Academia.eduAcademia.edu

Pembelajaran Berbasis Proyek

2024

Pembelajaran berbasisi proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek atau dalam kurikulum 2013 disingkat PJBL merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan untuk digunakan dalam implementasi kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatifdeskriptif. Penelitian ini juga menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan. Analisis teori adalah salah satu teknik dalam penelitian yang menjadikan teori sebagai acuan dari kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Pembelajaran Project Based Learning mampu memberikan pengaruh terhadapa peningkatan motivasi belajar siswa, motivasi siswa yang mempengaruhi aktivitas siswa ada akhirnya juga dapat mempengaruhi hasil belajar agar proses pembelajaran yang terjadi tidak monoton dan membosankan.

PENGENMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK 1 Annisa Fhaudhila Khairi, 2 Indriani 1 Pasca Sarjana Universitas PTIQ Jakarta, Menejmen Pendidikan Islam 2 Pasca Sarjana Universitas PTIQ Jakarta, Menejmen Pendidikan Islam (annisaalkhairi@gmail.com) (indrianii871@gmail.com) ABSTRAK Pembelajaran berbasisi proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek atau dalam kurikulum 2013 disingkat PJBL merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan untuk digunakan dalam implementasi kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatifdeskriptif. Penelitian ini juga menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan. Analisis teori adalah salah satu teknik dalam penelitian yang menjadikan teori sebagai acuan dari kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Pembelajaran Project Based Learning mampu memberikan pengaruh terhadapa peningkatan motivasi belajar siswa, motivasi siswa yang mempengaruhi aktivitas siswa ada akhirnya juga dapat mempengaruhi hasil belajar agar proses pembelajaran yang terjadi tidak monoton dan membosankan. Kata Kunci : Model belajar, Pembelajaran berbasisi proyek. ABSTRACT Project-based learning is a learning model that uses problems as the first step in collecting and integrating new knowledge based on experience in real activities. Project-based learning or in the 2013 curriculum abbreviated as PJBL is one of the learning models recommended for use in implementing the 1 2013 curriculum. This type of research is qualitative-descriptive research. This research also uses theoretical analysis and literature study. Theoretical analysis is a technique in research that uses theory as a reference for the truth, facts and circumstances of the object being studied. Project Based Learning is able to have an influence on increasing student learning motivation, student motivation which influences student activities can ultimately also influence learning outcomes so that the learning process that occurs is not monotonous and boring. Keyword : Learning model, project-based learning. 1. PENDAHULUAN Pemerintahan dan rakyat Indonesia telah mengimplementasikan Pendidikan karakter di institute Pendidikan. Mulai dari tingkat dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah Menengah (SMA/MA), hingga perguruan tinggi. Melalui pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam institut pendidikan, diharapkan krisis degradasi karakter atau moralitas anak bangsa ini bisa segera teratasi, lebih dari itu diharapkan di masa yang akan datang terlahir generasi bangsa dengan ketinggian budi pekerti atau karakter.1 Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasisi kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri mengingkatkan dan Agus Wibowo. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.1. 1 2 menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam semua bidang pelajaran baik tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi.2 Model pembelajaran Project Based Learning diperoleh nilai karakter agar tidak salah persepsi dalam pembelajaran untuk mengubah perilaku manusia secara umum yang sekarang ini terjadi dekadensi karakter. Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasisi proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. PJBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek adalah penentuan pertanyaan mendasar, menyusun perencanaan proyek, menyusu jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman (Permendikbud 2014: 975-976). Model pembelajaran Project Based Learning mendorong peserta didik untuk menjadi lebih aktif, mandiri, dan kreatif dalam memecahkan sebuah permasalahan. Oleh sebab itu melalui model pembelajaran berbasisi proyek dapat membangun nilai karakter peserta didik terutama pada kreatif dan rasa ingin tahu. Model pembelajaran Project Based Learning dapat digunakan oleh guru untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yaitu metode Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.7. 