HENY HERAWATI
Edisi :2
PENGANTAR
MANAJEMEN
Penerbit :
Beringin
Mulya
PENGANTAR
MANAJEMEN
OLEH :
HENY HERAWATI
Penerbit :
PT Beringin Mulya
Edisi kedua, 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian
atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun
mekanik, termasuk memfotocopi, merekam atau dengan menggunakan
system penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari penerbit
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
Ketentuan Pidana Pasal 72 :
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1)
dan ayat (2 ) dipidana penjara masing-masing paling singkat (1)
bulan dan / atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 ( satu juta
rupiah ) atau pidana penjara paling lama 7 ( tujuh ) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah )
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 ( lima )
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 ( lima ratus
juta rupiah ).
PENGANTAR MANAJEMEN
Edisi ke dua
copyright@2015
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan ( KDT )
ISBN . 978-602-97785-7-1 ………..
16 x 24 cm
330 hlm
Edisi ke-2 Oktober 2015
Penulis
Heny Herawati, SE, MM
Penerbit
Beringin Mulya
Jalan …………………..
Telp…………………..
e-mail ……………….
JAKARTA
Dilarang mengutip sebagian ataupun seluruh isi buku ini dengan cara
apapun tanpa ijin sah dari penerbit
BAB
1
SEJARAH MANAJEMEN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang Manajemen, sejarah perkembangan Manajemen, teori
manajemen, fungsi manajemen, unsur-unsur manajemen, sarana manajemen dan
prinsip-prinsip manajemen .
1.1 Pengertian Manajemen
M
Anajemen adalah disiplin Ilmu dimana dalam pelaksanaannya menempati
posisi yang sangat strategis dalam masyarakat maupun bernegara. Manajemen
harus menjadi dasar terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang sehat dan
menguntungkan dan negara yang bersih dan maju. Penggunaan dan penyelenggaraan suatu
badan baik komersial maupun non komersial adalah menjadi keharusan agar tercipta suasana
yang bergaya guna dan berhasil guna dengan berpegang pada prinsip ekonomi, yaitu efisien
dan efektif, sehingga dengan dibantu penerapan prinsip-prinsip manajemen diharapkan dapat
menjamin suatu kegiatan dan tujuan akan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Prinsip- prinsip manajemen, fungsi manajemen dan sistem manajemen merupakan suatu
yang universal, yang dapat diberlakukan untuk segala kegiatan baik di masyarakat, negara
maupun dunia.
Istilah manajemen berasal dari Bahasa latin yaitu “ manus” yang artinya “tangan”
manajemen juga
berasal dari
Italia (1561) yaitu “maneggiare”
Kata
yang berarti
"mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, Bahasa Prancis ini lalu
mengadopsinya kedalam bahasa Inggris dari kata kerja to manage yang sinonimnya antara
lain berasal dari kata to hand berarti “ mengurus”, to control berarti “memeriksa” dan to
guide yang berarti “memimpin “ . jadi bila dilihat dari asal katanya maka akan menjadi
1
Menagement yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen dapat diartikan
menjadi bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi
bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tugas seorang Manajer adalah mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
Banyak
ahli
yang
memberikan
definisi
tentang
manajemen,
di
antaranya:
1. Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”
mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”.
2. George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of Management” memberikan
definisi: “Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya” .
3.Ensiclopedia of The Social Sciences, Manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan
suatu
tujuan
tertentu
yang
diselenggarakan
dan
diawasi.
4.Mary Parker Follet Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
oranglain.
5. Thomas H. Nelson, Manajemen perusahaan adalah ilmu dan seni memadukan ide-ide,
fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang
bermanfaat
dan
menjualnya
dengan
mendapatkan
hasil
atau
menguntungkan.
6. G.R. Terri, Manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan
usaha mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya
7. James A. F. Stoner, Manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan upaya ( usaha-usaha ) anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
8. Oei Liang Lie, Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan sumber daya manusia dan alam, terutama
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2
9. Ricky w Griffin, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran ( goals ) secara
efektif dan efisien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai perencanaan
dan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai
jadwal yang telah dibuat.
10. Robin 1999,8, Istilah Manajemen mengacu pada proses mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain
11. Menurut Stoner, proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan
kegiatan yang menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan secara terus menerus yang
dilakukan oleh seorang manajer.
12. Definisi lain tentang manajemen yaitu:
Management
(Manajemen)
mengorganisasikan
adalah
(Organization),
proses
memimpin
dari
merencanakan
(Leading)
(Controlling) terhadap pekerjaan anggota organisasi dengan
dan
(Planning),
mengendalikan
menggunakan semua
sumber daya organisasi ( SDM dan sumber daya lainnya ), untuk mencapai sasaran
organisasi yang sudah ditetapkan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi dari manajemen diantaranya
adalah merencanakan, pengorganisasian, mengarahkan dan mengendalikan.
Merancang mengandung arti bahwa para manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu
sasaran dan tindakan mereka berdasarkan pada beberapa metode, rencana atau logika dan
bukan berdasarkan perasaan. Rencana mengarah pada tujuan organisasi dan menetapkan
prosedur terbaik untuk pencapaiannya. Disamping itu rencana merupakan pedoman untuk :
1.
Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan
2.
Anggota organisasi melaksanakan aktivitas yang konsisten dengan tujuan an prosedur
yang telah ditetapkan
3.
Memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif
dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan.
Mengkoordinasikan adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan
sumber daya diantara para anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran
3
organisasi. Dan pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya
sesuai dengan kegiatan yang direncanakan. Didalam Islam pengertian tentang manajemen
atau kepemimpinan ada dalam Al Qur’an diantaranya :
1. Firman Allah dalam surat (99) Az- Zalzalah : 7-8
Artinya : “ Barang siapa yang mengerjakan amal kebajikan seberat atom ( zarrah ) pun
niscaya dia akan melihat balasannya , dan Barang siapa yang mengerjakan perbuatan
jahat seberat atom ( zarrah ) pun niscaya dia akan melihat balannya pula.” surat (99)
Az- Zalzalah : 7-8
2. Surat (6) Al An’am : 165
ٓ
ٓ ﺖ ِﻟّ َﻴ ْﺒﻠُ َﻮ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻰ َﻣﺎ
ٍ ٰﺾ ﺩَ َﺭﺟ
ٍ ﻀ ُﻜ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕَ َﺑ ْﻌ
ِ ﻒ ْﺍﻷ َ ْﺭ
َ ﺽ َﻭ َﺭ َﻓ َﻊ َﺑ ْﻌ
َ َِﻭ ُﻫ َﻮ ﺍﻟﱠﺬِﻯ َﺟ َﻌ َﻠ ُﻜ ْﻢ ﺧ َٰﻠﺌ
﴾١٦٥:ﻮﺭ ﱠﺭ ِﺣﻴ ۢ ٌﻢ ﴿ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ
ٌ ُﺏ َﻭ ِﺇﻧﱠ ۥﻪُ َﻟ َﻐﻔ
ِ ﺳ ِﺮﻳ ُﻊ ْﺍﻟ ِﻌ َﻘﺎ
َ َءﺍﺗ َ ٰﯨ ُﻜ ْﻢ ۗ ِﺇ ﱠﻥ َﺭﺑ َﱠﻚ
Artinya Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surat (6) Al An’am : 165
3. Surat (52) Ath-Thur : 21
ﺐ َﺭ ِﻫﻴ ٌﻦ
َ ﺴ
َ ﺉ ِﺑ َﻤﺎ َﻛ
ٍ ُﻛ ﱡﻞ ْﺍﻣ ِﺮ
Artinya : “ Tiap-tiap manusia itu terikat oleh usaha masing-masing “.Surat (52) AthThur : 21
4. Surat (74) Al-Muddatsir : 38
ٌﺖ َﺭ ِﻫﻴﻨَﺔ
ْ ﺴ َﺒ
َ ُﻛ ﱡﻞ َﻧ ْﻔ ٍﺲ ِﺑ َﻤﺎ َﻛ
Artinya : “ Tiap-tiap manusia bertanggung jawab ( terikat ) atas yang diperbuatnya”.
Surat (74) Al-Muddatsir : 38
4
Dalam prakteknya proses manajemen merupakan fungsi bagian yang tidak dapat
terpisahkan satu dengan lainnya, dimana mereka saling berkaitan secara simultan. Hal ini
terlihat dalam model manajemen secara lengkap pada gambar 1.1 karena anak panah
menunjukkan hubungan semua titik dalam dua arah
Gambar 1.1
Proses manajemen dalam Praktek
Merencanakan
Manajer menggunakan
logika dan metode
untuk memikirkan
sasaran dan tindakan
Mengendalikan
Mengorganisasikan
Manajer memastikan
bahwa organisasi
bergerak mencapai tujuan
organisasi
Manajer mengatur dan
mengalokasikan
pekerjaan, wewenang,
dan sumber daya untuk
mencapai sasaran
organisasi
Memimpin
Manajer mengarahkan,
mempengaruhi dan
memotivasi karyawan
untuk melakukan
tugasnya
Dari Definisi manajemen diatas dapat disimpulkan secara lengkap Manajemen :
Manajemen adalah ilmu atau seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
5
1.2 Sejarah Manajemen
M
anajemen adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna dari
unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.
Ilmu manajemen sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini terbukti dengan
adanya Piramida di Mesir, yang dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Piramida Giza tak akan berhasil dibangun tanpa adanya seseorang yang memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa
segala sesuatunya dikerjakan sesuai dengan rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama 1400-an dikota Venesia,
Italia yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan disana. Penduduk
Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan awal munculnya organisasi
modern seperti dibuatnya gudang senjata Venesia, Perakitan mobil yang dikembangkan oleh
Hanry Ford, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk mengelola angkatan kerja dan system
akuntansi untuk pelacakan pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi manajemen dalam 4 fase yaitu pemikiran awal, era
manajemen sains, era manusia social, dan era modern.
a. Pemikiran Awal
Sebelum abad ke 20 terjadi 2 peristiwa penting dalam ilmu manajemen.Pertama yaitu
tahun 1776 ketika Adam Smith menerbitkan sebuah dokrin ekonomi klasik ( the
Wealth of Nation ), yang menjelaskan tentang keunggulan ekonomi yang diperoleh
organisasi dari adanya pembagian kerja ( division of labour ) yaitu perincian
pekerjaan kedalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan :
1. Meningkatkan ketrampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja
2. Menghemat waktu yang terbuang dalam pengantian tugas
3. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja
6
Peristiwa kedua adalah dengan adanya revolusi Industri di Inggris yang menandai
dimulainya penggunaan mesin mengganti tenaga manusia yang berakibat pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah ke pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan
manajer-manajer membutuhkan teori untuk membantu mereka meramalkan
permintaan, memberikan tugas kepada bawahan, dan mengarahkan sehingga ilmu
manajemen mulai berkembang oleh para ahli
b. Era Manajemen Sains
Era ini ditandai dengan berkembangnya ilmu manajemen dari kalangan insiyur seperti
Henry Towner, Frederick Winslow Taylor, Frederick A Halsey dan Harrington
Emerson. Manajemen Ilmiah ( Scientific Management ) dipopulerkan oleh Frederick
Taylor dalam bukunya Principles of Scientific Management pada tahun 1911 yang
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah metode ilmiah untuk menentukan cara
terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
c. Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku ( behavioral school )
tahun 1920 - 1930 yang dikenal dengan nama eksperimen hawthrone. Eksperimen ini
bertujuan mempelajari bahwa insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode
istirahat, upah, berpengaruh terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan
kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa norma sosial merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
d. Era Modern
Ditandai dengan hadirnya konsep Manajemen kualitas total ( Total Quality
Manajemen / TQM ) diabad ke 20 oleh W Edwards Deming ( 1900 – 1993 ) dan
Joseph Juran ( 1904 ). Deming orang Amerika sebagai bapak Kontrol Kualitas di
Jepang berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal
dari kesalahan pekerja
melainkan dari sistemnya. Ia menekankan pentingnya
meningkatkan kualitas dengan mengajukan teori 5 langkah reaksi berantai. Ia
berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan maka:
1. Biaya akan berkurang karena sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan dan
penggunaan waktu dan material yang efisien
7
2. Produktivitas meningkat
3. Market share meningkat karena meningkatnya kualitas dan harga
4. Profitabilitas meningkat
5. Jumlah pekerjaan meningkat
Dengan perkembangan manajemen tersebut dapat dapat digambarkan sejarah bertahap
sejarah perkembangan teori manajemen dari awal ( sebelum abad ke 20 ) hingga
sekarang yang tercantum dalam gambar 1.2.
Gambar 1.2
Sejarah perkembangan teori manajemen
Periode Waktu
Aliran Manajemen
1870 - 1930
Manajemen Ilmiah
(Scientific Management)
1900 - 1940
Teori Organisasi Klasik
1930 - 1940
Aliran Hubungan Manusia
(Perilaku atau Neoklasik)
1940 - sekarang
Aliran Manajemen Modern
Kontributor
Frederik W. Taylor
Frank dan Lillian Gilberth
Henry Gantt
Harrington Emerson
Henry Fayol
Jame D. Mooney
Mary Parker Follett
Herbert Simon
Chester I. Benard
Hawthorne Studies
Elton Mayo
Fritz Roethlisberger
Hugo Munsterberg
Abraham Maslow
Chris
Argyris,
Douglas
Mcgregor, Edgar Schien,
David McCleland, Robert
Blake & Jane Mouton, Ernest
Dale, Peter Drucker, Dll.
Perkembangan Mutakhir dari Teori Manajemen dapat dilihat dengan menggunakan dua
pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Sistem :
Dimana dalam pendekatan system ini manajemen memandang organisasi sebagai satu
kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan berkaitan satu
sama lainnya.
8
Beberapa Konsep Kunci dalam pendekatan sistem:
1. Subsistem : adalah bagian-bagian yang menyusun seluruh system.
2. Sinergi : adalah situasi dimana keseluruhan lebih besar daripada bagian-bagiannya.
Dalam organisasi, sinergi berarti bahwa sebagai departemen terpisah dalam sebuah
organisasi bekerjasama dan berinteraksi, mereka menjadi lebih produktif daripada
bila masing-masing bertindak sendiri-sendiri.
3. Sistem Terbuka : Sebuah system yang berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Sistem Tertutup : Sebuah system yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Pendekatan Kontigensi
Pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusi untuk
pencapaian sasaran organisasi, mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang
berbeda (disebut juga pendekatan situasional). Menurut pendekatan ini, tugas manajer
adalah mengidentifikasi teknik mana yang ada dalam situasi tertentu, dibawah keadaan
tertentu, dan pada waktu tertentu yang paling baik memberikan kontribusi pada
pencapaian sasaran manajemen.
1.3 Prinsip-prinsip Manajemen
P
rinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang
tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer / pimpinan. Dalam prakteknya harus
diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan
harus luwes, yaitu bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Didalam Manajemen maka yang harus kita pertanyakan adalah
Apa yang diatur ?
Apa tujuannya mengatur ?
Mengapa harus diatur ?
Siapa yang mengatur ?
Bagaimana mengaturnya ?
Dan menurut Nicholas M. Butter, orang sebagai pelaksana dalam manajemen dapat
dikelompokkan dalam :
9
1. Membuat sesuatu terjadi
2. Melihat sesuatu terjadi
3. Tidak tahu apa yang telah terjadi
Didalam mengatur suatu perusahaan, agar dapat bekerja berjalan dengan baik antara
pimpinan dan pekerja perlu adanya penerapan prinsip-prinsip dalam manajemen yang
terdiri atas :
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer
hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang
berimbang.
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan
secara langsung.
3. Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai
dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana,
peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari
seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang
yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan
langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan
satu pimpinan).
Jika 5 prinsip ini tidak dilaksanakan dalam perusahaan maka kemungkinan bisa akan timbul
perpecahan diantara para kerabat kerja atau karyawan di dalam perusahaan. Karena ada yang
diberi
tugas
yang
banyak
dan
ada
pula yang sedikit, padahal mereka memiliki
kemampuan yang sama. Karena itu prinsip manajemen tersebut harus diterapkan sesuai
10
dengan pengertiannya dari manajemen adalah itu sendiri yaitu proses
pencapaian tujuan
melalui kerja orang lain.
Dengan prinsip manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam manajemen terdapat
minimal 4 (empat) ciri, yaitu:
1. Ada tujuan yang hendak dicapai
2. Ada pemimpin (atasan)
3. Ada yang dipimpin (bawahan)
4. Ada kerja sama.
Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori dan fungsi manajemen yang berasal dari
Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen terdiri dari :
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Tingkatan (Hirarki)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps
1.4 Unsur-unsur Manajemen
U
nsur-unsur manajemen pada umumnya terdiri dari 6 M yaitu Man, Money,
Materials, Machines, Methode and Market . Diantara seluruh unsur tersebut
manusia ( man ) adalah unsur yang paling penting didalam proses manajemen,
11
sebab manajemen itu ada karena adanya dua orang atau lebih bekerjasama dalam mencapai
tujuan yang telah disepakati bersama. Dari unsur-unsur manajemen ini berarti manusia yang
merumuskan tujuan, manusia yang menyusun organisasi sebagai wadah pencapaian tujuan,
manusia pula yang mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang dicapai
Dengan demikian jelas bahwa unsur-unsur manajemen tersebut dapat sebagai alat-alat
sarana ( tools) bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya atau suatu usaha untuk mencapai
hasil yang telah ditetapkan. Adapun Tools ( alat sarana ) tersebut diantaranya :
1. Man ( Manusia / SDM )
Dalam manajemen faktor manusia adalah faktor yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah
mahluk kerja, oleh karena itu manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan.
2. Money ( uang )
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat ( tools )
yang penting untuk mencapai tujuan, karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membayar gaji tenaga kerja, membeli alat-alat yang dibutuhkan dan berapa hasil yang
akan dicapai oleh suatu organisasi.
3. Material ( bahan baku )
Material terdiri dari bahan mentah, setengah jadi ( raw material ) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha selain manusia yang ahli dalam bidangnya, bahan baku
merupakan sarana penting untuk mencapai hasil yang dikehendaki, karena bahan baku
merupakan bahan dasar untuk terciptanya suatu produk
4. Machines ( mesin )
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja. Dengan menggunakan mesin akan mendapatkan hasil
pekerjaan yang lebih banyak dibanding tanpa menggunakan mesin / tangan manusia
sehingga pendapatan perusahaan akan semakin meningkat dan biaya operasional
perusahaan akan semakin ringan.
12
5. Methods ( Metode )
Dalam pelaksanaan kerja metode kerja sangatlah diperlukan. Suatu tata cara kerja
yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaannya dengan memberikan berbagai pertimbanganpertimbangan kepada sasaran, seperti fasilitas-fasilitas yang tersedia, penggunaan
waktu yang efisien dan efektif, uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun
metode baik sedangkan orang yang melaksanakan tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian
peran utama dalam manajemen tetap manusia sebagai pengendalinya.
6. Market ( pasar )
Memasarkan produk suatu barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku dipasaran maka proses produksi akan berhenti. Oleh sebab itu
penguasaan pasar dalam menyebarkan hasil produksi merupakan faktor penentu
dalam pengembangan perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga
barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli / kemampuan masyarakat
1.5 Fungsi Manajemen
K
eberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya.
Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana
manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses
tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan mulai awal
melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan.
Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya yaitu :
1. Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and anagement”
membagi fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
2. Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management”, proses manajemen
terbagi menjadi :
13
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pelaksanaan (Activating).
• Pengawasan (Controlling).
3. Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”, proses
dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengarahan (Directing).
• Pengawasan (Controlling)
Gambar 1.3
kegiatan dalam fungsi manajemen
A. Fungsi-fungsi Manajemen :
l) Fungsi perencanaan ( planning )
Pada
hakekatnya
perencanaan
merupakan
proses
pengambilan
merupakan dasar bagi kegiatan - kegiatan / tindakan - tindakan
keputusan yang
ekonomis dan efektif
14
pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang
perlu dikerjakan, bagaimana dan di mana suatu kegiatan perlu dilakukan serta
yang
bertanggung jawab
terhadap
siapa
pelaksanaannya. G R Terry mengemukakan
tentang planning sebagai berikut : “ Planning is the selecting and relating of facts
and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and
formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired result” . (
Perencanaan
adalah
pemilihan
dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan
penggunaan perkiraan –perkiraan / asumsi – asumsi untuk masa yang akan datang
dengan
jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan – kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Perencanaan yang efektif didasarkan pada fakta dan informasi, bukan atas dasar emosi atau
keinginan. Fakta yang relevan dengan situasi yang sedang dihadapi berhubungan erat
dengan pengalaman dan pengetahuan seorang manajer. Dibutuhkan cara berfikir yang
berefleksi juga dapat dibantu oleh imajinasi dan forecast.
Ada beberapa jenis perencanaan yang sering dipergunakan oleh para manajer diantaranya :
1. Perencanaan Fisik ( physical planning )
Perencanaan tersebut meliputi perencanaan yang bersifat physic seperti perencanaan
tata kota, perencanaan daerah, perencanaan pembangunan, jalan dan lain sebagainya
2. Perencanaan Fungsional ( Functional Planning )
Perencanaan yang berhubungan dengan perencanaan yang bersifat fungsional seperti
perencanaan produksi, perencanaan keuangan, perencanaan pegawai, perencanaan
penjualan, perencanaan advertensi dan lain sebagainya
3. Perencanaan Comprehensive ( Comprehensive Planning )
Perencanaan ini merupakan gabungan antara perencanaan fisik dan perencanaan
fungsional, sebagai contoh seorang usahawan yang akan mendirikan pabrik tekstil
maka ia akan merencanakan gedung pabrik, mesin-mesin produksi yang akan
dihasilkan, tenaga kerja, keuangan, penjualan dan sebagainya
Dilihat dari pertanyaan-pertanyaan pokok terhadap planning yang biasa disingkat 5W + 1H
yaitu ( What, When, Why, Who, Where, + How ) Maka menurut G.R Terry ada beberapa
keuntungan – keuntungan serta kekurangan-kekurangan dari adanya perencanaan,
diantaranya :
15
1. Keuntungan dari perencanaan
a. Perencanaan
dapat membuat kegiatan dapat dilakukan secara teratur dan
bertujuan ( planning makes for the utilization of purposeful and orderly activity)
b. Perencanaan meminimalisir tindakan-tindakan yang tidak produktif ( Inproductive
promotes the use of a measure of performance )
c. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukur hasil kerja ( Planning
promotes the use of a measure of performance )
2. Kekurangan- kekurangan dari perencanaan
a. Informasi atau fakta-fakta yang dibutuhkan untuk meramalkan masa yang akan
datang belum tentu tepat, sehingga manajer tidak akan dapat secara pasti
meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
b. Biaya yang diperlukan untuk menyusun suatu perencanaan yang lengkap sangat
besar bahkan dapat melampaui hasil yang akan dicapai
c. Secara psikologis orang-orang lebih suka memperhatikan masa sekarang daripada
masa yang akan datang mengingat perencanaan berhubungan dengan masa yang
akan dating
2) Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
menciptakan
hubungan -hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan kegiatan
yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan
bersama. Menurut
Paul Bertholenenus dalam bukunya “An Outline of public
Administration” menyebutkan : “ Organization is an arrangement, presumably logical of
interdependent parts to form a unifield whole, trough which power and control can be
exercised to the end of achieving a given purpose”. Organisasi adalah susunan yang agak
logis dari bagian-bagian yang saling berhubungan untuk mewujudkan sesuatu keseluruhan
yang bulat, sehingga kekuasaan dan pengawasan dapat dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
16
Beberapa pendapat para ahli tentang fungsi organisasi :
a. Prinsip-prinsip organisasi menurut Harold Koontz terdiri dari
1. Prinsip of unity of Objective ( prinsip kesatuan tujuan ).
Dalam organisasi harus ada kesatuan tujuan, dan kesatuan tujuan tersebut harus
merata dari atas hingga ke bawah.
2. Prinsip of efficiency ( prinsip hasil guna ).
Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mempergunakan biaya yang
sekecil-kecilnya dengan pengorbanan yang sedikit-dikitnya
3. Span of management principle ( prinsip rentang manajemen )
Seseorang terbatas didalam mengurus orang lain atau memimpin bawahannya.
Batasan tersebut tidak tetap bagi setiap orang tergantung kepada kekomplekan
hubungan antara atasan dan bawahan dan kepada kemampuan manajer.
b. Prinsip-prinsip organisasi menurut G R Terry terdiri dari
1.
The Objective (Tujuan ).
2.
Authority and Respnsibility (wewenang dan tanggung jawab )
3.
Delegation and Authority ( pelimpahan wewenang )
4.
Assign the personal ( penempatan tenaga kerja )
5.
Sentralisai dan desentralisasi
3) Fungsi pengarahan / Actuating
Pengarahan merupakan fungsi
yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul
dilaksanakan. Oleh karena tindakan – tindakan
itu dilakukan oleh orang,
maka
pengarahan meliputi pemberian perintah – perintah dan motivasi pada personalia
yang melaksanakan perintah-perintah tersebut. Pengarahan ( Actuating ) berasal Dari
bahasa latin yaitu Acture.
Terry mendefinisikan Actuating sebagai berikut : “Actuating is setting all members of the
group to want to achieve and to stive to achieve the objective willingly and keeping with
the managerial planning and organizing efforts”. Pengarahan adalah membangkitkan dan
mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras
mencapai tujuan dengan ihklas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian dari pihak pimpinan.
17
Faktor-faktor yang diperlukan dalam pengarahan diantaranya :
1. Kepemimpinan ( Leadership )
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha
dengan ihklas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki
kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja,
sehingga manajer yang demikian gagal dalam menjalankan usahanya. Sifat-sifat
kepemimpinan menurut Harold Koontz diantaranya adalah :
a. Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpinnya
b. Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
c. Memiliki kelancaran dalam berbicara
d. Matang dalam berfikir dan emosi
e. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
f. Memahami / menghayati kepentingan kerja sama
2. Sikap dan Moral (Attitude and Morale )
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berfikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola
hidupnya. Beberapa sikap manajer dalam perusahaaan diantaranya :
Sikap - sikap yang dimiliki oleh manajer dalam perusahaaan diantaranya :
a. Sikap Feudal (feudal attitude ). Manajer yang mempunyai sikap cara berfikir,
berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu
suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin
penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal sikap
anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme yang akan sukar untuk
melahirkan kepemimpinan demokratis dari para manajernya, mengingat manajer
tersebut hidup dari masyarakat feudal.
b. Sikap Kediktatoran ( Dictatorial attitude ), Manajer akan berfikir, berperasaan,
dan bertindak sebagai diktator yang mempunyai kekuasaan mutlak sehingga
bawahannya atau pekerjanya akan menjadi sasaran utama dari pada kekuasaannya.
3. Tata Hubungan (Comunication )
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial yang dilaksanakan dengan efektif dengan penggerakan
managerial yang diikuti dengan efektif
dan dengan pengawasan yang diterapkan
dengan efektif akan menciptakan hasil yang memuaskan.
18
Didalam manajemen komunikasi terbagi dalam beberapa macam diantaranya :
a. Komunikasi Intern yaitu terjadinya komunikasi yang baik yang dilakukan dalam
organisasi, baik antara atasan dengan atasan, atau bawahan dengan bawahan atau
antara atasan dengan bawahan.
b. Komunikasi ekstern yaitu komunikasi yang dilakukan diluar organisasi
c. Komunikasi Horizontal yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun
ektern antar jabatan yang sama
d. Komunikasi vertical yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi baik
antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil
4. Perangsang (Incentive )
Insentif adalah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak
5. Supervisi ( Supervision )
Menurut Terry Supervisi adalah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi
dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara
langsung. Dengan demikian tugas supervisor sangat berat karena harus dapat
menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberikan petunjuk
untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan dan memberikan saran serta nasehat kepada
pegawai yang mengalami kesulitan.
6. Disiplin (Discipline )
Disiplin adalah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur.
Jenis disiplin terbagi dalam dua bagian yaitu :
a. Self Imposed Discipline ( disiplin yang timbul dengan sendirinya )
b. Command Discipline ( disiplin berdasarkan perintah )
4) Fungsi pengkoordinasian
Suatu
usaha yang terkoordinir dengan baik di mana kegiatan karyawan
harmonis, terarah
dan diintergrasikan
menuju
itu
tujuan - tujuan bersama akan dapat
mencapai kesuksesan dengan cepat. Karena dengan pengkoordinasian yang baik akan
menghindari adanya kesalahan dan permasalahan yang berkepanjangan dan membuat
karyawan termotivasi untuk semangat bekerja dan apa yang menjadi tujuan perusahaan
akan tercapai dengan baik sesuai dengan rencana. Dengan demikian koordinasi sangat
19
diperlukan dalam organisasi agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.
5)Fungsi Pengawasan ( Controlling )
Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah
persyaratan - persyaratan yang ditentukan dalam
kegiatan
sesuai dengan
rencana. Sehingga pengawasan
membawa kita pada fungsi perencanaan. Makin jelas. lengkap serta terkoordinir rencanarencana makin lengkap pula pengawasan.
Maksud dan tujuan Pengawasan adalah
a. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak
b. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan
pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan yang sama atau timbulnya
kesalahan-kesalahan baru.
c. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program ( fase tingkatan
pelaksanaan ) seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan atau tidak
d. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan
kebijaksanaan yang telah ditentukan.
Cyril O’Donnell dalam bukunya ”Principles of Management” menetapkan prinsip-prinsip
pengawasan agar supaya pengawasan tersebut berjalan efektif, sebagai berikut :
a. Prinsip tercapainya tujuan (Principles of assurance of Objective )
Pengawasan ( controlling ) harus ditujukan terhadap tercapainya tujuan yaitu dengan
mengadakan koreksi untuk menghindarkan penyimpangan / deviasi dari rencana yang
sudah dibuat
b. Prinsip Effisiensi Pengawasan (Principles of efficiensy of control )
Pengawasan
akan
efisien
bilamana
dapat
menghindarkan
penyimpangan-
penyimpangan dari rencana yang sudah ditetapkan, sehingga tidak timbul hal-hal lain
diluar dugaan
c. Prinsip tanggung jawab Pengawasan ( Principles of control of Responsibility )
Pengawasan (Controlling ) hanya dapat dilaksanakan apabila manajer bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan sesuai dengan perencanaan
20
Bila dilihat dari Proses dalam pelaksanaannya maka Manajemen dapat dikategorikan dalam
3 proses yaitu meliputi :
• Input (sumber daya)
- Man, materials, money, machine, method, information
• Proses
- Perencanaan : menilik tujuan dan cara pencapaian
- Pengorganisasian : pemenuhan tanggung jawab untuk pencapain tujuan
- Kepemimpinan : menggunakan pengaruh untuk memotivasi bawahan
- Pengendalian : mengawasi kegiatan dan melaksanakan koreksi
• Output (kinerja)
- Mencapai tujuan, produk, jasa, efisiensi, efektivitas
Kinerja adalah Kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan
menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
Effectiveness
(Efektivitas)
:
→
melakukan
pekerjaan
dengan
benar
Sejauhmana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan
Kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai “melakukan hal yang tepat.”
Efficiency (Efisiensi) → melakukan pekerjaan dengan benar atau sesuai standar dengan
sejumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kemampuan untuk
meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi “melakukan
sesuatu dengan tepat.”.
Orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang bertujuan membantu
organisasi dalam mencapai sasarannya disebut Manajer (Manager).
Ukuran seberapa efektif dan efisien seorang manajer, seberapa baik dia menetapkan dan
mencapai tujuan yang memadai disebut Managerial Performance (Prestasi Kerja
Manajer).
Peran manajerial dalam manajemen Yaitu
1. Peran antar pribadi, misalnya memimpin, sebagai penghubung atau liason atau
sebagai symbol.
2. Peran informasional, misalnya memonitor apa yang terjadi, berbagi informasi dengan
rekan anda, sebagai juru bicara.
21
3. Peran memutuskan, misalnya mengambil inisiatif, menangani ketidak cocokan,
mengalokasikan sumber daya dan melakukan negosiasi dengan mitra kerja.
Gambar 1.4
Fungsi Manajemen
1.6 Tingkatan dalam Manajemen
P
iramida tingkatan manajer dalam suatu organisasi dengan struktur tradisional
berdasarkan tingkatannya sering dikelompokkan menjadi manajer puncak, manajer
tingkat menengah dan manajer lini pertama ( biasanya digambarkan dalam bentuk
piramida, dimana jumlah karyawan lebih besar dibagian lini ( bawah ) dari pada di bagian
puncak.
Berikut Tingkatan Manajemen mulai dari tingkat bawah ke atas :
1. Manajemen lini pertama atau tingkat pertama (First line or first level management)
Dikenal dengan istilah Manajemen operasional , mereka merupakan manajemen
tingkat “pertama” atau terendah dari manajemen dalam hierarki organisasi. Mereka
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Kebutuhan keterampilan Technical Skill (keterampilan teknik)
yaitu : kemampuan menggunakan prosedur, teknik dan pengetahuan bidang khusus.
22
Contoh : Supervisor ( penyelia ), Manajer Shift, manajer area, manajer kantor, mandor
( foreman).
2. Manajemen tingkat menengah (Middle management)
Manajer yang berada ditengah-tengah dalam hierarki organisasi, mereka bertanggung
jawab atas manajer lain dan kadang-kadang terhadap beberapa karyawan operasional,
mereka juga bertanggung jawab kepada manajer yang lebih senior. Kebutuhan
keterampilan Human Skill (keterampilan manusiawi)
yaitu : kemampuan untuk
bekerja sama, memahami dan memotivasi orang lain sebagai individu atau dalam
kelompok
Contoh : Direktur Produksi, Pemasaran, Kepala Divisi. Project Manager
3. Manajemen puncak (Top management)
Manajemen yang bertanggung jawab atas seluruh manajemen organisasi. Bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan. Kebutuhan keterampilan Conceptual Skill (keterampilan
konseptual) yaitu : kemampuan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
semua kepentingan dan aktivitas organisasi.
Contoh : Dirut, Presiden Direktur, CEO ( Chief Executive Officer ). CFO ( Chief
Financial Officer )
Klasifikasi manajer berdasarkan Keahlian atau Keterampilan
1. Ketrampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan
kognitif
( pengalaman,
integensia ) untuk
melihat
organisasi
secara keseluruhan dan keterkaitan diantara bagian - bagiannya. Berarti kemampuan
untuk berfikir strategis (mengambil pandangan yang luas dan bersifat jangka panjang ).
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan konseptual yaitu
untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan
untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau
planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja.
23
2.Ketrampilan
Hubungan
dengan
orang
lain
(Human
Skill
)
Kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain . Selain memiliki
kemampuan konsepsional, seorang manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh
manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan,
baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah
3. Ketrampilan tehnis (Technical Skill )
Adalah pemahaman dan kefasihan dalam melakukan
tugas
tertentu, mencakup
penguasaan metode, teknik dan peralatan yang digunakan. Keterampilan ini pada
umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
Gambar 1.5
Tingkatan dalam manajemen dan ketrampilan yg dimiliki
24
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh
kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu
dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per
jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang
terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja,
memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang
mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik
dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama
bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang
ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Klasifikasi Manajer berdasarkan aktivitas yang dilakukan :
1. Manajer fungsional (Fungtional Manager)
Seseorang
yang bertanggung jawab hanya pada satu aktivitas organisasi, seperti
manajemen keuangan atau MSDM.
25
2. Manajer umum (General Manager)
Seseorang yang bertanggung jawab atas semua aktivitas, seperti produksi, penjualan,
pemasaran dan keuangan untuk sebuah organisasi seperti sebuah perusahaan atau
sebuah anak perusahaan.
Klasifikasi Manajer berdasarkan luas ruang lingkup tugas
a. General Manager
Manajer yang bertanggung jawab terhadap beberapa departemen yang menjalankan
fungsi yang berbeda atau manajer yang bertanggung jawab untuk divisi yang berdiri
sendiri (mandiri).
b. Functional Manager
Manajer yang bertanggung jawab atas departemen yang menjalankan tugas fungsional
tunggal serta memiliki karyawan dengan pelatihan dan keahlian yang serupa. Contoh :
Direktur Produksi, Pemasaran, Kepala Divisi.
26
Soal latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen
2. Kapan dan dimana awal pertama kali ilmu manajemen dilaksanakan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari
3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur manajemen
4. Manajemen adalah Ilmu dan seni, jelaskan sejauhmana hubungan ilmu dan seni dalam
manajemen dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan berorganisasi
5. Dalam manajemen kita mengenal adanya tingkatan / golongan, sebutkan dan jelaskan
tingkatan tersebut.
6. Ketrampilan apa yang harus dimiliki oleh masing-masing tingkatan dalam
manajemen, jelaskan
7. Sebutkan tipe-tipe pimpinan atau manajer yang diperlukan dalam manajemen .
8. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang manajer .
9. Jelaskan hubungan antara fungsi perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya
dalam pengambilan suatu keputusan
10. Sebutkan macam-macam komunikasi, mengapa komunikasi tersebut sangat penting
dalam suatu organisasi
11. Sebutkan sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold Koontz
12. Sebutkan dan jelaskan kebaikan-kebaikan dalam pembuatan sebuah perencanaan bagi
perusahaan
13. Apa kekurangan – kekurangan yang menjadi penghambat organisasi dalam
pembuatan perencanaan.
14. Apa yang dimaksud dengan Prinsip kesatuan tujuan dalam organisasi
15. Mengapa dalam dunia usaha saat ini Morale and Attitude merupakan faktor utama
dalam pergerakan manajemen perusahaan
27
28
29
BAB
2
MANAJEMEN ISLAMI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang manajemen Islami ,Tipe manajemen yang Islami, hal-hal
yang dibahas dalam manajemen Islami, dasar pentingnya manajemen menurut
pandangan Islam, 4 Pilar dalam manajemen Islami, Jiwa yang harus dimiliki oleh
pemimpin Islami
2.1 Pengertian
P
emimpin adalah orang yang mau bekerja, mau membangkitkan semangat kerja baik
dalam diri sendiri maupun jiwa orang lain untuk mencapai tujuan tertentu secara
bersama-sama dengan memperhatikan proses kerja yang baik dengan memilih pelaksanaanpelaksanaan, melatihnya , mendukungnya dan mengawasinya ( Jaim bin Muhalhil al Yasin )
Manajemen Islami adalah manajemen ( ilmu dan seni ) yang
mengatur sesuatu agar
dilaksanakan dengan baik, tepat, terarah dan efisien sesuai dengan yang disyariatkan dalam
ajaran Islam. Dan dalam ajaran Islam juga diajarkan bagaimana segala sesuatu pekerjaan
harus dilakukan secara benar, tertib, teratur dan rapi. Jadi Mengapa kita perlu untuk belajar
teori Manajemen Islami ?
1.
Teori memberikan fokus yang mantap untuk memahami apa yang kita alami. Sebuah
teori menyediakan kriteria untuk menentukan apa yang relevan dan sebenarnya.
2.
Teori mempermudah kita berkomunikasi dengan efisien dan dengan demikian bergerak
kearah hubungan yang semakin lama semakin kompleks dengan orang lain.
3.
Teori membuat kita, bahkan menantang kita untuk terus belajar mengenai dunia kita
secara nyata dan sesuai dengan kaidah Islami.
28
Seperti dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani yang artinya :
” Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan
dilakukan secara itqan ( tepat, terarah, jelas dan tuntas )”.
Allah telah mengatur kehidupan manusia dengan meninggikan "derajat" sebagian
dibanding yang lain agar mereka dapat "mempergunakan" sebagian yang lain. Prinsip ini
adalah dasar bagi manajemen Islami dimana Allah telah mengatur sedemikian rupa agar
orang-orang yang memiliki derajat lebih tinggi tadi betul-betul dapat mengatur orang lain
secara baik (efektif dan efisien) demi mencapai kehidupan yang lebih baik. Seperti dalam
Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az Zukhruf (43):32.
yang artinya :”Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan (Az Zukhruf (43):32).
Ayat ini juga
memiliki makna luas mengenai pentingnya peran pimpinan dalam
perusahaan. Dalam ayat berikut juga dibahas mengenai ketaatan terhadap pemimpin. “ Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri diantara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.
Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan baik, benar, terarah dan
terorganisir dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan
suatu pekerjaan. Sesuatu yang dilakukan dengan didasarkan pada keragu-raguan maka akan
menghasilkan pekerjaan yang tidak optimal ( tidak sempurna ). Dan pekerjaan akan lebih
29
sempurna apabila dikerjakan secara bersama-sama atau terorganisir dibanding dengan
dikerjakan sendiri. Oleh karena itu dalam dalam manajemen Islami yang perlu dibahas adalah
1. Perilaku / ahlak yang baik ( niat ikhlas, tatacara pelaksanaan sesuai dengan syariah,
dilakukan dengan sungguh-sungguh )
2. Struktur organisasi yang sesuai
3. System yang terarah
Menurut Abu Sin, Ilmu Manajemen (scientific management) adalah ilmu yang hanya
menekankan pada pentingnya efisiensi dan kompensasi ekonomis sebagai insentif utama bagi
pekerja, padahal efisiensi menjadi kontra produktif bila pekerja merasa diperlakukan seperti
robot dan berapapun besarnya kompensasi ekonomis akan terasa kurang bila kebutuhan
psikologis mereka tidak terpenuhi. Bahkan, dengan adanya konsep ini akan menimbulkan
pertentangan antara karyawan dengan pimpinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi dalam
suatu organisasi.
Abu Sin berpendapat ada empat hal yang harus terpenuhi oleh sebuah organisasi /
perusahaan untuk dapat dikategorikan / masuk kedalam manajemen Islami yaitu :
Pertama, manajemen Islami harus didasari pada nilai-nilai dan akhlak Islami. Etika bisnis
Islami yang ditawarkan Salafy dan Salam berlaku universal tanpa mengenal ras dan agama.
Boleh saja berbisnis dengan label Islam dengan segala atributnya, namun bila nilai-nilai dan
akhlak berbisnis ditinggalkan, maka cepat atau lambat kegiatan bisnisnya akan hancur. Sesuai
dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 105 yang berbunyi :
” Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasulnya serta orang-orang beriman
akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diperintahkanNya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (At-Taubah : 105)
Kedua, kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja.
Cukuplah menjadi suatu kezaliman bila perusahaan memanipulasi semangat jihad seorang
pekerja dengan menahan haknya, kemudian menghiburnya dengan pahala yang besar. Urusan
30
pahala, Allah yang mengatur. Urusan kompensasi ekonomis, kewajiban perusahaan
membayarnya.
Ketiga, faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi ekonomis.
Pekerja diperlakukan dengan hormat dan diikut sertakan dalam pengambilan keputusan.
Tingkat partisipatif pekerja tergantung pada intelektual dan kematangan psikologisnya. Bila
hak-hak ekonomisnya tidak ditahan, dan adanya kebersamaan didalam perusahaan maka
pekerja dengan semangat jihad akan mau dan mampu melaksanakan tugasnya jauh melebihi
kewajibannya.
Keempat, sistem dan struktur organisasi sama pentingnya. Kedekatan antara atasan dan
bawahan dalam ukhuwah Islamiyah,tidak berarti menghilangkan otoritas formal dan ketaatan
pada atasan selama tidak bersangkut dosa. Dan Islam sangat menyukai kepemimpinan yang
terstruktur agar jelas sistem dan aturan kerjanya, agar terjadi suatu keadilan dalam
menjalankan pekerjaan yang dijalankannya. Sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an
surat
Ash Shaf : 4 yang artinya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berjuang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur ( tersusun rapi), mereka seakan-akan
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang
dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal, dan yang paling penting dalam manajemen
berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada sifat ri'ayah atau jiwa kepemimpinan.
Selain keempat hal yang harus terpenuhi oleh sebuah organisasi / perusahaan untuk dapat
dikategorikan / masuk kedalam manajemen Islami seperti yang disebutkan diatas maka ada
juga empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu
1. kebenaran,
Pekerjaan akan sukses apabila dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur, karena
apabila manajemen yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan baik dan benar maka
apa yang menjadi tujuan perusahaan untuk mencapai kesuksesan akan berjalan dengan
baik. Firman Allah SWT, “Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu lebih baik
bagi kalian” (QS Al-Baqarah: 161).
2. kejujuran,
31
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari terutama dalam bekerja, kejujuran
merupakan hal terpenting yang harus kita lakukan, dengan adanya transparasi dan
akuntabilitas dalam setiap laporan kegiatan dan controlling dapat mencegah karyawan
untuk melakukan penyelewengan anggaran dan waktu kerja. Untuk itu tugas manajer
dalam memotivasi karyawan dan melakukan pengawasan sangat diperlukan dalam suatu
organisasi, seperti hadist yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad, Thabrani dan Hakim yang
berbunyi :"Seutama-utama usaha dari seseorang adalah usaha para pedagang yang bila
berbicara tidak berbohong, bila dipercaya tidak berkhianat, bila berjanji tidak ingkar,
bila membeli tidak menyesal, bila menjual tidak mengada-ada, bila mempunyai kewajiban
tidak menundanya dan bila mempunyai hak tidak menyulitkan" (HR. Ahmad, Thabrani
dan Hakim). Dan Al Qur'an juga mengharuskan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga
dan atau jual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain
kejujuran tersebut –di beberapa ayat– dihubungkan dengan pelaksanaan timbangan. Sesuai
dengan Firman Allah dalam surat Al An'aam (6):152. Yang berbunyi
Artinya " Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar
kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil,
kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. " .
Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, juga menekankan tentang
pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan didalam manajemen Islam. Beliau
mencontohkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang sangat terpercaya dalam
menjalankan manajemen bisnisnya di zamannya. Dan manajemen yang dicontohkan oleh
32
Nabi Muhammad SAW adalah dengan menempatkan manusia bukan sebagai faktor
produksi yang semata-mata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.
3.keterbukaan,
Agar terhindar dalam adanya demo dari karyawan karena ketidakpuasan mereka terhadap
sistem dan pendapatan yang
mereka terima, maka perusahaan perlu melakukan
pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan adanya keterbukaan terhadap kegiatan dan
kondisi yang sedang dialami oleh perusahaan. Dengan demikian karyawan tahu tentang
kondisi dan kemajuan perusahaan yang dijalaninya. Dalam banyak organisasi yang
memiliki kultur kuat dan berhasil dalam bersaing, selalu tertanam mentalitas "positip"
semacam ini. Dalam banyak literatur dari filsuf terkenal, hasil penelitian ilmiah baik di
masa lalu maupun masa kini, selalu tercantum
pentingnya menjaga semangat
kebersamaan dan selalu memandang kedepan, optimis dan positif. Sikap positif
menumbuhkan motivasi, menumbuhkan suasana saling menghormati dan tidak saling
menyalahkan. Firman Allah dalam surat Az-Zalzalah (90) : 7-8 yang berbunyi
Artinya : “ Barang siapa yang mengerjakan amal kebajikan seberat atom ( zarrah ) pun
niscaya dia akan melihat balasannya , dan Barang siapa yang mengerjakan perbuatan
jahat seberat atom ( zarrah ) pun niscaya dia akan melihat balannya pula.” surat (99)
Az- Zalzalah : 7-8
4. dan keahlian.
Penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya adalah sangat penting bagi
kelangsungan kinerja perusahaan, karena dengan penempatan karyawan yang benar akan
mempermudah bagi karyawan untuk bekerja secara efisien dan efektif, sehingga apa
yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai rencana
1.
Surat (6) Al An’am : 165
33
ٓ
ٓ ﺖ ِﻟّ َﻴ ْﺒﻠُ َﻮ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻰ َﻣﺎ
ٍ ٰﺾ ﺩَ َﺭﺟ
ٍ ﻀ ُﻜ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕَ َﺑ ْﻌ
ِ ﻒ ْﺍﻷ َ ْﺭ
َ ﺽ َﻭ َﺭ َﻓ َﻊ َﺑ ْﻌ
َ َِﻭ ُﻫ َﻮ ﺍﻟﱠﺬِﻯ َﺟ َﻌ َﻠ ُﻜ ْﻢ ﺧ َٰﻠﺌ
﴾١٦٥:ﱠﺭ ِﺣﻴ ۢ ٌﻢ ﴿ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ
ﻮﺭ
ٌ ُﺏ َﻭ ِﺇﻧﱠ ۥﻪُ َﻟ َﻐﻔ
ِ ﺳ ِﺮﻳ ُﻊ ْﺍﻟ ِﻌ َﻘﺎ
َ َءﺍﺗ َ ٰﯨ ُﻜ ْﻢ ۗ ِﺇ ﱠﻥ َﺭﺑ َﱠﻚ
Artinya Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surat (6) Al An’am : 165
Dari keempat landasan dalam pengembangan manajemen menurut pandangan Islam
tersebut dapat diungkapkan seperti dalam Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-taubah:
105 yang berbunyi :
“dan katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diperintahkanNya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (At-Taubah : 105)
2.2 Tipe Manajemen Islami
K
epemimpinan” menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen,
Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil dan
bijaksana. Batasan adil adalah pimpinan tak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tak
merugikan perusahaan, dan bijaksana adalah dimana pimpinan dan karyawan bersama-sama
membangun perusahaan untuk kemajuan bersama. Bentuk penganiayaan yang sering
dilakukan perusahaan pada karyawannya adalah mengurangi atau tidak memberikan haknya
kepada bawahannya dan memaksa bawahannya untuk bekerja melebihi ketentuan yang telah
ditetapkan. ''Jika seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu
34
kerja yang ditentukan, maka sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Ini
sangat ditentang oleh Islam, dan kesepakatan kerja adalah hal yang baik dibuat untuk
kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan. Dan setiap permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan dan sebelum perusahaan mengambil keputusan hendaknya melakukan
musyawarah
kepada
karyawan
yang
ada
dilingkungan
perusahaan
tersebut.
Menurut Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan
pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. ''Nabi Muhammad
SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya,''.
Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia
sebagai postulatnya atau sebagai fokusnya, bukan hanya sebagai faktor produksi yang semata
diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.Nabi Muhammad SAW dalam mengelola
(manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama
dan bukan hanya hubungan sesaat. ''Salah satu kebiasaan nabi adalah dengan memberikan
reward dan funishmend atas kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya.
Manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan
suku, agama, atau pun ras. ''Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan
kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun
manajemen,''
Ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW.
Pertama, 'tauhid' yang berarti memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang
terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untukmengelolanya.
Kedua, 'adil', artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan ''akad saling setuju'' dengan sistem profit and
loss sharing.
Pilar ketiga adalah 'kehendak bebas.' Manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk
menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas
hukum ekonomi Islam, yaitu halal.
Dan keempat adalah 'pertanggungjawaban.' Semua keputusan seorang pimpinan harus
dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika melakukan
35
kontrak - kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan dengan bawahan.
Beberapa tipe Manajer yang diperlukan dalam manajemen Islami :
1. Tegas,
2. Percaya diri
3. Memiliki kecerdasan dan mampu untuk mengambil keputusan
4. Memiliki Kemampuan fungsional dan ketrampilan individual
5. Musyawarah / kebersamaan
6. Luwes / fleksibel dalam menjalankan kegiatan perusahaan
7. Keterbukaan dan mampu memahami orang-orang yang dipimpinnya
8. Pemahaman yang dalam terhadap tujuan Organisasi
9. Berani
10. Mampu memberikan motivasi / pengarahan kepada bawahannya
11. Mampu menempatkan dan memberikan job sesuai dengan keahliannya
2.3 Ciri-ciri manajemen Islami
H
JM Anowar, konsultan manajemen internasional, melihat ciri manajemen Islami
adalah sebagai sebuah amanah. ''Jabatan merupakan amanah yang harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah,'' katanya.Seorang manajer, harus memberikan hak-hak
orang lain, baik mitra bisnisnya ataupun karyawannya. ''Pimpinan harus memberikan hak
untuk beristirahat dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini
merupakan nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam,''.
Ciri-ciri lain dari manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen ala Barat adalah
seorang pimpinan dalam manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap bawahan.
Contoh kecil seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan kerja adalah
selalu memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan terima
kasih ketika pekerjaannya sudah selesai. Namun, kelembutan tersebut tak lantas
menghilangkan ketegasan dan disiplin. Jika karyawan tersebut melakukan kesalahan,
peraturan atau sistem kerja tetap diberlakukan. Penegakkan aturan harus konsisten dan tak
pilih kasih. Untuk aspek keadilannya, menekankan pentingnya reward control / pengawasan
dalam suatu hubungan kerja perlu ditegakkan. ''Islam juga mengajarkan kita sebagai manusia
36
harus bersyukur kepada manusia sebelum bersyukur kepada Allah,'' Artinya, seorang
karyawan yang memiliki prestasi tinggi
harus mendapat penghargaan khusus. Bentuk
penghargaan bukan hanya berupa materi, tapi juga berupa perhatian dan peningkatan karier.
Seperti bagaimana seorang manajer dapat mengetahui tanggal lahir karyawanterdekatnya?
Selain itu, setiap pekerjaan harus dilandasi dengan niat yang baik. Karena, niat baik akan
menuntun kita melakukan pekerjaan dengan baik untuk hasil yang baik pula. ''Islam
mengajarkan sesuatu harus diawali dengan niat baik,'' tegasnya. Seperti Firman Allah dalam
Al-Qur’an surat az-Zalzalah :7-8
artinya ”Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarahpun,
niscaya Dia akan melihat balasannya pula”.
Jadi dari ciri-ciri manajemen yang Islami diatas dapat disimpulkan bahwa Sifat- sifat yang
harus dimiliki oleh pemimpin Islami yang sukses adalah :
1.
Memiliki kemampuan berinteraksi dengan orang lain
2.
Komitmen dan sensitif dengan sikap kepemimpiannnya
3.
Amanah dan mampu menumbuhkan hubungan yang didasari oleh rasa saling percaya,
menghormati dan menghargai
4.
Kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar dan pada waktu yang tepat
5.
Memiliki keberanian dan kemauan yang kuat
6.
Memiliki pribadi yang tenang dan tabah dalam menghadapi cobaan
7.
Bertanggung jawab
8.
Saling mempercayai dan mencintai antara pemimpin dan anggotanya
9.
Gesit
10. Mempunyai latar belakang yang cemerlang
Selain memiliki 10 sifat-sifat diatas, seorang pemimpin Islami juga harus mempunyai
kemampuan sebagai seorang manajer yang Islami didalam memimpin organisasi yang
dikelolanya agar bisa berjalan dengan baik dan dapat bersaing dengan organisasi lainnya
seperti :
37
1. Mampu mengerakkan dan memotivasi bawahannya. Seorang pemimpin harus mampu
memberikan pengarahan dan motivasi kepada bawahannya agar mereka dapat bekerja
dengan baik.
2. Mampu menempatkan dan memberi job sesuai dengan keahliannya. Seorang manajer
harus mampu menempatkan dan memberikan pekerjaan kepada bawahannya sesuai
dengan keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya, agar mereka dapat bekerja secara
maksimal dan melihat pekerjaan itu bukan semata-mata sebagai kewajiban tapi sebagai
suatu kenikmatan. Maka bila ia diberi pekerjaan maka dapat melaksanakannya dengan
senang hati dan bukan paksaan.
3. Mampu memberikan reward. Reward tersebut tidak harus dalam bentuk benda atau
materi tetapi bisa saja dalam bentuk pujian atau apa saja yang dapat meningkatkan
semangat dan motivasi bawahannya
4. Mampu
memberi contoh yang baik kepada bawahannya. Jika seorang pemimpin
meminta pegawainya tepat waktu maka iapun harus melaksanakannya. Tidak akan
efektif jika seorang pimpinan menyuruh sesuatu kepada bawahannya, namun ia sendiri
tidak melaksanakannya. Seperti dalam firman Allah dalam surat Al Baqarah: 44 yang
artinya :
َﺎﺏ ﺃ َ َﻓﻼَ ﺗ َ ْﻌ ِﻘﻠُﻮﻥ
َ َ ﺴ ُﻜ ْﻢ َﻭﺃَﻧﺘ ُ ْﻢ ﺗَﺘْﻠُﻮﻥَ ْﺍﻟ ِﻜﺘ
َ ُﺴ ْﻮﻥَ ﺃَﻧﻔ
َ ﺎﺱ ِﺑ ْﺎﻟ ِﺒ ِ ّﺮ َﻭﺗَﻨ
َ ﺃَﺗَﺄ ْ ُﻣ ُﺮﻭﻥَ ﺍﻟﻨﱠ
” Mengapa kamu suruh orang lain ( mengerjakan ) kebajikan, sedang kamu melupakan
diri ( kewajiban) mu sendiri padahal kamu membaca Al Kitab ( taurat)? Maka tidakkah
kamu berfikir?” (QS. 2:44)
2.4 Makna Jabatan menurut Islam
J
Abatan yang dimiliki
manusia merupakan amanat dari Allah yang harus
dipertanggung jawabkan dihadapNya. Untuk itu segala apa yang menjadi beban
tanggung jawab selama didunia harus dipertanggung jawabkan diakhirat kelak. Seperti dalam
hadist HR Tirmidzi yang artinya :
” Tidak akan bergeser telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga ia ditanya
tentang empat hal, yaitu tentang umurnya bagaimana ia habiskan, tentang masa mudanya,
38
bagaimana ia lewatkan, tentang hartanya bagaimana ia dapatkan dan kemana ia infakkan,
dan tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya”.
