Academia.eduAcademia.edu

China Sebelum Hadirnya Konghucu

China adalah sebuah peradaban besar yang sudah ada semenjak ribuan tahun sebelum masehi, terbukti dengan banyak etnis china atau pecinan yang tersebar di seluruh dunia. Maka agama atau kepercayaan menjadi sorotan penting yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Agama China purba dan Konfusius atau yang sering disebut di Indonesia adalah Konghucu, agama ini kononnya adalah agama yang tertua namun bukan satu-satunya yang ada di China. Dalam sebuah pepatah china menyatakan bahwa China memiliki tiga agama yang dimaksud yaitu: Konfusianisme, Taoisme dan Buddha. Dalam artian bahwa ketiga agama tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga sulit untuk membicarakan salah satunya tanpa mengaitkan yang lain. Bendera China dalam Gambaran Peta China Sebagai bangsa yang besar, tradisi bangsa China dapat disejajarkan dengan tradisi bangsa India, yang juga besar. Tetapi ada perbedaan yang tajam antara kedua bangsa ini. Yakni dalam cara menanggapi kehidupan duniawi. Bangsa India China sebelum Hadirnya Konghucu 2 memandang kehidupan di dunia ini dengan pesimisme. Karena menurut mereka manusia harus menanggung penderitaaan yang disebabkan oleh hukum karma, sehingga manusia harus mengalami berkali-kali lahir kembali, sebelum mereka bisa mendapatkan kelepasan (mati yang tidak dilahirkan lagi). Sedangkan bangsa China kuno mempunyai pandangan yang sebaliknya. Yaitu menanggapi kehidupan dunia ini yang dengan penuh optimisme. Karena mereka berpendapat bila seseorang hidupnya di dunia ini baik, maka hidupnya di alam akhirat juga akan baik. Mereka sangat mencintai hidup dan berusaha menikmati keindahannya. 1 Mengenai kehidupan itu, bangsa China sejak dahulu kala hidup bertani. Ha ini menyebabkan mereka banyak berhubungan dengan alam sekitarnya. Peristiwaperistiwa alam sekitar banyak mempengaruhi kehidupan bertani mereka. Karena tidak selamanya peristiwa-peristiwa alam sekitar tersebut dapat dimengerti dengan akal pikirnnya, maka peristiwa alam sekitar itu dipandang sebagai suatu kegaiban.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG China adalah sebuah peradaban besar yang sudah ada semenjak ribuan tahun sebelum masehi, terbukti dengan banyak etnis china atau pecinan yang tersebar di seluruh dunia. Maka agama atau kepercayaan menjadi sorotan penting yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Agama China purba dan Konfusius atau yang sering disebut di Indonesia adalah Konghucu, agama ini kononnya adalah agama yang tertua namun bukan satu-satunya yang ada di China. Dalam sebuah pepatah china menyatakan bahwa China memiliki tiga agama yang dimaksud yaitu: Konfusianisme, Taoisme dan Buddha. Dalam artian bahwa ketiga agama tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga sulit untuk membicarakan salah satunya tanpa mengaitkan yang lain. Bendera China dalam Gambaran Peta China Sebagai bangsa yang besar, tradisi bangsa China dapat disejajarkan dengan tradisi bangsa India, yang juga besar. Tetapi ada perbedaan yang tajam antara kedua bangsa ini. Yakni dalam cara menanggapi kehidupan duniawi. Bangsa India China sebelum Hadirnya Konghucu 1 memandang kehidupan di dunia ini dengan pesimisme. Karena menurut mereka manusia harus menanggung penderitaaan yang disebabkan oleh hukum karma, sehingga manusia harus mengalami berkali-kali lahir kembali, sebelum mereka bisa mendapatkan kelepasan (mati yang tidak dilahirkan lagi). Sedangkan bangsa China kuno mempunyai pandangan yang sebaliknya. Yaitu menanggapi kehidupan dunia ini yang dengan penuh optimisme. Karena mereka berpendapat bila seseorang hidupnya di dunia ini baik, maka hidupnya di alam akhirat juga akan baik. Mereka sangat mencintai hidup dan berusaha menikmati keindahannya.1 Mengenai kehidupan itu, bangsa China sejak dahulu kala hidup bertani. Ha ini menyebabkan mereka banyak berhubungan dengan alam sekitarnya. Peristiwaperistiwa alam sekitar banyak mempengaruhi kehidupan bertani mereka. Karena tidak selamanya peristiwa-peristiwa alam sekitar tersebut dapat dimengerti dengan akal pikirnnya, maka peristiwa alam sekitar itu dipandang sebagai suatu kegaiban. Anggapan demikian menyebabkan timbulnya kepercayaan terhadap hal-hal gaib, kemudian mereka mengadakan upacara-upacara pemujaan terhadap kegaiban itu dengan tujuan agar kekuatan gaib yang mereka percayai itu tidak menimbulkan kerusakan serta kejahatan kepada kehiduan pertanian mereka. Yang demikian itu mendorong mereka geraham animisme (semua yang ada di dunia ini memiliki roh atau nyawa). Atas dasar kepercayaan animisme tersebut kita kenal bangsa China sebagai suatu bangsa yang memiliki adat istiadat dalam beberapa hal: 1. Sangat mengagungkan kepercayaan terhadap hal-hal gaib, roh-roh, serta para leluhurnya. 2. Sangat menjunjung tinggi upacara-upacara, dan etika dalam hidup bermasyarakat. 3. Lebih mementingkan kehidupan mental daripada material.2 Konghucu merupakan salah satu ajaran yang bersumber pada kitab-kitab klasik yang di populerkan oleh konfisius dan para penganutnya dalam istilah China, agama ini menunjuk pada dua hal; Ju chiao dan Ju chia. Ju chiao ini sudut 1 2 Sufa’at Mansur. Agama-agama Besar Masa Kini. 2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 117-120 Ibid,. China sebelum Hadirnya Konghucu 2 pandangannya tentang Shih chiao (Buddhisme) dan Tao chiao (Taoime), sedangkan Ju chia adalah yaitu mengkaji tentang filsafat, budaya maupun ilmu pengetahuan. Jadi dapat di jelaskan jika agama konfusius itu mengkaji selain ilmu agama juga mengkaji tentang kefilsafatan dan pengetahuan lain. Dari latar belakang diatas dapat kita rumuskan beberapa masalah yang nantinya menjadi fokus kita dalam pembahasan makalah ini. