Penerapan Knowledge Management di Organisasi
Bambang Setiarso
http://kmwayang.blogspot.com
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan
disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat
tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang
disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang,
kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com.
Pendahuluan
Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat . Menyadari akan persaingan yang semakin berat,
maka diperlukan perubahan paradigma di organisasi. Istilah paradigma berasal dari Yunani
artinya memperagakan atau mendemontrasikan, istilah tersebut dipopulerkan oleh Thomas
Khun dalam bukunya berjudul The structure of scientific revolutions. Dalam buku tersebut
Khun mendifinisikan sebuah paradigma ilmiah sebagai : 1). Apa yang diamati dengan cermat, 2).
Jenis pertanyaan yang akan diajukan dan jelajah untuk mencari jawaban dalam kaitannya
dengan subyek, 3). Bagaimana pertanyaan tersebut akan distruktur, dan 4). Bagaimana hasil
kajian ilmiah akan ditafsirkan. Jadi dalam sains biasa, paradigma merupakan himpunan
eksperimen contoh yang mungkin akan digandakan atau diulang. Perubahan paradigma itu
merupakan transformasi yang ditimbulkan oleh agen perubahan (katalis) dengan efek akhir
berupa metamorfosa yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dan temuan baru yang
menentang atau membuang pengetahuan sebelumnya. Maka perubahan paradigma dianggap
sebagai sebuah perubahan dari satu cara berpikir ke cara berpikir lainnya. Jadi perubahan
paradigma di organisasi adalah dari yang semula mengandalkan pada resource-based, menjadi
knowledge-based, secara sederhana di organisasi saat ini adalah kumpulan buku, dokumen dan
materi lainnya yang ditata untuk digunakan oleh pemakai. Paradigma lama dengan kerangka
berpikir bagaimana mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya serta sedapat mungkin tidak
boleh meninggalkan perpustakaan alias tidak dipinjamkan, misalnya. Jadi perlu transformasi
yang didorong oleh agen perubahan yang mampu merubah pengetahuan yang sebelumnya
dengan temuan baru yang berlawanan dengan pengetahuan sebelumnya. Misalnya saat ini
terjadi perubahan paradigma menjadi knowledge provider atau solution provider yang
berorientasi pada pemakai. Bila sebelumnya pengolahan materi menjadi kerangka pikir utama,
maka kinilah pemakailah yang menjadi sasaran, misalnya. Paradigma ini muncul karena
tuntutan pemakai di satu sisi serta kesadaran bahwa data, informasi dan pengetahuan diolah
harus ditujukan kepada pemakai serta munculnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang semakin pesat, serta perubahan perilaku pemakai.? yang bertumpu pada analisis bidang
ilmu pengetahuan tertentu, misalnya pohon industri, kemasan informasi, metadatabase, data
mining, data warehouse, dan sebagainya. Disinilah peran pendidikan dan knowledge sharing di
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
1
kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk
berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi, inovasi merupakan
suatu proses dari ide melalui penelitian dan pengembangan sehingga akan menghasilkan
prototype yang bisa dikomersialkan.
Menurut Carl Davidson dan Philip Voss (2003), mereka mengatakan bahwa mengelola
knowledge sebenarnya merupakan cara bagaimana organisasi mengelola karyawan mereka,
identifikasi pengetahuan yang dimiliki karyawan, menyimpan dan membagi di tim,
meningkatkan dan terjadi inovasi. Sebenarnya menurut mereka bahwa knowledge management
adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling bicara, yang
sekarang populer dengan label learning organization.
Untuk membangun organisasi yang berbasis knowledge, maka memerlukan empat fungsi
yaitu : using knowledge, finding knowledge, creating knowledge, dan packaging knowledge
yang akan membentuk suatu knowledge untuk menjawab pertanyaan mengenai know-how,
know-what, dan know-why, serta menumbuhkan kreatifitas yang ditumbuhkan oleh dirinya
sendiri (self-motivated creativity), tacit pribadi (personal tacit), tacit yang membudaya (culture
tacit), tacit organisasi (organizational tacit) dan asset peraturan (regulatory assests). Sekarang
ini, asset terpenting dari suatu industri adalah knowledge, apalagi suatu lembaga pendidikan dan
lembaga penelitian. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) keberhasilan perusahaan Jepang
ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam penciptaan knowledge organisasinya
( organizational knowledge creation).
