Batang Hari
Batang Hari Sungai Batanghari, Djambi-rivier | |
---|---|
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jambi, Sumatera Barat |
Kabupaten | Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Dharmasraya, Bungo, Tebo, Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Kota Jambi |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | Gunung Rasan |
- lokasi | Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat |
Muara sungai | Selat Berhala |
- lokasi | Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi |
Daerah Aliran Sungai | |
Sistem sungai | DAS Batang Hari |
Luas DAS | 44.710[1] km2 (17.260 sq mi) |
Pengelola DAS | BPDAS Batanghari |
Wilayah sungai | WS Batanghari |
Kode wilayah sungai | 01.34.A2 |
Otoritas wilayah sungai | BWS Sumatra V |
Anak sungai | |
- kanan | Batang Tembesi |
Informasi lokal | |
Zona waktu | WIB (UTC+7) |
GeoNames | 1643429 |
Batang Hari (atau Sungai Hari) yang lebih dikenal juga dengan Sungai Batanghari adalah sungai terpanjang di pulau Sumatra yang terletak di provinsi Jambi dan Sumatera Barat, Indonesia.[2]
Hidrologi
[sunting | sunting sumber]Sungai ini panjangnya sekitar 800 km. Mata airnya berasal dari Gunung Rasan (2585 m),[3] dan yang menjadi hulu dari Batang Hari ini adalah sampai kepada Danau Di atas, yang sekarang masuk kepada wilayah Kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur. Aliran dari sungai ini melalui beberapa daerah yang ada di provinsi Sumatera Barat dan provinsi Jambi, seperti Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum lepas ke perairan timur sumatra dekat Muara Sabak. Pada Batang Hari ini ada banyak sungai lain yang bermuara padanya di antaranya Batang Gumanti, Batang Bangko, Batang Sangir, Batang Momong, Batang Pangian, Batang Timpeh, Batang Siek, Batang Jujuan, Batang Tebo, Batang Tabir, Batang Tembesi, dan lain sebagainya. Sistem aliran sungai ini membawa banyak deposit emas, sehingga muncul nama legendaris Swarnadwipa ("pulau emas") yang diberikan dalam bahasa Sanskerta bagi Pulau Sumatra.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 44.710 km2 (17.260 sq mi). Sekitar 76 % DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi Sumatera Barat.
Adanya aktivitas pertambangan dan kegiatan pengusahaan (eksploitasi) hutan yang dilakukan secara mekanis sepanjang aliran sungai, telah berdampak terhadap berubahnya alur sungai, erosi di tepian sungai, pendangkalan atau sedimentasi yang tinggi di sepanjang aliran DAS Batang Hari terutama sebelah hilir. Perubahan alur dan arah arus Batang Hari ini mengakibatkan air sungai dengan cepat naik pada saat musim hujan datang, sebaliknya cepat surut saat musim kemarau. Hal ini juga diperburuk dengan meningkatnya populasi penduduk terutama pada daerah transmigrasi sedikit banyaknya akan membebani wilah DAS Batang Hari itu sendiri.
Sebagian areal DAS Batang Hari berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yaitu mencakup 234.000 Ha, dan di zona tengah terdapat Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) seluas 60.500 Ha.
Sekilas Sejarah
[sunting | sunting sumber]Batang Hari, merupakan aliran sungai yang mulai dari hulu sampai ke muaranya banyak menyimpan catatan sejarah, terutama yang berkaitan dengan peradaban Melayu.[4]
Catatan sejarah juga mencatat bahwa pada Batang Hari inilah, pernah muncul suatu Kerajaan Melayu yang cukup disegani, yang kekuasaannya meliputi pulau Sumatra sampai ke Semenanjung Malaya. Dan juga dahulunya sejak abad ke-7 sehiliran Batang Hari ini sudah menjadi titik perdagangan penting bagi beberapa kerajaan yang pernah muncul di pulau Sumatra seperti Sriwijaya dan Dharmasraya.[5]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Sungai ini mengalir di wilayah tengah pulau Sumatra yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[6] Suhu rata-rata setahun sekitar 23 °C. Bulan terpanas adalah April, dengan suhu rata-rata 24 °C, and terdingin Januari, sekitar 22 °C.[7] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 2383 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Desember, dengan rata-rata 344 mm, dan yang terendah Agustus, rata-rata 90 mm.[8]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
- BPDAS Batang Hari
- Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia
- Daftar sungai di Sumatra
- Danau Kerinci
- Danau Gunung Tujuh
- Danau Sipin
- Irigasi Premium
- Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011
- ^ Sungai Batang Hari at Geonames.org (cc-by); Last updated 2013-06-04; Database dump downloaded 2015-11-27
- ^ "The land of the Batang Hari river". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-17. Diakses tanggal 2009-05-08.
- ^ Munoz, Paul Michel, (2006), Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula, Editions Didier Millet, ISBN 979-981-4155-67-9.
- ^ Djafar, Hasan, (1992), Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Melayu Kuno dan Permasalahannya, Dibawakan dalam Seminar Sejarah Melayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992, Jambi: Pemerintah Daerah Tk I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi.
- ^ Peel, M C; Finlayson, B L; McMahon, T A (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences. 11: 1633–1644. doi:10.5194/hess-11-1633-2007. Diakses tanggal 30 January 2016.
- ^ "NASA Earth Observations Data Set Index". NASA. 30 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-28. Diakses tanggal 2019-01-19.
- ^ "NASA Earth Observations: Rainfall (1 month - TRMM)". NASA/Tropical Rainfall Monitoring Mission. 30 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-19. Diakses tanggal 2019-01-19.