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana sejarah China kuno? 2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya? 3. Bagaimana tradisi kepercayaan China kuno? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sejarah China kuno. 2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sejarah China kuno. 3. Untuk mengetahui tradisi kepercayaan China kuno. China sebelum Hadirnya Konghucu 3 BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH CHINA KUNO Sejarah China kuno bermula dari asal mula nama China itu sendiri. Sebutan China diberikan oleh orang-orang Barat yang sebelumnya disebut dengan nama Bangsa Tengah. Daratan China yang berada di Tengah Asia Timur berawal dari peradaban masyarakat di sekitar Sungai Kuning. Sebagai bangsa yang besar, tradisi bangsa China dapat disejajarkan dengan tradisi bangsa India, yang juga besar. Tetapi ada perbedaan yang tajam antara kedua bangsa ini. Yakni dalam cara menanggapi kehidupan duniawi. Bangsa India memandang kehidupan di dunia ini dengan pesimisme. Karena menurut mereka manusia harus menanggung penderitaaan yang disebabkan oleh hukum karma, sehingga manusia harus mengalami berkali-kali lahir kembali, sebelum mereka bisa mendapatkan kelepasan (mati yang tidak dilahirkan lagi). Sedangkan bangsa China kuno mempunyai pandangan yang sebaliknya. Yaitu menanggapi kehidupan dunia ini yang dengan penuh optimisme. Karena mereka berpendapat bila seseorang hidupnya di dunia ini baik, maka hidupnya di alam akhirat juga akan baik. Mereka sangat mencintai hidup dan berusaha menikmati keindahannya3. Terdapat banyak mitologi dan cerita tentang asal-mula kebudayaan China serta tokoh legendarisnya seperti Kaisar Kuning (Huang Ti) yang membuat senjata dari batu Giok, istrinya memperkenalkan cara pemeliharaan ulat sutera, dan Yu terkenal karena berhasil mengatasi banjir-banjir besar.4 Kurang lebih 4300 tahun lalu, di sana, ada suku yang dipimpin oleh dua orang pemimpin besar. Dua pemimpin itu bernama Yan-Di dan Huang-Di. 3 Ibid,. Lie Tek Tjeng. 1983. Studi Wilayah Pada Umumnya, Asia Timur Pada Khususnya. Bandung: Penerbit Alumni. Hal. 270-274. 4 China sebelum Hadirnya Konghucu 4 Yan-Di dan Huang-Di kemudian bekerja sama untuk membangun sebuah bangsa yang besar. Berkat kerja keras mereka, terbentuklah sebuah bangsa yang mereka beri nama Bangsa Hua. Hua punya arti yang sangat indah yaitu 'bunga dan keindahan'. Dengan semangat membangun sebuah bangsa yang besar, sejarah China kuno pun dimulai. Sejarah China kuno pun berlanjut, sekitar abad ke-21 SM, seorang penguasa besar bernama Qi (putra Yu) membangun kerajaan yang diberi nama Kerajaan Xia. Besarnya pengaruh Kerajaan Xia menyebabkan bangsa Hua memiliki nama lain, yaitu Xia. Seiring berjalannya waktu, bangsa tersebut mengganti namanya dengan sebutan Bangsa Tianxia. Dari Bangsa Tianxia inilah mereka menyebut dirinya Bangsa Tengah. Orang Barat menangkap sebutan Bangsa Tengah ini berubah menjadi China. a. China Prasejarah  Paleolitik Homo erectus telah mendiami daerah yang sekarang dikenal sebagai Tiongkok sejak zaman Paleolitik, lebih dari satu juta tahun yang lalu5. Kajian menunjukkan bahwa peralatan batu yang ditemukan di situs Xiaochangliang telah berumur 1,36 juta tahun6. Situs arkeologi Xihoudu di provinsi Shanxi menunjukkan catatan paling awal penggunaan api oleh Homo erectus, yang berumur 1,27 juta tahun yang lalu7. Ekskavasi di Yuanmou dan Lantian menunjukkan permukiman yang lebih lampau. Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Tiongkok adalah Manusia Peking yang ditemukan pada tahun 1965. Tiga pecahan tembikar yang berasal dari 16500 dan 19000 SM ditemukan di Gua Liyuzui di Liuzhou, provinsi Guangxi8. 5 Rixiang Zhu, Zhisheng An, Richard Pott, Kenneth A. Hoffman. Juni 2003. Magnetostratigraphic Dating of Early Humans in China (PDF). Earth Science Reviews 61 (3-4). Hal. 191–361. 6 Dikutip dari Earliest Presence of Humans in Northeast Asia. Smithsonian Institution. Kutipan 4 Agustus 2007, Diunduh pada 21 Maret 2015. 7 Rixiang Zhu, Zhisheng An, Richard Pott, Kenneth A. Hoffman. Juni 2003. Magnetostratigraphic Dating of Early Humans in China (PDF). Earth Science Reviews 61 (3-4). Hal. 191–361. 8 The discovery of early pottery in China oleh Zhang Chi, Department of Archaeology, Peking University, China. China sebelum Hadirnya Konghucu 5  Neolitik Zaman Neolitik di Tiongkok dapat dilacak hingga 10.000 SM9. Bukti-bukti awal pertanian milet memiliki penanggalan radiokarbon sekitar 7000 SM. Kebudayaan Peiligang Tembikar Neolitik Tiongkok diekskavasi di Xinzheng, pada tahun Henan berhasil 1977. Dengan berkembangnya pertanian, muncul peningkatan populasi, kemampuan menyimpan dan mendistribusikan hasil panen, serta pengerajin dan pengelola. Pada akhir Neolitikum, lembah Sungai Kuning mulai berkembang menjadi pusat kebudayaan dengan penemuan arkeologis signifikan ditemukan di Banpo, Xi'an. Sungai Kuning dinamakan demikian disebabkan terdapatnya debu sedimen (loess) yang bertumpuk di tepi sungai dan tanah sekitarnya, yang kemudian setelah terbenam di sungai menimbulkan warna yang kekuning-kuningan pada air sungai tersebut. Sejarah awal Tiongkok dibuat rumit oleh kurangnya tulisan pada periode ini dan dokumen-dokumen pada masa sesudahnya yang mencampurkan fakta dan fiksi pada zaman ini. Pada 7000 SM, penduduk Tiongkok bercocok tanam milet, menumbuhkan kebudayaan Jiahu. Di Damaidi di Ningxia, ditemukan 3.172 lukisan gua berasal dari 6000-5000 SM yang mirip dengan karakter-karakter awal yang dikonfirmasi sebagai aksara Tionghoa. Kebudayaan Yangshao yang muncul belakangan dilanjutkan dengan kebudayaan Longshan pada