Xbox One
Pengembang | Microsoft |
---|---|
Pembuat | Flextronics, Foxconn[1] |
Keluarga produk | Xbox |
Jenis | Konsol permainan video rumah |
Generasi | Generasi kedelapan |
Tanggal rilis | |
Harga perkenalan | US$499[2]/€499[2]/£429[2]/JP¥49,980[3]/CN¥3,699[4] |
Media |
|
Sistem operasi | Xbox One system software |
CPU | |
Kapasitas penyimpanan |
|
Memori | |
Tampilan | |
Grafis | |
Suara | 7.1 surround sound |
Masukan | HDMI |
Masukan pengontrol | Kontroler Xbox One, Kinect untuk Xbox One, Keyboard, mouse |
Kamera | Kamera 1080p (Kinect) |
Konektivitas | Wi-Fi IEEE 802.11n, Ethernet, 3× USB 3.0, HDMI 1.4 (Xbox One) HDMI 2.0 (Xbox One S) in/out,[8] HDMI 2.0b (Xbox One X) in/out, S/PDIF out, IR-out, Kinect port (Xbox One) |
Layanan daring | Xbox Live |
Kompatibilitas balik | Kompatibel dengan beberapa game Xbox dan Xbox 360 |
Pendahulu | Xbox 360 |
Penerus | Xbox Series X |
Situs web | www |
Xbox One adalah sebuah produk konsol permainan video rumah generasi kedelapan yang dikembangkan oleh Microsoft. Diumumkan pada Mei 2013, ini adalah penerus dari Xbox 360 dan konsol ketiga dalam keluarga Xbox. Ini pertama kali dirilis di Amerika Utara, sebagian Eropa, Australia, dan Brasil pada November 2013, dan di Jepang, Tiongkok, dan negara-negara Eropa lainnya pada September 2014. Ini adalah konsol permainan Xbox pertama yang dirilis di Tiongkok, khususnya di Zona Perdagangan Bebas Shanghai. Microsoft memasarkan perangkat ini sebagai "sistem hiburan all in one", oleh karena itu dinamakan Xbox One. Xbox One bersaing dengan Sony PlayStation 4 dan Nintendo Wii U dan Switch.
Tidak seperti Xbox sebelumnya yang menggunakan arsitektur Power PC, Xbox One kembali ke arsitektur x86 yang digunakan pada Xbox pertama. Ditenagai dengan Accelerated Processing Unit (APU) milik AMD. Konsol menekannkan komputasi awan, jejaring sosial, dan kemuampuan untuk merekam dan membagikan klip video ataupun tangkapan layar dari permainan, atau menyiarkan langsung ke layanan steraming seperti Mixer dan Twitch. Permainan juga dapat dimainkan jauh dari konsol melalui LAN dan perangkat WIndows 10 yang mendukung. Konsol dapat memutar Cakram Blu-Ray, dan menampilkan program televisi dari dekoder atau penerima siaran untuk televisi digital terestrial dengan diperkaya dengan infromasi tambahan. Terdapat paket konsol dengan sensor Kinect, dijual dengan nama "Kinect 2.0", memberikan pengenalan suara dan deteksi gerak yang lebih baik.
Xbox One mendapat ulasan postif untuk perbaikan desain kontroler, fitur multimedia, dan pengenalan suara. Desain yang lebih senyap dan dingin dipuji karena membuat konsol lebih handal dibandingkan dengan pendahulunya, tetapi mendapat ulasan negatif karena menjalanakan permainan pada tingkat grafis yang lebih rendah dibandingkan dengan PlayStation4. Antar muka pengguna dinilai tidak intuitif, meskipun dengan berbagai perubahan pada berbagai aspek konsol setelah penuncuran mendapatkan reaksi postitif. Kinect mendapatkan pujian untuk deteksi gerak yang lebih akurat, masuk log menggunakan pengenalan wajah, dan komando suara.
Model Xbox One pertama dilanjutkan dengan Xbox One S pada tahun 2016, yang memiliki bentuk lebih kecil dan dukungan untuk HDR10, serta dukungan pemutaran video 4K dan menampilkan permaian dari 1080p ke 4K. Dipuji karena ukuran yang lebih kecil, peningkatan tampilan, serta tanpa adaptor daya eksternal. Namun kehilangan beberapa fitur seperti tidak adanya port untuk Kinect. Model yang lebih mahal, Xbox One X diumumkan pada Juni 2017 dan diluncurkan pada bulan November; dengan peningkatan spesifikasi perangkat keras dan dukungan untuk render permainan pada resolusi 4K.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Xbox One adalah penerus dari Xbox 360, konsol permainan game Microsoft yang dirilis pada tahun 2005 sebagai bagian dari konsol permainan generasi ketujuh.[9] Dalam perkembangannya 350 mendapatkan perbaikan perangkat untuk mengurangi ukuran dan meningkatkan keandalan.[10] Perangkat awal untuk penerus 360, disebut oleh industri sebagai "Xbox 720", dilaporkan telah dalam pengembangan sejak Mei 2011. Perangkat untuk pengembang dengan kode Durango, tersedia untuk pengembang pada pertengahan 2012. Dokumen yang beredar menunjukkan bahwa konsol baru akan dilengkapi dengan sensor Kinect yang diperbarui, akses awan untuk permainan dan media, integrasi dengan ponsel dan tablet, serta teknologi yang memberikan heads-up display dengan kode "Fortaleza"; Microsoft tidak berkomentar tentang fitur-fitur tersebut.