Dan semua itu dapat terlaksana apabila sebagai seorang pemimpin dapat menjadikan makna
Jabatan dalam organisasi sebagai :
1.
Peluang ibadah kepada Allah SWT.
Agar jabatan yang dimiliki menjadi sarana ibadah maka perlu diperhatikan cara
mendapatkannya yaitu :
a. Tidak berlaku zalim
”.... kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ( al baqorah : 279)
b. Tidak dengan cara yang batil misalnya suap menyuap ( risywah )
ﺎﻁ ِﻞ َﻭﺗ ُ ْﺪﻟُﻮﺍ ِﺑ َﻬﺎ ِﺇﻟَﻰ ْﺍﻟ ُﺤ ﱠﻜ ِﺎﻡ ِﻟﺘَﺄ ْ ُﻛﻠُﻮﺍ ﻓَ ِﺮﻳﻘًﺎ
ِ ََﻭ َﻻ ﺗَﺄ ْ ُﻛﻠُﻮﺍ ﺃ َ ْﻣ َﻮﺍﻟَ ُﻜ ْﻢ ﺑَ ْﻴﻨَ ُﻜ ْﻢ ِﺑ ْﺎﻟﺒ
[١٨٨ : ]ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ. َﺎﻹﺛْ ِﻢ َﻭﺃ َ ْﻧﺘ ُ ْﻢ ﺗ َ ْﻌﻠَ ُﻤﻮﻥ
ِ ِﻣ ْﻦ ﺃ َ ْﻣ َﻮﺍ ِﻝ ﺍﻟﻨﱠ
ِ ْ ﺎﺱ ِﺑ
Artinya ” Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan jalan batil dan janganlah kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain
itu dengan ( jalan berbuat ) dosa, padahal kamu mengetahuinya ( al Baqorah:
188 )
c. Tidak dengan cara rekayasa negatif seperti memfitnah.
39
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan
jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi
yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri, dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” ( Al Hujurat : 11 )
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”. ( Al Hujurat : 12 )
2.
Peluang memberikan manfaat kepada orang lain
40
Artinya ”Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain, dan rahmat TuhanMu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan ”( Al-Zukhruf (43) : 32)
3.
Peluang mensejahterakan kehidupan
Artinya ”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat ) dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan” ( Al Hasyr (59):18 )
Artinya ” Carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu ( kebahagiaan )
negeri Akherat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari ( kenikmatan )
duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ( Al-Qashash (28) : 77 ”
4.
Peluang meningkatkan da’wah Islamiah
41
ﺴﺢِ ﺍﻟﻠﱠﻪُ َﻟ ُﻜ ْﻢ ۖ َﻭﺇِﺫَﺍ
َﻳﺎ ﺃَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ﺇِﺫَﺍ ِﻗﻴ َﻞ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺗ َ َﻔ ﱠ
َ ﺴ ُﺤﻮﺍ ِﻓﻲ ْﺍﻟ َﻤ َﺠﺎ ِﻟ ِﺲ َﻓﺎ ْﻓ َﺴ ُﺤﻮﺍ َﻳ ْﻔ
ُ ﺸ ُﺰﻭﺍ َﻓﺎ ْﻧ
ُ ِﻗﻴ َﻞ ﺍ ْﻧ
ٍ ﺸ ُﺰﻭﺍ ﻳَ ْﺮ َﻓﻊِ ﺍﻟﻠﱠﻪُ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﻭﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ْﺍﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ ﺩَ َﺭ َﺟﺎ
ۚﺕ
ﻴﺮ
ٌ َِﻭﺍﻟﻠﱠﻪُ ِﺑ َﻤﺎ ﺗ َ ْﻌ َﻤﻠُﻮﻥَ َﺧﺒ
Artinya ”Allah akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan ( Al Mujadillah ( 58 : 11 )”
Gambar 2.1
Makna Jabatan
1)
Peluang Ibadah
Kepada Allah
2) Peluang memberi
manfaat kepada orang
lain
Jabatan
3) Peluang
mensejahterakan
kehidupan
4) Peluang meningkatkan
dakwah islamiah
Ada beberapa kiat yang harus dilakukan dalam menciptakan Organisasi yang Islami yaitu
1. Adanya kebersamaan
2. Adanya keikhlasan dan sungguh-sungguh ( mujahadah)
3. Adanya pengorbanan
Prof KH Ali Yafie memberikan saran bila anda ingin menjadi manajer yang ri'ayah (
berjiwa pemimpin ) maka yang harus dilakukan adalah :
1. Berikan perhatian atau kepedulian kepada bawahan
42
2. Buat perencanaan kerja yang baik
3. Bersungguh-sungguh dan teliti dalam melaksanakan rencana kerja
4. Lakukan pengawasan secara terus-menerus
5. Lakukan evaluasi hasil secara berkala
6. Tegakkan disiplin dalam waktu kerja
7. Memikul tanggung jawab terhadap hasil akhir
Etos Kerja Muslim dalam organisasi :
1. Al-Shalah ( baik dan manfaat ) ( surat an-nahl : 97. “ barang siapa yang mengerjakan
amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik “.
2. Al Itqan (kemantapan dan perfectness)
3. Al Ihsan (melakukan yang terbaik )
An-Nawawi (1987: 17) yang diriwayatkan dari Ya’la Rasulullah bersabda:
ﺷﻳْﺊ ُﻛ ِّﻝ
ﺏﺍ
َ ْ ﺳﺎ َﻧﺎ
َ َﻟﻠﻪ
َ َِﺇ ﱠﻥ َﻛﺗ
َ ﻠﻰ ﻷ َ ْﺣ
َ ﻋ
Artinya: “Sesungguhnya mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala
sesuatu.” (HR. Bukhari: 6010).
4. Al Mujahadah ( kerja keras )
5. Tanafus dan ta’awun ( berkompetisi dan tolong menolong )
6. Mencermati nilai waktu ( al Maidah : 2 ”....... dan tolong menolonglah kamu dalam
kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa” )
43
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen Islami.
2. Sebutkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin Islami yang sukses.
3. Bagaimana Etos kerja dalam organisasi menurut Islami.
4. Apa yang harus dilakukan seorang manajer yang ri'ayah ( berjiwa pemimpin )
Menurut Prof KH Ali Yafie .
5. Apakah pengertian jabatan menurut Islam, jelaskan.
6. Apa yang dimaksud Etos Kerja menurut Islami.
7. Apa saran yang diberikan oleh Prof KH Ali Yafie bila ingin menjadi manajer
yang ri'ayah .
8. Bagaimana menciptakan organisasi yang Islami.
9. Agar jabatan yang dimiliki menjadi sarana ibadah apa yang harus dilakukan sebagai
seorang pemimpin yang Islami.
10. Apa pendapat Abu Sin tentang Ilmu Manajemen.
11. Dan menurut pendapat Abu Sin ada empat hal yang harus terpenuhi oleh sebuah
organisasi, sebutkan.
12. Apa yang perlu diperlajari dalam manajemen Islami .
13. Sebutkan empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam
14. Dalam Islam orang yang baik untuk menjadi seorang pemimpin adalah orang yang
pintar, jujur, kuat, berani dan memiliki kemauan untuk maju jelaskan
15. Apa yang dimaksud dengan ihsan dan itqan dalam pengambilan keputusan
16. Sebagai seorang pemimpin bagaimana penerapan komitmen secara Islami
17. Dalam melaksanakan fungsi manajemen kita perlu untuk bersyukur kepada manusia
sebelum kita bersyukur kepada Allah
18. Bagaimana penerapan komitmen secara Islami dalam perusahaan
44
3
KEPEMIMPINAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang Pemimpin, syarat pemimpin, kualitas kepemimpinan, gaya
kepemimpinan, moril pemimpin, pola dasar kepemimpinan, dan tipe-tipe pemimpin.
3.1 Pengertian Kepemimpinan
K
Esuksesan atau keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan pada dasarnya
terletak pada kemampuan pemimpinnya. Walaupun organisasi tersebut baik,
tehnologi / peralatannya memadai, modal besar, sumber daya manusia handal,
tetapi bila dikelola oleh pimpinan yang tidak baik maka organisasi tersebut tidak akan maju
dan berkembang. Suksesnya suatu organisasi selalu dimulai dari pemimpinnya, bila pemimpn
tersebut berkualitas, energy, krestif, inovatif, jujur dan memiliki solidaritas yang tinggi, maka
tidak mungkin usaha atau organisasi tersebut akan tumbuh dan berkembang lebih cepat.
Masalah kepemimpinan itu sudah ada sejak manusia hidup berkelompok, karena hal ini
merupakan permasalahan sosial. Akan tetapi pengertian tentang kepemimpinan itu sangatlah
terbatas. Banyak pengertian tentang kepemimpinan yang ditanggapi secara berbeda. Namun
sebenarnya yang dipermasalahkan adalah hubungan antara orang perorangan atau kelompok
orang yang disebut atasan dan sekelompok orang lagi yang sebut bawahan. Jadi apakah
kepemimpinan itu ?
Kepemimpinan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak, sehingga kemampuan seorang manajer dapat diukur dari
kemampuannya dalam mengerakkan orang lain untuk bekerja.
45
Kepemimpinan / leadership secara artikulasi diambil dari kata “ to lead “ yang artinya
memimpin. Leader adalah pemimpin, Leadership berarti pemimpin yang seringkali
diterjemahkan sebagai kepemimpinan. Pemimpin biasanya diartikan sebagai orang yang
mempunyai tugas untuk mengarahkan dan membimbing bawahannya. Tidak bisa dikatakan
seorang itu pemimpin jika tidak ada yang dipimpinnnya. Jadi pemimpin adalah seseorang
yang memimpin dan mengarahkan orang lain untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang
diinginkannya sehingga orang yang dipimpin itu mematuhinya dengan sukarela .
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi
perilaku orang lain menurut keinginan-keinginannya agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
Beberapa ahli berpendapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
1. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Paul Hersay dan Ken Blanchard mendefenisikan kepemimpinan sebagai the process of
influencing the activities of an individual or a group in effort toward goal achuement in a
given situation atau proses yang menpengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dalam situasi tertentu
3. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang
formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang
bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.
4. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
5. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
6. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
46
7. Sedangkan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Menurut Field Manual 22-100.Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan,
respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas Kepemimpinan berbeda
dengan kekuasaan, kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing
meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal
cooperation in order to accomplish the mission”.
Dari ketiga definisi diatas yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan, memiliki
keterikatan yang tidak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Didalam Al Qur’an dinyatakan bahwa ada seseorang yang ditakdirkan oleh Allah
SWT untuk menjadi pemimpin yaitu thalut, tetapi tidak semua orang dapat ditakdirkan untuk
menjadi pemimpin. Seperti dikatakan dalam surat al Baqarah ( 2 ):247 yang berbunyi:
َ ﻄ َﻔﺎﻩُ َﻋﻠَ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َﻭﺯَ ﺍﺩَﻩُ َﺑ ْﺴ
َ ﺻ
ﻄﺔً ِﻓﻲ ْﺍﻟ ِﻌ ْﻠ ِﻢ َﻭ ْﺍﻟ ِﺠ ْﺴ ِﻢ َﻭﺍﻟﻠﱠﻪُ ﻳُﺆْ ِﺗﻲ ُﻣ ْﻠ َﻜﻪُ َﻣﻦ
ْ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﻠﱠﻪَ ﺍ
47
[٢:٢٤٧]
َﻳﺸَﺎ ُء َﻭﺍﻟﻠﱠﻪُ َﻭﺍ ِﺳ ٌﻊ َﻋ ِﻠﻴ ٌﻢ
Artinya: ……"Sesungguhnya Allah Telah memilih rajamu ( thalut ) dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui.
Seseorang yang memiliki bakat ( talent) memimpin, tetapi ia tidak menguasai ilmu
dan tehnologi dan tidak memiliki pengalaman akan sukar berhasil dalam kepemimpinannya.
Jadi keerhasilan kepemimpinan bukan hanya berasal dari bakat ( talent) saja tetapi harus
didukung dengan ilmu dan pengalaman. Seperti dalam riwayat Buchori dan Muslim :
(ﻪkkkkﻦ ﺭﻋﻴﺘkkkkﺆﻝ ﻋkkkkﻢ ﻣﺴkkkkﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻛﻠﻜkkkk)ﻛﻠﻜ
Artinya ” setiap kamu adalah pemimpin dan setip pemimpin akan diminta
pertanggung jawabannya mengenai orang yang dipimpinnya ( riwayat buchari dan muslim )
Kepemimpinan yang sukses ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola organisasi untuk
mencapai tujuannya dan tujuan-tujuan pribadi yang terlibat didalamnya. Pemimpin akan
dikatakan berhasil jika mampu melaksanakan tiga hal yaitu :
1. Mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba pada proses organisasi
2. Berhasil melakukan koreksi dan perbaikan pada kelemahan-kelemahan yang timbul
dalam organisasi
3. Mampu membawa organisasi kepada sasaran yang dituju
Dari tiga hal diatas dan dalam jangka waktu yang ditentukan jelas kiranya bahwa untuk
memimpin suatu organisasi sangat diperlukan teori-teori tentang kepemimpinan sumber daya
manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip human relation.
Leadership atau kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
kelompok yang terorganisasi dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan pencapaian sasaran
organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga unsur yang merupakan kondisi
social dari proses kepemimpinan / leadership yaitu :
1. Adanya kelompok manusia
2. Adanya tujuan kelompok
3. Adanya diferensiasi tanggung jawab
48
Selain tiga unsur diatas seorang pemimpin dapat disebut pimpinan jika ia memiliki unsurunsur dibawah ini, yaitu :
1. Ada orang yang dipengaruhi
2. Ada orang yang mempengaruhi
3. Ada pengarahan dari yang mempengaruhi
Menurut Stoner, Kepemimpinan Manajerial adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sebuah struktur organisasi yang memiliki
keterhubungan yang erat antara tugas-tugas mereka.
Dari pengertian tersebut terdapat tiga implikasi penting yaitu :
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain
2. Kepemimpiann menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang seimbang
3. Kepemimpinan merupakan pengaruh
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan / leadership adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar tercapai apa yang
menjadi tujuan dan sasaran yang diinginkan
Menurut George R Terry kepemimpinan muncul dari adanya hubungan yang komplek
yang terdiri dari :
1. Pemimpin
2. Pengikut
3. Struktur Organisasi
4. Nilai social dan pertimbangan politik
Gambar 3.1
Kepemimpian sebagai hubungan yang komplek
Keadaan ekonomi
P
SO
PK PK
PK PK
Nilai sosial
49
Pertimbangan Politik
Keterangan :
P : Pemimpin
SO : Struktur Organisasi
PK : Pengikut
3.2 Syarat Seorang Pemimpin
eorang pemimpin harus dapat memimpin orang lain kearah pencapaian hubungan
S
antar manusia, sebab organisasi akan bergerak karena adanya interaksi antara
manusia. Untuk itu seseorang pemimpin harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu
1. Bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab
2. Mampu mengenal lingkungan dan kenyataan-kenyataan dalam lingkungan
organisasinya
3. Mampu bersikap objektif
4. Mampu menentukan skala prioritas
5. Mampu berkomunikasi
Selain 5 syarat diatas, dalam system kepemimpinan Islam
kepemimpinan
Rosulullah
yang diajarkan dalam
ada 5 kriteria normative yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin Islami yaitu :
1. Rightenousness ( siddiq ) yang artinya benar
Nilai dasarnya adalah adanya integritas dalam pribadi seorang pemimpin yang selalu
berkata benar, tidak bohong, pikiran jernih, ikhlas dan memiliki keseimbangan emosi,
dan mengakui kemampuan dari masing-masing anggotanya sehingga apa yang
menjadi tujuan dapat tercapai dengan adanya kebersamaan
Sebagaimana firman Allah dalam QS Surat (43) Az Zukhruf :32).:
ۚ ﺸﺘ َ ُﻬ ْﻢ ِﻓﻲ ْﺍﻟ َﺤ َﻴﺎ ِﺓ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ
َ ﺴ ْﻤﻨَﺎ ﺑَ ْﻴ َﻨ ُﻬ ْﻢ َﻣ ِﻌﻴ
َ ﺃ َ ُﻫ ْﻢ َﻳ ْﻘ ِﺴ ُﻤﻮﻥَ َﺭ ْﺣ َﻤ
َ ﺖ َﺭ ِﺑّ َﻚ ۚ ﻧ َْﺤ ُﻦ َﻗ
ُﺳ ْﺨ ِﺮﻳ‹ﺎ ۗ َﻭ َﺭ ْﺣ َﻤﺖ
ٍ ﺾ ﺩَ َﺭ َﺟﺎ
ً ﻀ ُﻬ ْﻢ َﺑ ْﻌ
ُ ﺕ ِﻟ َﻴﺘ ﱠ ِﺨﺬَ َﺑ ْﻌ
ُ ﻀﺎ
ٍ ﻀ ُﻬ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕَ َﺑ ْﻌ
َ َﻭ َﺭ َﻓ ْﻌﻨَﺎ َﺑ ْﻌ
ََﺭ ِﺑّ َﻚ َﺧﻴ ٌْﺮ ِﻣ ﱠﻤﺎ َﻳ ْﺠ َﻤﻌُﻮﻥ
50
Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan . Surat (43) Az Zukhruf :32
2. Trustworthiness ( amanah ) yang artinya dipercaya
Bisa memengang amanah, tidak mau menyimpang, selalu mempertahankan prinsip
berdiri di atas kebenaran, bertanggung jawab dan selalu memberikan yang terbaik.
Sebagaimana Firman Allah dalam QS. An. Nisa : 59 :
ﺳﻮ َﻝ َﻭﺃُﻭ ِﻟﻲ ْﺍﻷ َ ْﻣ ِﺮ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ۖ َﻓﺈ ِ ْﻥ
ُ ﺍﻟﺮ
ﱠ
ﺷ ْﻲءٍ َﻓ ُﺮﺩﱡﻭﻩُ ِﺇ
َ َﻭ ْﺍﻟ َﻴ ْﻮ ِﻡ ﺗَﻨَﺎﺯَ ْﻋﺘ ُ ْﻢ ِﻓﻲ
ً ﺴ ُﻦ ﺗَﺄ ْ ِﻭ
ﻳﻼ
َ ْﺍﻵ ِﺧ ِﺮ ۚ ٰﺫَ ِﻟ َﻚ َﺧﻴ ٌْﺮ َﻭﺃ َ ْﺣ
ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻭﺃ َ ِﻁﻴﻌُﻮﺍ
ﺗُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥَ ِﺑﺎﻟﻠﱠ ِﻪ
َﻳﺎ ﺃَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ﺃ َ ِﻁﻴﻌُﻮﺍ
ﺳﻮ ِﻝ ِﺇ ْﻥ ُﻛ ْﻨﺘ ُ ْﻢ
ُ ﺍﻟﺮ
َﻟﻰ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ َﻭ ﱠ
Artinya ” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan
Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalilah ia kepada Allah ( Al Qur’an ) dan Rasul ( sunnahnya ), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih baik
utama ( bagimu) dan lebih baik akibatnya ” QS. An. Nisa : 59
3. Intelligent ( Fathanah ) yang artinya memiliki pengetahuan yang luas
Cekatan, terampil, memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki visi dan misi yang
jelas dalam menjalankan kegiatan.Firman Allah dalam QS Az-Sumar : 9 :
ﺏ
ِ ﻗُ ْﻞ ﻫ َْﻞ َﻳ ْﺴﺘ َ ِﻮﻱ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﻳَ ْﻌ َﻠ ُﻤﻮﻥَ َﻭﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ َﻻ َﻳ ْﻌ َﻠ ُﻤﻮﻥَ ۗ ﺇِﻧﱠ َﻤﺎ َﻳﺘَﺬَ ﱠﻛ ُﺮ ﺃُﻭﻟُﻮ ْﺍﻷ َ ْﻟ َﺒﺎ
Artinya ” ......... Katakanlah : Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran” QS Az-Sumar : 9
51
4. Communicative ( Tabligh) yang artinya komunikatif
Menjadi pelayan yang baik bagi publik, bisa berkomunikasi dengan baik dan efektif,
memberikan contoh yang baik dan mau mendelegasikan wewenangnya kepada orang
lain.Firman Allah dalam Qs Asy-Syuura:38 :
ُ ﺼ َﻼﺓ َ َﻭﺃ َ ْﻣ ُﺮ ُﻫ ْﻢ
ﻮﺭﻯ ﺑَ ْﻴﻨَ ُﻬ ْﻢ
َﻭﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺍ ْﺳﺘ َ َﺠﺎﺑُﻮﺍ ِﻟ َﺮ ِﺑّ ِﻬ ْﻢ َﻭﺃَﻗَﺎ ُﻣﻮﺍ ﺍﻟ ﱠ
َ ﺷ
ََﻭ ِﻣ ﱠﻤﺎ َﺭﺯَ ْﻗﻨَﺎ ُﻫ ْﻢ ﻳُﻨ ِﻔﻘُﻮﻥ
Artinya ” Dan bagi orang-orang yang menerima ( mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada
mereka”. Qs Asy-Syuura:38
5. Saja’ah yang artinya pemberani
Mau dan mampu mengambil keputusan, menganalisa data, tepat dalam mengambil
keputusan dan responsif. Firman Allah dalam QS.(6) Al An-Am:165 :
ٍ ﺾ ﺩَ َﺭ َﺟﺎ
ﺕ
ٍ ﻀ ُﻜ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕَ ﺑَ ْﻌ
ْ ﻒ
ِ ﺍﻷﺭ
َ ﺽ َﻭ َﺭ َﻓ َﻊ َﺑ ْﻌ
َ َﻭ ُﻫ َﻮ ﺍﻟﱠﺬِﻱ َﺟ َﻌﻠَ ُﻜ ْﻢ ﺧَﻼ ِﺋ
ﻮﺭ َﺭ ِﺣﻴ ٌﻢ
ٌ ُﺏ َﻭ ِﺇﻧﱠﻪُ َﻟ َﻐﻔ
ِ ﺳ ِﺮﻳ ُﻊ ْﺍﻟ ِﻌ َﻘﺎ
َ ِﻟ َﻴ ْﺒﻠُ َﻮ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻲ َﻣﺎ ﺁﺗَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﺇ ﱠﻥ َﺭﺑ َﱠﻚ
Artinya dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. ( surat Al An.am 165 )
52
3.3 Kualitas Kepemimpinan
K
ualitas kepemimpinan merupakan kunci keberhasilan tim kerja untuk mencapai
tujuan yang selanjutnya memungkinkan tim mewujudkan mimpi bersama
kelompoknya .
Berikut sejumlah kualitas yang menjadi ciri spesifik pemimpin yang baik.
1.
Integritas
Didefinisikan sebagai kualitas yang membuat anggota kelompok mempercayai
pemimpin mereka.
ِﺇ ﱠﻥ ﺃَ ْﻛ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨ َﺪ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﺃَﺗْ َﻘﺎ ُﻛ ْﻢ
Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu ( surat Al Hujurat (49):13 )
2.
Antusiasme
Merupakan ciri kualitas pemimpin yang sukses;
ﺕ
ِ َﻓﺎ ْﺳﺘَﺒِﻘُﻮﺍ ْﺍﻟ َﺨﻴ َْﺮﺍ
Artinya : Berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan ( surat Al Baqarah (2):
148, surat Al Maidah(5):48. )
3.
Kehangatan
Kehangatan dalam arti kelenturan dalam membina hubungan pribadi dengan setiap
anggota kelompok menjadi kekuatan seorang pemimpin, karena dengan adanya
kebersamaan dan kekompokan antar anggota dan pemimpin agar mempercepat
tercapainyan tujuan. Seperti dalam (QS. Ali Imran: 159) dikatakan
ﺖ ﻓَ ﱠ
َ ﻏ ِﻠ
َ ﻈﺎ
ﺐ
َ ﺖ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ۖ◌ َﻭﻟَ ْﻮ ُﻛ ْﻨ
َ ﻓَ ِﺒ َﻤﺎ َﺭ ْﺣ َﻤ ٍﺔ ِ ّﻣﻦَ ﺍﻟﻠ ِﻪ ِﻟ ْﻨ
ِ ﻆ ﺍْﻟﻘَ ْﻠ
ﻋ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َﻭﺁ ْﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ ْﺮ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َﻭﺷَﺎ ِﻭ ْﺭ ُﻫ ْﻢ
ٰﻻ ْﻧﻔَ ﱡ
ُ ﻀ ْﻮﺍ ِﻣ ْﻦ َﺣ ِﻮ ِﻟ َﻚ ۖ◌ ﻓَ ْﻌ
َ ﻒ
ﺐ
ﻋﻠَﻰ ﺍﻟﻠ ِﻪ ۚ◌ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳُ ِﺤ ﱡ
َ ﻋﺰَ ْﻣ
َ ﺖ ﻓَﺘَ َﻮ ﱠﻛ ْﻞ
َ ِﻓ ْﻲ ﺍْﻷ َ ْﻣ ِﺮ ۖ◌ ﻓَﺈِﺫَﺍ
. َﺍْﻟ ُﻤﺘ َ َﻮ ِ ّﻛ ِﻠﻴْﻦ
53
Artinya:
“Maka di sebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.”
(QS. Ali Imran: 159)
4.
Ketenangan
Karakteristik utama pemimpin adalah ketenangan dalam mengambil keputusan pada
situasi sulit sekalipun, sehingga dapat menyelesaikan segala permasalahan yang ada
dengan adil dan bijaksanan dan dapat memberikan rasa aman bagi anggotanya.
Karena pada dasarnya setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya untuk itu
ketenangan dalam mencari jalan pemecahannya yang harus diperhatikan bagi seorang
pemimpin. Seperti dalam al Qur’an surat An,Nur (24):55 dikatakan
Artinya Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari
kalangan kamu (wahai umat Muhammad) bahawa Ia akan menjadikan mereka
khalifah-khalifah yang memegang kuasa pemerintahan di bumi, sebagaimana Ia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka: khalifah-khalifah yang berkuasa; dan
Ia akan menguatkan dan mengembangkan agama mereka (agama Islam) yang telah
diredhaiNya untuk mereka; dan Ia juga akan menggantikan bagi mereka keamanan
setelah mereka mengalami ketakutan (dari ancaman musuh). Mereka terus beribadat
kepadaKu dengan tidak mempersekutukan sesuatu yang lain denganKu. Dan
54
(ingatlah) sesiapa yang kufur ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang
yang durhaka. surat An,Nur (24):55
5.
Tegas dan adil
Kombinasi ketegasan dan keadilan merupakan ciri kualitas pemimpin yang dituntut
agar dapat membina kelompok kerja sesuai yang diharapkan. Dalam Islam dikatakan
untuk mendapatkan pemimpin yang tegas dan adil maka perlunya kita mencari
pemimpin yang beriman seperti dalam surat dalam Al Qur’an surat At-Taubah (9):23
Artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan
saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan
kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka
pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.. At-Taubah
(9):23
Selanjutnya untuk dapat berlaku adil dan dapat menegakkan nilai-nilai keadilan dalam
berbagai sendi kehidupan maka perlu diupayakan untuk dibekali dengan K-17 yaitu :
1. Kesehatan, Kesehatan yang prima untuk TOPP ( Tegar, Optimis, Prima, dan
Percaya Diri ) mutlak diperlukan setiap pemimpin, karena didalam jiwa yang
sehat terdapat dalam tubuh yang sehat pula
2. Kepintaran, merupakan suatu prasyarat bagi pemimpin, karena dalam kondisi dan
siatuasi bagaimanapun seorang pemimpin harus mampu berfikir cerdik dan
gemilang dalam menyelesaikan permasalahan
3. Keberanian, sangat diperlukan juga sangat dituntut dari setiap pemimpin dalam
menegakkan keadilan
4. Ketrampilan, juga sangat dibutuhkan dari setiap pemimpin dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
55
5. Keuangan, meskipun uang adalah segalanya, akan tetapi sangat diperlukan dalam
menegakkan keadilan dalam memenuhi kebutuhan hidup diri dan orang lain yang
membutuhkan
6. Ketekunan, Ketekunan, istiqamah, kerajinan dan usaha keras yang tidak mengenal
menyerah merupakan bekal yang harus dipenuhi dalam menegakkan keadilan
7. Kepatuhan, Kepatuhan dan ketundukan merupakan sesuatu yang sangat
diperlukan terutama terhadap perintah Allah SWT dan Rasulnya, terutama dalam
menjalankan kewajibannya dan menjauhi segala larangannya.
8. Kesabaran, Kesabaran dan keuletan yang mengandung unsure : Tenang, Tahan,
Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi, dan Tawakal ( 7T ) sangat diperlukan dalam
berbuat adil
9. Kesetiakawanan, Karena manusia pada dasarnya sulit untuk bekerja sendiri, maka
diperlukannya
kerjasama
dengan
orang
lain
yang
dilandasi
dengan
kesetiakawanan sehingga keadilan akan dapat ditegakkan.
10. Kesempatan, Persiapan matang dan sumber daya yang mapan serta mantap yang
didukung dengan visi dan misi yang jelas memberikan kesempatan untuk
kesukasesan dalam mencapai tujuan perusahaan
11. Kejujuran, kejujuran adalah bagian dari keadilan dan keadilan tidak akan bisa
ditegakkan jika tidak ada kejujuran didalamnya
12. Keadilan, merupakan unsur penting yang harus dilaksanakan dalam upaya
penegakkan keadilan
13. Kendaraan, sebagai alat transportasi jug mempunyai peran penting yang
signifikan dalam upaya penegakkan keadilan
14. Kecerdasan/ kecerdikan yang didukung dengan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT, tanpa harus dihiasi dengan kecerdikan dan kekejian
15. Kematangan/ Berpengalaman, kemtangan cara pandang dan berpikir, pengalaman,
tahu sejarah dan paham kejadian diperlukan dalam penegakkan keadilan
16. Kecanggihan, bukan merupakan keharusan tetapi sebagai pendukung dalam
mengikuti tehnologi yang semakin berkembang yang memudahkan dalam
penegakan keadilan
17. Konsumsi kesejahteraan yang memadai, Gizi yang tinggi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan kehidupan pribadi sangat menunjang suksesnya
menegakkan keadilan ( El Sulthani-2002 )
56
3.4 Teori Kepemimpinan
M
emahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Sebagai seorang
pemimpin kita harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara
lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di
atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil
yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil.
Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan
pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
57
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Dalam Teori ini perilaku seorang pemimpin memiliki kecenderungan kepada dua hal
yaitu :.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini adalah : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil
yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
3.Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
adanya kewibawaan, seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
58
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya.
3.5 Gaya Kepemimpinan
G
aya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi
terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward
(baik ekonomis maupun non ekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang
positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment,
berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi,
tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Banyak terdapat gaya kepemimpian yang dilakukan para pemimpin untuk menghadapi
bawahannya. Ada beberapa gaya kepemimpinan menurut orientasi yang berbeda-beda
yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan berorientasi pada tugas
Seorang pemimpin didalam menjalankan tugasnya harus memberikan petunjuk dan
pengawasan secara ketat kepada bawahannya dan memberikan keyakinan bahwa
tugas yang diberikan akan berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan
2. Gaya kepemimpinan berorientasi pada karyawan
Kepemimpinan lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerjasama, lebih
memberikan motivasi dari pada pengawasan dan melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan
59
3. Kepemimpinan gaya otokrasi
Gaya kepemimpinan yang memberikan perintah dan mengharap mereka dipatuhi
tanpa pertanyaan.
4. Kepemimpinan gaya kebapakan
Pemimpin yang bersikap dan bertindak dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya
sebagai seorang bapak terhadap anaknya
5. Kepemimpinan gaya demokratis
Pemimpin yang selalu melibatkan bawahannya untuk meminta masukan dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada
6. Gaya Kepemimpinan berdasarkan Ilmu
Pemimpin yang selalu mengambil keputusan berdasarkan ilmu pengetahuan yang ia
pelajari
7. Contigency approach
Gaya kepemimpinan yang berkeyakinan bahwa perilaku pemimpin yang tepat dalam
situasi apapun bergantung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Ohio, kepemimpinan memiliki dua
kategori
dalam
mempengaruhi
bawahannya.
Dari
hasil
survey tersebut,
mereka
mengemukakan dua kategori dimensi perilaku pemimpin, yaitu :
Pertimbangan (considerations), merupakan kategori pemimpin yang berlaku empati,
sensitif terhadap bawahan, memiliki rasa menghormati dan menghargai ide-ide dari
bawahannya dan berusaha untuk menciptakan hubungan dan timbal balik yang baik
antara pemimpin dan bawahannya.
Inisiasi Struktur (inisiations structure), merupakan kategori pemimpin yang berorientasi
pada penyelesaian tugas bawahannya karena ia mengejar hasil daripada kerja bawahannya
dan mengawasi dengan ketat bawahannya agar dapat mencapai hasil tertinggi untuk
perusahaannya
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi, tidak selamanya merupakan
pemimpinan terbaik. Fiedler telah mengembangkan suatu model kepemimpnan, yakni dengan
60
model kepemimpinan kontigennis. Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja, dengan teorinya ini fiedler
ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai
dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu
adalah hubungan antara pemimpin dengan anggotanya ( Leader – member rolations), struktur
tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama
ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel
kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel
ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin. Model kontingensi
Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi
kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara
gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya, perilaku
pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena
bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi
sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki
pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing –
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat meskipun
disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa
sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang
mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi
oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara
mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah :
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di
bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil
61
kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah
dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan secara mendetail proses dan aturan perusahaan kepada
bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat
apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas.
Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang
tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik
dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasilitasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan.
Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan
telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlu
meluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam
penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita
sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka
menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung
dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya.
Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational
leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari
orang – orang yang dipimpinnya.
62
3.6 Karakteristik Kepemimpinan
P
Ada tanggal 11-12 April 2002 tokoh eksekutif Internasional dari berbagai jenis
perusahaan mengadakan forum diskusi leadership di Harvard Business School
merumuskan lima ciri paham spriritualisme yang membawa keberhasilan seorang pemimpin
Yaitu :
1. Integritas ( kejujuran )
2. Energi ( semangat )
3. Inspirasi ( ide dan inisiatif )
4. Wisdom ( bijaksana )
5. Keberanian dalam mengambil keputusan.
Dan pada tahun 2002 lembaga leadership Internasional bernama “ Leadership Challenge”
melakukan survey tentang karakter pemimpin yang ideal diseluruh dunia. Dari hasil survey
tersebut menyebutkan prioritas karakteristik pemimpin ( CEO ) adalah :
1. Honest ( jujur )
2. Forward looking ( berpikiran maju )
3. Competent ( kompeten )
4. Inspiring ( dapat memberikan inspirasi )
5. Intelligent (cerdas )
6. Fairminded (adil )
7. Broad minded ( berpandangan luas )
8. Supportive ( mendukung )
9. Straight forward ( terus terang / jujur )
10. Dependable ( bisa diandalkan )
11. Coorperative ( bekerjasama )
12. Determined ( tegas )
13. Imaginative ( berdaya imajinasi )
14. Ambitious ( berambisi )
15. Courageous ( berani )
16. Caring ( perhatian )
17. Mature ( matang / dewasa dalam berpikir dan bertindak)
63
18. Loyal ( setia )
19. Self controlled ( penguasaan diri )
20. Independent ( mandiri )
Mengacu pada urutan tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa yang dibutuhkan saat ini
adalah seorang leader ( pemimpin ) yang mempunyai karakter seperti hasil survey
internasional tersebut. Hal ini menunjukkan pula bahwa karakter itulah yang mampu
membuat seseorang meraih sukses, menjadi seorang “power leaders” yaitu para pemimpin
yang memiliki kekuatan yang dasyat.
Hendricks ( dalam sukidi, 2004) mengemukakan karakteristik pemimpin yang
memiliki kecerdasan spriritual adalah :
1. Memiliki Integritas
2. Terbuka
3. Mampu menerima kritik
4. Rendah hati
5. Mampu menghormati orang lain dengan baik
6. Terinspirasi oleh visi
7. Mengenal diri sendiri dengan baik
8. Memiliki spiritualitas yang non dogmatis
9. Selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain.
Stanley ( dalam ginanjar, 2003 ) mengemukakan hasil jajak pendapat yang melibatkan
733 multimilionaire tentang factor dominan yang paling dominan yang paling berperan dalam
keberhasilan pemimpin yaitu : (1). Jujur pada semua orang, (2) menerapkan system disiplin,
(3) bergaul baik dengan orang lain, (4) memiliki suami, istri atau keluarga yang mendukung,
dan (5) bekerja lebih baik/giat daripada kebanyakan orang.
Ginanjar ( 2003 ) mengemukakan karakteristik pemimpin memiliki spriritualitas
tinggi yaitu (1) transparan, (2) bertanggung jawab, (3) kepercayaan, (4) keadilan, (5)
keperdulian social.
Tasmara (2006) mengemukakan karakteristik kepemimpinan berbasis spriritual yaitu:
(1) attitude, (2) adaptability, (3) attention, (4) Accountable, (5) beauty, (6) behavior, (7)
64
credibility (8) competent, (9) creative, (10) consistence, (11) honest, (12) discipline, (13)
competent, (14) enthusiasme, (15) hope, (16) integrity, (17) justice, (18) love, (19) pray, (20)
quality, (21) qolbu, (22) service, (23) trust, (23) teamwork, (24) Vision, (25) value , (26)
empathy
Mubayyidh ( 2006) menyebutkan bahwa seorang pemimpin yang unggul dan
berkualitas harus mampu memperhatikan dan melaksanakan adab-adab pergaulan dengan
sesama manusia, yakni dengan cara :
1. Menjaga perasaan orang lain
Rasulullah SAW pernah bersabda “bukanlah seorang muslim yang suka mencela,
melaknat, berkata-kata kotor dan berkata-kata jorok “ ( HR At-Tirmidzi ). Dan
dalam al qur’an dikatakan dalam surat Al baqarah 2 : 263 yang berbunyi
َ ُﺻﺪَ َﻗ ٍﺔ ﻳَﺘْ َﺒﻌُ َﻬﺎ ﺃَﺫًﻯ ۗ َﻭﺍﻟﻠﱠﻪ
ﻭﻑ َﻗ ْﻮ ٌﻝ
ٌ ﻲ َﺣ ِﻠﻴ ٌﻢ َﻣ ْﻌ ُﺭ
َ َﻭ َﻣ ْﻐ ِﻔ َﺮﺓ ٌ َﺧﻴ ٌْﺮ ِﻣ ْﻦ
ﻏﻨِ ﱞ
Yang artinya Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah
Maha Kaya lagi Maha Penyantun.( surat Al Baqarah 2 : 263 )
2. Mendahului memberi salam dan ceria saat bertemu dengan orang lain
Dalam sebuah hadist dikatakan “ Tidak sempurna iman salah seorang diantara
kalian hingga ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri
“. Dengan menyebarkan salam inilah yang membuat sesama saudara saling
mencintai dan menyayangi.
3. Mengucapkan terima kasih atas kebaikan orang lain
Rasullulah SAW pernah bersabda “ Allah tidak akan mensyukuri orang yang tidak
bersyukur kepada orang lain “ ( HR Ahmad dan Abu Daud ) dan menurut Hr
Tirmidzi dikatakan “ Barang siapa yang menerima kebaikan dari seseorang dan
kemudian mengucapkan do’a semoga Allah membalas kebaikan kepadamu,
kepada orang yang berbuat kepadanya, maka sesungguhnya ia telah memujinya
dengan pujian yang sangat bagus.
65
4. Menghargai kesepakatan perjanjian yang telah disepakati bersama dengan jujur
Dalam sebuah hadist dikatakan “ Bersifat jujurlah sekalipun susah meraihnya
karena dalam kejujuran adalah keselamatan ( HR. Ibnu Abi’Adi )
5. Bersifat amanah dalam segala hal
Dalam surat An-Nahl: 91 yang berbunyi
artinya “ dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu, sesudah
meneguhkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu ( terhadap
sumpah-sumpah itu ). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”
6. Tidak mengolok-olok dan mengejek orang lain
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Hujurat (49 )ayat 11
artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
66
7. Tidak mencari aib / keburukan orang lain
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Hujurat (49 ) ayat 12 yang berbunyi
artinya Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.
8. Tidak menyebut-nyebutkan kebaikan diri sendiri
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Baqarah (2 ) ayat 262 yang berbunyi
artinya Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian
mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. ( surat Al Baqarah 2 : 262 )
67
3.7 Pola Kepemimpinan
D
alam setiap kepemimpinan ada dua pola dasar kepemimpian yang biasa dilakukan
oleh suatu organisasi atau perusahaan. Yaitu pola dasar kepemimpian formal dan
pola dasar kepemimpinan informal
1. Pola Kepemimpinan Formal
Kepemimpinan formal ada secara resmi pada seseorang yang diangkat dalam jabatan
kepemimpinan. Hal ini tampak pada berbagai ketentuan yang mengatur khirarki
organisasi dan dalam bagan organisasi
Adapun penerimaan atas kepemimpinan formal masih harus diuji dalam praktek yang
hasilnya tampak dalam kehidupan organisasi. Jadi tidak secara otomatis merupakan
jaminan diterima oleh para anggotanya. Kepemimpinan formal dkenal juga dengan
sebutan “ headship”
2. Pola Kepemimpinan Informal
Kepemimpinan informal tidak didasarkan pada pengangkatan, ia tidak terlihat dalam
hirarki atau bagan organisasi. Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada
pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang.
Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada kriteria sebagai berikut :
1. Kemampuan memikat hati orang
2. Kemampuan membina hubungan yang serasi dengan organisasi atau orang lain
3. Penguasaan atas arti tujuan organisasi yang hendak dicapai
4. Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian tujuan dalam kegiatan
operasional
5. Pemikiran atas keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain
3.8 Kepemimpinan Efektif
anyak terdapat metode kepemimpian yang dilakukan para pemimpin
B
untuk
menghadapi bawahannya. Ada beberapa Metode yang digunakan untuk
68
mengarahkan agar kepemimpinan dapat berjalan secara efektive yaitu :
1. Metode persuarsive ( membujuk )
2. Metode Implikatif ( melibatkan )
3. Metode Sugestif ( menganjurkan )
4. Metode diskusi
5. Metode Advise ( nasehat )
6. Metode Induecement ( paksaan )
7. Metode Komando ( perintah )
Keberhasilan dan kegagalan kepemimpinan dapat ditandai dengan bagaimana moril
pemimpin tersebut dalam menjalankan kepemimpinannya. Moril merupakan keadaan jiwa
dan emosional seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi moril seseorang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan atasan
2. Kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran
3. Penghargaan atas penyelesaian tugas
4. Solidaritas dan kebanggaan organisasi
5. Pendidikan dan organisasi
6. Kesejahteraan dan rekreasi
7. Kesempatan untuk mengembangkan bakat
8. Strukrur organisasi
9. Pengaruh dari luar
Faktor pendukung yang paling utama dalam kepemimpinan yang bijak adalah bagaimana dia
mampu menguasai situasi dan kondisi lingkungan organisasinya. Oleh karena itu pemimpin
wajib berusaha untuk menguasai lingkungan yang dihadapinya menjadi suatu kondisi yang
menguntungkan. Hal ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Mengadakan komunikasi
2. Memiliki kepekaan social yang tinggi
3. Mengetahui kebutuhan materiil dan spiritual lingkungan
4. Memberikan pertolongan tanpa pamrih
5. Mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma yang baik
69
Dari faktor tersebut diatas, seorang pemimpin juga harus mempunyai ciri kepribadian
tersendiri yang dapat dilihat dari sikap pemimpin tersebut di dalam menjalankan kegiatan
kepemimpinannya di organisasi. Sebagai seorang pemimpin harus mampu memberikan
bimbingan, motivasi, arahan dan tuntunan kepada bawahannya agar dapat menjadi teladan
dalam bidang apapun serta dapat melahirkan pemimpin baru untuk generasi yang akan
datang.
Konsep kepemimpinan yang spesifik antara lain :
1. Keterarahan,
2. Inspirasi,
3. Membangun tim,
4. Teladan dan
5. Penerimaan.
3.9 Tipe-tipe Kepemimpinan
T
Ipe –tipe pemimpin dan ciri-cirinya menurut Sondang P Siagian dapat digolongkan
dalam lima tipe yaitu :
a. Otokratis
Seorang pemimpin yang memiliki sifat :
a. Menganggap organisasi adalah milik sendiri
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Menganggap bawahan semata mata hanya sebagai alat
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat orang lain
e. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
f. Dalam tindakannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan punitive ( bersifat hukuman ).
Pemimpin otokratis ini biasanya berlaku pada keadaan darurat, maka ada situasi
keadaan darurat militer dan keadaan darurat sipil untuk daerah-daerah tertentu agar
pimpinan militer dapat bertindak otoriter didaerah tersebut.
70
b. Militeristik
Seorang pemimpin yang memiliki sifat :
a. Dalam pergerakan bawahannya lebih sering mengunakan system perintah
b. Dalam mengerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatannya
c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
e. Sukar menerima kritik dari bawahannya
f. Mengemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe ini bukan seharusnya pemimpin organisasi dan bukan pula seorang
pemimpin yang ideal, karena pemimpin ini bersifat kaku dan satu arah, hanya dari
atasan kepada bawahannya, namun perintahnya cukup jelas untuk dijalankan oleh
bawahannya. Perintah atasan militer harus dilaksanakan demi perintah, walaupun
seringkali tidak sesuai dengan hati nurani orang yang melaksanakannya tetapi harus
tetap dilaksanakan demi perintah.
c. Paternalistik
Seorang pemimpin yang bersifat:
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
b. Bersifat terlalu melindungi ( overly Protective )
c. Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
d. Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk memngembangkan daya
kreasi dan fantasinya
e. Sering bersifat maha tahu, dalam keadaan tertentu seorang pemimpin tipe ini
kadang-kadang diperlukan dengan menghilangkan sifat-sifat yang negative.
Pemimpin yang bersifat paternalitik ini hanya cocok bagi anak-anak yang masih
kecil dan kurang baik bagi para bawahan yang telah dewasa dan berpendidikan
sarjana, akan tetapi kalau seorang pemimpin sudah bertipe parternalistik biasanya
sangat sulit untuk mengubah cara kepemimpinannya kearah demokratis yang lebih
baik. Kemandirian dan kebebasan kelompok untuk berkembang sulit dicapai.
71
d. Karismatik
Pada umumnya pemimpin ini memiliki kharisma yang banyak disukai oleh para
pengikutnya dan memiliki daya tarik yang sangat besar, meskipun para pengikutnya
sering kali tidak dapat menjelaskan mengapa mereka jadi pengikutinya. Seorang
pemimpin yang bertipe karismatik biasanya hanya dari penampilannya dan pidatonya
yang singkat sekalipun sudah dapat mempengaruhi banyak orang yang kemudian
secara spontan bersedia menjadi pengikutnya secara nasional bahkan internasional
dari seluruh dunia
e. Demokrasi
Tipe pemimpin seperti inilah yang cocok untuk organisasi modern. Pemimpin yang
demikian memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada manusia sebagai
mahluk termulia di dunia
b.
Selalu berusaha mensikronisasikan antara kepentingan tujuan organisasi dan
kepentingan tujuan pribadi bawahannya.
c.
Senang menerima saran dan pendapat, bahkan kritik dari bawahannya
d.
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dengan teman kerja dalam usaha
mencapai tujuan.
e.
Selalu berusaha agar bawahannya lebih berhasil
f.
Berusaha mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pemimpin.
3.10 Ciri-ciri Kepemimpinan
M
Enurut prof Dr.S.P Siagian dalam bukunya yang berjudul ” Informasi untuk
pengambilan keputusan ” menyebutkan ciri-ciri dan syarat-syarat kepemimpinan
yaitu :
1. Memiliki pendidikan umum yang luas
2. Kemampuan berkembang secara mental
3. Bersifat ingin tahu
4. Kemampuan analisis
72
5. Memiliki daya ingat yang kuat
6. Kapabilitas yang integrative
7. Ketrampilan berkomunikasi
8. Ketrampilan mendidik
9. Rasionalitas dan Objektivitas
10. Pragmatis
11. Kesederhanaan
12. Keberanian mengambil keputusan
13. Kemampuan mendengarkan saran-saran
14. Adaptabilitas dan fleksibilitas
15. Ketegasan dalam bertindak
3.11 Pendekatan study Kepemimpinan
A
Da beberapa pendekatan-Pendekatan tentang Studi Kepemimpinan yaitu:
1. Pendekaan kesifatan
Mencakup energi, pandangan, pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri,
integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun
emosional, bentuk phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan antusiasme, berani
dan sebagainya.
Sifat-sifat yang harus dimiliki agar kepemimpinan dapat efektif, menurut Edwin Ghiselli
adalah : kemampuan dalam pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain, kebutuhan
akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan (dicisiveness), kepercayaan diri dan
inisiatif.
Sedangkan menurut Keith Davis sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :
kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan social, motivasi diri dan dorongan
berapresiasi, dan sikap-sikap hubungan manusiawi.
2. Pendekatan perilaku
Berdasarkan pendapat ini bahwa perilaku-perilaku kepemimpinan dapat dipelajari, dilatih
atau dikembangkan dengan tepat agar mampu memimpin dengan efektif.
73
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek, yaitu :
a. Fungsi-fungsi kepemimpinan :
1.Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan
masalah.
2.Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau social.
b. Gaya-gaya kepemimpinan :
a. Gaya dengan orientasi tugas (task oriented)
b. Gaya dengn orientasi karyawan (employee oriented)
3. Pendekatan situasional (contingency)
Menggambarkan bahwa gaya yang digunakan tergantung pada factor-faktor seperti
situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variable-variabel lingkungan lainnya.
Menurut konsep Douglas McGregor yang paling terkenal adalah bahwa strategi
kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar
manusia, dikenal dengan teori X dan teori Y :
Anggapan-anggapan teori X : Bahwa kebanyakan pegawai :
1. Bekerja sedikit mungkin dan menentang perubahan
2. Harus dibujuk, diberi ganjaran, dihukum dan diawasi, sehingga perilaku mereka
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
3. Menghendaki pengarahan dan menghindari tanggung jawab.
Anggapan-anggapan teori Y : Bahwa kebanyakan pegawai
1. Tidak dengan sendirinya harus tidak suka bekerja
2. Mempunyai kemampuan untuk memikul tanggung jawab atas kerja dan mempunyai
potensi untuk membangun, tetapi manajemen dengan tindakan-tindakannya harus
membuat mereka sadar akan kemampuannya.
3. Ingin mencapai penghargaan social dan kepuasan yang diperolehnya sendiri dari
pekerjaan mereka.
Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai
gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya pemimpin yang beranggapan dengan teori Y
akan lebih menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.
74
Teori Z : William G Ouchin dari Universitas California mengatakan :
Kunci peningkatan produktifitas terletak pada partisipasi / ketergantungan bawahan pada
atasan dan keterikatan semua anggota pada organisasi
Ciri-ciri organisasi pada teori Z adalah
1. Organisasi terdiri dari kelompok manajer yang amat menyadari akan arti
pentingnya kelompok kerja dalam organisasi
2. Organisasi memiliki tujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan pekerjaannya, dengan pemilik, dengan pelanggan, dan dengan
masyarakat.
3. Terdapat kebebasan bagi manajer unit untuk menentukan tujuan unitnya dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan
4. Proses pengambilan keputusan bersifat consensus atas dasar partisipasi
5. Mengembangkan dan penyebarluaskan informasi dan nilai-nilai dalam perusahaan
Gambar.3.2
Hirarki kebutuhan menurut Maslow
Kebutuhan
Aktualisasi diri
Kebutuhan
Penghargaan
Kebutuhan
Rasa memiliki
Kebutuhan
Rasa aman
Kebutuhan
Fisiologis
Manajemen Berdasarkan Sasaran ( Manajemen By Objective / MBO )
Suatu proses dengan mana manajer
dan bawahannya ikut serta bersama-sama dalam
menentukan tujuan kegiatan dan tanggal jatuh tempo pekerjaan disamping juga evaluasi hasil
kerja dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
75
Menurut Peter F Drucker :
MBO adalah Suatu cara untuk mengintergrasikan kegiatan-kegiatan dengan tujuan organisasi
yang seimbang.
Menurut ahli manajemen MBO adalah suatu tehnik penilaian hasil kerja dimana para peserta
dievaluasi berdasarkan kontribusi mereka tehadap tujuan secara keseluruhan tidak hanya
untuk karakteristik seperti ciri-ciri kepribadian :
1.
Atasan dan bawahan secara bersama-sama meninjau kembali strategic organisasi dan
kemudian menetapkan tujuan yang diharapkan dan rencana perbaikan kerja untuk
periode waktu tertentu.
2.
Tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan harus dapat diukur dan reabilitis
3.
Sistem informasi manajemen harus dirancang sedemikian rupa agar fleksibel dan
kecepatan maksimum dapat dicapai dengan maksud dapat memberikan umpan balik
untuk mengambil keputusan dan pengawasan yang efektif
4.
Atasan dan bawahan saling bertemu muka secara teratur untuk menilai kemajuankemajuan dalam usaha mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Gambar. 3.3
PROSES MBO :
1
RENCANA-RENCANA
STRATEGIK
DAN
TUJUAN PERUSAHAAN
2
TUJUAN UNIT
DAN
CARA-CARA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN
4
EVALUASI HASIL KERJA
DI BANDINGKAN
DENGAN TUJUAN
3
HASIL KERJA MANAJER
KETERBATASAN MBO
1. Seorang manajer yang mencapai tujuannya dengan melalui tangan orang lain
2. Adanya tolak ukur yang dipercaya untuk menentukan apakah tujuan benar-benar
tercapai
76
3. Tehnik tersebut kurang dapat diterapkan pada karyawan tingkat bawah yang sudah
diprogram dan disusun dengan ketat
4. Tidak dapat dipandang berdiri sendiri dari kegiatan yang lain.
4 Kerangka Dasar hubungan manusia
1. Pada dasarnya setiap orang memiliki sifat yang berbeda satu dengan lainnya
2. Pada dasarnya setiap orang memiliki harga diri yang berbeda
3. Pada dasarnya setiap orang memiliki motivasi yang berbeda
4. Pada dasarnya setiap orang memiliki kepentingan timbal balik
3.12 Kegagalan dan Keberhasilan
Pemimpin
K
Egagalan pemimpin adalah ketidakmampuan pemimpinan menggerakkan anggota
untuk mencapai tujuan. Kegagalan itu umumnya disebabkan oleh 3 kesalahan yaitu
1. Kesalahan ideologi, hal ini disebabkan karena pemimpin yang hanyut dalam arus
ideologi
2. Kesalahan politik, dimana pemimpin tenggelam dalam kebersatuan sehingga
melupakan perjuangan
3. Kesalahan organisasi, akibat dari pemimpin yang tidak konsisten dalam memecahkan
masalah dan konflik dengan metode yang telah ditetapkan.
