon • Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. • Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. • Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen. . 7) Sel natural killer (NK) • Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. • Sel ini mampu melisiskan sel kanker dan sel terinfeksi virus. 8) Respon Inflamasi • Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan. • Fungsi inflamasi : 1. Membunuh antigen yang masuk. 2. Mencegah penyebaran infeksi. 3. Mempercepat proses penyembuhan. • Penyebab inflamasi adalah karena dihasilkannya histamin oleh sel tiang ( mast cell ) dan kemokin oleh sel fagosit di jaringan (makrofag), yang menyebabkan: Tanda Sebab Warna merah vasodilatasi Panas aliran darah cepat Peradangan cairan jaringan meningkat Rasa sakit pelepasan zat kimia dan tertekannya sel-sel saraf Kinerja respon imun non – spesifik : 1) Jaringan yang terluka mengirim sinyal melalui pembentukan histamin dan kemokin. 2) Histamin akan menyebabkan vasodilatasi dan menyebabkan plasma darah, trombosit, dan protein antimikroba dilepas ke jaringan 3) Kemokin akan memanggil neutrofil dan monosit lebih banyak dari peredaran darah untuk melakukan fagositosis. B. Antigen dan Antiodi Antigen Antigen adalah segala bentuk molekul yang dianggap oleh tubuh sebagai benda asing. Limfosit mengetahui asing atau tidaknya suatu molekul melalui protein penanda yang disebut MHC (Major Histocompatibility Complex). Molekul MHC adalah protein yang terdapat pada membran sel di tubuh yang dianggap tidak asing. Suatu antigen yang tidak mengandung molekul MHC akan dianggap asing. Macam – macam molekul MHC : 1) Molekul MHC kelas I, ditemukan di sel-sel tubuh, kecuali eritrosit. 2) Molekul MHC kelas II, ditemukan di sel limfosit T, limfosit B dan makrofag. Limfosit mengenali antigen karena dapat berikatan pada epitop antigen. Secara umum, antigen spesifik limfosit adalah : 1) Limfosit B, reseptornya mengenali : a. Antigen uniselular atau prokariotik, misalnya virus dan bakteri. b. Antigen utuh. 2) Limfosit T, reseptornya mengenali : a. Antigen multiselular atau eukariotik, misalnya jamur, cacing parasit, darah transfusi, sel atau organ transplantasi. b. Antigen berupa fragmen. Antibodi
Antibodi adalah protein yang menempel pada limfosit B dan dapat
mengenali antigen spesifik. Antibodi disebut juga immunoglobin (Ig) karena mengandung protein γ-globulin. Kelas – kelas antibodi :
Kelas Letak Fungsi
IgA ASI, air mata, keringat, melawan mikroorganisme yg masuk ke ludah, sekresi usus dalam tubuh IgD Limfosit B membantu memicu respo imunitas reaksi alergi, aktivasi histamin dari IgE jaringan, darah basofil dan sel tiang IgG permukaan sel B respon imun antigen yang sama reseptor sel B, respon imun awal, IgM jaringan aglutinasi, netralisasi Reaksi antigen – antibodi : 1) Aglutinasi/presipitasi, penggumpalan antigen. 2) Netralisasi/detoksifikasi, penetralan toksin yang dihasilkan antigen. 3) Opsonisasi, penandaan patogen/sel terinfeksi oleh protein komplemen sebagai sinyal kimiawi. 4) Fagositosis, penghancuran patogen/sel terinfeksi. C. Kekebalan Didapati Kekebalan didapati (acquired immunity) adalah kekebalan yang dibentuk tubuh setelah mengenali suatu antigen, dan melakukan respon imun spesifik dalam waktu lambat. Komponen – komponen kekebalan didapati dilakukan oleh sel – sel limfosit B (antibody mediated immunity) dan sel-sel limfosit T (cell mediated immunity). Pembentukan kekebalan humoral (antibody mediated immunity) dilakukan setelah respon imun non – spesifik berhasil dilakukan. Kekebalan humoral dibentuk dari pembentukan antibodi oleh sel limfosit B. 1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit. 2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II. 3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B. Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri. Macam – macam sel limfosit B : 1) Sel B plasma, mensekresikan antibodi. 2) Sel B memori, mengingat antigen spesifik yang pernah menyerang tubuh. 