2 3 pembelajaran yang masih monoton dengan metode ceramah. Melalui model pembelajaran berbasis proyek mengakibatkan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan memiliki rasa tahu yang tinggi. 2. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif.3 Penelitian kualitatif dikatakan sebagai rangkaian penelitian yang mampu menghasilkan data berupa deskriptif kata-kata baik tertulis atau lisan dari objek atau perilaku manusia yang dapat diamati.4 Penelitian ini juga menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan. Analisis teori adalah salah satu teknik dalam penelitian yang menjadikan teori sebagai acuan dari kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Analisis teori digunakan sebagai alat pembacaan realitas yang kemudian dikonstruksikan menjadi deskripsi yang argumentatif.5 Studi kepustakaan dipakai untuk memperkaya literatur penelitian, agar kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka yaitu pencarian data dan informasi memanfaatkan berbagai macam materi yang bersumber dari kepustakaan sebagai sumber data penelitian. Dalam pencarian data yang digunakan melalui buku, jurnal, dan artikel yang memiliki korelasi atau hubungan terhadap pembahasan penelitian mengenai titik tolak peradaban manusia pertama dan permulaan sejarah peradaban Islam. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan deskriptif analisis dimana tahapan tersebut dilakukan dengan mendeskripsikan poin-poin penting yang mendukung penelitian ini. Wahyudin Darmalaksana, Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan, (PrePrint Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020), h, 1-6. 4 L. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 8. 5 Hamad, “Lebih Dekat Dengan Analisis Wacana,” Jurnal Komunikasi, 2007, 32544. 3 4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pembelajaran Berbasisi Proyek Belajar merupakan kalimat yang sudah tidak asing lagi bagi setiap manusia dan sudah menjadi rutinitas yang wajib bagi setiap Warga Negara Indonesia yang berusia 7 tahun hingga 21 tahun, pembelajaran dapat dilakukan di lembaga Pendidikan formal maupun nonformal untuk setiap jenjang Pendidikan. Belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman, bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi pada tingkah laku dengan rangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengar, menirukan.6 Prastowo mengungkapkan bahwa belajar dapat dipahami sebagai suatu proses membangun pengetahuan melalui pengembangan pengalaman dan pemahaman terhadap lingkungan sekitar.7 Pembelajaran adalah upaya menyusun dan mengatur kebutuhan belajar dalam rangka mengembangkan minat belajar siswa, melalui belajar manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya berdasarkan ilmu yang diperolehnya, serta mendapatkan kemuliaan baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari sisi Allah. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik dalam lingkungan belajar formal maupun non formal. Banyak cara yang dilakukan untuk belajar dengan bantuan guru atau dengan menambah pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman hidup. Proses belajar adalah cara bagaimana para pelajar itu memiliki dan mengakses isi Pelajaran itu sendiri. Kemajuan suatu bangsa diukur M Afandi, Evi, C & Oktarina, P.W, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah, (Semarang: Unissula Press, 2013), h.1. 7 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Rawamangun: Kencana, 2016), h, 37. 6 5 dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai.8 Berdasarkan perkembangan kurikulum terlihat bahwa kurikulum 2013 berpendapat bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari guru ke siswa, akan tetapi peserta didik berupa subjek yang dapat mencari, mengolah, mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan belajarnya. Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, sehingga guru perlu mendorong siswa untuk memecahkan masalah, menemukan ide-ide cemerlang dan berusaha mewujudkan ide-ide tersebut. Pembelajaran sangat diperlukan upaya untuk mengubah pembelajaran dimana siswa hanya mendengar dan menghafal tanpa memahami konteks materi yang dipelajari, menjadi proses pembelajaran yang menantang untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, salah satu caranya adalah belajar dengan memecahkan masalah karena dalam pembelajaran memecahkan masalah selain melatih siswa menghubungkan konsepnya dengan kehidupan nyata, siswa juga dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang dihapainya agar siswa mampu menguasai hal-hal yang diperlukan dalam setiap pembelajaran, sebelumnya siswa harus memiliki motivasi dalam setiap pembelajaran.9 Sebagai seorang guru yang berperan sebagai penentu keberhasilan Pendidikan dan terlibat langsung selama proses Akhmad Shunhaji, Harsa Wardana, dan Made Saihu, Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Total Quality Management di SMA Darul Muqorrobin Kota Tanggerang, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 4 No. 08 Agustus 2023, hal.827. 9 Wa Ode Lidya Arisanti, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo, Analisis Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Jurnal Pendidikan Dasar, Jurnal Ilmiah PGSD FKIP Universitas Mandiri Volume 08 Nomor 02, 2016. h, 84. 8 6 pembelajaran, guru dituntut untuk dapat memadukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat memotivasi agar siswa dapat menggali kemampuannya dalam mengembangkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif. Pembelajaran berbasis proyek atau dalam kurikulum 2013 disingkat PJBL merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan untuk digunakan dalam implementasi kurikulum 2013. Menurut Blumenfeld “Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan komprehensif unuk pengajaran dan pembelajaran di kelas yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menyelidiki masalah autentik”. Kalimat ini menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan komprehensif untuk mengajar dan belajar di kelas yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah yang otentik. Jadi, dari kalimat tersebut pembelajaran yang bertumpu pada proyek dalam kegiatan pembelajaran dan melibatkan siswa didalamnya sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkatkan dengan cara terlibat dalam pembelajaran. Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar yang mampu mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, percaya diri dan berpikir kritis siswa. Dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek ini menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuannya dan menitik beratkan pada kegiatan siswa berupa pengumpulan informasi sehingga bermanfaat bagi siswa. Dalam model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) siswa akan dihadapkan pada suatu masalah atau diberikan proyek sesuai dengan materi pembelajaran yang terkait, kemudian siswa ditugaskan untuk memecahkan suatu masalah atau membuat proyek, kemudian dilanjutkan dengan proses pencarian, penyelidikan, dan menemukan dirinya sendiri sehingga 7 siswa memperoleh pengetahuan yang utuh dengan menggunakan ide-ide atau ide-ide baru yang diperoleh melalui pengalaman belajar yang telah dilakukan baik dari teori, konsep informasi yang telah dikembangkan menjadi sesuatu yang baru dan berbeda. 3.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek Ibnu (2014:49-50) menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya antara lain: a. Isi Konten dalam pembelajaran berbasis proyek lebih ditekankan untuk berpusat pada siswa yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, dengan relevansi kegiatan yang dilakukan siswa dengan kehidupan sehari-hari maka pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh lebih melekat pada diri siswa, hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. b. Kondisi Konten dalam pembelajaran berbasis proyek lebih ditekankan untuk berpusat pada siswa yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, dengn relevansi kegiatan yang dilakukan siswa dengan kehidupan sehari-hari, maka pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh lebih melekat pada diri siswa. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. c. Aktivitas Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat menciptakan strategi yang efektif, inovatif, dan menarik. Hal ini dikarenakan pembelajaran berbasisi proyek berkaitan langsung dengan kehidupan siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk dapat berinovasi dalam setiap proyek yang dikerjakan. 