Tinja: Perbedaan antara revisi
memindahkan posisi referensi |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(45 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Multiple image |
|||
[[Berkas:Hestemøj.jpg|ka|jmpl|250px|Tinja atau feses pada hewan.]] |
|||
| background color = white |
|||
⚫ | '''Tinja''' |
||
| image1 = Elephant feces in the wildlife.jpg |
|||
| width1 = 192 |
|||
| alt1 = Tinja gajah |
|||
| image2 = مدفوع انسان.jpg |
|||
| width2 = 160 |
|||
| alt2 = Tinja manusia |
|||
| footer_background = white |
|||
| footer_align = center |
|||
| footer = Perbandingan antara tinja [[gajah]] (kiri) dan [[tinja manusia]] (kanan) |
|||
}} |
|||
⚫ | '''Tinja''', juga disebut sebagai '''feses''', '''tahi''', '''cirit''', atau '''kotoran''', adalah produk buangan [[sistem pencernaan|saluran pencernaan]] yang dikeluarkan melalui [[anus]] atau [[kloaka]]. Pada [[manusia]], proses pembuangan tinja dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari. Pengerasan tinja dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekuensi [[buang air besar]] antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan [[konstipasi]] atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja terganggu, menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekuensi [[buang air besar]] disebut dengan [[diare]] atau mencret. |
||
Bau khas dari tinja |
Bau khas dari tinja disebabkan oleh aktivitas [[bakteri]]. Bakteri menghasilkan senyawa seperti [[indole]], [[skatole]], dan [[thiol]] (senyawa yang mengandung [[belerang]]), dan juga [[gas]] [[hidrogen sulfida]]. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas tinja. Di pasaran juga terdapat beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau tinja tersebut. |
||
== |
== Tinja manusia == |
||
Frekuensi pembuangan air besar |
Frekuensi pembuangan air besar bergantung pada individu dan kondisinya, manusia dapat buang air besar beberapa kali sehari, setiap hari, atau sekali setiap dua atau tiga hari. Pengerasan tinja yang ekstensif yang mengganggu rutinitas ini selama beberapa hari atau lebih disebut [[sembelit]]. |
||
Munculnya |
Munculnya tinja manusia bervariasi menurut [[diet]] dan kesehatan.<ref>{{Cite web|url=https://www.vox.com/2015/1/22/7871579/poop-feces|title=Everybody poops. But here are 9 surprising facts about feces you may not know.|last=Stromberg|first=Joseph|date=2015-01-22|website=Vox|language=en|access-date=2020-05-23}}</ref> Biasanya itu semi padat, dengan lapisan lendir. Kombinasi [[empedu]] dan [[bilirubin]], yang berasal dari sel darah merah yang mati, memberi warna khas coklat pada tinja.<ref>{{Cite book|url=http://archive.org/details/principlesofanat05tort|title=Principles of anatomy and physiology|last=Tortora|first=Gerard J.|last2=Anagnostakos|first2=Nicholas Peter|date=1987|publisher=New York : Harper & Row|others=Internet Archive}}</ref> |
||
Setelah [[ |
Setelah [[mekonium]], tinja pertama dikeluarkan, tinja bayi baru lahir hanya mengandung empedu, yang memberinya warna kuning-hijau. Bayi yang diberi ASI mengeluarkan zat lunak, kekuningan pucat, dan tidak berbau busuk; tetapi begitu bayi mulai makan, dan tubuh mulai mengeluarkan bilirubin dari sel-sel darah merah yang mati, masalah ini memperoleh warna cokelat yang sudah dikenal. |
||
Pada waktu yang berbeda dalam hidup mereka, manusia akan mengeluarkan |
Pada waktu yang berbeda dalam hidup mereka, manusia akan mengeluarkan tinja dengan warna dan tekstur yang berbeda. Tinja yang melewati [[usus]] dengan cepat akan terlihat kehijauan; kurangnya bilirubin akan membuat tinja terlihat seperti tanah liat. |
||
== |
== Pemanfaatan == |
||
Tinja |
