Academia.eduAcademia.edu

NUZUL AL-QUR'AN

Nuzul al-Quran ialah tentang turunya al-Quran. Yang mana al-Quran diturunkan langsung ke lawh al-mahfuzh yang kemudian diturunkan kepada nabi muhammad secara berangsur-angsur dalam waktu sekitar 21, 23 atau 25 tahun

NUZUL AL-QUR'AN Nuzul Al-Qur'an Nuzul berasal dari kata nazala yang berarti turun, sedangkan al-Qur'an berasal dari kata qara'a yang berarti baca. Faktor penting yang menjadi dasar dalam kajian nuzul al-quran, ialah: keyakinan bahwa al-Quran adalah (1) wahyu yang diturunkan oleh allah swt. karenanya, membenarkan risalah kenabian Muhammad saw. juga merupakan suatu keniscayaan dalam hal ini, (2) bahwasanya pembahasan nuzul al-Quran dianggap sebagai pokok yang mendasari pembahasan-pembahasan al-Quran, (3) terdapat ayat-ayat al-Quran yang menerangankan tentang turunnya al-Quran secara sekaligus dalam satu tahap serta turunnya al-Quran secara berangsur-angsur. ‭ ‬Alfatih Suryadilaga,‭ ‬Pengantar Studi Qur'an Hadist,‭ (‬Yogyakarta:‭ ‬Kaukaba Dipantara,‭ ‬2014‭)‬.‭ ‬Hlm.‭ ‬27-28. Pemahaman mengenai turunnya al-Quran secara menyeluruh dan berangsur-angsur terdapat banyak perbedaan pendapat, untuk menyatukannya ulama menguraikan dalam beberapa pandangan: pertama, pendapat mayoritas dan paling populer bahwa al-Quran diturunkan sekaligus pada lailatu al-qadr dari lawh mahfuzh ke langit dunia (bayt al-'izzah). Lalu diturunan kepada nabi secara beangsur-angsur dalam jangka waktu sekitar 20, 23, atau 25 tahun sesuai dengann pandangan masing-masing ulama dalam hal berapa lama masa kenabian. Pendapat tersebut dilandasi dengan beberapa riwayat. Salah diantaranya melalui jalur Sa'id bin Jabir, dari Abdullah ibn Abbas tentang ayat "inna anzalnaahu fi laylat al-qadr", berkata: al-Quran diturunkan dalam sekali waktu pada malam al-qadr ke langit dunia. Dan kemudian Allah menurukannya kepada nabi sebagian demi sebagian. Ke-dua, pendapat al-Fakhr al-Razi: Allah swt. Menurunkan al-Quran dari lawh al-mahfuzh ke langit dunia dalam kurun waktu 20, 23, 25 tahun pada laylah al-qadr, berupa ayat yang dibutuhkan oleh nabi dan umatnya pada tahun tersebut. Ke-tiga, oleh al-Suyuthi dan al-Sya'bi bahwa permulaan turunya al-Quran adalah pada malam al-Qadr dan setelah itu turun secara berangsur-angsur dalam berbagai waktu yang berbeda-beda. ‭ ‬Alfatih Suryadilaga,‭ ‬Pengantar Studi Qur'an Hadist,‭ (‬Yogyakarta:‭ ‬Kaukaba Dipantara,‭ ‬2014‭)‬.‭ ‬Hlm.28-29. Hikmah Diturunkannya al-Quran secara Berangsur-angsur Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan secara berangsur-angsur yang mempunyai hikmah dibalik hal tersebut, diantaranya: Menguatkan hati nabi saw. atas problematika yang ia alami dalam menyebarkan agam islam Agar lebih mudah dihapal, dipahami dan dilaksanakan oleh umat. Menjelaskan jalannya kejadian serta sesuatu hal dalam menetapkan hukum islam agar al-Quran mudah diterima. Jika al-Quran diturunkan secara sekaligus, maka al-Quran tidak akan mudah diterima karena tidak ada yang ayat yang nasikh dan mansukh. Berarti al-Quran tidak menjawab atas perkara yang sedang melanda. Oleh karena itu al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur Ayat yang turun sesuai dengan perkara atau peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati. Diantara ayat al-Quran ada yang merupakan jawaban dan penolakan terhadap suatu hal. ‭ ‬Alfatih Suryadilaga,‭ ‬Pengantar Studi Qur'an Hadist,‭ (‬Yogyakarta:‭ ‬Kaukaba Dipantara,‭ ‬2014‭)‬.‭ ‬Hlm.29-30 Nabi Muhammad Menerima Wahyu Secara bahasa wahyu berati bisikan, isyarat, cepat, atau informasi diam-diam yang diterima secara tepat. Sedangkan wahyu dalam konteks kerasulan berati kabar yang disampaikan Alla swt. kepada para nabi dan rasulnya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Dalam menerima wahyu nabi Muhammad menempuh beberapa cara, yaitu: Pertama, wahyu turun dengan cara masuk langsung ke dalam hati nabi. Sebagaiman nabi Muhammad saw. bersabda: "Malaikat Jibril memasukkan pengertian ke dalam lubuk hatiku. Bahwa, seorang manusia tidak akan mati sebelum ia menerima semua yang telah ditetapkan baginya. Karena itu hendaklah kalian bertakwa kepada Allah swt. dan carilah rizeki dengan jalan yang baik. Janganlah sekali-kali kelambatan datangnya rizeki membuat kalian mencarinya dengan jalan maksiat. Apa yang ada pada Allah hanya dapat diperoleh dengan cara berbakti kepadanya." Kedua, melalui perantara malaikat Jibril dalam wujud seorang pria atau dalam wujud aslinya. Dalam meyampaikan wahyu kepada nabi, adakalanya para sahabat melihatnya tetapi mereka tidak tahu jika orang yang ditemui tersebut adalah seorang malaikat. Ketiga, melalui suara yang langsung didengar oleh nabi. Suara tersebut sering membuat nabi merasa berat. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa keringat nabi mengalir deras dan tubuhnya menggigil gemetar ketika mendengar suara tersebut serta apabila ia menaiki unta atau beghal seketika hewan tersebut langsung bersimpuh. ‭ ‬Alfatih Suryadilaga,‭ ‬Pengantar Studi Qur'an Hadist,‭ (‬Yogyakarta:‭ ‬Kaukaba Dipantara,‭ ‬2014‭)‬.‭ ‬Hlm.31-32