Berhubung organisasi adalah jaringan dari keputusan para perumus kebijakan dan pengambil
keputusan, oleh karena itu perlu dikelola agar menjadi efektif keputusannya dan terintegrasi
serta terpahaminya dampak dari keputusan tersebut. Karena keputusan merupakan hasil dari
commitment terhadap tindakan, maka keputusan juga memfasilitasi tindakan dengan
mendefinisikan dan mengkolaborasikan maksud dan tujuan serta mengalokasikan sumberdaya.
Tindakan dan maksud organisasi berinteraksi dengan berbagai macam elemen lingkungan
tersebut membutuhkan waktu yang lama, sedangkan pengambil keputusan menghadapi
kompleksitas dan ketidakpastian yang besar sekali untuk memahami isu yang ada,
mengidentifikasi alternatif yang sesuai, mengetahui outcome dan menjelaskan serta menentukan
keinginannya. Oleh karena itu, keputusan yang rasional memerlukan informasi di atas
kemampuan organisasi dalam mengumpulkan informasi dan memprosesnya di atas kapasitas
manusia untuk melakukannya.
Untuk mencapai budaya institusi yang inovatif, maka upaya membangun knowledge sharing
(berbagi knowledge) perlu dilakukan. Keuntungan dari orang yang berbagi knowledge adalah
mereka mampu merespon kesempatan secara cepat sehingga inovasi dapat diciptakan dan bukan
bersifat reinventing the wheel, agar mencapai sukses di dunia bisnis secara cepat dan biaya
murah.
Pada kajian ini diharapkan ke empat fungsi tersebut di atas dapat diimplementasikan di
organisasi dengan suatu kondisi tertentu dan fasilitas yang memadai untuk membangun
organisasi berbasis pengetahuan
Isi
Pertanyaan
1. Bagaimana cara mengidentifikasi dan mengumpulkan knowledge dari karyawan?.
2. Bagaimana terjadi dan terbentuknya jaringan pertukaran knowledge di orgainisasi
dan bagaimana caranya membangun budaya knowledge sharing di organisasi?
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
?
2
3. Apabila ingin mengimplementasikan knowledge management, apakah akan mengubah
organisasi
ke depan seperti : struktur, sistem, perilaku, sikap, norma dan
keterampilan ?
Penerapan KM di Organisasi
Membangun organisasi berbasis pengetahuan, termasuk kesiapan dan kualitas SDM
(sumber daya manusia) sebagai kunci juga dengan harus membawa penyadaran untuk
mengantisipasi kesiapan membangun organisasi berbasis pengetahuan yang menjadi
prasyarat keunggulan persaingan abad 21 ini.
Kita tengah bergerak dari suatu masyarakat industrial (industrial society) ke suatu
masyarakat knowledge ( knowledge society). Dimana sumber kekayaan bergeser dari
modal ke knowledge dan jenis organisasi (organizational type) dari hierarki yang tajam
(step hierarchy) menuju ke jejaringan manusia (human networking).
Manfaat
Adanya percobaan membagun organisasi berbasis pengetahuan (KBO) ini, maka
sekaligus memberdayakan ke empat fungsi yaitu : using knowledge, finding knowledge,
creating knowledge dan packaging knowledge yang akan diimplementasikan di organisasi,
serta membangun budaya knowledge sharing di kalangan karyawan diharapkan dapat
mendorong untuk berinovasi baik secara kelompok atau individu.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “soft system methodology” (SSM)
didasarkan pada sistem berpikir, yang memungkinkan dapat menjelaskan dan
mendefinisikan masalah, tetapi fleksibel dalam penggunaan dan luas ruang lingkupnya.