sekitar 2500 SM. b. Sejarah China Kuno dari Masa ke Masa Secara garis besar, sejarah China kuno dibagi ke dalam tiga masa. Masa pertama disebut “the age of myths”, yakni masa sebelum hingga masa Dinasti Shang. Masa kedua disebut “the age of feudal states”, yakni masa kekuasaan Dinasti 9 Kutipan dari Neolithic Period in China. Timeline of Art History. Metropolitan Museum of Art. October 2004. Kutipan 10 Februari 2008, diunduh 21 Maret 2015. China sebelum Hadirnya Konghucu 6 Zhou. Masa ketiga disebut “the age of empires”, yakni terjadi pada masa kekuasaan Dinasti Qing hingga kekuasaan Dinasti Ming.10 Ketiga masa tersebut menjadi sebuah fase penting dalam cerita sejarah China kuno. Tidak bisa dihilangkan dan akan tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat China. Karena fase itulah yang hingga akhirnya berhasil membawa  masyarakat China pada keadaan seperti sekarang ini. Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM) Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu. Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasilhasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan, yang berupa temuan perunggu leburan dari Wilayah kekuasaan Xia sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara Tionghoa modern. Sebenarnya, ada perbedaan pendapat mengenai kapan waktu Dinasti Xia ini berkuasa. Dalam sejarah China kuno juga diceritakan bahwa sebelum Dinasti Shang berkuasa, telah ada Kerajaan Xia yang berdiri pada 2100 SM hingga 1600 SM. Menurut kronogi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 2205-1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989-1558 SM. Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou (PK XSZ) yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070-1600 SM.11 Perbedaan catatan mengenai sejarah China kuno memang wajar terjadi. Mengingat versi yang datang dari berbagai sumber juga bisa berbeda. 10 Dikutip dari http://mikeportal.blogspot.com/2013/09/tiga-masa-sejarah-china-kuno.html/, diunduh pada 21 Maret 2015. 11 Douglas J. Keenan. 2002. Astro-historiographic chronologies of early China are unfounded, East Asian History, 23. Hal. 61-68. China sebelum Hadirnya Konghucu 7 Pada kenyataannya, sejarah China kuno banyak menyuguhkan ceritacerita tentang kerajaan dan dinasti, karena hal tersebut memang telah menjadi  identitas negara ini. Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM) Masih menurut cerita sejarah China kuno, setelah Kerajaan Xia berakhir, muncul dinasti pertama di China, yaitu Dinasti Shang yang berkuasa antara 1600 SM hingga 1046 SM. Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (1600 SM-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan Shangcheng. Sedangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (1300 SM– 1046 SM) atau periode Yin (殷), berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota terakhir Dinasti Shang, dari sembilan ibukota lainnya. Menurut H.G.Creel, tulisan tentang China yang paling dini yang sampai ke tangan kita berasal dari sebuah kota yang merupakan pusat dari raja-raja Shang sekitar tahun 1400 SM, kota ini merupakan pusat dari suatu peradaban yang sudah cukup besar dan maju. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya gedung-gedung yang besar, bejana perunggu yang indah kain sutra yang ditenun dengan sempurna, dan banyak lagi yang lainnya. Dinasti Shang merupakan dinasti China historis yang pertama karena ada tulisan, perunggu dan tulang-tulang ramalan yang secara ilmiah telah ditentukan berasal dari periode ini.12 Dinasti Shang pernah dipimpin oleh sekitar 31 orang raja. Raja pertama mereka bernama Raja Tang dan raja terakhirnya bernama Raja Zhou. Menurut beberapa keterangan, masyarakat China pada masa Shang memiliki kepercayaan terhadap banyak dewa. Mereka percaya kepada dewa tertinggi bernama Shang-Ti. Walaupun bangsa yang berbudaya tinggi ini memiliki banyak kitab, namun kebanyakan sudah lama musnah. Sehingga informasi yang dapat kita ambil dari mereka hanyalah berupa inskripsi singkat yang tertulis pada tulang dan batu.13 12 Lie Tek Tjeng. 1983. Studi Wilayah Pada Umumnya, Asia Timur Pada Khususnya. Bandung: Penerbit Alumni. Hal. 270-274. 13 Dr. M. Ikhsan Tanggok. 2005. Mengenal Lebih Dekat “Agama Konghucu di Indonesia”. Jakarta: China sebelum Hadirnya Konghucu 8 Para ahli arkeolog menemukan tulang orakel14 yang digunakan masyarakat China pada 1500 SM untuk memprediksi masa depan. Penemuan ini merupakan bagian kecil dari penemuan dalam perjalanan sejarah China kuno. Masih banyak penemuan-penemuan lain yang juga cukup penting. Dinasti Shang runtuh sejak kalah dalam pertempuran Muye melawan Wu Wang, seorang penguasa Zhou15. Maka, sejak itulah berdiri kekuasaan Dinasti Zhou yang disebut “the age of feudal state”. Kekalahan Dinasti Shang ini juga menjadi  sebuah jalan cerita menarik dalam sejarah China kuno yang panjang. Dinasti Zhou (1046 SM-256 SM) Rakyat Shang yang berbudaya tinggi ditaklukkan (1122 SM sesuai dengan penanggalan tradisional China) oleh sebuah suku liar yang berasal dari China bagian sebelah Barat, pada awalnya para penakluk rakyat Shang ini dipimpin oleh suatu kelompok yang dikenal dengan nama Chou/Zhou, yang mendirikan Dinasti Chou/Zhou. Setelah penaklukkan rakyat Shang selesai, raja Chou meninggal dunia. Kekuasaan dialihkan kepada anaknya yang terlalu muda sehingga kerajaan Chou terpecah- belah. Perlu diperhatikan bahwa kekacauan dalam bidang politik-militer juga menyebabkan kekacauan di bidang ekonomi-sosial, dan kekacauan total ini Bejana ritual (You), dari zaman Dinasti Zhou Barat yang menggoncangkan masyarakat China dan nilai-nilai yang berlaku pada waktu itu menyebabkan orang untuk memikirkan cara-cara dan ide baru untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Banyak orang mengusulkan kepada raja- Pelita Kebajikan. Hal. 1-2. Tulang orakel (Sederhana: 甲骨; pinyin: jiǎgǔpiàn) adalah kepingan tulang atau cangkang kurakura yang dipanaskan dan dipecahkan dengan menggunakan tongkat perunggu, sewaktu peramalan, terutama pada akhir Dinasti Shang, dan umumnya diukir dengan tulisan. Ini adalah peninggalan tulisan China kuno tertua yang diketahui dan mengandung informasi sejarah penting seperti genealogi lengkap Dinasti Shang. Catatan-catatan ini membuktikan adanya dinasti Shang. 