Pengumuman awal dan rilis
[sunting | sunting sumber]Sebelum pengumuman resmi, rumor menyebutkan bahwa Xbox selanjutnya akan memiliki syarat "always on" yang membutuhkan sambungan internet. Hal ini memunculkan beberapa kekhawatiran dari konsumen, yang semakin memuncak ketika Adam Orth dari Microsoft Studio menyatakan dalam twitter pada April 2013 bahwa ia tidak paham dengan drama "always on", dan berpendapat bahwa sekarang semua perangkat selalu terhubung ke internet. Pesan tersebut semakin memunculkan kerisauan terhadap Microsoft, dengan kekhawatiran tentang manajemen hak digital dan penjualan tentang game bekas. Orth keluar dari Microsoft beberapa hari kemudian karena hal ini. Meski Microsoft mengeluarkan pernyataan mengenai situasi tersebut, suasana masih terasa hingga beberapa bulan kemudian.
Xbox One diumumkan kepada publik tanggal 21 Mei 2013 dalam sebuah konferensi pers yang membahas kemampuan multimedia dan sosial konsol. Acara ini fokus pada kemampuan multimedia, mendemonstrasikan integrasi dengan televisi pada 30 menit pertama sebelum membahas kemampuan video game. Pendekatan ini bukan hanya membingungkan pengguna, tetapi juga karyawan microsoft yang menggarap konsol. Phil Spencer menyatakan bahwa beberapa karyawan mengeluh karena acara ini kurang menghargai kerja yang mereka lakukan dengan membahas produk dengan cara yang tidak sesuai dengan jiwa konsol Xbox dan keinginan pengguna.
Dengan nada negatif pada acara bulan Mei, E3 2013 dirancang untuk menunjukkan kemampuan video game Xbox One. Don Mattrick menjelaskan bahwa seluruh acara akan membahas game. Microsoft juga mengumumkan bahwa konsol akan dirilis pada 21 wilayah yang berbeda pada 22 November 2013, dan kemudian diturunkan menjadi 13 pasar. Perubahan ini, yang mendorong rilis untuk delapan wilayah menjadi tahun 2014, dikarenakan lokalisasi pengenalan suara. Pada September 2014, Xbox One dirilis pada 26 wilayah, termasuk Jepang, Timur Tengah, dan bagian Eropa.
Microsoft awalnya mengumumkan skema lisensi game yang berbeda untuk Xbox One: Semua game, termasuk yang dibeli pada retail, akan terikat pada akun Xbox Live. Pengguna dapat mengakses game dari konsol Xbox One lain, memainkan game tanpa memasukkan disc ketika sudah dipasang, dan memungkinkan pengguna untuk berbagi game mereka dengan hingga 10 anggota "keluarga". Pengguna dapat bertukar game pada retail yang berpartisipasi, dan dapat memindahkan game ke teman Xbox Live hingga 30 hari, tetapi hanya sekali. Untuk sinkronisasi lisensi, konsol membutuhkan koneksi internet tiap 24 jam, jika konsol tidak tersambung, semua game tidak dapat dimainkan hingga konsol tersambung kembali.
Reaksi terhadap skema ini memberi kesan negatif terkait dengan isu sebelumnya tentang konsol "always on" pada awal tahun. Kritik menilai bahwa perubahan ini akan menyalahi hak "first-sale" untuk game yang dibeli pada retail, karena hanya memberikan lisensi, dan tidak benar-benar menjualnya. Cakram disc hanya akan digunakan untuk memasang game dan tidak memberikan kepemilikan lisensi atau ijin untuk menjual kembali. Microsoft juga menyatakan bahwa penerbit game dapat memberikan batasan atau biaya tambahan untuk game bekas. Editor GameSpot, Tom Mcshea mengatakan bahwa Microsoft menjadi anti-konsumen, mencoba untuk memberi hukuman bagi konsumen loyal dengan batasan ketat dan dengan mengatakan "tidak" untuk game bekas dan always-on yang Microsoft terapkan pada Xbox One, menjadikan Sony PlayStation 4 menjadi konsol pilihan.
