Academia.eduAcademia.edu

Teori Dasar Hubungan Internasional

2024, Annisa Salsabila Lubis

Teori realisme mempelajari perilaku manusia dalam membentuk hubungan antar negara dan manusia dilahirkan berdasarkan naluri alamiah yang jahat, egois, serakah, berkompetisi sesama untuk bertahan hidup dan akan berjuang melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Adapun dasar dari teori realisme yaitu perang peloponesia pada abad ke 5 SM yang terjadi karena terjadinya dilema di kota-kota Spartan yang melihat kekuatan kota-kota di Athena yang kemudian menciptakan dilema keaman. Sparta merasa terancam oleh kekuatan

Teori Realisme Teori realisme mempelajari perilaku manusia dalam membentuk hubungan antar negara dan manusia dilahirkan berdasarkan naluri alamiah yang jahat, egois, serakah, berkompetisi sesama untuk bertahan hidup dan akan berjuang melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Adapun dasar dari teori realisme yaitu perang peloponesia pada abad ke 5 SM yang terjadi karena terjadinya dilema di kota-kota Spartan yang melihat kekuatan kota-kota di Athena yang kemudian menciptakan dilema keaman. Sparta merasa terancam oleh kekuatan Spartan yang kemudian memutuskan untuk menyarang terlebih sebelum diserang yang menyebabkan tercetusnya perang Peloponesia. Yang kemudian munculperhatian berabad-abad kemudian di Eropa konsep mempertahankan perbatasan nasional. Diabad ke-17 terdapat filosof Inggris Thomas Hobbes yang menyatakan ide “in this short, full of hardship and cruel life..as if everyone is at warfare toward each other” yang menggambarkan tentang pengorban diri untuk kehidupan manusia. Dalam hubungan internasional para filosof awal lebih dikenal sebagai sarjana realis kuno. Terkadang pendekatan realisme dikenal sebagai reali-politik. Menurut pandangan Morganthau suatu negara rentan terhadap bahaya karena para pemimpin nasional sering berpikir dan bertindak sesuai dengan kepentingan kekuasan. Kepentingan ini dikenal juga sebagai kepentingan nasional yang bertujuan meningkatkan kekuatan suatu negara. Realisme berpendapat bahwa keamanan hanya dapat dicapai dengan mempertahankan kekuatan, terutama kekuatan militer, meskipun mengarahkan pada konfilik dan perang, karena yang terpenting adalah menjaga kelangsungan hidup negara. Dalam teori realisme penting bagi suatu negara untuk memastikan negara lain tidak menggeser atau menggagu posisi kekuasan yang dapat menguntukan bagin mereka, bagi realisme politik internasional indentik dengan mencari kekuasan atau power. Contoh: Perang dunia II Perang Dunia I dapat dijelaskan melalui teori realisme karena pada masa itu negara-negara besar seperti Jerman, Inggris, dan Prancis berkompetisi untuk mengamankan posisi mereka dalam sistem internasional yang tidak memiliki otoritas global (anarkis). Negara-negara tersebut memperluas wilayah mereka dan membentuk aliansi sebagai cara untuk memitigasi ancaman dari negara lain. Realisme melihat bahwa negara-negara ini bertindak dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan dan memperbaiki posisi mereka dalam sistem internasional yang penuh dengan persaingan dan ketidakpastian. ISU PANDANGAN TERMINOLOGI Sifat Dasar Manusia Egois, Individualistik The selfish-individualistic assumption Actor Penting Negara The state-centric assumption Tindakan Negara Ibarat manusia The state selfinterested mementingan diri sendiri manner assumption Pertimbangan Tindakan Negara Karakteristik system Internasional Rasional demi kepentingan The unitary rationalactor nasional assumption Anarkis-negara The anarchy berinteraksi dalam konteks assumption anarki Teori Neo Realisme Teori neo realisme pertama kali dikenalkan oleh Kenneth Waltz tahun 1979 dalam bukunya yang berjudul Theory of International Politic. Teori ini neo realsime merupakan perombakan atau pembaharuan dari teori realisme yang tetap mempertahankan nilai realisme klasik bahwa hubungan antar negara akan selalu bersifat antagonistic atau bertentangan dan terlepas dari manusia atau pemimpin negara, sturktur system internasional merupakan penyebab perang itu sendiri terjadi. Teori neo realisme berfokus bahwa dalam tatanan dunia system global dapat mempengaruhi Tindakan sebuah aktor yang dalam ini individua atau negara. Terdapat empat hal penting yang digunakan pada teori ini yaitu: self-help, survival, security dilemma dan balance of power. Neo realisme percaya bahwa pada system anarki tidak ada pemimpin tertinggi di dunia. Sama halnya dengan realsime pada teori neo realisme negara menjadi aktor utama dalam melakukan sebuah tindakan dengan berdasarkan self-help. Salah satu penulis yang juga berkontribusi pada perkembang teori neo realisme yaitu John J Mearsheirmer, yang mengangkat 5 asumsi dasar tentang system internasional yaitu: • graet power yang menjadu pemeran utama pada perpolitikan dunia yang beroperasi dalam system internasional yang anarki. • Setiap negara memiliki kemampuan ofensif atau kemampuan untuk menyerang yang dapat menimbulkan kerugian terhadap negara lain. • Negara tidak akan pernah mengetahui maksud dan tujuan negara lain. • Tujuan utama negara adalah bertahan hidup, • Negara merupakan actor yang rasional, Dimana negara menggunakan strategi dalam bertahan hidup. Contoh: Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet berkompetisi karena struktur anarki global yang mendorong negara-negara besar untuk saling mengimbangi kekuasaan. Dan menjadi dua kekuatan dominan yang mempengaruhi perilaku kedua negara. Kedua negara ini tidak berperang langsung akan tetapi keduanya berusah untuk membangun aliansi dan memperkuat posisi masing masing untuk mencegah dominasi pihak lain. Nato dan Pakta Warsawa menunjukan bagaiaman kedua negara berusah untuk mengimbangi negara besar lainnya. ISU PANDANGAN Sifat Dasar Manusia Pengendalian-diri, Actor Penting TERMINOLOGI berbagai The self-restraint kepentingan assumption Negara dan actor non negara The state & the non-state actors assumption Tindakan Negara Pengendalian-diri The self-restraint memungkinkan negara terlibat for collaborative dalam Tindakan kolaboratif dan & cooperaive kerja sama Pertimbangan Tindakan Negara Rasional assumption demi kepentingan The shared nasional rational-actor assumption Karakteristik system Internasional Kerja sama atas kepentingan bersama dasar The mutualcooperative assumption Teori Liberalisme Teori Liberalisme merupakan tandingan utama dari teori realsime, kedua teori ini secara dominan telah mewarnai studi hubungan internasional. Liberalisme tidak hanya membentuk toeri-teori tentang politik inetransional tapi secara tradisonal juga menawarkan berbagai prespektif politik global. Terdapat banyak tokoh yang dapat dikategorikan sebagai tokoh liberalism yaitu diantarnya: John Locke (1632-1704), Adam Smith (1723-1790), Immanuel Kant (1724-1804), dan Jermy Bentham (1748-1832) yang dianggap sebagai pemikir terdahulu yang meletakan dasar berpikir liberalisme Liberalism muncul dari suatu tradisi Sejarah pemikiran panjang dengan klaim tyang kuat untuk menjadi sebuah cara pandangan yang alternatif. Liberalism tumbuh dengan tradisi optimism berdasrkan nilai-nilai pengendalian diri, moderasi, kompromi dan terciptanya stabilitas dan perdamaian. Teori ini di pelopori oleh Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson yang membentuk Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sebagai bentuk wujud implementasi konsep keamanan bersama untuk mencegah Kembali terjadinya perang. Pada teori liberalism menekankan bahwa negara bukan merupakan actor satu-satunya yang berperan penting dalam hubungan internasiona;l. tetapi terdapat actor non negara seperti organisasi internasional dan individu yang memiliki pengaruh yang signifikan. Kerjasama antar negara dan insitusi internasuonal dianggap mungkin dalam mencapai perdamaian dan kemakmuran bersama. Dan negara dapat berkolaborasi melalui organisasi internasional dan perjanjian dapat meminimalisir terjadinya konfilik. Contoh: Kerja Sama Uni Eropa Kerja sama yang terjalin antara negara Uni Eropa merupakan bentuk konkret dari teori liberalism Dimana berbagai kepentingan politik, ekonomi, dan budaya berkerja sama untuk menciptakan pasar Tunggal, kerja sama politik, dan keamanan yang kolektif. Lembaga internasional dan hukum internasional dapat membantu negara-negara mencapai perdamaian dan stabilitas dengan mengatur hubungan antar negara dan memfasilitasi kerja sama. Teori Neo Liberalisme Neo liberalisme merupakan salah satu pendekatan dalam hubungan internasional yang menitik beratkan pada konseo rasionalitas dan perikatan. Kehadiran teori ini merupakan turunan dari prespektif liberalisme yang hadir dan berkembang sebagai pesaing utama teori neo realisme. Neo lieberalisme baru muncul pada tahun 1990-ank setelah berakhirnya Perang Dunia II, Adapun utama