SSM dalah suatu pendekatan yang melibatkan proses-proses sebagai berikut:
1. proses pembelajaran dan interaksi antar individu dan kelompok;
2. proses kreasi model konseptual untuk tindakan perubahan atas situasi atau suatu
organisasi;
3. tahapan SSM ada 6 (enam) yaitu:
- problem situation unstructured;
- problem situation expressed;
- selection: relevant root, root definition, CATWOE (customer, actors,
transformations process, worldview, owners, environmental constraint)
analysis;
membangun model konseptual;
membandingkan model konseptual dengan realitas;
dilakukan tindakan atau rekomendasi model organisasi.
2. Analisis data dan informasi yang didapat dengan menggunakan tahapan SSM.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
3
No
1
2
3
Study Questions
Bagaimana cara mengidentifikasi dan mengumpulkan pengetahuan dari karyawan di
organisasi ?
Bagaimana terjadi dan terbentuknya jaringan pertukaran pengetahuan di PDII-LIPI ?
serta Bagaimana caranya membangun budaya knowledge sharing di organisasi ?
Apabila ingin mengimplementasikan knowledge management, apakah akan mengubah
organisasi
kedepan seperti: struktur, sistem, perilaku, sikap, norma dan
keterampilannya ?
Sajikan pernyataan proposisi, data yang relevan, metode pengumpulan data, dan linking data to
propositions tersebut ke dalam tabel agar logika keterkaitannya lebih mudah untuk dipahami.
No
1
2
3
No
1
2
3
Study Questions
Proposisi
Pertanyaan studi -1
Pertanyaan studi -2
Pertanyaan studi -3
Proposisi-1
Proposisi-2
Proposisi-3
Study Questions
Pertanyaan studi -1
Pertanyaan studi -2
Pertanyaan studi -3
Data relevan
yang
dikumpulkan
Proposisi
Metode
Pengumpulan
Data
Kemungkinan
temuan yang
diperoleh
Linking data
to
proposition
Kemungkinan
hasil penelitian
Proposisi -1
Proposisi -2
Proposisi -3
Relevansi Teori
Dalam buku yang ditulis oleh Von Krough, Ichiyo, serta Nonaka (2000), dan Chun Wei
Choo (1998), disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari pengertian knowledge adalah
sebagai berikut:
1. Knowledge merupakan kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan (justified true
believe);
2. Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit);
3. Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan
terjadinya penciptaan tersebut;
4. Penciptaan inovasi yang melibatkan lima langkah utama yaitu:
a. berbagi knowledge terpikirkan (tacit),
b. menciptakan konsep,
c. membenarkan konsep,
d. membangun prototype, dan
e. melakukan penyebaran knowledge tersebut.
Carl Davidson dan Philip Voss (2003) mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya
merupakan cara bagaimana organisasi mengelola karyawan mereka dari pada berapa lama
mereka menghabiskan waktu untuk teknologi informasi. Sebenarnya menurut mereka
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
4
bahwa “knowledge management” adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang
berbeda mulai saling berbicara. Oleh karena itu, yang sekarang populer untuk digunakan
adalah label informasi ekonomi seperti: e-commerce, learning organization, dan
sebagainya.
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh
keterampilan dan kepakaran mereka dalam penciptaan knowledge organisasinya
(organizational knowledge creation). Penciptaan knowledge tercapai melalui pemahaman
atau pengakuan terhadap hubungan synergistic dari tacit dan explicit knowledge dalam
organisasi, serta melalui desain dari proses sosial yang menciptakan knowledge baru dengan
mengalihkan tacit knowledge ke dalam explicit knowledge. Hal ini berarti melakukannya
berdasarkan learning process.
