Respon Imun Terhadap Bakteri
Respon Imun Terhadap Bakteri
Respon Imun Terhadap Bakteri
TERHADAPP
BAKTERI
KELOMPOK 2
Abdullah Haidar H ()
Zaenal Rizal A.
Alfinda Zahra Y ( P1337434318012)
Fatkhatin Nadifah (P1337434318031)
Ika Rizki N.F
Deva Alfira C.P (P1337434318007)
Setia Eka W.
Novia Ika P.S
PENGARUH MEKANISME PERTAHANAN
TUBUH BAKTERI
1. Gram
posiitif 1.Kapsul
2. Gram 2. Flagel
negatif
“
Intraseluler ektraseluler
5
IMUNOLOGI bakteri EKTRASELULER
Bakteri ekstraselular dapat hidup dan berkembang biak di luar sel pejamu
misalkan dalam sirkulasi, jaringan ikat, rongga jaringan seperti lumen saluran
nafas dan saluran cerna. Banyak diantaranya merupakan bakteri patogenik.
Penyakit yang timbul bakteri ekstraselular dapat berupa inflamasi yang
menimbulkan dekstruksi jaringan di tempat infeksi dengan membentuk nanah
supratif.
Imunologi ekstraselular terdiri dari 2 bagian
Respons imun spesifik terhadap bakteri intraselular terutama diperankan oleh cell mediated
immunity (CMI). Mekanisme imunitas ini diperankan oleh sel limfosit T Tetapi fungsi
efektornya untuk eliminasi bakteri diperani oleh makrofag yang diaktivasi oleh sitokin yang
diproduksi oleh sel T terutama interferon α (IFN α). Respons imun ini analog dengan reaksi
hipersensitivitas tipe lambat. Telah disebutkan di atas bahwa fungsi sel limfosit T pada CMI
adalah produksi sitokin terutama IFN α. Sitokin INF α ini akan mengaktivasi makrofag
termasuk makrofag yang terinfeksi untuk membunuh bakteri. Beberapa bakteri ada yang
resisten sehingga menimbulkan stimulasi antigen yang kronik.
Contoh respon imun terhadap bakteri
Intraseluler
Contoh yang jelas dalam hal ini adalah infeksi mycobacterium.
Mycobacterium tidak memproduksi toksin atau enzim yang secara
langsung merusak jaringan yang terinfeksi. Paparan pertama terhadap
Mycobacterium tuberculosis akan merangsang inflamasi selular lokal dan
bakteri mengadakan proliferasi dalam sel fagosit. Sebagian ada yang
mati dan sebagian ada yang tinggal dormant. Pada saat yang sama,
pada individu yang terinfeksi terbentuk imunitas sel T yang spesifik.
Setelah terbentuk imunitas, reaksi granulomatosa dapat terjadi pada
lokasi bakteri persisten atau pada paparan bakteri berikutnya. Jadi
imunitas perlindungan dan reaksi hipersensitif yang menyebabkan
kerusakan jaringan adalah manifestasi dalam respons imun spesifik yang
sama