Perangkat keras
[sunting | sunting sumber]Desain
[sunting | sunting sumber]Desain Xbox One original terdiri dari perpaduan dua warna yang disebut "liquid black" sebagian berwarna matte grey, dan sebagian lainnya berwarna hitam glossy. pada bagian matte terdapat lubang angin besar sebagai ventilasi. Desain dirancang dengan fokus pada entertainment dan kesederhanaan dibandingkan dengan desain Xbox sebelumnya. Cincin LED pada Xbox 360 digantikan dengan warna putih pada logo Xbox sebagai indikator.[11] Xbox one hanya dirancang untuk diletakkan dalam posisi horizontal karena desain ventilasi yang digunakan.[12]
Xbox One S memiliki ukuran 40% lebih kecil dan mendukung posisi vertikal. Xbox One S memiliki warna putih matte "Robot White", dan pada bagian kanan konsol terdapat lubang ventilasi. Menggunakan tombol tekan, menggantikan tombol sentuh,[13] serta port USB ke bagian depan konsol. Xbox One S memiliki power supply internal.[14][15]
Spesifikasi
[sunting | sunting sumber]Xbox One menggunakan AMD APU Jaguar dengan dua modul quad-core, total delapan x86-64 core dengan clock 1.75 GHz,[16][17] serta 8GB RAM DDR3 dengan bandwidth 68.3 GB/s.[18][19] Sub-sistem memori juga memiliki embedded static RAM, atau ESRAM sebesar 32 MB dengan bandwidth 109 GB/s.[20] Untuk operasi baca dan tulis simultan, ESRAM secara teori mencapai bandwidth 192 GB/s. Bandwidth 133 GB/s dapat diraih menggunakan alpha transparency blending.[21] Sistem memiliki hard drive yang tidak dapat diganti, dan pembaca cakram Blu-ray.[22][23][24] Sistem operasi menggunakan 138 GB, dan sisanya dapat digunakan sebagai penyimpanan media.[25] Sejak Juni 2014, hingga dua USB Drive dapat dipasang ke Xbox One untuk menambah kapasitas penyimpanan. Drive Eksternal harus mendukung USB 3.0 dan memiliki kapasitas minimal 256 GB.[26]
Sistem operasi dan perangkat lunak lain menggunakan RAM 3 GB, 5 GB sisanya digunakan untuk game.[27][28][29][30] Dengan DirectX 11.2 sebagai API konsol,[31]GPU berbasis arsitektur AMD GCN dengan 12 compute unit dengan total 768 core,[32] berjalan dengan kecepatan 853 MHz memberikan tenaga teoretis 1.31 TFLOPS.[33] Untuk segi jaringan, Xbox One mendukung Gigabit Ethernet, wireless 802.11n, dan Wi-FI DIrect.[34]
Xbox One pertama mendukung keluaran video 1080p dan 720p. Tidak seperti Xbox 360, Xbox One tidak mendukung 1080i dan resolusi interlaced lainnya. Xbox One mendukung HDMI 1.4 untuk input dan output, serta tidak mendukung video composite maupun component.[35][36][37] Xbox One mendukung suara surround 7.1, Dolby Atmos, dan DTS X.[38][39]
Xbox One S menambahkan dukungan keluaran video 2160p (4K) dan warna high dynamic range (HDR menggunakan HDR10 (pembaruan mendambahkan dukungan Dolby Vision HDR untuk streaming video). Video 4K dapat dimainkan dari layanan streaming yang mendukung serta Ultra HD Blu-ray.[40] Game ditingkatkan dari resolusi 1080p, dan tidak dirender pada resolusi 4K.[41] GPU pada Xbox One S memiliki clock lebih tinggi dan ESRAM lebih besar daripada model pertama, yang dapat memberikan peningkatan performa pada game dengan dynamic resolution scaling atau frame rate yang tidak dibatasi.[42][43][44]
Konsol mampu memantau suhu internal dan menyesuaikan untuk menghindari overheat, selain meningkatkan kecepatan kipas, tindakan lain dapat dilakukan, seperti memaksa perangkat berjalan dalam kondisi rendah daya-fitur yang sebelumnya tidak ada pada Xbox 360. Mengurangi daya menurunkan performa, tetapi pengaturan ini dimaksudkan sebagai tindakan terakhir untuk mencegah kerusakan permanen.[45]
Kontroler
[sunting | sunting sumber]Kontroler Xbox One tetap mengikuti tata letak kontroler Xbox 360, dengan beberapa perbaikan. Memiliki bentuk yang lebih halus, stik analog bertekstur, tombol panah empat arah, dan pembaruan tombol trigger dan shoulder dengan bentuk lengkung untuk ergonomis.[46][47][48][49] Tombol "Menu" dan "View" menggantikan tombol Start dan Back.[50] Masing-masing trigger memiliki motor rumble yang memungkinkan pengembang untuk mengatur getaran berarah. Satu trigger dapat diatur untuk bergetar ketika melepaskan tembakan, atau keduanya dapat bergetar bersama sebagai feedback ketika terkena serangan.[51] Kontroler juga memiliki pemancar cahaya yang memungkinkan untuk dilacak menggunakan sensor Kinect, dan untuk mendeteksi ketika tidak digunakan agar masuk ke kondisi rendah daya.[52] Revisi kontroler dirilis pada Juni 2015, dengan headphone jack 3.5 mm dan perubahan minor lainnya.[53][54] Revisi ketiga diluncurkan bersama dengan Xbox One S, dengan dukungan bluetooth dan grip bertekstur.[55][56]
