Enjembemen
Tampilan
Enjambemen adalah tata kalimat dari akhir baris diatasnya ke awal baris berikutnya di dalam puisi.[1] Enjambemen berasal dari bahasa Prancis, yaitu Enjambement yang berarti melanggar batas.[1] Dalam puisi, enjambemen diartikan sebagai larik sambung, larik yang secara sintaksis melompat, bersambung ke larik berikut.[2] Dengan kata lain, enjambemen adalah lompatan kata atau frasa pada akhir larik ke awal larik berikut.[2]
Contoh
[sunting | sunting sumber]Puisi dengan bait satu enjambemen karya W.S Rendra, Seonggok Jagung di Kamar.[1]
- .................
- Dan ia juga melihat
- suatu pagi hari
- di dekat sumur
- gadis-gadis bercanda
- sambil menumbuk jagung
- menjadi maisena.
Puisi dua enjambemen karya Chairil Anwar, Aku.[3]
- Melangkahkan aku bukan tuak menggelegak
- Cumbu-buatan satu biduan
- Kujauhi ahli agama serta lembing-katanya.
- Aku hidup
- Dalam hidup di mata tampak bergerak
- Dengan cacar melebar, barah bernanah
- Dan kadang satu senyum kukucup-minum dalam
- dahaga.
Puisi satu enjamben karya Chairil Anwar, Rumahku.[4]
- Rumahku dari unggun-timbun sajak
- Kaca jernih dari luar segala tampak
- Kulari dari gedong lebar halaman
- Aku tersesat tak dapat jalan
- Kemah kudirikan ketika senjakala
- Di pagi terbang entah ke mana
- Rumahku dari unggun-timbun sajak
- Di sini aku berbini dan beranak
- Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
- Aku tidak lagi meraih petang
- Biar berleleran kata manis madu
- Jika menagih yang satu.
Enjambemen berkecendrungan umum untuk berhenti pada akhir baris.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d (Indonesia) Shadily, Hasan. "Ensiklopedia Indonesia". Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
- ^ a b (Indonesia) Balai Bahasa. "Enjambemen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-06. Diakses tanggal 15 Juni 2014.
- ^ (Indonesia) Puisi Kita. "Chairil Anwar, Aku". Diakses tanggal 15 Juni 2014.[pranala nonaktif permanen]
- ^ (Indonesia) Puisi Kita. "Chairil Anwar, Rumahku". Diakses tanggal 15 Juni 2014.[pranala nonaktif permanen]