15 Zhou (州). pada saat atau sesudah dinasti Tang, digunakan untuk menterjemahkan kata "prefektur". Prefektur mirip seperti negara bagian atau kota yang dipimpin oleh pemimpin tunggal. 14 China sebelum Hadirnya Konghucu 9 raja yang berkuasa, konsep-konsep dan ide-ide mereka untuk mengatasi kesulitankesulitan waktu itu dan cara yang terbaik untuk memerintah negara, sehingga timbul apa yang dikenal sebagai “Seratus Aliran Pemikiran” (the Hundred Schools of Thought).16 Kondisi tidak menguntungkan ini terselamatkan oleh paman raja tersebut dengan mengambil alih kekuasaan raja muda Chou, dia memaklumkan dirinya sebagai wali raja dan memerintah dengan tangan besi, menghukum orangorang yang akan memberontak, setelah kondisi dalam keadaan normal maka tujuh tahun kemudian kekuasaan dikembalikan kepada raja muda dan berlaku arif serta mau diajak berdamai. Meskipun penguasa Chou hidup berabad-abad sebelum Konghucu lahir, namun bangsa China sangat menghormatinya dan dipandang sebagai pendiri tradisi Khonfusian. Tidak hanya itu, sebegai orang China memandangnya lebih tinggi dari Konghucu, kebudayaan pada masa raja-raja Shang dan Chou ini mempunyai peran penting dalam kehidupan suku bangsa China dimasamasa sesudahnya. Dalam sejarah China kuno, disebutkan bahwa Dinasti Zhou merupakan dinasti yang paling lama berkuasa di China. Berdasarkan penilitian Proyek Kronologi Xia Shang Zhou, Dinasti Zhou berkuasa sejak 1046 SM dan berakhir pada 256 SM. Sumber lain mengatakan Dinasti Chou mempunyai dua periode yang terkenal dalam sejarah China, yaitu: Periode Catatan Musim Bunga dan Musim Rontok (Period of Spring and Autumn Annals) yang berlangsung dari 722 sampai 481 S.M. dan Periode Peperangan Antar Negara (Period of Warring States) yang berlangsung dari 403 sampai 221 S.M. Dinasti Chou adalah dinasti feodal dan pada masa kejayaannya raja Chou menguasai kerajaan-kerajaan tetangganya atau paling sedikit diakui sebagai primus inter pares (yang pertama di antara yang sama). Akan tetapi Periode Catatan Musim Bunga dan Musim Rontok menyaksikan menurunnya dinasti Chou dan kerajaan-kerajaan tetangganya yang sampai waktu itu mengakui Slamet Subekti. Artikel “Sumbangan Konfusianisme dan Taoisme Bagi Pembentukan Humanisme Dan Environmen-Talisme Dalam Kebudayaan China”. TT. Hal. 309. 16 China sebelum Hadirnya Konghucu 10 supremasinya. Usaha sedemikian itu memuncak dalam Periode Peperangan Antar Negara, dan berakhir dengan jatuhnya dinasti Chou dan pembentukan Negara Kesatuan untuk pertama kali dalam sejarah China oleh Kaisar Shih Huang dari  Negara Ch’in pada tahun 221 S.M.17 Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM) Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat Tiongkok berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.18  Periode Negara Perang (476 SM-221 SM) Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan dan Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery dan prefektur (郡县/郡县). Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM. Periode saat negara-negara saling 17 Lie Tek Tjeng. 1983. Studi Wilayah Pada Umumnya, Asia Timur Pada Khususnya. Bandung: Penerbit Alumni. Hal. 270-274. 18 Schirokauer & Brown. 2006. A Brief history of Chinese civilization: second edition. Wadsworth, Thomson Learning. Hal. 25–47. China sebelum Hadirnya Konghucu 11 berperang hingga penyatuan seluruh Tiongkok oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama "Periode Negara Perang", yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).  Dinasti Qin (221 SM–206 SM) Dinasti Qin berhasil menyatukan Tiongkok yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaankerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM. Qin Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama Tiongkok bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Tiongkok yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta Qin Shi Huang peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang. Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Tiongkok, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.  Dinasti Han (206 SM–220) Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SMLentera minyak Dinasti Han, abad ke-2 SM 9 M) dan Dinasti Han Timur (23-220 M) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9-23 M). China sebelum Hadirnya Konghucu 12 Kaisar Wu (Han Wudi) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Tiongkok dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayahwilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Tiongkok dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia. Kedutaan pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Tiongkok pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284. c. Akhir dari China Kuno Akhir dari sejarah kuno China adalah masa Dinasti Qing. Inilah kekuasaan feodal terakhir yang berkuasa di China. Dinasti Qing berkuasa setelah Dinasti Ming hancur karena kalah perang melawan suku Manchu pada 1644. Dinasti Qing berkuasa sekitar 1644 dan berakhir pada 1911. Setelah Dinasti Qing berakhir, berakhir jugalah sejarah China kuno. China memasuki era modern dengan mulai menghapus sistem feodal kerajaan. Sun YatSen berhasil memprovokasi rakyat China untuk mengadakan revolusi yang mengakibatkan turunnya Kaisar Xuantong, penguasa Qing, pada 12 Februari 1912. Setelah kekuasaan feodal berakhir, China menerapkan sistem negara Republik China. Sun Yat-Sen kemudian diangkat menjadi presiden pertama Republik China. B. TRADISI DAN KEPERCAYAAN CHINA KUNO Agama atau kepercayaan orang China sebelum Konghucu lahir dapat dibedakan ke dalam tiga bagian: 1. Kepercayaan terhadap roh halus yang terdapat di alam raya 2. Kepercayaan terhadap roh leluhur yang mereka pandang dapat mengatur dan menentukan jalan hidup mereka didunia. 3. Kepercayaan terhadap langit. Langit mereka pandang sebagai tempat dewa tertinggi yang mengatur seluruh alam dan seisinya. Atas dasar kepercayaan animisme tersebut kita kenal bangsa China sebagai China sebelum Hadirnya Konghucu 13 suatu bangsa yang memiliki adat istiadat dalam beberapa hal : 1. Sangat mengagungkan kepercayaan terhadap hal-hal gaib, roh-roh, serta para leluhurnya. 2. Sangat menjunjung tinggi upacara-upacara, dan etika dalam hidup bermasyarakat. 3. Lebih mementingkan kehidupan mental daripada material. Landasan hidup bangsa China animisme itu kemudian di padu dengan Teisme, dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan-pemujaan terhadap alam sekitar, leluhur (nenek moyang), dan langit. a. Peristiwa-peristiwa alam sekitar banyak mempengaruhi kehidupan bertani mereka. Sedang tidak selamanya peristiwa-peristiwa alam sekitar tersebut dapat dimengerti dengan akal pikirannya, maka peristiwa alam sekitar itu dipandang sebagai suatu kegaiban. Kemudian mereka mengadakan upacaraupacara pemujaan terhadap hal-hal tersebut. b. Selain itu roh-roh leluhur menempati suatu tempat penting dalam sanubari bangsa Tiongkok, karena leluhur yang telah meninggal dianggap masih melanjutkan hidupnya dalam lingkungan keluarga. Arwahnya harus dipuja oleh keluarga. Lambang leluhurnya dibuat dalam bentuk “papan arwah” yang ditulisi nama leluhur yang meninggal. Papan arwah tersebut ditaruh pada altar rumah. Pemujaan terhadap arwah nenek moyang ini adalah akibat dari suatu pendidikan etik yang timbul dari rasa penghormatan terhadap orang tua mereka, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. c. Akhirnya, penghormatan kepada leluhur tersebut mengalami peningkatan kepada yang lebih tinggi lagi, yakni meningkat ke arah penghormatan kepada “langit”, sehingga menimbulkan pandangan adanya dewa yang lebih agung, yang berada di atas roh-roh leluhur. Dewa agung tersebut ialah dewa langit. Menurut Blekker, para ahli sejarah agama berpendapat bahwa kepercayaan kepada dewa langit adalah suatu kepercayaan kepada dewa yang paling tua. Dewa langit adalah simbol etika Tiongkok baik secara individual maupun China sebelum Hadirnya Konghucu 14 politik kenegaraan. Langit memiliki sifat-sifat luhur yang harus diamalkan dalam pendidikan manusia.19 Orang China sebelum Konghucu lahir selalu dipengaruhi oleh tiga unsur kepercayaan tersebut. Kepercayaan mereka ini dapat dikatakan sebagai kepercayaan animisme yang pada akhirnya menuju kepercayaan monoteisme. Kepercayaan mereka ini dapat juga dikatakan sebagai dasar dari etika dan agama orang China di masa yang akan datang.20 Sekitar 2700 SM. Tradisi dan lembaga-lembaga di China sudah dibakukan,sudah membudaya dan resusun rapi. Beberapa sumber kuno seperti sjetsing (buku tentang pujian), dan shu ching (buku tentang sejarah) memberikan kesan bahwa bangsa China purba adalah bangsa monoteis. Agama di China selanjutnya mengalami kemerosotan Karena seiring bertambahnya waktu bangsa China kemudian banyak yang percaya kepada roh nenek moyang yang semuanya mereka puja dalam upacara-upacara korban hingga kira-kira abad VI SM. Kehidupan agama dan moral di China sudah sedemikian merosotnya. Dalam sitasi seperti itulah lahir Konfusius yang kemudian ajaran-ajarannya sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa China. Selama hampir lebih dari 25 abad Konfusius di anggap sebagai guru pertama di China.21 a. Sikap terhadap Alam Filsafat China atau Sinism –meminjam istilah yang diperkenalkan oleh ahli Sinologi H. G. Creel— lazim digunakan untuk menspesifikasi atau mengidentifikasi sekelompok karakteristik unik bangsa China. Fenomena tentang Sinism ini tidak dibatasi pada satu daerah geografis RRC. Akan tetapi, lebih luas meliputi geografis Korea dan Jepang dimana logogram China digunakan. Bahasa logogram merupakan bentuk dan ungkapan alam pikiran Sinitic, wawasan yang lebih Sufa’at Mansur. 2011. Agama-agama Besar Masa Kini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 117120. 20 Dr. M. Ikhsan Tanggok. 2005. Mengenal Lebih Dekat “Agama Konghucu di Indonesia”. Jakarta: Pelita Kebajikan. Hal. 11. 21 Dikutip dari Fajar Agung Nurilahi. Ebook Makalah Agama-Agama Dunia Konfusius dan Taoisme. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. http://rezqyalfazr.blogspot.com/, diunduh pada 21 Maret 2015. 