Dengan demikian, pengertian knowledge di sini adalah pengetahuan, pengalaman,
informasi faktual dan pendapat para pakar. Organisasi perlu terampil dalam mengalihkan
tacit knowledge ke explicit knowledge dan kembali ke tacit yang dapat mendorong inovasi
dan pengembangan produk baru. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) perusahaan Jepang
mempunyai daya saing karena mereka memahami bahwa knowledge merupakan sumber
dari daya saing. Knowledge ini harus dikelola (managed), karena harus direncanakan dan
diimplementasikan. Tindakan dan maksud organisasi berinteraksi dengan bermacam-macam
elemen lingkungan tersebut membutuhkan waktu yang lama, sedangkan pengambil
keputusan menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian yang besar sekali untuk memahami
isu yang ada, mengidentifikasi alternatif yang sesuai, mengetahui outcome dan menjelaskan
serta menentukan keinginannya. Oleh karena itu, keputusan rasional memerlukan
informasi di atas kapasitas manusia untuk melakukannya. Untuk mencapai budaya institusi
yang inovatif, maka upaya membangun knowledge sharing (berbagi knowledge) perlu
dilakukan. Kunci utama pelaku knowledge sharing adalah manusia. Keuntungan dari orang
yang berbagi knowledge adalah mereka mampu merespon kesempatan secara cepat
sehingga inovasi dapat diciptakan dan bukan bersifat reinventing the wheel, agar mencapai
sukses di dunia bisnis secara cepat dan biaya murah.
Kaisa Kautto-Koivula of Nokia Telecommunications menyimpulkan sebagai berikut:
“ We have to understand more deeply how to really manage human-based individual and
organizational tacit knowledge”.
Sedangkan pada “ E-Newsletter Knowledge
Management”, ia menyatakan sebagai berikut: “ knowledge management is about
applying the knowledge assets available to your organization to create competitive
advantage”.
Aspek budaya dan pembelajaran (learning) juga tercakup dalam presentasi pada
konferensi ini. Kaisa menekankan pentingnya budaya lingkungan apabila membangun
program knowledge management, Dia mengatakan bahwa “ success is based more on a
human driven approach and deep integration rather than technology approach”.
Oleh karena itu, nilai dan kepercayaan, motivasi dan commitment, serta insentif (reward)
untuk knowledge sharing merupakan bagian dari budaya lingkungan. Hubungan antara
pribadi dengan organisasi juga ditekankan oleh banyak pembicara. Beberapa pembicara
yang merupakan wakil dari berbagai perusahaan mengatakan bahwa learning merupakan
fokus dari strategi. Wakil perusahaan tersebut adalah dari Rover Group (Collin Jones).
mereka mengatakan bahwa sebagai bagian dari knowledge management strategy, Rovernet
mengatakan bahwa intranet merupakan bagian yang sangat membantu mereka dalam
mengaplikasikan learning dan share best practice mereka.. Sedangkan General Motors
(Wendy Coles) memberikan gambaran tentang hubungan di antara knowledge sharing dan
strategi.
Perpektif dari Shell Exploration and Production salah satunya adalah learning organization
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
5
yang menuju living company yang merupakan kombinasi dari : 1). sensitivitas terhadap
lingkungan operasi; 2) kohesif dan identitas; 3).toleransi dan desentralisasi, ( laporan
knowledge management ’97 dari David . Skyrme dan Jan Willie dalam “ knowledge
management” : the Story Unfolds”, http://www.skyrme.com/updates/km97.htm).
Menurut
David
J.
Skryme
(dalam
the
3Cs
of
knowledge
sharing
(http://www.skyrme.com/updates/u64 fl.htm), bahwa salah satu tantangan knowledge
management adalah menjadikan manusia berbagi knowledge mereka. Untuk menghadapi
tantangan tersebut dia menyarankan tiga C yaitu : Culture, Co-opetition (menyatukan
kerjasama dengan persaingan) dan Commitment. Perubahan budaya tidak mudah dan
membutuhkan waktu, beberapa kegiatan yang mungkin digunakan untuk merencanakan dan
mengenalkan perubahan yaitu: audit budaya, untuk menjawab tantangan dari perilaku
“ yang tidak benar” , keterlibatan, menggunakan role mode, team building, reward dan
mengubah manusia dengan memindahkan orang-orang dalam knowledge sharing.
Banyak organisasi belum atau tidak mengetahui potensi knowledge (knowledge +
pengalaman) tersembunyi yang dimiliki oleh karyawannya. Mengapa demikian? Riset
Delphi Group menunjukkan bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan dalam
struktur :
- 42 %
dipikiran (otak) karyawan;
- 26 %
dokumen kertas;
- 20 %
dokumen elektronik;
- 12%
knowledge base elektronik.