Selain kegagalan banyak juga pemimpin yang berhasil dalam menjalankan perusahaan, hal
ini disebabkan karena :
1. Adanya dukungan dari masyarakat disekitarnya
2. Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah yang ada di intern maupun ekstern
perusahaan
3. Adanya stabilitas Ekonomi
77
Untuk mencapai tujuannya, pemimpin harus memiliki metode untuk memimpin yang baik,
yaitu :
1. Menjabarkan program umum kedalam program khusus yang sesuai dengan kondisi
objektif
2. Memadukan kemampuan kepemimpinan kolektif tim manajemen dengan kemampuan
individu
3. Melaksanakan garis anggota dari anggota, oleh anggota dan kembali ke anggota
Dari metode tersebut maka akan dapat diterapkan dengan jiwa pemimpin yang baik yang
dapat memahami kondisi karyawan dengan system perusahaan, karena jiwa pemimpin adalah
factor internal yang dapat dilihat dari perbuatannya. Untuk itu pemimpin harus mempunyai
jiwa yang :
1. Kuat untuk mencintai kawan dan setia kawan
2. Kuat untuk menaklukkan musuh dan menjadikannya sebagai kawan
3. Kuat untuk menderita ( bila terjadi kegagalan dalam usaha )
4. Kuat untuk hidup sederhanan dan menghindari hidup mewah dalam kedudukan.
Dengan demikian pemimpin yang baik maka ia harus memiliki kehidupan yang siap
untuk bekerja, belajar dan berkerjasama dimana tertanam dari jiwanya yang harus memiliki
jiwa yang siap menang dan siap untuk kalah. Jika menang maka jangan puas diri tetapi harus
tetap konsisten untuk mempertahankan keunggulannya dan bila kalah maka jangan putus asa
dan menjadikan kegagalannya sebagai keberhasilan yang tertunda dan berusaha memperbaiki
kekurangan dan penyebab terjadinya kegagalan.
78
Pertanyaan :
2. Apa yang dimaksud dengan pemimpin
3. Jelaskan arti dari Kepemimpinan!
4. Apa syarat-syarat seorang Pemimpin yang Islami?
5. Jelaskan pula fungsi dari Kepemimpinan!
6. Apa beda Pemimpin dengan kepemimpian ?
7. Jelaskan jenis-jenis Kepemimpinan dibawah ini :
a. Kepemimpinan Situasional
b. Kepemimpinan Demokratis
c. Kepemimpinan Otoriter
8. Bagaimana seorang pemimpin dapat memotivasi karyawannya, dan bagaimana
dengan sikap pemimpin yang tidak mau mendengarkan aspirasi bawahannya?
9. Apa yang dimaksud dengan aktualisasi diri Menurut Hirarki kebutuhan Maslow?
10. Apa yang menyebabkan kegagalan seorang pemimpin ?
11. Bagaimana perusahaaan dapat mengembangkan potensi diri karyawannya agar
termotivasi dalam bekerja
12. Analisis gaya kepemimpinan Indonesia sekarang apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Indonesia
13. Bagaimana bentuk kepemimpinan yang ideal, berikan contohnya
14. Dalam kepemimpinan, apakah tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam sikap
kepemimpinan.
15. Apa yang menyebabkan kegagalan dalam memimpin sebuah organisasi
16. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan untuk keberhasilan
usahanya, jelaskan
17. Jelaskan gaya kepemimpinan otokratis, demokratik, partisipatif
18. Bagaimana cara seorang pemimpin mempertahankan agar karyawan anda tidak keluar
dari perusahan.
19. Sebutkan dan jelaskan adab- adab pergaulan menurut pendapat Mubayyidh!
20. Mengapa mengucapkan terima kasih baik kepada sesama teman sejawat ataupun
kepada bawahan sangat diperlukan dalam organisasi
79
80
BAB III
MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN GLOBAL
GLOBALISASI
Pengakuan oleh organisasi bahwa bisnis harus mempunyai fokus global, bukan local.
Globalisasi berarti “dunia tanpa batas” artinya pasar menjadi semakin luas, karena
dimungkinkannya berkurang/hilangnya hambatan terhadap arus barang, jasa, modal dan
SDM melintas batas nasional.
Dampak globalisasi : pasar menjadi semakin luas, tetapi juga pesaing dari seluruh dunia juga
dapat datang ke pasar domestik kita.
Tiga faktor sebagai fenomena globalisasi :
1. Kedekatan “menyusutnya dunia”
Berhadapan dengan pelanggan, pesaing, pemasok dan pemerintah, kemampuan teknologi
dan manajerial.
Para manajer saling bersaing atau bahkan bekerja sama dengan pemain global yang baru.
2. Lokasi
Lokasi dan integrasi dari organisasi yang beroperasi melewati beberapa batas
internasional merupakan bagian dari globalisasi.
Manajemen transnasional menggambarkan praktek yang semakin banyak dilakukan
orang untuk memperluas operasi organisasi melewati batas banyak negara.
3. Sikap “tidak ada luar negeri lagi”
-
Mempraktekan manajemen secara global.
-
Keingintahuan mengenai dunia di luar batas-batas nasional
-
Kemauan untuk mengembangkan kemampuan guna berpartisifasi dalam ekonomi
global.
DAYA SAING (Competitiveness) yaitu : Posisi relatif dari suatu pesaing terhadap pesaing
yang lain.
81
Competitive Advantage (Kemampuan bersaing) yaitu : Suatu kemampuan atau keadaan
yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
dari rata-rata dalam suatu industri tertentu.
Daya saing global persaingan diantara bangsa-bangsa.
-
Kesiapan suatu bangsa untuk interaksi daya saing masa depan agar bisa kompetitif.
-
Memiliki peuang untuk memenangkan perlombaan.
Ukuran kriteria :
-
Upah pekerja dalam sebuah negara
-
Tingkat pendidikan dari angkatan kerja negara tersebut.
-
Bagian pasar dunia dari suatu negara
-
Standar kehidupan suatu negara.
Daya saing yang diperlukan dalam glibalisasi adalah :
1. Daya saing kualitas
2. Daya saing harga
3. Daya saing Marketing
4. Daya saing dalam membuat jaringan ( net Working )
Bagaimana Pemerintah mempengaruhi daya saing ?
-
Iklim Ekonomi
-
Lembaga
-
Kebijakan
-
Perubahan politik
-
Persetujuan diantara berbagai bangsa
MENGELOLA SECARA INTERNASIONAL
Berarti :
-
Berhubungan dengan para staf dan tim tertentu
-
Mengerti mengenai kompetisi asing
-
Belajar politik, budaya dan gaya operasi dipasar yang berbeda.
82
Apakah seorang manajer yang baik di negaranya akan menjadi manajer yang baik di negara
lain ?
ORGANISASI GLOBAL :
Mempunyai berbagai unit usaha di berbagai negara yang terintegrasi untuk beroperasi
sebagai suatu organisasi yang mendunia.
Perusahaan Multinasional (MNE)
MNE yaitu : sebuah perusahaan besar dengan operasi dan divisi yang tersebar di beberapa
negara tetapi dikendalikan oleh kantor pusat secara sentral.
Faktor yang harus diperhatikan oleh manajer MNE dalam membuat keputusan investasi :
1. Ekonomi dari berbagai negara (infrastruktur)
2. Resiko politik
3. Kecocokan teknologi pada budaya yang berbeda
4. Dukungan dari pemerintah setempat.
Dampak MNE :
-
Pada negara tuan rumah :
1. Transfer modal, teknologi dan kewirausahanan
2. Membaiknya neraca pembayaran
3. Terciptanya lapangan pekerjaan
4. Memperbaiki persaingan dlm ekonomi setempat
5. Ketersediaan produk yang lebih banyak
Pada negara sendiri :
-
Keluarnya investasi asing
-
Melemahkan necara pembayaran
-
Hilangnya kompensasi dari pendapatan deviden, biaya memberi lisensi, royalty dan
penjualan komponen.
-
Menderita kerugian dari keuntungan teknologi.
83
BAGAIMANA PERUSAHAAN MEMASUKI PASAR GLOBAL ?
Tahapan yang dapat ditempuh :
1. Exporting
Exporting : yaitu menjual produk yang dihasilkan secara domestik di pasar asing.
2. Licensing
Licencing : yaitu penjualan hak ke pasar produk bermerk atau menggunakan proses yang
dipatenkan atau material yang dilindungi undang-undang hak cipta.
3. Franchise
Franchise : yaitu suatu tipe pengaturan lisensi, sebuah perusahaan menjual paket yang
terdiri dari merk dagang, mesin material dan pedoman manajerial.
4. Joint Venture
Joint Venture : yaitu bentuk bisnis yang merupakan gabungan perusahaan asing dan
perusahaan domestik, mereka berpatungan menanggung biaya pembangunan fasilitas
produksi atau penelitian di negara asing.
5. Global Strategik Partnership
Global Strategy Partnership : yaitu aliansi yan dibentuk oleh sebuah organisasi dengan
satu atau beberapa negara asing, pada umumnya bertujuan kearah mengeksploitasi
peluang negara lain dan keaah mengambil posisi pimpinan dalam pasokan atau produksi.
Sikap Manajer dalam MNE :
1. Manajer Ethnosentrik (ethnocentric manager)
Sikap bahwa kebiasaan manajemen dinegara sendiri lebih baik dari pada di negara
lain dan dapat diekspor bersama dengan barang dan jasa organisasi.
2. Manajer Polisentrik (polycentric manager)
Sikap yang mengatakan karena kebijakan manajemen negara asing paling baik
dipahami oleh personalia manajemen negara itu sendiri, organisasi induk harus
mengandalkan pada kantor asing itu.
84
3. Manajer Geosentrik (geocentric manager)
Sikap yang menerima persamaan maupun perbedaan antara kebijakan domestik dan
asing serta berusaha mencari keseimbangan antara unsure-unsur yang paling efektif.
Sikap Manajer apa yang paling cocok untuk perusahaan multinasional menurut anda?
Dalam Al-Qur’an surat Al Hujurat : 13 mengambarkan bahwa globalisasi adalah
suatu keniscayaan dan seorang muslim harus memiliki sikap takwa.
Globalisasi bila tidak dibimbing oleh suatu etnik tertentu maka mereka akan
menghilangkan batas-batas yang baik dan buruk, yang halal dan haram, yang boleh
dan yang terlarang. Kemajuan usaha yang mereka peroleh tidak terlepas dari
hubungan hutang piutang.
85
BAB IV
MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajer adalah pemecah masalah.
Ciri umum Manajer adalah bahwa ia seorang pembuat keputusan. Membuat keputusan adalah
memilih suatu alternatif dari dua pilihan atau lebih. Pembuatan keputusan adalah bagian
kunci kegiatan manajer.
Pembuatan keputusan berkaitan dengan masalah. Masalah muncul kalau keadaan sebenarnya
tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
Membuat Keputusan adalah memilih suatu alternative dari dua pilihan atau lebih untuk
menentukan suatu pendapat atau perjalanan suatu tindakan
Tipe-tipe Keputusan :
Dibuat menurut kebiasaan
Ada aturan/prosedur
Programmed dicisions
Rutin & berulang-ulang
Menghemat waktu
Penangan masalah komplek/rumit/sederhana
Untuk masalah khusus
Non-programmed decisions
Sekali pakai
Proses tidak terstruktur
Situasi pembuatan keputusan :
-
Kondisi kepastian (certainty) Informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur,
ketepatan ramalan tinggi
-
Kondisi resiko (risk) Informasi lengkap tidak tersedia
- Kondisi ketidakpastian (Uncertainty) Hanya sedikit yang diketahui mengenai
alternatif atau hasilnya.
86
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONAL :
1. PENGAMATAN
SITUASI
2. KEMBANGKAN
ALTERNATIF
- Definisikan masalah
- Diagnosa penyebab
- Tentukan tujuan keputusan
- Cari alternatif secara
kreatif
- Jangan mengevaluasi dulu
4. IMPLEMENTASIKAN
KEPUTUSAN &
MONITOR HASIL
- Rencanakan implementasi
- Implementasikan rencana
- Monitor implementasi &
buat penyesuaian yg perlu
3. MENGEVALUASI
ALTERNATIF &
MEMILIH YG
TERBAIK
- Evaluasi alternatif
- Pilih alternatif terbaik
POHON KEPUTUSAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pohon keputusan (decision tree) merupakan alat/teknik untuk memvisualisasikan
masalah/persoalan beserta urut-urutan masalahnya dengan menggunakan diagram yang
berbentuk seperti pohon.
Dikembangkan untuk membantu manajer dalam membuat serangkaian keputusan yang
melibatkan peristiwa-peristiwa ketidakpastian.
Contoh kasus :
Suatu perushaan menghadapi suatu masalah, apakah akan melakukan pembangunan pabrik
baru berukuran kecil atau besar.
Bila membangun pabrik besar, maka diperlukan investasi sebesar Rp. 5 milyar, sedangkan
bila hanya membangun pabrik kecil, besarnya investasi hanya Rp. 1 milyar.
87
Kemungkinan (probabilitas) permintaan tinggi adalah sebesar 0.75 dan kemungkinan
permintaan rendah sebesar 0.25.
Bila perusahaan membangun pabrik besar dan permintaan tinggi, investasi itu akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 1 milyar setiap tahun, tetapi bila permintaan rendah
hanya menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 300 juta setiap tahun.
Dilain pihak bila perusahaan membangun pabrik kecil dan permintaan tinggi, maka
perusahaan perusahaan akan mendapatkan aliran kas neto sebesar Rp. 250 juta per tahun, dan
bila permintaan rendah, keuntungan yang diterima sebesar Rp 200 juta setiap tahun.
Bila besarnya biaya pembangunan pabrik dianggap pasti sedang keuntungan dianggap tidak
pasti dan umur pabrik besar maupun kecil = 10 tahun.
Berapa besarnya nilai payoffs yang diharapkan dari kedua pilihan tersebut. Bagaimana
keputusan anda?
Keputusan
Keadaan dasar
Payoffs
Pilihan yang sering dipakai untuk seorang manajer mengambil keputusan :
1. Analisa marginal : Tehnik perbandingan biaya
2. Segi Spikologi : Keputusan berdasarkan biaya
3. Intuisi : perasaan atau bisikan hati
88
Expected payoffs
4.
5.
6.
7.
Pengalaman : melihat kejadian dimasa lalu
Mengikuti sang pemimpin : melihat keputusan yang telah dicapai
Melakukan Percobaan : penyelidikan ilmiah
Menganalisa : memecahkan persoalan atas : memecahkan persoalan atas berbagai
komponen.
89
BAB V
PERENCANAAN (PLANNING)
PERENCANAAN PROSES MENETAPKAN SASARAN DAN MEMILIH
CARA UNTUK MENCAPAI SASARAN TERSEBUT.
SASARAN SANGAT PENTING KARENA :
-
MEMBERIKAN ARAH YANG JELAS
-
MEMUSATKAN/MEMFOKUSKAN USAHA
-
MENJADI PEDOMAN RENCANA DAN KEPUTUSAN
-
MEMBANTU DALAM MENGEVALUASI KEMAJUAN
Limat Tahap Dasar Perencanaan :
-
Menetapkan tujuan dan serangkaian tujuan
-
Merumuskan keadaan saat ini
-
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
-
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
(Mengambil Keputusan)
-
Menyusun Rencana Pendukung
Alasan-alasan dasar Perlunya Perencanaan :
-
Protective benefite, yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan.
-
Positive benefite, dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Manfaat Perencanaan :
-
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan,
-
Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama,
-
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
-
Membantu penempatan tangggung jawab yang lebih tepa,
-
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi,
-
Memudahkan dalam berkoordinasi antar bagian,
90
-
Membuat tujuan lebih husus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
-
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti,
-
Menghemat usaha, waktu dan dana.
Kelemahan Perencanaan :
-
Pekerjaan yang tercakup pada perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata,
-
Perencanaan cenderung menunda kegiatan,
-
Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi,
-
Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara tidak konsisten.
Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen Lainnya :
Pengawasan
Pengor
ganisasi
an
Staffing
Pengara
han
Perencanaan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATASI PERENCANAAN :
1. Sulitnya meramal kondisi mendatang yang penuh dengan ketidak-pastian.
2. Perubahan yang sangat cepat
3. Kekakuan internal
- Kekakuan psikologis
- Kekakuan karena adanya prosedur dan kebijakan
- Kekakuan sumber dana dan dana
4. Kekakuan eksternal
5. Waktu dan biaya
91
FAKTOR WAKTU DAN PERENCANAAN :
TINGKAT MANAJEMEN
PERIODE PERENCANAAN
Manajer Puncak
(Presdir, Wk. Dir. GM, CEO)
Rencana jangka panjang > 3 th
Contoh : Apa Strategi Persaingan Persh.?
Apa Rencana Produk Baru?
Berapa Tk. Pertumbuhan yg Akan Dicapai?
Manajer Menengah
(Mgr. Fungsional, Kep. Dept,
Kep. Cabang)
Rencana jangka menengah 1-3 th
Contoh : Bagaimana memperbaiki schedul
dan koordinasi?, bagaimana memanfaatkan
Mgr. Lini pertama secara optimal?
Manajer Lini Pertama
Supervisor, Pemimpin kelompok
Manajer satuan
Rencana jangka pendek harian, mingguan,
bulanan s/d 1 tahun.
Contoh : Bagaimana mengimplementasikan
Kebijaksanaan? Penugasan kerja dan metoda
Kerja baru? Bagaimana menaikan efisiensi?
92
BAB VI
PERENCANAAN STRATEGIS
Adalah proses mengidentifikasi tujuan organisasi dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Strategic Plans adalah rencana yang didesain untuk memenuhi sasaran organisasi secara
luas/jangka panjang
Proses Rencana Strategis, dapat digambarkan Sbb:
Definisi filosofi
dan misi
Penerapan
pengawasan,
perbaikan dan
perbaikan rencana
Penyaringan
lingkungan eksternal
u/kesempatan &
ancaman
Pengembangan
rencana (strategi &
tujuan)
Penilaian kekuatan
& kelemahan
Internal
Peramalan organisasi
kemampuan dan
kesempatan dlm
lingkungan
93
HIERARKI RENCANA ORGANISASI :
TUJUAN
RENCANA STRATEGIS
RENCANA OPERASINAL
Rencana sekali pakai
Rencana berkelanjutan
Kebijakan
Program
Anggaran
Prosedur
standar &
Metode
Proyek
Peraturan
TUJUAN (Objective)
Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat
mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
KEBIJAKAN (policy)
Adalah suatu pernyataan untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap
tindakan untuk mencapai tujuan.
STRATEGI (Strategy)
Merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat yang disebabkan oleh
berbagai macam reaksi. Yang perlu dipertimbangkan
dalam membuat strategi : ketepatan
waktu, ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
94
PROSEDUR (Procedure)
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Prosedur
dibuat untuk memudahkan pelaksanaan semua aktivitas dalam organisasi.
ATURAN (Rule)
Adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur. Aturan-aturan
yang saling berkaitan dan dikelompokan menjadi satu golongan, disebut prosedur.
PROGRAM (Program)
Merupakan campuran antara kebijakan, prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai
dengan suatu anggaran (budget).
Perbedaan Perencanaan Strategis dengan Perencanaan Operasional :
Perencanaan Opersional
Pokok bahasan
Sasaran
Batasan
Hasil yang diperoleh
Informasi
Organisasi
Kepemimpinan
Pemecahan masalah
Perencanaan Strategik
Masalah-masalah
pengoperasian
Kelangsungan
dan
pengembangan
jangka
panjang
Laba sekarang
Laba diwaktu yang akan
datang
Lingkungan sumber daya Lingkungan sumber daya
sekarang
waktu yang akan datang
Efisiensi dan stabilitas
Pengembangan
potensi
mendatang
Dunia bisnis sekarang
Kesempatan diwaktu yang
akan datang
Birokrasi/stabil
Kewiraswastaan/fleksibel
Konservatif
Mengilhami
perubahan
radikal
Berdasarkan pengalaman Antisipasi,
menemukan
masa lalu
pendekatan-pendekatan
baru.
Resiko rendah
Resiko tinggi
Hambatan-hambatan Perencanaan Efektif :
1.
Ketidak sediaan dan ketidak mampuan para perencana untuk melakukan kegiatankegiatan perencanaan, karena :
-
Kurang pengetahuan tentang organisasi
95
2.
-
Kurang pengetahuan tentang lingkungan
-
Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
-
Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang
-
Biaya
-
Takut gagal
-
Kurang percaya diri
-
Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif
Keengganan para anggota organisasi untuk menerima perencanaan karena perubahan
yang ditimbulkannya.
Implementasi strategi MODEL 7-S (diperkenalkan oleh perusahaan konsultan Mckinsey &
Co) :
1. Struktur
5. Staf
2. Strategi
6. Skill
3. Sistem
7. Sasaran tingkat tinggi
4. Style
TINGKAT STRATEGI DALAM ORGANISASI
1. Strategi Tingkat Korporasi
Yaitu strategi yang dirumuskan oleh manajemen puncak yang mencakup operasi
organisasi yang terdiri lebih dari satu jenis bisnis.
Strategi ini berkaitan dengan pertanyaan : Bisnis apa yang akan dijalani oleh
perusahaan?, Apa sasaran dan harapan dari setiap bisnis?, Bagaimana mengalokasikan
sumber daya untuk mencapai semua sasaran ini?.
2. Strategi Unit Bisnis
Disebut juga strategi lini bisnis, yaitu strategi yang dirumuskan untuk mencapai sasaran
bisnis tertentu. Strategi ini berkaitan dengan pertanyaan : Bagaimana bisnis bersaing di
pasar?, Produk/jasa seperti apa yang harus ditawarkan?, Pelanggan mana yang harus
dilayani?, Bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam bisnis?.
96
3. Strategi Tingkat Fungsional
Yaitu strategi yang dirumuskan oleh bidang fungsional khusus dalam suatu usaha untuk
melaksanakan strategi bisnis unit.
97
BAB VII
PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Pengertian Organisasi :
Menurut James L. Gibson, John M Ivencevich, James H Donnely Jr :
“Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai melalui tindakan individu secara terpisah”.
Menurut Stepahan P Robbins :
“Organisasi adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
Kesimpulan dari dua pendapat diatas :
“Organisasi adalah kesatuan social yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkinkan
anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah”.
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu kebutuhan organisasi adalah :
-
Sebagai wadah/piranti manajemen atau tools of management Statis, dan
-
Sebagai proses Dinamis
Hubungan Antar Manusia (Human Relation atau Interpersonal Relation)
Dalam Organisasi dikenal adanya dua macam hubungan yaitu :
1. Hubungan Formal yaitu hubungan yang timbul dikarenakan adanya organisasi
(Formal Relation).
2. Hubungan Informal yaitu hubungan yang berada diluar hubungan resmi atau diluar
kedinasan (Informal Relation)
PENGORGANISASIAN (Organizing)
Adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.
98
Asas-asas Organisasi :
Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik harus diperhatikan sbb :
2. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas,
3. Organisasi harus ada kesatuan komando,
4. Organisasi harus melaksanakan pembagian kerja, dengan syarat :
a. The right man in the right place. Menurut Drs. I.G. Wursanto :
Adalah mengusahakan efisiensi kerja yang baik. Efisiensi kerja diperoleh apabila
penempatan tenaga kerja sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.
b. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab dalam pekerjaan.
c. Memperhatikan Span of Control.
5. Organisasi harus ada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (Delegation of Authority
and Responsibility).
6. Tersedianya sarana dan prasarana.
Ciri Organisasi :
1. Adanya sekelompok orang :
-
Kepentingan individu
-
Kepentingan kelompok
-
Kepentingan organisasi
2. Antar hubungan, dan
3. Kerjasama yang didasarkan atas hak kewajiban dan tanggung jawab masing-masing
orang untuk mencapai tujuan.
Kiat menciptakan organisasi yang Islami :
1. Adanya kebersamaan
2. Adanya keikhlasan di dalam mengelola
3. Dikerjakan secara sungguh-sungguh ( mujahadah )
4. Adanya pengorbanan
DESAIN ORGANISASI
Langkah pertama yang sangat penting dalam pengorganisasian setelah proses perencanaan
adalah proses mendesain organisasi.
99
Desain Organisasi adalah proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk
memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan
tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut.
STRUKTUR ORGANISASI
Menurut Robert H. Miles :
Struktur Organisasi adalah pengaturan antar hubungan bagian-bagian dari komponen dan
posisi dalam suatu perusahaan/organisasi. Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian
kerja dan menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan saling terkait, dalam
beberapa hal juga menunjukan tingkat-tingkat spesialisasi dari kegiatan kerja. Disamping itu
juga menunjukan hierarki dan kewenangan dan menunjukan pula tata hubungan laporan.
Menurut T. Hani Handoko :
Struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
suatu organisasi.
Kesimpulannya : bahwa struktur organisasi adalah susunan formal dan mekanismemekanisme dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan
susunan sebagai perwujudan hubungan-hubungan antar komponen-komponen, bagian-bagian,
fungsi-fungsi, kegiatan-kegiatan dan posisi-posisi juga menunjukan tingkat spesialisasi
kegiatan kerja.
5 UNSUR STRUKTUR ORGANISASI :
1. Spesialisasi Kegiatan
2. Standarisasi Kegiatan
3. Koordinasi Kerja
4. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan
5. Ukuran Satuan Kerja.
100
BAGAN ORGANISASI
Bagan organisasi menggambarkan 5 (lima) aspek utama struktur organisasi :
1. Pembagian kerja
2. Manajer dan bawahan
3. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan bagian-bagian kerja
5. Tingkatan manajemen
Model bagan organisasi :
1. Model pyramid : menekankan pada pengawasan yang ketat
2. Model vertikal
3. Model horizontal
4. Model lingkaran : menekankan pada percepakan pengambilan keputusan
Bentuk-bentuk organisasi :
1. Bentuk organisasi lini (Line Organization) Henry Fayol
Ciri-cirinya :
Organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit, pemilik=pimpinan tertinggi, hubungan
bersifat langsung, tingkat spesialisasi rendah, saling mengenal, tujuan yang ingin dicapai
sederhana, susunan organisasi tidak rumit, alat yang dibutuhkan sangat sederhana dan
produksi belum beraneka ragam.
Direktur
Kepala Produksi
Pekerja A
Kep. Pemasaran
Pekerja B
Pekerja C
Pekerja D
Kebaikannya :
-
Kesatuan komando terjamin sangat baik, karena pimpinan berada dalam satu tangan
-
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang masih sedikit.
-
Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi, karena sudah saling mengenal.
101
Kelemahannya :
-
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, sehingga apabila orang itu tidak mampu
maka organisasi terancam bubar.
-
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter
-
Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Bentuk organisasi fungsional (Fungtional Organization) F.W. Taylor
Adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat hubungan yang tidak terlalu
menekankan kepada hierarki struktural, akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat
dan jenis fungsi yang perlu dijalankan.
Presiden Direktur
Dir. Perencanaan
Proyek
A
Dir. Teknik
Proyek
B
Dir. Peralatan
Proyek
C
Proyek
D
Kebaikannya :
-
Spesialisasi para karyawan dapat digunakan semaksimal mungkin
-
Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi sejenis pada umumnya tinggi.
-
Koordinasi antara orang yang menjalankan satu fungsi mudah dilaksanakan.
Kelemahannya :
-
Ada kecenderungan bagi para karyawan terlalu menspesialisasikan diri dalam suatu
bidang kegiatan tertentu, sehingga sering sukar untuk mengadakan tour of duty atau tour
of area tanpa melalui pendidikan dan pelatihan yang intensif terlebih dahulu.
-
Orang yang bergerak dalam satu bidang tertentu cenderung untuk mementingkan
fungsinya saja, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan dan oleh
karenanya sukar untuk menggerakan organisasi sebagai total system.
102
3. Bentuk organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization) Harrington Emerson.
Orang-orang yang ada dalam organisasi dibagi kedalam 2 kelompok :
1. Kelompok Lini (Line Personnel), yaitu kelompok orang yang melaksanakan tugastugas dalam organisasi, berhak mengeluarkan perintah dan mengambil keputusankeputusan terakhir.
2. Kelompok Staff atau pembantu (Staff Personnel), yaitu kelompok orang-orang yang
ahli/penunjang seperti orang-orang pada sekretariat, bagian peralatan/perlengkapan.
Kelompok orang ahli, ada 2 jenis yaitu : Asisten pribadi dan Asisten ahli.
Direktur
Utama
Staf
Manajer
Produksi
Manajer
Pemasaran
Staf
Unit
A
Unit
B
Staf
Unit
C
Unit
D
Unit
E
Unit
F
Kebaikannya :
-
Ada pembagian tugas yang jelas bagi setiap orang
-
Spesialisasi dalam pekerjaan dapat berkembang
-
Bakat setiap orang lebih mudah berkembang dengan adanya spesialisasi
-
Disiplin kerja cukup tinggi.
Kelemahannya :
-
Mudah timbul perselisihan dalam pekerjaan, karena adanya dua kelompok yang berbeda
kewenangannya
103
-
Dapat mengganggu kelancaran tugas. Misalnya tindakan kelompok lini tidak selamanya
sesuai dengan nasihat dari kelompok staff, atau kelompok staff yang kadang-kadang
bertindak seperti orang dari kelompok lini.
4. Bentuk organisasi komisaris (Commision Organization)
Kebaikannya :
-
Prinsip musyawarah berjalan dengan baik
-
Keputusan yang diambil dapat memuaskan semua pihak
-
Kemungkinan seseorang untuk bertindak sendiri atau secara diktator sangat kecil.
Kelemahannya :
-
Proses pengambilan keputusan biasanya memakan waktu lama dan biaya yang cukup
tinggi
-
Pelaksanaan kerja dapat macet karena banyaknya pimpinan yang mempunyai
wewenang yang sama.
Contoh bentuk organisasi Komisaris :
Dewan
Komisaris
Ketua Dewan
Komisaris dan Ketua
Pelaksana Perusahaan
Presiden
Direktur
Manajer
Administrasi
Manajer
Pemasaran
Manajer
Utang/Piutang
Kepala Biro
Personalia
Manajer
Keuangan
Kepala Biro
Hukum
104
5. Bentuk Organisasi Matriks (Matrix Organization)
Bentuk ini mencerminkan adanya koordinasi antar departemen/bidang/bagian yang ada
dalam organisasi. Bentuk ini bayak dipakai oleh perusahaan konstruksi/kontraktor, kantor
akuntan, perusahaan konsultasi dan organisasi-organisasi yang bekerjanya dengan banyak
proyek yang memerlukan prestasi teknis tinggi serta membutuhkan keterampilan dan
keahlian khusus.
Kebaikannya :
-
Memaksimumkan efisiensi penggunaan tenaga-tenaga fungsional dan struktural
-
Fleksibel dan membantu perkembangan kreativitas
-
Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan-kegiatan
perusahaan yang bermacam-macam dengan orientasi proyek
-
Membebaskan manajemen puncak dari perencanaan
Kelemahannya :
-
Pertanggungjawaban ganda dapat menciptakan kebingungan dan kebijaksanaankebijaksanaan yang kontradiktif
-
Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical
-
Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan perorangan
-
Mendorong timbulnya pertentangan kekuasaan
-
Mengandung resiko timbulnya anarki.
105
BAB VIII
PENGARAHAN, MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
PEMIKIRAN MANAJEMEN ZAMAN RASULLULLAH :
1. Adanya pembinaan dari dalam
2. Keteladanan
3. Penekanan pada tujuan
Surat ar-rad : 11 mengatakan :
“ Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri merubahnya.”
Berhasil tidaknya suatu organisasi tergantung dari pada bagaimana seorang pemimpian dapat
memberikan arahan, dan motivasi kepada bawahnnya dan rekan sekerjanya.
PENGARAHAN
Pengarahan atau Directing adalah mengintegrasikan usaha-usaha anggota suatu
kelompok sedemikian rupa, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada
mereka, tujuan-tujuan individual dan kelompok akan tercapai.
Untuk menjamin agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai, maka diperlukan pengarahan
dalam bentuk informasi atau instruksi-instruksi dari pimpinan, sehingga tugas-tugas yang
akan dilakukan oleh individu-individu dalam kelompok akan berhasil. Keberhasilan seorang
pimpinan atau manajer adalah kemampuannya dalam memotivasi, mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya.
MOTIVASI
APAKAH MOTIVASI ITU?
Teori motivasi didasari oleh asumsi bahwa seseorang akan bekerja dengan
baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang tepat.
Pengertian motivasi dapat didefenisikan sebagai berikut: suatu kondisi kejiwaan dan
mental seseorang berupa aneka keingianan, harapan dan dorongan dan kebutuhan
yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mengurangi kesenjangan yang
dirasakan.
Motivasi juga dapat didefenisikan sebagai semangat atau dorongan terhadap
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan dengan bekerja keras dan cerdas
demi mencapai tujuan tertentu.
106
Karena manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain, maka motivasi
merupakan subyek yang penting bagi manajer.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau motif,
antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (want), dan dorongan (drive).
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Motivasi dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu :
1. Content Theory teori isi
Menekankan pada pentingnya pemahaman factor-faktor yang ada pada diri seseorang
yang menyebabkan mereka mau bekerja lebih giat.
2. Proses Theory Pelaksanaan
Menekannkan pada bagaimana dan dengan tujuan apa seseorang dimotivasi seperti
harapan ( expectancy). Jika mereka dapat bekerja dengan baik.
3. Reinforcement theory Pengalaman
Bagaimana konsekuensi perilaku dimasa lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan
datang
Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi :
1. Model Tradisional Manajemen Ilmiah (F.W. Taylor)
Para manajer menentukan cara yang paling efisien untuk menjalankan pekerjaan berulang
dan selanjutnya memotivasi para pekerja dengan satu system rangsangan gaji.
Menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan
penghargaan berupa uang.
2. Model Hubungan Manusia Elton Mayor
Manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan social mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting. Para karyawan diberikan kebebasan untuk
membuat keputusan sendiri dalam pekerjaan.
3. Model Sumber Daya Manusia McGregor, Maslow, Argyris dan Likert
107
Menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak factor, tidak hanya uang dan
keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti.
Teori X dan Teori Y menurut Douglas McGregor
Teori X, berpendapat bahwa orang memiliki dalam dirinya sendiri sikap tidak suka
dengan pekerjaan, walaupun menganggap kerja itu perlu, mereka akan menghindarinya
bila mungkin. Kebanyakan orang malas dan tidak berambisi, lebih suka diarahkan dan
menolak tanggung jawab. Teori ini berjalan baik dalam model tradisional dan model
hubungan antar manusia.
Teori Y, beranggapan bahwa kerja adalah sama halnya seperti bermain atau istirahat.
Bahwa sesungguhnya orang ingin berkerja dan dalam lingkungan yang benar, mendapat
sejumlah kepuasan dari kerja. Orang memiliki kemampuan untuk menerima bahkan
mencari tanggung jawab dan menerapkan imajinasi, kepandaian dan kreatifitas pada
masalah-masalah organisasi.
Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow :
Kebutuhan
Aktualisasi diri
Kebutuhan
Penghargaan
Kebutuhan
Rasa memiliki
Kebutuhan
Rasa aman
Kebutuhan
Fisiologis
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
108
Teoritis : makan, minum, perumahan, seks, istirahat
Terapan : ruang istirahat, berhenti makan siang, udara bersih untuk bernapas, air
untuk minum, liburan, cuti, balas jasa dan jaminan social.
2. Kebutuhan keamanan dan rasa aman ( safety and security needs)
Teoritis : perlindungan dan stabilitas
Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, serikat kerja, jaminan
pensiun, asurnsi.
3. Kebutuhan social (social needs)
Toritis
: cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok,
kekeluargaan.
Terapan : kelompok-kelompok kerja formal dan informal, kegiatan-kegiatan yang
disponsori perusahaan, acara-acara peringatan.
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs)
Teoritis : status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi,
kehormatan diri, penghargaan.
Terapan : kekuasaan, ego, promosi, hadiah, status symbol, pengakuan, jabatan
5. Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs)
Teoritis : penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
4. Model teori Harapan
Menyatakan bahwa motivasi individu tergantung pada 2 hal yaitu seberapa besar ia
sebenarnya berkehendak melakukan sesuatu dan bagaimana kemungkinan ia menduga
dapat mengerjakan hal tersebut.
Faktor yang dapat menciptakan kepuasan kerja ( motivator ) adalah :
1. Pencapaian / penyelesaian pada suatu pekerjaan
2. Pengenalan untuk penyelesaian pekerjaan
3. Sifat pekerjaan dan tugas itu sendiri
4. Tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan
5. Kelanjutan dan pertumbuhan dalam kemampuan pekerjaan.
109
IMPLIKASI TEORI MOTIVASI TERHADAP TIM KERJA
1.Pemimpin memegang peranan untuk meningkatkan motifasi tim
2.Pemimpin dapat menyediakan tantangan dan peluang bagi setiap anggota untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan sekaligus melakukan penekanan
dan pemahaman bahwa anggota timdapat berkembang sesuai dengan harapan
masing-masing.
3.Kebutuhan anggota mungkin berbeda.
4.Pengkayaan kerja dan ini berarti peningkatan potensi untuk menghadapi
tantangan dan mencapai prestasi
5.Membutuhkan penjelasan untuk mendapatkan parsepsi yang sama.
6.Tugas atau pekerjaan haruslah sangat berharga bagi setiap anggota
7.Rasa memiliki merupakan kata yang berkaitan dengan komitmen
8.Pemimpin harus memperhatiakan dengan seksama dan hati-hati kemungkian
turunnya moral kerja
9.Pemimpin harus mempertimbangkan kepercayaan anggota tentang prestasi yang
dapat mereka capai
10.Pemimpin dapat mengatasi dengan mengurangi kemungkinan resiko melalui
perubahan tahap demi yahap sesuia dengan kemampuan anggota
110
Siklus kebutuhan perilaku :
KEBUTUHAN
Untuk memuaskan
Kebutuhan
digambarkan
dalam suatu
TUJUAN
KEINGINAN
Perilaku yang diperlihatkan
untuk kegiatan pencapaian
PENDORONG
KEPEMIMPINAN
Apakah Kepemimpinan Itu ?
Kepemimpinan
merupakan
kemampuan
seseorang
atau
pemimpin
untuk
mempengaruhi perilaku orang lain menurut keinginan-keinginannya agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran.
Paul Hersay dan Ken Blanchard mendefenisikan kepemimpinan sebagai the process
of influencing the activities of anindividual or a group in effort toward goal
achuement in a given situation atau proses yang menpengaruhi aktivitas seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dalam situasi
tertentu
111
Menurut Stoner, Kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya.
Jadi menurut pengertian diatas, ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut yaitu ;
pertama kepemimpinan menyangkut orang lain (bawahan/pengikut),
kedua
kepemimpinan menyangkut
suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
diantara para pemimpin dan anggota kelompok dan
ketiga pemimpin dapat juga menggunakan pengaruh.
Kualitas Kepemimpinan
Kualitas kepemimpinan merupakan kunci keberhasilan tim kerja untuk
mencapai tujuan yang selanjutnya memungkinkan tim mewujudkan mimpi bersama
kelompok.Berikut sejumlah kualitas yang menjadi cirri spesifik pemimpin yang baik.
5. Integritas yang tinggi
Didefenisikan
sebagai
kualitas
yang
membuat
anggota
kelompok
mempercayai pemimpin mereka’
6. Antusiasme yang tinggi
Merupakan ciri kualitas pemimpin yang sukses;
7. Kehangatan
Kehangatan dalam arti kelenturan dalam membina hubungan pribadi dengan
setiap anggota kelompok menjadi kekuatan seorang pemimpin.
8. Ketenangan
Karakteristik utama pemimpin adalah ketenangan dalam mengambil
keputusan pada situasi sulit sekalipun
9. Tegas dan adil
Kombinasi ketegasan dan keadilan merupakan ciri kualitas pemimpin yang
dituntut agar dapat membina kelompok kerja sesuai yang diharapakan
Kepemimpinan dan Perubahan
Meskipun seorang pemimpin mempunyai perilaku yang berkualitas dia tidak
akan sukses bila tidak dapat mengelola perubahan yang dibutuhkan tim kerja.
Konsep kepemimpinan yang spesifik antara lain :
112
1.keterarahan,
2. Inspirasi,
3. Membangun tim,
4. Teladan dan
5. Penerimaan.
Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan :
4. Pendekaan kesifatan
Mencakup energi, pandangan, pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri,
integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun
emosional, bentuk phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan antusiasme, berani
dan sebagainya.
Sifat-sifat yang harus dimiliki agar kepemimpinan dapat efektif, menurut Edwin Ghiselli
adalah : kemapuan dalam pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain, kebutuhan
akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan (dicisiveness), kepercayaan diri dan
inisiatif.
Sedangkan menurut Keith Davis : kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan social,
motivasi diri dan dorongan berpresasi, dan sikap-sikap hubungan manusiawi.
5. Pendekatan perilaku
Berdasarkan pendapat ini bahwa perilaku-perilaku kepemimpinan dapat dipelajari, dilatih
atau dikembangkan dengan tepat agar mampu memimpin dengan efektif.
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek, yaitu :
a. Fungsi-fungsi kepemimpinan :
4. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan
masalah.
5. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau social.
b. Gaya-gaya kepemimpinan :
10. Gaya dengan orientasi tugas (task oriented)
11. Gaya dengn orientasi karyawan (employee oriented)
6. Pendekatan situasional (contingency)
Menggambarkan bahwa gaya yang digunakan tergantung pada factor-faktor seperti
situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variable-variabel lingkungan lainnya.
113
Menurut konsep Douglas McGregor yang paling terkenal adalah bahwa strategi
kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar
manusia, dikenal dengan teori X dan teori Y :
Anggapan-anggapan teori X : Bahwa kebanyakan pegawai :
4. Bekerja sedikit mungkin dan menentang perubahan
5. Harus dibujuk, diberi ganjaran, dihukum dan diawasi, sehingga perilaku mereka
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
6. Menghendaki pengarahan dan menghindari tanggung jawab.
Anggapan-anggapan teori Y : Bahwa kebanyakan pegawai
4. Tidak dengan sendirinya harus tidak suka bekerja
5. Mempunyai kemampuan untuk memikul tanggung jawab atas kerja dan mempunyai
potensi untuk membangun, tetapi manajemen dengan tindakan-tindakannya harus
membuat mereka sadar akan kemampuannya.
6. Ingin mencapai penghargaan social dan kepuasan yang diperolehnya sendiri dari
pekerjaan mereka.
Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai
gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya pemimpin yang beranggapan dengan teori Y
akan lebih menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.
Teori Z : William G Ouchin dari Universitas California mengatakan :
Kunci peningkatan produktifitas terletak pada partisipasi / ketergantungan bawahan
pada atasan dan keterikatan semua anggota pada organisasi
Ciri-ciri organisasi pada teori Z adalah
6. Organisasi terdiri dari kelompok manajer yang amat menyadari akan arti
pentingnya kelompok kerja dalam organisasi
7. Organisasi memiliki tujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan pekerjaannya, dengan pemilik, dengan pelanggan, dan dengan
masyarakat.
114
8. Terdapat kebebasan bagi manajer unit untuk menentukan tujuan unitnya dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan
9. Proses pengambilan keputusan bersifat consensus atas dasar partisipasi
10. Mengembangkan dan penyebarluaskan informasi dan nilai-nilai dalam perusahaan
Manajemen Berdasarkan Sasaran ( Manajemen By Objective / MBO )
Suatu proses dengan mana manajer dan bawahannya ikut serta bersama-sama
dalam menentukan tujuan kegiatan dan tanggal jatuh tempo pekerjaan disamping
juga evaluasi hasil kerja dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
Menurut Peter F Drucker :
MBO adalah Suatu cara untuk mengintergrasikan kegiatan-kegiatan dengan tujuan
organisasi yang seimbang.
Menurut ahli manajemen
MBO adalah suatu tehnik penilaian hasil kerja dimana para peserta dievaluasi
berdasarkan kontribusi mereka tehadap tujuan secara keseluruhan tidak hanya
untuk karakteristik seperti cirri-ciri kepribadian
PROSES MBO :
1
RENCANA-RENCANA
STRATEGIK
DAN
TUJUAN PERUSAHAAN
2
TUJUAN UNIT
DAN
CARA-CARA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN
4
3
EVALUASI HASIL KERJA
DI BANDINGKAN
DENGAN TUJUAN
HASIL KERJA MANAJER
115
5. Atasan dan bawahan secara bersama-sama meninjau kembali strategic
organisasi dan kemudian menetapkan tujuan yang diharapkan dan rencana
perbaikan kerja untuk periode waktu tertentu.
6. Tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan harus dapat diukur dan reabilitis
7. Sistem informasi manajemen harus dirancang sedemikian rupa agar fleksibel
dan kecepatan maksimum dapat dicapai dengan maksud dapat memberikan
umpan balik untuk mengambil keputusan dan pengawasan yang efektif
8. Atasan dan bawahan saling bertemu muka secara teratur untuk menilai
kemajuan-kemajuan dalam usaha mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
KETERBATASAN MBO
5. Seorang manajer yang mencapai tujuannya dengan melalui tangan orang lain
6. Adanya tolak ukur yang dipercaya untuk menentukan apakah tujuan benar-benar
tercapai
7. Tehnik tersebut kurang dapat diterapkan pada karyawan tingkat bawah yang sudah
diprogram dan disusun dengan ketat
8. Tidak dapat dipandang berdiri sendiri dari kegiatan yang lain.
4 Kerangka Dasar hubungan manusia
5. Pada dasarnya setiap orang memiliki sifat yang berbeda satu dengan lainnya
6. Pada dasarnya setiap orang memiliki harga diri yang berbeda
7. Pada dasarnya setiap orang memiliki motivasi yang berbeda
8. Pada dasarnya setiap orang memiliki kepentingan timbale balik
TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
21. Jelaskan arti dari Kepemimpinan!
22. Apa syarat-syarat seorang Pemimpin?
23. Jelaskan pula fungsi dari Kepemimpinan!
24. Jelaskan jenis-jenis Kepemimpinan dibawah ini :
a. Kepemimpinan Situasional
b. Kepemimpinan Demokratis
c. Kepemimpinan Otoriter
116
BAB IX
MENGELOLA KELOMPOK KERJA
DAN MANAJEMEN KONFLIK
Pengertian Kelompok Kerja / Tim
Sebuah tim didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi kearah tujuan bersama.
Tim Formal
Adalah kelompok yang sengaja dibentuk oleh manajer dan diberi tanggung jawab melakukan
tugas tertentu untuk membantu organisasi mencapai sasarannya.
Tipe kelompok formal adalah : tim komando, komite, gugus tugas atau tim proyek.
Tim Informal
Kelompok informal dapat bertindak sebagai kelompok rujukan, yaitu sutu kelompok yang
dijadikan identitas oleh individu dan untuk membandingkan diri mereka sendiri.
Fungsi kelompok informal bagi organisasi :
1. Mempertahankan dan memperkuat norma (tingkah laku yang diharapkan) dan nilai-nilai
yang dimiliki bersama oleh para anggotanya.
2. Memberi kepuasan, status dan keamanan social kepada para anggotanya.
3. Membantu para anggotanya berkomunikasi.
4. Membantu menyelesaikan masalah.
KONFLIK
Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic
antara dua pihak atau lebih.
Konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara-cara yang lebih baik dalam
pelaksanaan kegiatan kerja suatu kelompok.
Konflik berbeda dengan persaingan. Jika ada tujuan dari pihak-pihak yang terlibat tidak
sesuai tetapi pihak-pihak tersebut tidak dapat saling mengganggu, maka disebutnya sebagai
persaingan, tetapi bila ada kesempatan untuk mengganggu dan bila kesempatan tersebut
digunakan, maka akan timbul konflik.
117
Penyebab timbulnya konflik dalam organisasi adalah masalah-masalah komunikasi,
hubungan pribadi, atau struktur organisasi.
Jenis-jenis Konflik :
1. Konflik dalam diri individu
2. Konflik antar individu
3. Konflik antar individu dan kelompok
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
5. Konflik antar organisasi
Metoda-metoda Pengelolaan Konflik :
1. Stimulasi konflik
-
Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
-
Penyusunan kembali organisasi
-
Penawaran bonus, insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
-
Memilih manajer yang tepat
-
Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
2. Pengurangan atu penekanan konflik bila terlalu tinggi atau menurunkan produktifitas.
Yaitu mengelola tingkat konflik melalui pendinginan suasana, dengan
-
Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik
-
Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan.
3. Penyelesaian konflik.
a. Dominasi dan penekanan, dapat dilakukan dengan beberapa cara :
Kekerasan (forcing), penenangan (smoothing), penghindaran (avoidance), aturan
mayoritas (majority rule).
b. Kompromi (mencari jalan tengah), dapat dilakukan dengan cara :
Pemisahan (separation) pihak-pihak yang sedang bertentangan, arbitrasi
(perwasitan) ada pihak ketiga diminta memberi pendapat, kembali ke peraturanperaturan yang berlaku, penyuapan (bribing) salah satu pihak diberi kompensasi.
c. Pemecahan masalah integrative, mengubah konflik menjadi situasi pemecahan
masalah. Teknik penyelesaiannya :
1. Konsensus
2. Konfrontasi
3. Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
118
Konflik Struktural :
1. Konflik hierarki, yaitu konflik atar berbagai tingkatan organisasi.
2. Konflik fungsional, yaitu konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi.
3. Konflik lini dan staf, yaitu konflik antara lini dan staf.
4. Konflik formal-informal
119
BAB X
KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI
Pengertian :
Komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi langsung dan tak langsung.
Komunikasi langsung adalah interaksi antara dua individu atau lebih. Sedangkan komunikasi
tak langsung bisa dilakukan melalui telepon, surat menyurat dan on-line melalui komputer.
Komunikasi on-line melalui komputer merupakan komunikasi yang termudah, cepat dan
memiliki tingkat efisiensi waktu dan biaya yang relatif rendah.
Pentingnya komunikasi yang efektif bagi manajer :
1. Komunikasi menyediakan saluran umum untuk proses manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan.
2. Keterampilan komunikasi yang efektif dapat membuat manajer menggunakan bakat yang
tersedia dalam dunia multibudaya dari organisasi.
3. Manajer banyak menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi.
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Berbagai factor yang mempengaruhi komunikasi organisasi :
1. Saluran komunikasi formal, adalah cara komunikasi yang didukung dan mungkin
dikendalikan oleh manajer.
2. Struktur wewenang, yaitu hierarki pengendalian didalam sebuah organisasi.
3. Spesialisasi pekerjaan
4. Kepemilikan informasi, yaitu informasi dan pengetahuan unik yang dimilki oleh individu
tertentu menyangkut pekerjaan mereka.
Komunikasi Vertikal
Adalah komunikasi yang bergerak ke atas atau ke bawah melewati rantai komando
organisasi. Komunikasi ke bawah dimulai dari manajemen puncak dan terus mengalir
melewati tingkat manajemen ke karyawan lini dan pekerja biasa. Tujuan utama dari
komunikasi ke bawah adalah memberi saran, memberi tahu, mengarahkan, memberi instruksi
dan mengevaluasi karyawan serta menyediakan informasi mengenai sasaran dan kebijakan
perusahaan kepada anggota organisasi.
120
Komunikasi Lateral
Adalah komunikasi antar departemen dari sebuah organisasi yang pada umumnya mengikuti
alur pekerjaan, bukannya rantai komando.
Tujuan utama dari komunikasi lateral adalah menyediakan saluran langsung untuk koordinasi
organisasi dan memecahkan masalah.
Komunikasi Informal
Yaitu komunikasi di dalam sebuah organisasi yang tidak disetujui secara resmi, seperti desasdesus.
NEGOSIASI DALAM MENGATASI KONFLIK
Negosiasi dapat membantu dalam menangani konflik secara efektif dan memberi hasil yang
memuaskan bagi kedua belah pihak.
Negosiasi adalah penggunaan keterampilan komunikasi dan tawar menawar untuk mengatasi
konflik dan mencapai hasil yang memuaskan bersama.
Menurut Lewicki dan Litterer, seluruh situasi negosiasi ditentukan oleh tiga karakteristik :
1. Ada konflik antara dua pihak atau lebih.
2. Tidak ada peraturan yang pasti atau mantap atau prosedur untuk menyelesaikan konflik,
atau pihak-pihak tersebut memilih bertindak diluar peraturan dan prosedur untuk
menemukan penyelesaiannya sendiri terhadap konflik.
3. Semua pihak, sekurang-kurangnya pada suatu saat, lebih suka mencari persetujuan
daripada bertentangan secara terbuka, menyerah kepada satu pihak, memutuskan
hubungan secara permanen atau membawa perselisihan mereka kepada pemegang
wewenang yang lebih tinggi untuk mendapatkan pemecahan.
Pedoman Untuk Melakukan Negosiasi :
Mempunyai tujuan yang sudah ditentukan dan jelas mengenai setiap hal yang akan
disetujui lewat tawar menawar dan memahami konteks tujuan tadi ditetapkan.
Jangan tergesa-gesa
Kalau ragu-ragu, adakan pertemuan tertutup dengan anggota sendiri.
Buat persiapan yang baik dengan data pendukung yang kuat untuk tujuan yang jelas
ditentukan.
Pertahankan fleksibilitas dalam posisi anda.
121
Cari motivator yang diinginkan oleh pihak lain.
Jangan sampai macet. Bila tidak ada kemajuan mengenai hal tertentu, lanjutkan dengan
hal yang lain dan kembali ke ha yang tadi kemudian. Bangun momentum untuk
mencapai persetujuan.
Hargai pentingnya untuk menyelamatkan muka pihak lain.
Jadilah pendengar yang baik.
Ciptakan reputasi menjadi orang yang adil tetapi tegas.
Kendalikan emosi anda.
Pastikan ketika anda melanjutkan setiap langkah tawar-menawar bahwa anda
mengetahui hubungannya dengan semua langkah yang lain.
Bandingkan setiap langkah terhadap tujuan anda.
Perhatikan baik-baik penggunaan kata dari setiap bagian yang dinegosiasikan.
Ingat bahwa negosiasi secara wajar merupakan proses kompromi.
Belajar untuk memahami orang – mungkin akan ada gunanya selama negosiasi.
Pertimbangkan dampak negosiasi saat ini pada masa depan.
122
BAB XI
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI
DAN INOVASI
Mengelola Perubahan
Setiap organisasi membuat perubahan structural sebagai reaksi terhadap perubahan
yang terjadi dalam lingkungan tindakan langsung dan lingkungan tindakan tidak langsung.
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan mengarah
pada efektifitas organisasi. Pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam struktur organisasi.
Kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses Perubahan :
1. Tekanan dan desakan
2. Intervensi dan reorientasi
3. Diagnosa dan pengenalan masalah
4. Penemuan dan komitmen pada penyelesaian
5. Percobaan dan pencarian hasil-hasil
6. Penguatan dan penerimaan.
Memastikan bahwa perubahan adalah permanen :
Ahli sosiologi Kurt Lewin mengemukakan bahwa perubahan keperilakuan yang efektif akan
menyangkut tiga kondisi saling berhubungan yang dialami individe :
1. Unfreezing, keadaan dimana orang akan menjadi siap sedia untuk memperoleh atau
mempelajari perilaku baru.
2. Changing, keadaan bila orang mulai melakukan percobaan dengan perilaku baru.
3. Refreezing, terjadi bila orang memandang bahwa pola perilaku baru yang telah diobanya
selama periode changing menjadi bagian dari orang tersebut.
Berbagai Pendekatan Perubahan Organisasi :
1. Pendekatan Struktural
-
Prinsip-prinsip perancangan organisasi klasik
-
Pengubahan organisasi melalui desentralisasi
123
-
Melakukan perbaikan prestasi organisasi melalui modifikasi aliran kerja dalam
organisasi.
2. Pendekatan teknologi
Dengan manajemen ilmiah hasil karya F.W. Taylor : menganalisa dan memperbaiki
interaksi-interaksi antara para karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi.
3. Pendekatan Orang
Mengubah secara secara langsung perilaku karyawan menjadi lebih produktif, melalui
pemusatan pada keterampilan, sikap, persepsi dan pengharapan mereka, sehingga meraka
akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Adalah usaha jangka panjang yang didukung oleh manajemen puncak untuk meningkatkan
proses pemecahan masalah dan pembaruan organisasi.
Proses pemecahan masalah mengacu pada metode organisasi menghadapi ancaman dan
peluang dalam lingkungannya.
Proses pembaharuan mengacu pada cara manajer melakukan adaptasi proses pemecahan
masalah mereka pada lingkungan.
Tujuan dari pengembangan organisasi adalah :
1. Memperbaiki proses pembaharuan dari organisasi sehingga para manajer dengan cepat
dapat menyesuaikan gaya manajemen mereka pada masalah dan kesempatan baru.
2. Berbagi kekuatan manajemen dengan karyawan, yang ditunjukan dengan frasa
manajemen kolaboratif.
Manajer
menyisihkan struktur wewenang hierarki dan
membiarkan karyawan memainkan peran yang lebih besar dalam membuat keputusan.
