Ada sebuah mitos di jagat musik rock: "Tantangan bandmu untuk menghibur penonton akan lebih mudah 80 persen jika vokalismu adalah Freddie Mercury"
Mungkin begitupun di Hollywood. "Bohemian Rhapsody" bukan film biopik yang bagus, tapi sulit untuk tidak terhibur sejak ini adalah film tentang Freddie Mercury
Untuk mereka yang kemarin mengaku menangis menonton remake-nya.
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Bila saja bukan karena menghormati sejarah, agaknya saya tidak akan rela kembali ke bangku bioskop 20 ribu rupiah-an. Menahun sudah saya tidak pernah terpuaskan oleh film buatan anak bangsa. Selalu ada yang tidak semestinya. Rombeng dalam logika bercerita. Hmm.. boleh jadi ini bukti bahwasanya kita masih tergagap-gagap membaca kehidupan sendiri. Apalagi untuk menerjemahkannya kembali.
Dan, singkat saja. Segunung sensasi nostalgia yang luhur pun tetap gagal menyelamatkan AADC? 2 dari kubang yang sama.
Tapi tunggu, tunggu! ini penting!
Adalah paras Dian…
Secara pribadi tetap nggak mendapatkan efek ngeri, tapi "Munafik" berhasil menciptakan salah satu pengalaman menonton di bioskop dengan audiens paling seru.
Intens dihajar dengan adegan per adegan teror dari awal, pendekatan syar'í (wanita berjilbab kesurupan itu ternyata bisa tampak eksotis!) di film ini terasa sangat segar kendati sebenarnya terdapat dua ciri baku narasi film horor Indonesia lawas yang diusung di "Munafik'' (Veronika Kusumaryati, 2010):
1. Mengambil latar lingkungan bernuansa tradisional (non-urban)
2. Legitimasi moral di mana penyelesaian masalah ada di…
