orang biasa yang suka nonton film.
Find me on Instagram and TikTok: @semestacine
Don’t forget to select your favorite films!
No offense, bukan cuma anaknya Wening yang hilang, tapi juga plotnya entah ke mana.
Pada dasarnya, saya sepakat dengan pendapat banyak orang yang menganggap Tebusan Dosa sebagai film dengan topik yang fresh. Walaupun, bagi saya narasinya masih terasa terpincang-pincang saat memasuki babak kedua dan ketiga. Serta, penampakan-penampakan yang rasanya engga perlu ada.
Namun, itu bisa dimaklumi, karena mana ada yang sempurna dari sesuatu yang baru? Meski begitu, kritik tetap diperlukan agar film-film dengan treatment dan topik seperti ini bisa terus berkembang di masa yang akan datang.
Sedari awal emang udah nebak kalau ini bukan tipikal film horor yang ada setannya lengkap dengan bumbu-bumbu jumpscare yang mengkagetkan.
Tapi, saya pribadi bener-bener nggak expect cinematography-nya yang ternyata cukup menarik. Di sisi lain, dari segi cerita, kayaknya entah tanpa sengaja atau memang disengaja, film ini nerapin konsep paradoks, yang mungkin baru bakal kalian sadari setelah nonton filmnya.
Walaupun begitu, entah mengapa, saya merasa akting beberapa pemain dan dialog yang mereka ucapkan terasa kurang alamiah.
Sadis, brutal, ngos-ngosan, berat tapi juga ringan.
The Shadow Strays membuktikan bahwa Timo Tjahjanto adalah pilihan yang tepat untuk menyutradarai sekuel dari Nobody, yang direncanakan rilis tahun depan.
Sejujurnya, build-up di babak satu dan dua terasa rapi, didukung oleh sinematografi yang khas ala film Eropa. Namun, di babak tiga, semuanya berubah. Alih-alih menghadirkan penutup yang kuat, justru berakhir dengan kesan agak cringe.
Walaupun begitu, Young Hearts tetap bisa menjadi salah satu tontonan coming-of-age yang terasa hangat, mengikuti jejak film-film pendahulunya seperti Close (2022) atau Monster (2023) karya Kore-eda.