Kontroler Xbox One menggunakan koneksi micro USB, dan ketika dihubungkan menggunakan kabel micro USB, kontroler dapat digunakan tanpa menggunakan daya baterai7, dan didukung pada sistem operasi Windows 7 atau yang lebih tinggi. Adapter Nirkabel Xbox One memungkinkan penggunaan nirkabel kontroler Xbox One pada komputer Windows.[57][58]
Kontroler nirkabel Elite dirilis pada Oktober 2015. Dipasarkan sebagai "kontroler elit untuk pemain game elit", kontroler memiliki part yang dapat diganti, "hair trigger locks" untuk trigger yang memungkinkan pengguna mengurangi jarak yang harus ditekan, dan perangkat lunak untuk menyesuaikan tombol.[59][60][61]
Pada Mei 2018, Microsoft mengumumkan Xbox Adaptive Controller, sebuah kontroler khusus yang dirancang untuk pengguna dengan disabilitas. Memiliki dua tombol membulat dan sederet konektor yang sesuai dengan tombol Xbox-yang dapat dihubungkan dengan tombol khusus. Kontroler juga dapat digunakan bersamaan dengan Copilot- sebuah fitur yang diumumkan pada tahun 2017 yang memungkinkan banyak kontroler digunakan secara bersamaan sebagai satu pemain.[62][63]
Pada update November 2018, pengembang dapat menambahkan dukungan keyboard dan tetikus sebagai input. Microsoft juga mengumumkan mitra khusus dengan Razer. Inc untuk memproduksi lini keyboard dan tetikus yang dioptimasi untuk Xbox One, dengan sistem tombol Xbox serta dukungan platform Chroma LED milik Razer.[64][65][66]
Sensor Kinect 2.0
[sunting | sunting sumber]Kinect 2.0 memiliki kamera time of flight wide angle dan kamera 1080p. Sebagai perbandingan, Kinect untuk Xbox 360 memiliki resolusi VGA dan mengolah 2GB data per detik untuk memetakan area permainan. Kinect 2.0 memiliki peningkatan akurasi, dan mampu melacak enam orang sekaligus, melakukan tes detak jantung, melacak gestur kontroler, dan membaca kode QR. Secara default, pengenalan suara aktif setiap saat, sehingga konsol dapat menerima perintah suara dari pengguna, bahkan ketika konsol dalam keadaan sleep. Konsol dapat dinyalakan dengan menggunakan perintah suara, meski terdapat pengaturan untuk mengubah fungsi apa saja yang aktif.[67][68][69][70]
Awalnya semua konsol Xbox One dilengkapi dengan sensor Kinect. Pada 9 juni 2014, paket Xbox One lebih murah diluncurkan tanpa dilengkapi dengan sensor Kinect.[71] Microsoft menyatakan bahwa keputusan penawaran Xbox One tanpa Kinect akan memungkinkan lebih banyak orang membeli Xbox One dan menambahkan sensor Kinect setelahnya, serta memungkinkan game untuk menggunakan sumber daya yang awalnya dikhususkan untuk Kinect.[72] Development Kit yang dikeluarkan pada Juni 2014 memungkinkan pengembang untuk secara eksplisit menonaktifkan fungsi "motion tracking" pada game, memberikan akses kepada sumber daya sekitar 10% dari kemampuan GPU. Sumber daya ini sebelumnya dikhususkan untuk Kinect.[73]
Kinect 2.0 yang kompatibel dengan Windows dirilis pada 15 Juli 2014. Kinect 2.0 dirilis sebagai barang tersendiri pada Oktober 2014;
Xbox One S tidak memiliki port untuk Kinect dan membutuhkan adapter USB/power. Adapter gratis diberikan oleh Microsoft untuk pemilik Kinect yang mendaftarkan kepemilikan Kinect dan Xbox One S secara online hingga Maret 2017. Adapter dijual terpisah setelahnya.[74][75][76] Kinect untuk Xbox One secara resmi dihentikan pada 25 Oktober 2017.[77]
Permainan
[sunting | sunting sumber]Permainan Xbox One didistribusikan secara fisik menggunakan Blu-ray Disc, dan secara digital melalui Microsoft Store (sebelumnya Xbox Games Store).[78][79] Semua Xbox One harus diinstal. Bagian dari Game dapat dimainkan (seperti level awal) setelah game diinstal atau diunduh hingga titik tertentu, sisa game akan diinstal atau diunduh di latar belakang. Meski demikian, untuk judul lama (seperti game Xbox 360, lihat "Kompatibilitas Xbox 360"), game harus dipasang sepenuhnya sebelum dapat dimainkan.