MENGELOLA KREATIVITAS DAN INOVASI
Kreativitas didefinisikan sebagai penghasil ide baru, sedangkan inovasi didefinisikan sebagai
penterjemahan dari ide ini menjadi perusahaan, produk, jasa, proses dan metode produksi
baru. Semakin banyak orang yang menganggap kreativitas dan inovasi sebagai kunci untuk
dapat bertahan dalam ekonomi global yang persaingannya sangat kompetitif.
124
Ada tiga langkah proses kreatif dalam organisasi yaitu :
1. Menghasilkan ide,
2. Memecahkan masalah atau mengembangkan ide, dan
3. Implementasi.
Proses yang sama pentingnya adalah menetapkan iklim organisasi yang mendorong
kreativitas dan inovasi.
Kanter menganjurkan untuk menghindari tindakan yang mematikan kreativitas disamping
anjuran yang memperkuat kreativitas. Kanter mendaftar kebiasaan yang cenderung
mematikan inovasi dan juga menganjurkan untuk memperkuat inovasi :
125
BAB XII
PENGAWASAN (CONTROLLING)
Yaitu proses untuk menjamin bahwa tujuan dari organisasi dan manajemen tercapai.
Definisi yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler (the managemen control process):
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Tipe-tipe pengawasan :
1. Pengawasan pendahuluan (feedforward control), mendeteksi masalah-masalah dan
mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent
control), tujuannya untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik (feedback control), mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan.
Tahap-tahap dalam proses pengawasan :
1. Penetapan standar.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
Berbagai teknik dan metoda pengawasan :
1. Non kuantitatif : pengamatan, inspeksi teratur dan langsung, pelaporan lisan dan tertulis,
evaluasi pelaksanaan dan diskusi antara manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan.
2. Kuantitatif : Anggaran, Audit, Analisa break-even, Analisa Rasio dan teknik lain seperti :
PERT (Program Evaluation and Revew Technique) dan CPM (Critical Path Method).
126
Mengapa pengawasan diperlukan ?
Salah satu alasan pengawasan diperlukan adalah karena rencana yang paling baik sekalipun
dapat menyimpang.
Alasan yang lain :
1. Menciptakan mutu yang lebih baik Total Quality Management (TQM)
2. Untuk menghadapi perubahan
3. Menciptakan siklus yang lebih cepat
4. Untuk menambah nilai pada produk atau jasa perusahaan
5. Untuk mempermudah delegasi dan kerja tim.
127
BAB XIII
M U T U (QUALITY)
Beberapa pengertian Mutu menurut :
J.M Juran Mutu adalah kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya
W. Edward Deming Mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang
dan masa mendatang.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik
produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang
dinyatakan secara tegas maupun tersamar.
Jadi Produk dan jasa yang bermutu adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumennya. Sehingga Organisasi/Perusahaan perlu mengenal konsumen
atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya.
MENGAPA MUTU ITU PENTING ?? Karena .. :
REPUTASI PERUSAHAAN
PENURUNAN BIAYA
PENINGKATAN PANGSA PASAR
PERTANGGUNGJAWABAN PRODUK
DAMPAK INTERNASIONAL
PENAMPILAN PRODUK DAN JASA
MUTU YANG DIRASAKAN
128
KONSEP MUTU PADA INDUSTRI MANUFAKTUR
David A. Garvin menguraikan dimensi mutu untuk industri manufaktur, yaitu :
Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau
karakteristik operasi dari suatu produk.
Feature, ciri kas produk yang membedakan dari produk lain dan mampu menimbulkan
kesan yang baik bagi pelanggan.
Reliability, kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena
kemungkinan rusaknya rendah.
Conformance, kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu, atau memenuhi
standar tertentu.
Durability, tingkat keawetan produk atau lama umur produk.
Servicebility, kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemungkinan kemudahan
memperoleh komponen produk tersebut.
KONSEP MUTU PADA INDUSTRI JASA
Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa dengan pemberi
jasa
Credibility, kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa
Security, kemanan terhadap jasa yang ditawarkan.
Knowing the Customer, Pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan
pemakai jasa.
Tangible, dalam memberikan pelayan kepada langganan harus dapat diukur dan dibuatkan
standarnya.
Reliability, konsistensi dan kemampuan memenuhi janji kepada penerima jasa.
Responsiveness, tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan penerima jasa.
Competence, kemampuan atau keterampilan dalam memberikan jasa.
Access, kemudahan untuk dihubungi oleh pelanggan atau penerima jasa.
Courtesy, kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan personil.
129
SEJARAH PERKEMBANGAN MUTU
Inspeksi (Inspection) tahun 1920 - an
Pengendalian Mutu (Quality Control) tahun 1940 - an
Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Total berarti keseluruhan atau terpadu
Quality yang berarti mutu
Management berarti pengelolaan atau didefinisikan sebagai proses planning, organizing,
staffing, leading dan controlling terhadap seluruh kegiatan dalam organisasi.
TQM adalah Suatu komitmen budaya organisasi untuk memuaskan pelanggan lewat
penggunaan struktur terintegrasi dari peralatn, teknik dan pelatihan.
TQM mencakup perbaikan terus menerus proses organisasi, dengan hasil produk dan jasa
bermutu tinggi.
Penekanannya adalah pada mutu, yaitu dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak
dari awalnya dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
LIMA IDE UTAMA TQM :
Pendekatan system
- Sistem Budaya
- Sistem Teknik
- Sistem Manajemen
Peralatan TQM
Diagram tulang ikan bagaimana menentukan baik atau buruknya hasil. Disebut juga
diagram sebab akibat atau diagram Ishikawa.
Benchmarking Menemukan sifat, proses dan pelayanan terbaik dari yang ada dan
menggunakannya sebagai standar untuk memperbaiki produk, proses dan pelayanan
perusahaan sendiri.
130
Fokus pada Pelanggan
Kemampuan suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang
sebenarnya.
Manajer dan pekerja dapat mengkonsentrasikan usaha mereka di tempat yang menjadi
masalah.
Peran Manajemen
Tugas dari setiap manajer adalah mencari dan mengoreksi penyebab kegagalan, bukan
hanya mengidentifikasi kegagalan dan menyalahkan orang lain.
Partisipasi Karyawan
Pemberian Wewenang, tindakan mendelegasikan wewenang dan otoritas kepada seorang
bawahan, sehingga sasaran dari manajer dapat tercapai.
131
MENENTUKAN MUTU MENURUT PANDANGAN ANDA :
Dapatkah anda mengisi bagan berikut ini ?
Produk
Pembuat Produk Bermutu
Mobil
Komputer
Perbankan
Komunikasi
Pendidikan
Taman hiburan
132
Alasan disebut Bermutu
DAFTAR PUSTAKA
•
Amirullah & Rindyah Hanafi, 2002. Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta.
•
James A.F. Stoner & R. Edward Freeman. Manajemen, edisi Indonesia, jilid 1 dan 2.
Intermedia, Jakarta
•
Stephen P. Robins & Mary Coulter, 1999. Manajemen, edisi Indonesia, jilid 1 dan 2.
PT. Prehellindo, Jakarta.
•
•
M.A. Mukhyi, 1995. Pengantar Manajemen Umum, Gundarma, Jakarta.
Fx. Soedjadi, 1997. Analisis Manajemen Modern, Kerangka pikir dan beberapa pokok
aplikasi. Gunung Agung, Jakarta.
•
Sondang P. Siagian MPA, 1996. Fungsi-fungsi Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta.
•
Sukanto Reksohadiprodjo
133
BAB
4
MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang manajer,fungsi dan tujuan pengambilan keputusan,
langkah pengambilan keputusan, dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan,
model perilaku pengambilan keputusan.
4.1 Pengertian
M
anajer adalah pemecah masalah.
Ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia dapat pembuat keputusan dengan
baik dan tepat. Membuat keputusan adalah memilih suatu alternatif dari dua
pilihan atau lebih. Pengambilan keputusan harus didukung dengan pemikiran dan ilmu,
kemampuan penalaran terhadap masukan dan situasi yang kondusif serta pengalaman.
Pembuatan keputusan berkaitan dengan masalah. Masalah muncul kalau keadaan
sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Untuk itu fungsi dari manajer
sangat memegang peranan penting dalam hal penentuan perencanaan dan tindakan yang
harus diambil. Manajemen disini merupakan seluruh unsur perencana pengambilan keputusan
yang terdiri dari GM ( general Manager ), Dewan komisaris dan manajemen strategi, CEO (
Chief Executive Officer ) sebagai perencana strategi dan konsultan
Fred luthan dalam bukunya “perilaku organisasi” menyebutkan bahwa pengambilan
keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan alternative. Pendapat yang senada
diungkapkan oleh Chester Barnard dalam The Function of the Executive bahwa analisis
80
komprehensif
mengenai
pengambilan
keputusan
disebut
sebagai
suatu
“proses
keputusan…merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”.
DR Mohammad Abdul Mukhyi, SE, MM mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu alternative untuk menyelesaikan atau
memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan.
Dan Herbert Simon seorang ahli dalam teori keputusan membagi tiga tahap dalam proses
pengambilan keputusan yaitu :
1. Aktivitas intelegensi yakni penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan
pengambilan keputusan
2. Aktivitas desain yakni terjadi tindakan penemuan, pengembangan dan analisis
masalah
3. Aktivitas memilih yakni memilih tindakan tertentu dari yang tersedia
Membuat Keputusan adalah memilih suatu alternative dari dua pilihan atau lebih untuk
menentukan suatu pendapat atau perjalanan suatu tindakan. Dan pembuatan keputusan juga
yang menentukan apakah yang akan kita lakukan kedepannya akan menjadi baik atau
menjadi buruk. Untuk itu sebelum membuat keputusan sebaiknya dipertimbangkan terlebih
dahulu kedepannya untuk mendapatkan yang terbaik. Seperti dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’d:
11 dikatakan :
ﺇِ ﱠﻥ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻻَ ﻳُ َﻐ ِﻴّ ُﺮ َﻣﺎ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍﻡ َﺣﺘﱠﻰ ﻳُ َﻐ ِﻴّ ُﺮﻭﺍْ َﻣﺎ ِﺑﺄ َ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ْﻢ
Artinya “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’d: 11)
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif.
Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau
pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3)
ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Pengertian keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan
adalah suatu pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan
menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
81
Tipe-tipe Keputusan :
Dibuat menurut kebiasaan
Ada aturan / prosedur
Keputusan Terprogram
Rutin & berulang-ulang
Menghemat waktu
Penanganan masalah komplek/rumit/sederhana
Keputusan sebagian dpt diprogram
Keputusan setengah terprogram
Sebagian rutin dan berulang-ulang
Bersifat rumit dan membutuhkan
Perhitungan yang matang
Proses sebagian tidak terstruktur
Untuk masalah khusus
Keputusan tidak terprogram
Sekali pakai
Proses tidak terstruktur
Beberapa pendapat para ahli tentang pengambilan keputusan diantaranya
1. Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku
(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Kemudian, menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
Selanjutnya,
3. menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan
untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi
sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah secara
individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun secara organisasional. Di
samping itu, fungsi pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang bersifat futuristik,
82
artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efek atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Terkait dengan fungsi tersebut, maka tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan:
(1) Tujuan yang bersifat tunggal.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada
kaitannya dengan masalah lain dan
(2) Tujuan yang bersifat ganda.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu
sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang
bersifat tidak kontradiktif.
Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur atau
komponen pengambilan keputusan. Unsur pengambilan keputusan itu adalah:
(1) Tujuan dari pengambilan keputusan;
(2) Identifikasi alternatif keputusan yang memecahkan masalah;
(3) Perhitungan tentang faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar
jangkauan manusia; dan
(4) Sarana dan perlengkapan untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.
4.2 Fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
F
ungsi pengambilan keputusan adalah :
Pengambilan
keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah
mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional
83
2. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan / masa yang
akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu :
1. Tujuan yang bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat
tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya sekali
diputuskan dan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain
2. Tujuan bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi
apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah artinya
bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih
yang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif.
4.3 Langkah dalam pengambilan keputusan
M
intzberg mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
terdiri dari :
1. Tahap identifikasi
Tahap ini adalah tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis
dibuat. Sebab tingkat diagnose tergantung dari kompleksitas masalah yang dihadapi
2. Tahap Pengembangan
Tahap ini merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standart yang ada atau
mendisain solusi yang baru. Proses disain ini merupakan proses pencarian dan
percobaan dimana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak
jelas.
3. Tahap seleksi
Tahap ini pilihan solusi dibuat dengan tiga cara pembentukan seleksi yakni penilaian
pembuatan keputusan :
a. Berdasarkan pengalaman atau intuisi bukan analisis logis
b. Berdasarkan analisis alternative yang logis dan sistematis
c. Dengan Tawar menawar
84
Beberapa pilihan / langkah yang sering dipakai oleh seorang manajer didalam mengambil
keputusan yaitu :
1. Analisa marginal : Tehnik perbandingan biaya
2. Segi Spikologi : Keputusan berdasarkan biaya
3. Intuisi : perasaan atau bisikan hati
4. Pengalaman : melihat kejadian dimasa lalu
5. Mengikuti sang pemimpin : melihat keputusan yang telah dicapai
6. Melakukan Percobaan : penyelidikan ilmiah
7. Menganalisa : memecahkan persoalan atas berbagai komponen.
Menurut Eddi Suprayitno Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam Pengambilan
Keputusan:
1. Hal-hal berwujud dan tidak berwujud.
2. Keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Keputusan jangan berorientasi kepentingan pribadi.
4. Jarang ada pilihan yang memuaskan.
5. Pengambilan Keputusan merupakan tindakan mental.
6. Pengambilan Keputusan yang efektif memerlukan waktu cukup lama.
7. Perlu Pengambilan Keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
8. Keputusan hendaknya dilembagakan agar dapat diketahui apakah keputusan
tersebut benar atau salah.
9. Keputusan merupakan awal dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Langkah-Langkah yang dilakukan oleh perusahaan didalam Pengambilan Keputusan ( Eddi
Suprayitno )
1. Rumuskan/identifikasi persoalan keputusan
2. Kumpulkan informasi yang relevan
3. Cari alternatif tindakan
4. Analisis alternatif yang fleksibel
5. Memilih alternatif terbaik
6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
85
4.4 Jenis-jenis pengambilan keputusan
B
erdasarkan lingkungannya, keputusan dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu
terdiri dari ( Hasan, 2002):
1.
Pengambilan Keputusan dalam kondisi pasti (Kondisi kepastian (certainty) Informasi
yang akurat, terpercaya dan dapat diukur, ketepatan ramalan tinggi
Didalam pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut :
Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu jawaban atau pilihan
Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang lengkap,
sehingga dapat diprediksi secara akurat
Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang
2.
Pengambilan Keputusan dalam kondisi beresiko (risk) Informasi lengkap tidak
tersedia
Didalam pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut :
Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil
Pengambil keputusan lebih dari satu alternative tindakan
Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan
pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya
3. Pengambilan Keputusan dalam kondisi tidak pasti (Uncertainty), hanya sedikit yang
diketahui mengenai alternatif atau hasilnya.
Didalam pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut :
Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu
Pengambilan Keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadi berbagai kondisi
atau hasil yang keluar
Hal-hal yang akan diputuskan relative belum pernah tejadi
4.
Pengambilan keputusan dalam kondisi bermasalah (konflik)
Didalam pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal sebagai berikut :
86
Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi
pertentangan.
Disini pengambil keputusan bermain dalam suatu permainan
4.5 Faktor dalam pengambilan keputusan
M
enurut Terry dalam Hasan 2002 faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan adalah :
a. Keadaan Intern Organisasi
Keadaan intern organisasi berhubungan dengan apa yang ada dalam organisasi tersebut.
Keadaan intern organisasi meliputi :
1. Dana yang tersedia
2. Keadaan Sumber Daya Manusianya
3. Kemampuan Karyawan
4. Kelengkapan peralatan organisasi
5. Struktur organisasi
b. Keadaan Ekstern Organisasi
Keadaan ektern organisasi meliputi:
1. Keadaan Ekonomi
2. Politik
3. Sosial
4. Budaya
5. Hukum
6. Agama
7. Dsb yang berpengaruh secara tidak langsung dengan organisasi
c. Tersedianya informasi yang diperlukan
Sifat-sifat informasi tersebut, antara lain;
1. Akurat, informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
2. Up to date, informasi yang terbaru
3. Komprehensif, informasi dapat mewakili
4. Relevan, informasi harus berhubungan dengan masalah yang akan diselesaikan
d. Kepribadian dan kecakapan dalam pengambilan keputusan
87
Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan meliputi :
1. Kebutuhannya
2. Penilaiannya
3. Intelegensinya
4. Ketrampilannya
5. Kapasitasnya
6. Dll
4.6
Analisa sebagai Dasar pengambilan keputusan
G
eorge R Terry dalam Hasan (2002) menyebutkan bahwa
pengambilan
keputusan yang sering dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan perusahaan
didasarkan kepada :
1.
Intuisi
Kelebihan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :
Gambar 4.1
Kelebihan
Waktu
yang
digunakan
Kelemahan
untuk
Keputusan yang dihasilkan relatif
mengambil keputusan
kurang baik
Untuk masalah yang pengaruhnya
Sulit mencari alat pembandingnya,
terbatas,
sehingga sulit diukur kebenaran dan
pengambilan keputusan
akan memberikan keputusan pada
keabsahannya
umumnya
Kemampuan pengambilan keputusan
Dasar-dasar lain dalam pengambilan
dari pengambil keputusan itu sangat
keputusan sering kali diabaikan
berperan, dan itu perlu dimanfaatkan
dengan baik
88
2.
Pengalaman
Pengambilan
keputusan
berdasarkan
pengalaman,
memiliki
manfaat
bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseoarang dapat memperkirakan keadaan
sesuatu.
3.
Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid dan baik. Dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan
yang dibuat dengan lapang dada.
4.
Wewenang
Kelebihan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
adalah:
Gambar 4.2
Kewenangan Pengambilan Keptusan
Kelebihan
Kelemahan
Penerima adalah bawahan
Dapat bertahan dalam waktu
Sering melewati masalah yang
yang lama
seharusnya dipecahkan
Dapat menimbulkan sifat rutinitas
Memilik otentitas
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat
menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
kekaburan
89
5.
Rasional
Pada keputusan ini bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimalkan hasil dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai apa yang diinginkan.
Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang
ideal.
Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal.
4.7
Proses pengambilan keputusan
D
alam pengambilan sebuah keputusan seorang manajer harus membuat tahapantahapan yang harus dilakukan dalam pengambilan keputusan, seperti dalam tabel
berikut ini :
1. Pengamatan Situasi
A. Mendefinisikan Masalah
Dalam mengambil sebuah keputusan seorang manajer harus mengerti terlebih dahulu
apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam
bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian
organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika
manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu.
Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang
selama ini telah dilakukan.
B. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adalah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer
menganalisis faktor-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi
90
yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk
menspesifikasikan sebab-sebab penting.
Pertanyaan tersebut antara lain :
Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
Kapankah keadaan ini muncul ?
Dimanakah keadaan ini muncul ?
Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
Pada siapakah keadaan ini muncul ?
Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?
2. Kembangkan Alternatif
Untuk keputusan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan
bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun
keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru
yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang
dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat
mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi
masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab
utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.
3. Pemilihan Alternatif dan memilih yang terbaik
a. Pilih alternative yang dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilainilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan
menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan
dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk
mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan
pengalaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.
b. Pilih Alternatif Terbaik
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan
tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakan untuk menjamin
91
bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan
bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan
4. Implementasi Keputusan dan monitoring hasil
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagian proses pengambilan keputusan. Para
pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka
menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam
mencapai tujuan mereka. Umpan balik atau monitoring hasil adalah hal yang penting
karena pengambilan keputusan dalam proses yang berkelanjutan dan tidak pernah
berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya
bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.
Gambar 4.3
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONAL :
1. PENGAMATAN
SITUASI
2. KEMBANGKAN
ALTERNATIF
- Definisikan masalah
- Diagnosa penyebab
- Tentukan tujuan keputusan
- Cari alternatif secara
kreatif
- Jangan mengambil
keputusan dahulu
4. IMPLEMENTASIKAN
KEPUTUSAN &
MONITOR HASIL
- Rencanakan implementasi
- Monitoring hasil
- Umpan Balik
3. PEMILIHAN
ALTERNATIF &
MEMILIH YG
TERBAIK
- Pilih alternative yang
dikehendaki
- Pilih alternatif terbaik
92
4.8
Pohon Keputusan dan pengambilan keputusan
P
ohon keputusan (decision tree) merupakan alat/teknik untuk memvisualisasikan
masalah / persoalan beserta urut-urutan masalahnya dengan menggunakan diagram
yang berbentuk seperti pohon.
Pohon Keputusan dikembangkan untuk membantu manajer dalam membuat serangkaian
keputusan yang melibatkan peristiwa-peristiwa ketidakpastian.
Keputusan
Keadaan dasar
Payoffs
Expected payoffs
Contoh kasus :
Suatu perusahaan menghadapi suatu masalah, apakah akan melakukan pembangunan pabrik
baru berukuran kecil atau besar. Bila membangun pabrik besar, maka diperlukan investasi
sebesar Rp. 100 milyar, sedangkan bila hanya membangun pabrik kecil, besarnya investasi
hanya Rp. 25 milyar. Kemungkinan (probabilitas) permintaan tinggi adalah sebesar 0.75 dan
kemungkinan permintaan rendah sebesar 0.25. Bila perusahaan membangun pabrik besar dan
93
permintaan tinggi, investasi itu akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 10 milyar setiap
tahun, tetapi bila permintaan rendah hanya menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 2 milyar
setiap tahun. Dilain pihak bila perusahaan membangun pabrik kecil dan permintaan tinggi,
maka perusahaan perusahaan akan mendapatkan aliran kas neto sebesar Rp. 5 milyar per
tahun, dan bila permintaan rendah, keuntungan yang diterima sebesar Rp 1 milyar setiap
tahun. Bila besarnya biaya pembangunan pabrik dianggap pasti sedang keuntungan dianggap
tidak pasti dan umur pabrik besar maupun kecil = 10 tahun.
Berapa besarnya nilai payoffs yang diharapkan dari kedua pilihan tersebut. Bagaimana
keputusan anda?
4.9
Gaya pengambilan keputusan
G
aya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan diantara orang-orang
yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, mengembangkan
alternatif-alternatif dan membuat pilihan. Sebuah penelitian telah menemukan 4 ( empat)
gaya pengambilan Keputusan, gaya tersebut adalah :
1. Gaya Direktif
Digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah sederhana dan jelas.
Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional serta
mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam pengambilan keputusan
2. Gaya analisis
Senang mempertimbangkan solusi yang komplek berdasarkan data sebanyak mungkin
yang dapat mereka kumpulkan
3. Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senang memperhatikan
sebanyak mungkin informasi. Mereka juga lebih berorientasi sosial daripada mereka
yang menyukai gaya analisis
4. Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang
sebagai individu
94
4.10 Pengambilan keputusan yang inovatif
M
anajer memang membuat beberapa keputusan sendirian, tetapi para pengambil
keputusan akan lebih baik dilakukan perkelompok. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pengambilan keputusan keputusan kelompok yang inovatif yaitu :
a.
Mulailah dengan Curahan Gagasan
Kunci untuk melakukan curahan gagasan yang efektif adalah bahwa setiap orang dapat
mengembangkan ide milik rang lain, semua ide dapat diterima meskipun ide tersebut
kedengaran gila. Tujuan dari curahan gagasan adalah untuk mengumpulkan ide sebanyak
mungkin.
b.
Terlibat Dalam Perdebatan yang Sengit
Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah dengan melakukan
perdebatan yang sengit mengenai masalah yang ada. Perdebatan yang sengit dapat dipicu
dengan beberapa cara. Salah satu caranya yaitu dengan meyakinkan diri bahwa suatu
kelompok itu memiliki perbedaan usia dan jenis kelamin, bidang keahlian, tingkat hirearki
dan pengalaman kerja.
c.
Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opiniopini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok yang jatuh dalam groupthink,
hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan
yang berkualitas. Anggota kelompok lebih mementingkan menjaga persatuan daripada
meragukan permasalahan dan alternative secara realistis.
d.
Tahu Kapan Harus Gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani mengambil risiko
dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang baik juga tidak ragu untuk menghentikan hal
yang tidak akan berhasil.
95
4.11 Faktor Penentu Pengambilan keputusan
K
Eputusan yang baik adalah keputusan yang efektif untuk diimplementasikan.
Penentapan keputusan perlu pengujian terhadap perilaku orang-orang yang
melaksanakannya terhadap keputusan tersebut.
Ada beberapa faktor penentu dalam pengambilan keputusan :
1. Berpedoman pada Masa lalu
a. Pengalaman dan peristiwa masa lalu
b. Keinginan masa lalu yang belum terwujud
c. Masalah dan tantangan yang timbul pada masa lalu dan belum terselesaikan
d. Ketersediaan informasi masa lalu
2. Melihat kondisi masa kini
a. Perubahan faktor lingkungan: politik, ekonomi, sosial budaya.
b. Dorongan visi, misi dan keinginan yang hendak dicapai.
c. Masalah dan tantangan yang timbul sebagai hasil dari perubahan lingkungan.
d. Adanya konsep kelangkaan dan keterbatasan
e. Adanya konsep tentang tindakan atas dasar kesadaran untuk memilih salah
satu alternatif atas masalah yang dihadapi
f. Keputusan-keputusan yang diambil oleh organisasi lain
g. Ketersediaan real time information, informasi yang relevan dan berkualitas
h. Adanya sejumlah pengetahuan hasil akumulasi masa lalu yang bernilai tinggi
3. Dengan peramalan dimasa yang akan datang
a. Visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai
b. Perubahan faktor lingkungan yang akan terjadi
c. Ketidakpastian dan peluang timbulnya risiko dan kelangkaan
d. Ketersediaan expected information yang diharapkan membantu proses
pengambilan keputusan
96
Pertanyaan :
1. Bagaimana sikap manajemen yang baik dalam pengambilan keputusan yg dilakukan
oleh perusahaan.
2. Bagaimana penggunaan pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan
pohon keputusan
3. Bagaimana cara pengambilan keputusan yang efektif dan efisien dalam menangani
suatu permasalahan.
4. Apa yang dimaksud dengan keputusan terprogram, setengah terprogram dan
keputusan tidak terprogram, jelaskan
5. Sebutkan unsur-unsur atau komponen dalam pengambilan keputusan
6. Sebutkan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan menurut Mintzberg
7. Sebutkan jenis-jenis pengambilan keputusan !
8. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
9. Dan apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
10. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
11. Apa kelebihan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada
intuisi
12. Faktor penentu dalam pengambilan keputusan dapat melihat dari pengalaman dimasa
yang lalu, jelaskan
13. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dengan gaya direktif
14. Bagaimana cara pengambilan keputusan yg baik agar tujuan dan sasaran perusahaan
dapat tercapai
15. Bagaimana cara pengambilan keputusan dengan analisis probability
16. Dalam perusahaan siapa unsur perencana dalam pengambilan keputusan, sebutkan
dan jelaskan !
17. Apa yang dimaksud dengan CEO, dan apa peran CEO dalam sebuah perusahaan
18. Berikan contoh kasus dengan mengunakan keputusan yang tidak terprogram
19. Pertimbangan apa yang dipilih seorang manajer didalam mengambil keputusan
20. Sebutkan Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan
menurut Eddi Suprayitno.
97
98
BAB
9
KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian tentang komunikasi,proses dan tujuan komunikasi ,komunikasi dlm
organisasi dan komunikasi menurut Islam, Negosiasi. Karakter, tujuan dan tahapan
negosiasi, tip dalam negosiasi dan gaya serta pedoman dalam negosiasi
9.1 Pengertian Komunikasi
K
omunikasi merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas manusia. Bahkan
didalam penelitian menunjukkan bahwa hampir delapan puluh persen waktu
aktifitas kita digunakan untuk berkomunikasi (Rakhmat, 1982). Demikian halnya di dalam
kehidupan perusahaan maupun organisasi, komunikasi memainkan peran yang sangat penting
dalam suatu organisasi. Komunikasi yang efektif dan efisien sangat mempengaruhi kinerja
organisasi. Didalam proses negosiasi, ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda
dari sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan diantara kedua
belah pihak, maka kedua belah pihak perlu bernegosiasi dengan melakukan komunikasi yang
baik sehingga mendapatkan kesepakatan bersama.
Komunikasi merupakan proses transfer pemahaman (understanding) sesuatu yang
berarti (meaningful). Komunikasi (communication) adalah proses penyampaian pesan yang
mencakup di dalamnya informasi dan makna (meaning) dari seseorang atau kelompok yang
disebut sebagai pengirim pesan (sender) kepada pihak lain yang menerima pesan (receiver),
(Guffey, 2007). Komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima pesan memahami pesan
sebagaimana yang dimasudkan oleh pengirim pesan.
196
Di dalam Al Qur’an dalam surat (QS Al Hujurat:6). Dikatakan bahwa
salah
Artinya Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu (QS Al Hujurat:6).
Dari ayat terebut dijelaskan bahwa dalam komuniaksi, setiap informasi yang diterima
sebaiknya harus diteliti terlebih dahulu kebenarannya untuk mendapatkan keputusan atau
hasil yang memuaskan, karena bila informasi yang kita dapatkan salah maka akan
menimbulkan kemudharatan.
Menurut Schermerhorn, J.R. (1996), komunikasi merupakan proses antar pribadi yang
meliputi pengiriman dan penerimaan simbol yang memiliki makna.
Gambar :9.1
Proses Manajer dalam komunikasi
Manajer sebagai pemonitor
Mengumpulkan informasi dari
lingkungan eksternal
Manajer sebagai pemonitor
Mengumpulkan informasi dari
lingkungan internal
Manajer sebagai Pusat Pengolahan Informasi Jaringan Organisasi
Manajer sebagai penyebar
Mendistribusikan informasi
kepada subordinat
Manajer sebagai juru bicara
Mendistribusikan informasi kepada
pihak luar
Manager sebagai pengambil
keputusan
Menggunakan informasi untuk
pembuatan rencana, penyelesaian
masalah dan menggali peluang
Sumber : Schermerhorn, J.R. (1996)
Harry Mintzberg menguraikan pekerjaan manajer kedalam tiga tipe peran. Dan
menurut Mintzberg peran komunikasi dibagi menjadi 3 bagian yaitu,
197
1. Dalam peran antar pribadi, manajer bertindak sebagai tokoh dan pemimpin dari unit
organisasinya, berinteraksi dengan karyawan, customer, supplier, dan rekan dalam
organisasi.
2. Dalam peran informal, manajer mencari informasi dari rekan, karyawan, dan kontak
pribadi yang lain mengenai segala sesuatu yang mungkin mempengaruhi pekerjaan
dan tanggungjawab mereka.
3. Dalam peran pengambil keputusan, manajer mengimplementasikan projek baru
menangani gangguan, dan mengalokasikan sumberdaya kepada anggota unit dan
departemen.
9.2 Proses Komunikasi
P
Roses komunikasi merupakan serangkaian tahapan antara sumber atau pengiriman
(source atau sender) dan penerima (receiver) yang akan menghasilkan suatu transfer
pemahaman mengenai sesuatu yang berarti, yaitu pesan. Pesan adalah sesuatu yang hendak
dikomunikasikan.seperti yang tercantum dalam gambar proses komunikasi dibawah ini :
Gambar 9.2
Proses Komunikasi
Umpan balik kembali ke
sender
Noise
Sender memiliki
ide berkomunikasi
Sender
menyusun dan
mengirim pesan
Media pembawa
pesan
Receiver
terjemahkan
pesan
Receiver
memahami
pesan
Sumber : Robbins, Stephen P, and Coulter, Mary, 2003, Management, Seventh edition, Prentice Hall, halaman 283
198
Proses komunikasi yang terdiri dari lima tahapan tersebut sebagaimana dapat dilihat
pada gambar di atas adalah sebagai berikut.
1.
Proses komunikasi dimulai ketika sender memiliki keinginan dan ide untuk
berkomunikasi. Bentuk ide komunikasi tersebut akan sangat dipengaruhi oleh
suasana hati, latar belakang, budaya, nilai, dan lain-lain yang dimiliki oleh
pengirim.
2.
Selanjutnya sender akan mengubah ide komunikasi yang dia miliki ke dalam bentuk
lisan, tulisan, maupun gerak tubuh / isyarat, yang diperkirakan akan dapat
menyampaikan makna. Pesan yang sudah disusun tersebut kemudian
dikirimkan
kepada penerima dengan menggunakan media baik telepon, fax, e-mail,
surat,
pengarahan secara lisan, pidato, teleconference, dan sebagainya.
3.
Pesan yang dikirimkan oleh pengirim pada hakikatnya merupakan lambang
yang harus diterjemahkan oleh penerima menjadi sesuatu yang memiliki arti.
Pada tahap ini penerima akan menerjemahkan lambang-lambang yang dikirimkan
oleh pengirim agar memperoleh pemahaman atas pesan yang disampaikan.
4.
Tahap selanjutnya adalah tahap dimana penerima memahami pesan yang disampaikan
oleh pengirim. Pemahaman penerima terhadap pesan yang disampaikan belum tentu
sama dengan arti pesan yang dimaksudkan oleh pengirim.
Dalam hal ini suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima
memahami
pesan yang disampaikan sebagaimana dimaksud oleh pengirim.
5.
Setelah memahami pesan yang disampaikan, penerima akan memberikan tanggapan
(umpan balik/feedback) kepada pengirim.
9.3 Tujuan Komunikasi
S
Etiap orang atau organisasi menginginkan apa yang menjadi tujuan atau
pemikirannya dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain, untuk itu diperlukan sarana
komunikasi untuk penyampaian maksud tersebut. Menurut Krizan et.al., (2002) menyatakan
bahwa setidak-tidaknya terdapat empat tujuan komunikasi, diantaranya :
1. Penerima pesan dapat memahami pesan yang disampaikan pengirim (
penerima ). Tujuan utama dari komunikasi adalah agar penerima
199
pemahaman
pesan memahami
pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Agar diperoleh
pemahaman atas pesan
yang disampaikan, pesan tersebut harus jelas, dan baik pengirim ataupun penerima harus
memiliki makna yang sama terhadap pesan yang disampaikan. Perbedaan makna terhadap
pesan yang disampaikan dapat
tingkat pendidikan,
diakibatkan oleh perbedaan budaya, latar belakang,
intelegensia,
dan
lain-lain.
Kegagalan
untuk
mencapai
pemahaman bersama atas suatu pesan dapat menimbulkan akibat yang sangat mahal.
2. Penerima pesan memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan (respons
penerima). Tujuannya adalah agar pihak yang diajak berkomunikasi memberikan
tanggapan atas pesan yang disampaikan. Tanggapan tersebut
yang positif, negatif, maupun netral dan disampaikan
baik
dapat berupa tanggapan
melalui
perkataan,
perbuatan, atau kedua-duanya
3. Membangun hubungan saling menguntungkan (favorable relationship). Tujuannya yaitu
terciptanya hubungan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi (baik pengirim maupun penerima). Melalui komunikasi, seorang
pimpinan
dapat menjelaskan kepada bawahannya tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.Melalui
komunikasi pula para bawahannya dapat menyampaikan
berbagai
permasalahan
yang menghambat mereka dalam mencapai tujuan
organisasi, sehingga pimpinan
dapat memberikan saran-saran pemecahan masalah
agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
4. Membangun nama baik organisasi (organizational goodwill). Melalui komunikasi yang
baik kepada internal stakeholders maupun external stakeholders.
9.4 Komunikasi Organisasi
K
omunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi yang berlangsung pada
suatu organisasi. Menurut Wiryanto (2005), komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi.
Raymond V. Lesikar menguraikan empat faktor yang mempengaruhi komunikasi
organisasi:
200
1. Formal channel of communication (saluran komunikasi formal) yaitu suatu cara
komunikasi yang didukung, dan mungkin dikendalikan oleh manajer. Seperti news
letter, memo regular, laporan, dan rapat staf. Setiap laporan, dipersiapkan oleh salah
seorang dari enam manajer puncak, membantu mempromosikan komunikasi internal
yang efektif dengan menawarkan gambaran lengkap moral perusahaan, iklim, dan
komunikasi.
2. Authority structure (struktur wewenang) yaitu hierarki control di dalam sebuah
organisasi. Seperti percakapan antara President Director dan karyawan administrasi
akan dicirikan dengan kesopanan dan formalitas yang dibuat-buat.
3. Work specialization (spesialisasi pekerjaan) biasanya mempermudah komunikasi
dalam kelompok yang berbeda-beda.
4. Information ownership (kepemilikan organisasi) yaitu informasi dan pengetahuan
unik yang dimiliki oleh individu tertentu yang menyangkut pekerjaan mereka. Seperti
kepala departemen yang mungkin mempunyai cara yang amat efektif untuk
menangani konflik di antara karyawan.
9.5 Pola Komunikasi dalam Organisasi
B
erdasarkan pihak yang diajak untuk berkomunikasi, komunikasi yang dilakukan
oleh manager dalam suatu organisasi dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni
komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
1. Komunikasi internal (internal communication), dilakukan oleh manajer dengan berbagai
pihak di dalam lingkungan organisasi. Pola komunikasi yang dilakukan bisa
berbentuk
pola komunikasi vertikal (antara atasan dengan bawahan atau bawahan
dengan
atasan), komunikasi horizontal (antara manajer dengan koleganya atau karyawan dengan
koleganya), maupun komunikasi berbentuk jaringan (antara
dengan staff penelitian dan pengembangan untuk
manajer
pemasaran
mendiskusikan
perkembangan
produk).
2. Komunikasi external ( external communication), terjadi antara manajer dalam suatu
perusahaan dengan pihak lain di luar perusahaan.
201
Berdasarkan isi (content) komunikasi yang dilakukan antara manajer dengan berbagai
pihak, komunikasi internal dapat dibagi menjadi :
1. Komunikasi formal (formal communication), adalah komunikasi yang berhubungan
dengan kegiatan pekerjaan ( business related / work related ) dan
biasanya terdapat
dokumentasi atas komunikasi yang dilakukan.
2. Komunikasi informal (informal communication atau disebut juga grapevine), adalah
komunikasi yang dilakukan oleh manajer dengan para pihak di dalam
suatu
baik berhubungan dengan bisnis maupun tidak memiliki hubungan
bisnis.
organisasi
Berdasarkan arahnya, komunikasi dalam organisasi dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Komunikasi ke bawah (downward communication)
2.
Komunikasi ke atas (upward communication)
3.
Komunikasi horizontal (lateral communication)
Gambar 9.3
Komunikasi Organisasi
Pimpinan
Downward Communication
Penyampaian
strategi,
sasaran,
instruksi,
kebijakan,
feedback
Manajer
Rekan
Rekan
Subordinat
Penyampaian
masalah,
saran,
pertanyaan
Upward Communication
Mengkoordinasikan masalah, saran, feedback
Lateral Communication
Sumber : Schermerhorn, J.R. (1996)
Hambatan dan Perbaikan Komunikasi
Menurut Schermerhorn, J.R.(1996), terdapat lima jenis hambatan komunikasi, yaitu
1. Saluran komunikasi yang lemah
2. Masalah semantik
3. Tidak adanya feedback
202
4. Gangguan fisik
5. Dampak status
9.6 Komunikasi menurut Islam
D
Alam berbagai literatur tentang komunikasi, Islam
menemukan setidaknya
enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah,
prinsip, atau etika komunikasi Islam, yaitu:
1. Qaulan Sadida (perkataan yang benar, jujur)
QS. An Nisa ayat 9
َﻋﻠَ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ﻓَ ْﻠﻴَﺘﱠﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪ
َ ﺿ َﻌﺎﻓًﺎ ﺧَﺎﻓُﻮﺍ
ِ ًﺶ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ َﻟ ْﻮ ﺗ َ َﺮ ُﻛﻮﺍ ِﻣ ْﻦ ﺧ َْﻠ ِﻔ ِﻬ ْﻢ ﺫُ ِ ّﺭﻳﱠﺔ
َ َﻭ ْﻟ َﻴ ْﺨ
ﺳﺪِﻳﺪًﺍ
َ َﻭ ْﻟ َﻴﻘُﻮﻟُﻮﺍ َﻗ ْﻮﻻ
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan
yang
lemah
dibelakang
mereka,
yang
mereka
khawatirkan
terhadap
(kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida)”.
2. Qaulan Baligha (tepat sasaran, komunikatif, to the point, mudah dimengerti)
QS. An Nisa ayat 63
ْ ﻋ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َﻭ ِﻋ
ﻈ ُﻬ ْﻢ َﻭﻗُ ْﻞ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ِﻓﻲ
ْ ﺃُﻭ َﻟ ِﺌ َﻚ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ َﻳ ْﻌ َﻠ ُﻢ ﺍﻟﻠﱠﻪُ َﻣﺎ ِﻓﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِ ِﻬ ْﻢ َﻓﺄَﻋ ِْﺮ
َ ﺽ
ﺃَ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﻗ ْﻮﻻ ﺑَ ِﻠﻴﻐًﺎ
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.
3. Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik)
QS. Al Ahzab ayat 32
203
ْ ﻀ ْﻌﻦَ ِﺑ ْﺎﻟ َﻘ ْﻮ ِﻝ ﻓَ َﻴ
ﻄ َﻤ َﻊ
ِ ﺴ
َ ﺎء ِﺇ ِﻥ ﺍﺗ ﱠ َﻘ ْﻴﺘ ُ ﱠﻦ َﻓﻼ ﺗَ ْﺨ
َ ِِّﻣﻦَ ﺍﻟﻨ
َﻗ ْﻮﻻ َﻣ ْﻌ ُﺮﻭﻓًﺎ
ﻲ ﻟَ ْﺴﺘ ُ ﱠﻦ َﻛﺄ َ َﺣ ٍﺪ
َ َﻳﺎ ِﻧ
ِّ ﺴﺎ َء ﺍﻟﻨﱠ ِﺒ
َﺽ َﻭﻗُ ْﻠﻦ
ٌ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ِﻓﻲ َﻗ ْﻠ ِﺒ ِﻪ َﻣ َﺮ
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.”
4. Qaulan Karima (perkataan yang mulia)
QS. Al Isra’ ayat 23
ﺴﺎﻧًﺎ ِﺇ ﱠﻣﺎ َﻳ ْﺒﻠُﻐ ﱠَﻦ ِﻋ ْﻨﺪَ َﻙ ْﺍﻟ ِﻜﺒَ َﺮ
َ َﻭ َﻗ
َ ﻀﻰ َﺭﺑ َﱡﻚ ﺃَﻻ ﺗَ ْﻌﺒُﺪُﻭﺍ ِﺇﻻ ِﺇﻳﱠﺎﻩُ َﻭ ِﺑ ْﺎﻟ َﻮﺍ ِﻟﺪَﻳ ِْﻦ ِﺇ ْﺣ
ﻑ َﻭﻻ ﺗَ ْﻨ َﻬ ْﺮ ُﻫ َﻤﺎ َﻭﻗُ ْﻞ َﻟ ُﻬ َﻤﺎ ﻗَ ْﻮﻻ َﻛ ِﺮﻳ ًﻤﺎ
ٍ ّ ُ ﺃَ َﺣﺪُ ُﻫ َﻤﺎ ﺃَ ْﻭ ِﻛﻼ ُﻫ َﻤﺎ ﻓَﻼ ﺗَﻘُ ْﻞ َﻟ ُﻬ َﻤﺎ ﺃ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak
keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.
Dari ayat tersebut jelas bahwa kita diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang
baik atau mulia karena perkataan yang baik dan benar adalah suatu komunikasi yang
menyeru kepada kebaikan dan merupakan bentuk komunikasi yang menyenangkan.
5. Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
QS. Thaha ayat 43-44
َ ُﻋ ْﻮﻥَ ِﺇﻧﱠﻪ
ﻁﻐَﻰ
َ ﺍ ْﺫ َﻫﺒَﺎ ِﺇﻟَﻰ ِﻓ ْﺮ
ﻓَﻘُﻮﻻ ﻟَﻪُ ﻗَ ْﻮﻻ ﻟَ ِﻴّﻨًﺎ ﻟَﻌَﻠﱠﻪُ ﻳَﺘَﺬَ ﱠﻛ ُﺮ ﺃَ ْﻭ َﻳ ْﺨﺸَﻰ
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun karena benar-benar dia telah melampaui batas.
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudahmudahan dia sadar atau takut”.
204
Dari ayat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Qaulan Layyinan berarti
pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan,
sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak,
meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar.
Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan
sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.
Dengan demikian, dalam komunikasi Islam menghindari kata-kata kasar dan suara
(intonasi) yang bernada keras dan tinggi. Allah melarang bersikap keras dan kasar dalam
berdakwah, karena kekerasan akan mengakibatkan dakwah tidak akan berhasil. Dalam berdoa
pun Allah memerintahkan agar kita memohon dengan lemah lembut, “Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lemahlembut, sungguh Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas,” (Al A’raaf ayat 55)
6. Qaulan Maysura (perkataan yang ringan)
QS. Al Isra’ ayat 28
ﺿ ﱠﻦ َﻋ ْﻨ ُﻬ ُﻢ ﺍ ْﺑ ِﺘﻐَﺎ َء َﺭ ْﺣ َﻤ ٍﺔ ِﻣ ْﻦ َﺭ ِﺑ َّﻚ ﺗَ ْﺮ ُﺟﻮ َﻫﺎ ﻓَﻘُ ْﻞ ﻟَ ُﻬ ْﻢ
َ َﻭ ِﺇ ﱠﻣﺎ ﺗ ُ ْﻌ ِﺮ
ﻮﺭﺍ
ُ ﻗَ ْﻮﻻ َﻣ ْﻴ
ً ﺴ
”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura –ucapan yang mudah”.
9.7 Pengertian Negosiasi
M
enurut Hartman, definsi dan pengertian negosiasi berbeda-beda tergantung
dari sudut pandang kedua belah pihak yang terlibat dalam suatu proses
negosiasi tersebut. Untuk itu ada dua pihak yang terlibat dalam proses
negosiasi, yakni pihak pembeli dan pihak penjual. Hartman menegaskan bahwa negosiasi
merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai
tujuan dan sudut pandang berbeda, dan berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan
kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
205
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak
mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga
terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan
bersama.
Sementara itu menurut Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua
pihak dengan persepsi, kebutuhan dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat
tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
Jadi negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara perundingan untuk memberi atau
menerima, guna mencapai kesepakatan bersama tentang suatu hal yang mrnjadi kepentingan
bagi masing-masing pihak, baik perorangan maupun kelompok atau organisasai.
Untuk dapat menyelesaikan negosiasi dengan baik maka sangat dibutuhkan sifat-sifat yang
dapat menunjang yang harus dimiliki oleh seorang negosiastor, yaitu:
1. Pantang menyerah
2. Berpengaruh dan beribawa
3. Memiliki tujuan yang pasti dalam bernegosiasi
4. Peka terhadap lingkungan dan berdaya konsentrasi tinggi
5. Banyak medengar, perhatian dengan pembicara dan informasi dari pihak lawan
6. Ulet, pandai, dan memiliki ambisi yang besar untuk memenangkan negosiasi
7. Bersifat ekonomis, selalu mencari konsesi yang tidak mahal untuk ditukar dengan hal lain
yang lebih berharga.
Adapun ciri-ciri proses komunikasi dalam negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan dua pihak, yaitu penjual dan pembeli
2. Adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan
3. Adanya kerjasama dari kedua belah pihak tersebut
4. Bertujuan untuk mengkongkretkan masalah yang masih abstrak
Agar unggul dalam bernegosiasi, seorang penjual perlu mengadakan persiapan dini sebelum
bernegosiasi, yaitu:
1. Mempelajari dengan baik permasalahan yang terjadi
2. Mengenal peraturan yang berlaku dalam bernegosiasi dengan baik
3. Beranggapan bahwa perjanjian dapat diselesaikan dalam satu atau dua kali pertemuan
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa negosiasi selalu
melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari kesepakatan diantara kedua
belah pihak dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat
dalam negosiasi tersebut.
206
9.8 Karakteristik Negosiasi
B
M
Eberapa Karakterisitik dari suatu Negosiasi adalah :
1.
Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
2.
Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai
dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
3.
Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar (bargain)
maupun tukar menukar (barter);
4.
Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi wajah;
5.
Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi
dan kita inginkan terjadi;
6.
Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak.
Menurut Lewicki dan Litterer, seluruh situasi negotiation ditentukan oleh tiga karakteristik:
1. Ada conflict of interest (konflik kepentingan) antara dua pihak atau lebih.
2. Tidak ada peraturan yang pasti atau mantap atau prosedur untuk menyelesaikan
konflik, atau pihak-pihak tersebut memilih bertindak diluar peraturan dan prosedur
untuk menemukan penyelesaiannya sendiri terhadap konflik..
3. Semua pihak, paling tidak pada suatu saat, lebih suka mencari persetujuan daripada
bertentangan secara terbuka, menyerah kepada satu pihak, memutuskan hubungan
secara permanen, atau membawa perselisihan mereka kepada pemegang authorization
yang lebih tinggi untuk mendapatkan pemecahan.
9.9 Tujuan Negosiasi
207
A
B
Dapun yang menjadi Tujuan diadakannya Negosiasi dalam suatu organisasi /
perusahaan adalah
1. Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak
lawan.
2. Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari
pihak lawan
3. Tujuan
kooperatif
-
berusaha
memperoleh
kesepakatan
yang
saling
menguntungkan (mutual gain)
4. Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan
penerimaan pihak lain
5. Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif
6. Tujuan kombinasi
9.10Tahapan Negosiasi
B
A
Eberapa tahapan-tahapan yang harus dialkukan dalam negosiasi
Preparation and Planing
Adalah kunci sukses dari sebuah negosiai, dimana pada bagian ini kita mengatur
tujuan dan batasan-batasan. Pada tahap ini kita juga harus mengetahui tipe orang yang
akan bernegosiasi dengan kita.
Definition of ground rules
Menetapkan prinsip sebuah negosiasi, dengan demikian dapat membantu dalam
merencanakan sebuah strategi yang sukses.
Clarification and justification
Untuk memulai negosiasi, harus jelas mengenai suatu kepentingan dan harapan.
Bargaining and problem solving
Dalam tingkatan ini kedua belah pihak akan saling tawar-menawar / akan aktif dalam
menemukan sebuah solusi.
208
Closure and implementation
Adalah kesimpulan akhir dari sebuah negosiasi dimana kedua pihak telah memiliki
sebuah perjanjian / persetujuan yang dibuat didalam suatu surat perjanjian dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Negosiasi yang tidak efektif dalam organisasi akan berdampak :
1. Tidak dapat mempertahankan kontrol emosi dalam diri dan lingkungan
2. Tidak tercapainya tujuan dikarenakan masing-masing pihak belum dapat mempunyai
persepsi yang sama.
3. Timbulnya suatu konflik yang menyebabkan hubungan menjadi kurang baik
4. Timbulnya stress pada orang yang terlibat pada negosiasi.
5. High Cost dalam sisi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.
9.11 Strategi Negosiasi
A
B
Dapun strategi Negosiasi yang efektif dalam suatu organisasi / perusahaan
adalah
1. Scripting / membuat suatu naskah. Salah satu cara yang terbaik pada waktu kita berada
pada tahap persiapan untuk melakukan negosiasi. Dimana pada tahap persiapan kita harus
mengetahui tujuan-tujuan negosiasi, batasan-batasan negosiasi.
2. Framing / membuat suatu kerangka. Sebuah kerangka adalah bagian utama dari sebuah
pandangan yang dapat memberikan sebuah interaksi pada suatu negosiasi. Dengan fokus
kepada suatu prioritas yang diinginkan melalui data dan dasar pemikiran.
3. Managing. Setiap negosiasi adalah suatu kesepakatan untuk mengatur diri sendiri, harapan,
waktu, cara yang mana melalui pendekatan situasi. Mengatur emosi dengan mendengar
dan menjelaskan (kemampuan berkomunikasi) dapat membantu untuk fokus terhadap
permasalahan, tidak dengan bagaimana merespon emosi itu sendiri.
9.12 Tip-tip dalam Negosiasi
209
A
B
1.
Da beberapa tips untuk mendapatkan Negosiasi yang efektif yaitu :
Memutuskan hasil yang terpenting
Sebelum memulai negosiasi, kita harus menetapkan apa yang paling kita butuhkan
dari negosiasi tersebut dengan cara memilih satu dari beberapa masalah yang ada
yang penting untuk dinegosiasikan.
2.
Selalu melihat ke depan
Dalam melakukan negosiasi usahakan jangan melihat masa lalu (backward), karena
negosiasi akan menghasilkan suatu keputusan sekarang dan yang akan datang.
3.
Memisahkan orang dari masalah yang dibahas
Dalam suatu negosiasi dibutuhkan orang yang obyektif (tidak terpengaruh suatu
masalah yang dibahas) untuk mendapatkan keputusan yang terbaik.
4.
Memiliki sikap yang baik (win-win attitude)
Mendengarkan, menampung pendapat, mengeluarkan pendapat tanpa menyinggung
perasaan yang lain dalam mengambil keputusan.
5.
Mempersiapkan alternative dari suatu keputusan organisasi
Apabila keputusan negosiasi tidak berjalan sesuai yang ditetapkan, maka akan diambil
langkah alternative yang sudah disiapkan.
6.
Fokus terhadap apa yang mempengaruhi (hubungan) dari keputusan negosiasi
Keputusan suatu negosiasi mempunyai jembatan (hubungan) dengan keputusan lain.
7.
Memakai k riteria yang obyektif
Kriteria dari suatu negosiasi harus obyektif.
8.
Merespon
Merespon dengan jangan menimbulkan reaksi yang berlebihan.
9.
Memakai pihak ketiga
Pihak ketiga yang dipakai harus obyektif, karena sebagai rujukan/masukan pendapat
apabila sulit mencapai kata sepakat.
Pihak ketiga dalam Negosiasi:
1.
Mediator
210
Pihak ketiga yang netral, hanya menjembatani kedua belah pihak (tidak memiliki
kepentingan dalam negosiasi).
2.
Arbitrator
Pihak ketiga yang netral, dimana pihak ini memiliki kewenangan yang legal untuk
meyatukan dua atau lebih pendapat (masukan atau saran) dari masalah yang
diputuskan arbitrator secara obyektif.
3.
Conciliator
Pihak ketiga yang dipercaya untuk membuat pendekatan terhadap keputusan yang
akan disetujui dan memberikan keterangan pendekatan apa saja yang sudah dibuat.
4.
Consultant
Pihak ketiga yang netral dimana memberi masukan (saran) dalam melakukan
negosiasi.
5.
Global Negosiasi
Mengurusi negosiasi domestik dengan organisasi atau perusahaan asing (luar negeri).
9.13 Gaya Negosiasi
A
B
Da beberapa Gaya-gaya Negosiasi yang dapat dipergunakan dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua
dimensi, yaitu arah dan kekuatan.
1) Arah berbicara tentang cara kita menangani informasi.
a. Mendorong [push] : memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan kontribusi orang
lain, mengkritik, bertindak sebagai pengganggu – semua taktik yang berlaku tergantung
sifat dan konteks negosiasi.
b. Menarik [pull] : mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi, meminta saran,
memastikan pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan kita.
2) Kekuatan berbicara tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita yang
semula.
211
a. Bersikap keras : kita ingin menang berapapun harganya, tidak akan mengalah atau
mundur, tidak akan menerima tawaran apapun – kita mengejar sasaran yang tinggi
b. Bersikap lunak : kita mengalah, ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak, menyesuaikan diri,
sasaran yang kita kejar rendah.
9.14 Pedoman Negosiasi
P
edoman yang perlu dibuat untuk Melakukan Negosiasi :
1.
Mempunyai tujuan yang sudah ditentukan dan jelas mengenai setiap hal yang akan
disetujui lewat tawar menawar dan memahami konteks tujuan tadi ditetapkan.
2.
Jangan tergesa-gesa
3.
Kalau ragu-ragu, adakan pertemuan tertutup dengan anggota sendiri.
4.
Buat persiapan yang baik dengan data pendukung yang kuat untuk tujuan yang jelas
ditentukan.
5.
Pertahankan fleksibilitas dalam posisi anda.
6.
Cari motivator yang diinginkan oleh pihak lain.
7.
Jangan sampai macet. Bila tidak ada kemajuan mengenai hal tertentu, lanjutkan dengan
hal yang lain dan kembali ke ha yang tadi kemudian. Bangun momentum untuk
mencapai persetujuan.
