Pasca Perang Dunia I
Pasca Perang Dunia I | |
---|---|
Tanggal | November 1918 – |
Hasil | Perubahan politik dan sosial seperti: |
Pasca Perang Dunia I terjadi perubahan politik, budaya, ekonomi, dan sosial yang drastis di seluruh Eurasia (Eropa dan Asia), Afrika, dan bahkan di daerah lain yang terlibat langsung. Empat kerajaan runtuh akibat perang tersebut, negara-negara lama dihapuskan dan negara-negara baru dibentuk, batas-batas antar negara dibuat kembali, organisasi internasional didirikan, dan banyak ideologi baru dan lama yang tetap memegang teguh pemikiran masyarakat.
Perang Dunia I juga menyebabkan terjadinya transformasi politik ke sebagian besar partai-partai utama yang terlibat dalam konflik, mentransformasikannya menjadi demokrasi pemilu yang menjurus kepada - hak pilih universal untuk pertama kalinya dalam sejarah, seperti di Jerman (pemilihan umum Jerman 1919), Britania Raya (pemilihan umum Britania Raya), dan Turki (pemilihan umum Turki).
Pada sensus tahun 1921 di Inggris, terdapat 1.209 wanita lajang berusia antara 25-29 tahun per 1.000 pria. Pada tahun sensus 1931, 50% dari para wanita tersebut masih lajang dan 35% dari mereka belum atau tidak menikah saat masih bisa mengandung anak.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Cable, Amanda (2007-09-15). "Condemned to be virgins: The two million women robbed by the war". Daily Mail. Diakses tanggal May 1, 2011.