Tinja baik dari hewan (lebih sering dipakai) maupun dari manusia (jarang dipakai) dapat juga digunakan sebagai [[pupuk]] kandang, sebagai sumber energi [[bahan bakar]] yang disebut [[bio gas]], tetapi beberapa kalangan menganggap bahwa menggunakan tinja manusia untuk pupuk atau keperluan lain adalah hal yang dianggap kurang [[etis|etik]]. |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 21: | Baris 32: | ||
* [[Konstipasi]] |
* [[Konstipasi]] |
||
* [[Diare]] |
* [[Diare]] |
||
* [[Eek]] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{ |
{{reflist}} |
||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{ |
{{Commons|Feces|Tinja}} |
||
* {{en}} [http://www.heptune.com/poop.html |
* {{en}} [http://www.heptune.com/poop.html Situs FAQ (pertanyaan sering diajukan) tentang tinja] |
||
{{pengawasan otoritas}} |
|||
⚫ | |||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Biologi]] |
[[Kategori:Biologi]] |
||
[[Kategori:Sistem pencernaan]] |
[[Kategori:Sistem pencernaan]] |
||
[[Kategori:Limbah]] |
[[Kategori:Limbah padat]] |
||
[[Kategori:Fisiologi hewan]] |
[[Kategori:Fisiologi hewan]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 1 Juni 2024 08.39
Tinja, juga disebut sebagai feses, tahi, cirit, atau kotoran, adalah produk buangan saluran pencernaan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Pada manusia, proses pembuangan tinja dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari. Pengerasan tinja dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekuensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja terganggu, menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekuensi buang air besar disebut dengan diare atau mencret.
Bau khas dari tinja disebabkan oleh aktivitas bakteri. Bakteri menghasilkan senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan juga gas hidrogen sulfida. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas tinja. Di pasaran juga terdapat beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau tinja tersebut.
Tinja manusia
[sunting | sunting sumber]Frekuensi pembuangan air besar bergantung pada individu dan kondisinya, manusia dapat buang air besar beberapa kali sehari, setiap hari, atau sekali setiap dua atau tiga hari. Pengerasan tinja yang ekstensif yang mengganggu rutinitas ini selama beberapa hari atau lebih disebut sembelit.
Munculnya tinja manusia bervariasi menurut diet dan kesehatan.[1] Biasanya itu semi padat, dengan lapisan lendir. Kombinasi empedu dan bilirubin, yang berasal dari sel darah merah yang mati, memberi warna khas coklat pada tinja.[2]
Setelah mekonium, tinja pertama dikeluarkan, tinja bayi baru lahir hanya mengandung empedu, yang memberinya warna kuning-hijau. Bayi yang diberi ASI mengeluarkan zat lunak, kekuningan pucat, dan tidak berbau busuk; tetapi begitu bayi mulai makan, dan tubuh mulai mengeluarkan bilirubin dari sel-sel darah merah yang mati, masalah ini memperoleh warna cokelat yang sudah dikenal.
Pada waktu yang berbeda dalam hidup mereka, manusia akan mengeluarkan tinja dengan warna dan tekstur yang berbeda. Tinja yang melewati usus dengan cepat akan terlihat kehijauan; kurangnya bilirubin akan membuat tinja terlihat seperti tanah liat.
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Tinja baik dari hewan (lebih sering dipakai) maupun dari manusia (jarang dipakai) dapat juga digunakan sebagai pupuk kandang, sebagai sumber energi bahan bakar yang disebut bio gas, tetapi beberapa kalangan menganggap bahwa menggunakan tinja manusia untuk pupuk atau keperluan lain adalah hal yang dianggap kurang etik.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Stromberg, Joseph (2015-01-22). "Everybody poops. But here are 9 surprising facts about feces you may not know". Vox (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-23.
- ^ Tortora, Gerard J.; Anagnostakos, Nicholas Peter (1987). Principles of anatomy and physiology. Internet Archive. New York : Harper & Row.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]