19 China sebelum Hadirnya Konghucu 15 bercorak dunia-sini secara manifes, praktis, konkret, dan khusus ketimbang duniasana, spekulatif, abstrak dan umum. Alam pikiran Sinitic termanifestasi pada Konfusianisme, Taoisme dan Zen Buddhisme. Apa karakter dari kesatuan manusia dan alam yang berakar dalam Sinism? Yaitu pengenalan moral dan peneguhan oleh setiap orang tentang keberadaannya dengan orang lain –bukan hanya hidup dan mati tetapi juga sebelum dilahirkan— dan dengan makhluk hidup dan tak hidup lainnya. Itu berarti hubungan timbal-balik mutlak, yang tidak perlu dipertanyakan, tidak dikualifikasikan dan ikatan khusus dari koeksistensi makhluk hidup dan benda, piety adalah sebuah kebajikan moral. Menggunakan bahasa Martin Bubber (1928) sebagai pengajar penting dari Tao sebagai spiritualitas kehidupan China yang akan menyeimbangkan etos Utilitarian22 Barat (Martin Bubber, ini merupakan hubungan “Aku-Engkau” ketimbang “Aku-Itu” dimana Aku dalam “Aku-Engkau” berbeda secara radikal dari Aku dalam “Aku-Itu”, karena itu Aku selalu dan niscaya dibentuk oleh kondisi eksistensial yang lain sebagai pihak lain. Berdasarkan perspektif Sinism, ecopiety merupakan tenunan moral dari laki-laki dan perempuan yang menganyam bersama seluruh makhluk dan benda. Ini tersusun dari karakter yang dari humanisme dan karakter yin dari environmentalisme yang bersifat komplementer. Ringkasnya: sebagaimana Sinism merupakan kesatuan dari Konfusianisme yang ortodoks dan Taoisme yang heterodoks yang bersifat komplementer, maka ecopiety sebagai kesatuan dari humanisme dan environmentalisme juga bersifat komplementer. Dengan demikian: Ecopiety = Humanisme + Environmentalisme Sinism Konfusianisme+Taoisme Sinism mendefinisikan realitas sebagai proses sosial. Lalu apa tujuan akhir dari realitas sebagai proses sosial atau ecopiety sebagai hubungan timbalbalik mutlak? Tujuan akhirnya adalah harmoni yang tidak pernah statis tetapi selalu dinamis. Seperti dicontohkan pada musik atau alunan musik, harmoni dapat 22 Kegunaan, red. China sebelum Hadirnya Konghucu 16 didefinisikan sebagai orkestrasi dari banyaknya perbedaan23. Ini merupakan perkumpulan dari beberapa hal sebagai satu kesatuan. Bagi Sinism, ada satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara etika dan estetika: baik dan indah bersinonim. Sebagaimana estetika merupakan harmoni dinamis antara manusia dan alam, demikian halnya baik hubungan harmonis antara sesama manusia: bukan hanya etika berdasarkan estetika, tetapi juga harmoni merupakan tema yang menyatukan etika dan estetika. Harmoni terdiri dari 3 unsur dasar. Pertama adalah ide bahwa dunia atau alam semesta adalah pluralistik. Kedua, seluruh unsur dari dunia ini pluralistik yang berinterrelasi atau sinkronistik. Dengan demikian, harmoni mengacu pada pengertian diferensiasi, perbedaan ontologis, dengan logika yang berfungsi adalah sebagai logika korelasi, bukan logika identitas. Dikatakan bahwa harmoni adalah kesatuan dari berbagai perbedaan, kemajemukan, dimana setiap unsur yang dilengkapi oleh setiap unsur yin. Harmoni merupakan predikasi atas perbedaan radikal dari pihak Lain, baik orang maupun barang. Dengan demikian ecopiety dikatakan sebagai kesatuan dari humanisme (yang) dan environmentalisme (yin) yang saling melengkapi. Rangkuman: Sinism menyumbang pada dua pilar ide bahwa (1) dimana tidak terdapat proses sosial, maka tidak ada realitas, dan bahwa (2) dimana tidak ada perbedaan, maka tidak ada proses sosial asli.24 Alam bagi masyarakat China kuno adalah sesuatu yang patut dihormati, ini dikarenakan bagi leluhur Tiongkok dizaman dulu alam menjadi tantangan untuk bertahan hidup. Masyarakat China tradisional percaya bahwa alam adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, dan mereka membagi alam menjadi tiga, yang mereka kenal dengan konsep tiga alam yang menjadi inti kepercayaan masyarakat China kuno, tiga alam yang dimaksud adalah : Alam Langit (Tian Jie) adalah menunjuk pada alam yang didiami dan menjadi tempat kegiatan para raja- 23 Hwa Yol Jung. 1981. The Orphic Voice and Ecology dalam Environmental Ethics. Vol. 3. Hal. 329-340. 24 Slamet Subekti. Artikel “Sumbangan Konfusianisme dan Taoisme Bagi Pembentukan Humanisme Dan Environmen-Talisme Dalam Kebudayaan China”. TT. Hal. 310-312. China sebelum Hadirnya Konghucu 17 raja Langit (Tian Wang) dan dewa-dewi langit (Tian Shen). Alam ini dianggap sebagai pusat pemerintahan alam semesta, yang mengatur seluruh kehidupan di alam bumi. Orang-orang besar yang berjasa di bidangnya masing-masing terhadap masyarakat Tionghoa di zamannya dapat naik menjadi dewa-dewi di alam Langit. Alam Bumi (Ming Jie) adalah menunjuk pada bumi tempat kita berada, yang menjadi tempat tinggal dan tempat kegiatan dari seluruh makhluk hidup. Dewadewi dan pejabat di alam Langit bertanggung jawab melaksanakan tugas pemerintahan mereka di alam Bumi. Juga disebut sebagai Yang Jian ataupun Ren Jian. Alam Baka (You Jie) adalah menunjuk pada alam di bawah bumi ataupun alam sesudah kematian, yaitu alam yang menjadi tempat domisili dan kegiatan dari rohroh (Ling) dan hantu (Gui) dari manusia setelah meninggal dunia. Di alam ini, ada sekelompok dewa dan pejabat alam yang khusus memerintah di alam ini. Dalam kepercayaan tradisional, leluhur orang Tiongkok mempercayai bahwa kehidupan setelah meninggal adalah lebih kurang sama dengan kehidupan manusia di dunia ini. Di alam ini, setiap orang akan menjalani pengadilan yang akan membawa kepada hadiah maupun hukuman dari dewa dan pejabat di alam ini. Alam Baka keseluruhan berjumlah 10 Istana Yan Luo (Shi Dian Yan Luo) dan 18 Tingkat Neraka (Shi Ba Ceng Di Yu).25 Menurut mereka, alam ini ada yang menguasai, yang mereka kenal dengan dewa-dewi. Seperti Yu Huang Da Di (Raja Langit), merupakan bentuk penghormatan pada langit. Bentuk penghormatan ini adalah penghormatan paling tua, karena penghormatan terhadap alam sudah ada sebelum penghormatan terhadap yang lainnya. Bentuk penghormatan terdiri dari tokoh-tokoh sejarah besar, tokoh-tokoh mitologi yang dianggap sebagai leluhur jauh maupun dekat, Bila diperhatikan, maka hampir semua dari dewa-dewi yang ditinggikan di dalam kepercayaan tradisional ini adalah dimanusiakan tanpa memandang bentuk asalnya. Ini terutama terlihat dalam bentuk penghormatan pada alam maupun bentuk-bentuk lain. 