Konsep Dasar KB

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Konsep Dasar KB

By:
Rany Muliany Sudirman, S.Kep., Ners.,
M.Kep
Definisi

 Keluarga Berencana  (KB) adalah suatu program yang


dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan  (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
 Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba, 2003).
Definisi
 Keluarga berencana merupakan usaha untuk
mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak
yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah
dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Menurut WHO
KB adalah tindakan yang memakai individu atau
pasangan suami istri untuk:
1. Menghindari kehamilan dan kelahiran yang tidak
diinginkan
2. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
3. Mengatur interval diantara kehamilan
4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri
5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi, 2004)
Tujuan umum KB
 Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial–ekonomi suatu keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2002).
Tujuan utama program KB nasional

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan


pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian
Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil
yang berkualitas.

Tujuan KB Menurut WHO (2003)


 Menunda atau mencegah kehamilan (bagi PUS usia

dibawah 20 tahun)
Ruang Lingkup Program KB

1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil
berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan
6. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan.
Definisi Kontrasepsi
 Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha
itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007).
 Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel
telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah
dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama,
2014).
Prinsip Kerja

Meniadakan pertemuan antara sel telur dan


sperma
1. Menekan ovulasi (pengeluran sel telur ke
tuba falopi)
2. Mencegah masuknya sperma mencapai
ovum
3. Menghalangi nidasi (peristiwa tertanamnya
sel telur yang telah dibuahi dalam
endometrium)
Kurun Reproduksi

1. Masa Reprodukksi Muda


(15-19 th) : Tahap menunda
2. Masa Reproduksi Sehat
(20-35 th) : Tahap menjarangkan
3. Masa Reproduksi Tua
(36-45 th) : Tahap mengakhiri
Ciri-ciri Kontrasepsi yang dianjurkan

1. Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya masa


kesuburan dapat terjamin hampir 100%
2. Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan risiko tinggi dan
kegagalan ini merupakan kegagalan program.
3. Menjarangkan kehamilan, periode usia istri antara 20–30/
35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, jarak antara kelahiran adalah 2–4 tahun
4. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah
makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
Menghentikan/Mengakhiri Kehamilan/
Kesuburan

Periode umur istri diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri


kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
Alasan mengakhiri kesuburan :
1. Ibu dengan usia diatas 35 tahun dianjurkan untuk tidak
hamil atau tidak mempunyai anak lagi, karena alasan
medis atau alasan lainnya.
2. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
3. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif
tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek
samping dan komplikasi.
Macam-Macam KB
1. Metode sederhana meliputi:
a. Tanpa alat (KB alamiah ) :
Metode kalender, dan Coitus Interuptus (Senggama
terputus)
b. Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier):
Kondom pria dan kondom wanita
Macam-Macam KB
2. Metode Modern
a. Kontrasepsi hormonal:
 Per-oral (Pil KB)
 Injeksi (KB suntik)
 Sub-kutis : Implant (Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK)
b. Intra Uterie Devices (IUD, AKDR : alat kontrasepsi
dalam rahim)
c. Kontrasepsi mantap (Kontap) :
 pada wanita MOW (tubektomi) dan
 pada pria MOP (vasektomi)
Kontap
 MOW sering dikenal dengan tubektomi karena
prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat
saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah
pertemuan antara ovum dan sperma.
 MOP sering dikenal dengan nama vasektomi,
vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran
vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat
keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).
Keuntungan & kerugian Kontap

 Keuntungan : Paling efektif


 Kerugian : Terjadi penyesalan, risiko infeksi
operasi
Keuntungan & Kerugian Coitus
Interuptus
 Keuntungan : Sederhana, tanpa biaya dan
tidak memerlukan bantuan tenaga kesehatan
 Kerugian : Sering terjadi kegagalan sehingga
menyebabkan kehamilan (kurang efektif)
Keuntungan & Kerugian Kondom

 Keuntungaan : efektif, mudah digunakan


 Kerugian : disposable, less pleasure
Keuntungan & Kerugian Pil KB

 Keuntungan : sederhana, tidak ada intervensi


medis, tidak mengganggu senggama
 Kerugian : Minum setiap hari (risiko lupa
minum dan terjadi kehamilan)
Keuntungan & Kerugian Suntik KB

 Keuntungan : lebih efektif, praktis, aman


 Kerugian : Intervensi medis (steril), gangguan
perdarahan
Keuntungan & Kerugian AKDR

 Keuntungan : Sangat efektif, pulih subur baik,


risiko kegagalan rendah
 Kerugian : Perdarahan, nyeri, butuh
intervensi medis
Rangkuman
 Kontrasepsi merupakan upaya pencegahan kehamilan
dengan prinsip dasar menekan ovulasi, menghalangi
sperma, mencegah nidasi
 Terdapat berbagai metode kontrasepsi: barrier, hormonal,
AKDR, dan kontap
 Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan kurun
tahap reproduksi, ada tidaknya kontraindikasi, situasi dan
kondisi klien
 Dibutuhkan KIE (konseling, informasi, dan edukasi) yang
memadai sehingga masyarakat dapat mengetahui dan
mengatasi efek samping metode kontrasepsi dan
meningkatkan efektifitas pemakaiannya
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai