TB Anak
TB Anak
TB Anak
IDAI MALANG
Malang 11 – 13 Nopember 2019
TB management in Indonesia
Healthcare provider
Public Private
,
Government Private Private
PHC hospital hospital clinic
PHC
,
Government ‘private’
Private Private
hospital hospital complete,
individual, clinic
high standard
BKPM Specialist, GP &
dots
RSP
assisted by GP
Guidelines: Specialist
PDPI, PAPDI,
GP
strategy IDAI: PNTA
Pulm
3
Bridging the ....
Less cooperative!
Less cooperative!
Awal langkah baru
Epidemiologi
& transmisi
Epidemiologi TB pada anak
Sebagian besar kasus terjadi pada anak balita
a. Gejala sesuai TB
Batuk >2 minggu, tidak membaik dengan
antibiotika atau obat asma (atau penyebab yg lain)
Demam >2 minggu, tidak membaik dengan
antibiotika atau anti malaria (sesuai indikasi)
Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan
terakhir, yang tidak membaik dengan asupan nutrisi
yang optimal
Malaise, lesu dan tidak aktif
COUGH
PATTERNS
BATUK PERSISTEN
1 2 3 4
DURASI (minggu)
16
Shield M, et al. Thorax 2008:63;iii1-15
ANAMNESIS
TIDAK SPESIFIK
TB PARU
TB EKSTRA PARU
BEBERAPA ADA YANG SPESIFIK
LIMFADENITIS TB
MENGGEROMBOL, ASIMETRIS, TIDAK NYERI
SPONDILITIS TB
GIBBUS, TIDAK NYERI
PERITONITIS TB
ASITES TANPA NYERI
Pemeriksaan penunjang TB anak
Pemeriksaan bakteriologis
– BTA sputum
– Kultur
– Tes cepat molekular (TCM)
Uji tuberkulin, IGRA
Foto toraks
BTA dan biakan TB sputum
BTA (+) pada anak dengan sakit TB: 10-
15%
Biakan TB (+) pada anak dengan sakit
TB: 30%
Masalah: pengambilan sputum pada
anak sulit dilakukan.
Cara: bilas lambung, induksi sputum
Cara mendapatkan
spesimen anak
TB PARU
Berdahak langsung
Bilas lambung
Induksi sputum
aman untuk anak semua umur
TB EKSTRAPARU
Aspirasi KGB
Cairan serebrospinal
Induksi sputum
Anak puasa 3-4 jam
Nebulisasi dengan salbutamol
Nebulisasi dengan NaCl hipertonik
“Fisioterapi dada”
Tampung sputum:
o Anak besar: batukkan sputum ke dalam pot
o Anak kecil: isap lendir dengan mucus extractor
Segera kirim ke lab untuk pemeriksaan
BTA/kultur
Prosedur tindakan
METODE SOKAL
• Gunakan ballpoint untuk menyusuri indurasi, mulai dari
luar indurasi sampai menemukan tepinya
• Beri tanda pada tepi tsb
• Lakukan juga dari tepi kontra lateralnya, sehingga
didapatkan kedua tepi indurasi transversal kemudian
diukur dalam milimeter
POSITIF:
Imunokompeten: diameter indurasi > 10mm
Imunokompromais: diameter indurasi > 5 mm
Foto toraks dada
Masih merupakan pemeriksaan penunjang yang
penting untuk TB anak
Gambaran tidak khas.
Kunci: diskonkruensi klinis vs radiologis
Yang paling sering: pembesaran kelenjar hilus,
biasanya asimetri
Masalah:
Tidak bisa membedakan antara: TB aktif, TB tidak aktif
kualitas foto kurang baik
kesepakatan antar pembaca tidak baik
Foto Lateral tidak dikerjakan
8/19/19 2
9
Pemeriksaan laboratorium
2016
Klasifikasi:
o Lokasi: Paru & Ekstraparu
o Pengobatan: Baru, Sedang pengobatan, Tidak jelas
o Obat: Sensitif & Resisten
o Status HIV
DEFINISI –DEFINISI
Terduga TB anak
mempunyai keluhan atau gejala klinis mendukung TB
terkonfirmasi bakteriologis
yang terdiagnosis dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif.
Pasien TB anak
PRINSIP
1. OAT diberikan dalam paduan obat, tidak boleh tunggal.
2. Pengobatan setiap hari.
3. Pemberian gizi adekuat.
4. Mencari dan menatalaksana penyakit penyerta
PENGOBATAN TB ANAK
PRINSIP PENGOBATAN PADA TB ANAK :
o OAT diberikan dalam bentuk kombinasi
• minimal 3 macam obat
• untuk mencegah terjadinya resistensi obat
• untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler
o Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan.