Bagaimana di PDII ? Fakta umum ini memang terjadi di mana-mana, bahwa asset
knowledge sebagian besar tersimpan dalam pikiran kita, yang disebut tacit knowledge . Tacit
knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui dan alami, namun sulit untuk diungkapkan
secara jelas dan lengkap. Tacit knowledge sangat sulit dipindahkan kepada orang lain,
karena knowledge tersebut tersimpan pada pikiran masing-masing individu dalam organisasi.
Oleh karena itu, knowledge management ada untuk menjawab persoalan ini, yaitu proses
mengubah tacit knowledge menjadi knowledge yang mudah dikomunikasikan dan mudah
didokumentasikan, yang disebut explicit knowledge . Dokumentasi menjadi sangat penting
dalam knowledge management, karena tanpa dokumentasi semuanya akan tetap menjadi
tacit knowledge dan knowledge itu menjadi sulit untuk diakses oleh siapapun dan kapanpun
dalam organisasi.
Kata Kunci
: knowledge based organization, knowledge based society,
organizational knowledge management system.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
6
Knowledge
Manager/
Document Control
Manusia
Knowledge Gap
Database
Content
SISTEM KM
Proses
Aturan
Sistem KM
Teknologi
Penunjang
Infrastuktur yang diperlukan
Prioritas Kebutuhan User
pada Fitur-fitur KM
Gambar . Perspektif Teknis dari Sistem Pengelolaan Pengetahuan
of KM Vol 4, No.3,2000
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
(Meso & Smith, Journal
7
TECHNOLOGIES
FUNCTIONS
Computer-mediated
collaboration
KNOWLEDGE
Electronic task
management
Know-how
Messaging
USING
KNOWLEDGE
Know-what
Video Conferencing
and Visualization
Know-why
ORGANIZATIONAL
KNOWLEDGE
MANAGEMENT
SYSTEM
Group Decision
Support
Self-Motivated
Creativity
Web Browsing
Personal Tacit
Data Mining
FINDING
KNOWLEDGE
Search & Retrieval
Intelligent Agents
Document
Management
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
Cultural Tacit
Organizational
Tacit
CREATING
KNOWLEDGE
Regulatory
Assets
PACKAGING
KNOWLEDGE
8
Experience-based
Knowledge
Yields
Leads To
Experience
of the world of affairs,
public and personal
Purposeful action in
relation to our
perceived situation
Creates new
The Experience- action cycle
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
9
Budaya kantor
yang efsien
Knowing
Organization
didan
efektifsuatu
serta organisasi
inovatif telah terjadi.
Maka terjadi peningkatan knowledge
sharing dan lingkungan yang
mendukung daya saing
Belum terjadi Budaya Kantor yang
efisien dan efektif serta inovatif,
Management
yang
Untuk itu diperlukan
peningkatan
Committed
knowledge sharing
dan lingkungan
yang mendukung daya saing
Terbangunnya
knowledge
sharing
Berbagi
bekerja
antara bayer dan user
informasi
knowledgeke luar
malalui
learning process
•
•
Rapat-ra
pat
Learning
process
Management
komitment
Information
Intergration
Sense Making
InformationNetwork
conversion
komitment
Knowledge
sharing
lingkungan
yang
mendukung
Informasion
Sense making
processing
Decision Making
Knowledge
creating
Organizational
Action
Anggaran
Perubahan
lingkungan
terjadi pada:
*.Sikap Insentif
perilaku.
*.Pendapatan
harian.
*.Trust
*.
Rasa
memiliki
Industri
sehingga
informasi &
budaya
pengetahuan
inovasi
-Sikap
dan
terbentuk
perilaku
-Pendapatan
harian
-Trust.
-Rasa
memiliki
terbentuk
sehingga
meningkatkan
Budaya
informasi
Decision
making
Gambar . Struktur Permasalahan
Gambar . Konsep Model yang Relevan
Sumber : Peters,Waterman(1982)
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
10
Analisis eksternal
Organisasi
Analisis Internal
Organisasi
Faktor
Sukses
Penyusunan
Strategi
Organisasi
Kunci
Peluang dan
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
dan
Strategi
Organisasi
Analisis
Knowledge Gap
Apa
yang
harus
dilakukan organisasi
Strategic gap
Apa yang dapat
dilakukan organisasi
Knowledge gap
Apa yang harus
diketahui organisasi
Gambar .