8.
Hargai pentingnya untuk menyelamatkan muka pihak lain.
9.
Jadilah pendengar yang baik.
10.
Ciptakan reputasi menjadi orang yang adil tetapi tegas.
11.
Kendalikan emosi anda.
12.
Pastikan ketika anda melanjutkan setiap langkah tawar-menawar bahwa anda
mengetahui hubungannya dengan semua langkah yang lain.
13.
Bandingkan setiap langkah terhadap tujuan anda.
14.
Perhatikan baik-baik penggunaan kata dari setiap bagian yang dinegosiasikan.
15.
Ingat bahwa negosiasi secara wajar merupakan proses kompromi.
16.
Belajar untuk memahami orang – mungkin akan ada gunanya selama negosiasi.
17.
Pertimbangkan dampak negosiasi saat ini pada masa depan.
212
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi
2. Apa yan g dimaksud dengan negosiasi
3. Coba anda gambarkan proses manajer dalam komunikasi menurut Schermerhorn
4. Apa yang dimaksud dengan informasi formal, beri contoh
5. Apa yang dimaksud dengan informasi non formal, beri contoh
6. Jelaskan tahapan proses komunikasi menurut Robbin, Stephen P
7. Apa yang menjadi tujuan orang melakukan komunikasi
8. Apa yang dimaksud dengan authority structure dalam komunikasi organisasi
213
9. Komunikasi organisasi dapat dikelompokkan dalam 3 jenis, jelaskan
10. Apa yang dimaksud dengan komunikasi internal, berikan contoh
11. Apa yang dimaksud dengan komunikasi eksternal, beri contoh
12. Apa yang menjadi hambatan dalam komunikasi
13. Bagaimana cara memperbaiki komunikasi yang tidak lancer dalam suatu organisasi
14. Sebutkan kharakteristik dalam suatu negosiasi
15. Mengapa negoasiasi itu penting dalam suatu organisasi
16. Apa tujuan perusahaan melakukan negosiasi
17. Menurut Lewicki, situasi negosiasi ditentukan oleh 3 karakter, sebutkan
18. Sebutkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan negosiasi
19. Apa dampak dari adanya negosiasi yang tidal lancer
20. Bagaimana cara agar mendapatkan negosiasi yang efektif, jelaskan
214
215
BAB
5
PERENCANAAN / PLANNING
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang perencanaan,alasan perlunya perencanaan, manfaat
perencanaan, hubungan perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya, faktor-faktor
yang mempengaruhi perencanaan dan apa yg dimaksud dengan perencanaan strategis.
5.1 Pengertian Perencanaan
P
erencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang kita inginkan. Perencanaan sangat penting karena dapat
memberikan arah yang jelas tentang apa yang akan kita kerjakan, dapat memusatkan /
menfokuskan usaha apa yang akan kita jalankan, menjadikan pedoman rencana dan
keputusan yang akan kita ambil dan dapat membantu dalam mengevaluasi kegiatan yang
akan kita laksanakan agar dapat diketahui sampai sejauh mana usaha yang telah kita jalankan.
Dalam konsep manajemen didalam membuat perencanaan hendaklah memperhatikan apa
yang telah dilakukan sebelumnya sebagai gambaran untuk membuat rencana dimasa yang
akan datang. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hashr (59):18 Allah SWT berfirman :
ُ ﻳَﺎ ﺃَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ﺍﺗﱠﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻭ ْﻟﺘَ ْﻨ
ْ ﺲ َﻣﺎ ﻗَﺪﱠ َﻣ
ﺖ ِﻟﻐَ ٍﺪ َﻭﺍﺗﱠﻘُﻮﺍ
ٌ ﻈ ْﺮ ﻧَ ْﻔ
َﻴﺮ ِﺑ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُﻮﻥ
ٌ ﺍﻟﻠﱠﻪَ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﺧ ِﺒ
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
98
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. ( surat Al-Hashr ( 59 ):18 )
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan tersebut, mengembangkan rencana aktivitas organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen, karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lainnya seperti pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan tidak dapat
berjalan. Sesuai dengan hadist HR Ibnu Mubarak yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah
bersabda yang artinya
” Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka
jika perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek maka tinggalkanlah”.
Dalam pembuatan Rencana maka dapat dibuat berupa rencana informal dan rencana
formal. Rencana Informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan
bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan
rencana bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi
ambisi
dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Alasan-alasan dasar Perlunya Perencanaan :
-
Protective benefite, yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan.
-
Positive benefite, dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
5.2 Filosofi Perencanaan
M
engawali uraian tentang filosofi perencanaan, salah satu
hal yang penting
dikemukakan adalah definisi tentang terminologi filosofi dan perencanaan.
Terbayang dalam pikiran kita, bahwa terminologi filosofi merupakan derivasi dari kata
filsafat. Secara harfiah (etimologi) filsafat perencanaan terdiri dari dua filosofi atau filsafat
dan perencanaan yang mengandung satu pengertian . Filosofi atau filsafat berasal dari kata
Yunani yaitu : Philisophia” yang terdiri dari kata Fhilein , Philos atau philea yang berarti “
cinta “ dan kata “ Sophia” berarti kebijaksanaan atau kearifan ( Dardini 1986 : 9).
99
Menurut isinya, filsafat mempelajari metodologi , hakekat kebenaran dari segala sesuatu yang
ada (ontologi) dan nilai – nilai (aksiologi) dari segala sesuatu hal ihwal terutama tentang
manusia dan cita-citanya , lingkungannya , agamanya , kehidupannya , ideologinya , hakekat
dirinya dan lain-lain sebagainya (A.R.Tahir (1992)).
Sedangkan Perencanaan menurut Abe (2001, 43) tidak lain dari susunan (rumusan) sistematik
mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor
eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam pengertian ini, termuat hal-hal yang merupakan prinsip perencanaan, yakni : (1) apa
yang akan dilakukan, yang merupakan jabaran dari visi dan misi; (2) bagaimana mencapai hal
tersebut; (3) siapa yang akan melakukan; (4) lokasi aktivitas; (5) kapan akan dilakukan,
berapa lama; dan (6) sumber daya yang dibutuhkan.
Berdasarkan pendapat di atas, Tjokroamidjojo (1992, 12) mendefinisikan perencanaan
sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan
sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Selanjutnya dikatakan bahwa
perencanaan merupakan penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan,
bagaimana, bilamana dan oleh siapa.
Dengan demikian, menurut Tjokroamidjojo (1992, 14) terdapat 5 (lima) hal pokok yang perlu
diketahui dalam perencanaan ataupun perencanaan pembangunan, yakni :
Permasalahan-permasalahan yang ada dikaitkan dengan sumber-sumber yang dapat
diusahakan, dalam hal ini sumber-sumber daya ekonomi dan sumber-sumber daya
lainnya.
Tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.
Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan melihat
penggunaan sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif-alternatifnya yang terbaik.
Penterjemahan dalam program-program atau kegiatan-kegiatan usaha yang konkrit.
Jangka waktu pencapaian tujuan.
Perencanaan adalah merumuskan tujuan usaha, metode dan jadwal pelaksanaannya di
dalamnya termasuk ramalan tentang kondisi di masa yang akan datang dan perkiraan akibat
100
dari rencana terhadap kondisi tersebut. Dengan demikian maka perencanaan adalah
penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan , bagaimana , bilamana dan
oleh siapa (Aji dan Sirait , 1982).
Jadi , hakekat dari pengertian filosofi / filsafat dan perencanaan diatas dapat dirumuskan
bahwa filsafat perencanaan adalah suatu studi tentang prinsip-prinsip dalam proses dan
mekanisme perencanaaan secara radikal (mendalam), ekspansif (luas) , dan integral
(menyeluruh) berdasarkan filsafat antologis , epistemologis dan aksiologis.
Manfaat yang dapat diperoleh dalam mempelajari filsafat perencanaan :
1. Dapat menjadi perencana yang bermoral dan bijaksana. Dengan demikian ia akan
terhindar dari segala penyelewengan-penyelewengan yang dapat menimbulkan
perencanaan yang dwi fungsional.
2. Mencegah terjadinya pemborosan anggaran sebagai akibat dari penyalahgunaan
perencanaan.
3. Agar proses perencanaan dapat dilaksanakan secara partisipatif.
4. Agar hasil dari proses perencanaan dapat tercapai apa yang menjadi tujuan secara
maksimal dan efisien
5. Memberi inspirasi yang luhur bagi pimpinan perencana baik dipusat maupun didaerah
dapat menjalankan kepemimpinannya berdasarkan nilai-nilai luhur sesuai nilai-nilai
budaya sendiri.
6. Dapat berfungsi sebagai kontrol dan mencegah prilaku karyawan ataupun pimpinan
yang tercela.
7. Dengan demikian para perencana diharapkan menjadi “insan perencana paripurna”.
5.3 Tahap Dasar Perencanaan
101
D
idalam membuat suatu perencanaan yang matang seorang pemimpin perlu
membuat tahapan-tahapan dasar dalam membuat suatu perencanaan agar apa
yang menjadi tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik, tahapan-tahapan perencanaan
tersebut adalah sebagai berikut :
-
Menetapkan tujuan dan serangkaian tujuan
-
Merumuskan keadaan saat ini
-
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
-
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
(Mengambil Keputusan)
-
Menyusun Rencana Pendukung
Dan secara teknis, perencanaan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang dapat dikelompokkan
menjadi unsur-unsur perencanaan yaitu sebagai berikut :
1. Persiapan Perencanaan.
2. Pengumpulan dan analisis data.
3. Penentuan hasil yang diharapkan (visi dan misi).
4. Penentuan Strategi pengembangan.
5. Penentuan sasaran-sasaran pada setiap sector kegiatan.
6. Penentuan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang diharapkan pada setiap
sasaran pada setiap sector.
7. Penentuan tahapan-tahapan pekerjaan dan hasil yang ingin dicapai pada setiap tahapan
pelaksanaan (visi temporal) baik secara keseluruhan maupun pada setiap sector.
8. Penentuan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan disertai urutan prioritas
pelaksanaan pada setiap sector.
9. Penyusunan rencana pengembangan.
5.4 Jenis Perencanaan
A
da dua tipe perencanaan dasar menurut (James Af Stoner dan R . Edward Freeman,
1994) yaitu :
a. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan
menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
102
b. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan
strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
Dalam memperkenalkan konsep tentang perencanaan, John S. Westren menyebutkan
beberapa perencanaan yang mempunyai dimensi strategis menyangkut koneksitas objek
tersebut dengan objek yang lain, yaitu :
a. Perencanaan Tata Guna Lahan ( Perencanaan Land – Use )
Istilah Land – Use (Tata Guna Lahan) pertama kali berasal dari Inggris oleh Ebenezer
Howard dengan kota pergerakan yaitu pertanian (kebun) . Perencanaan Tata Guna Lahan
mempunyai tiga ciri utama yaitu area pekerjaan , area pemanfaatan dan area hubungan
masyarakat. Tetapi telah terdapat modifikasi dan sudut pandang yang berbeda yaitu :
pengaturan penggunaan tanah adalah dasar dari semua kegiatan , selain itu perencanaan
tata guna lahan berasal dari paham yang menganut marxisme sebagai dasar yang
menghubungkan suatu argumentasi.
b. Perencanaan Transportasi
Perencanaan Transportasi sangat berhubungan dengan perencanaan tata guna lahan. Istilah
perencanaan transportasi berasal dari Amerika. Perencanaan transportasi muncul ketika
kota besar di negara tersebut mengalami permasalahan yang buntu yaitu ketika masalah
transportasi dihadapkan dengan masalah pembebasan tanah. Tetapi menurut Ebenezer
Howard (1966) hal tersebut dapat terselesaikan dengan adanya ketetapan fasilitas yang
mampu mengakomodasi suatu perjalanan ke masa depan dan diharapkan dapat
memelihara dan memberi harapan dalam pengembangan kota besar tersebut. Tujuan
perencanaan transportasi yang utama adalah untuk menentukan penempatan jalan untuk
kendaraan cepat dan revitalisasi pemindahan sebagai bagian dari suatu strategi
transportasi yang menyeluruh dan dapat melayani kota besar dan bagian pinggiran kota.
c. Perencanaan Sosial
Sejumlah pelopor dari sosiologi Amerika ikut dilibatkan dalam tindakan untuk
menyelesaikan issu sosial di negara tersebut terutama dalam pergerakan perubahan
103
sebagai rencana pembangunan kota, rekreasi publik , dan kesehatan masyarakat.Tetapi
setelah pergerakan perubahan terjadi posisi sarjana sosialogi digantikan oleh para
profesional (Insinyur). Perencanaan sosial dari suatu tinjauan ulang memiliki pengertian
sebagai berikut menurut Mayer (1972) bahwa salah satu dari tiga tema dasar memberikan
pendapat yang paling konseptual. Yang pertama mempunyai kaitan dengan ketentuan
efisiensi tentang jasa terorganisir ke individu untuk membantu mereka memberdayakan
efisiensi dalam lingkungan atau hambatan terhadap kemajuan dalam sistem ini. Yang
kedua bertalian dengan pengintegrasian dari semua program dan merancang
mengembangkan kehidupan kota besar dengan pertimbangan menyangkut peningkatan
kesejahteraan penduduk , dan yang ketiga adalah menggunakan tekanan dan
pengendalian terhadap distribusi sumberdaya.
d. Perencanaan Ekonomi
Mitchell (1966) menegaskan bahwa obyek dari perencanaan ekonomi adalah
menggunakan sumberdaya bangsa dengan sebaik mungkin. Istilah dari perencanaan
ekonomi telah digunakan pertama kali di Uni Soviet tahun 1928. Tidak lama setelah
perang dunia perencanaan ekonomi sudah dianut oleh negara – negara lain karena prinsip
dasarnya sangat luas dan mudah. Hal-hal yang perlu diutamakan dari semua perencanaan
ekonomi adalah suatu pernyataan dalam istilah yang kuantitatif dari suatu pemerintahan
yang tertarik tentang ukuran dan karakter dari sejumlah bagian yang menyangkut output
ekonomi dari suatu negeri dan sumberdaya yang diharapkan dapat digunakan dalam
produksi.
5.5 Proses Perencanaan
P
roses perencanaan dalam manajemen merupakan aktivitas yang berusaha
memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan jumlahnya, siapa
saja yang akan melaksanakan dan mengendalikannya agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Gagasan mengenai perencanaan pada awalnya berkembang dari pemikiran ekonomi yang
didasarkan pada masalah kebutuhan, yakni bagaimana pengaturan sumber-sumber yang
104
terbatas dari suatu kebutuhan yang besar, luas dan terus berkembang. Dalam konteks ini
termuat dimensi kalkulasi, prediksi dan pengaturan.
Tahap implementasi sebagai salah satu bagian dalam proses perencanaan merupakan
pelaksanaan terhadap suatu kebijakan yang telah diambil (diputuskan) dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia (manusia dan finansial) oleh unit-unit administrasi. Kamus
Webster (Wahab, 2001; 64), merumuskan bahwa mengimplementasikan (to implement)
diartikan sebagai menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu (to provide the means for
carrying out), menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu (to give practical effect to).
Sedangkan Meter dan Horn (Wahab, 2001 ; 65) merumuskan proses implementasi sebagai
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan (those
actions by public or private individuals (or groups)that are directed at the achievement of
objectives seth for in prior policy decisions).
Menurut Thompson dan Strickland (1996) ada banyak pendekatan dalam melakukan
perencanaan, yaitu:
1. The Master Strategist Approach, dimana proses perencanaan sangat didominasi oleh
satu orang yang disebut sebagai ahli strategi. Perencanaan ini sesuai untuk organisasi
yang masih bersifat sederhana dengan banyak staf karyawan yang masih belum siap
untuk melakukan perencanaan.
2. The Delegate it to others, pendekatan dimana pemimpin cenderung untuk
melemparkan pekerjaan perencanaan kepada level manajemen dibawahnya. Biasanya
pemimpin yang melakukan hal ini kurang menguasai bidang usaha yang dipimpinnya.
3. Model collaborative approach yang merupakan kerja dari seluruh anggota organisasi.
Pendekatan ini akan memberdayakan anggota organisasi pada level menengah dan
bawah, serta selaras dengan kepentingan dan keinginan pimpinan.
4. The Champion approach, cara pembuatan perencanaan usaha yang biasanya dilakukan
pada organisasi yang terdiversifikasi dan berskala besar, dimana pimpinan puncak
tinggal melakukan koreksi dan evaluasi dari perencanaan yang diajukan oleh unit
bisnis-unit bisnisnya.
105
Penentuan pendekatan dalam proses perencanaan strategis merupakan langkah awal
yang penting dan menentukan untuk peluang diterapkannya strategi yang akan direncanakan.
Pemilihan pendekatan ini sangatlah ditentukan oleh sifat dan skala organisasi, model dan
kompetensi kepemimpinan, serta kapasitas dan kemampuan staf organisasi untuk melakukan
perencanaan. Setelah melakukan perencanaan usaha, maka langkah penting selanjutnya
adalah bagaimana mengimplementasikan rencana usaha.
5.6 Unsur-unsur Perencanaan
P
erencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut
sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan ?
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan ?
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan ?
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut ?
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut. ?
7. Bagaimana target / hasil yang akan dicapai ?
8. Berapa besar modal / dana yang harus dikeluarkan ?
Dalam Al Qur’an surat Al-Insiyah:5-6, Allah berfirman :
(6
) ِﺇ ﱠﻥ َﻣ َﻊ ْﺍﻟﻌُ ْﺴ ِﺮ ﻳُ ْﺴ ًﺮﺍ
(5)
ﻓَﺈ ِ ﱠﻥ َﻣ َﻊ ْﺍﻟﻌُ ْﺴ ِﺮ ﻳُ ْﺴ ًﺮﺍ
Artinya “ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Sebagai seorang pemimpin apabila dapat menjawab semua unsur dari perencanaan yang
akan dibuat maka dianggap berhasil. Dan seseorang akan dianggap berhasil apabila pernah
menghadapi masalah dan dapat menyelesaikannya dengan baik, tepat, cepat dan bijaksana.
Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Insyirah :7-8 Allah berfirman
106
(7 )
ْﺼﺐ
َ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻓَ َﺮ ْﻏ
َ ﺖ ﻓَﺎ ْﻧ
yang artinya : “ maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu perkara), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh ( urusan) yang lain.
(8
) ْﺎﺭ َﻏﺐ
ْ ََﻭ ِﺇﻟَﻰ َﺭ ِﺑ َّﻚ ﻓ
yang artinya :. Dan hanya kepada Allahlah hendaknya kamu berharap”.
Dan Rasulullah pernah bersabda “….. Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada
kemenangan, bersama kesusahan ada jalan keluar, bersama kesulitan ada kemudahan ( HR
Tirmidzi )
5.7 Manfaat Perencanaan
S
Etiap perusahaan pasti mempunyai tujuan, dan tujuan tersebut agar dapat berjalan
dengan baik maka perlu dilakukan perencanaan yang matang. Dengan demikian
maka manfaat perencanaan bagi pencapaian tujuan perusahaan adalah :
-
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan,
-
Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama,
-
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
-
Membantu penempatan tanggung jawab yang lebih tepat,
-
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi,
-
Memudahkan dalam berkoordinasi antar bagian,
-
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
-
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti,
-
Menghemat usaha, waktu dan dana.
5.8 Elemen-elemen Perencanaan
107
P
erencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu
sendiri (plan).
1. Sasaran ( goals )
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, group, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan
(stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi
kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan,
laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh
manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan
dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran
riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya
dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
2. Rencana ( plan )
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk
mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan
tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka
waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.
a. Menurut cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan
rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di
108
seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang
mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
b. Menurut jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka
panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya
didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka
pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara
rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time
frame.
c. Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan
rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan
guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh
karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa
yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat
fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah
rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%,"
ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar,
mengurangi biaya, dan lain-lain.
d. Menurut frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use
plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya
adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000
unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan
selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur,
peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
109
5.9 Sifat-sifat Perencanaan
R
encana yang baik harus memuat sifat-sifat sebagai berikut :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang
menerima sehingga penafsiran yang berbeda-beda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya bila
ada perubahan keadaan maka tidak semua rencana dirubah dan dimungkinkan diadakan
penyesuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun
keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap rencana harus ada dalam perimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan factor-faktor produksi
kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada
dalam organisasi.
5.10
Tujuan Perencanaan
S
tephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan.
Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer
maupun karyawan non manajerial.
Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa
mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
110
organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendirisendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian.
Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan,
meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun
rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan.
Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan
mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat
mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam
perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian.
Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja
perusahaan.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan
antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
5.11
D
Dasar-dasar Perencanaan
Asar- dasar dari perusahaan dalam membuat perencanaan adalah
1. Forecasting
Proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang. Forecasting terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
111
a. forecasting kualitatif: prediksi masa depannya menggunakan pendapat para ahli
b. forecasting kuantitatif: prediksi masa depannya menggunakan analisa data secara
matematis dan statistis (analisa time series, model ekonometri, survey statistik)
2. Penggunaan skenario
Meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang akan dtaang atau
keadaan peristiwa yang mungkin terjadi. Pengidentifikasian kemungkinan skenario
yang berbeda waktunya akan membantu organisasi beroperasi lebih fleksibel dalam
lingkungan yang dinamis.
3. Benchmarking
Perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus
kinerja dan menentukan kemungkinana tindakan yang dilakukan untuk masa yang
akan datang. Tujuan: untuk mengetahui apakah orang-orang dan organisasi bekerja
dengan baik dan merencanakan bagaimana menggabungkan ide-ide tersebut dalam
pengoperasiannya.
4. Partisipasi dan keterlibatan
Perencanaan partisipatif yang aktif: perencanaan di mana semua orang yang
mungkin akan memperngaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan membantu
mengimplementasikan perencanaan-perencanaan tersebut.
5. Penggunaan staf perencana
Fungsi staf perencana: bertanggung jawab dalam mengarahkan dan
mengkoordinasi sistem perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau untuk
salah satu komponen perencanaan yang utama.
112
5.12
Pendekatan Perencanaan
P
Endekatan yang harus dilakukan dalam pembuatan suatu perencanaan yang strategis
adalah :
1. Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk
melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk
mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi.
Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.
2. Perencanaan top-down dan perencanaan bottom-up
Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat
perencanaan
berdasarkan
tujuan
yang
telah
ditentukan
manajer
puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih
bawah tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat
manajer puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang
lebih rendah. Kelemahan: bila terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan
seluruh tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.
3. Perencanaan contingency
Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan
alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan
orisinil tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang
akan datang yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.
113
5.13
F
Faktor yang membatasi
Perencanaan
Aktor-faktor yang membatasi suatu perencanaan adalah :
1. Sulitnya meramal kondisi mendatang yang penuh dengan ketidak-pastian.
2. Adanya perubahan yang sangat cepat
3. Kekakuan internal
- Kekakuan psikologis
- Kekakuan karena adanya prosedur dan kebijakan
- Kekakuan sumber dana dan dana
4. Kekakuan eksternal
5. Waktu dan biaya
Gambar.5.1
Perencanaan tiap tingkatan manajemen:
FAKTOR WAKTU DAN PERENCANAAN :
TINGKAT MANAJEMEN
PERIODE PERENCANAAN
Manajer Puncak
(Presdir, Wk. Dir. GM, CEO)
Rencana jangka panjang > 3 th
Contoh : Apa Strategi Persaingan Persh.?
Apa Rencana Produk Baru?
Berapa Tk. Pertumbuhan yg Akan Dicapai?
Manajer Menengah
(Mgr. Fungsional, Kep. Dept,
Kep. Cabang)
Rencana jangka menengah 1-3 th
Contoh : Bagaimana memperbaiki schedul
dan koordinasi?, bagaimana memanfaatkan
Mgr. Lini pertama secara optimal?
Manajer Lini Pertama
Supervisor, Pemimpin kelompok
Manajer satuan
Rencana jangka pendek harian, mingguan,
bulanan s/d 1 tahun.
Contoh : Bagaimana mengimplementasikan
Kebijaksanaan? Penugasan kerja dan metoda
Kerja baru? Bagaimana menaikan efisiensi?
114
5.14
Perencanaan Strategis
P
erencanaan Strategis adalah proses mengidentifikasi tujuan organisasi dan tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategic Plans adalah rencana yang didesain untuk memenuhi sasaran organisasi secara
luas/jangka panjang
Gambar.5.2
Proses Rencana Strategis, dapat digambarkan Sbb:
Definisi filosofi
dan misi
Penerapan
pengawasan,
perbaikan dan
perbaikan rencana
Penyaringan
lingkungan eksternal
u/kesempatan &
ancaman
Pengembangan
rencana (strategi &
tujuan)
Penilaian kekuatan
& kelemahan
Internal
Peramalan organisasi
kemampuan dan
kesempatan dlm
lingkungan
115
Gambar.5.3
HIERARKI RENCANA ORGANISASI :
TUJUAN
RENCANA STRATEGIS
RENCANA OPERASIONAL
Rencana sekali pakai
Rencana berkelanjutan
Kebijakan
Program
Anggaran
Prosedur
standar &
Metode
Proyek
Peraturan
TUJUAN (Objective)
Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat
mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
KEBIJAKAN (policy)
Adalah suatu pernyataan untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap
tindakan untuk mencapai tujuan.
STRATEGI (Strategy)
Merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat yang disebabkan oleh
berbagai macam reaksi. Yang perlu dipertimbangkan
dalam membuat strategi : ketepatan
waktu, ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
116
PROSEDUR (Procedure)
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Prosedur
dibuat untuk memudahkan pelaksanaan semua aktivitas dalam organisasi.
ATURAN (Rule)
Adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur. Aturan-aturan
yang saling berkaitan dan dikelompokan menjadi satu golongan, disebut prosedur.
PROGRAM (Program)
Merupakan campuran antara kebijakan, prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai
dengan suatu anggaran (budget).
Gambar.5.4
Perbedaan Perencanaan Strategis dengan Perencanaan Operasional :
Perencanaan Opersional
Pokok bahasan
Sasaran
Batasan
Hasil yang diperoleh
Informasi
Organisasi
Kepemimpinan
Pemecahan masalah
Masalah-masalah
pengoperasian
Perencanaan Strategik
Kelangsungan
dan
pengembangan
jangka
panjang
Laba sekarang
Laba diwaktu yang akan
datang
Lingkungan sumber daya Lingkungan sumber daya
sekarang
waktu yang akan datang
Efisiensi dan stabilitas
Pengembangan
potensi
mendatang
Dunia bisnis sekarang
Kesempatan diwaktu yang
akan datang
Birokrasi/stabil
Kewiraswastaan/fleksibel
Konservatif
Mengilhami
perubahan
radikal
Berdasarkan pengalaman Antisipasi,
menemukan
masa lalu
pendekatan-pendekatan
baru.
Resiko rendah
Resiko tinggi
117
5.15 Hambatan Perencanaan Efektif
B
eberapa hambatan-hambatan yang terjadi dalam pembuatan perencanaan yang
efektif adalah:
1.
Ketidak sediaan dan ketidak mampuan para perencana untuk melakukan kegiatankegiatan perencanaan, karena :
2.
-
Kurang pengetahuan tentang organisasi
-
Kurang pengetahuan tentang lingkungan
-
Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
-
Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang
-
Biaya
-
Takut gagal
-
Kurang percaya diri
-
Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif
Keengganan para anggota organisasi untuk menerima perencanaan karena perubahan
yang ditimbulkannya.
5.16 Kelemahan Perencanaan Strategis
P
erencanaan yang strategis selain ada keuntungannya tetapi ada pula kelemahannya,
adapun kelemahan dari perencanaan adalah :
-
Pekerjaan yang tercakup pada perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata,
-
Perencanaan cenderung menunda kegiatan,
-
Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi,
-
Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara tidak konsisten.
118
Gambar 5.5
Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen Lainnya :
Pengawasan
Pengor
ganisasi
an
Staffing
Pengara
han
Perencanaan
5.17 Pembuatan Perencanaan Efektif
I
Implementasi strategi MODEL 7-S (diperkenalkan oleh perusahaan konsultan Mckinsey
& Co) dalam pembuatan perencanaan yang efektif adalah :
1. Struktur
Struktur organisasi adalah hal yang penting dalam proses perencanaan, karena
dalam strukltur akan terlihat jelas siapa yang akan atau yang berhak membuat
perencanaan yang efektif bagi organisasi atau perusahaan
2. Strategi
Dengan adanya pembuatan strategi perencanaan yang efektif
akan dapat
melaksanakan kegiatan organisasi / perusahaan secara efisien dan efektif
3. Sistem
Perencanaan yang efektif akan membuat system yang ada dapat berjalan dengan
baik sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara maksimal
119
4. Style
Perencanaan yang efektif akan mengambarkan gaya kepemimpinan apa yang akan
digunakan dalam menjalankan perencanaan tersebut
5. Staff
Dengan adanya pembuatan strategi perencanaan yang efektif akan terlihat
beberapa jumlah tenaga kerja / staff yang dibutuhkan didalam melaksanakan
kegiatan perusahaan
6. Skill
Dengan adanya pembuatan strategi perencanaan yang efektif akan terlihat jenis
keahlian apa yang dibutuhkan didalam melaksanakan kegiatan perusahaan
7. Sasaran Tingkat Tinggi
Pembuatan strategi perencanaan menjadi gambaran kearah / sasaran apa yang
akan diinginkan oleh perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang
maupun tujuan sasaran tingkat tinggi yang ingin dicapai perusahaan
120
Pertanyan :
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan ?
2. Apa perbedaan antara perencanaan strategis dengan perencanaan operasional ?
3. Apa yang menjadi hambatan dalam perencanaan suatu organisasi
4. Sebutkan unsur-unsur dari perencanaan
5. Sebutkan tahapan-tahapan dalam perencanaan, jelaskan
6. Sebutkan elemen-elemen dari perencanaan
7. Mengapa perencanaan itu sangat penting dalam kita melakukan suatu kegiatan?
8. Faktor yang membantasi perencanaan dalam kekakuan internal seperti kekakuan
spikologis, prosedur dan kebijakan dalam perusahaan dapat dicontohkan seperti apa
9. Perencanaan akan membatasi inisiatif dan inovasi karyawan, mengapa ?
10. Bagaimana cara membuat perencanaan yang efektif yang diperkenalkan oleh
perusahaan konsultan Mckinsey & Co yang terkenal dengan Model C-7 ?
11. Bagaimana tahapan-tahapan masing-masing tingkat manajemen dalam membuat
perencanaan ?
12. Bagaimana hubunngan perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya ?
13. Apa tujuan orang membuat perencanaan ?
14. Sebutkan sifat-sifat perencanaan yang anda ketahui ?
15. Bagaimana membuat perencanaan yg baik dengan pengembangan pemikiran kondisi
yang akan datang
16. Sebutkan indikator-indikator dalam pembuatan suatu perncanaan ?
17. Apa yang dimaksud dengan Protective Benefite ?
18. Menurut Tjoktoamidjojo ada 5 pokok yang perlu diketahui dalam perencanaan,
sebutkan
19. Apa manfaat dari filsafat perencanaan bagi perusahaan
20. Sebutkan manfaat perencanaan bagi perusahaan
121
122
BAB
6
PENGORGANISASIAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang organisasi dan teori organisasi, ciri organisasi, struktur
organisasi dan bentuk-bentuk organisasi berikut kekuatan dan kelemahanya,
lingkungan organisasi dan departemensasi.
6.1 Pengertian Organisasi
O
rganisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang
memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui
tindakan individu secara terpisah”.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai
macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang
oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen, dan pengorganisasian didefinisikan
sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumbersumber, dan lingkungannya.
Dalam Qur’an diterangkan bahwa Allah berfirman dalam surat QS. as-Shaf : 4 dikatakan
bahwa
(
ّ
4 : ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻘﺎﺗﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻠﻪ ﺻﻔﺎ ﻛﺄﻧﻬﻢ ﺑﻨﻴﺎﻥ ﻣﺮﺻﻮﺹ ) ﺍﻟﺼﻒ
-
Artinya "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (berjuang) dijalannya
dengan terorganisasi rapih, seperti sebuah bangunan yang tersusun kuat". (QS. as-Shaf : 4)
122
Dalam suatu hadits diterangkan :
ﻑ
ِ ﺍ َ ُﻣ ُﺮ ُﻫ ْﻢ ِﺑ ْﺎﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ ْﻭ: َﻓ َﻘﺎ َﻝ,ﺎﺱ
ُ ﺳﻠﱠ َﻢ
ُ ِﺇ ﱠﻥ َﺭِ ﺳﺌِ َﻞ َﻋ ْﻦ َﺧﻴ ِْﺮ ﺍﻟﻨﱠ
َ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﻪُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َﻭ
َ ﺳ ْﻮ َﻝ ﺍﻟﻠ ِﻪ
(3:4 ﺍﻟﻤﺮﺍﻏﻰ,َﻭﺍ َ ْﻧ َﻬﺎ ُﻛ ْﻢ َﻋ ِﻦ ْﺍﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ)ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ
Artinya : Rosulullah SAW ditanya tentang sebaik-baiknya manusia, maka sabdanya: Mereka
yang memerintah pada yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran (H.R. Abu Daud, Tafsier AlMaroghi 4 : 3)
ﺎﻡcccccﻞ ﺑﻨﻈcccccﻪ ﺍﻟﺒﺎﻁcccccﺎﻡ ﻳﻐﻠﺒcccccﻼ ﻧﻈcccccﻖ ﺑccccc)ﺍﻟﺤ
Artinya: Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebatilan
yang diorganisasi dengan baik.
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa untuk membentuk suatu kegiatan / organisasi maka perlu
perencanaan yang matang yang bertujuan untuk kebaikan kedepannya. Karena keberhasilan
akan dicapai apabila ada kebersamaan, tujuan yang jelas, komitmen dan struktur organisasi
yang jelas.
Dengan demikian berdasarkan definisi tersebut maka fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan
personil, finansial, materil dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
disepakati bersama.
Istilah pengorganisasian mempunyai berbagai macam pengertian. Istilah tersebut dapat
digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1.
Cara manajemen merancang struktur secara formal untuk penggunaan yang paling efektif
sumber daya- sumber daya yang ada seperti keuangan, bahan baku, mesin, dan tenaga kerja.
2. Bagaimana
organisasi
mengelompokkan
kegiatan-kegiatannya
,dimana
setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk
mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan,tugas-tugas dan para karyawan.
4.
Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan
dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisaian
merupakan
suatu
proses
untuk
merancang
struktur
formal,
mengelompokkan dan mengatur serta pembagian tugas atas pekerjaan di antara para anggota
organisasi, agar apa yang menjadi tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif.
123
Beberapa pendapat ahli tentang definisi organisasi :
1. Menurut James L. Gibson, John M Ivencevich, James H Donnely Jr :
“Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang
tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah”.
2. Menurut Stepahan P Robbins :
“Organisasi adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
3. Menurut Shafritz and Russel :
“Organisasi adalah kelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”
4. Menurut Chester Barnard :
“Organisasi adalah sebuah system aktivitas yang terkoordinasi secara sadar antara dua
orang atau lebih “.
5. Menurut Victor A Thompson :
“Organisasi adalah integrasi impersonal dan sangat rasional atas sejumlah spesialis
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati”.
6. Menurut Philip Selznick:
“Organisasi adalah suatu ekspresi structural dari kegiatan rasional “.
7. Menurut Henry 1988:71:
“Organisasi “didefinisikan” sesuai dengan konteks dan perpsektif orang yang
mendefinisikannya
8. Menurut Gibson & Ivencevih :
“Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan anggotanya mencapai tujuan yang
tidak dapat dicapai melalui tindakan individu yang terpisah
9. Menurut E.Weight Bakke :
“Organisasi adalah suatu system yang berkelanjutan atas kegiatan manusia yang
bermacam-macam dan terkoordinasi berupa pemanfaatan, perubahan dan penyatuan
sumber daya manusia, materi, modal, gagasan dan sumber daya alam untuk
memenuhi suatu kebutuhan manusia tertentu dan interaksinya dengan system-sistem
kegiatan manusia dan sumber-sumbernya yang lain, dalam suatu lingkungan tertentu
10. Menurut Gareth Morgan (1986) :
124
“Organisasi diibaratkan sebagai :sybernetics dan pemrosesan
a. Mesin ( aliran manajemen ilmiah dan teori birokrasi )
b. Organisme ( pendekatan system, teori kontingensi dan pandangan ekologi)
c. Jaringan otak ( organisasi dipandang sebagai system c ybernetics dan pemrosesan
informasi )
d. Budaya ( pandangan antropologi )
e. Suatu system politik
f. Suatu penjara spikis dimana para anggotanya selalu ditekan / dihambat
kebebasannya oleh organisasi
g. Suatu alat untuk mendominasi
11. Menurut Davis (1951) :
“Organization is any group of individual that is working toward some common end
under leadership.” (organisasi adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke
arah tujuan bersama dibawah kepemimpinan
Dalam Organisasi / perusahaan hubungan antar manusia (Human Relation atau Interpersonal
Relation) baik antara pimpinan dengan bawahan, atasan dengan atasan, perusahaan dengan
relasi kerja, maupun antar karyawan dengan karyawan terdapat dua macam hubungan yaitu :
1. Hubungan Formal yaitu hubungan yang timbul dikarenakan adanya organisasi
(Formal Relation).
2. Hubungan Informal yaitu hubungan yang berada diluar hubungan resmi atau diluar
kedinasan (Informal Relation)
Agar organisasi dapat berjalan dengan baik dan mampu bersaing dengan dunia luar ( arus
globalisasi ) maka hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Adanya komitmen dari para pengelola organisasi baik dari tingkat top management
hingga low management untuk membangun kepuasan serta citra nilai yang baik
kepada dunia luar
2. Organisasi yang berhasil adalah organisasi mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan yang terjadi secara terus menerus.
3. Dapat menjalankan visi dan misi orgnaisasi dengan baik dan dapat menyesuaikan
dengan perkembangan yang ada.
Dalam Qur’an dikatakan dalam surat (Q.S. Ar-Ra’du; 11) dikatakan bahwa :
125
(ﻬﻢccccccﺎ ﺑﺄﻧﻔﺴccccccﻴﺮﻭﺍ ﻣccccccﺘﻰ ﻳﻐccccccﻮﻡ ﺣccccccﺎ ﺑﻘccccccﻴﺮ ﻣcccccc)ﺇﻥ ﷲ ﻻﻳﻐ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengobah sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’du; 11)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebelum kita melakukan suatu kegiatan maka kita
harus mengetahui apa yang menjadi tujuan kita untuk itu kita perlu menentukan visi
dan misi dari kegiatan kita .
A.
MISI
Misi adalah cita-cita atau bentuk ideal suatu organisasi atau tim kerja di masa
depan.Misi sering diartiakan sebagai cita-cita besar yang merupakan bentuk
idaman suatu organisasi. Sebagai contoh :
misi bangsa Indonesia adalah
“Mencapai Masyarakat Adil dan Makmur”.
B.
VISI
Pengertian Visi adalah pandangan jauh kedepan yang tidak terlihat dengan
mata telanjang atau kemampuan sesorang yang dapat meramalkan kejadian
atau sesuatu yang belum tampak. Visi juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk membayangkan dengan mata batin bagaimana bentuk atau
wujud organisasi dimasa depan. Contoh Walt Disney. Dengan kemampuan
imajinasinya ia berkhayal untuk mewujudkan taman bermain anak-anak dan
keluarganya dalam wujud sebuah dunia yang belum pernah mereka bayangkan
sebelumnya.
Adapun manfaat visi bagi individu maupun bagi organisasi adalah sebagai berikut :
1.Visi Membuat Pekerjaan Menyenangkan
Rasa gembira akan menyelimuti hati kita ketika berhasil menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan sukses.
2.Visi Memberi Nilai Tambah Pada Pekerjaan
Bila visi berperan, maka keberhasilan akan tampak pada setiap pekerjaan yang kita
lakukan walau kecil sekalipun.
126
3. Visi Meramalkan Masa depan.
Orang yang mempunyai visi besar memiliki semangat ekstra untuk mencapai masa
depanya.
4. Visi Menciptakan Kreativitas
Salah satu peran penting visi adalah mendorong setiap anggotanya untuk berfikir
dan bertindak kreatif. Visi adalah cita-cita yang mendorong kita untuk maju dan
membuat kita kreatif menggunakan sumber daya kita untuk mencapai impian.
JADI PENGORGANISASIAN (Organizing) meliputi proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya.
6.2 Teori Organisasi
A
da 9 macam teori organisasi dalam manajemen yang sering kita kenal dalam
lingkungan kegiatan yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi birokrasi, teori
organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses, teori organisasi
kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori
organisasikontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi,
atau teori struktural. Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya :
(1) prinsip penetapan tujuan yang jelas.
(2) prinsip kesatuan perintah.
(3) prinsip keseimbangan.
(4) prinsip pendistribusian pekerjaan.
(5) prinsip rentangan pengawasan.
(6) prinsip pelimpahan wawasan.
(7) prinsip departementasi.
(8) prinsip penetapan pegawai yang tepat.
(9) prinsip koordinasi dan
127
(10) prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
2. Teori Birokrasi
Pada dasarnya teori
organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian
sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan
status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu
berdasarkan kepada peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas
3. Teori Human Relations
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori
hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan
hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan
pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas
hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain
yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk
mendapatkan suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku
Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku
anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya
organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
5. Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang
yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti
128
dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip
yang bersifat umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung
sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga
mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai
secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan
dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan organisasi.
Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari
kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian
motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan
keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat
disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau
kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program - progam
untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan
dengan baik dan lancer apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan
129
memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis
sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori
dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.:
Beberapa pendapat tentang teori organisasi Menurut Beberapa Pakar :
a.Menurut G.R Terry :
Pengorganisasian dalam pengertian real ( real sense ) menunjukkan hubungan antar
manusia sebagai akibat organisasi.
Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit – unit /
departemen - departemen kerja.
b. Menurut Drs. M. Manullang :
Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan
yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan
penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan
orang-orang dapat bekerja bersama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Organisasi dalam arti statis adalah setiap gabungan yang bergerak ke arah tujuan
bersama, dengan istilah popular adalah struktur organisasi atau bagan organisasi. Jadi
organisasi dalah arti dinamis disebut pengorganisasian, dalam arti statis disebut organisasi.
c. Menurut Drs. Soekarno K. :
Organisasi
sebagai alat manajemen
adalah
wadah, tempat manajemen, sehingga
memberikan bentuk bagi manajemen yang memungkinkan manajer dapat bergerak. Jadi,
sama dengan organisasi dalam arti statis.
Organisasi sebagai fungsi manajemen ( organisasi dalam pengertian dinamis) adalah
organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas
tertentu. Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu mengadakan pembagian
pekerjaan.
130
d. Menurut Koontz & O’Donnel
Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan - kegiatan
yang diperlukan untuk tujuan perusahaan, pengelompokkan kegiatan tersebut ke dalam
suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer,serta melimpahkan wewenang untuk
melakukannya.
e. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian :
Organisasi ialah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut
bawahan.
f. Menurut James D. Mooney :
Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
g. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro :
Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan tertentu.
Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli tentang organisasi, maka dapat
disimpukan tentang aspek-aspek penting dari definisi-definisi dari definisi organisasi di atas
adalah :
1. Adanya kelompok orang yang bekerja sama.
2. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai
3. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Adanya penetapan dan pengelompokkan pekerjaan
5. Adanya wewenang dan tanggung jawab
6. Adanya pendelegasian wewenang
7. Adanya hubungan (relationship) satu sama lain
8. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
9. Adanya tata tertib yang harus ditaati.
131
6.3 Asas-asas Organisasi
A
gar suatu organisasi/ perusahaan dapat berjalan dengan baik harus diperhatikan halhal sebagai berikut :
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas,
2. Organisasi harus ada kesatuan komando,
3. Organisasi harus melaksanakan pembagian kerja, dengan syarat :
a. The right man in the right place. Menurut Drs. I.G. Wursanto :
Adalah mengusahakan efisiensi kerja yang baik.
Efisiensi kerja diperoleh apabila penempatan tenaga kerja sesuai dengan bidang dan
keahliannya masing-masing.
Sebagaimana dalam hadist HR. Thabrani, Nabi telah bersabda:
(ﻪcccccﻞ ﺃﻥ ﻳﺘﻘﻨcccccﺪﻛﻢ ﺍﻟﻌﻤcccccﻞ ﺃﺣcccccﺐ ﺇﺫﺍ ﻋﻤccccc)ﺇﻥ ﷲ ﻳﺤ
Artinya: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan , dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas. (HR. Thabrani).
b. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab dalam pekerjaan.
Dan dalam Al-Qur’an dalam surat . (Al-Insyirah; 7-8)Allah berfirman,
(ﺐccccccﻚ ﻓﺎﺭﻏccccccﻰ ﺭﺑccccccﺐ ﻭﺇﻟccccccﺖ ﻓﺎﻧﺼcccccc)ﻓﺈﺫﺍﻓﺮﻏ
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu
berharap. (Al-Insyirah; 7-8)
c. Memperhatikan Span of Control.
(ﺮﺍﻳﺮﻩcccccﺎﻝ ﺫﺭﺓ ﺷcccccﻞ ﻣﺜﻘcccccﻦ ﻳﻌﻤccccc ﻭﻣ.ﻴﺮﺍﻳﺮﻩcccccﺎﻝ ﺫﺭﺓ ﺧcccccﻞ ﻣﺜﻘcccccﻦ ﻳﻌﻤccccc)ﻓﻤ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah; 7-8)
132
4. Organisasi harus ada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (Delegation of Authority
and Responsibility).
5. Tersedianya sarana dan prasarana.
6.4 Ciri-ciri Organisasi
C
iri-ciri suatu kelompok kegiatan dapat dikatakan suatu organisasi/ perusahaan
apabila memiliki hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya sekelompok orang :
-
Kepentingan individu
-
Kepentingan kelompok
-
Kepentingan organisasi
2. Antar hubungan, dan
3. Adanya kerjasama yang didasarkan atas hak kewajiban dan tanggung jawab masingmasing orang untuk mencapai tujuan.
Menurut
Nicholas Henry, 1988:73 mengemukakan bahwa organisasi mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a.
Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai manusia
b.
Punya hubungan sekunder ( impersonal )
c.
Punya tujuan yang khusus dan terbatas
d.
Punya kegiatan kerjasama pendukung
e.
Terintegrasi dalam system social yang lebih luas
f.
Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya
g.
Sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan
Ada beberapa kiat menciptakan organisasi yang Islami yang pernah dilakukan oleh baginda
Rasulullah SAW yang perlu kita contoh dan kita lakukan saat ini yaitu :
1. Adanya kebersamaan
2. Adanya keikhlasan di dalam mengelola
3. Dikerjakan secara sungguh-sungguh ( mujahadah )
4. Adanya pengorbanan
133
DESAIN ORGANISASI
Langkah pertama yang sangat penting dalam pengorganisasian setelah proses perencanaan
adalah proses mendesain organisasi.
Desain Organisasi adalah proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk
memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan
tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut.
6.5 Struktur dan Bagan Organisasi
M
enurut Robert H. Miles :
Struktur Organisasi adalah pengaturan antar hubungan bagian-bagian dari
komponen dan posisi dalam suatu perusahaan/organisasi. Struktur organisasi
menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatankegiatan saling terkait, dalam beberapa hal juga menunjukan tingkat-tingkat spesialisasi dari
kegiatan kerja. Disamping itu juga menunjukan hierarki dan kewenangan dan menunjukan
pula tata hubungan laporan.
Menurut T. Hani Handoko :
Struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
suatu organisasi.
Kesimpulannya : bahwa struktur organisasi adalah susunan formal dan mekanismemekanisme dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan
susunan sebagai perwujudan hubungan-hubungan antar komponen-komponen, bagian-bagian,
fungsi-fungsi, kegiatan-kegiatan dan posisi-posisi juga menunjukan tingkat spesialisasi
kegiatan kerja.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut
134
1.
Strategi organisasi
untuk mencapai tujuannya. Dimana strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para
manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat di pengaruhi strategi,sehingga berubah maka
struktur organisasi juga berubah.
2. Tekhnologi yang digunakan. Contoh perusahaan mobil memerlukan tingkat standarisasi
dan spesialisasi yang lebih tinggi di banding industry pakaian.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4. Ukuran organisasi,yang apabila semakin besar ukuran organisasi,struktur organisasi akan
semakin kompleks dan harus di pilih bentuk struktur yang tepat.
Ada 5 unsur struktur dalam organisasi yang banyak digunakan oleh perusahaan maupun
departemen yaitu :
1. Spesialisasi Kegiatan
2. Standarisasi Kegiatan
3. Koordinasi Kerja
4. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan
5. Ukuran Satuan Kerja.
BAGAN ORGANISASI
Bagan organisasi menggambarkan 5 (lima) aspek utama struktur organisasi :
1. Pembagian kerja
2. Manajer dan bawahan
3. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan bagian-bagian kerja
5. Tingkatan manajemen
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian
kerja pada suatu organisasi atau pemerintahan. Pedoman-pedoman tersebut diantaranya
adalah:
a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial,
Misalnya wilayah timur, barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain
sebagainya.
b. Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi,
misalnya pada komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil,
135
pemasangan rem mobil, pemasangan ban mobil, pengaman dan lainnya.
c. Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani,
misalnya adalah langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau
non
pemerintahan,
karyawan
dengan
perusahaan
dan
sebagainya.
d. Pembagian kerja atas dasar fungsi rangkaian kerja,
misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
e. Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi,
yakni: Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari
organisasi tersebut.Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan
berkaitan dengan yang lainnya.Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana
unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari
beban kerja maupun hubungan kerja.Secara garis besar akan berpengaruh pada
aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut. Menurut Durkheim, pembagian kerja
adalah sesuatu yang memiliki makna tersendiri dalam perkembangan sosial.
Pembagian kerja adalah bagian dari fakta sosial yang bersifat material, dalam hal ini
yang menggambarkan tingkat dan batasan tanggung jawab maupun kewenangan. Ide
dasarnya berangkat dari sebuah idea type masyarakat atau pemilahan berdasarkan
tataran perubahan masyarakat. Dalam hal ini, evolusi sosial berkembang dari
masyarakat yang bertumpu pada solidaritas mekanis atau masyarakat yang hubungan
dan bangunan solidaritasnya berdasarkan tali ikatan tradisional, menuju masyarakat
yang bertumpu pada solidaritas organis yaitu masyarakat yang berkembang atas dasar
pembagian kerja. Durkheim menyatakan bahwa, “Hukum sejarah menunjukkan
bahwa solidaritas mekanis yang dari mulanya muncul sendiri secara cepat kehilangan
dasar pijakannya, dan solidaritas organis datang menggantikannya sedikit demi sedikit
dan kemudian menjadi lebih kuat
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain
struktur, antara lain:
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi membagi-bagi ke
dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
136
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan.
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada
siapa.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.
Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
Beberapa disain organisasi yang umum digunakan saat ini yaitu :
1. Struktur sederhana
Struktur
sederhana
adalah
sebuah
struktur
yang
dicirikan
dengan
kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat
pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak
dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang
satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin
dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di
mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai
tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di
puncak.
2. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
137
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang
terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi
yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit
fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya
adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang
untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi
masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan
terprogram yang mapan.
3. Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian
dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk . Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada
penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan
produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis
fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai
anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian
yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis
untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaranKarakteristik
struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan
komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer
departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai
komando ganda.
Faktor penentu struktur organisasi
Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang
lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi
menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
138
1.
Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam
strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan
mendukung perubahan ini.Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada
tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang
berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa
baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang
menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi
dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah
strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah
viabilitas terbukti.
2. Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara
signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar
yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi,
departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi
kecil.Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi
struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang
penting saat organisasi meluas.
3. Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi
output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah
sumber daya finansial SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa
4. Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatankekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.
Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan
peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
139
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu
berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak
kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru,
tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas
dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi.
Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi
para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah
sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba
meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan
adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
6.6 Bentuk-bentuk Organisasi
B
agan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi
yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan lima aspek
utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
1. Bentuk organisasi lini (Line Organization),menurut Henry Fayol
Ciri-cirinya :
Organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit, pemilik = pimpinan tertinggi, hubungan
bersifat langsung, tingkat spesialisasi rendah, saling mengenal, tujuan yang ingin dicapai
sederhana, susunan organisasi tidak rumit, alat yang dibutuhkan sangat sederhana dan
produksi belum beraneka ragam. Dalam tipe organisasi garis, kekuasaan berjalan secara
langsung dariatasan kepada bawahan, langsung dari manajemen/manajer kepadaorangorang/pegawai, sampai setiap orang tercakup di dalamnya. Suatuperintah datang dari
atasan kepada bawahannya dalam garis langsung.Organisasi lini adalah suatu bentuk
140
organisasi yang di dalamnyaterdapat garis wewenang, yang menghubungkan langsung
secara vertical antara atasan dengan bawahannya.
Gambar 6.1
Organisasi Lini
Direktur
Kepala Produksi
Pekerja A
Kep. Pemasaran
Pekerja B
Pekerja C
Pekerja D
Kebaikannya :
-
Kesatuan komando terjamin sangat baik, karena pimpinan berada dalam satu tangan
-
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang masih sedikit.
-
Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi, karena sudah saling mengenal.
Kelemahannya :
-
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, sehingga apabila orang itu tidak mampu
maka organisasi terancam bubar.
-
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter
-
Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Bentuk organisasi fungsional (Fungtional Organization) F.W. Taylor
Adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat hubungan yang tidak terlalu
menekankan kepada hierarki struktural, akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat
dan jenis fungsi yang perlu dijalankan. Organisasi fungsional disusun atas dasar tugas
yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian
tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
141
Gambar 6.2
Organisasi Fungsional
Presiden Direktur
Dir. Perencanaan
Proyek
A
Dir. Teknik
Proyek
B
Dir. Peralatan
Proyek
C
Proyek
D
Kebaikannya :
-
Spesialisasi para karyawan dapat digunakan semaksimal mungkin
-
Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi sejenis pada umumnya tinggi.
-
Koordinasi antara orang yang menjalankan satu fungsi mudah dilaksanakan.
Kelemahannya :
-
Ada kecenderungan bagi para karyawan terlalu menspesialisasikan diri dalam suatu
bidang kegiatan tertentu, sehingga sering sukar untuk mengadakan tour of duty atau tour
of area tanpa melalui pendidikan dan pelatihan yang intensif terlebih dahulu.
-
Orang yang bergerak dalam satu bidang tertentu cenderung untuk mementingkan
fungsinya saja, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan dan oleh
karenanya sukar untuk menggerakan organisasi sebagai total system.
3. Bentuk organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization) Harrington Emerson.
Orang-orang yang ada dalam organisasi dibagi kedalam 2 kelompok :
1. Kelompok Lini (Line Personnel), yaitu kelompok orang yang melaksanakan tugastugas dalam organisasi, berhak mengeluarkan perintah dan mengambil keputusankeputusan terakhir.
2. Kelompok Staff atau pembantu (Staff Personnel), yaitu kelompok orang-orang yang
ahli/penunjang seperti orang-orang pada sekretariat, bagian peralatan/perlengkapan.
Kelompok orang ahli, ada 2 jenis yaitu : Asisten pribadi dan Asisten ahli.
142
Gambar 6.3
Organisasi Lini dan staf
Direktur
Utama
Staf
Manajer
Produksi
Manajer
Pemasaran
Staf
Unit
A
Unit
B
Staf
Unit
C
Unit
D
Unit
E
Unit
F
Kebaikannya :
-
Ada pembagian tugas yang jelas bagi setiap orang
-
Spesialisasi dalam pekerjaan dapat berkembang
-
Bakat setiap orang lebih mudah berkembang dengan adanya spesialisasi
-
Disiplin kerja cukup tinggi.
Kelemahannya :
-
Mudah timbul perselisihan dalam pekerjaan, karena adanya dua kelompok yang berbeda
kewenangannya
-
Dapat mengganggu kelancaran tugas. Misalnya tindakan kelompok lini tidak selamanya
sesuai dengan nasihat dari kelompok staff, atau kelompok staff yang kadang-kadang
bertindak seperti orang dari kelompok lini.
