0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan10 halaman

Eradikasi Penyakit Chikungunya

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

ERADIKASI PENYAKIT

CHIKUNGUNYA
• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003. Nomor 47, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia Nomor. 4287);

• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587
pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437); 8 Rencana Aksi Program P2P 2015-2019 (revisi)

• Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)

• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010010Tentang Penyusunan Rencana


Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

• Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran-Negara


Nomor 59 Tahun 2015);
• Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

• Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015- 2019;

• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;

• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025;

• Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang Rencana


Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 (revisi – 1);

• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan;

• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2349/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Selanjutnya Menteri Kesehatan mengamanahkan
bahwa Renstra Kementerian Kesehatan harus dijabarkan dalam Rencana Aksi
Program Unit Eselon I.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan GERMAS.


Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga dilaksanakan oleh Puskesmas dengan pendekatan siklus
kehidupan atau life cycle approach, mengutamakan upaya promotif-preventif,
disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM). Kunjungan
Keluarga dilakukan Puskesmas secara aktif untuk peningkatan outreach dan total
coverage. Melalui kunjungan keluarga, tim Puskesmas sekaligus dapat memberikan
intervensi awal terhadap permasalah kesehatan yang ada di setiap keluarga.
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan
pada penguatan upaya kesehatan dasar (Primary
Health Care) yang berkualitas terutama melalui
peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan
akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang didukung dengan penguatan sistem
kesehatan dan peningkatan pembiayaan
kesehatan. Kartu Indonesia Sehat menjadi salah
satu sarana utama dalam mendorong reformasi
sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan
kesehatan yang optimal, termasuk penguatan
upaya promotif dan preventif.
Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:
• Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas.
• Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
• Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
• Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkua-litas
• Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
• Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan
Alat Kesehatan
• Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
• Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan
• Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
• Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi
• Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang
Kesehatan
• Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
Cara Pengendalian
Kegiatan pengendalian secara fisik yang harus dilakukan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan
Menguras, Menutup, dan Memafaatkan/Mendaur ulang, ditambah dengan upaya mekanik lain yang
terbukti bermanfaat (PSN 3M Plus). Gerakan PSN 3M Plus akan memberikan hasil yang baik bila
dilakukan secara luas dan serentak, terus menerus, dan berkesinambungan (minimal seminggu sekali)
sehingga terjadi pemutusan rantai pertumbuhan nyamuk. Gerakan PSN 3M Plus dilakukan dengan cara:
• Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lain-lain
seminggu sekali (M1);
• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2);
• Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3);
• ditambah dengan kegiatan lain, seperti:

– Mengganti vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat sejenis lainnya minimal seminggu sekali;
– Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak;
– Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon/lainnya dengan tanah atau media lainnya;
– Memasang kawat kasa;
– Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar;
– Mengupayakan pencegahan dan ventilasi ruang yang memadai;
– Menggunakan kelambu;
– Penggunaan teknologi tepat guna (ovitrap, larvitrap, mosquitotrap) - Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing
daerah.
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian vektor
menggunakan agent biologi, antara lain:

• Predator/pemangsa jentik digunakan sebagai pengendali vektor


pada masa pra dewasa, antara lain ikan pemakan jentik (cupang,
tampalo, gabus, guppy, dll) dan larva capung (nympha)
• Pembudidayaan tanaman pengusir nyamuk (zodia, lavender, sereh
dll)
• Insektisida biologi, antara lain Insect Growth Regulator (IGR) dan
Bacillus Thuringiensis var Israelensis (BTI). Insect Growth
Regulator (IGR) menghambat pertumbuhan nyamuk di masa pra
dewasa dan memiliki tingkat racun yang rendah terhadap mamalia.
Sedangkan BTI merupakan pembasmi jentik nyamuk dan
merupakan larvasida yang ramah lingkungan. Air yang diberi BTI
dalam dosis normal terbukti aman dikonsumsi manusia.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida kimia yang
digunakan untuk pengendali vektor pada stadium pra dewasa dan
dewasa. Penggunaan insektisida harus mempertimbangkan jenis,
metode, dan dosis penggunaan karena memberikan dampak negatif
pada lingkungan. Pemakaian insektisida secara terus menerus
dapat menyebabkan resistensi. Insektisida yang dipakai untuk
pengendalian larva (larvasida) adalah temephos, untuk
pengendalian nyamuk dewasa yang dipakai adalah golongan
organophosphat dan pyretroid
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai