Academia.eduAcademia.edu

KONSEP DASAR PENELITIAN

Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Kekaguman tersebut kemudian menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan penjelasan menge nai apa yang dipertanyakan. Untuk itu manusia menempuh berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan yang benar (kebenaran), yang secara garis besar dibedakan menjadi dua: secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan ilmiah).

Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN A. Kebenaran Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Kekaguman tersebut kemudian menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan penjelasan menge nai apa yang dipertanyakan. Untuk itu manusia menempuh berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan yang benar (kebenaran), yang secara garis besar dibedakan menjadi dua: secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan ilmiah). 1. Pendekatan Non ilmiah Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau memahami fenomena-fenomena tertentu ada yang dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Upaya ini muncul di masyarakat secara alami seiring dengan munculnya berbagai fenomena atau masalah yang membutuhkan penjelasan. Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran melalui proses, akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba-coba (tral and error), pendapat otoritas, pikiran kritis , serta pengalaman (Suryabrata, 2008). Kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan, penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha cobacoba (trial and error), dan lain sebagainya. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa menggunakan langkahlangkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian ilmiah. Salah satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang ter jadi secara kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat penyakit malaria. Menurut cerita, terdapat seorang penderita penyakit malaria yang secara kebetulan menemukan parit yang berisi air pahit yang disebabkan oleh kulit-kulit pohon Kina yang ditumbangkan oleh angin. Karena rasa haus, penderita penyakit malaria tersebut meminum air pahit yang terdapat di dalam parit tersebut. Rupanya telah menjadi keberuntungannya karena air pahit tersebut telah mengandung kinine dan kinolin (jenis alkaloid) yang merupakan obat penawar bagi penyakit malaria. Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, namun pada sisi yang lain akal sehat dapat menyesatkan manusia 1|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. dalam mengambil suatu keputusan. Seperti pandangan akal sehat yang mengatakan bahwa air akan selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat karena dalam peristiwa kapilaritas air yang menggenang dapat diserap oleh kain, spon, kertas isap, dan benda-benda sejenisnya. Wahyu merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari Tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan penalaran. Oleh karena itu pengetahuan diperoleh melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Namun demikian, tidak semua manusia mampu memperoleh wahyu dari Tuhan, hanya manusia-manusia yang dekat dengan Tuhan serta bersih jiwa dan hatinya saja yang berkemungkinan untuk mendapatkan wahyu. Intuisi juga dapat digunakan sebagai cara untuk menemukan pengetahuan. Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati. Usaha non-ilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari pengetahuan adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah (trial and error), yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and error) dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan demikian, usaha coba-coba kurang efisien dan kurang efektif dalam mencari pengetahuan. Meskipun usaha coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa pengetahuan tertentu, namun penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai penemuan ilmiah mengingat tidak ditempuh melalui prosedur ilmiah. 2. Pendekatan Ilmiah (modern) Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan empiris. Kebenaran semacam ini dapat diperoleh dengan metoda ilmiah (Margono, 2007). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan ilmiah merupakan suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan cara-cara berpikir ilmiah yang didukung dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat sistematis. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam pendekatan ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir yang merupakan gabungan deduktif-induktif. Pola pikir deduktif sering dipergunakan oleh penganut aliran rasionalisme. Aliran rasionalisme mengatakan bahwa ide tentang kebenaran tersebut sesungguhnya sudah ada. Akal pikiran manusia dapat mengetahui ide tentang pengetahuan dan tentang kebenaran tanpa harus melihat dunia nyata. Sedangkan pola pikir induktif dikembangkan oleh penganut aliran empirisme. Aliran empirisme beranggapan bahwa kebenaran dan ilmu pengetahuan hanya dapat 2|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. diperoleh melalui pengalaman. Dalam hubungan ini, Nan Lin (1997) memunculkan istilah pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatanilmiah yang diterapkan dalam bentuk penelitian yang sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap hipotesis mengenai hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam. Pendekatan objektif dilaksanakan dengan anggapan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam dunia nyata dapat diamati oleh panca indera