143
4.Bentuk organisasi komisaris (Commision Organization)
Gambar 6.4
Organisasi Komisaris
Dewan
Komisaris
Ketua Dewan
Komisaris dan Ketua
Pelaksana Perusahaan
Presiden
Direktur
Manajer
Administrasi
Manajer
Pemasaran
Manajer
Utang/Piutang
Kepala Biro
Personalia
Manajer
Keuangan
Kepala Biro
Hukum
Kebaikannya :
-
Prinsip musyawarah berjalan dengan baik
-
Keputusan yang diambil dapat memuaskan semua pihak
-
Kemungkinan seseorang untuk bertindak sendiri atau secara diktator sangat kecil.
Kelemahannya :
-
Proses pengambilan keputusan biasanya memakan waktu lama dan biaya yang cukup
tinggi
-
Pelaksanaan kerja dapat macet karena banyaknya pimpinan yang mempunyai
wewenang yang sama.
144
5.Bentuk Organisasi Matriks (Matrix Organization)
Bentuk ini mencerminkan adanya koordinasi antar departemen/bidang/bagian yang ada
dalam organisasi. Bentuk ini bayak dipakai oleh perusahaan konstruksi/kontraktor, kantor
akuntan, perusahaan konsultasi dan organisasi-organisasi yang bekerjanya dengan banyak
proyek yang memerlukan prestasi teknis tinggi serta membutuhkan keterampilan dan
keahlian khusus.
Kebaikannya :
-
Memaksimumkan efisiensi penggunaan tenaga-tenaga fungsional dan struktural
-
Fleksibel dan membantu perkembangan kreativitas
-
Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan-kegiatan
perusahaan yang bermacam-macam dengan orientasi proyek
-
Membebaskan manajemen puncak dari perencanaan
Kelemahannya :
-
Pertanggungjawaban ganda dapat menciptakan kebingungan dan kebijaksanaankebijaksanaan yang kontradiktif
-
Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical
-
Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan perorangan
-
Mendorong timbulnya pertentangan kekuasaan
-
Mengandung resiko timbulnya anarki.
Menurut henry G Hodges, terdapat empat bentuk bagan organisasi, yaitu :
1.
Bentuk pyramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan karena sederhana,jelas dan
mudah di mengerti.
2.
Bentuk vertikal. Bentuk vertical agak menyerupai bentuk pyramid, yaitu dalam
pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah.hanya bagan vertical berwujud tegak
sepenuhnya.
3.
Bentuk horizontal,dimana wewenang dan tanggungjawab di gambarkan dari kiri ke
kanan.
4.
Bentuk lingkaran,bagan in menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan
jabatan lain.
145
6.7 Departemensasi
D
epartementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan organisasi yang akan
diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Efesiensi kerja tergantung
kepada
keberhasilan integrasi satuan
penentuan
cara
bagaimana
yang
bermacam
dalam
organisasi. Proses
kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis
untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan
bentuk dasar departementasi.Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan,
dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi,
dan bagian operasi.Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi
mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan yang berkaitan kebaikan dan kelemahan departemen.
a. Departementasi Fungsional
Kebaikannya :
1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
2. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
3. Memusatkan keahlian organisasi.
4. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak
5. Tugasnya jelas
6. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
7. Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas
8. Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan
Kelemahannya :
1. Menciptakan konflik antar fungsi.
2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
3. Umpan balik yang lambat.
4. Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
5. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
146
6. Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas
7. Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem
8. Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki
b. Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktordasar
pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau
oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas
divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana
tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Kebaikan dan Kelemahan Departementasi Devisional
Kebaikan :
1. Semua kegiatan
ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan dikelompokan
menjadi satu dibawah seorang kepala.
2. Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara.
3. Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat.
4. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat denganlingkungan divisi
yang khas
5. Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggung
jawaban atas prestasi kerja.
6. Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas.
7. Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
8. Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan :
1. Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan
konflik antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa besar delegasi wewenang diberikan.
3. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead
perusahaan.
4. Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi.
147
5. Masalah duplikasi sumber daya dan perlatan yang tidak perlu
6. Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehinggaterjadi
pengulangan dalam pengatasannya
7. Target divisi bisa mengalahkan target organisasi
8. Konflik antar divisi bisa terjadi, bila terjadi problem organisasi,
c. Organisasi Proyek dan Matrik
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan
mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan
menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi,
juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan
orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
Struktur organisasi proyek menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai
tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin paraanggota
tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing –
masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek barumaka
mereka ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua
atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional,
yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau
horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek,
sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang
Kebaikan dan Kelemahan Organisasi Proyek dan Matriks
Kebaikan :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas karyawan
serta fleksibilitas kepada
organisasi.
3. Melibatkan motivasi dan
menantang karyawan serta memperluas
manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang
pandangan
akhirnya membebaskan
manajemen puncak untuk perencanaan.
4. Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dan
148
orientasi proyek.
5. Mampu mengombinasi kelebihan pola fungsional dan divisional
6. Menekankan pada teknik dan pasar
7. Memerlukan sejumlah manager yang mampu menangani personil bidang teknik dan
pemasaran
Kelemahan :
1. Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2. Memerlukan koordinasi vertikal dan horisontal.
3. Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi.
4. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki.
5. Sangat mahal untuk di implementasikan.
6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
7. Sangat mahal
8. Kesatuan komando bisa hilang karena individu memiliki lebih dari satu supervisor.
6.8 Lingkungan Organisasi
L
ingkungan Eksternal (External Environment) Yaitu semua elemen diluar organisasi
yang relevan untuk operasinya, termasuk elemen tindakan langsung dan tindakan
tidak langsung.
1. Elemen tindakan langsung (Direct action elements) Yaitu elemen dari lingkungan yang
secara langsung mempengaruhi aktivitas sebuah organisasi.
Direct action elements :
-
Para pesaing (competitor)
-
Langganan (Customer)
-
Pasar tenaga kerja (labour supply)
-
Lembaga-lembaga keuangan
-
Para penyedia (supplier)
-
Perwakilan-perwakilan pemerintah
149
2. Elemen tindakan tidak langsung (Indirect action elements) yaitu elemen lingkungan
eksternal yang mempengaruhi iklim tempat aktivitas organisasi berlangsung, tetapi tidak
langsung mempengaruhi organisasi.
Indirect action elements :
-
Perkembangan teknologi
-
Variabel-variabel ekonomi
-
Lingkungan social – kebudayaan
-
Variabel-variabel politik – hukum
-
Dimensi internasional
Peran Manajer dalam organisasi / perusahaan:
-
Usaha mempengaruhi lingkungan ekstern mikro/direct action elements
-
Peramalan (forecasting) dan lingkungan ekstern makro/indirect action elements
-
Perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan
Tugas seorang Manajer dalam organisasi / perusahaan :
Mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan bereaksi terhadap
kekuatan-kekuatan lingkungan.
Kualitas Manajer dalam organisasi
a. Memiliki Integritas yang tinggi
b. Memiliki Antusiasme yang tinggi
c. Kehangatan dalam arti kelenturan dalam membina hubungan pribadi dengan setiap
anggota kelompok menjadi kekuatan seorang pemimpin.
d. Ketenangan dalam mengambil keputusan pada situasi sulit sekalipun
e. Tegas dan adil merupakan ciri kualitas pemimpin yang dituntut agar dapat membina
kelompok kerja sesuai yang diharapkan
Tanggung Jawab Sosial Manajer dalam organisasi
Tanggung jawab social berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan
ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial merupakan tugas
yang harus dilakukan oleh para manajer, karena merupakan syarat utama bagi berhasilnya
perusahaan, terutama untuk jangka panjang.
150
1. Kepekaan Social Perusahaan (corporate social responsiveness)
Adalah teori tanggung jawab sosial yang memusatkan perhatian tentang cara
perusahaan menanggapi masalah dan bukan mencoba menentukan tanggung jawab
social yang utama.
2. Prestasi Sosial Perusahaan (corporate social performance)
Yaitu sebuah teori tunggal mengenai tindakan social korporasi mencakup prinsipprinsip social, proses dan kebijakan.
Manajer dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip kontrak social dalam berbagai
proses pembuatan keputusan dan dalam kebijakan perusahaan mereka. Keputusan dan
kebijakan mereka dapat mencerminkan satu dari empat pendirian :
1. Reaktif, artinya perusahaan memberikan respons pada isu social hanya setelah isu itu
membahayakan perusahaan.
2. Defensif, artinya perusahaan bertindak untuk menangkis tantangan yang terjadi.
3. Akomodatif, artinya perusahaan menyesuaikan diri dengan persyaratan pemerintah
dan opini publik.
4. Proaktif, artinya perusahaan mengantisipasi tuntutan yang belum dibuat.
151
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi
2. Apa tujuan orang membentuk organisasi
3. Apa yang menjadi peran manajer / pimpinan dalam organisasi
4. Jelaskan pengertian organisasi menurut Stephan P Robbin ?
5. Mengapa organisasi itu sangat penting dalam
membuat kegiatan
agar
berjalan dengan baik?
6. Apa yang menjadi suatu hambatan yang membuat organisasi itu tidak berjalan
dengan baik
7. Apa yang dimaksud dengan departemen ?
8. Apa kebaikan dan kelemahan dari departemen fungsional
9. Sebutkan 10 prinsip yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi
10. Menurut Henry G Hodges stuktur organisasi digambarkan dalam 4 bentuk
jelaskan ?
11. Apa yang dimaksud dengan organisasi proyek dan matrik
12. Sebutkan unsur-unsur sebuah organisasi !
13. Apa yang dimaksud dengan hubungan formal dan informal dalam organisasi ?
14. Apa yang dimaksud Visi dan Misi, jelaskan !
15. Dalam manajemen ada 9 macam teori organisasi, sebutkan yang dimaksud
dengan teori tersebut
16. Dalam teori Birokrasi, organisasi dalam mencapai tujuannya harus memiliki
beberapa strategi, sebutkan dan jelaskan
17. Apa yang dimaksud dengan organisasi menurut Drs M Manullang
18. Menurut Prof DR Mr S Pradjudi, hal-hal penting yg harus dilakukan
perusahaan dalam membuat struktur dan job description dipengaruhi oleh
beberapa aspek, sebutkan
19. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan asas-asas
organisasi ?
20. Sebutkan ciri-ciri dari sebuah organisasi
152
153
BAB
7
PENGARAHAN DAN MOTIVASI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang pengarahan dan motivasi ,faktor-faktor motivasi,
pandangan tentang motivasi dan implikasi dari teori tentang motivasi.
7.1 Pengertian
B
erhasil tidaknya suatu organisasi tergantung dari pada bagaimana seorang
pemimpin dapat memberikan arahan, dan motivasi kepada bawahannya dan rekan
sekerjanya.Hal ini dapat dilihat dari pemikiran manajemen di zaman Rosullullah
dimana beliau lebih menekankan perilaku kepemimpinan dengan melakukan :
1. Adanya pembinaan dari dalam
2. Adanya contoh Keteladanan
3. Adanya penekanan pada tujuan
Seperti dalam riwayat Buchori dan Muslim :
2. ()ﻛﻠﻜ))))ﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻛﻠﻜ))))ﻢ ﻣﺴ))))ﺆﻝ ﻋ))))ﻦ ﺭﻋﻴﺘ))))ﻪ
3.
Artinya ” setiap kamu adalah pemimpin dan setip pemimpin akan diminta
pertanggung jawabannya mengenai orang yang dipimpinnya ( riwayat buchari dan
muslim )
Dari hadist tersebut dijelaskan bahwa pada dasarnya setiap manusia itu adalah pemimpin,
maka ketika pemimpin tersebut baik untuk diri sendiri maupun untuk organisasinya diakhir
pekerjaannya maka akan diminta pertangung jawaban atas apa yang telah dilakukan dimasa
153
kepemimpinannya untuk itu suri tauladan, tujuan dan pembinaan dalam organisasi perlu
dilakukan oleh seorang pemimpin
Untuk itu sebagai seorang pemimpin yang baik maka seorang pemimpin harus memahami
bawahannya dan memahami kharakter manusia yang memiliki dimensi :
1. Etis ( apa yang diperbuat dan kebebasan mengambil keputusan yang bertanggung
jawab).
2. Estetis
(
menangkap
gejala
dan
peristiwa
alam
dan
social
kemudian
mengungkapkannya dalam seni )
3. Religius ( apa yang diharapkan dan penghayatan terhadap supranatural )
4. Epistemologis ( Apa yang bias dikenal dan bagaimana suatu bias terjadi )
7.2 Pengarahan
P
engarahan atau Directing adalah mengintegrasikan usaha-usaha anggota suatu
kelompok sedemikian rupa, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan
kepada mereka, tujuan-tujuan individual dan kelompok akan tercapai.
Untuk menjamin agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai, maka diperlukan pengarahan
dalam bentuk informasi atau instruksi-instruksi dari pimpinan, sehingga tugas-tugas yang
akan dilakukan oleh individu-individu dalam kelompok akan berhasil. Keberhasilan seorang
pimpinan atau manajer adalah kemampuannya dalam memotivasi, mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya.
Pengertian pengarahan sendiri yaitu kegiatan untuk menggerakkan atau mengarahkan
orang lain supaya bisa dan dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang di
inginkan. Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada
anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota
juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain,
apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka. Dengan demikian
dengan adanya pengarahan
yang dilakukan pimpinan maka apa yang menjadi tujuan
perusahaan dapat tercapai, seperti yang tercantum dalam Al Qur’an Surat ar-rad : 11
dikatakan :
154
ﺇِ ﱠﻥ ﺍﻟﻠﱠﻪَ ﻻ ﻳُﻐَ ِﻴّ ُﺮ َﻣﺎ ِﺑﻘَ ْﻮ ٍﻡ َﺣﺘﱠﻰ ﻳُﻐَ ِﻴّ ُﺮﻭﺍ َﻣﺎ ِﺑﺄ َ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ْﻢ....
Artinya “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu
sendiri yang merubahnya.”
Dari keterangan diatas maka terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan dalam
pencapaian tujuan perusahaan diantarnya :
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
4) memotivasi
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi
bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para
bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan
koreksi jika diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari
para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan
jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
Didalam suatu perusahaan, sebagai seorang pemimpin atau manajer dalam
menjalankan tugasnya sebelum memberikan arahan dan motivasi kepada karyawannya maka
harus mengetahui tipe-tipe manusia yang dapat diklasifikasikan dalam 5 tipe yaitu :
1. Tipe manusia Politik
Adalah manusia yang
mengejar kekuasaan, karena kekuasaan identik dengan
kekayaan dan kenikmatan, dan memandang dunia sebagai arena perebutan kekuasaan.
Persepsinya apabila menang artinya memegang kekuasaan sedangkan kalah artinya
mereka yang dikuasai
2. Tipe manusia Ilmuwan
Mengejar kemajuan dan meningkatkan kebudayaan karena kebudayaan adalah wujud
keberhasilan manusia mengelola alam dan social, memandang dunia sebagai wacana
penelitian. Persepsi benar artinya sesuai pikiran dan kenyataan sedangkan salah
artinya tidak sesuai dengan pikiran dan kekayaan.
155
3. Tipe manusia bisnis
Mengejar keuntungan karena identik dengan kekayaan dan kenikmatan, memandang
dunia sebagai arena laba
. Persepsinya laba artinya keuntungan atau keberhasilan sedangkan kerugian artinya
kegagalan
4. Tipe manusia Rohaniawan
Mengejar kebaikan dan kebahagiaan karena itu tujuan manusia paling mulia,
memandang dunia sebagai arena kebaikan. Persepsinya baik artinya sesuai hati nurani
sedangkan buruk artinya tidak sesuai dengan hati nurani
5. Tipe manusia biasa
Mengejar pekerjaan karena memandang dunia sebagai arena mencari kerja.
Persepsinya upah layak artinya sesuai dengan kebutuhan hidup yang layak pada
umumnya dan upah tidak layak artinya kemiskinan, penderitaan dan kesengsaraan.
Dari tipe-tipe tersebut maka kita dapat menentukan peran ( pola perilaku yang ditentukan
oleh suatu system yang lazim ) yang sesuai dengan system tertentu dimana ia melibatkan
diri. Peran yang tidak jelas akan menimbulkan problem atau masalah. Dan untuk
menyelesaikan masalah tersebut akibat peran yang tidak jelas maka diperlukannya
pengarahan dari pimpinan.
Menurut Terry ( 2008 : 181) Directing atau pengarahan adalah mengintegrasikan usaha –
usaha anggota suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga dengan selesainya tugas – tugas
yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan – tujuan individual dan kelompok.
Cara mengarahkan bawahan / staf yang baik dan tepat dapat dilakukan oleh manajer untuk :
1. Mengenal bawahannya
2. Terbiasa dengan kecakapan dan kemampuan mereka
3. Mengerti akan kapasitas dan perhatian mereka
4. Mengetahui apa yang dapat mereka hasilkan
5. Sudah mengamati perilaku mereka
Teknik atau strategi pengarahan yang efektif tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif
156
2. Memberikan informasi mengenai lingkungan fisik dan manusia di tempat bekerja ( untuk
pegawai baru)
3. Mendapatkan informasi cara bekerja yang baik
4. Menyampaikan kebijakan – kebijakan/ keputusan – keputusan pimpinan perusahaan yang
meliputi :
1. Lokasi peralatan dalam organisasi / perusahaan atau pabrik
2. Penentuan tempat bagian – bagian utama
3. Perumusan metode kerja
4. Hubungan / koordinasi horizontal di internal perusahaan
5. Saran / cara membuat dan mengisi format laporan
6. Teknis mengevaluasi kinerja karyawan
Dalam bahasa asingnya, terdapat beberapa istilah yang merupakan terminology untuk
pengarahan, diantaranya adalah:
A. Directing, yakni menggerakkan orang-orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan.
B. Actuating, yakni menggerakkan orang lain secaara umum.
C. Leading, yakni menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri dimuka orang-orang
yang digerakkan.
D. Commanding, yakni menggerakkan orang lain yang disertai dengan adanya unsure paksaan.
E. Motivating, yakni menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu memberi alasan-alasan
mengapa hal tertentu harus dilaksanakan.
Adapun fungsi dari adanya pengarahan yaitu :
a.
Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.
b.
Melunakkan daya resistensi pada seseorang.
c.
Untuk membuat seseorang menyukai tugas serta mengerjakannya dengan baik.
d.
Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan,kesayangan, kecintaan
kepada pimpinan, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja.
e.
Untuk menanamkan, memupuk serta memelihara rasa tanggung jawab dengan penuh
pada seseorang.
157
7.3 Motivasi
T
eori motivasi didasari oleh asumsi bahwa seseorang akan bekerja dengan baik bila
diberi kesempatan dan dorongan yang tepat.
Motivasi berasal dari kata Motivation, yang artinya dorongan daya bathin, sedangkan to
motivate artinya mendorong untuk berperilaku atau berusaha.
Pengertian motivasi dapat didefenisikan sebagai : suatu kondisi kejiwaan dan mental
seseorang berupa aneka keinginan, harapan dan dorongan dan kebutuhan yang membuat
seseorang melakukan sesuatu untuk mengurangi kesenjangan yang dirasakan.
Motivasi juga dapat didefenisikan sebagai semangat atau dorongan terhadap seseorang untuk
melakukan serangkaian kegiatan dengan bekerja keras dan cerdas demi mencapai tujuan
tertentu.
menurut Mc. Ceiied (1961) bahwa dalam diri individu terdapat kebutuhan-kebutuhan
pokok yang mendorong tingkah lakunya. Adapun kebutuhan pokok menurut Maslow ada 5
yaitu rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan prestasi, dan kebutuhan mempertinggi
kapasitas kerja.
Sedangkan menurut Harsey dan Blancat (1982) motivasi pada dasarnya adalah kebutuhan
, keinginan, dorongan, atau gerakan hati dalam diri seseorang.
Dari definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan mengenai pengertian motivasi, yaitu
suatu keadan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh
masing-masing individu.
Karena manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain, maka motivasi merupakan
subyek yang penting bagi manajer. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi
(motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (want), dan
dorongan (drive).
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari pengertian diatas maka motivasi berhubungan dengan :
1. Arah dan perilaku
2. Kekuatan respon ( usaha ) untuk bertindak
158
3. Ketahanan perilaku dalam kurun waktu tertentu
4. Motivasi berhubungan erat dengan perilaku dan prestasi
Pemahaman tentang motivasi bukan merupakan suatu hal yang mudah, karena motivasi
merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorng dan tidak nampak dari luar. Motivasi ini
akan dapat terlihat melalui prilaku seseorang. Oleh karena itu ada beberapa pendekatan
mengenai motivasi, antara lain:
a) Pendidikan Tradisional
Pendakatan ini diperoleh oleh bapak manajemen Frederick W.Tajlor menurut
pendekatan ini, motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk memperoleh
gaji. Jadi seseorang akan bergerak apabila ada stimulus berupa uang sebagai upah atas
apa yang mereka lakukan dalam hal ini manajemen dianggap lebih tau dibandingkan
dengan karyawan, karena pada umumnya karyaman yang malas tidak mau bekerja
akan lebih bersemangat untuk bekerja apabila ada stimulus berupa uang tersebut.
b) Pendekatan hubungan manusiawi (human relation)
Salah satu tokoh dalam pendekatan ini adalah Elton Mayor. Pendekatan ini
mendorong motivasi seseorang dengan cara sosial, misalnya dengan adanya pengajian
rutin mingguan, arisan bulanan dan sebagainya. Yang bisa mendorong mereka untuk
bisa berinteraksi dengan orang lain. Pendekatan ini memperbaiki pendekatan
tradisional, karena aspek sosial seseorang tidak hanya pada uang.
c) pendekatan human resburse management
Pendekatan ini lebih beda dari pendekatan diatas , kalau kedua pendekatan di atas tadi
lebih menonjolkan manager, tapi kalau pendekatan ini berpendapat bahwa
kepentingan anggota harus diperhitungkan dan pekerjaan itu sendiri dapat memberi
motivasi terhadap anggota yg bersangkutan. Di sini tugas manager tidak hanya
mendorong anggotanya untuk patuh padanya baik melalui intensif uang maupun
melalui penyediaan kebutuhan sosial.
Dari berbagai pendekatan di atas sudah jelas bahwa motivasi dalam pengarahan merupakan
faktor penting yang mendukung prestasi kerja, namun demikian motivasi bukanlah satusatunya pendukung utama terhadap prestasi kerja. Prestasi kerja seseorang juga tergantung
pada faktor lain yaitu kemampuan dan persepsi peranan. Diantara kunci prestasi kerja yaitu
kemampuan yang baik, prestasi peranan yang tepat dan motivasi yang tinggi.
159
Kinerja ( performance ) sebenarnya merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan kerja.
Kemampuan kerja tanpa didorong dengan motivasi tidak akan menghasilkan sesuatu, akan
tetapi walaupun kemampuan kurang, kalau didorong dengan ,motivasi pasti akan
menghasilkan sesuatu yang lebih bik dan berguna. Maka kalau kita ingat pepatah yang
mengatakan : dimana ada kemauan ( motivasi ) disitu ada jalan dan selanjutnya akan dicapai
keberhasilan. Maka dapat dilihat dengan rumus :
Performance
= f( motivasi x ability )
Kinerja
= f(motivasi x kemampuan )
Untuk mengetahui bagaimana menggerakkan dan memotivasi agar individu maupun
kelompok kerja dapat bekerja secara efektif dan efisien maka perlunya seorang pemimpin
untuk mengetahui syarat-syarat hubungan manusia yaitu :
1. Manusia pada dasarnya ingin dihargai perasaannya, pikirannya dan kepentingannya
2. Manusia sebagai subjek, mengerakkan alat-alat kerja dengan menggunakan metode
kerja yang efektif dan efisien sehingga bisa bekerja secara produktif dan
menguntungkan
3. Manusia harus ditingkatkan dan dikembangkan ketrampilan dan pengetahuannya.
Dengan syarat-syarat hubungan manusia tersebut maka manajemen dapat memberikan
motivasi kepada orang yang ada disekelilingnya dengan menggunakan metode kerja yang
sesuai dengan SDM yang ada agar mampu bekerja secara efisien dan efektif dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mempermudah dalam memotivasi karyawan maka
pimpinan harus memandang karyawan sebagai subjek :
1. Yang mencipta
2. Yang mampu mencapai sasaran
3. Yang mampu meningkatkan kinerja
4. Yang mampu mengendalikan total kualitas
5. Yang memproduksi barang dan jasa
6. Yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup
Motivasi dapat dibedakan dalam yaitu :
1. Content Theory teori isi
160
Menekankan pada pentingnya pemahaman factor-faktor yang ada pada diri seseorang
yang menyebabkan mereka mau bekerja lebih giat.
2. Proses Theory Pelaksanaan
Menekannkan pada bagaimana dan dengan tujuan apa seseorang dimotivasi seperti
harapan ( expectancy). Jika mereka dapat bekerja dengan baik.
3. Reinforcement theory Pengalaman
Bagaimana konsekuensi perilaku dimasa lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan
datang
7.4 Faktor-faktor Motivasi
M
Otivasi kerja dapat disebabkan oleh dua factor yaitu factor individu dan fakor
organisasi,
1. Faktor Individual, terdiri dari
a.
Kebutuhan-kebutuhan manusia
b.
Tujuan- tujuan individu
c.
Sikap – sikap individu
d.
Kemampuan-kemampuan orang
2. Faktor Organisasi, terdiri dari
a. Pembayaran gaji
b. Keselamatan dan kesehatan kerja
c. Supervisi
d. Para pengawas fungsional
Dari faktor - faktor tersebut diatas maka akan timbul suatu tindakan dimana manusia yang
menghendaki adanya tujuan yang ingin dicapainya. Menurut pendapat Drs Manullang ada
dua jenis perbuatan untuk melakukan tindakan yaitu :
1. Pemikiran ( thinking ) berupa berbuatan manajerial yang menghendaki bekerjanya
daya piker manusia
161
2. Tindakan ( action ) berupa perbuatan jasmaniah yang menggunakan kekuatan otot
manusia dan mengandung maksud tertentu yang diinginkan oleh orang yang
bersangkutan.
Dan antara motivasi dan tindakan sebaiknya harus saling berhubungan secara sadar dan
didorong oleh motif yang bertujuan kearah produktivitas kerja.
7.5 Pandangan Tentang Motivasi
B
erbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi menurut beberapa pakar
manajemen yaitu :
1. Model Tradisional Manajemen Ilmiah (F.W. Taylor)
Para manajer menentukan cara yang paling efisien dalam spesialisasi tugas untuk
menjalankan pekerjaan yang sedemikian rupa sehingga mencapai efisien gerak dan waktu
dan selanjutnya memotivasi para pekerja dengan satu system rangsangan gaji.
Menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan
penghargaan berupa uang.
2. Model Hubungan Manusia Elton Mayor
Manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan social mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting. Para karyawan diberikan kebebasan untuk
membuat keputusan sendiri dalam pekerjaan dan mengurangi pengawasan yang terlalu
ketat dan kaku yang sering membuat pekerja kehilangan kreativitasnya
3. Model Sumber Daya Manusia McGregor, Maslow, Argyris dan Likert
Menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak factor, tidak hanya uang dan
keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti.
Teori X dan Teori Y menurut Douglas McGregor
Teori X, berpendapat bahwa orang memiliki dalam dirinya sendiri sikap tidak suka
dengan pekerjaan, walaupun menganggap kerja itu perlu, mereka akan menghindarinya
bila mungkin. Kebanyakan orang malas dan tidak berambisi, lebih suka diarahkan dan
menolak tanggung jawab. Teori ini berjalan baik dalam model tradisional dan model
hubungan antar manusia.
162
Teori Y, beranggapan bahwa kerja adalah sama halnya seperti bermain atau istirahat.
Bahwa sesungguhnya orang ingin berkerja dan dalam lingkungan yang benar, mendapat
sejumlah kepuasan dari kerja. Orang memiliki kemampuan untuk menerima bahkan
mencari tanggung jawab dan menerapkan imajinasi, kepandaian dan kreatifitas pada
masalah-masalah organisasi.
4. Model Kebutuhan Manusia Abraham H. Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1.
Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : lapar, haus, istirahat dan sex;
2.
Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual;
3.
Kebutuhan akan kasih sayang (sosial needs);
4.
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan
5.
Aktualisasi diri (self actualization needs), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
gambar 7.1
Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow
Kebutuhan
Aktualisasi diri
Kebutuhan
Penghargaan
Kebutuhan
Rasa memiliki
Kebutuhan
Rasa aman
Kebutuhan
Fisiologis
163
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Teoritis : makan, minum, perumahan, seks, istirahat
Terapan : ruang istirahat, berhenti makan siang, udara bersih untuk bernapas, air
untuk minum, liburan, cuti, balas jasa dan jaminan social.
2. Kebutuhan keamanan dan rasa aman ( safety and security needs)
Teoritis : perlindungan dan stabilitas
Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, serikat kerja, jaminan
pensiun, asurnsi.
3. Kebutuhan social (social needs)
Teoritis
: cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok,
kekeluargaan.
Terapan : kelompok-kelompok kerja formal dan informal, kegiatan-kegiatan yang
disponsori perusahaan, acara-acara peringatan.
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs)
Teoritis : status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi,
kehormatan diri, penghargaan.
Terapan : kekuasaan, ego, promosi, hadiah, status symbol, pengakuan, jabatan
5. Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs)
Teoritis : penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia
yang semakin mendalam pada penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat,
akan tetapi juga memang diperlukan karena dalam kenyataannya di lapangan menunjukkan
bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya,
sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin juga
menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
164
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia
digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Apabila kebutuhan yang satu saat
sudah terpenuhi maka akan muncul lagi kebutuhan lainnya di waktu yang akan datang.
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. Berbagai
kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti akan tiba dimana suatu
kondisi dimana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis,
namun telah memberikan pondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi
yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
5. Model teori Harapan
Menyatakan bahwa motivasi individu tergantung pada 2 hal yaitu seberapa besar ia
sebenarnya berkehendak melakukan sesuatu dan bagaimana kemungkinan ia menduga
dapat mengerjakan hal tersebut.
Faktor yang dapat menciptakan kepuasan kerja ( motivator ) adalah :
1. Pencapaian / penyelesaian pada suatu pekerjaan
2. Pengenalan untuk penyelesaian pekerjaan
3. Sifat pekerjaan dan tugas itu sendiri
4. Tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan
5. Kelanjutan dan pertumbuhan dalam kemampuan pekerjaan.
6. Model Teori Isi Motivasi Clyton Aldefer ( ERG )
Teori ini merupakan variasi dari teori moslow, menurut Aldelfer dorongan motivasi
terbentuk dari tiga hal yaitu:
E = Exticence yaitu berasal dari beberapa kebutuhan fisiologis seperti: makan, minum,
gaji dsb.
R = Relatedness yang berasal dari kebutuhan bersosialisasi dengan orang lain.
G = Growth yang mendorong seseorang untuk lebih kreatif dan produktif.
165
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting, yaitu :
1.
Secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan
oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan
hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan
hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth”
mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow.
2.
Teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan
tampak bahwa :
a.
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk memuaskannya;
b.
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar
apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
c.
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya,
karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif
yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin
dicapainya.
7. Model Teori Isi motivasi Frederick Herzberg
Teori ini membagi kebutuhan dasar yang memotivasi manusia menjadi 3 bagian antara
lain:
1. kebutuhan akan kekuasaan ( need for power atau n- power ) orang seperti ini biasanya
menginginkan posisi kepemumpinan
2.kebutuhan akan afiliasi ( need for affiliation atau n-aff ) orang seperti ini mempunyai
hybungan yang akrab, saling memahami dan menyukai hubungan baik dengan orang
lain
3.kebutuhan prestasi ( need for achievement atau n-ach ) orang seperti ini menginginkan
tantangan, suka bekerja lebih lama dan ingin menjalankan sendiri usahanya, mereka
ingin berprestasi dan mempunyai keinginan keras untuk sukses.Dalam hal ini
166
manager mempunyai n-ach yang lebih tinggi, hal ini disebabkan manager berprestasi
dalam lingkungan yang kompetitif.
Dari hasil wawancaranya dengan para akuntan dan insinyur, Herzberg menyimpulkan
bahwa ada dua faktor yang menentukan motivasi seseorang, yaitu:
1) Satisfiers, yaitu faktor yang dapat mendorong motivasi seseorang
2) Dissatisfier, yaitu faktor yang tidak dapat mendorong motivasi seseorang
Apabila Dissatisfier ini ada, maka orang tersebut akan merasa terganggu dengan
pekerjaannya, namun jika sebaliknya motivasi akan dapat muncul dengan sendirinya dari
orang tersebut
Frederick Herzberg juga
dipengaruhi
oleh
beranggapan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dua
factor
yang
merupakan
kebutuhan,
yaitu
:
1. Maintenance factors (faktor-faktor pemeliharaan), merupakan kebutuhan yang berlangsung
secara terus-menerus dan kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
2. Motivation factors (faktor-faktor motivasi), menyangkut kebutuhan psikologis seseorang,
dimana factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara
langsung yang berkaitan dengan pekerjaan.
8. Model Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam
arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus
berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung
berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat
kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam
teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .Menurut model ini,
motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a.
Persepsi seseorang mengenai diri sendiri;
b.
Harga diri;
c.
Harapan pribadi;
d.
Kebutuhaan;
e.
Keinginan;
f.
Kepuasan kerja;
167
g.
Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a.
Jenis dan sifat pekerjaan;
b.
Kelompok kerja dimana seseorang bergabung;
c.
Organisasi tempat bekerja;
d.
Situasi lingkungan pada umumnya;
e.
Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
9. Model Teori Pengharapan Porterm Lawyer
Merupakan teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi masa mendatang dan
menekankan antisipasi tanggapan atau hasil. Dasarnya yaitu kemungkinan usaha pengharapan
yang dirasakan, usaha yang dijalankan, prestasi yang dicapai, penghargaan yang diterima,
kepuasan yang terjadi dan mengarahkan ke usaha dimasa yang akan datang.
Model pengharapan menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang bagaimana
seharusnya memotivasi bawahan dan implikasi. Implikasi ini mencakup :
1. Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2. Penentuan prestasi yang diinginkan.
3. Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4. Hubungan penghargaan dengan prestasi.
5. Penganalisaan faktor-faktor yang bersifat berlawanan dengan efektifitas penghargaan.
6. Penentuan penghargaan yang mencukupi.
Implikasi bagi organisasi adalah :
1. Sistem penghargaan yang dapat memotivasi perilaku.
2. Pekerjaan dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsik.
3. Atasan langsung mempunyai peranan penting dalam proses motivasi.
10. Teori motivasi Human Relations
Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Dikatakan bahwa
seseorang akan berprestasi, bila diterima dan diakui dalam lingkungannya.
Pemuas Kebutuhan motivasi tersebut dapat berupa :
1. Physiological needs
2. Security of Safety
168
3. Affiliation or Acceptance
4. Esteem or Status Needs Tingkatan Kebutuhan
5. Self Actualization
d. Teori motivasi Claude S. George
Teori Human Relation ini juga menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja. Antara lain :
1. Upah yang layak
2. Kesempatan untuk maju
3. Pengakuan sebagai individu
4. Keamanan kerja
5. Tempat kerja yang baik
6. Penerimaan olek kelompok
7. Perlakuan yang wajar
8. Pengakuan atas prestasi
7.6 Implikasi teori Motivasi
I
mplikasi teori motivasi terhadap tim kerja yang harus dilakukan dalam organisasi atau
perusahaan adalah :
1. Pemimpin memegang peranan untuk meningkatkan motivasi tim
2. Pemimpin dapat menyediakan tantangan dan peluang bagi setiap anggota untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan sekaligus melakukan penekanan dan
pemahaman bahwa anggota timdapat berkembang sesuai dengan harapan masingmasing.
3. Kebutuhan anggota mungkin berbeda.
4. Pengkayaan kerja dan ini berarti peningkatan potensi untuk menghadapi tantangan
dan mencapai prestasi
5. Membutuhkan penjelasan untuk mendapatkan parsepsi yang sama.
6. Tugas atau pekerjaan haruslah sangat berharga bagi setiap anggota
7. Rasa memiliki merupakan kata yang berkaitan dengan komitmen
169
8. Pemimpin harus memperhatiakan dengan seksama dan hati-hati kemungkian turunnya
moral kerja
9. Pemimpin harus mempertimbangkan kepercayaan anggota tentang prestasi yang dapat
mereka capai
10.Pemimpin dapat mengatasi dengan mengurangi kemungkinan resiko melalui
perubahan tahap demi yahap sesuia dengan kemampuan anggota
Gambar 7.2
Siklus kebutuhan perilaku
KEBUTUHAN
Untuk memuaskan
Kebutuhan
digambarkan
dalam suatu
TUJUAN
KEINGINAN
Perilaku yang diperlihatkan
untuk kegiatan pencapaian
PENDORONG
170
Pertanyaan :
1.
Apa yang dimaksud dengan motivasi
2.
Apa yang dimaksud dengan pengarahan
3.
Mengapa pengarahan dan motivasi sangat diperlukan dalam organisasi
4.
Bagaimana perilaku kepemimpinan yang dilakukan pada zaman Rasullulah kepada
bawahannya
5.
Apa yang dimaksud dengan kharakter, dan sebutkan dimensi kharakter yang dimiliki
oleh manusian tersebut
6.
Sebutkan surat dalam Al-Qur’an yang membahas tentang motivasi
7.
Didalam memberikan pengarahan, seorang pemimpin harus terlebih dahulu
mengetahui tipe-tipe dari para bawahannya, coba anda jelaskan maksud dari tipe
karyawan
8.
Unsur-unsur apa yang menyebabkan terjadinya motivasi
9.
Apa yang dimaksud dengan human relation
10.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan human resburse management
11.
Dalam memotivasi karyawan , seorang pemimpin harus bisa memandang karyawan
dalam 6 faktor, sebutkan
12.
Sebutkan 2 faktor motivasi, dan jelaskan
13.
Apa yang dimaksud dengan Reinforcement theory, jelaskan
14.
Jelaskan pandangan motivasi menurut Elton Mayor
15.
Apa yang anda ketahui tentang teori X dan Y menurut Douglas Mc Gregor
16.
Jelaskan tentang hierarki kebutuhan menurut maslow
17.
Buatkan gambar siklus kebutuhan perilaku manusia
18.
Apa yang dimaksud dengan Satisfiers
19.
Menurut teori motivasi Herzberg manusia memiliki kebutuhan akan afiliasi, jelaskan
maksud afiliasi tersebut
20.
Jelaskan teori motivasi menurut Aldefer yang terkenal dengan istilah ERG.
171
172
BAB
8
PENGAWASAN ( CONTROLING)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang pengawasan / controling , tujuan, bentuk, elemen, fungsi
dan prinsip pengawasan, macam dan jenis pengawasan, karakteristik pengawasan dan
cara pengawasan yang baik dan langkah-langkahnya.
8.1 Pengertian
P
engawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifias yang terlaksana
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sedangkan fungsi pengawasan dalam
manajemen adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan
yang direncanakan, mendesain sistem informasi umpan balik, membandingkan antara kinerja
yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan apakah terdapat
penyimpangan dan tingkat signifikansi dari setiap penyimpangan tersebut, dan mengambil
tindakan yang diperlukan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pengawasan (Controlling) memiliki arti penemuan, penerapan cara dan alat untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan adanya manajemen pengawasan (controlling)
dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan kegiatan
tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam (HR. Tirmidzi: 2383). yang berbunyi:
ﺣﺎﺳﺒﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺑﺤﺎﺳﺒﻮﺍ ﻭﻧﻮﺍ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﻮﺯﻥ
172
”Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu
sebelum melihat atas kerja orang lain” (HR. Tirmidzi: 2383).
Dan dalam Al-Qur’an dikatakan dalam surat Al-Mujadalah (58): 7 yang artinya
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit
dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.
Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada
(pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia
berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan
kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Mujadalah ( 58: 7 )
Selanjutnya Firman Allah dalam surat (33) Al Ahzab ayat 72 yang artinya :
“ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, lalu mereka enggan memikulnya dan takut menanggung resikonya, kemudian
amanat itu dipikul oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh”.
Firman Allah dalam surat (3) Al Imran : 161
“ Barang siapa berkhianat ( korupsi ), pada hari kiamat dia akan datang bersama sama apa
yang dikorupsinya “.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa fungsi pengawasan ini berusaha untuk
menjamin kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya. Dengan adanya fungsi
pengawasan, dapat diketahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana semestinya
atau terjadi kesalahan atau penyimpangan. Jika telah diketahui, tindakan lebih lanjut dapat
dilaksanakan. Kemudian, dapat diusahakan untuk meningkatkannya dan jika terjadi
kesalahan dapat dilakukan perbaikan.
Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh
seorang controller ( pengawas). Pengawasan dilakukan untuk menemukan dan mengoreksi
adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan, pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan
pengawasan. Sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat melakukan koreksi atau
perbaikan.
173
Seorang controller ( pengawas ) harus menyelaraskan tingkat jaminan sumber daya
dengan kebutuhan rencana-rencana yang pasti dengan proses mencatat atau dengan
pengendalian perkembangan ke arah tujuan pokok dan sasaran serta metode pencapaiannya
yang memungkinkan seorang pengawas melihat lebih awal adanya penyimpangan. Oleh
karena itu, pengawasan berkaitan erat dengan perencanaan.
Pengawasan ( Controlling ) dapat diartikan secara negatif, positif, dan dalam arti luas.
Dalam arti negatif pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan mencari-cari kesalahan
kemudian memberikan sanksi, dan melakukan larangan-larangan. Dalam arti positif
pengawasan ialah tindakan-tindakan agar organisasi atau perusahaan berjalan terarah, tidak
terjadi kesalahan-kesalahan, penyimpangan atau kebocoran di segala bidang. Sedangkan
dalam arti luas, pengawasan adalah aktifitas controller untuk melakukan pengamatan,
penelitian dan penilaian dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan yang
sedang atau telah berjalan untuk mencapain tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun pengertian pengawasan menurut beberapa pakar ekonomi, antara lain :
1. Earl P Strong : Pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
2. Haroold Koontz : Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan
kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaah dapat terselenggara.
3. G. R. Terry : Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus
dicapai yaitu, standar apa yang sedang dijalankan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar.
4. Robert J. Mockler (the management control process):
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
5. Winardi : Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”.
174
6. Basu Swasta : Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan
dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan.
7. Komaruddin : Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana
aktual rencana, dan awal Untuk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana
yang berarti”.
Jadi pengawasan ( controlling ) adalah
proses untuk menjamin bahwa tujuan dari organisasi dan manajemen tercapai,atau dapat
diartikan bahwa Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai
dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana
sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities
conform the planned activities.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan
merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan
maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan
baik. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya
kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui
pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui
pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat
mendeteksi
sejauhmana
kebijakan
pimpinan
dijalankan
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
175
dan
sampai
sejauhmana
Tipe-tipe pengawasan :
1. Pengawasan pendahuluan (feed forward control), mendeteksi masalah-masalah dan
mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent
control), tujuannya untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik (feed back control), mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan.
Tahap-tahap dalam proses pengawasan :
1. Penetapan standar.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
Berbagai teknik dan metoda pengawasan :
1. Non kuantitatif : pengamatan, inspeksi teratur dan langsung, pelaporan lisan dan tertulis,
evaluasi pelaksanaan dan diskusi antara manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan.
2. Kuantitatif : Anggaran, Audit, Analisa break-even, Analisa Rasio dan teknik lain seperti :
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method).
8.2 Pengawasan
M
engapa pengawasan diperlukan ?
Salah satu alasan pengawasan diperlukan adalah karena rencana yang paling baik
sekalipun dapat menyimpang.
Alasan yang lain :
1. Menciptakan mutu yang lebih baik Total Quality Management (TQM)
2. Untuk menghadapi perubahan
3. Menciptakan siklus yang lebih cepat
176
4. Untuk menambah nilai pada produk atau jasa perusahaan
5. Untuk mempermudah delegasi dan kerja tim.
Konsep pengawasan sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari
fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau
pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.”
Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi
manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung arti sebagai berikut:
“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk
menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
peraturan yang telah ditetapkan.”
atau
“suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya
permasalahan atau hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera
diketahui sedini mungkin yang kemudian dapat dilakukan tindakan untuk perbaikannya.”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai :
“proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau
diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan
ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola
pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi
pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama
pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
8.3 Tujuan Pengawasan
S
esuai dengan pengertian pengawasan dalam arti luas, maka pengawasan bertujuan :
1. Menemukan dan menghilangkan kemacetan yang mungkin timbul.
2. Melakukan pencegahan dan perbaikan kesalahan yang ada.
177
3. Mencegah penyimpangan
4. Mengadakan koreksi apakah hasil sesuai rencana,
5. Memperoleh efisiensi dan efektifitas.
6. Mendidik pegawai dan mempertebal rasa tanggung jawab.
Dalam kenyataannya pengawasan tidak hanya dilakukan bagi para pekerja di
perusahaan, namun mencakup hampir semua bidang dalam perusahaan. Secara singkat
pengawasan dapat dilakukan pada bidang :
1 Produksi
Di bidang ini pengawasan dimulai saat menerima pesanan dari pembeli, kemudian
melakukan pembelian bahan sampai dengan produk selesai dibuat. Hal ini meliputi pula
pengawasan persediaan barang dan pengawasan kualitas serta kuantitas produk.
2 Pemasaran
Tugas bagian ini dimulai saat produk akan dikirim ke pasar atau konsumen. Oleh karena
itu biasanya pengawasan berawal dari sini, tetapi adakalanya bagi perusahaan yang cukup
besar sebelumnya sudah dimulai dengan riset dan mengumpulkan informasi dari pasar.
3 Keuangan
Bidang ini harus ditangani dengan cepat, tepat, dan akurat. Pengolahan dan pengawasan
yang kurang teliti akan berakibat terjerumusnya perusahaan di dalam masalah keuangan
yang bertujuan agar perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang digunakan.
4 Personalia
Bidang ini merupakan factor penting yang akan ikut menentukan tercapainya tujuan suatu
organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tugas dari bidang ini
adalah mengatur, membina, menggerakkan, mengarahkan, serta mengembangkan
pegawai agar mampu menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien guna
menunjang tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
5 Administrasi (Perkantoran)
Bidang ini merupakan penerapan fungsi manajemen dibidang perkantoran, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kantor agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dan karyawan merasa puas.
178
8.4 Bentuk-bentuk Pengawasan
P
engawasan dapat terbagi dalam beberapa bentuk diantaranya
1. Pengawasan Pendahulu (fee forward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan
perbaikan atau koreksi dilakukan sebelum kegiatan selesai dilaksanakan. Pengawasan
ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat serta
waktu yang digunakan untuk perubahan yang terjadi atau berkembangannya tujuan
perusahaan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada
kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi.
Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar
kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan
hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya oleh pimpinan perusahaan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada
kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasiorganisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang
ditetapkan oleh struktur / pimpinan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedurprosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang
menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut
prespektif , maka kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada merupakan pedomanpedoman yang baik untuk melakukan suatu tindakan dimasa yang akan datang.
Pengawasan pendahuluan meliputi
Pengawasan pada sumber daya manusia,
Pengawasan pada bahan-bahan baku / bahan pokok, Pengawasan pada modal awal
yang tersedia dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial lainnya.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya - Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi
syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan
pelaksanaan kegiatan. Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan.
Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran
179
telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para
supervisor yang mengarahkan pekerjaan kepada para bawahan-bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka
berupaya untuk mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan
metode-metode serta prosedur-prsedur yang tepat, dan mengawasi pekerjaan mereka
agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur
penyimpangan
yang
mungkin
terjadi
atau
tidak
sesuai
dengan
standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan
korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual.
Sifat dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa
organisasi atau perusahaan lebih memusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal,
sebagai
landasan
untuk
mengoreksi
tindakan-tindakan
masa
mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia
bisnis diantaranya yaitu:
• Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
• Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
• Pengawasan Kualitas (Quality Control)
• Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
8.5 Elemen Pengawasan
E
sensi kontrol terletak pada pengawasan langkah-langkah yang ada dikaitkan dengan
hasil yang diinginkan yang ditentukan di dalam proses perencanaan. Elemen-
elemen esensial dalam tiap sistem kontrol adalah :
1. Tujuan yang ditentukan sebelumnya, demikian juga rencana, kebijaksanaan, standar,
norma, aturan keputusan, kriteria, atau tolak ukur.
2. Alat pengukur untuk kegiatan yang sedang berjalan (bila mungkin secara kuantitatif).
3. Alat untuk pembanding kegiatan yang sedang berjalan dengan kriteria.
180
4. Beberapa sarana koreksi atas kegiatan yang sudah berjalan seperti untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
Elemen pertama dari suatu sistem melibatkan jawaban atas pertanyaan: kira-kira
hasilnya akan bagaimana?. Elemen ini menuntut perhatian akan masa yang akan datang atas
apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan. Usaha untuk meramalkan kejadian yang akan
datang merupakan dasar untuk menafsirkan kejadian yang aktual sedang berjalan. Ramalan
yang lemah sekalipun, merupakan kerangka kerja untuk lebih baik memahami pengalaman.
Kriteria yang ditentukan sebelumnya dapat diterapkan dengan bebas. Tujuannya bisa dinilai
oleh orang lain, baik atau tidak baik.
Elemen kedua dalam sistem kontrol ialah pengukuran prestasi aktual. Langkah ini
pada umumnya menuntut perhatian khusus dan pengeluaran, karena pencatatan dan laporanlaporan haruslah disusun untuk menyampaikan informasi dalam bentuk yang cocok untuk
sistem kontrol. Pengukuran-pengukuran prestasi aktual harus dalam unit sama dengan yang
ditentukan kriteria sebelumnya. Pelaporan prestasi aktual yang benar menaikkan nilai sistem
kontrol. Perbaikan- perbaikan dalam pemprosesan data yang baru ini meningkatkan
kecepatan pelaporan data-data tersebut.
Elemen ketiga sistem kontrol melibatkan studi pertautan. Teknik tersebut seperti
ratio, kecenderungan, ekuasi matematis, dan peta-peta membantu mengartikan pengukuranpengukuran prestasi aktual dengan menunjukan hubungan antara pengalaman aktual atas
kriteria yang ditetapkan terdahulu. Gunanya pembandingan prestasi yang lalu dengan prestasi
yang sudah direncanakan ialah tidak hanya untuk mengetahui apabila ada kesalahan tetapi
juga untuk memungkinkan manajer meramalkan problem di masa datang. Suatu sistem
kontrol yang baik akan memberikan informasi secepatnya sehingga hambatan-hambatan
dapat dicegah.
Elemen keempat suatu sistem kontrol ialah tahap membuat koreksi. Elemen keempat
ini melibatkan suatu keputusan untuk tidak melakukan kegiatan apapun apabila prestasi
“tidak terkontrol”.
Dua tipe dasar kekeliruan yang menghinggapi manajer dalam mengambil tindakan
korektif ialah :
1. Mengambil tindakan justru ketika tidak diperlukan.
2. Salah mengambil langkah justru ketika langkah korektif diperlukan.
181
Suatu sistem kontrol yang baik harus memberikan beberapa dasar yang membantu
manajer mengestimasikan resiko-resikonya sehubungan dengan tipe-tipe kekeliruan di atas.
Sudah barang tentu, tes akhir suatu sistem kontrol ialah tindakan korektifnya jatuh pada
waktu yang tepat.
8.6 Fungsi Pengawasan
F
ungsi pengawasan dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar
pelaksanaan kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Begitu pula
dengan seluruh unsur yang ada didalamnya agar saling mendukung dan bekerja bersamasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
fungsi ini berusaha untuk menjamin kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya.
Fungsi pengawasan meliputi beberapa tindakan, antara lain :
1. Menetapkan standar prestasi.
2. Mengukur prestasi yang sedang berjalan dan membandingkannya dengan standar yang
telah ditetapkan.
3. Mengambil tindakan untuk memperbaiki prestasi yang tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi
dan manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan
tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyipangan serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dan menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan
cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Dengan
demikian ada tiga tipe pengawasan yang harus dilakukan oleh pimpinan berdasarkan proses
kegiatan yaitu :
1 Pengawasan Pendahuluan (Feed forward Control’s)
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2 Pengawasan Berjalan (Concurrent Control’s)
182
Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan Merupakan proses di
mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus
dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam
peralatan "double check" yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3 Pengawasan Umpan Balik (Postaction Control’s)
Pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan sesuai dengan
standar dengan kata lain sebagai pengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan.
Dari 3 tipe pengawasan diatas pimpinan perusahaan juga perlu untuk mengetahui tahapan
– tahapan dalam proses pengawasan antara lain :
1. Penetapan standard kegiatan
2. Penentuan pengukuran kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan.
5. Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu
8.7 Prinsip Pengawasan
B
eberapa ide dasar tertentu dalam pengawasan yang sangat berguna dalam
pengembangan sistem pengawasan perusahaan yang sering kita sebut prinsip-
prinsip kontrol yaitu terdiri dari :
1 Titik Kontrol Strategis (Strategic Point Control)
Kontrol terbaik hanya bisa diperoleh apabila titik-titik kritis, titik kunci, dan titik batas
dapat diidentifisir dan perhatian khusus diarahkan pada penyesuaian titik-titik tersebut.
Usaha mengontrol semua titik cenderung akan menambah usaha sia-sia saja dan
mengurangi perhatian atas problem-problem penting. Kontrol yang baik tidak berarti
kontrol yang maksimum, karena kontrol itu mahal.
2 Umpan Balik (Feedback)
183
Umpan balik adalah proses penyesuaian kegiatan yang akan datang atas dasar informasi
prestasi. Manajemen banyak menggunakan prinsip umpan balik di bidang-bidang yang
pada permulaan nampaknya tidak berhubungan.
3 Kontrol yang Fleksibel (Flexible Control)
Setiap sistem kkontrol harus peka terhadap perubahan kondisi. Seringkali sistem kontrol
menuntut penyesuaian diri dengan perkembangan-perkembangan baru, termasuk
kegagalan dari sistem kontrol itu sendiri.
4 Kesesuaian Organisasi (Organizational Suitability)
Kontrol harus terpola untuk keperluan organisasi. Arus informasi mengenai prestasi yang
sedang berjalan harus sesuai dengan struktur organisasi. Untuk dapatnya mengontrol
keseluruhan kegiatan / operasi, seorang atasan harus menemukan suatu pola yang akan
memberikan kontrol terhadap semua bagian.
5 Kontrol Diri (Self Control)
Unit-unit dapat direncanakan untuk mengontrol diri sendiri. Apabila suatu department
dapat mempunyai tujuan masing-masing serta system kontrolnya, control yang mendetail
dapat ditangani didalam department itu sendiri.
6 Kontrol Langsung (Direct Control)
Setiap sistem kontrol harus didesain untuk memelihara kontak langsung antara pengontrol
dan yang dikontrol. Meskipun telah tersedia sejumlah sistem kontrol yang dilaksanakan
oleh spesialis-spesialis, supervisor pada tingkat pertama masih diperlukan karena
mengenal langsung prestasinya.
7 Faktor Manusia (Human Factor)
Tiap sistem kontrol yang menyangkut orang berkaitan dengan cara-cara psikologis
bagaimana orang itu memandang suatu sistem. Suatu sistem kontrol yang disusun dengan
desain rapi kemungkinan akan gagal karena manusianya tidak menguntungkan untuk
sistem itu.
8.8 Macam dan jenis Pengawasan
A
da beberapa macam pengawasan ditinjau dari beberapa segi antara lain:
1 Menurut Ruang Lingkupnya
184
1. Pengawasan Administrasi yaitu pengawasan yang meliputi seluruh aktifitas organisasi
atau perusahaan.
2. Pengawasan Manajerial yaitu pengawasan yang bersifat khusus yang berlaku hanya
untuk suatu bagian atau unit tertentu saja.
2 Menurut Obyek Pengawasan
1. Pengawasan keuangan
2. Pengawasan kepegawaian
3. Pengawasan pemasarann
4. Pengawasan produksi
5. Pengawasan kualitas
6. Pengawasan persediaan
3 Menurut Pihak yang Mengawasi
a. Internal control atau pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh
orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan
atau perusahaan itu sendiri. Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan
cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan yang melekat (built in control)
b. External control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan dari luar
organisasi atau perusahaan.
c. Direct Control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan yang bersangkutan (
pengawasan langsung ).
d. Indirect Control, yaitu pengawasan yang dilakukan bukan oleh atasan langsung,
misalnya pengawasan oleh kepala biro, atau kepala bagian ( pengawasan tidak
langsung).
e.
