Synopsis
Life is a struggle that we must face. Voices can't be silenced, fight!
The story of the struggle of Satriya and Adam who fought together with other fellow activists for a common goal: change.
The story of the struggle of Satriya and Adam who fought together with other fellow activists for a common goal: change.
Jefri Nichol Agnes Natasya Tjie Chicco Jerikho Aksara Dena Kukuh Riyadi Ibnu Shohib Aryudha Fasha Djohan Ekspresi Gosong Kevin Abani Jamaluddin Latif Dek Wawan Vivi Cinoohh Eka Wahyu Primadani Nano Suharno Thomas Rian Seteng A. Yuniawan Agik Steve Gumilar Jihad Adjie Eko Budi Antara Yakobus Rixon Sangur Mr. Richard Dhisga Amandatya Ernanta Kusuma Novi Suro Dimas Herjuna Tuwek Ivan Dagang Sulaiman Rabil Show All…
옴!, 아움!, 清醒之梦
Bagus banget ini, jarang kan ya di Indo ada film ala ala found footage gitu, jadi kayak bentuk mockumentary ya jadinya. Dan bagus banget konsep tahun 98nya. Semua aktingnya bagus, terutama Chicco Jerikho, yaampun cocok banget dia jadi sutradara yang idealisnya tinggi banget dan perfeksionis. But sorry to say, karakter Linda yang agak kurang, masih kayak tacky banget.
Aku suka banget dialog2 marah-marah dan bossy-nya Chicco, wkwkwk.
Panca: Ini bekas kena pukul, aku gak mau merah-merahnya ini, harus ada biru-birunya. Kamu pernah kena pukul ngga?
Makeup artist: Belum, mas. (lmfaooo🤣)
Panca: kamu mau ngapain di sini? mau makeupin macan?
Makeup artist: auuummmm!!!
Panca: Filmku ini sinema dialektika
Orang satu ruangan: wuuiihhhh
Wkwkwkwk keren banget, we need more films like this pleaseeee
Gak nyangka bakalan sebagus ini. Membawa tema politik mengenai reformasi, Aum! menggunakan genre mockumentary yang masih jarang dipakai di perfilman lokal. Konsep dan teknisnya yang segar dan unik membawa penontonnya ke dalam dua sudut pandang dari film itu sendiri dan proses pembuatan filmnya. Unsur tragikomedi nya juga ngehe sich asw.
MEREKA DIRAMPAS HAKNYA
TERGUSUR DAN LAPAR
BUNDA, RELAKAN DARAH JUANG KAMI
UNTUK MEMBEBASKAN RAKYAT
Gak menyangka kalau film ini dapat setegang dan selucu itu. Bayangkan aja, gw mengira kalau film ini hanya sekedar bahan mahasiswa bagian pergerakan. Ternyata, film ini membahas soal pembuatan film yang super duper ribet
Snob, politik, dan kebebasan berpendapat digabung menjadi satu. Banyak momen lucu yang diakhiri dengan sebuah momen yang sangat menegangkan
Akting-aktingnya natural semua dimana hal tersebut menjadi nilai plus film ini. Ada beberapa bagian yang terasa kurang digarap dengan baik, tetapi film ini menjadi salah satu film terbangsat yang pernah gw tonton
“katanya reformasi, makan aja masih susah kok”
ini film bagoes! jang tidak bagoes itoe indihome!
Film Aum! (2021) ini brechtian sekali, dipertegas dengan lelucon “sinema dialektika”. Gambar dibiarkan kasar, menolak untuk menghanyutkan emosi penonton, dan sebaliknya – ia sengaja membuat jarak terhadap penonton; presentasi yang cukup tak lazim untuk ukuran film komersial.
Utamanya mengingat isu yang hendak diulas Aum! juga berangkat dari sesuatu yang bisa saja mewujudkannya jadi film dakwah yang tak lebih dari adukan diksi politis seputar “reformasi”, “perlawanan”, “suara dibungkam”, “rezim bangsat”, “revolusi” and so on.