8 d. Hasil Penerapan hasil produktif dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar dan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran yang sempurna termasuk strategi dan kemampuan menggunakan strategi pemecahan masalah kognitif. Hal ini dikarenakan siswa dapat berkolaborasi dengan temannya saat mengerjakan proyek yang diberikan dan menyelesaikan proyek tersebut dengan mengkomunikasikan hasilnya didepan kelas. Selain itu menurut Buck Institute of Education pembelajaran berbasis proyek memiliki ciri-ciri sebagai berikut:10 1) Siswa berpartisipasi dalam merancang proses yang akan diikuti. 2) Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, dan mencoba berbagai bentuk komunikasi. 3) Siswa bertanggung jawab untuk menemukan dan mengelola informasi yang mereka kumpulkan sendiri. 4) Evaluasi terus menerus selama proyek berlangsung. 5) Siswa secara teratur melakukan refleksi dan refleksi terhadap apa yang telah dilakukan baik proses maupun hasilnya. 6) Didalam kelas suasana toleransi terhadap kesalahan dan perubahan dikembangkan dan umpan balik didorong. Pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih dapat memahami konsep dari materi yang dipelajarinya. Pembelajaran berbasis proyek memuat tugas-tugas yang dirancang sejak awal yang menuntut siswa untuk terus berpikir kritis dan memecahkan masalah. Hal ini dapat mempengaruhi kemandirian Azaz Tri Wahyudi, Pengembangan LDKP Berbasis Projoect Based Learning Guna Melihat Kreativitas Peserta Didik pada Materi Mengoperasikan Software Proteus Kelas X Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, 2016. h,15. 10 9 dan kemampuan komunikasi siswa akan meningkat karena pembelajaran ini menuntut siswa untuk tetap terlibat dalam mengerjakan proyek dan mengkomunikasikan hasil proyek yang diperolehnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan interaktif siswa. 3.3 Tahapan Project Based Learning Menurut The George Lucas Educational Foundation model pembelajaran berbasis proyek memiliki enam tahapan pelaksanaan. Keenam tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:11 a. Start with the essential question. b. Design a plan for the project c. Create a schedule. d. Monitor the student and the progress of the project. e. Asses the outcome. f. Evaluate the experience. Berdasarkan kemendikbud (2014: 46-47) penjelasan Langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai berikut: a. Memulai dengan pertanyaan esensial Pembelajaran diawali dengan pertanyaan mendasar, yaitu pertanyaan yang dapat memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Mengambil topik yang sesuai dengan realita dunia nyata dan diawali dengan penyelidikan yang mendalam dan topik yang diangkat relevan dengan siswa. b. Merancang proyek Guru dan siswa bekerjasama dalam perencanaan, hal ini dilakukan dengan harapan agar siswa merasa terlibat dalam proyek yang dilaksanakan. Perencanaan menggambarkan penentuan 11 M. Sulaeman, Aplikasi Project Based Learning. (Depok: Bioma Publishing, 2020), h,5. 10 kegiatan yang akan membimbing siswa dalam menemukan jawaban atas pertanyaan mendasar untuk membantu menyelesaikan proyek. c. Buat Jadwal Guru dan siswa bekerjasama dalam menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. d. Menantau siswa dan kemajuan proyek Sebagai seorang guru yang bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan siswa, guru memiliki kewajiban untuk mengawasi (memantau) kegiatan siswa dalam mengerjakan proyek, dalam proses pemantauan dibuat rubik yang dapat merekam semua kegiatan penting. e. Menilai Hasil Untuk memudahkan guru dalam mengukur ketercapaian standar, maka dilakukan penilaian yang berperan dalam mengevaluasi kemajuan setiap siswa sekaligus memudahkan guru merancang strategi pembelajaran selanjutnya. f. Mengevaluasi Pengalaman Pada akhir proses pembelajaran dapat dilakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang telah dilaksanakan, pada tahap refleksi ini kegiatan yang dilakukan adalah siswa diminta mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama mengerjakan proyek. 3.4 Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek Afriani menyebutkan beberapa keuntungan menggunakan PJBL adalah:12 Jaka Afriani, Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL), (Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2015), h. 16-17. 12 . 