Formal Control, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat ( sosial
control),misalnya oleh berbagai media.
4 Menurut Waktu
a. Preventif Control, yaitu pengawasan yang bersifat pencegahan sebelum terjadinya
kesalahan atau penyimpangan. Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai,
“pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu
dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya,
pengawasan ini dilakukan dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan
pelaksanaan keuangan yang akan membebankan dan merugikan perusahaan lebih
185
besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan
anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki.
b. Reprensif Control, yaitu pengawasan setelah terjadinya penyimpangan atau kesalahan.
Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan
langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih
awal. Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap
suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya
dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan
kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan
pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Selain macam pengawasan di atas ada beberapa jenis dari pengawasan, diantaranya :
a. Pengawasan Kemudi (Steering Control) atau disebut pula pengawasan umpan maju
(feed forward control), pengawasan ini dirancang untuk mendeteksi adanya
penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan dan memperbolehkan mengambil
tindakan koreksi sebelum kegiatan selesai dikerjakan.
b. Pengawasan Skrening (Screening Control), bisa disebut pengawasan ya atau tidak (yes
or no control). Tipe pengawasan ini merupakan proses yang terlebih dahulu
menyetujui aspek tertentu dari sebuah prosedur, atau syarat tertentu harus dipenuhi
dulu sebelum kegiatan dilanjutkan. Disini segi keamanan merupakan faktor kunci dan
bahkan dapat memberikan keamanan ekstra kepada manajer.
c. Pengawasan Purnakarya (Post Action Control) atau disebut pengawasan umpan balik
(Feed Back Control), jenis pengawasan ini mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan.
8.9 Aspek Penting Pengawasan
T
erdapat beberapa alasan akan pentingnya pengawasan di dalam setiap organisasi :
a. Adanya perubahan di lingkungan organisasi
Menyebabkan fungsi pengawasan harus dilaksanakan agar dampak dari perubahanperubahan tersebut segera dapat dideteksi sehingga manajemen akan mampu menghadapi
186
tantangan dan peluang yang disebabkan oleh perubahan itu. Misalnya timbulnya
perubahan teknologi, adanya pesaing-pesaing baru yang muncul.
b. Organisasi menjadi semakin kompleks
Pada umumnya organisasi saat ini cenderung bercorak desentralisasi, maka kegiatan
perusahaan menjadi terpisah-pisah secara geografis, lebih luas dan kompleks. Demikian
juga jika banyak dipakai penyalur dalam penjualan produk, maka untuk menjaga kualitas
dan profitabilitas, perlu system pengawasan yang lebih teliti.
c. Timbulnya kesalahan-kesalahan dalam bekerja
Untuk mendeteksi adanya kesalahan yang mungkin diperbuat oleh pelaku organisasi,
maka digunakan fungsi pengawasan, semakin jarang pekerja melakukan kesalahan,
semakin sederhana manajemen melakukan fungsi pengawasan. dan untuk menghindari
apabila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer akan dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang
Mengimplementasikan sistem pengawasan merupakan cara yang tepat untuk memeriksa
pelaksanaan tugas-tugas pekerja yang telah didelegasikan. Namun demikian, manajer
harus dapat menjaga keseimbangan antara pengawasan dengan kebebasan pribadi dari
pekerja supaya tidak mematikan kreatifitas.
e. Komunikasi
Komunikasi sangat penting didalam mendapatkan informasi tentang kegiatan yang
dilakukan oleh bawahannya dan sejauhmana pemahaman mereka tentang aturan dan
system yang dibuat oleh perusahaan sehingga akan mempermudah kita melakukan
pengawasan karena sudah mendapatkan input dari orang-orang yang berada di
perusahaan.
f. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Dengan dilakukannnya pengawasan sedini mungkin maka informasi dapat kita terima
sejak dari awal kegiatan dilaksanakan sehingga apabila terjadi permasalahan maka
informasi dapat cepat diterima oleh pimpinan dan dapat dilakukan tindakan koreksi sedini
mungkin. Dan sebagai langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar,
penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
187
8.10 Asas-asas Pengawasan
H
arold Kontz dan Cyril O Donnel menetapkan asas pengawasan sebagai berikut:
1.
Asas tercapainya tujuan (Principle of assurance of objective). Pengawasan harus
ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi)
untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan / deviasi dari perencanaan.
2. Asas efisiensi dan pengawasan (Principle of efficiency and control). Pengawasan itu
efisien bila dapat menghindarkan deviasi dari perencanaan, sehingga tidak menimbulkan
hal-hal lain di luar dugaan.
3. Asas tanggung jawab pengawasan (Principle of control responsibility). Pengawasan hanya
dapat dilaksanakan apabila manajer bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan
rencana.
4. Asas pengawasan terhadap masa depan (Principle of future control). Pengawasan yang
efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan perencanan yang akan terjadi
baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
5. Asas pengawasan langsung (Principle of direct control). Teknik kontrol yang paling
efektif ialah mengusahakan adanya manajer yang berkualitas baik. Pengawasan itu
dilakukan manajer atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling
tepat demi pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan ialah mengusahakan agar
petugas memiliki kualitas yang baik.
6. Asas refleksi perencanaan (Principle of replection of plans). Pengawasan harus disusun
dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan perencanaan.
7. Asas penyesuaian dengan organisasi (Principle of organizational suitability). Pengawasan
harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dan bawahannya merupakan
sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengawasan yang efektif harus
disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur
organisasi.
8. Asas pengawasan individual (Principle of individuality of control). Pengawasan dan
teknik pengawasan harus sesuai dengan kebutuhan manajer, teknik kontrol harus
ditujukan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer, ruang lingkup
188
informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain, tergantung tingkat dan tugas
manajer.
9. Asas standar (Principle of standard). Kontrol yang efektif dan efisien memerlukan standar
yang tepat, yang berguna sebagai tolok ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10. Asas pengawasan terhadap strategis (Principle of strategic point control). Pengawasan
yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktorfaktor yang strategis dalam perusahaan.
11. Asas kekecualian (The exception principle). Efisiensi dalam kontrol membutuhkan
adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat
terjadi dalam keadaan tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama.
12. Asas pengendalian pleksibel (Principle of flexibility of control). Pengawasan harus luwes
untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.
13. Asas Peninjauan Kembali (Principle of review). Sistem kontrol harus ditinjau berkalikali, agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14. Asas tindakan (Principle of action). Pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuranukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing dan
directing.
8.11 Sifat dan waktu Pengawasan
S
ifat dan waktu pengawasan/ control dibedakan atas :
1. Preventif Control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dikerjakan dengan maksud supaya tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara, yaitu :
a. Membuat peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tata cara suatu kegiatan atau
dibuat tata tertib.
b. Membuat pedoman – pedoman kerja.
c. Menetapkan sanksi – sanksi terhadap pembuat kesalahan.
d. Menentukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab.
e. Mengorganisasikan segala macam kegiatan.
189
f. Menentukan system koordinasi pelaporan dan pemeriksaan
2
Represive Control
Pengawasan yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan,
agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga sasaran dapat tercapai. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Membandingkan antara hasil-hasil kegiatan dengan rencana yang telah ditentukan.
b. Mencari penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan dan mencari solusinya.
c. Memberikan
penilaian
terhadap
hasil
kegiatan,
termasuk
kegiatan
para
penanggungjawabnya.
d. Melaksanakan sanksi yang telah ditentukan terhadap pembuat kesalahan.
e. Menilai kembali prosedur-prosedur yang telah ditentukan.
f. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat para petugas pelaksana.
3 Pengawasan yang dilakukan di tengah proses penyimpangan terjadi.
Pengawasan ini dilakukan di tengah proses penyimpangan yang terjadi untuk
menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.
4 Pengawasan berkala
Pengawasan berkala yaitu pengawasan yang dilakukan secara berkala sebulan sekali atau
satu kuartal sekali atau satu tahun sekali.
5 Pengawasan mendadak
Pengawasan mendadak ialah pengawasan yang dilakukan secara mendadak tanpa ada
pemberitahuan terlebih dahulu.
8.12 Karakteristik Pengawasan
A
dapun Karakteristik Sistem Pengawasan yang Efektif
1. Akurat ; setiap data harus akurat, jika tidak mengakibatkan organisasi tidak tepat dalam
mengambil keputusan untuk mengoreksi suatu penyimpangan.
190
2. Tepat waktu ; informasi segera dikumpulkan, diarahkan dan dievaluasi jika hendak
diambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk perbaikan.
3. Obyektif dan Komprehensif ; informasi dalam sistem pengawasan harus dapat dipahami
dan dianggap obyektif oleh individu yang menggunakannya.
4. Dipusatkan pada titik pengawasan strategis ; sistem pengawasan sebaiknya dipusatkan
pada daerah yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari standar.
5. Ekonomis ; biaya untuk implementasi sistem sebaiknya lebih kecil daripada keuntungan
yang diperoleh dari sistem itu.
6. Fleksibel ; sistem harus fleksibel agar organisasi lebih mudah bertindak untuk mengatasi
perubahan yang kurang menguntungkan atau memanfaatkan kesempatan-kesempatan
baru.
7. Dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi ; idealnya jika sistem tersebut dapat
menghasilkan prestasi
yang tinggi diantara para anggota organisasi dengan
membangkitkan perasaan bahwa mereka memiliki otonomi, tanggung jawab dan
kesempatan untuk mencapai tujuan.
8. Dapat diorganisasikan dengan arus pekerjaan organisasi. Hal ini disebabkan oleh:
-
Setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan seluruh operasi.
-
Informasi pengawasan harus sampai kepada orang yang memerlukannya.
8.13 Cara Pengawasan yang baik
B
Eberapa cara – cara Pengawasan yang baik
1. Pengawasan harus mendukung sifat atau kebutuhan dari kegiatan. Untuk masing-masing
kegiatan cara pengawasannya pun berbeda – beda, antara organisasi kecil dan besar juga
berbeda.
2. Pengawasan harus segera melaporkan setiap ada penyimpangan, jika ada penyimpangan
yang terlambat diatasi maka hal itu akan menjadi parah dan memperumit tindakan
korektif yang akan dilakukan.
191
3. Pengawasan harus berorientasi jauh ke depan. Manajemen perlu membuat perkiraan
situasi yang mungkin akan terjadi pada organisasi di masa depan.
4. Pengawasan harus akurat dan obyektif. Agar pengawasan menjadi obyektif, maka mutlak
diperlukan suatu ukuran sebagi pedoman pelaksanaannya.
5. Pengawasan harus fleksibel. Dalam melakukan pengawasan, perlu dicari alternatifalternatif rencana untuk situasi yang memungkinkan.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. Jika satu bagian membuat kekeliruan,
maka hal itu harus diatasi bersama- sama dengan kegiatan lain yang merupakan satu
kesatuan organisasi.
8.14 Langkah-langkah Pengawasan
B
eberapa langkah-langkah dan Proses Pengawasan
1. Menetapkan standard and metode untuk mengukur prestasi. Misalkan beberapa target
yang harus dicapai/ beberapa jumlah produksi yang harus dicapai. Beberapa bentuk
standart yang umum dilaksanakan oleh organisasi yaitu :
a. Standart fisik
b. Standart Moneter
c. Standart Waktu
2. Mengukur prestasi kerja, hal ini merupakan proses yang berkesinambungan dan berulangulang yang frekuensinya tergantung pada jenis aktiitasnya, sebaiknya dilakukan dengan
segera agar waktunya tidak terlalu panjang.
3. Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar
atau tidak atau sering disebut
Tahapan dalam Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, yang dapat digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
4. Merupakan kelanjutan dari kedua langkah terdahulu yaitu membandingkan antara langkah
pertama
dan
langkah
kedua.
Tahap
Pengukuran
Pelaksanaan
Kegiatan
merupakan proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas pengamatan,
laporan, metode, pengujian, dan sampel dari kegiatan yang telah dijalankan oleh
perusahaan.
192
5. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai
manajer. .
6.
Mengambil tindakan korektif, apabila tidak ada penyimpangan pada langkah pertama dan
kedua maka manajemen tidak perlu melakukan tindakan apa-apa. Tapi jika sebaliknya,
maka manajemen perlu melakukan tindakan korektif. Tindakan ini dapat berupa
perubahan aktifitas organisasi atau pada standar kerja yang telah ditetapkan semula.
8.15 Pendapat Ahli
B
eberapa pendapat para pakar manajemen tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam melakukan Pengawasan diantaranya
1. Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a. Menetapkan Standar,karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang
pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses
pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah
menentukan standar.
b. Mengukur Kinerja, mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai oleh organisasi
atau perusahaan terhadap standar yang telah ditentukan.
c. Memperbaiki Penyimpangan, proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan
perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2. Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) bahwa dalam pelaksanaan proses
pengawasan yang dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan terbagi atas 4 tahapan,
yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
193
Menurut Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri dari pada suatu
proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
1. Mengukur hasil pekerjaan,
2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan (apabila
ada perbedaan),
3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
3. Menurut Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-tahapan
yang selalu terdapat dalam proses pengawasanpada suatu organisasi atau perusahaan,
yaitu:
1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar ukuran ini bisa
nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama seorang masih
menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.
2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus dilaporkan
kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.
3. Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran - pengukuran laporan dalam suatu
pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini diketahui
bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan
beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh organisasi atau perusahaan diantarnya :
• Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan),sehingga dalam melakukan pengawasan
manajer mempunyai standard yang jelas dan baku dengan apa yang menjadi kegiatan
perusahaan.
• Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana
pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan
sehingga perusahaan dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya secara optimal.
• Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan
penyimpangan
• Pengambilan tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi.
194
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan
2. Kapan pengawasan itu bisa dilakukan untuk suatu kegiatan
3. Siapa yang berhak melakukan pengawasan dalam suatu organisasi
4. Apa tujuan dilaksanakannya pengawasan
5. Bagaimana cara melakukan pengawasan yang baik pada perusahaan yang baru
memulai suatu usaha
6. Sistem pengawasan seperti apa yang harus dilakukan agar pekerjaan dapat berjalan
dengan baik dan dapat diterima oleh para pegawainya
7. Sistem pengawasan dapat dilaksanakan dengan adanya komitment dari pimpinan dan
pegawai, jelaskan
8. Apakah dengan orang senior / manajemen senior saja yang dapat melakukan
pengawasan dalam suatu perusahaan.
9. Menurut anda bagaimana jenis pengawasan yang baik yang harus dilakukan baik
dalam pengawasan yang ada didalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
10. Sebutkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan pengawasan
195
196
BAB
10
KELOMPOK KERJA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang pengertian Kelompok kerja,mengapa orang masuk dalam
kelompok kerja, tahapan-tahapan dalam pembentukan kelompok kerja. Manfaat
kelompok kerja dan ciri utama kelompok kerja
10.1 Pengertian Kelompok Kerja
K
elompok Kerja / Tim adalah Sebuah tim yang didefinisikan sebagai dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi kearah tujuan bersama.
Kelompok Kerja adalah kelompok yang berinteraksi untuk membagi informasi dan
mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang tanggung jawabnya,
seperti pencapaian tujuan berbagi infomasi, tanggung jawab dari job description anggotanya,
tugas
yang diberikan secara individual, Keterampilan yang dimiliki beragam atau acak.
Dalam Qur’an dijelaskan bahwa kelompok kerja sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari sesuai dengan yang tercantum dalam surat Al Maidah (5) : 2 yang artinya :
“….. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al-Maaidah (5): 2)
Sementara tim Kerja adalah kelompok yang upaya-upaya individu yang menghasilkan suatu
kinerja yang lebih besar daripada jumlah dari masukan-masukan individual.
215
Adapun Tim kerja dapat terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Tim Formal
Adalah kelompok yang sengaja dibentuk oleh manajer dan diberi tanggung jawab melakukan
tugas tertentu untuk membantu organisasi mencapai sasarannya. Adapun tipe kelompok
formal adalah : tim komando, komite, gugus tugas atau tim proyek.
Macam-macam kelompok kerja formal:
Kelompok Kerja langsung : Merupakan kelompok kerja yang disusun oleh manajer
dan beranggotakan beberapa orang bawahan yang berada dibagian dimana menejer
tersebut di tugaskan
Kepanitiaan adalah kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan
beberapa orang yang bisa berasal dari bagian yang sama , atau dari bagian lain dari
organisasi
Kelompok kerja temporar atau khusus adalah kelompok kerja yang disusun untuk
kepentingan-kepentingan khusus dan bersifat sementara.
Tim Informal
Kelompok informal dapat bertindak sebagai kelompok rujukan, yaitu sutu kelompok yang
dijadikan identitas oleh individu dan untuk membandingkan diri mereka sendiri.
Fungsi kelompok informal bagi organisasi :
1. Mempertahankan dan memperkuat norma (tingkah laku yang diharapkan) dan nilai-nilai
yang dimiliki bersama oleh para anggotanya.
2. Memberi kepuasan, status dan keamanan social kepada para anggotanya.
3. Membantu para anggotanya agar dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam
bentuk yang informal dan fleksibel.
4. Membantu manajer menyelesaikan masalah yang mungkin dalam kondisi formal tidak
dapat terselesaikan.
Kelompok Kerja adalah sekumpulan orang, terdiri atas 2 anggota atau lebih yang :
1. Mempunyai tujuan yang sama
2. Mempunyai kepentingan sama
3. Saling bekerjasama
4. Saling berhubungan
5. Memiliki rasa ikut bertanggung jawab
6. Saling tergantung satu dengan lainnya
216
Sementara Kelompok kerja dapat diklasifikasi menjadi :
1. Kelompok Formal, suatu kelompok kerja yang ditandai dengan adanya struktur
organisasi. Kelompok ini dibangun sebagai akibat dari pola struktur organisasi dan
pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan dan
proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda – beda
Kelompok Komando, seorang manajer dan bawahan-bawahan langsungnya.
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari
bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu.
Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau
antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok
komado.
Kelompok Tugas, mereka yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan
suatu tugas pekerjaan. Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang
bekerja – sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu.
Misalnya, kegiatan para karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi
pada waktu orang mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang
harus dilaksanakan
2. Kelompok Informal adalah suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal,
muncul sebagai tanggapan terhadap situasi sosial. Kelompok informal adalah
pengelompokan secara wajar dari orang – orang dalam situasi kerja untuk memenuhi
kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena
dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam
kelompok informal khusus diantaranya:
Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau
kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu
sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam
kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen
untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang
mengumpulkan uang mereka merupakan contoh dari kelompok kepentingan.
Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan
tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap – tiap kelompok.
217
Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu
kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis.
Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan komunikasi
mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan. Jika Pola gabungan karyawan
dicatat, maka akan menjadi jelas bahwa mereka termasuk dalam berbagai
macam kelompok yang sering bersamaan. Jadi jelas ada perbedaan diantara
dua klasifikassi kelompok yang luar yaitu : kelompok formal dan informal.
Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa kelompok formal ( kelompok
komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh organisasi formal dan
merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok informal
(kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah penting untuk
keperluan mereka sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan pokok akan
berkelompok).
Mengapa Orang masuk kelompok kerja?
Biasanya orang akan masuk dalam kelompok kerja karena mereka menginginkan
1. Keamanan
2. Status
3. Penghargaan Diri
4. Pertalian
5. Kekuasaan
6. Prestasi Baik
Ada beberapa Keuntungan dan kerugian orang bekerja dalam kelompok atau melakukan
kelompok kerja diantaranya :
Keuntungan :
1. Mendapat Informasi lebih lengkap
2. Dapat memilih Alternatif lebih banyak
3. Diperoleh komitmen
4. Adanya Legitimasi
Kerugiannya :
1. Menghabiskan waktu yang cukup lama
218
2. Tekanan untuk sesuai dengan yang lainnya
3. Dominasi mewarnai kelompok
4. Tanggung jawab menjadi samar karena melibatkan banyak orang
Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi
dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.
Sementara Gibson (1995) memandang kelompok dari empat kelompok prespektif,
diantaranya :
Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang
saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan
atau persepsi dari anggota lain.
Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa
fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang
keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi
dalam bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut
kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota
dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan
manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan kelompok kerja
untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok juga berfungsi dan
berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing mengembangkan satu set karakteristik
yang unik termasuk struktur , kepaduan peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga
menciptakan sendiri kultur mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing
dengan kelompok lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.
219
10.2 Tahapan Kelompok Kerja
T
ahapan pertumbuhan Kelompok (Stage of group development) adalah sebagai
berikut :
1.
Pembentukkan, adanya ketidakpastian yang cukup tinggi dalam mencapai tujuan,
struktur, perilaku dan kepemimpinan yang ada dalam organisasi
2.
Konflik, adanya perbedaan ide, cara kerja, nilai dan perilaku anggota organisasi
sehingga dapat terjadi perebutan pengaruh atau kekuasaan .
3. Kohesif, terciptanya hubungan yang dekat, komunikasi 2 arah. Kelompok sepakat
tentang harapan dan perilaku kelompok Suasana menyenangkan.
4.
Produktif, semua enerji diarahkan untuk pencapaian tujuan kelompok
Gambar 10.1
Tahapan pertumbuhan kelompok kerja
stage of group development
Beberapa Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok diantaranya :
1. Sumbang Saran. Yaitu suatu proses pemberian gagasan atau saran secara khusus
yang mendorong setiap kegiatan dan semua alternative berjalan dengan baik,
sementara menahan setiap kritik terhadap alternatif-alternatif terjadi.
2. Teknik Kelompok Nominal. Anggota kelompok bertemu tatap muka untuk
mengumpulkan pertimbangan mereka dalam suatu cara yang sistematik tetapi tidak
saling bergantung satu sama lain.
3. Teknik Delphi. Anggota kelompok bertindak secara terpisah, mengumpulkan
pertimbangan mereka dengan cara yang sistematik dan tidak bergantungan.
220
10.3 Manfaat Kelompok
B
anyak manfaat yang dapat dipetik dari adanya kelompok baik di dalam maupun di
luar satuan organisasi, antara lain:
1. Kelompok merupakan alat perjuangan bagi anggotanya.
2. Kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
3. Kelompok lebih baik daripada perorangan dalam pengambilan keputusan yang
mengangkut orang banyak
4. Anggota kelompok dapat memperoleh keuntungan dari pelaksanaan pengambilan
keputusan.
5. Kelompok dapat mengendalikan dan mendisiplinkan anggotanya dibanding dengan
mereka yang tidak masuk dalam kelompok
6. Kelompok membantu menangkis pengaruh – pengaruh negative dari meningkatnya
organisasi yang semakin besar.
7. Kelompok adalah fenomena alami di dalam organisasi. Perkembangannya yang
spontan tidak dapat dihalangi, dan dibutuhkan oleh para anggota sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
10.4 Ciri-ciri utama Kelompok
P
enelitian mendalam mengenai sifat-sifat dan hasil-hasil interaksi dalam kehidupan
(empat) cirri kelompok yaitu :
1. Terdapat dorongan (motif) yang sama pada individu-individu yang menyebabkan
terjadinya interaksi di antaranya ke arah tujuan yang sama.
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu-individu yang satu
dari yang lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan-kecakapan yang
berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karea itu, lambat laun
mulai terbentuk pembagian tugas serta struktur tugas-tugas tertentu dalam usaha
bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Di sisi lain, terbentuk pula normanorma yang kkhas Dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehinggga mulai
terbentuk kelompok sosial dengan cirri-ciri yang khas.
221
3. Pembentukan dan penegasan strukutr (organisasi) kelompok yang jelas dan terdiri
atas peranan-peranan dan kedudukan hierarkis yang lambat laun berkembang dengan
sendirinya dalam usaha pencapaian tujuan. Terjadi pembatasan yang jelas antara
usaha-usaha dan orang yang termasuk ingroup serta usaha-usaha dan orang outgroup.
4. Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota
kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam
merealisasikan tujuan kelompok. Norma-norma dan pedoman tingkah laku ini
sebagaiman juga struktur pembagian tugas anggotanya merupakan norma dan struktur
yang khas bagi kelompoknya itu.
222
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok kerja
2. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan kelompok
3. Bagaimana mengelola kelompok yang baik dalam suatu organisasi
4. Apa yang dimaksud dengan Tim Formal, beri contoh
5. Apa yang dimaksud dengan Tim Informal, beri contoh
6. Sebutkan macam-macam kelompok kerja formal
7. Apa fungsi kelompok informal dalam sebuah organisasi
8. Apa yang anda ketahui tentang kelompok komando
9. Dan apa yang anda ketahui tentang kelompok tugas
10. Dan apa pula yang dimaksud dengan kelompok persahabatan ( friendship group )
11. Apa yang diinginkan orang dengan masuk dalam kelompok kerja
12. Apa keuntungan dan kerugian bekerjasama dalam kelompok kerja
13. Jelaskan pengertian kelompok kerja menurut Gibson
14. Sebutkan dan jelaskan tahapanpertumbuhan kelompok dalam organisasi
15. Sebutkan dan jelaskan tehnik yang dilakukan organisasi dalam pengambilan
keputusan
16. Apa manfaat dibentuknya suatu kelompok
17. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri dari sebuah kelompok
18. A pa yang dimaksud dengan tehnik kelompok nominal
19. Apa yang dimaksud dengan kolompok kepentingan ( interest group )
20. Apa yang dimaksud dengan kepanitiaan, dan apakah jg bisa disebut dengan kelompok
kerja.
223
224
BAB
11
ORGANISASI DAN INOVASI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang organisasi dan inovasi , tujuan organisasi, ciri-ciri
organisasi, bentuk-bentuk organisasi, unsur-unsur organisasi , mengelola krativitas
dan inovasi dan bagaimana system organisasi bisnis dijalankan.
11.1 Pengertian Organisasi
O
rganisasi adalah sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk
bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi adalah
system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk
kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian
kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara
atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai
tujuan organisasi tersebut. Orang-orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat
untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu sumber daya secara sistematis dan rasional yang
terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang akan memimpin operasional organisasi
dengan terencana. Dalam Al
Qur’an diterangkan tentang pentingnya organisasi yaitu
diantarnya dalam surat QS. as-Shaf : 4 dikatakan bahwa :
(
ّ
4 : ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻘﺎﺗﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻠﻪ ﺻﻔﺎ ﻛﺄﻧﻬﻢ ﺑﻨﻴﺎﻥ ﻣﺮﺻﻮﺹ ) ﺍﻟﺼﻒ
224
-
Artinya "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (berjuang) dijalannya
dengan terorganisasi rapih, seperti sebuah bangunan yang tersusun kuat". (QS. as-Shaf : 4)
ﻖJJJﺎﻡ ﺍﻟﺤJJJJJJﻞ ﺑﻨﻈJJJJJJﻪ ﺍﻟﺒﺎﻁJJJJJJﺎﻡ ﻳﻐﻠﺒJJJJJJﻼ ﻧﻈJJJJJJ)ﺑ
Artinya: Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebatilan
yang diorganisasi dengan baik.
Dan dalam Al Qur’an dikatakan dalam surat (Q.S. Ar-Ra’du; 11) dikatakan bahwa :
(ﻮﻡJJJJJJJﺎ ﺑﻘJJJJJJJﻴﺮ ﻣJJJJJJJﻬﻢ ﺇﻥ ﷲ ﻻﻳﻐJJJJJJﺎ ﺑﺄﻧﻔﺴJJJJJJﻴﺮﻭﺍ ﻣJJJJJJﺘﻰ ﻳﻐJJJJJJ)ﺣ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengobah sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’du; 11)
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa dengan adanya organisasi yang terorganisir dengan rapi
apa yang menjadi tujuan dapat terlaksana. Dan Allah menyukai orang-orang yang mau
bekerjasama untuk tujuan yang baik. Setiap organisasi dapat membuat perubahan struktural
sebagai reaksi terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar
bila perubahan mengarah pada efektifitas organisasi. Pertama, adanya redistribusi kekuasaan
dalam struktur organisasi, kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang
bersifat pengembangan.
TEORI ORGANISASI
Seperti halnya teori yang lain, pemahaman teori organisasi diawali dari kata “organisasi” itu
sendiri. Organisasi diambil dari kata “organon” (Yunani) yang berarti alat, yang bisa kita
terjemahkan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama. Jadi ada dua hal
yang penting di sini yang harus ada dan dipahami secara gamblang: (satu)“sekumpulan
orang” Artinya organisasi terdiri minimal atas dua orang atau lebih yang punya interaksi satu
sama lain dengan “tujuan” yang sama. ( kedua ) Interaksi tersebut terbentuk karena memiliki
visi dan misi / kegiatan lain yang baik secara terstruktur atau tidak untuk mencapai sasaran
spesifik atau sejumlah sasaran.Di samping dua hal wajib tersebut sebenarnya masih ada
“Culture” dan “Environment”, dan mungkin di uraian di bawah akan ada lagi komponen225
komponen lain yang muncul bila organisasi dipandang dari sudut yang berbeda dan yang
lebih detail.
Organisasi sebagai sebuah teori dapat dipelajari dari berbagai ilmu Sosiologi (ilmu
tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat), Ekonomi (ilmu yang mempelajari
sifat manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi
barang/jasa), Psikologi (ilmu yang mempelajari jiwa/mental terbatas pada manifestasi dan
ekspresi jiwa/mental berupa proses, tingkah laku, atau kegiatan), Politik (ilmu yang
mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem
pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan
kebijakan publik), Manajemen (seni mengatur dan melaksanakan) dan kajian-kajian
terhadapnya disebut sebagai studi organisasi, perilaku organisasi, atau analisa organisasi. Dua
hal ini yang membentuk perspektif dalam teori organisasi bisa bermacam-macam.
Beberapa komponen dasar sebuah organisasi dapat dilihat dari hasil studi organisasi itu
sendiri diantaranya dengan adanya:
Anggota
Tujuan
Kegiatan
Komunikasi
Lokasi
Bentuk
Perilaku dan Budaya
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan
fungsi kedua dalam Manajemen, dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan
penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana
fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
226
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
11.2 Pengertian Organisasi menurut
Para Ahli
O
rganisasi Menurut pendapat Para Ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut Stoner, pengertian oraganisasi adalah suatu pola hubungan tertentu antara orangorang dibawah pengarahan atasan (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney berpendapat, pengertian organisasi adalah suatu sistem aktifitas orangorang yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerjasama.
3. Menurut Chester I. Bernard organisasi adalah aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh
sedikitnya dua orang atau lebih.
4. Sedangkan Stephen P. Robbins menyatakan sebuah organisasi merupakan suatu kesatuan
sosial yang secara sadar dikoordinasi dengan suatu batasan yang telah ditentukan yang
bekerjasama secara terus menerus untuk mencapai satu atau sekelompok tujuan bersama.
5. Menurut Rosenzweig organisasi dapat dipandang sebagai :
Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama
Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama
6. Menurut Matthias Aroef Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja
bersama sama untuk mencapai tujuannya
7 Menurut Pfiffner dan Sherwood organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana
sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam
suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar,
menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis
8. Menurut Bakke organisasi merupakan sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan,
pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga
membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan,
dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan
227
9. Allen berpendapat bahwa organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan
serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun
tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan maksud untuk
memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang
ditetapkan.
Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur organisasi, karena
struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, diorganisir, dan
dikoordinasikan.
Menurut Ernest Dale, sebuah struktur organisasi harus memuat tentang 5 hal yaitu :
Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut pembagian kerja
(devision of work)
Menggabungkan
tugas-tugas
dalam
keadaan
yang logis
dan
efisien
atau
departementalisasi (departmentalization)
Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian apabila
diperlukan
11.3 Tujuan Organisasi
S
ecara umum tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk
mencapai tujuan dalam organisasi, pelaku / orang yang ada dalam organisasi diharapkan
untuk dapat mendesain ataupun me-manage organisasinya dengan matang agar organisasi
dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, demi berjalan baiknya sebuah organisasi perlu
diperhatikan beberapa prinsip organisasi (Jati:2000), seperti berikut:
Perumusan tujuan yang
jelas, tujuan organisasi berfungsi untuk, a) memberikan
pedoman ke arah mana organisasi akan di bawa, b) landasan bagi organisasi tersebut,
c) menentukan jenis aktifitas yang akan dilakukan, d) menentukan program kegiatan,
e) beberapa prosedur dan beberapa hal yang terkait dengan koordinasi, f) integrasi,
g) simplikasi, sinkronisasi dan mekanisme.
228
Pembagian tugas dan pekerjaan (Job Discription).
Delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi dipilih secara mufakat dan harus
diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
Prinsip Kepemimpinan. Dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling
mengemuka ke permukaan adalah prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip kolektif kolegial, yaitu prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan
nilai-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi.
Tingkat pengawasan, dengan diadakannya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
organisasi atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Beberapa Tipe-Tipe Tujuan Organisasi
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan
menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
2. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam
bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis
3. Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada
barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
4. Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik
barang- barang / jasa-jasa produksi
5. Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan
kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
Pada Proses Penetapan Tujuan organisasi merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai
tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Terdapat 6 Unsur
dasar yang melatar belakangi penetapan tujuan organisasi yaitu :
1. Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat,
paling sedikit sama dengan harganya
2. Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
3. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa
229
dengan biaya dan kualitas bersaing
4. Kerja keras dan dukungan seluruh sumber daya yang ada dan organisasi dapat beroperasi
dengan baik
5. Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga
mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu
sukses organisasi
6. Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan di
tularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.
Beberapa tahap-tahap Proses dalam Perubahan Organisasi diantaranya:
1. Tekanan dan desakan
2. Intervensi dan reorientasi
3. Diagnosa dan pengenalan masalah
4. Penemuan dan komitmen pada penyelesaian
5. Percobaan dan pencarian hasil-hasil
6. Penguatan dan penerimaan.
Memastikan bahwa perubahan adalah permanen :
Ahli sosiologi Kurt Lewin mengemukakan bahwa perubahan keperilakuan yang efektif akan
menyangkut tiga kondisi saling berhubungan yang dialami individu :
1. Unfreezing, keadaan dimana orang akan menjadi siap sedia untuk memperoleh atau
mempelajari perilaku baru.
2. Changing, keadaan bila orang mulai melakukan percobaan dengan perilaku baru.
3. Refreezing, terjadi bila orang memandang bahwa pola perilaku baru yang telah dicobanya
selama periode changing menjadi bagian dari orang tersebut.
Berbagai Pendekatan Perubahan Organisasi :
1. Pendekatan Struktural
-
Prinsip-prinsip perancangan organisasi klasik
-
Pengubahan organisasi melalui desentralisasi
-
Melakukan perbaikan prestasi organisasi melalui modifikasi aliran kerja dalam
organisasi.
2. Pendekatan teknologi
230
Dengan manajemen ilmiah hasil karya F.W. Taylor : menganalisa dan memperbaiki
interaksi-interaksi antara para karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi.
3. Pendekatan Orang
Mengubah secara secara langsung perilaku karyawan menjadi lebih produktif, melalui
pemusatan pada keterampilan, sikap, persepsi dan pengharapan mereka, sehingga meraka
akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Adalah usaha jangka panjang yang didukung oleh manajemen puncak untuk meningkatkan
proses pemecahan masalah dan pembaruan organisasi.
Proses pemecahan masalah mengacu pada metode organisasi menghadapi ancaman dan
peluang dalam lingkungannya.
Proses pembaharuan mengacu pada cara manajer melakukan adaptasi proses pemecahan
masalah mereka pada lingkungan.
Tujuan dari pengembangan organisasi adalah :
1. Memperbaiki proses pembaharuan dari organisasi sehingga para manajer dengan cepat
dapat menyesuaikan gaya manajemen mereka pada masalah dan kesempatan baru.
2. Berbagi kekuatan manajemen dengan karyawan, yang ditunjukan dengan frasa
manajemen kolaboratif.
Manajer
menyisihkan struktur wewenang hierarki dan
membiarkan karyawan memainkan peran yang lebih besar dalam membuat keputusan.
11.4 Ciri-ciri Organisasi
K
alau kita memperhatikan penjelasan tentang pengertian organisasi maka dapatlah di
katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu,
yang antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang
dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan,
tanpa adanya
organisasi akan sulit bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap
231
orang tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan.
Pengertian tempat di sini yaitu suatu tempat untuk menampung atau mewadai keinginan
kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka
organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan
banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna diamana bila kerja sama
di lakukan dalam suatu organisasi,mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan
lebih baik dan hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan dapat diatur
dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, tanpa pengarahan yang jelas maka akan
bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan
yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu
perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik hasilnya
dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.
1. Unsur – Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan
ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi
saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah :
1. Man/ manusia
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering
disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari
semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri
dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam
organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
232
fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management / workers ). Semua
itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu,
semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan
menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama
merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang
apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang
apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus
dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi,
anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua
sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau
situasi akan selalu mengalami perubahan.
b Tempat atau lokasi, sangat era t hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi
dibedakan menjadi :
a). Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi
b). Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial,
menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
233
c). Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang
mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
d). Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan,
kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan
dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan
main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam
11.5 Bentuk-bentuk Organisasi
A
da beberapa bentuk organisasi struktural yang ada dimasyarakat diantarnya
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu , belajar
bersama anak-anak sekolah, kemping ke gunung dengan teman, dan lain-lain.
3. Organisasi struktural merupakan bentuk organisasi dengan kompleksitas tertinggi karena
di dalamnya muncul berbagai kepentingan / interest terutama di sisi ekonomi dan politik.
4. Organisasi tanpa bentuk ,
Organisasi tanpa bentuk pada umumnya diawali dari sekumpulan individu yang memiliki
kebiasaan dan kebutuhan yang sama dan tidak memerlukan sebuah anggaran dasar untuk
melandasi perilaku dan hubungan antar manusia dalam kesehariannya. Contoh paling
sederhana adalah keluarga.
5. Organisasi majemuk
Organisasi majemuk memiliki keunikan di ketidak konsistenan antara anggaran dasar dan
dengan hubungan antar individunya. Organisasi seperti ini (umumnya) memiliki anggaran
dasar yang jelas, tetapi hubungan antar individunya lebih didasarkan sebagai hubungan
234
sosial yang setara dan tidak bersifat fungsional. Fenomenanya adalah bukan pada
ketidaktaatan individu untuk menerapkan anggaran dasar, tetapi umumnya berawal dari
pada saat organisasi itu terbentuk yang lebih menerapkan hubungan sosial kekeluargaan
antar individunya yang kemudian semakin menjadi kompleks karena skala keanggotaan
dan pembagian fungsi kerja antar individunya, juga karena organisasi tersebut mulai
memerlukan hubungan dengan lingkungannya yang menuntut organisasi tersebut
berbentuk secara struktural. Contohnya bisa jadi kelompok agama / sekterial dan lembaga
sosial.
11.6 Unsur-unsur Organisasi
S
etiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain
sebagai berikut :
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat
bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama. Dalam pengertian umum, maka
organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam prakteknya, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan
banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna, dan mempunyai
kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik tanpa organisasi maka proses kerja
sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan kerja sama antara pihak-pihak
bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
235
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel
pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana
yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada
perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi
secara baik akan mendapat keuntungan dimana pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai
kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar pada suatu organisasi adalah :
- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
- Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
11.7 Mengelola Kreativitas dan Inovasi
K
reativitas didefinisikan sebagai penghasil ide baru, sedangkan inovasi didefinisikan
sebagai penterjemahan dari ide ini menjadi perusahaan, produk, jasa, proses dan
metode produksi baru. Semakin banyak orang yang menganggap kreativitas dan inovasi
sebagai kunci untuk dapat bertahan dalam ekonomi global yang persaingannya sangat
kompetitif.
Ada tiga langkah proses kreatif dalam organisasi yaitu :
1. Menghasilkan ide,
2. Memecahkan masalah atau mengembangkan ide, dan
3. Implementasi.
Proses yang sama pentingnya adalah menetapkan iklim organisasi yang mendorong
kreativitas dan inovasi. Kanter menganjurkan untuk menghindari tindakan yang mematikan
kreativitas disamping anjuran yang memperkuat kreativitas. Kanter mendaftar kebiasaan
yang cenderung mematikan inovasi dan juga menganjurkan untuk memperkuat inovasi
236
11.8 Businees Organisasi System
B
usinees organisasi system adalah suatu system yang dilakukan dalam suatu
organisasi bisnis dari awal kegiatan sampai terciptanya suatu produk atau jasa yang
direncanakan agar dapat berjalan dengan baik. Terdiri dari kegiatan awal yaitu perolehan
bahan dasarnya ( inputnya ) seperti bahan baku, tenaga kerja dan modal, proses pelaksanaan
kegiatan ( baik proses produksi maupun proses manajemen ) sampai kepada hasil yang
dicapai dalam pelaksanaan yang dilakukan perusahaan baik dalam bentuk barang ataupun
jasa yang dapat memuaskan konsumen.
Gambar XI.1
business organisasi system
Sumber daya ( input ) yang diperlukan oleh perusahaan didalam melaksanakan
kegiatan perusahaan diantaranya :
1. Manusia
2. Material (barang mentah atau setengah jadi)
3. Mesin, alat produksi, fasilitas lainnya
4. Finansial (modal)
5. Informasi
237
Dengan adanya system tersebut maka diharapkan fungsi dari dibentuknya suatu
organisasi adalah
1. Appropriateness, harus dapat mempermudah proses pencapaian tujuan.
2. Adequacy, harus dapat mempermudah pemecahan masalahnya.
3. Effectiveness, harus dapat mewadahi proses-proses usaha dan proses-proses
manajemen yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil.
4. Efficiency, harus dapat mendukung terjadinya proses-proses untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dengan pengorbanan yang minimum.
Untuk itu langkah yang diperlukan dari suatu organisasi agar dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan apa yang diinginkan maka perlu adanya :
1. Kekuasaan dan Tanggung Jawab
Seorang manajer harus mempunyai otoritas ( authority ) yaitu hak untuk memerintah
dan berkuasa, selain juga harus diimbangi dengna adanya responsibility yaitu adanya
tanggung jawab atas tugas yang dipegangnya
2. Disiplin
Perlu ditanamkan sikap disiplin bagi perusahaan yang merupakan dasar kekuatan bagi
majunya suatu perusahaan.
3. Kesatuan Perintah
Sikap yang hanya menerima perintah dari seorang atasan, untuk mencegah timbulnya
keraguan dipihak bawahan. Oleh Henry Fayol hal ini disebut dengan “unity of
Command”
4. Keterpaduan Arah
5. Renumeration
Kepada para pegawai dan pekerja haruslah diberikan kompensasi atau upah
perorangan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
6. Subordinasi Kepentingan
7. Sentralisasi
8. Rantai Kekuasaan
9. Keteraturan
10. Keadilan
11. Stabilitas Hubungan Kerja
12. Inisiatif
13. “Team Work”
238
Gambar XI.8.2
Tahapan kegiatan dalam organisasi
239
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
2. Apa perbedaan organisasi dengan pengorganisasian?
3. Organisasi diambil dari kata “organon”, berasal dari bahasa manakah organon
tersebut dan apa artinya, mohon dijelaskan
4. Apa pengertian organisasi menurut Rosenzweig, jelaskan ?
5. Jelaskan tujuan orang mendirikan organisasi !
6. Bagaimana tahapan-tahapan kegiatan suatu organisasi ?
7. Sebutkan bentuk-bentuk organisasi yang anda ketahui ?
8. Bentuk organisasi apa yang banyak digunakan dimasyarakat dan apa alasannya
9. Langkah-langkah apa yang diperlukan dari suatu organisasi
agar dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan ?
10. Sebutkan unsur-unsur sebuah organisasi yang baik
11. Sebutkan ciri-ciri organisasi yang baik
12. Sebutkan prinsip-prinsip dalam sebuah organisasi
13. Dalam beberapa kasus organisasi sering melakukan perubahan, apa alasan organisasi
melakukan hal tersebut
14. Apa yang dimaksud dengan pendekatan tehnologi yang merupaka salah satu penyebab
terjadinya perubahan dalam organisasi
15. Apa yang dimaksud dengan Unfreezing
16. Apa yang dimaksud dengan Refreezing
17. Sebutkan ciri-ciri organisasi yang berkembang
18. Sebutkan unsur-unsur yang harus dimiliki oleh organisas
19. Langkah- langkah apa yang harus dilakukan agar organisasi dapat tetap berjalan
dengan baik
20. Apa yang dimaksud dengan Appropriateness, jelaskan
240
241
BAB
12
MUTU ATAU KUALITAS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang mutu dan kualitas ,dimensi mutu, sejarah perkembangan
mutu, perspektif mutu dan konsep mutu pada industri jasa, karakteristik mutu dan
TQM
12.1 Pengertian Mutu
K
ualitas atau mutu merupakan kata yang sering kita dengar. Mutu merupakan
sesuatu yang menjadikan suatu barang atau jasa memiliki arti atau berharga
tergantung dari sisi mana orang memandangnya dan tentu dari perspektif yang bermacammacam. Individu mengartikan kualitas atau mutu tentu tidak sama dengan individu lainnya,
karena mutu memiliki banyak dimensi tergantung dari mana individu tersebut menilainya.
Ada mutu dalam produk atau barang ada juga yang berbentuk jasa atau pelayanan.
Para tokoh mengartikan mutu atau kualitas dengan berbagai arti sesuai dengan bidang
mereka masing-masing, namun dari beberapa banyak pengertian tentang mutu tersebut tidak
terlalu bias dari satu pengertian dengan pengertian lainnya. Secara keseluruhan kualitas tetap
pada artinya secara umum yaitu sesuatu yang memiliki kesitimewaan yang membuat orang
tertarik dan kagum pada sebuah barang atau jasa. Karena itulah tidak ada pendapat yang
paling benar tentang arti dari kualitas tersebut secara pasti melihat banyaknya dimensi yang
digunakan para tohoh dalam mengartikan dan mendefinisikan mutu atau kualitas.
Pada mulanya mutu atau kualitas lebih terkenal hanya pada organisasi-organisasi
profit pada barang atau sebuah produk, namum dengan berjalannya waktu, kualitas pun
terlahir dari organisasi-organisasi nonprofit seperti pendidikan dan lain sebagainya.
Kemudian bermunculanlah berbagai arti tentang mutu. Ada yang mengatakan mutu sebagai
241
kepuasan pelanggan, ada juga yang mengartikan mutu atau kualitas sebagai kesesuaian
dengan standar untuk tercapainya tujuan.
Menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI)
mutu adalah keseluruhan ciri dan
karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang
dinyatakan secara tegas maupun tersamar
Secara bahasa mutu atau kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu,
kadar,
derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dsb). Dalam kamus Oxford mutu atau kualitas
diartikan sebagai the standard of something as measured against other thing of a similar
kind,yang artinya secara bebas adalah sebagai pengukur yang membedakan suatu benda satu
dengan yang lainnya. Di sini keberadaan mutu tersebutlah yang menjadikan suatu benda itu
berbeda. Perbedaan yang terdapat pada benda ini menjadikan benda ini istimewa dan spesial
dibandingkan dengan benda lainnya yang masih tergolong sama.
Kepuasan merupakan satu kata yang cukup representatif ketika kita berbicara tentang
mutu atau kualitas. Mutu adalah barang atau jasa yang memiliki nilai sangat bagus dan
berharga. Secara fisik barang yang bermutu dicerminkan dengan kata-kata yang baik, indah,
benar, istimewa, dan lain sebagainya. Dalam sebuah organisasi non profit/ jasa, biasanya
mutu dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada pelanggan oleh seseorang atau
sebuah organisasi sehingga pelanggang merasa puas, tanpa adanya keluhan atas pelayanan
yang didapat dari organisasi tersebut.
Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-masing. Hal ini
dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga para pakar masih mengartikan
mutu sesuai persepsi dan bidangnya. Berikut merupakan beberapa pengertian mutu
berdasarkan kriteria yang berbeda-beda:
1. Melebihi dari yang dibayangkan atau diinginkan
2. Kesesuaian antara keinginan dan kenyataan pelayanan
3. Sangat cocok dalam pemakaian
4. Selalu dalam perbaikan dan penyempurnaan terus menerus
5. Dari awal tidak ada kesalahan
6. Membanggakan dan membahagiakan pelanggan
7. Tidak ada cacat atau rusak.
Mutu menyangkut 5 (lima) aspek utama, yaitu :
1. Quality ( Q ) : Mutu dari hasil produk atau jasa yang sesuai dengan persyaratan permintaan
242
2. Cost ( C )
: Mutu dari biaya produk atau jasa.
3. Delivery ( D ) : Mutu pengiriman atau penyerahan hasil produk atau jasa yang tepat waktu
sesuai dengan permintaan.
4. Safety ( S ) : Mutu keselamatan atau keamanan pemakaian produk atau jasa
5. Morale ( M ) : Mutu sikap mental sumber daya manusia
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu organisasi atau perusahaan. Dalam
rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang
hemat dan ekonomis, seorang manajer proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
manajemen kualitas.
Didalam tuntutan zaman, dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar halhal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang
pentingnya sistem dan realisasi dalam proyek di lapangan. Prinsip dasar manajemen mutu
terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1.
Setiap orang memiliki pelanggan
2.
Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3.
Semua sistem menunjukkan variasi
4.
Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5.
Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6.
Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7.
Manajemen berdasarkan fakta dan data
8.
Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
Mengapa mutu itu penting bagi perusahaan?
Reputasi Perusahaan
Penurunan Biaya
Peningkatan Pangsa Pasar
Pertanggung jawaban Produk
Dampak Internasional
Penampilan Produk dan Jasa
Mutu Yang Dirasakan
243
12.2 Dimensi Mutu
D
avid A. Garvin menguraikan dimensi mutu untuk industri manufaktur, sebagai
berikut.
1. Kinerja (Performance)
Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi
dari suatu produk. Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat,
kekentalan, komposisi, lama hidup penggunaan, dan lain sebagainya yang menunjukkan
keterangan akan produk tersebut.
2. Keistimewaan (Types of Features)
Ciri kas produk yang membedakan dari produk lain dan mampu menimbulkan kesan yang
baik bagi pelanggan.Misalnya, konsumen pembeli handphone sering mencari yang
mempunyai keistimewaan seperti touch screen, android, memiliki MP3, memilliki TV dan
lain sebagainya.
3. Kepercayaan dan Waktu (Reliability and Durability)
Kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan
rusaknya rendah karena keawetan produk atau lama umur produk. Produk yang bermutu
baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten baik dalam batas-batas
perawatan normal. Misalnya, radio yang bermutu baik, secara konsisten dapat menangkap
banyak gelombang siaran luar negeri dengan suara dalam waktu 3 sampai dengan 5 tahun
setelah dibeli (durability).
4. Mudah dirawat dan diperbaiki (Maintainability and Serviceability)
Kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemungkinan kemudahan memperoleh
komponen produk tersebut Produk bermutu baik harus memenuhi kemudahan untuk
diperbaiki atau dirawat. Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat sehingga barang
tersebut dapat beroperasi secara baik. Misalnya, sepeda motor yang baik , salah satu dimensi
mutunya adalah mudah dirawat oleh setiap mekanik karena ketersediaan suku cadangnya di
pasar bebas.
5. Sifat Khas (Sensory Characteristic)
Untuk beberapa jenis produk mudah dikenali dari wanginya, bentuknya, rasanya, atau
suaranya. Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada produk tersebut. Misalnya, ayam
goreng KFC yang memiliki aroma dan rasa yang khas.
244
6. Penampilan dan Citra Etis
Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu produk.
Misalnya, pelayanan yang cepat dan ramah di salah satu bank. Pelayanan yang cepat di
warung pecel lele Cengger Ayam.
Menurut David A Garvin dimensi di atas selain menekankan pada produk yang
dihasilkan namun tidak menutupi kemungkinan untuk memperhatikan kualitas pada proses
produksinya.
Selain itu David A Garvin, Juran juga memiliki pandangan lain tentang dimensi kualitas
yang cukup komplit, yaitu:
1. Rancangan (design), sebagai spesifikasi produk.
2. Kesesuaian (conformance), yakni kesesuaian antara maksud desain dan penyampaian
produk aktual.
3. Ketersediaan (availability), mencakup aspek kedapatdipercayaan serta ketahanan, dan
produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan.
4. Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen.
5. Guna praktis (field use), kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan penggunanya oleh
konsumen.
Dalam suatu organisasi non profit seperti dalam industri jasa contohnya perbankan,
lembaga pendidikan dan kesehatan yang memiliki beberapa dimensi pokok untuk menjadi
penentu terhadap kualitas penyelenggaraan dalam industri jasa tersebut adalah :
Pertama, keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.
Kedua, daya tangkap (responsiveness), yaitu kemampuan para tenaga kependidikan untuk
membantu peserta didik dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
Ketiga, jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, respek
terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga
kependidikan; bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan.
Keempat, empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
Kelima, bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga
kependidikan, dan sarana komunikasi
245
12.3 Definisi Mutu
M
Menurut pendapat beberapa ahli telah mendefinisikan mutu sebagaimana di
bawah ini:
1. Joseph Juran, memiliki pendapat bahwa quality is fitness for use. Secara bebas mutu di
sini diartikan sebagai Mutu adalah kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya
Contoh sederhana dari mutu seperti ini adalah ketika kita membeli suatu produk
dan produk itu sesuai dengan yang kita inginkan maka kita menilai produk itu bagus atau
baik. Misalnya baju yang kita beli memiliki mutu jika ketika kita memakai baju tersebut
merasa puas karena terlihat baik dan bagus sesuai keinginan kita meskipun mahal.
Berbeda dengan sebaliknya, apabila baju yang kita beli tidak cocok maka kita akan
menilai baju atau produk tersebut tidak bermutu. Demikian juga mutu dalam organisasi
nonprofit (jasa). Sebuah contoh yaitu jasa laundry, jika pakaian yang kita titipkan untuk
dicuci di jasa laundry tersebut memuaskan kita dengan hasil harum dan bersih maka kita
akan merasa senang dan puas seraya kita menilai jasa laundry tersebut bermutu. Namun
berbeda jika pakaian yang kita titipkan itu ternyata masih kotor dan bau, maka kita akan
menilai jasa laundry tersebut tidak bermutu atau mutunya jelek.
2.
Menurut Suyadi mutu dari sisi produsen dapat diartikan sebagai berikut, “Mutu suatu
produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat
memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang
telah dikeluarkan.”
3.
Dalam pengertian yang lebih luas, Juran mengartikan mutu sebagai kinerja organisasi
secara keseluruhan yang difokuskan secara sinergi pada kebutuhan dan kepuasan
pelanggan. Di sini mutu dipersepsikan sebagai total quality management ( TQM ).
Mengenai contoh-contoh lain dari pengertian mutu sebagaimana yang didefinisikan di
atas dapat kita terapkan dalam berbagai produk, barang, atau jasa yang kita lihat dan
alami sehari-hari, seperti di bank-bank, warung, panti pijat, tukang cukur, di bengkel, di
pasar, dan di institusi-institusi pendidikan di sekitar kita.
4. Philip B. Crosby mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan apa yang disyaratkan
atau distandarkan (Conformance to requirement) Secara sederhana sebuah produk
dikatakan berkualitas apabila produk tersebut sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan yang meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Dari definisi ini,
246
mutu itu diartikan sebagai kesesuaian dengan standar yang ada. Sebagai contoh dalam
sebuah organisasi memproduk sebuah produk atau barang akan dikatakan bermutu jika
barang atau produk tersebut sudah sesuai dengan standar yang ada
5. W. Edwards Deming menyatakan bahwa kualitas atau mutu adalah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar atau konsumen (Mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan
sekarang dan masa mendatang). Dalam arti, mutu adalah apa saja yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen, keinginan konsumen yang selalu berubah-berubah
akan mempengaruhi mutu suatu produk sesuai dengan yang dikehendaki konsumen.
Dapat disimpulkan mutu di sini bukanlah hal yang tetap, melainkan hal yang selalu
berubah-ubah mengikuti keinginan pelanggan.
6. Armand V. Fiegenbaum, mendefinisikan mutu sebagai kepuasan pelanggan sepenuhnya
(full customer satisfaction). Suatu produk atau jasa dikatakan berkualitas apabila produk
tersebut benar-benar membuat pelanggan puas. Suatu contoh, pedagang Ayam Bakar
Wong Solo, warung ini dikatakan bermutu karena warung ini dapat memuaskan
pelanggan setelah pelanggan mencoba makan di warung tersebut, dengan berbagai menu
yang disajikan terutama menu ayam bakarnya yang khas.
7. Goetssch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Dari pengertian ini jelas sekali bahwa mutu itu merupakan hal yang dinamis karena
berusaha untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan.