Pembaruan untuk permainan dan sistem perangkat lunak juga diunduh di latar belakang dan ketika stand-by.[80] Jika game dipasang dari media fisik, disk tetap dibutuhkan untuk validasi.[81] JIka game dipasang dalam konsol lain, dan konsol tersebut tidak memiliki akses ke disc, pemilik memiliki opsi untuk membelinya melalui Xbox Live.[82] Koneksi internet mungkin dibutuhkan untuk beberapa game, terutama yang membutuhkan proses dari server.[83]
Microsoft memperkenalkan program Early Access dengan nama Xbox Game Preview pada tahun 2015, yang memungkinkan pengembang untuk merilis game yang belum selesai untuk dibeli konsumen dan melakukan tes beta sebelum rilis resmi.[84] Sejak Juni 2017, game mungkin memiliki ikon tambahan yang menunjukkan kompatibilitas dengan peningkatan perangkat pada model Xbox terbaru, termasuk dukungan warna HDR(untuk Xbox One S dan X), render 4K dan optimasi khusus untuk Xbox One X.[85]
Pada Februari 2017, Microsoft memperkenalkan layanan "on-demand" dengan nama Xbox Game Pass, terpisah dengan Xbox Live Gold. Xbox Game Pass memungkinkan pengguna untuk mengunduh dan memainkan game tanpa biaya tambahan selama berlangganan.[86][87] Pada April 2019, Microsoft memperkenalkan Xbox Game Pass Ultimate, yang menggabungkan Game Pass dengan Xbox Live Gold.[88]
Kompatibilitas Mundur
[sunting | sunting sumber]Kompatibilitas Xbox 360
[sunting | sunting sumber]Pada saat peluncuran, Xbox One tidak memiliki kompatibilitas mundur secara native dengan game Xbox maupun Xbox 360.[89][90] Fitur ini direncanakan tersedia pada saat peluncuran dan secara aktif dikembangkan sejak tahun 2007 melalui program "Trioxide" untuk menjalankan kode Xbox 360 pada perangkat 64-bit.[91] Tidak seperti Playstation 3 yang memiliki prosesor PlayStation 2, Perangkat Xbox One dirancang dengan dukungan untuk XMA Xbox 360 dan texture processing, karena hal ini sulit untuk dilakukan menggunakan software.[92] Adanya kritikan terhadap rencana konsol "Always On" dari pengumuman pada Mei 2013, membuat Microsoft melakukan usaha besar untuk mempersiapkan software Xbox One dengan pendekatan baru, dan kompatibilitas mundur ditunda.[93] Solusi sementara diusulkan: manajer proyek senior dan direktur perencanaan Albert Pennelo menjelaskan bahwa Microsoft awalnya mempertimbangkan cloud gaming untuk menawarkan kompatibilitas mundur, tetapi ia merasa hal ini menjadi masalah lain karena kualitas koneksi internet yang beragam.[94][95] Direktur pemrograman Xbox Live, Larry "Major Nelson" Hryb menyatakan bahwa pengguna secara teori dapat menggunakan port HDMI in pada konsol untuk Xbox 360 (atau perangkat lain dengan output HDMI, termasuk konsol kompetitor)[96] melalui Xbox One.[97][98] Proses ini menimbulkan sedikit display lag.[99]
Setelah rilis-nya Xbox One dan transisi Phil Spencer menjadi kepala divisi Xbox pada tahun 2014, ia dan wakil presiden software engineering Kareem Choudry memulai kembali kompatibilitas mundur secara rahasia. Choudry mengumpulkan orang yang bekerja unutk Trioxide, termasuk Kevin La Chapell, Jonathan Morrison, dan Barry Bond, untuk memulai kembali. Tim memilih untuk memulai dengan Castle Crashers, yang memiliki fitur networking, untuk menguji kompatibilitas.[100] Castle Crasher sering crash dan menampilkan kode alfanumerik, La Chapelle menghubungi pengembangnya, The Behemoth yang membantu mereka untuk mendiagnosa masalah dan memperbaiki masalah kompatibilitas.[101] Dengan selesainya masalah besar pada Castle Crashers, tim kompatibilitas memutuskan untuk mengumumkan kompatibilitas mundur pada E3 2015 dengan rencana 100 judul tersedia pada akhir 2015.[102] Walau demikian, saat E3, terdapat masalah pada beberapa game yang berjalan pada frame rate rendah. Pada saat event berlangung, Morrison menyadari perbedaan mendasar Xbox 360 dan Xbox One adalah scheduling rate. Ide Morrison membantu tim untuk secara cepat menyelesaikan target untuk mencapai tujuan pada akhir tahun.[103] Beberapa game masih bermasalah, seperti Halo: Reach, tetapi hal ini menyebabkan tim untuk membuat alat yang secara otomatis mampu mengidentifikasi game Xbox 360 yang bermasalah dan bagaimana menyelesaikannya. Hal ini memberi kemungkinan untuk meningkatkan game Xbox 360 pada perangkat terbaru Xbox One, seperti Xbox One X untuk meningkatkan grafis.[104]