• untuk membunuh kuman (eradikasi) : fase intensif
• mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan
(‘sterilizing’ effect, prevent relaps) : fase lanjutan
• obat harus diminum setiap hari secara teratur
• butuh pengawasan ketat
Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap:
• Tahap intensif, selama 2 bulan pertama. Pada tahap
intensif, diberikan minimal 3 macam obat, tergantung
hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit.
• Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat
ringannya penyakit.
Paduan & durasi OAT
Fase
Kategori Diagnostik Fase Intensif
Lanjutan
TB paru BTA negatif 2HRZ 4HR
TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB paru BTA positif 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB Meningitis
dan TB Tulang/sendi)
TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
Bayi <5 kg pemberian OAT secara
Kombinasi Dosis terpisah (bukan KDT)
Dosis obat menyesuaikan kenaikan BB
Tetap (KDT) Untuk anak obesitas, dosis KDT
menggunakan Berat Badan ideal (sesuai
Berat 2 bulan 4 bulan umur).
badan RHZ (RH OAT KDT diberikan secara utuh (tidak
(kg) (75/50/150) (75/50) boleh dibelah atau digerus)
Obat dapat ditelan utuh,
dikunyah/dikulum (chewable), atau
dimasukkan air dalam sendok
5–7 1 tablet 1 tablet (dispersable).
Obat ditelan saat perut kosong, atau
8 – 11 2 tablet 2 tablet
paling cepat 1 jam setelah makan
12 – 16 3 tablet 3 tablet Bila INH dikombinasi dengan Rifampisin,
dosis INH tidak boleh melebihi 10
17 – 22 4 tablet 4 tablet mg/kgBB/hari
Apabila OAT lepas diberikan dalam
23 – 30 5 tablet 5 tablet bentuk puyer, maka semua obat tidak
boleh digerus bersama dan dicampur
>30 OAT
dalam satu puyer
dewasa
Pemantauan pengobatan
Perbaikan klinis
Pemeriksaan penunjang: Foto Toraks (tidak
menunjukkanperubahan signifikan)
PPD tes (uji tuberkulin) tidak dapat digunakan
untuk menilai perbaikan penyakit
Bila dahak BTA pos periksa ulang sesuai alur
pemeriksaan pasien BTA pos
Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur
Ketidakpatuhan minum OAT pada pasien TB merupakan
penyebab kegagalan terapi.
Jika:
– anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau
> 2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan gejala TB
beri pengobatan kembali mulai dari awal.
– anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau
<2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan gejala TB
lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur, risiko
terjadinya TB resistan obat akan meningkat.
Pengobatan ulang TB pada anak
Anak yang pernah mendapat pengobatan TB, apabila
datang kembali dengan gejala TB, perlu dievaluasi apakah
anak tersebut menderita TB.
TB Neonatal/TB Perinatal :
Terinfeksi setelah lahir
Terpapar kasus BTA (+) (ibu/kontak dekat lain)
Penularan : droplet
Neonatus dengan ibu TB
Ibu suspek/terbukti TB
Tujuan
Menurunkan beban TB pada anak.
Efek perlindungan pengobatan pencegahan dengan
pemberian selama 6 bulan dapat menurunkan risiko TB
pada anak tersebut di masa datang.
Pengobatan Pencegahan TB
Pencegahan sakit TB dengan INH pada anak
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1950-an
Profilaksis INH menurunkan angka kematian akibat TB
hingga 72%
Yang perlu profilaksis kontak terutama dengan pasien
TB aktif
Saat ini padua pengobatan pencegahan bukan hanya 6H
(INH selama 6 bulan), tetapi juga 3RH dan paduan baru
3HP (Rifapentine dan INH)
Risiko terjadinya sakit TB dipengaruhi oleh umur
5
9
Indikasi
Pengobatan pencegahan diberikan kepada anak dengan
kontak TB namun anak tidak terbukti sakit TB dengan
kriteria berikut :
Durasi profilaksis
Tidak Ada
Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau HIV (+)
HIV (-)
Follow up rutin
Sering digunakan:
Prednison dosis 2 mg/kg/ hari, hingga 4 mg/kg/hari pada kasus sakit
berat, dosis maksimal 60 mg/hari selama 4 minggu.
Kontak
orang yang tidak tinggal serumah, tetapi sering
erat bertemu dengan kasus indeks dalam waktu yang
cukup lama, yang intensitas pajanan/berkontaknya
hampir sama dengan kontak serumah.
Alternatif Paduan Pencegahan