manusia. Kedua pola pikir, yakni pola pikir induktif dan pola pikir deduktif memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahannya masing-masing. Salah satu kelemahan mendasar yang terdapat pada penganut aliran rasionalisme adalah sulitnya mencari kata sepakat yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam kegiatan berpikir bersama secara universal (Nazir, 2005). Fenomena tersebut terjadi karena, selain sebagai makhluk sosial, manusia juga merupakan individu yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan individu lainnya. Kenyataan tersebut sekaligus menegaskan akan adanya berbagai macam konsepsi kebenaran yang ada dalam pemikiran manusia. Sementara itu, penganut aliran empirisme juga gagal dalam menemukan kebenaran karena gejala-gejala yang terdapat dalam fenomena alam tidak akan berarti apa-apa sebelum diberi tafsiran dengan menggunakan akal pikiran (Soekadijo, 1993). Untuk mengatasi segala beberapa kelemahan di atas diperlukan pengembangan pola pikir yang merupakan gabungan dari pola pikir deduktif dan pola pikir induktif yang kemudian melahirkan aliran convergency. Aliran convergency berpandangan bahwa kebenaran akan dapat ditemukan melalui usaha berpikir yang ditindaklanjuti dengan usaha pencarian buktibukti dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, aliran rasionalisme memberikan kerangka dalam berpikir logis, sedangkan aliran empirisme memberikan kerangka untuk membuktikan atau memastikan adanya suatu kebenaran. Pola pikir yang dikembangkan oleh aliran convergency di atas telah mendorong adanya metode ilmiah. Dalam metode ilmiah, kebenaran dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol berdasarkan datadata empiris. Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah biasanya bersifat konsisten karena sesuai dengan sifatnya yang obyektif. Metode ilmiah yang sangat diperlukan bagi proses penelitian merupakan suatu penemuan yang brillian dalam sejarah pemikiran manusia. B. Pengertian Penelitian Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research 3|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum, maupun mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat tersebut. Suatu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dinamakan sebagai penelitian ilmiah. Dari pengertian penelitian (research) secara umum tersebut, terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut: 1. Parson: Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. 2. John: Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu. 3. Woody: Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurangkurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut cocok dengan hipotesis. 4. Donald Ary: Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan. 5. Hill Way: Menurut Hill Way, pengertian penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hatihati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut. 6. Winarno Surachmand: Pengertian penelitian menurut Winarno Surachamnd adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari primer-primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki 7. Soetrisno Hadi: Menurut Soetrisno hadi bahwa pengertian penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. 8. Cooper & Emory: Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah. 9. Suparmoko: Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia. 4|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. C. Sikap dan Cara Berpikir Peneliti Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasan prosedur dan prinsip-prinsip dalam penelitian. Sika-sikap yang harus dikembangkan seorang peneliti adalah sebagai berikut. 1. Sika-Sikap Seorang Penelliti a) Objektif, Seorag peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan fakta yang ada. Untuk menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di data yang diperoleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi dari keabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif). b) Kompeten, Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu c) Faktual, Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan observasi, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak. Selain itu, seorang peneliti juga diharapkan memiliki pola pikir yang mendukung tugas-tugas mereka. Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut. 2. Cara Berpikir Seorang Peneliti a) Berpikir Skeptis, Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan (tidak mudah percaya) b) Berpikir analisi, Peneliti harus selalu menganalisi setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi c) Berpikir kritis, Mulai dari awal hingga akhir kegiatan, penelitian dilakukan berdasarkan caracara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan. D. Tujuan Penelitian Dalam beberapa penelitian dimana permasalahannya sangat sederhana terlihat bahwa tujuan sepertinya merupakan pengulangan dari rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah dinyatakan dengan pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan yang biasanya diawali dengan kata ingin mengetahui. Tetapi bila permasalahannya relatif komplek, permasalahan ini menjadi lebih jelas terjawab bila disusun sebuah tujuan penelitian yang lebih tegas yang memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian. Misalnya, bila rumusan masalah mempertanyakan bagaimanakah penerapan model pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan pecahan, maka jelas akan banyak penafsiran tentang jawaban yang diinginkan dari pertanyaan ini, sehingga perumusan tujuannya harus lebih tegas, misalnya ingin mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran 5|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. kontekstual pada pokok bahasan pemecahan, atau ingin mengetahui bagaimanakah efek penerapan model pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan pemecahan terhadap hasil belajar. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian. Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut. Tidak satu orang yang mampu mengajukan semua pertanyaan, dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian. Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu: 1. Eksplorasi Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaskan. Kekurangpuasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling (representativeness). Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti “pembukaan jalan”, sehingga setelah “pintu terbuka lebar-lebar” maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari “ruang di balik pintu yang telah terbuka” tadi. 2. Deskripsi Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain. 3. Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya). 4. Eksplanasi 6|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebabakibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan, misalnya, “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanyadijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi. 5. Aksi Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada satu yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas. E. Fungsi Penelitian Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawababn terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Pemecahan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana hanya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied research). 1. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi. Penelitian dengan tugas mendiskripsi gejala dan peristiwa yang terjadi, maupun gejala-gejala yang terjadi disekitar kitaperlu mendapat perhatian dan penanggulangan.gejala dan peristiwa yang terjadi itu ada yang besar dan ada pula yang kecil tetapi, kalau dilihat dari segi perkembangan untuk masa datang perlu mendapat perhatian segera. 2. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau fenomena. Penelitian dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan penelitian yang menekankan pengungkapan peristiwa apa adanya, maka penelitian dengan tugas menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan luas. Dapat dilihat dari hubungan suatu dengan hubungan yang lain. 3. Menyusun teori, 7|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. Penyusunan teori baru memakan waktu yang cukup panjang karena akan menyangkut pembakua dalam berbagai instrumen, prosedur maupun populasi dan sampel. 4. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi Suatu peristiwa yang mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dikumpulkan, informasi yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan beberapa kejadian atau situasi masa yag akan datang. 5. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi. Melalui penelitian juga dapat dikendalikan peristiwa maupun gejala-gejala. Merancang sedemikian rupa suatu bentuk penelitian untuk mengendalikan peristiwa itu. Perlakuannya disusun dalam rancangan adalah membuat tindakan pengendalian pada variabel lain yang mungkin mempengaruhi peristiwa itu. F. Ragam Penelitian Banyak sekali ragam penelitian yang dapat kita lakukan. Hal ini bergantung pada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya. Berikut ini akan diuraikan mengenai ragam dan jenis penelitian tersebut. Menurut Margono (2007) penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan faktafakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka ketika seseorang melakukan penelitian memerlukan bentuk atau jenis penelitian tertentu yang sesuai dengan bidang penelitian yang dilakukannya. Arikunto (2010) merinci ragam atau jenis penelitian menurut berbagai kategorinya itu sebagai berikut: 1. Penelitian Ditinjau dari Tujuan Penelitian ditinjau dari tujuan meliputi penelitian eksplanatif, penelitian pengembangan dan penelitian verifikasi. 2. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi pendekatan longitudinal (pende-katan bujur) dan pendekatan cross section (pendekatan silang). Penelitian dengan pendekatan longitudinal (pendekatan bujur) adalah penelitian yang meneliti perkembangan sesuatu aspek atau ssuatu hal dalam seluruh periode waktu, atau tahapan perkembangan yang cukup panjang. Penelitian dengan pendekatan cross section adalah penelitian dalam satu tahapan atau satu periode waktu, hanya meneliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja. Contoh penelitian dengan pendekatan longitudinal adalah perkembangan kemampuan berbicara sejak bayi sampai dengan 8|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. usia delapan tahun, sedangkan contoh penelitian dengan pendekatan cross section adalah perkembangan kemampuan berbicara masa bayi. 3. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu Penelitian ditinjau dari bidang ilmu disesuaikan dengan jenis spesialisasi dan interest. Ragam penelitian ini antara lain penelitian di bidang pendidikan, kedokteran, perbankan, keolahragaan, ruang angkasa, pertanian, dan sebagainya. 4. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi penelitian di laboraturium, penelitian di perpustakaan dan penelitian di lapangan (kancah). 5. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian variabel masa lalu, sekarang dan penelitian variabel masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif. Penelitian yang dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen. 6. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian kuantitatif menurut Sukmadinata (2009) dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Metode penelitian yang tergolong ke dalam penelitian kuantitatif bersifat noneksperimental adalah deskriptif, survai, expostfacto, komparatif, korelasional. Penelitian kualitatif menekankan bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Paritsipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan berbagai macam strategi yang bersifat interaktif seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap. Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama yaitu untuk menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore) dan tujuan yang kedua yaitu menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif antara lain pada penelitian kuantitatif terdapat kesenjangan jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti, sementara penelitian kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif kegiatan 9|Dasar Metodologi Penelitian Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. manusia sangat dipengaruhi oleh seting dimana hal tersebut berlangsung. Penelitian kuantitatif memandang peneliti lepas daari situasi yang diteliti.Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif bukan sekedar perbedaan teknis, tetapi juga perbedaan secara mendasar. Keduanya bertolak dari pandangan filsafat yang berbeda tentang kenyataan, memiliki asumsi dan pendekatan yang berbeda pula dalam mengkaji kenyataan. G. Unsur-unsur Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian dengan baik, peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur penelitian. Unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini adalah : konsep, proposisi, teori, variabel, hipothesis dan definisi operasional. Proses teoritis dan proses empiris suatu penelitian, perumusan konsep, penyusunan proposisi dan teori, identifikasi variabel dan perumusan hipothesis merupakan proses teoritis dalam suatu penelitian ilmiah. Perumusan definisi operasional, pengumpulan data, perumusan dan pengujian hipothesis statistik merupakan proses empiris. 1. Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Misalnya, untuk menggambarkan kapasitas reproduksi manusia dikenal konsep fertilitas (fertility) dan fekunditas (fecundity). Untuk menggambarkan pergerakkan penduduk dikenal konsep migrasi dan mobilitas. Beberapa konsep yang biasa dipakai dalam penelitian kependudukan dan penelitian sosial adalah : nilai anak, perilaku kontrasepsi, angkatan kerja, pengangguran, sikap terhadap kontrasepsi, morbilitas, mortalitas, stratifikasi sosial, interaksi sosial perilaku memilih, alienasi (keterasingan) dan partisipasi. Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Misalnya, konsep perilaku menyimpang (deviant behavior) dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan fenomena bunuh diri, kebiasaan minum alkohol dan banyak fenomena lainnya. Konsep perilaku memilih dipakai untuk menerangkan fenomena memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal dan memilih jumlah anak. Dalam kenyataannya, konsep dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep kepada realitas, semakin mudah konsep tersebut diukur. Banyak konsep-konsep ilmu sosial sangat abstrak terutama yang merupakan unsur dari teori yang sangat umum (grand theory). Misalnya, konsep pilihan pekerjaan (occupational preference) adalah lebih rendah tingkat generalisasinya dari konsep perilaku memilih (choice behavior). Berbeda dengan konsep-konsep ilmu alam yang menggambarkan fenomena alami yang konkrit (karena dapat diraba dengan panca indera), kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu sosial 10 | D a s a r M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. adalah untuk menggambarkan fenomena sosial yang biasanya bersifat abstrak. Karena itu dalam penelitian sosial, konsep-konsep perlu didefinisikan dengan jelas, sehingga penelitian tersebut dapat dipahami oleh masyarakat akademis yang lebih luas. 2. Proposisi Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita yang dapat diuji kebenarannya. Hipothesa adalah proposisi yang dirumuskan untuk pengujian empiris. Dalil (hukum) adalah jenis proposisi yang mempunyai jangkauan (scope) yang lebih luas dan telah mendapatkan banyak dukungan empiris. Dalam ilmu sosial, proposisi biasanya adalah pernyataan tentang hubungan antara 2 (dua) konsep atau lebih. Misalnya, proposisi “modernitas suami-istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontraseptif mereka” lebih sering kita jumpai daripada proposisi “cenderung pasangan usia subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi modern”. Benar keduanya adalah proposisi, karena keduanya adalah pernyataan tentang realita yang kebenarannya dapat di uji. Perbedaannya, yang pertama menghubungkan 2 (dua) faktor dan menganggap bahwa sati faktor adalah penyebab dari faktor lainnya, sedangkan proposisi yang kedua hanya menunjukkan distribusi suatu faktor. Beberapa contoh proposisi yang sering dipakai dalam penelitian keluarga berencana (KB) adalah sebagai berikut : 1) Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di pedesaan Jawa dipengaruhi oleh ingkat konsensus mereka tentang manfaat alat tersebut. 2) Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di pedesaan Jawa dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang sikap kelompok referens 3) Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di pedesaan Jawa dipengaruhi oleh derajat kosmopolitan mereka. 4) Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di pedesaan Jawa dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang nilai ekonomi anak (the value of children) 3. Teori Sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis antara fenomena sosial maupun alami yang hendak diteliti adalah teoari, yaitu rangkaian yang logis dari satu proposisi atau lebih. Teori merupakan informasi ilmiah yang diperoleh dengan meningkatkan abstraksi pengertianpengertian maupun hubungan-hubungan pada proposisi. Proposisi 1, misalnya menunjukkan bahwa penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di pedesaan Jawa dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang manfaat alat kontrasepsi tersebut. Proposisi ini dapat ditingkatkan menjadi teoari 1 dengan merubah tingkat abstraksi proposisi tersebut menjadi : “ penerimaan 11 | D a s a r M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. suatu inovasi sosial dipengaruhi oleh sikap terhadap inovasi tersebut”. Dalam contoh diatas “kontrasepsi modern” dijadikan lebih abstrak dengan mengubah konsep tersebut menjadi “inovasi sosial” dan “persepsi tentang nilai anak” dijadikan “persepsi tentang inovasi tersebut” atau kalau disajikan secara lebih abstrak kita dapat merumuskan teoari 2 “perilaku adalah fungsi dari sikap”. 4. Variabel Variabel yaitu konsep yang mempunyai variasi nilai. Jadi konsep “Badan” bukan variabel, karena badan tidak mengandung pengertian adanya nilai yang bervariasi. “Berat Badan” adalah variabel karena memiliki nilai yang berbeda. Seks adalah variabel karena mempunyai nilai yaitu laki-laki dan wanita. Umur, Pendidikan, Status perkawinan, jumlah anak, status pemilikan tanah, peredaranuang semuanya adalah variabel. Konsep-konsep yang tidak mengandung pengertian nilai yang beragam biasanya dapat diubah menjadi variabel dengan memusatkan pada aspek tertentu dari konsep tersebut. Jadi, konsep perilaku kontrasepsi dapat diubah menjadu variabel dengan merubahnya menjadi penggunaan kontrasepsi. 5. Hipothesa Tujuan penelitian adalah menelaah hubungan sistematis antara variabel-variabel. Hubungan ini biasanya disajikan dalam bentuk hipothesis yang merupakan suatu unsur penelitian yang amat penting. Hipothesa adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentantif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipothesis yang baik harus memenuhi 2 kriteria, yaitu : (1). Hipothesa harus menggambarkan hubungan antara variabel-variabel dan (2). Hipothesa harus memberikan petunjuk bagaimana pengujian hubungan tersebut. Ini berarti, variabel-variabel yang dicantumkan dalam hipothesa harus dapat diukur dan arah hubungan antara variabel-variabel tersebut harus jelas. Seringkali rumusan hipothesa dimulai dengan suatu proposisi yang menunjukkan hubungan antara variabel dan diikuti oleh pernyataan yang lebih spesifik tentang arah serta kuatnya hubungan tersebut. Misalnya, untuk penelitian tentang penggunaan kontrasepsi modern dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Tingkat penggunaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi suami istri tentang manfaat kontrasepsi tersebut dan persepsi mereka tentang sikap kelompok referens terhadap hal yang sama” Hipothesa diatas menunjukkan hubungan antara 2 (dua) variabel bebas (persepsi tentang manfaat kontrasepsi modern dan persepsi tentang sikap kelompok referens terhadap kontrasepsi modern) dan variabel terikat (tingkat penggunaan kontrasepsi modern). Jenis hipothesa ini disebut 12 | D a s a r M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n Dasar Metodologi Penelitian M. Ali Sodik, M.A. hipothesa relasional. Selain hipothesa relasional, terdapat hipothesa deskriptif. Hipothesa ini bertujuan menggambarkan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu. Salah satu contoh hipothesa deskriptif adalah : “Proporsi orang-orang desa berpendidikan tinggi yang beremigrasi lebih besar daripada yang berpendidikan rendah”. Semua hipothesa yang diatas disebut dengan hipothesa kerja atau hipothesa alternatif dan diberi simbil Ha. Untuk menguji hipothesa alternatif tersebut, diperlukan pembanding dan disebut dengan hipothesa nihil atau hipothesa nol dan diberi simbol Ho (seringkali disebut juga dengan hipothesa statistik). Rumusan hipothesa nol adalah kebalikan dari hipothesa alternatif. Jadi kalau hipothesa alternatif berbunyi : Tingkat penggunaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi suami istri tentang manfaat kontrasepsi tersebut dan persepsi mereka tentang sikap kelompok referens terhadap hal yang sama” , maka hipothesa nol berbuyi : Tingkat penggunaan kontrasepsi modern tidak dipengaruhi oleh persepsi suami istri tentang manfaat kontrasepsi tersebut dan persepsi mereka tentang sikap kelompok referens terhadap hal yang sama”. 6. Definisi Operasional Salah satu unsur yang membantu komunikasi antar penelitian adalah definisi operasional, yaitu merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Dibawah ini diberikan contoh-contoh dari definisi operasional, Definisi Garis Kemiskinan (poverty line), Dalam penelitian ini dipakai ukuran garis kemiskinan yang dikembangkan oleh Sajogyo (IPB). Yang tergolong miskin adalah mereka yang mempunyai tingkat pengeluaran senilai kurang dari 320 kg beras per kapita per tahun (Di Pedesaan) dan kurang dari 480 kg per kapita per tahun (Di Perkotaaan). Definisi Pasangan Usia Subur (PUS), Adalah pasangan berstatus kawin berusia antara 15 – 44 tahun 13 | D a s a r M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n