Kompatibilitas mundur menggunakan "Fission", sebuah perangkat lunak dalam software sistem. 104 judul didukung pada saat peluncuran, dan ditambahkan pada bulan-bulan berikutnya.[105] Microsoft menyatakan bahwa pengembang hanya perlu memberikan ijin untuk memperbolehkan repackaging, dan berharap banyaknya game yang didukung meningkat secara signifikan seiring berjalannya waktu.[106][107][108] MIcrosoft, dengan empat belas pihak ketiga akan menawarkan game, dan semua judul Games with Gold sejak November 2015 telah kompatibel.[109][110]
Pada 10 Juni 2019, Microsoft menyatakan bahwa memperlambat penambahan judul baru untuk kompatibilitas mundur karena fokus pada penerus Xbox One.[111][112]
Kompatibilitas Xbox orignal
[sunting | sunting sumber]Kepala divisi Xbox Phil Spencer mengindikasikan kemungkinan menambah dukungan untuk game Xbox original.[113] Setelah tim kompatibilitas mundur menyelesaikan kerangka untuk kompatibilitas Xbox 360, tim mulai membahas kemungkinan kompatibilitas dengan Xbox original. Program dimulai November 2016, dengan kode "Fusion" dan dipimpin oleh kepala software, Spencer Perreault.[114] Perreault awalnya mencoba pendekatan yang sama dengan "Fission", tetapi karena perbedaan manajemen memori dan bit-rate chipset, percobaan awal gagal. Perreault lalu membawa kembali "Dolphin", alat pengembang untuk Xbox original untuk memperbaiki emulator. La Chapelle membawa beberapa game Xbox pribadi untuk diujicobba dengan emulator Perreault, dan mendapatkan tingkat kesuksesan 10%. Bebagai kegagalan membantu Perreault untuk mengetahui permasalahan umum, dan dalam satu bulan tingkat kesuksesan meningkat menjadi 90%.[115] Seperi kompatibilitas mundur Xbox 360, emulator Fusion memungkinkan permainan Xbox ditingkatkan menjadi resolusi 1080p, menggunakan fitur jaringan Xbox One, dan memungkinkan System Link antar tiga generasi Xbox.[115]
Dengan kesuksesan Perreault, Microsoft mengumunmkan kompatibilitas mundur Xbox untuk Xbox One pada Juni 2017.[116] Tiga belas judul dirilis pada 24 Oktober 2017,[117] dan 19 judul ditambahkan April 2018.[118]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Taipei, Aaron Lee; Taipei, Ocean Chen; Tsai, Joseph (September 4, 2013). "Flextronics lands 90% of Xbox One orders, leaving Foxconn the rest". DigiTimes. Diakses tanggal December 8, 2016.
- ^ a b c Warren, Tom (June 10, 2013). "Xbox One launching in November for $499 in 21 countries, pre-orders start now". The Verge. Vox Media. Diakses tanggal June 10, 2013.
- ^ Pitcher, Jenna (May 26, 2014). "Microsoft reveals prices of two Xbox One variations for Japan". Polygon. Vox Media. Diakses tanggal December 6, 2016., Polygon
- ^ Neltz, András (July 30, 2014). "The Xbox One Will Be China's First Major Home Console Since The PS2". Kotaku. Univision Communications. Diakses tanggal December 6, 2016.
- ^ a b Stein, Scott (June 19, 2013). "Microsoft Xbox One — Consoles — CNET Reviews". CNET. CBS Interactive. Diakses tanggal June 24, 2013.
- ^ Shimpi, Anand Lal (May 23, 2013). "AMD's Jaguar Architecture: The CPU Powering Xbox One, PlayStation 4, Kabini & Temash". AnandTech. Purch Group. Diakses tanggal June 24, 2013.
- ^ Sherr, Ian (June 12, 2017). "Microsoft Xbox One X specs — Consoles — CNET Reviews". CNET. CBS Interactive. Diakses tanggal June 30, 2017.
- ^ "Xbox One S vs Xbox One: What about Project Scorpio?". Xbox Support. Microsoft. Diakses tanggal February 19, 2017.