yang dikemukan oleh neo liberalisme bermula dari cara melihat realitas lingkungan politik dan ekonomi internasional yang pada dasarnya sangat terinstutisomalisasi dan organisasi internasional yang memauinkan peran penting dalam hal distribusi internasional, kesejahteraan dan kekuasaan. Adanya interdepedensi anatar negaranegara dalam ekonomi global menciptakan kebutuhan kerja sama yang lebih erat, meskipun terdapat persaingan. Menurut kaum neo liberalisme, meski terjadi perubahan akibat distribusi kekuasaan dalam system internasional, institusi internasional tetap bertahan. Insitusi sebagai mediator dan alat mencapai Kerjasama antaraktor didalam system internasional. Steven Lamy mencatat terdapat 4 asumsi dasar yang juga menawarkan stabilitas dan perdamaian internasional • Negara adalah actor kunci dalam hubungan internasional, tetapi bukan satusatunya actor yang berpengaruh. Negara menjadi actor yang rasional atau instrumental dan mempunyai kecenderungan memaksimalkan kepentingan dalam berbagai isu. • Dalam lingkungan yang kompetitif negara berusaha mendapatkan keuntungan yang absolut melalui kerja sama. • Hambatan terbesar tehadap kesuksesan dalam kerja sama adalah ketidak patuhan atau kecurangan, oleh karena itu kehadiran organisasi internasional menjadi penting adanya. • Kerja sama tidak pernah berjalan tanpa masalah, tetapi negara mengalihkan loyalitas dan sumber-sumber yang dimilikinya kepada institusi yang menguntungkan. Contoh: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Neo liberalisme berfokus pada bagaimana suatu Lembaga internasional seperti WTO memfasilitas kerja sama yang terjalin antar negara-negara untuk mencapai kesejahteraan ekonomi bersama. Adanya WTO memberikan forum bagi negara-negara untuk dapat memusyawarahkan berbagai kebijakan ekonomi, mengatsi sengketa perdagangan dan memastikan system perdagangan internasional terjalankan dengan adil dan teratur. Konstruktivisme Konsturktivisme merupakan pendekatan teori Hubungan Internasional yang mulai popular pada dekade 1990-an setelah Perang Dingin berakhir. Gagasan fundamental konstruktivis secara umum berkaitan erat dengan hakikat pengetahuan yang senantiasa terikat pada ide atau konsep penciptaan manusai, oleh karena itu manusialah yang menciptakan dunia sosial dimana mereka tinggal. Dalam konteks poltik global Tindakan para ator dimungkinkan dan pada waktu bersamaan dibatasi melalui berbagai kondisi serta institusi yang sudah berevolusi secara historis. konstruktivis tidak serta merta mengabaikan peran dan pengaruh faktor kekuatan material, seperti kapabilitas militer, namun berpandangan bahwa seperangkat ide yang tertuang dalam norma internasional turut menentukan bagaimana aktor-aktor negara dan nonnegara bertindak di tengah arena internasional. Konstruktivisme menjadi aliran dalam Hubungan Internasional yang menekan pada pentingnya Identias, Ide, Norma dan persepsi sosial dalam membentuk perilaku negara dan actor internasional lainnya. Konstruktivisme berpendapat Bahwa realitas internasional tidak sepenunya objektif dan ditentukan materi seperti kekuatan dan ekonomi, tapi lebih dipengaruhi kontruksi sosial yang dibangun oleh para aktor dalam system internasional. Teori ini menyakini bahwa struktur internasional dan kebijakan luar negeri dipengaruhi konturksi sosial yang dibangun melalyi interkasi antar actor. Oleh karena itu untuk dapat memahami dinamika yang terjadi dalam hubungan internasional, perlu melihat bagaimana identitas negara terbentuk, norma internasional berkembang, dan bagaimana ide ide yang dominan mempengaruhi perilaku negara-negara di ranah internasional. Contoh: Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Kuba tahun 1990-2000an Kosntruktivisme menekankan bahwa persepsi negara terhadap negara lain dan identitas negara dapat membentuk kebijakan luar negeri dan interaksi sosial. Pada tahun 1990-2000 an kebijakan luar negeri Amerika terhadap kuba berubah seiring dengan perubahan persepsi dan identitas politik Amerika Serikat dengan demokrasi dan hak asasi manusia. Amerika serikat yang bertahun-tahun menerapkan embargo dan kebijakan yang sangat keras terhadap kuba mulai melihat potensi hubungan dengan kuba sebagai upaya AS untuk memperbaiki citranya di ranah internasional dan mengurangi ketegangan di Kawasan tersebut. Dalam hal ini identitas dan perspesi negara mempengaruhi interaksi di panggung internasional.