8.
Edwar Sallis, mutu dipandang sebagai sebuah konsep yang absolut sekaligus relatif.
Dalam artian absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar, merupakan
suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Sesuatu yang bermutu bagian dari
standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. Adapun mutu itu relatif dipandang
sebagai sesuatu yang melekat pada sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggannya. Karena itu, produk atau layanan dianggap bermutu bukan karena ia mahal
dan eksklusif, tetapi karena memiliki nilai, misalnya keaslian produk, wajar, dan
pamiliar. Edwar Sallis memandang mutu dari dua sisi, yaitu sisi di mana mutu sebagai
nilai-nilai universal yang absolut dan bersifat tetap, sisi yang lain memandang mutu
sebagai nilai-nilai yang dapat berubah-berubah atau relatif karena berusaha memenuhi
dan memuaskan para pelanggan. Di sinilah produsen benar-benar dituntut untuk selalu
mengikuti apa yang menjadi harapan dan keinginan pelanggan yang selalu berkembang
247
dan tentunya berbeda satu individu dengan individu lainnya mengenai penilaiannya
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
9.
Pengertian Mutu menurut Kerangka ISO 9000,yaitu “ciri dan karakter menyeluruh dari
suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan tertentu”
Dari berbagai definisi mutu yang dikemukakan oleh para tokoh di atas, setidaknya ada
beberapa hal yang menjadi indikator dari sebuah kualitaas atau mutu. Antara lain:
pertama, kesesuaian untuk pemakaian,
kedua, kesesuaian dengan standar,
ketiga, kesesuaian dengan kebutuhan pasar,
keempat, kepuasan pelanggan,
kelima, kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
12.4 Sejarah Perkembangan Mutu
Inspeksi (Inspection) tahun 1920 – an
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses produksi untuk memeriksa
apakah standart spesifikasi sudah dicapai atau belum
Pengendalian Mutu (Quality Control) tahun 1940 – an
Pengendali mutu adalah tehnik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu
tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring,
mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan / perubahan yang
tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi
Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Pemastian Mutu
adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang
diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk / jasa yang
diberikan
Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
248
12.5 Perspektif Mutu
P
ersfektif mutu merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mewujudkan mutu suatu produk atau layanan. Garvin mengidentifikasikan
lima alternative persfektif mutu yang bisa digunakan, yaitu :
a. Transcendental Approach, menurut pendekatan ini mutu dapat dirasakan atau
diketahui tetapi sulit di operasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam
seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa.
b. Product-based Approach, pendekatan ini menganggap mutu sebagai karakteristik
atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat di ukur. Karena pandangan ini
sangat objektif maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera,kebutuhan dan
preferensi individual.
c. User-based Approach, pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa mutu
tergantung pada orang yang menggunakannya, dan produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang bermutu
paling tinggi.
d. Manufacturing-based Approach, perspektif ini bersifat dan terutama memperhatikan
praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan serta mendevinisikan mutu sebagai
sama dengan persyaratannya.
e. Value-based Approach, pendekatan ini memandang mutu dari segi nilai dan harga.
Mutu dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki mutu yang
sangat tinggi belum tentu menjadi produk yang paling bernilai, tetapi yang paling
bernilai adalah produk yang paling tepat untuk dibeli (best-buy).
12.6 Konsep Mutu pada industri Jasa
Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa dengan pemberi
jasa
Credibility, kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa
Security, keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.
249
Knowing the Customer, Pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan
pemakai jasa.
Tangible, dalam memberikan pelayan kepada langganan harus dapat diukur dan dibuatkan
standarnya.
Reliability, konsistensi dan kemampuan memenuhi janji kepada penerima jasa.
Responsiveness, tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan penerima jasa.
Competence, kemampuan atau keterampilan dalam memberikan jasa.
Access, kemudahan untuk dihubungi oleh pelanggan atau penerima jasa.
Courtesy, kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan personil.
12.7 Karakteristik Mutu
U
ntuk mengetahui suatu mutu perlu ditelaah karakteristik suatu barang atau
produk yang ditawarkan. Maka produknya harus jelas dan sesuai dengan
keinginan pelanggan. Jika suatu produk telah dinilai bagus, maka
pelanggan akan menanyakan proses pembuatannya. Produk yang bermutu tentu tidak lepas
dari proses yang tertata dan terkontrol dengan baik, dan proses yang bermutu memerlukan
input yang baik dan lengkap.
Ada tiga kriteria pokok dalam menilai kualitas jasa, yaitu outcome-related, process
related, dan image related criteria. Dari tiga kriteria tersebut dijabarkan menjadi enam unsur
karakteristik jasa yang bermutu yaitu:
1.
Professionalism and skills; menjadi kriteria utama suatu jasa bermutu. Para pelanggan
percaya bahwa SDM penyedia jasa memiliki syarat profesionalisme dan keahlian yang
mumpuni sekaligus dapat menghasilkan produk yang bermutu.
2.
Attitude and behavior; sikap dan perilaku yang ditunjukkan personil penyedia jasa dalam
melayani atau melaksanakan proses sangat empatik dan siap membantu pelanggan.
3. Accessibility and flexibility; proses dirancang secara fleksibel untuk memberikan kemudahan
kepada pelanggan dalam melakukan akses.
4.
Reliability and trustworthiness; reputasi baik dan selalu menjaga kepercayaan pelanggan
membuat para pelanggan percaya dan yakin dengan apa yang diberikan penyedia jasa adalah
suatu pelayanan yang bermutu.
250
5. Recovery; saat terjadi kesalahan atau kekeliruan, pelanggan tidak terlalu cemas dan khawatir
karena mereka percaya penyedia jasa dapat membantu memecahkan masalahnya.
6.
Reputation and credibility; image yang dibuat penyedia jasa adalah menjaga reputasi dan
kepercayaan pelanggan.
Karakteristik mutu dalam bidang jasa berbeda dengan produk karena cenderung lebih
sulit disebabkan oleh subjektifitas para pelanggan (pengguna) jasa. Perbedaan antara mutu
produk (barang) dan mutu jasa adalah:
1. Metode: Mutu jasa ditentukan oleh pelanggan dan pemberi jasa, karena jasa diberikan secara
langsung dari orang ke orang. Produk tidak mempunyai karakteristik kedekatan pelanggan
dengan produsen, tidak terdapat nilai konsistensi atau terjebak dalam persamaan jenis yang
absolut dalam pemberian jasa
2. Waktu: Jasa harus diberikan tepat waktu dan jasa digunakan atau dikonsumsi tepat pada saat
jasa diberikan, maka kontrol mutu selalu datang kemudian. Untuk menilai pelanggan
terpuaskan apa tidak dilakukan dengan memanfaatkan interaksi personal yang akrab dalam
pemberian jasa sehingga pemberi jasa akan mendapatkan umpan balik dan evaluasi.
3. Pada jasa tidak bisa ditambal atau diperbaiki, sehingga standar jasa adalah baik sejak awal.
Standar ini memang sulit tercapai, tapi harus selalu menjadi tujuan utama.
4. Jasa lebih cenderung mirip proses dari pada produk. Cara jasa sampai ke tempat tujuan lebih
penting dari pada apa jasanya.
5.
Staf senior pada jasa biasanya jauh dari pelanggan. Kebanyakan pelanggan tidak pernah
memiliki akses kepada manajer senior (kepala sekolah). Mutu merupakan pandangan awal
yang mewarnai pandangan pelanggan terhadap keseluruhan organisasi, dan kemudian
organisasi harus menemukan cara untuk memotivasi pekerja garis depan agar selalu
menyampaikan hal terbaik kepada pelanggan.
6. Keberhasilan produktifitas dalam jasa sulit diukur. Satu-satunya indikator prestasi yang
penting dalam jasa adalah kepuasan pelanggan. Indikator lunak (Soft) seperti kepedulian,
kesopanan, perhatian, keramahan, dan suka membantu merupakan hal terpenting dalam
pikiran pelanggan. Indikator ini tidak bisa diraba, sehingga mempersulit jasa dalam
melakukan evaluasi. Pelanggan akan menilai mutu dengan cara membandingkan apa yang
mereka harapkan dengan apa yang mereka terima
Karakteristik di atas merupakan beberapa ciri ketika seseorang ingin menilai apakah
barang atau produk itu bermutu atau tidak. Kita dapat melihat bahwa karakteristik di atas
251
merupakan bagaimana konsumen melihat kualitas dalam sebuah organisasi atau industri jasa,
karena lebih menekankan pada pelayanan yang diberikan kepada pelanggan demi memuaskan
para pelanggan.
12.8 Total Quality Management
Definisi TOTAL QUALITY MANAGEMENT ( TQM ) adalah :
Total berarti keseluruhan atau terpadu, Quality berarti mutu dan Management berarti
pengelolaan atau didefinisikan sebagai proses planning, organizing, staffing, leading dan
controlling terhadap seluruh kegiatan dalam organisasi.
Jadi TQM adalah Suatu komitmen budaya organisasi untuk memuaskan pelanggan
lewat penggunaan struktur terintegrasi dari peralatan, teknik dan pelatihan. TQM
mencakup perbaikan terus menerus proses organisasi, dengan hasil produk dan jasa bermutu
tinggi.
Penekanannya adalah pada mutu, yaitu dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak
dari awalnya dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
LIMA IDE UTAMA dari Total Quality Management (TQM) yaitu :
Pendekatan system
- Sistem Budaya
- Sistem Teknik
- Sistem Manajemen
Peralatan TQM
Diagram tulang ikan bagaimana menentukan baik atau buruknya hasil. Disebut juga
diagram sebab akibat atau diagram Ishikawa.
Benchmarking Menemukan sifat, proses dan pelayanan terbaik dari yang ada dan
menggunakannya sebagai standar untuk memperbaiki produk, proses dan pelayanan
perusahaan sendiri.
Fokus pada Pelanggan
252
Kemampuan suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Manajer dan
pekerja dapat mengkonsentrasikan pada usaha mereka dan membuat perencanaan dan
strategi bagaimana produk mereka tetap diminati oleh konsumen.
Peran Manajemen
Tugas dari setiap manajer adalah mencari informasi dan membuat perencanaan untuk
strategi tang akan dilakukan perusahaan dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang.
Partisipasi Karyawan
Pemberian Wewenang, tindakan mendelegasikan wewenang dan otoritas kepada
bawahan, sehingga apa yang menjadi tujuan manajer dan perusahaan dapat tercapai.
Kunci Keberhasilan Dari Suatu Manajemen Kualitas Terpadu (TQM)
Penetapan kebijakan dan tujuan perusahaan serta komitmen untuk menjalankan
kebijakan tersebut oleh seluruh pihak dalam organisasi
Kepemimpinan dari manajemen puncak untuk memberikan arah bagi perubahan
budaya kualitas dalam perusahaan
Adanya motivasi dari seluruh personel organisasi untuk memberikan dan menjadi
yang terbaik bagi perusahaan
Adanya program peningkatan kualitas yang berkesinambungan
Fokus perusahaan untuk memuaskan pelanggan
Penerapan system kualitas sebagai landasan dalam usaha pencapaian kualitas
manajemen terpadu
Manfaat Dan Keuntungan TQM
1. Meningkatkan tingkat laba
2. Mengurangi keluhan konsumen dan klaim garansi
3. Mengurangi biaya dengan mengurangi pemborosan
4. Meningkatkan pangsa pasar
5. Meniingkatkan keikutsertaan dan kepuasan pelanggan
6. Meningkatkan kemampuan untuk menarik konsumen baru
Prinsip-Prinsip TQM
1. Pendekatan
– Memimpin Manajemen (Management Led)
2. Metode
– Pencegahan bukan penemuan (Prevention not Detection)
253
3. Sasaran
– Kepuasan seluruh konsumen (Total Customers Satisfaction)
4. Ukuran
– Biaya mutu (The Cost Of Quality)
5. Standar
– Benar sejak awal (Right First Time)
6. Ruang Lingkup
– Kepemilikan sejak awal (Ownership And Commitmen)
7. Tema
– Peningkatan berkesinambungan (Continous Improvement)
8. Kemampuan
– Pelatihan dan pendidikan (Training And Education)
9. Komunikasi
– kerjasama dan kerja tim (Co-operation And Team Work)
10. Penghargaan
– Pengakuan dan kebanggan (Recognition And Pride)
Faktor kunci dalam penerapan TQM di Indonesia
Untuk Indonesia ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam penerapan TQM yang
perlu menjadi perhatian sesuai dengan kondisi yang ada, diantaranya:
Pertama, berkaitan dengan pola alih teknologi yang menempatkan kembali pentingnya
teknologi manajemen dengan mengedepankan manusia sebagai figur sentral
Kedua, berkaitan dengan pergeseran paradigma pada system produksi dan produksi masal
menuju system kostomi masal yang menempatkan konsumen sebagai pusat perhatian
Ketiga, berkaitan dengan penerapan metode dan perangkat manjemen
Ada 8 Prinsip-prinsip Manajemen Mutu yang digunakan oleh manajemen sebagai suatu
kerangka kerja (frame work) untuk membimbing organisasi pada peningkatan kinerja :
Prinsip 1 – Organisasi yang berfokus pada pelanggan (Customer Focus)
Organisasi tergantung pada pelanggannya. Oleh karena itu, organisasi harus mengerti
keinginan pelanggan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang, memenuhi
permintaan pelanggan dan bahkan berusaha keras untuk melampauinya.
Prinsip 2 – Kepemimpinan (Leadership)
Pemimpin menetapkan satu tujuan dan arah organisasi. Mereka harus menciptakan dan
memelihara lingkungan internal di mana karyawan dapat terlibat secara penuh dalam
mencapai tujuan organisasi.
Prinsip 3 – Keterlibatan karyawan (Involvement of People)
Karyawan pada semua tingkat adalah unsure dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka
senantiasa memberikan sumbangsih bagi kepentingan perusahaan.
Prinsip 4 – Pendekatan Proses (Procces Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan dicapai secara lebih efisien jika sumber daya dan aktivitas
254
yang saling berkaitan diatur sebagai satu proses.
Prinsip 5 – Pendekatan sistem pada manajemen (System Approach to Management)
Jika proses-proses yang saling berkaitan dapat diidentifikasikan dan diatur sebagai suatu
sistem, maka tujuan dan sasarannya dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Prinsip 6 – Peningkatan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)
Peningkatan yang berkesinambungan harus menjadi suatu tujuan permanen dari organisasi.
Prinsip 7 – Pendekatan faktual untuk pengambilan keputusan (Factual Approach to
Decision Making) Keputusan efektif berasal dari data dan informasi yang dianalisis dengan
baik
Prinsip 8 – Hubungan pelanggan yang bermanfaat bagi kedua pihak (Mutually
Beneficial Supplier Relationship) Hubungan antara suatu organisasi dan para pemasoknya
adalah saling ketergantungan, dan hubungan saling ketergantungan itu menghasilkan nilai
lebih bagi keduanya.
255
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan mutu
2. Apa yang dimaksud dengan kualitas
3. Apa yang dimaksud dengan Total Quality Management ( TQM )
4. Penilaian mutu dapat dilihat dari mana
5. Apakah dengan kebijakan mutu seperti Iso 9001 sudah mewakili perusahaan untuk
meyakinkan masyarakat bahwa produk yg diciptakan sudah memenuhi standart
6. Bagaimana penerapan fungsi manajemen dapat menciptakan TQM
7. Pelanggan mendapat kepuasan dari barang yang dibeli dan harga kepada beberapa
orang, bagaimana perusahaan memberikan tingkat kepuasan yang maksimal kepada
pelanggannya.
8.
Kendala apa yang dihadapi oleh perusahaan untuk mendapatkan mutu yang baik
9. Bagaimana dengan adanya barang black market yang sering beredar dimasyarakat
10. Bagaimana sikap manajer bila terjadi penurunan kualitas barang pada saat barang
sampe ditangan konsumen
11. Bagaimana pandangan Islam tentang kualitas mutu suatu barang dan jasa
12. Sebutkan konsep-konsep mutu pada industry jasa
13. Sebutkan kunci keberhasilan dari TQM
14. Sebutkan aspek-aspek utama yang menyangkut tentang mutu !
15. Mengapa mutu dan kualitas sangatlah penting bagi perusahaan
16. David A Garvin menguraikan dimensi mutu untuk perusahaan manufaktur dalam 6
aspek, coba anda sebutkan dan jelaskan
17. Apa pandangan kualitas menurut David A Garin
18. Mengapa jaminan / assurance sangat penting dalam penentuan kualitas suatu produk
19. Sebutkan indicator dari sebuah kualitas atau mutu barang atau jasa
20. Apa yang dimaksud dengan Product based Approach
256
BAB
13
MANAJEMEN KONFLIK
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang pengertian manajemen konflik, definisi konflik, penyebab
dan jenis konflik, ciri-ciri konflik, dampak terjadinya konflik dan metode pengelolaan
konflik.
13.1 Pengertian Konflik
K
onflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau
antagonistic antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat menimbulkan dinamika dan
pencapaian cara-cara yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan kerja suatu kelompok.
Konflik berbeda dengan persaingan. Jika ada tujuan dari pihak-pihak yang terlibat tidak
sesuai tetapi pihak-pihak tersebut tidak dapat saling mengganggu, maka disebutnya sebagai
persaingan, tetapi bila ada kesempatan untuk mengganggu dan bila kesempatan tersebut
digunakan, maka akan timbul konflik. Dalam Qur’an dikatakan bahwa dalam surat an anfaal
: 46 yang berbunyi :
۟ ُﺸﻠ
۟ ﻋ
۟ َُﻭﺃ َ ِﻁﻴﻌ
﴾٤٦:ﺼﺒِ ِﺮﻳﻦَ ﴿ﺍﻷﻧﻔﺎﻝ
َ ﻮﺍ َﻓﺘ َ ْﻔ
ُ َﺳﻮ َﻟ ۥﻪُ َﻭ َﻻ ﺗ َ ٰﻨﺰ
ْ َﺐ ِﺭﻳ ُﺤ ُﻜ ْﻢ ۖ َﻭﺍ
ُ ﻮﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻭ َﺭ
ﺻ ِﺒ ُﺮ ٓﻭ ۟ﺍ ۚ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻣ َﻊ ﺍﻟ ﱣ
َ ﻮﺍ َﻭﺗ َ ْﺬﻫ
“ Dan taatlah kepada Allah dan Rosul-Nya dan janganlah berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuataanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar” ( an Anfaal:46 )
257
Selanjutnya Allah berfirman dalam surat Al Imran(3) : 103 :
“ Dan berpeganglah kamu semua kepada tali ( agama ) Allah dan janganlah kamu bercerai
berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadmu ketika kamu dahulu ( masa jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada ditepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya, Demikian Allah menerangkan ayat-ayatNya
kepadamu agar kamu mendapat petunjuk ( Al Imran (3) : 103”
Dari ayat tersebut jelas bahwa dalam manajemen permasalahan yang ada pada
perusahaan harus segera diselesaikan dan dicari jalan terbaik kedepannya dengan
perencanaan yang matang guna menghindari timbulnya masalah-masalah baru seperti
permasalahan dalam hal bahan baku, mesin produksi, keuangan, lingkungan kerja, marketing,
dan sumber daya manusia ( karyawan ) yang mengelola factor-faktor produksi tersebut serta
harus diolah secara baik dan harus diberikan pengawasan secara teliti agar dapat berjalan
dengan baik dan terhindar dari konflik yang berkepanjangan
Penyebab timbulnya konflik dalam organisasi adalah masalah-masalah komunikasi,
hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Didalam organisasi kecenderungan terjadinya
konflik karena disebabkan adanya suatu perubahan secara tiba-tiba antara lain: kemajuan
tehnologi, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan system nilai, serta berbagai macam
kepribadian individu seperti karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu yaitu otoriter atau
dogmatis yang dapat menimbulkan konflik.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun
pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests)
dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
258
13.2 Definisi Konflik
A
rti konflik telah dikacaukan dengan banyaknya konsepsi dan definisi yang berbeda-
beda, dan pada hakekatnya konflik didefinisikan sebagai segala macam interaksi
pertentangan atau antagonistic antara dua pihak atau lebih.
Konflik organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena danya kenyataan bahwa mereka harus
membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau
karena adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau
persepsi. Islam sangat melarang terjadinya konflik, karena dengan adanya konflik akan
menyebabkan terjadinya perselisihan, pertentangan dan timbulnya perpecahan diantara
anggota organisasi. Allah SWt berfirman dalam al Qur’an surat an-anfaal dikatakan bahwa :
۟ ُﺸﻠ
۟ ﻋ
۟ َُﻭﺃ َ ِﻁﻴﻌ
﴾٤٦:ﺼﺒِ ِﺮﻳﻦَ ﴿ﺍﻷﻧﻔﺎﻝ
َ ﻮﺍ َﻓﺘ َ ْﻔ
ُ َﺳﻮ َﻟ ۥﻪُ َﻭ َﻻ ﺗ َ ٰﻨﺰ
ْ َﺐ ِﺭﻳ ُﺤ ُﻜ ْﻢ ۖ َﻭﺍ
ُ ﻮﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻭ َﺭ
ﺻ ِﺒ ُﺮ ٓﻭ ۟ﺍ ۚ ﺇِ ﱠﻥ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻣ َﻊ ﺍﻟ ﱣ
َ ﻮﺍ َﻭﺗ َ ْﺬﻫ
“ Dan taatlah kepada Allah dan Rosul-Nya dan janganlah berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuataanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar” ( an Anfaal:46 )
Perbedaan konflik dengan persaingan (competition) terletak pada apakah salah satu pihak
mampu
untuk
menjaga
dirinya
dari
gangguan
pihak
lain
dalam
pencapaian
tujuannya.Persaingan ada bila tujuan-tujuan pihak-pihak yang terlibat adalah tidak sesuai
tetapi pihak-pihak tersebut tidak dapat saling mengganggu
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku baik dari
dalam maupun dari pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang
situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan
terhadap
pihak
ketiga
yang
dapat
menangani
konflik
tersebut.
Menurut Ross bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan
259
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau
agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam
memecahkan masalah ( dengan atau tanpa bantuan orang lain /
pihak ketiga) atau
pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik. Didalam Al
Qur’an dalam surat al hujurat : 6 dikatakan bahwa apabila kita mendengakan suatu berita
hendaknya diperiksa terlebih dahulu tentang kebenaran dari berita tersebut sehingga tidak
menimbulkan fitnah atau konflik diantara pemberi berita dan penerima berita ataupun orang
yang diberitakan, adapun bunyi surat Al Hujurat tersebut yaitu :
Artinya Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu (QS Al Hujurat:6).
Menurut Fisher dkk menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih
umum dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan terdiri dari diantaranya :
* Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
* Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan
damai.
* Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan
mendorong
perubahan
perilaku
positif
bagi
pihak-pihak
yang
terlibat.
* Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan
baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
* Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas
dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan
kekuatan politik yang saling berpengaruh secara
260
positif bagi kedua belah pihak.
Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola
konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahapan sebelumnya misalnya
pengelolaan
konflik
akan
mencakup
pencegahan
dan
penyelesaian
konflik.
Sementara Minnery menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya
dengan
perencanaan
suatu
tata
kota
yang
merupakan
suatu
proses.
Minnery juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan
bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen
konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai
model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang
telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik meliputi beberapa langkah yaitu:
penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi
karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan
proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta
menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik.
Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks dan melibatkan perencana sebagai
aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
Para pakar ilmu perilaku organisasi, memang banyak yang memberikan definisi tentang
konflik. Robbins, salah seorang dari mereka merumuskan Konflik sebagai :"sebuah proses
dimana sebuah upaya sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang
dilakukan oleh orang lain dalam berbagai bentuk hambatan (blocking) yang menjadikan
orang lain tersebut merasa frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan atau
merealisasi minatnya". Dengan demikian yang dimaksud dengan Konflik adalah proses
pertikaian yang terjadi sedangkan peristiwa yang berupa gejolak dan sejenisnya adalah salah
satu manifestasinya. Dua orang pakar penulis dari Amerika Serikat yaitu, Cathy A
Constantino, dan Chistina Sickles Merchant mengatakan dengan kata-kata yang lebih
sederhana, bahwa konflik pada dasarnya adalah: "sebuah proses mengekspresikan
ketidapuasan, ketidaksetujuan, atau harapan-harapan yang tidak terealisasi". Mereka sepakat
dengan Robbins bahwa konflik pada dasarnya adalah sebuah proses. Konflik dapat diartikan
sebagai ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok
dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka
secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka
mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda.
261
13.3 Penyebab dan jenis Konflik
K
onflik dapat dikatakan sebagai segala macam interaksi yang pertentangan atau
antagonistic antara dua pihak atau lebih.Kita dapat mempelajari apa yang menjadi
penyebab konflik dan jenis-jenis konflik yang ada dalam organisasi atau perusahaan agar
dapat menyelesaikan dengan baik dan menjadikan konflik sebagai cara untuk mencari jalan
terbaik untuk perencanaan dan pengembangan perusahaan kedepan
Ada beberapa penyebab timbulnya konflik, diantaranya :
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
4. Standart, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud
Selain hal tersebut diatas adapula penyebab terjadinya konflik dilihat dari :
1. Karakter individual
a. Nilai, sikap dan kepercayaan
Perasaan kita tentang apa yang benar dan apa yang salah dan predisposisi untuk
bertindak positif dan negative terhadap suatu kejadian, dapat dengan mudah
menjadi sumber terjadinya konflik. Nilai-nilai yang dipegang dapat menciptakan
ketegangan-ketegangan diantara individual dan kelompok dalam suatu organisasi
b. Kebutuhan dan kepribadian
Konflik muncul karena adanya perbedaan yang sangat besar antara kebutuhan dan
kepribadian. Setiap orang, yang bahkan dapat berlanjut kepada perseturuan antar
pribadi. Sering muncul kasus dimana orang-orang yang memiliki kebutuhan
kekuasaan dan prestasi yang tinggi cenderung untuk tidak begitu suka
bekerjasama dengan orang lain, karena mengganggap prestasi pribadi lebih
262
penting, sehingga hal ini tentu mempengaruhi pihak-pihak lain dalam organisasi
tersebut.
c. Perbedaan Persepsi
Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik
2. Faktor situasi
a. Kesempatan dan kebutuhan berinteraksi
Kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang-orang terpisah
secara pisik dan jarang berinteraksi. Sejalan dengan meningkatnya asosiasi diantar
pihak-pihak yang terlibat, semakin mengikat pula terjadinya konflik. Dalam
bentuk interaksi yang aktif dan komplek seperti pengambilan keputusan bersama,
potensi terjadinya konflik bahkan semakin besar.
b. Kebutuhan untuk berkonsensus
Ada banyak hal dimana para manager dan departemen yang berbeda harus
memiliki persetujuan bersama, hal ini menolong menekan konflik tingkat
minimum. Tetapi banyak pula hal dimana tiap-tiap departemen harus melakukan
consensus bersama. Karena demikian banyak hal yang terlibat dalam masalahmasalah seperti ini, proses menuju tercapainya consensus seringkali didahului
dengan munculnya konflik. Sampai setiap manager departemen yang terlibat
setuju, banyak kesulitan yang akan muncul
c. Ketegantungan satu pihak kepada pihak lain
Dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan tugasnya, hal yang
lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih sering muncul
d. Perbedaan status
Apabila
seorang
bertindak
dengan
cara-cara
yang
kongruen
dengan
statusnya,maka konflik akan muncul. Sebagai contoh dalam bisnis kontruksi, para
insinyur secara tipikal sering menolak ide-ide inovatif yang diajukan oleh juru
gambar karena mereka mengganggap juru gambar memiliki status yang lebih
rendah, sehingga tidak sepantasnya juru gambar menjadi sejajar dalam proses
desain suatu kontruksi
e. Rintangan Komunikasi
Komunikasi sebagai media interaksi diantara orang-orang dapat dengan mudah
menjadi basis terjadinya konflik. Tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan
terjadinya konflik, tetapi disisi lain komunikasi yang terjadi itu sendiri dapat
263
menjadi potensi terjadinya konflik. Sebagai contoh, informasi yang diterima
mengenai pihak lain akan menyebabkan orang dapat mengidentifikasi situasi
berbeda dalam hal nilai dan kebutuhan. Hal ini dapat menjadi konflik yang
sebenarnya dapat dihindari dengan adanya komunikasi walau hanya sedikit.
f. Batas-batas tanggung jawab dan juriduksi
Orang-orang dengan jabatan dan tanggung jawab yang jelas dapat mengetahui apa
yang dituntut dari diri masing-masing. Ketika terjadi ketidakjelasan tanggung
jawab dan jurisdiksi, kemungkinan terjadinya konflik jadi semakin besar.
Didalam organisasi klasik ada empat daerah structural dimana konflik sering timbul, yaitu :
1. Konflik Hirarki.
Yaitu konflik antar berbagai tingkatan organisasi. Manajemen menengah mungkin
dengan personalia, Dewan direktur mungkin konflik denagn manajemen puncak, atau
secara umum terjadi antara manajer dan para karyawan
2. Konflik fungsional
Yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi, sebagai contoh
klasik, konflik antara departemen produksi dan pemasaran dalam suatu organisasi
perusahaan
3. Konflik lini – staf
Yaitu konflik antara lini dan staf. Hal ini sering merupakan hasil adanya perbedaanperbedaan yang melekat pada personalia lini dan staf.
4. Konflik formal – informal
Konflik anatar organisasi formal dan informal
Menurut Agus M. Hardjana mengemukakan sepuluh penyebab munculnya konflik yang
terjadi di lingkungan tempat kita berada, yaitu:
a. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikas
b. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang
c. Rebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. Masalah wewenang dan tanggung jawab
e. Penafsiran yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama
f. Kurangnya kerja sama
g. Tidak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada
264
h. Ada usaha untuk menguasai dan merugikan
i. Pelecehan pribadi dan kedudukan
j. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas
tentang apa yang diharapkan darinya.
Stoner sendiri menyatakan bahwa penyebab yang menimbulkan terjadinya konflik adalah :
a. Pembagian sumber daya (shared resources)
b. Perbedaan dalam tujuan (differences in goals)
c. Ketergantungan aktivitas kerja (interdependence of work activities)
d. Perbedaan dalam pandangan (differences in values or perceptions)
e. Gaya individu dan ambiguitas organisasi (individual style and organizational ambiguities).
Robbins membedakan sumber konflik yang berasal dari karakteristik perseorangan dalam
organisasi dan konflik yang disebabkan oleh masalah struktural. Dari sini kemudian Robbins
menarik kesimpulan bahwa ada orang yang mempunyai kesulitan untuk bekerja sama dengan
orang lain dan kesulitan tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan kerja atau
interaksinya yang formal. Konflik perseorangan ini disebut Robbins dengan konflik
psikologis. Untuk itulah Robbins kemudian memusatkan perhatian pada sumber konflik
organisasi yang bersifat struktural. Sumber-sumber konflik yang dimaksudkan Robbins,
yaitu:
a. Saling ketergantungan pekerjaan
b. Ketergantungan pekerjaan satu arah
c. Diferensiasi horizontal yang tinggi
d. Formalisasi yang rendah
e. Ketergantungan pada sumber bersama yang langka
f. Perbedaan dalam kriteria evaluasi dan sistem imbalan
g. Pengambilan keputusan partisipatif
h. Keanekaragaman anggota
i. Ketidaksesuaian status
j. Ketakpuasan peran
k. Distorsi komunikasi
265
Didalam konflik juga terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang
digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik berdasarkan pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya, ada yang membagi konflik dilihat dari fungsi dan ada juga yang
membagi konflik dilihat dari posisi seseorang dalam suatu organisasi.
a. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi.
Jenis konflik ini disebut juga konflik intra keorganisasian. Dilihat dari posisi seseorang
dalam struktur organisasi, Winardi membagi konflik menjadi sebagai berikut :
1. Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan
yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
2.Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjadi antara mereka yang memiliki kedudukan
yang sama atau setingkat dalam organisasi.
Misalnya,
konflik
antar
karyawan,
atau
antar
departemen
yang
setingkat.
3. Konflik garis - staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya
Memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai
penasehat dalam suatu organisasi.
4. Konflik peranan, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu
peran yang saling bertentangan.
b.Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di dalamnya.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat
di dalam konflik, Stoner membagi konflik menjadi
lima macam , yaitu:
1. Konflik dalam diri individu (conflict within the individual).
Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau
karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya. Termasuk dalam konflik
individual ini, menurut Altman, adalah frustasi, konflik tujuan dan konflik peranan .
2. Konflik antar-individu (conflict between individuals).
Terjadi karena perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang
lain.
3. Konflik antara individu dan kelompok (conflict between individuals and groups).
Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok tempat ia
bekerja.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the
266
same organization). Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok memiliki
tujuan
yang
berbeda
dan
masing-masing
berupaya
untuk
mencapainya.
c. Konflik Dilihat dari Fungsi. Dilihat dari fungsi, Robbins membagi konflik menjadi dua
macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict)Konflik fungsional adalah konflik
yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok.
konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict).Konflik disfungsional adalah konflik yang
merintangi pencapaian tujuan kelompok. Menurut Robbins, batas yang menentukan apakah
suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak tegas (kabur). Suatu konflik
mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain.
13.4 Ciri-ciri Konflik
C
Iri-ciri konflik dapat dilihat dari situasi dan kondisi lingkungan yang terlihat mulai
kurang menyenangkan. Baik individunya maupun suasana dimana individu itu
berada yang nantinya akan menimbulkan penurunan dalam produktivitas kerja.
Adapun ciri-ciri dari pada terjadinya konflik menurut Wijono ( 1993 : 37 ) adalah :
1.
Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perorangan maupun kelompok yang terlibat
dalam interraksi yang saling bertentangan
2.
Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun
kelompok dalam mencapai tujuannya, memainkan peran dan ambicius atau adanya
nilai-nilai norma yang saling berlawanan
3.
Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang
direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain
agar dapat memperoleh keuntungan seperti status, jabatan, tanggung jawab,
pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik seperti sandang, pangan, materi dan
kesejahteraan dan tunjangan-tunjangan seperti mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan
kebutuhan sosio-spikologis seperti rasa aman, kepercayaan diri, kasih dan penghargaan
serta aktualisasi diri.
4.
Munculnyan tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang
berlarut-larut
267
5.
Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait
dengan kedudukan, status social, pangkat, golongan. Kewibawaan, kekuasaan, harga
diri, pretise dan seagainya
13.5 Dampak Konflik
K
onflik yang berjadi dapat menimbulkan dampak positif dan negative, baik untuk
individunya, maupun untuk lingkungannya. Konflik bisa saja merupakan sumber
energy dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik
Dampak positif dari adanya konflik yaitu :
1. Membuat organisasi tetap hidup harmonis dan membantu setiap orang untuk saling
memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka
2. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada
3. Melakukan adaptasi sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system
dan prosedur, mekanisme program bahkan tujuan organisasi
4. Memunculkan keputusan-keputusan yang lebih inovatif
5. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat, dan
memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi
6. Memberikan saluran baru untuk komunikasi
7. Menumbuhkan semangat baru pada staf
8. Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada
penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok,
berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, aptis, acuh tak acuh, bahkan mungkin
muncul luapan emosi destruktif berupa demontrasi.
Dampak negatif dari adanya konflik yaitu :
1. Menghambat komunikasi
2. Menganggu kohesi ( keeratan hubungan )
3. Mengganggu kerjasama
4. Menganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi
268
5. Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan
6. Individu atau personil mengalami tekanan ( stress ), mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir. Menarik diri, frustasi dan apatisme
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ditengah-tengah konflik yaitu :
1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan orang lain
2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani
secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga
3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan
berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum
tentu merupakan kesempatan yang terbesar.
13.6 Metode pengelolaan Konflik
B
Eberapa metode pengelolaa konflik yang
dapat dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan agar dapat menjadikan penyebab konflik yang ada dalam organisasi
atau perusahaan dapat terselesaikan dengan baik yaitu.
1. Stimulasi konflik
-
Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
-
Penyusunan kembali organisasi
-
Penawaran bonus, insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
-
Memilih manajer yang tepat
-
Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
2. Pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu tinggi atau menurunkan
produktifitas.Yaitu mengelola tingkat konflik melalui ”pendinginan suasana” tetapi
tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik, dengan
-
Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik, dengan tujuan yang lebih bisa
diterima oleh kedua kelompok tersebut
-
Mempersatukan
kedua
kelompok
“ancaman” atau “musuh” yang sama.
3. Penyelesaian konflik.
269
yang bertentangan
untuk
menghadapi
Metode ini yang akan dibahas berkenaan dengan kegiatan-kegiatan para manajer yang
dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak bertentangan. Dalam metode ini
terdapat 3 penyelesaian konflik yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
a. Dominasi dan penekanan, dapat dilakukan dengan beberapa cara :
- Kekerasan (forecing),
Yang bersifat penekanan otokratik
- penenangan (smoothing),
Menggunakan cara yang lebih diplomatis
- penghindaran (avoidance),
Dimana menglakukan penghindaran untuk mengambil posisi yang tegas
- aturan mayoritas (majority rule).
Dilakukan dengan pemungutan suara melalui prosedur yang adil
b. Kompromi (mencari jalan tengah), dapat dilakukan dengan cara :
- Pemisahan (separation), dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan ,
dipisahkan sampai mereka mencari persetujuan
- arbitrasi (perwasitan) ada pihak ketiga diminta memberi pendapat, kembali ke
peraturan-peraturan yang berlaku,
- penyuapan (bribing), dimana salah satu pihak diberi kompensasi dalam
pertukaran untuk tercapainya penyelesaian konflik.
c. Pemecahan masalah integrative, mengubah konflik menjadi situasi pemecahan
masalah. Dalam pemecahan masalah ini manajer perlu mendorong bawahannya
untuk bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama, melakukan pertukaran
gagasan secara bebas, dan menekankan usaha-usaha pencarian yang optimum,
agar tercapainya penyelesaian integrative. Ada 3 jenis
penyelesaian konflik
secara integrative yaitu :
1. Konsensus,
Dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk
mencari penyelesaian terbaik mereka dan bukan mencari kemenagan
sesuatu pihak
2. Konfrontasi
Dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya
secara langsung satu sama lain dan dengan kepemimpinan yang terampil
270
dan kesediaan untuk menerima penyelesaian, suatu penyelesaian konflik
yang sering dapat diketemukan
3. Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Dapat juga menjadi metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut
disetujui bersama.
Beberapa langkah untuk meraih kedamaian dalam konflik. Apapun sumber masalah dari
timbulnya konflik maka lima langkah berikut ini bersifat dasar dalam mengatasi kesulitan
tersebut :
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang
seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam
mendeteksi ( tidak memperdulikan masalah atau mengganggap ada masalah padahal
tidak ada
2. Diagnosa
Ini merupakan langkah penting karena metode yang benar vdan dapat diuji mengenai
siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan
perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal yang sepele
3. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkan masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang
terlibat didalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak
praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak baik, dan carilah
yang terbaik yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tepat
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa
akan ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan
pertimbangan mempengaruhi pilihan dan arah kelompok
5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapatmelahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaian
tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan coba lagi.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi konflik Yaitu :
1. Ciptakan system dan pelaksanaan komunikasi yang efektif
2. Cegah konflik yang destruktif sebelum terjadi
271
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul
5. Ciptakan iklim dan suasana kerja yang harmonis
6. Bentuklah team work dan kerjasama yang baik antar kelompok dan unit kerja
7. Semua pihak hendaknya sadar bahw semua unit merupakan mata rntai organisasi
yang saling mendukung, jangan ada yang mera paling hebat
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi dan saling pengertian antar unit/
departemen.
Perancangan organisasi modern juga mengandung situasi-situasi konflik potensial. Secara
khusus organisasi proyek dan matrik secara structural menciptakan konflik. Manajer
proyek dengan tanggung jawab tetapi tanpa wewenang dan manajer pada suatu struktur
matrik dengan seorang atasan fungsional serta pimpinan proyek menyajikan situasi-situasi
konflik. Keberadaan konflik dalam perancangan organisasi modern juga dapat
menunjukkan manfaat. Dalam banyak kasus perancangan organisasi, konflik ternyata
dapat sangat membantu manajemen.
13.7 Teori Konflik
B
Eberapa teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik, dan sasarannya antara lain
a. Teori hubungan masyarakat
Menganggap
bahwa
konflik
disebabkan
oleh
polarisasi
yang
terus
terjadi,
ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu
masyarakat. Sasaran dari teori hubungan masyarakat ini adalah bagaimana meningkatkan
komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta
mengusahakan toleransi agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada
didalamnya.
b. Teori kebutuhan manusia
272
Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik,
mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti
pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.
Sasaran dari teori kebutuhan manusia adalah untuk mengidentifikasi dan mengupayakan
bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk
memenuhi kebutuhan itu secara baik dan tepat.
c. Teori negosiasi prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan
perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan
berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi
berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian
melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua
pihak.
d. Teori identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar
pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
Sasaran dari teori identitas : melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang
mengalami konflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara
pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
e. Teori kesalahpahaman antarbudaya
Berasumsi
bahwa
konflik
disebabkan
oleh
ketidakcocokan
dalam
cara-cara
berkomunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda yang ada dimasyarakat.
Sasaran: menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak
lain, mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan
keefektifan komunikasi antar budaya yang ada dimasyarakat
273
f. Teori transformasi konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan
ketidakadilan
yang
muncul
sebagai
masalah
sosial,
budaya
dan
ekonomi.
Sasaran teori transformasi konflik adalah bagaimana mengubah struktur dan kerangka
kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan termasuk kesenjangan
ekonomi, meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antar pihak yang
berkonflik, mengembangkan proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan,
keadilan,
perdamaian,
pengampunan,
rekonsiliasi,
dan
pengakuan.
Pertanyaan :
1. Apa perbedaan antara konflik dan persaingan
2. Benarkah pilkada yang sering dilakukan dapat menjadi sumber konflik dalam
masyarakat
3. Bagaimana supaya konflik yang terjadi dapat menjadi suatu yang positif
4. Bagaimana menangani suatu konflik dalam manajemen
5. Bagaimana menangani konflik yang terjadi dalam diri individu
6. Apakah dengan tujuan yang berbeda dapat menyebabkan timulnya konflik
7. Bagaimana cara menangani konflik yang ada agar tidak terjadi perselisihan
8. Apa yang dimaksud consensus dan konfrontasi
9. Sebagai seorang
pemimpin bagaimana mempertahankan dan memperkuat norma
yang ada dalam kelompok agar tidak menimbulkan konflik
10. Bagaimana melokalisir konflik yang masalahnya sama agar tidak mejalar ke yang
lain dengan masyarakat yg minoritas
11. Bagaimana menangani konflik internal yang terjadi dalam organisasi dengan memiliki
2 kepemimpinan.
12. Konflik dapat menimbulkan dampak yang positif seperti ketenangan, agresif, kreatif
dan mufakat, jelaskan
13. Cara penyebab konflik adalah kurangnya komunikasi, sejauh mana komunikasi
tersebut dapat menyebabkan konflik
14. Bagaimana metode pengelolaan konflik yang baik untuk perusahaan agar dapat
terselesaikan dengan baik
274
15. Hal-hal apa yang perlu dilakukan ditengah-tengah konflik yang sedang berlangsung.
16. Apa dampak negative terjadinya konflik
17. Dan apa pula dampak positif dari terjadinya konflik
18. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi konflik
19. Sebutkan ciri- ciri konflik menurut Wijono
20. Winardi membagi konflik dalam 4 macam, jelaskan
275
BAB
14
MENGELOLA
DALAM
LINGKUNGAN GLOBAL
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan
pengertian / definisi tentang Globalisasi,mengelola globalisasi, tantangan dalam
mengelola globalisasi, globalisasi ekonomi, dan dampak positif dan negatif globalisasi
ekonomi.
14.1 Definisi Pengelolaan
P
engelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga
orang lain dan memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan
14.2 Pengertian Globalisasi
P
Engertian dari Globalisasi adalah adanya keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa
dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu
Negara menjadi semakin sempit.
275
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara
Pengakuan oleh organisasi bahwa bisnis harus mempunyai fokus global, bukan lokal
merupakan tujuan dari globalisasi. Globalisasi berarti “dunia tanpa batas” artinya
perdagangan atau hubungan pasar menjadi semakin luas, karena dimungkinkannya berkurang
/ hilangnya hambatan terhadap arus barang, jasa, modal dan SDM melintas batas
Internasional.
Lingkungan globalisasi adalah suatu proses dimana menjadikan sesuatu ( benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu didunia tanpa dibatasi oleh wilayah globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja ( working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Ada yang memandang globalisasi sebagai suatu proses sosial atau proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara didunia makin terikat satu
sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan konsistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dan dalam banyak
hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi
sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah
globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Dampak dari adanya globalisasi adalah terlihat dari pasar yang menjadi semakin
luas, dimana pesaingan tidak hanya dari dalam negri tetapi dari seluruh dunia juga dapat
datang ke pasar domestik kita. Hal ini yang menjadi faktor pendorong pengusaha-pengusaha
kita untuk mampu bersaing lebih keras untuk dapat bertahan dari pasar global.
Dalam Al-Qur’an surat Al Hujurat : 13
yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
276
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Qur’an surat Al Hujurat ( 49 ) : 13
Mengambarkan bahwa globalisasi adalah suatu keniscayaan, dan seorang muslim
harus memiliki sikap takwa. Globalisasi bila tidak dibimbing oleh suatu etnik tertentu maka
mereka akan menghilangkan batas-batas yang baik dan buruk, yang halal dan haram, yang
boleh dan yang terlarang. Kemajuan usaha yang mereka peroleh tidak terlepas dari hubungan
hutang piutang.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang artinya universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda
atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negaranegara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte
merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
Internasionalisasi:
Globalisasi
diartikan
sebagai
meningkatnya
hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
277
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal
material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat
menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan
semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan
keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global
memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara
14.3 Sejarah Globalisasi
anyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20, yang
B
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan
globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang
lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal
perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari
Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya
jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan
McDonald di seluroh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang,
Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah,
Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga
menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab
ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa
Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini
didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar
bangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan
teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi
di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
278
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak
politik pintu terbuka disyahkan oleh pemerintah,maka perusahaan-perusahaan Eropa banyak
yang membuka berbagai cabang perusahaannya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari
Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris dan masih banyak
lagi. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
14.4 Ciri-ciri Globalisasi
B
erikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara
menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan masa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda terlihat semakin
dekat.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,
film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, film, literatur, dan
makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, dimana sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu dan
saling berdekatan. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali
279
yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu maka Peter Drucker
menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
14.5 Pengelolaan Globalisasi
D
Alam mengelola suatu lingkungan global misalnya tantangan yang dihadapi akan
menjadi lebih besar. Hal ini terjadi salah satunya karena adanya perbedaan-
perbedaan , baik dalam hal budaya, politik maupun ekonomi. Beruntunglah bangsa
Indonesia memiliki bahasa persatuan yang lebih dikenal dengan bahasa Indonesia sehingga
perbedaan-perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang kemajuan tetapi justru menjadi
pemicu semangat untuk bersatu dan mempersatukan diri demi cita-cita dan tujuan bersama,
seperti yang tercantum dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al Mumtahanah:8-9 yang
artinya :
”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya
melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena
agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.
Tiga faktor sebagai fenomena globalisasi :
1. Kedekatan “menyusutnya dunia”
Produsen harus berhadapan dengan pelanggan, pesaing, pemasok
dan pemerintah.
Kemampuan teknologi dan manajerial sangat diperlukan dimana dituntut untuk para
manajer saling bersaing atau bahkan bekerja sama dengan pemain global yang baru.
2. Lokasi
Lokasi dan integrasi dari organisasi yang beroperasi melewati beberapa batas
internasional merupakan bagian dari globalisasi.
Manajemen trans-nasional menggambarkan praktek yang semakin banyak dilakukan
orang untuk memperluas operasi organisasi melewati batas banyak negara.
280
3. Sikap “tidak ada luar negeri lagi”
-
Mempraktekan manajemen secara global.
-
Keingin tahuan mengenai dunia di luar batas-batas nasional
-
Kemauan untuk mengembangkan kemampuan guna berpartisifasi dalam ekonomi
global.
Tantangan dalam mengelola Globalisasi :
1.
Munculnya para pesaing baru secara tiba-tiba
2.
Adanya peningkatan ketidakpastian
3.
Ketakutan dan kegelisahan yang dialami masyarakat
4.
Penyesuaian terhadap perubahan lingkungan global serta yang paling penting yaitu
menghindari “ parokialisme “
Dampak dari adanya pengelolaan pada suatu lingkungan global atau lebih dikenal dengan
globalisasi adalah timbulnya kerjasama atau perjanjian perdagangan yang mempengaruhi
persaingan ( kompetisi ) global, baik untuk skala regional maupun global.
14.6 Globalisasi Perekonomian
G
Lobalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekuatan pasa
yang semakin terintegrasi dengan atau tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perkonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian disatu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam
negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-produk global kedalam pasar domestik
Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antar lain terjadi dalam bentuk :
1. Globalisasi Produksi
281
Dimana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya
produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang
rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastuktur yang memadai ataupun karena iklim
usaha dan politik yang kondusif.
2. Globalisasi Pembiayaan
Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan
investasi ( baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) disemua negara dunia
3. Globalisasi Tenaga kerja
Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai
kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang memiliki
pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara
berkembang
4. Globalisasi jaringan informasi
Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari
negara-negara didunia karena kemajuan tehnologi, antara lain melalui TV, radio,
Media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu
meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh,
KFC, Mdonald, Jeans Levi’s, yang melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera
masyarakat dunia baik yang berdomisili dikota ataupun didesa menuju pada selera
global
5. Globalisasi Perdagangan
Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan
berbagai hambatan non tarif. Dengnan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan
menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Dampak Positif Globalisasi Ekonomi
1. Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori “ keuntungan komparatif” dari David Ricardo.
Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan
dengan lebih efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh
keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
282
Perdagangan yang lebih besar memungkinkan masyarakat dari berbagai negara
mengimport lebih banyak barang dari luar negri. Hal ini menyebabkan konsumen
mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu konsumen juga dapat
menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negri
Perdagangan luar negri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh
pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negri
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan tehnologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik
yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
5. Menyediakan dana tambahan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainhya bukan saja dikembangkan
oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal
dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negri terutama dari negara-negara maju
yang memasuki pasar uang dan pasar modal didalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi
1. Menghambat pertumbuhan sektor Industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negri
yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak
dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan proteksi kepada industri
yang baru berkembang. Dengan demikian, perdagangan luar negri yang bebas
menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri
domestik yang lebih cepat. Selain itu ketergantungan kepada industri-industri yang
dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
2. Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang import. Sebaliknya apabila suatu
negara tidak mampu bersaing maka eksport tidak bedrkembang. Keadaan ini dapat
memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globalisasi terhadap
neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar
283
negri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak
menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negri
semakin meningkat. Tidak berkembang eksport dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi ( modal)
portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar
negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir
masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik.
Sebaliknya ketika harga-harga saham di pasar saham menurun dana dari dalam negeri
akan mengalir ke luar negri,neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk
dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat
menimbulkan efek buruk kepada kestabilan ekonomi secara keseluruhan.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan diatas berlaku dalam suatu negara, maka dalam
jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakinlambat pertumbuhannya dan
masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin buruk. Pada akhirnya
apabila apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak
adil dan masalah sosial ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
14.7 Dampak Globalisasi
G
lobalisasi sangat berpengaruh hampir disemua aspek yang ada di masyarakat, baik
dalam bidang ekonomi, social, budaya. Nilai-nilai maupun persepsi yang berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan maupun psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran
manusia. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah
laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Dari kemajuan tersebut tentukan ada dampak positif
perkembangan globalisasi tersebut.
284
dan negative dari
Dampak positif globalisasi antara lain:
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
Mudah melakukan komunikasi
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran ( perubahan dalam tata nilai dan sikap)
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
Mudah memenuhi kebutuhan ( tingkat kehidupan yang lebih baik )
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi
Dampak negatif globalisasi antara lain:
Informasi yang tidak tersaring
Perilaku ( pola hidup ) yang konsumtif
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit ( individualistic )
Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu
Negara
Adanya kesenjangan sosial
Untuk mengukur kriteria globalisasi suatu Negara maka dapat dilihat dari berbagai criteria
diantaranya :
-
Upah pekerja dalam sebuah negara
-
Tingkat pendidikan dari angkatan kerja negara tersebut.
-
Bagian pasar dunia dari suatu negara
-
Standar kehidupan suatu negara.
Untuk itu daya saing yang diperlukan dalam globalisasi adalah :
1.
Daya saing kualitas
2.
Daya saing harga
3.
Daya saing Marketing
4.
Daya saing dalam membuat jaringan ( net Working )
Bagaimana cara Pemerintah mempengaruhi daya saing / globalisasi tersebut ?
-
Iklim Ekonomi
-
Lembaga
-
Kebijakan
-
Perubahan politik
285
-
Persetujuan diantara berbagai bangsa
Faktor yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan investasi :
1. Ekonomi dari berbagai negara (infrastruktur)
2. Resiko politik
3. Kecocokan teknologi pada budaya yang berbeda
4. Dukungan dari pemerintah setempat.
BAGAIMANA PERUSAHAAN MEMASUKI PASAR GLOBAL ?
Tahapan yang dapat ditempuh :
1. Exporting
Exporting : yaitu menjual produk yang dihasilkan secara domestik di pasar asing.
2. Licensing
Licencing : yaitu penjualan hak ke pasar produk bermerk atau menggunakan proses yang
dipatenkan atau material yang dilindungi undang-undang hak cipta.
3. Franchise
Franchise : yaitu suatu tipe pengaturan lisensi, sebuah perusahaan menjual paket yang
terdiri dari merk dagang, mesin material dan pedoman manajerial.
4. Joint Venture
Joint Venture : yaitu bentuk bisnis yang merupakan gabungan perusahaan asing dan
perusahaan domestik, mereka berpatungan menanggung biaya pembangunan fasilitas
produksi atau penelitian di negara asing.
5. Global Strategik Partnership
Global Strategy Partnership : yaitu aliansi yan dibentuk oleh sebuah organisasi dengan
satu atau beberapa negara asing, pada umumnya bertujuan kearah mengeksploitasi
peluang negara lain dan keaah mengambil posisi pimpinan dalam pasokan atau produksi.
286
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan globalisasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan ?
3. Bagaimana cara yang harus dilakukan agar perusahaan dapat memasuki pasar global
4. Globalisasi adalah sunatullah, bagaimana kita menyingkapi globalisasi tersebut
secara baik.
5. Apa maksud dari pengertian globalisasi adalah dunia tanpa batas, jelaskan !
6. Bagaimana tantangan dalam pengelolaan bisnis secara globalisasi
7. Apa yang dimaksud, licenci, franchesing, dan joint venture
1.
Apa yang dimaksud dengan Manajer Ethnosentrik (ethnocentric manager)
8. Faktor-faktor apa yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan sebuah
perusahaan melakukan investasi diluar negri.
9. globalisasi berarti membuka peluang baru diluar perusahaan baik dalam negri maupun
luar negri, Daya
saing apa yang diperlukan oleh perusahaan dalam memasuki
globalisasi tersebut.
10. Sebutkan dampak positif dan negative dari adanya globalisasi.
11. Bagaimana cara meningkatkan eksport agar mampu bersaing dengan Negara lainnya
12. Bagaimana program dan sikap pemerintah dalam menghadapi dibukanya pasar global
13. Bagaimana cara untuk meningkatkan konsumen untuk mencintai produk dalam negri
14. Bagaimana cara perusahaan memasuki pasar global utk sekarang dan MYD
15. Dengan adanya globalisasi maka daya saing semakin tinggi bagi perusahaan,
bagaimana startegi yang harus dilakukan perusahaan dalam hal tersebut.
16. Sejauhmana peran pemerintah dalam mempengaruhi daya saing globalisasi
17. Ketika suatu Negara ingin melakukan investasi, hal-hal apa yang perlu menjadi
perhatian untuk pengambilan keputusan tersebut
18. Menurut anda apakah pengusaha yang ada diIndonesia sudah siap memasuki pasar
global
19. Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan untuk dapat bersaing dalam globalisasi
20. Apa yang dimaksud dengan Competitive Advantage ?
287
288