- ^ "Waiting for the Xbox 360". Shacknews (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Unboxing the Xbox 360 Super-Slim - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-14
- ^ Leone, Matt (2013-05-21). "Microsoft explains the design of the Xbox One". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Xbox One 'Intended To Sit Horizontally' - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-14
- ^ "TechRadar | The source for tech buying advice". TechRadar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Pocket-lint (2019-10-14). "Xbox One X vs Xbox One S vs All-Digital Edition: Which should you buy?". Pocket-lint (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Bohn, Dieter (2016-08-02). "Xbox One S review: Great console, bad timing". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Shimpi, Anand Lal. "AMD's Jaguar Architecture: The CPU Powering Xbox One, PlayStation 4, Kabini & Temash". www.anandtech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Cunningham, Andrew (2013-09-04). "Xbox One gets a CPU speed boost to go with its faster GPU". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Shimpi, Anand Lal. "AMD's Jaguar Architecture: The CPU Powering Xbox One, PlayStation 4, Kabini & Temash". www.anandtech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Shimpi, Anand Lal. "The Xbox One: Hardware Analysis & Comparison to PlayStation 4". www.anandtech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Leadbetter, Richard (2013-10-05). "Digital Foundry: the complete Xbox One architects interview". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Leadbetter, Richard (2013-06-28). "Xbox One memory performance improved for production console". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Xbox One Announced - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-14
- ^ "Xbox One hardware and specs: 8-core CPU, 8GB RAM, 500GB hard drive and more". Engadget (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Xbox OneGuide brings HDMI in/out, overlays for live TV". Engadget (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Xbox One's 500GB hard drive makes only 362GB available to users - ExtremeTech". www.extremetech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Here's How External Storage Works on Xbox One". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Kato, Matthew. "The Tech Spec Test: Xbox One Vs. PlayStation 4". Game Informer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Your Xbox One Games Can Be Suspended (Or Terminated)". Kotaku (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Xbox One: All the Nerdy Details You Don't Know Yet". Gizmodo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Hanson, Ben. "Interview With Xbox One's Chief Product Officer Marc Whitten". Game Informer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "DirectX 11.2 will be a Windows 8.1 and Xbox One exclusive: Microsoft dangles the upgrade carrot - ExtremeTech". www.extremetech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Shimpi, Anand Lal. "The Xbox One: Hardware Analysis & Comparison to PlayStation 4". www.anandtech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ www.digitaltrends.com https://www.digitaltrends.com/computing/pc-vs-ps4-xbox-one-how-to-upgrade-pc/. Diakses tanggal 2020-02-14. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ "Xbox One: Hardware and software specs detailed and analyzed - ExtremeTech". www.extremetech.com. Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Xbox One Announced - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-14
- ^ "Xbox One hardware and specs: 8-core CPU, 8GB RAM, 500GB hard drive and more". Engadget (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Farokhmanesh, Megan (2013-05-21). "Xbox One uses HDMI output, doesn't support component connections". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ devindra. "Xbox One now supports Dolby Atmos and DTS:X audio". Engadget (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Xbox One hardware and specs: 8-core CPU, 8GB RAM, 500GB hard drive and more". Engadget (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Warren, Tom (2018-07-12). "Xbox One is getting Dolby Vision support". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "TechRadar | The source for tech buying advice". TechRadar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Gies, Arthur (2016-06-13). "Games can perform better on Xbox One S". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Phillips, Tom (2016-06-15). "Xbox One S won't give games a performance boost, Microsoft insists". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Machkovech, Sam (2016-08-02). "Microsoft hid performance boosts for old games in Xbox One S, told no one". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ Reisinger, Don. "Xbox One knows when it's overheating, adjusts accordingly". CNET (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "The Xbox One controller: Projectors, smells (!), and other stuff that didn't make it in (part 1, exclusive)". VentureBeat (dalam bahasa Inggris). 2013-11-18. Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Phillips, Tom (2013-06-06). "Xbox One controller can be plugged in via USB to save power". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "The Xbox One controller: What's new with the analog sticks and D-pad (part 2, exclusive)". VentureBeat (dalam bahasa Inggris). 2013-11-19. Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "The Xbox One controller: What's new with the buttons and triggers (part 3, exclusive)". VentureBeat (dalam bahasa Inggris). 2013-11-20. Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Microsoft Explains Xbox One Controller’s New Buttons - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-15
- ^ Xbox One Controller Hands-on - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-15
- ^ Phillips, Tom (2013-06-06). "Xbox One controller can be plugged in via USB to save power". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Needleman, Sarah E. (2015-06-09). "Microsoft Adds New 1 TB Xbox One and Keeps Lower Price on 500 GB Model". WSJ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Nelson, Major (2015-06-09). "New Xbox One 1TB Console Unveiled, Xbox One 500GB Console Reduced to $349". Xbox Wire (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Webster, Andrew (2016-06-13). "Microsoft announces the Xbox One S, its smallest Xbox yet". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Welch, Chris (2016-06-13). "Microsoft's new Xbox finally ditches the annoying power brick". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "You No Longer Have to Be on Windows 10 to Use the Xbox One Wireless Adapter". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "The Xbox One wireless controller adapter is exclusive to Windows 10 for...reasons". PCWorld (dalam bahasa Inggris). 2015-06-09. Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Machkovech, Sam (2015-06-15). "Microsoft unveils new $150 Xbox One Elite controller—and we've held it". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Welch, Chris (2015-06-15). "Microsoft's Xbox One Elite Controller could be the ultimate console gamepad". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Robinson, Martin (2015-06-16). "Microsoft introduces new modular Xbox Elite wireless controller". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Machkovech, Sam (2017-01-23). "Clever "copilot" controller mode launches in latest Xbox guide update". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Stark, Chelsea (2018-05-17). "Microsoft's new Xbox controller is designed entirely for players with disabilities". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "Xbox One Keyboard And Mouse Supported By Fortnite, Feature Launches Next Week". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "Xbox One Now Supports Mouse And Keyboard For Select Titles, Like Fortnite And Warframe". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Warren, Tom (2018-09-25). "Microsoft announces Xbox One keyboard and mouse support with Razer partnership". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "Microsoft's new Kinect is official: larger field of view, HD camera, wake with voice". Engadget (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Tach, Dave (2013-05-21). "Kinect is always listening on Xbox One, but privacy is a 'top priority' for Microsoft". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Xbox One Kinect Will Scan Redemption Codes - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-15
- ^ "Xbox One: Microsoft's Phil Spencer Talks Used Games, Always-On". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "Microsoft to release Xbox One without Kinect - CVG". web.archive.org. 2014-07-02. Archived from the original on 2014-07-02. Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Crecente, Brian (2014-05-13). "Microsoft: Dropping Kinect could free up extra processing power in Xbox One". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Crecente, Brian (2014-05-13). "Microsoft: Dropping Kinect could free up extra processing power in Xbox One". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Sarkar, Samit (2017-04-05). "Microsoft ends free Kinect adapter promotion for Xbox One S owners (update)". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Webster, Andrew (2016-06-13). "Microsoft announces the Xbox One S, its smallest Xbox yet". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Sarkar, Samit (2018-01-02). "Microsoft discontinues Xbox One Kinect adapter". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ Yin-Poole, Wesley (2017-10-25). "Kinect officially dead". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-15.