25 Dikutip dari http://poetimy.blogspot.com/2014/10/tradisi-kepercayaan-china-kuno-dan.html/ diunduh pada 21 Maret 2015. China sebelum Hadirnya Konghucu 18 Suku bangsa China sebelum sejarah menaruh kepercayaan serta memuja Shen (sejenis spirit atau arwah nenek moyang) dan Kui (tenaga alam seperti mata hari, bulan dan bintang) Kui dan Shen inilah yang dapat mempengaruhi dan mengatur alam ini, Khui dan Shen ini terdiri dari dua bagian; Pertama, yang tinggi yaitu roh-roh yang tinggi termasuk binatang; kedua, yang rendah yaitu sungai, mata air dan nyawa. Sampai sekarang sebagian besar bangsa China masih mempercayai bermacam-macam roh yang diserahi untuk menurunkan hujan, mendatangkan kemarau, menyuburkan tanah bahkan ada pula yang diberi tugas untuk menjaga rumah dan keluarga. Karena adanya kepercayan semacam itu, mereka senantiasa berusaha untuk membahagiakan Khiu dan Shen. Keyakinan ini tampaknya didasari atas ajaran mengenai Hau, yaitu “bakti” ditujukan kepada orang tua, saudara, dan para pemimpin, tidak hanya itu masyarkat China juga memuja bumi (tanah) sebagai maha memberi yang menerima bibit dan melipatgandakannya. Karena masa itu bangsa China mementingkan pertanian diatas segalanya. Namun apapun bentuk yang ditunjukkan (patung, papan nama penghormatan, dan lain-lain), yang dipuja dan dihormati tentu bukan bentuk real darinya. Jadi yang dilakukan dalam kepercayaan tradisional ini bukanlah memuja sang patung ataupun papan tadi, namun adalah memuja dan menghormati dewadewi yang bersangkutan. b. Kepercayaan pada Arwah Leluhur Pada waktu dinasti Shang dan Chou berkuasa, hampir setiap segi kehidup an dikuasai oleh kaum ningrat secara turun temurun. Diantara penguasa Shang dan Chou banyak terdapat orang terkenal. Orang-orang yang terkenal dikalangan keluarga ningrat ini telah lama meninggal dunia dan mereka dihormati oleh sebagian besar rakyat Shang dan Chou. Para pembesar dari kalangan ningrat tidak hanya dihormati tapi juga telah masuk dalam mitologi orang China, atau dapat dikatakan sebagai Dewa. Menurut kepercayaan masyarakat China pada masa itu, rajaraja Chou perupakan keturunan seorang leluhur yang bernama Hou Chi. Secara China sebelum Hadirnya Konghucu 19 harfiah kata tersebut dapat diartikan sebagai “Miler Ruler” atau lebih tepat disebut sebagai “Dewa Pertanian”. Dalam kitab klasik yang berjudul “Kitab Mengenai Puisi” dapat dibacakan Hou Chi secara ajaib dikandung dalam rahim ibunya ketika ibunya mengikuti jejak kaki Dewa tertinggi. Ketika lahir, ia ditinggal pergi oleh ibunya namun secara ajaib ia selamat dari segala bahaya. Kisah tersebut di gambarkan dalam syair sebegai berikut: Ia tegeletak dilorong sempit yang kecil Namun domba dan lembu membelainya dengan lembut Ia terbaring di sebuah hutan besar Namun penebang kalyu menemukannya disitu Ia dibaringkan di padang es yang dingin Namun sayap burung menghangatkannya Ketika Hao Chi dewasa, leleuhur yang luar biasa ini mengajarkan kepada rakyat bagaimana cara menanam gandum. Dari kisah ini jelas Hau Chi merupakan Dewa Pertanian yang amat baik. Kebaikannya inilah yang membuat masyarakat China tidak dapat melupakan jasanya. Untuk mengenang jasanya ini orang China mempersembahkan korban sebagai wujud komunikasi antara yang hidup dengan arwah nenek moyang. Rakyat Shang dan Chou bukan hanya membicarakan tentang Dewa Pertanian saja namun mereka menganggap bahwa setelah meninggal para ningrat yang agung dipandang hidup kembali di alam surga dan dari sinilah meraka dapat mengawasi perjalanan anak cucu mereka di dunia. Tidak hanya itu, mereka juga di pandang dapat memberikan kemakmuran rakyat didunia dan dapat memberikan kemenangan dalam peperangan. Sebagai imbalan kebaikan leluhurnya para keturunannya yang masih hidup, mereka memberikan persembahan sesuai dengan keinginan leluhurnya sesuai dengan keyakinan. Dapat dikatakan bahwa penguasa pada masa hidupnya berada dalam bimbingan para leluhur mereka, hal ini dapat diketahui dari berbagai macam dokumen yang ada pada waktu itu. Dari bejana perunggi dapat dibaca bahwa ada seorang bangsawan dengan China sebelum Hadirnya Konghucu 20 bangga mengatakan bahwa para leluhur mereka di surga telah berbesar hati membukakan jalan bagi keturunannya di dunia ini, salah satu baris kitab puisi mengatakan bahwa pada waktu tertentu akan ada kekuasaan yang dimiliki oleh Dinasti Chou karena dinasti ini mempunyai tiga orang (mantan) penguasa yang sekarang berada di surga, dan satu orang lagi berada di bumi untuk menjadi penguasa bumi. Menurut pandangan masyarakat China masa itu, kekuasaan yang mereka peroleh di dunia tidak lain adalah anugerah dari para leluhur mereka yang ada di surga. Surga ini menurut mereka adalah tempat para pemimpin mereka yang pernah berkuasa sebelumnya. Dinasti Chou salah satu dinasti yang ditunjuk oleh para leluhur di surga untuk memimpin China pada masa itu. Pembenaran mengenai penganugerahan kekuasaan dari para leluhur tidak saja diyakini oleh para penguasa Chou, namun mitologi semacam itu sudah ada sejak zaman dinasti Shang (dinasti kedua sebelum Konghucu lahir). Mereka mengakui bahwa berdirinya dinasti Shang tidak telepas dari pemberian Tuhan kepada mereka untuk memimpin rakyatnya. Pembenaran atas mitologi ini sangat sulit diterima dengan akal sehat, namun untuk dapat diterima oleh sebagian besar masyarakt pada waktu itu, mitologi disebarkan melalui cerita rakyat, penguasa Chou menyebut ajaran mereka ini sebagai ajaran mengenai keputusan Ti/Shang Ti atau Tuhan adalah sebutan untuk Dewa tertinggi. Kepercayaan semacam ini tidak hanya terdapat pada masyarakat China di masa dinasti Shang dan Chou namun juga dalam masyarakat China dewasa ini. Akan tetapi