Apa yang sudah
diketahui
Penyelarasan sistem KM dengan strategi organisasi
Tahapan Knowledge-Based Organization
Gambar
1
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
11
Elemen organisasi
Strategi
Bisnis
Strategi MP
Proses kerja,
aktivitas kunci,
core competencies
Infrastruktur
teknologi
Meningkatkan
kreasi
pengetahuan,
pindah &
penggunaan
Performa
bisnis
Perilaku
Budaya
(nilai2,
Norma &
Praktek)
Gambar 2
Praktek
Norma
Perilaku
Nilai tambah dari
penggunaan
pengetahuan
Nilai
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
12
Gambar 3
Pengetahuan yang
relevan
Budaya
Pengelolaan dan
penggunaan K
Budaya membentuk pengetahuan
Gambar 4
Unit A
Level
pengetahuan
di organisasi
Unit B
Level
pengetahuan
di organisasi
Budaya
A
Level K
individu
B
Level K individu
Distribusi Individual and Organisasi-Level Knowledge
Gambar 5
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
13
Budaya organisasi
Konteks yg didorong
dari pengetahuan
Nilai yg didorong dari
pengetahuan
Konteks interaksi penciptaan
Gambar 6
Karakteristik budaya
-
Diskusi topik yang sensitif
-
Pendekatan dan pengalaman senior
-
Volume interaksi
-
Tingkatan tanggung jawab kolektif
-
Orientasi pengetahuan saat ini dan
keahlian
-
Pembelajaran
-
Sikap terhadap suatu kesalahan
Konteks
interaksi
untuk
Kemampuan
untuk dongkrak
K
Bagaimana budaya kreasi konteks untuk interaksi
Gambar 7
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
14
Pengetahuan baru
Interpretasi organisasi
Umpan balik
Budaya
Budaya untuk menyaring pengetahuan baru
Adopted dari David De Long, May 1997. Building the Knowledge-Based Organization :
How to Culture Drives Knowledge Behaviors.
Penutup
-
KM sebagai suatu spirit yaitu pendekatan dari hati ke hati,
Ide harus fleksibel,
Kita semua menjadi pemain,
Jangan bikin border sendiri, harus borderless,
Buat dari dataÎ informasiÎ knowledge menjadi knowledgeable Î knowledge
creator/creating,
langkah pertama adalah merubah mindset di seluruh jajaran organisasi mengenai
pentingnya share data, informasi dan aplikasi KM,
mampu interkoneksi (globalisasi) di lokal atau di organisasi dulu baru bicara globalisasi,
mau diakses dan perlu Visi yang tajam,
ingin tahu lebih dominant Î unggul di iptek dan sharing data,informasi dan knowledge
menuju ke wisdom,
budaya “learning and sharing “ ditumbuhkan dan dimulai dari yang sangat kecil, diri
sendiri, dan sekarang, serta didukung dengan system ICT yang integrated.
Knowledge worker Î inti dasar adalah knowledge.
Tetap memelihara intelektual dengan banyak membaca perkembangan di bidangnya
masing-masing dan menghasilkan suatu knowledge.
Memelihara spirit dengan cara voluntary (sukarela) jangan paksaan, atau perintah.
Mengembangkan knowledge based system (KBS) secara korporasi.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
15
-
Jadi kunci knowledge management
adalah LEARNING AND SHARING.
Tantangan
-
resistance to change;
living in comfort zone;
lack of trust
Referensi
Birkinsaw, Julian (2001). “ Making Sense of Knowledge Management” dalam IVEY Business
Journal, March/April, pp: 32-36.
Burk, M (1999). “Knowledge Management : Everyone Benefit by Sharing Information”, Public
Roads, Vol.63, no.3 Nov/Des 1999. Federal Highway Administration, US
Departement of Transportation.
Carl Davidson and Philip Voss (2003). Knowledge Management: An Introduction to creating Æ
competitive advantage from intellectual capital. New Delhi: Vision Books.
Cole, Stephen (1992). Making Science : Between Nature and Society.
Harvard University Press.