3) Sel B pembelah, menambah jumlah sel-sel limfosit B dari pembelahan. Respon imun pada kekebalan humoral : 1) Respon imun primer Dilakukan dengan aktivasi sel B ke tempat yang terinfeksi, lalu membelah membentuk populasi (klon), dan mensekresikan antibodi bersama-sama, yang kemudian mati ketika infeksi berakhir. 2) Respon imun sekunder Dilakukan sewaktu infeksi ulang dengan aktivasi satu sel B memori yang membentuk klon, dan mensekresikan antibodi spesifik bersama – sama. Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan antigen masuk ke tubuh. Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel limfosit T. 1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh. 2) Fragmen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh. 3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I. Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi. Macam – macam sel limfosit T : 1) Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu. 2) Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan aktivasi sel T. 3) Sel T killer (sitotoksik), melisis sel tubuh yang diserang antigen. 4) Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup. Respon imun primer dan sekunder yang dilakukan limfosit T sama dengan cara yang dilakukan limfosit B, namun tidak menggunakan antibodi. D. Kekebalan Aktif dan Pasif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh
sendiri. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat pada tubuh organisme lain. Perbedaan kekebalan aktif dan pasif :
Perbedaan Aktif Pasif
tidak dapat ingatan imunologis dapat mengingat mengingat antibodi yang antibodi dari ibu saat contoh alami dibentuk setelah dalam kandungan infeksi vaksinasi atau penyuntikan antibodi contoh buatan imunisasi dari luar Vaksinasi atau imunisasi adalah pemberian vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin adalah antigen yang telah lemah atau hilang patogenitasnya dan dapat merangsang ingatan imunologis dan antibodi secara alami. Vaksin dibuat dari : 1) Mikroorganisme yang dimatikan. Contoh: bakteri penyebab batuk rejan. 2) Strain antigen yang dilemahkan. Contoh: virus Rubella yang dilemahkan, vaksin BCG, vaksin sabin. 3) Strain antigen yang hilang patogenitasnya karena diisolasi. Contoh: virus influenza. 4) Fragmen antigen yang direkayasa genetik. Contoh : penyisipan gen virus hepatitis B ke dalam plasmid bakteri yang selanjutnya menghasilkan antigen. 5) Toksin antigen yang dimodifikasi. Contoh: vaksin dipteri dan tetanus Jenis – jenis imunisasi : 1) Imunisasi BCG (bacillus calmette-guerin) untuk mencegah TBC. 2) Imunisasi hepatitis B 3) Imunisasi polio 4) Imunisasi DPT untuk mencegah difteri, pertusis, dan tetanus. 5) Imunisasi campak diberikan pertama kali saat anak berusia 9 bulan. Vaksin campak kedua saat anak berusia 6 tahun melalui program BIAS SD kelas 1. 6) Imunisasi Hib (haemophilus infleuenzae tipe B) untuk mencegah meningitis (radang selaput otak). 7) Imunisasi MMR (measles, mumps, and rubella) untuk mencegah campak, gondongan, dan campak Jerman. 8) Imunisasi hepatitis A 9) Imunisasi tifoid untuk mencegah tifus. 10) Imunisasi PCV (pneumococcal vaccine) untuk mencegah radang selaput otak, infeksi darah, dan radang paru – paru. 11) Imunisasi varisela untuk mencegah cacar air. 12) Imunisasi influenza IV. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh Genetik (ketururnan) Fisiologis Stres Usia Hormon Olahraga Tidur Nutrisi Pajanan zat berbahaya Racun tubuh Penggunaan obat - obatan V. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh Hipersensitivitas (alergi) Penyakit autoimun • Adalah kegagalan sistem imunitas untukk membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. • Contoh : artritis rematoid, aenmia pernisiosa, diabetes melitus, SLE (systemic lupus erythematosus) Imunodefisiensi • Adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas. • Terdiri dari : 1) Defisisensi imun kongenital, keadaan dimana tidak memiliki sel B maupun sel T sejak lahir. 2) AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) disebabkan virus HIV. Penderita rentan terhadap penyakit oportunistik, menderita sarkoma Kaposi, kerusakan neurologis, penurunan fisiologis, dan kematian