- ^ "Xbox One vs. PS4: Sony pulls ahead at E3 - Page 2 of 2". Geek.com (dalam bahasa Inggris). 2013-06-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Industries, 343 (2013-06-06). "Xbox One: A Modern, Connected Device". Xbox Wire (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Tassi, Paul. "PS4 And Xbox One Need A Serious Digital Downloading Overhaul". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Crecente, Brian (2013-06-19). "Xbox One loses some disc-free play, family game-sharing plan with revised policies". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Crecente, Brian (2013-06-19). "Xbox One loses some disc-free play, family game-sharing plan with revised policies". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Crecente, Brian (2013-06-19). "Xbox One loses some disc-free play, family game-sharing plan with revised policies". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Machkovech, Sam (2015-06-15). "Xbox Game Preview brings early access to Xbox One, adds free demo options". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Gies, Arthur (2017-06-13). "Microsoft debuts new branding for Xbox One X enhanced games". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Warren, Tom (2017-02-28). "Microsoft's new Xbox Game Pass subscription grants access to more than 100 games". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ "The Xbox Game Pass is a $9.99 Spotify-like game subscription". TechCrunch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Sherr, Ian. "Microsoft combines Xbox Live, Xbox Game Pass in new 'ultimate' service". CNET (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Hollister, Sean (2013-05-21). "Xbox One will not be backwards compatible with Xbox 360 games". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Xbox One Not Backwards Compatible - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ "Microsoft Talks Digital-Only Future, Kinect, and Why Xbox One is Worth $100 More Than PlayStation 4". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Xbox One Backwards Compatibility Through Cloud 'Problematic' - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ "Microsoft confirms that PS4, Wii U will work with Xbox One HDMI passthrough - ExtremeTech". www.extremetech.com. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Purchese, Robert (2013-06-17). "You can plug an Xbox 360 into the Xbox One, says Major Nelson". Eurogamer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ "Feature: The Xbox One: 33 things you need to know - Xbox 360 - The Official Magazine". web.archive.org. 2013-09-13. Archived from the original on 2013-09-13. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ "Microsoft confirms that PS4, Wii U will work with Xbox One HDMI passthrough - ExtremeTech". www.extremetech.com. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ "Play your old Xbox 360 games on Xbox One starting this holiday". EW.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Warren, Tom (2015-06-15). "Microsoft is bringing Xbox 360 games to the Xbox One". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Machkovech, Sam (2015-06-15). "Xbox 360 backward compatibility coming to Xbox One". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Warren, Tom (2015-06-15). "Microsoft built an Xbox 360 emulator to make games run on the Xbox One". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ June 2015, Joe Skrebels 17. "Xbox One's backwards compatibility works because it's tricking your 360 games". gamesradar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Grant, Christopher (2015-08-04). "All future Xbox 360 Games with Gold freebies will be backward-compatible on Xbox One". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Warren, Tom (2019-06-10). "Microsoft ends Xbox backward compatibility, but Project Scarlett will run Xbox One games". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Microsoft: Scarlett Will Play Every Xbox One Game Ever - E3 2019 - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ "Xbox One Backwards Compatibility Could One Day Work With Original Xbox Games". GameSpot (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ a b The Untold Story of Xbox One Backwards Compatibility - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
- ^ "Xbox One Will Get Compatibility With Original Xbox Games [Update]". Kotaku (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Grant, Christopher (2017-10-23). "Original Xbox compatibility, and 13 games, arriving on Xbox One tomorrow". Polygon (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ Morrowind, KOTOR 2, Jade Empire Headline New Wave of Original Xbox Backwards Compatible Games - IGN (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-18
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi
- John Sell, Patrick O'Connor (Microsoft), "Xbox One: Main SoC and Xbox one Kinect" Diarsipkan 2017-08-30 di Wayback Machine., presented at the Hot Chips Symposium 25, 2013