Cambridge, Mass:
Christina Evangelou and Nikos Karacapilidis(2005), ”On the interaction between humans and
knowledge management systems: a framework of knowledge sharing catalysts”.
Knowledge Management Research & Practice, Vol. 3, No.4, Nov 2005: pp. 253- 261.
C.W .Holsapple (2003) editor. Handbook of Knowledge Management – Knowledge Creation.
NewYork : Springer: 367-377.
C.W. Holsapple (2003) editor. Handbook of Knowledge Management – Sensemaking and
Knowledge Management. New York: Springer: 381-407.
Davenport, Thomas H and Prusak,L(1998). Working Knowledge : How Organizations Manage
What They Know. Boston: Harvard Business School Press.
Davidson, Carl & Philip Voss (2003). Knowledge Management : An Introduction to creating Æ
Competitive Advantage from intellectual capital, Vision Books, New Delhi, India.
Donald Hislop (2005). “ The effect of network size on intra-network knowledge processes”.
Knowledge Management Research & Practice, Vol.3, No.4, Nov 2005: pp. 244-252.
Dubravka Cecez-Kecmanovic (2004). “A sensemaking model of knowledge in organizations: a
way of understanding knowledge management and the role of information
technologies”. Knowledge Management Research & Practice, Vol.2, No.3, Dec 2004:
pp. 155- 168.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
16
El-Sayed Abou-Zeid (2005). “ A culturally aware model of inter-organizational knowledge
transfer”. Knowledge Management Research & Practice. Vol.3 ,No.3, August 2005:
pp. 146-155.
Kling, Rob (2000). “Learning about Information Technology and Social Change: the
Constribution of Social Informatics”. The Information Society, Vol.16, No.3, pp
217-232.
Kling, Rob (1998). “Organizational Analysis in Computer Science” dalam International
Perspectives on Information Systems: a Social and Organizational Dimension, edited
by Savvas Katsikides and Graham Orang. Sydney: Ashgate, pp: 43-66.
Malhotra, Yogesh (2000). “ From Information Management to Knowledge Management:
Beyond the “Hi-Tech Hidebound’ Systems” dalam K. Srinantaiah dan MED Koenig
(ed). Knowledge Management for the Information Professional. Medford, N.J:
Information Today, Inc. pp:37-61.
Nath Pradosh, N . Mrinalini, G.D. Sandhya (2002). Knowledge Management for R&D
Organizations, National Institute of Science Communications (NISCOM), Pusa Gate,
KS Krishnan Marg, New Delhi, India.
Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hirotaka (1995). The Knowledge- Creating Company: How
Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University
Press.
Orlikowski, WJ and Baroudi, J.J. (1991) “ Studying Information Technology in Organizations:
research approaches and assumptions”. Information Systems Research (2): 1 – 28.
Pradosh-Nath, N.Mrinalini, G.D.Sandhya. (2002) .Knowledge Management for R&D
Organizations. Nittads, New Dehli.
Setiarso, Bambang (2005). “ Knowledge Sharing in Organizations: models and mechanism”.
Kualalumpur (Malaysia) : Special Library Conference (Slib 2005), May 15-17,
2005.p 14.
Turban, Mclean, Wetherbe (2002). Information Technology for Management, Transforing
Business in the Digital Economy, 3 rd Ed, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Wilson, T.D. (2002) “ The Nonsense of knowledge management” . Information Research, Vol.8,
No.1,pp 49.
Van de Brink, P (2001), “ Measurement of conditions for knowledge sharing”, Proceedings 2 nd
Eropean Conference on Knowledge Management, Bled.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
17
Biografi Penulis
Lahir di Malang, 5 Juni. Menyelesaikan Pendidikan SMP di SMP XIX, Kebayoran
Baru-Jakarta Selatan tahun 1969, SMA XVI Palmerah Barat tahun 1973, S1
Geografi Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia tahun 1980,
dan Program Master of Arts pada Department of Library and Information Studies,
Monash University Australia pada tahun 1991. Saat ini sebagai pustawakan dan
memimpin Bidang Pengembangan di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI. Penelitian
seputar tema Digital Library dan Knowledge Management.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
18