Format film-on-film (or mockumentary) praktis menangkal hal-hal tsb. Dari gayanya yang brechtian seperti demikian, apakah Aum! juga sebenarnya hendak mengkritisi dirinya sendiri yang sedang memproduksi 'kesadaran palsu' lewat kisah perjuangan reformasi yang sedang difilmkannya itu?
Di satu sisi, Aum! kurang meta, kurang greget pol. Ini imajinasi saya aja, sih; andai tokoh-tokoh dalam film dinamakan sesuai nama asli aktornya, bukan nama-peran, seolah-olah Chicco sedang bergerilya bikin film dengan Jefri, sekiranya itu bisa nambah citarasa verfremdungseffekt yang lebih kuat.
▪︎Alana Putra
One of the most famous ways to voice the aspirations of the people to the government is through demonstrations. Almost all have aspects and components that are already known to many people, as well as their advantages and disadvantages. Then what if you want to express your aspirations in another way, namely through the medium of film? Will it be different from a demonstration on the streets? Can it minimize existing deficiencies and have the same or greater impact? Aum! criticize as well as answer it through its meta-cinema.
Who would have thought that the film-making process itself is a political practice. The producer has an agenda and discourse, the director executes it, and the actors and crew follow the…
Aum adalah sebuah film yang mencampuradukkan Keramat dan One Cut of the Dead dengan konsep yang sedikit berbeda dari dua film tersebut dengan pesan reformasi yang kurang mengigit namun terpayoff dengan ending film ini yang keren abis. Aum adalah contoh film yang layak sekali untuk diberikan apresiasi setinggi-tinggi nya karena memang film ini berhasil menciptakan dan mengeksekusi sesuatu yang gak gampang karena secara konsep aja film ini udah terasa sangat kompleks sekali.
What a pleasing surprise!!
Diluar dugaan banget nih, "Aum!" selain berhasil tampil menarik dengan konsep mokumenternya, eh unsur banyolnya pun engga garing dong alias hamba banyak ngakak 😭😭
Nyenengin banget filmnya. Bagus! 💃🏻❤️
Film AUM! muncul dengan gaya mockumentary - tragicomedy yang ternyata cukup segar untuk tontonan film lokal bagi saya dalam beberapa tahun terakhir. Pola dan metode AUM! sampaikan mirip dengan Keramat (2009) dan Family, Romance LLC (2019). Dengan pergerakan kamera yang shaky dan kasar, ternyata membuktikan perkataan Panca bahwa dengan pergerakan yang unik bisa menjaga jarak dengan penonton untuk lebih penasaran apa yang terjadi selanjutnya.
Perseteruan antara Linda Salim, sang Produser dan Panca, sang Sutradara adalah koentji film ini. Ditambah crew nya yang loyal tapi seru serta aktor yang memerankan karakter juga pas banget, bisa bedain off kamera dan on kamera. Asli, keseruan nonton AUM! mirip kayak nonton One Cut of the Dead. Selain film pendeknya (Bagian 1: Pertunjukan) yang sinematik…
Something new we finally got at the near end of 2021 is Aum! It's ambitious, thoughtful, very original, and unique with a brilliant concept. The greatest power from the narrative: it's fearless. Say anything and unfortunately, it is a hard "wake-up" call. Kuntara Murti is furious, and you should be too. Hats off to Jericho, portraying an idealist, and yet, a complex filmmaker is something in his hand.
Mengorbankan ngantuk malam ini dengan Aum! Gak nyangka sebagus ini, 😁 dengan mengambil teknik yang jujur aku jarang liat di film Indo, sangat membayar let down yang disebabkan oleh film-film bioskop onlenz original sebelum-sebelum ini 🥰 Mockumentary gak akan gak menarik untuk ditonton.
Kalo boleh tau, tu karakter Chicco Jericho tuh kenapa pake gelang diiket gitu sih? Tadi ku curiga dia sembunyiin sayat atau apa tapi makin akhir aku gak ketemu jawabannya untuk itu.
😮💨🤘🏻🦁
oiya btw, film ke-300! 🥰🥰
sutradara jancok emang kesannya pengen nampol mulu sih, tapi setelah aslinya terkuak oalahhh cokkk kaborrrrr...
komedinya menggelitik, satirnya mantep, tegangnya dapet. apik!