11 a. Peningkatan motivasi Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting, siswa bekerja dengan tekun dan berusaha untuk belajar lebih dalam dan mencari jawaban atas raga ingin tahunya dan dalam menyelesaikan projek. b. Peningkatan kemampuan Pemecahan masalah, lingkungan belajar PJBL dapat membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah siswa memiliki pilihan untuk menyelidiki topik yang terkait dengan masalah dunia nyata, bertukar pendapat antar kelompok yang membahas topik yang berbeda, mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka. c. Meningkatkan kolaboratif Siswa dapat mengembangkan dan melatih keterampilan komunikasi karena pentingnya kerja kelompok dalam proyek. d. Peningkatan keterampilan Riset kepustakaan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari dan memperoleh informasi karena PJBL menuntut siswa untuk dapat dengan cepat memperoleh informasi melalui berbagai sumber informasi. e. Peningkatan keterampilan Manajemen sumber daya memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengatur proyek, mengalokasikan waktu dan mengelola sumber menyelesaikan daya tugas, seperti siswa alat belajar dan untuk bahan untuk meningkatkan keterampilan merencanakan, mengorganisasikan, bernegosiasi, dan membuat kesepakatan tentang tugas yang akan dikerjakan, penanggung jawab setiap tugas dan cara menyampaikan informasi 12 yang akan dikumpulkan dan disajikan, hal ini dapat ditingkatkan karena siswa bekerja dalam kelompok. Dalam model pembelajaran berbasis proyek, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan proyek sebagai Langkah mengumpulkan informasi dan melakukan investigasi terhadap pembelajaran yang dilakukan, dengan dilaksanakannya pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan semangat belajar siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menganalisi masalah siswa karena keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran yang meneyenangkan ini. Motivasi belajar siswa dikelas memliki banyak manfaat bagi siswa itu sendiri, yaitu maupun mewujudkan siswa yang berpikir kritis, mandiri dan memberikan solusi yang tepat, serta akan lebih siap menghadapi berbagai masalah dalam proses kehidupan nantinya. Menurut Franky berpendapat bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar dapat aktif sehingga belajar lebih banyak, akan memiliki inisiatif sehingga menciptkan peluang sebagai manusia yang mandiri. Banyak peneliti salah satunya dengan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan penggunaan model PJBL dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 13 4. KESIMPULAN Berdasarkan pembelajaran Project Based Learning mampu memberikan pengaruh terhadapa peningkatan motivasi belajar siswa, motivasi siswa yang mempengaruhi aktivitas siswa ada akhirnya juga dapat mempengaruhi hasil belajar agar proses pembelajaran yang terjadi tidak monoton dan membosankan, siswa dapat lebih mudah Franky, Pembelajaran Berpusat pada Pembelajar. (Akademia Jurmal Pendidikan Universitas Tarumanegara, 2018), h.145-166. 13 13 memahami materi yang akan dipelajari dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan model pembelajaran berbasis proyek. DAFTAR PUSTAKA Afandi, M., Evi, M., Oktarina, P, W. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press. Afriana, J. (2015). Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Darmalaksana, Wahyudin. 2020. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan. PrePrint Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Moleong, L. 2007. Rosdakarya. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Hamad. 2007. Lebih Dekat Dengan Analisis Wacana. Jurnal Komunikasi. Afandi, M. Evi, C & Oktarina, P.W. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press. Prastowo, Andi. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Rawamangun: Kencana. Arisanti, Wa Ode Lidya, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo. 2016. Analisis Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Jurnal Pendidikan Dasar, Jurnal Ilmiah PGSD FKIP Universitas Mandiri Volume 08 Nomor 02. 14 Wahyudi, Azaz Tri. 2016. Pengembangan LDKP Berbasis Projoect Based Learning Guna Melihat Kreativitas Peserta Didik pada Materi Mengoperasikan Software Proteus Kelas X Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Shunhaji, Akhmad. Harsa Wardana, dan Made Saihu. 2023. Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Total Quality Management di SMA Darul Muqorrobin Kota Tanggerang, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 4 No. 08 Agustus. Sulaeman, M. 2020. Aplikasi Project Based Learning. Depok: Bioma Publishing. Afriani, Jaka. 2015. Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Franky. 2018. Pembelajaran Berpusat pada Pembelajar. Akademia Jurmal Pendidikan Universitas Tarumanegara. 15