dapat kita katakan bahwa masyarakat China sebelum Konghucu lahir sudah menaruh keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan para leluhur yang telah lama meninggal dunia dipandang hidup dalam surga, namun mereka tetap memperhatikan sanak keluarga mereka yang ada di dunia. Untuk membalas kebaikan yang telah diberikan para leluhur ini mereka dengan senang hati memberikan persembahan yang dikemas dalam bentuk makanan untuk para leluhur mereka. Penghormatan yang diberikan kepada orang tua dalam hidup ini China sebelum Hadirnya Konghucu 21 harus dilanjutkan setelah mati.26 c. Sistem Kalender, Upacara, dan Korban Peradaban China kuno sudah memiliki sistem kalender yang koperehensif. Sistem kalender China menggabungkan berbagai elemen yang dipadukan secara komperehensif seperti : • Elemen matahari • Elemen bulan • Elemen shio (rasi bintang) • Elemen energi ( Yin dan Yang) dan • Karakteristik alam Untuk mensingkronkan keempat elemen tersebut sistem penanggalan China memiliki autokoreksi yakni dengan munculnya lun gwe’ atau tahun kabisat China yang terjadi antara dua atau tiga tahun sekali, berselang satu kali musim. Sistem kalender China memiliki sistem hari, bulan, tahun, periode 12 tahun dan 60 tahun. Periode 60 tahun diperoleh dari kombinasi tiga faktor (12 shio [Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Kera, Ayam, Anjing, dan Babi], 5 unsur [Kayu, Api, Tanah/ Bumi, Logam, dan Air], 2 energi [Yin dan Yang], ini artinya hanya setahun dalam enam puluh tahun. Angka 60 diperoleh dari kelipatan nilai terkecil atau KPK dari bilangan 12, 5, dan 2) sehingga akan terjadi hal yang sama setiap 60 tahun sekali, misal tahun tikus api 1936 akan terulang kembali pada tahun 1996 (60 tahun kemudian). Selain itu bangsa tiongkok kuno selalu mengadakan upacara dengan tujuan untuk menghormati dewa-dewi. Sikap pemujaan ini menimbulkan hal-hal yang tabu dan sakral dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat China kuno selalu diikat dengan peraturan yang bertujuan mempertahankan harmonisasi antara satu dengan yang lain, antara manusia dengan makhluk lainnya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya. Dan harmonisasi ini juga dianut oleh Konfusianisme sebagai keseimbangan. 26 Michael Keene. TT. Agama-agama Dunia. Hal. 170-171. China sebelum Hadirnya Konghucu 22 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN  Sejarah panjang China kuno adalah pelajaran yang sangat berharga bagi  bangsa lain untuk mengoreksi diri menjadi bangsa yang lebih baik.  pola berpikir manusia sudah berbeda. Tradisi China kuno hingga kini banyak yang masih dipertahankan walau Tradisi China bagi masyarakatnya bukan dianggap sebagai hal yang tabu atau kolot. Namun lebih sebagai budaya baik yang sangat diperlukan dalam kehidupan di era modern yang semakin minim akan adat ketimuran. B. SARAN Indonesia yang sekarang ini sudah sepantasnya meniru China. Bangsa besar dimana menjunjung tinggi warisan budaya dan ajaran-ajaran pendahulunya. Jika China memiliki ajaran Konfusian sebagai landasan moralnya dalam menjalani kehidupannya, negara kita juga memiliki banyak sekali ajaran yang juga mengajarkan keluhuran moral yang bisa membawa pada kemajuan bangsa. Namun sayangnya, di negara kita, segala sesuatu yang berasal dari leluhur sendiri terkadang dianggap ketinggalan zaman atau kolot dan lebih suka mengadopsi ajaran-ajaran dan budaya baru. Tidak seperti China yang berani mempertahankan tradisi dan ajaran-ajaran para leluhurnya yang telah ada sejak ratusan tahun sebelum masehi, yang pada akhirnya mempertahankan China di puncak kejayaan dan kemajuan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Untuk itulah sekiranya Indonesia mau belajar dari sejarah, tentunya bangsa ini akan berubah, bangkit kembali dan membawa indonesia lebih baik dan maju. Karena sejarah sangatlah penting, dengan sejarah maka Indonesia akan mulai berfikir secara jernih apa yang harus dilakukan dan diputuskan demi masa depan yang lebih baik dari masa yang sebelumnya. China sebelum Hadirnya Konghucu 23 DAFTAR PUSTAKA Chi, Zhang. The discovery of early pottery in China. Department of Archaeology, Peking University, China. J. Keenan, Douglas. 2002. Astro-historiographic chronologies of early China are unfounded, East Asian History, 23. Jung, Hwa Yol. 1981. The Orphic Voice and Ecology dalam Environmental Ethics. Vol. 3. Hal. 329-340. Keene, Michael. TT. Agama-agama Dunia. Mansur, Sufa’at. 2011. Agama-agama Besar Masa Kini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rixiang Zhu, dkk. Juni 2003. Magnetostratigraphic Dating of Early Humans in China (PDF). Earth Science Reviews 61 (3-4). Schirokauer & Brown. 2006. A Brief history of Chinese civilization: second edition. Wadsworth, Thomson Learning. Subekti, Slamet. Artikel “Sumbangan Konfusianisme dan Taoisme Bagi Pembentukan Humanisme Dan Environmen-Talisme Dalam Kebudayaan China”. TT. Tanggok, Ikhsan. 2005. Mengenal Lebih Dekat “Agama Konghucu di Indonesia”. Jakarta: Pelita Kebajikan. Tjeng, Lie Tek. 1983. Studi Wilayah Pada Umumnya, Asia Timur Pada Khususnya. Bandung: Penerbit Alumni. Earliest Presence of Humans in Northeast Asia. Smithsonian Institution. Kutipan 4 Agustus 2007, Diunduh pada 21 Maret 2015. http://mikeportal.blogspot.com/2013/09/tiga-masa-sejarah-chinakuno.html/, diunduh pada 21 Maret 2015. http://poetimy.blogspot.com/2014/10/tradisi-kepercayaan-china-kunodan.html/ diunduh pada 21 Maret 2015. http://rezqyalfazr.blogspot.com/, diunduh pada 21 Maret 2015. Neolithic Period in China. Timeline of Art History. Metropolitan Museum of Art. October 2004. Kutipan 10 Februari 2008, diunduh 21 Maret 2015. China sebelum Hadirnya Konghucu 24