Synopsis
An antisocial teen who acts out develops an invigorating relationship with a new student who has befriended her with a benevolent ulterior motive.
An antisocial teen who acts out develops an invigorating relationship with a new student who has befriended her with a benevolent ulterior motive.
Ananta itu seperti film Perahu Kertas. Meminjam tema seni sebagai umami cerita. Biar gurih. Sebelumnya kita mengenal AADC? dengan puisi dari Rangga. Puisi yang ekspresif ala anak remaja bersama rima-rimanya yang senada.
Kalau puisi bersifat verbal dan universal ketimbang seni rupa yang banyak lapis interpretasinya sendiri. Makanya aku kurang kagum dengan tempelan tema seni di Perahu Kertas, apalagi di Ananta. Ananta dipinang dari novel Risa Saraswati—yang moncer karena novel Danur-nya.
Tania seorang tempramen. Gak punya teman. Ibunya aja males sama dia, termasuk saudara-saudara kandungnya. Dalam film dikatakan mereka takut dengan Tania. Tania digambarkan aneh dan tertutup juga punya bakat melukis. Lukisan cat air. Bingung aja, apa citra seniman mesti selalu stereotip begitu? Penyendiri. Pengkhayal. Pemarah.
Watak marahnya buah dari kematian…
GWEH NANGIS BANGET MEMEG
KAKNSBXHXJDHEBBENSNSS INI NIH ROMANCE YG GUA SUKA, ANGST TP GA CRINGE. fak bgt sama endingnya hsudhdhej ini tuh definisi right person not enough time. plis ya Allah sisain satu cowo kaya ananta
Film drama romance kaya gini paling penting flow bercerita nya bisa enak atau nggak. Untungnya, dengan kerjasama dari sutradara, editor, DoP dan penulis skenario bisa menghasilkan cara bertutur cerita yang bener bener enak buat di ikutin tanpa terasa film udah mau kelar aja dan yang paling penting, acting Michelle Ziudith sama Fero Walandouw sangat oke banget!
Mungkin yang bikin film ini agak kurang adalah twist nya sendiri yang agak apa ya banget.
Gue abis nonton Sesat, filmnya Sammaria Simanjuntak. Nah, kok rumahnya kayak sama di film ini ya? Gatau, perasaan gue aja kali ya.
Demi apapun ya, gue ga pernah tertarik nonton filmnya Michelle Ziudith dan gatau kenapa. Ya dia kalo ga main sama Dimas Anggara, ya sama Rizky Nazar. Di mata gue itu semua kayak satu film aja gitu, satu peran, satu karakter.
Terus gue akhirnya memutuskan nonton ini krna sebenernya gue gatau yang main dia. Dan first impression gue pas liat dia di sini, waw, ini seriusan dia jadi orang keras kepala-emosional-tempramen-kasar? Gue liatnya dia kan main drama romance yang nangis2 dan cewek banget gitu loh, yang lembut, ayu gitu2. Dan di sini dia ternyata performanya ga jelek. YaAllaah maapin…
Cukup menyenangkan walau 10 menit terakhir bikin pusing karena twistnya.
Whoaa mulia sekali tujuan hidup ata 😱
Meski banyak kata indah & imajinatif, emosinya kosong. Michelle masih di zona nyamannya: sering ngambek gak jelas & nangis kenceng. Posternya bagus!
Film ini berhasil menyalurkan imajinasinya lewat cerita yang unik dengan emosi yang membolak-balikkan hati. Film ini memang beda deh!!! I love acting of Michelle-Fero.
Kekuatan film ini terletak pada character arc yang kuat serta performa dari para aktornya. Michelle Ziudith is the perfect Tania. Tidak ada yang bisa memerankannya selain dia. Salut untuk duet Rizki Balki & Alim Sudio dalam 2nd feature nya. Makin dewasa dan makin bagus.
CRYINGG
For the first time i watched movies about art gallery. This is so made me amaze when Tania drawing. But this film made me cry a lot because sad ending. Ananta :(