Academia.eduAcademia.edu

Komparasi Ideologi, Sistem Politik, dan Kebijakan

Nama NIM Kelas Mata Kuliah Dosen Pengampu : Mediyan Rahmad Saputra : 125120500111008 : A.Pol.3 : Kebijakan Publik : Wawan Edi Kuswandoro, S. Sos. Komparasi Ideologi, Sistem Politik, dan Kebijakan Ideologi yang diusung tiap individu berpengaruh terhadap ideologi yang dianut suatu kepemerintahan maupun negara. Dalam ranah ideologi, ideologi berperan penting dalam beberapa aspek penting kehidupan bermasyarakat, mulai dari mengatur, merumuskan dan merencanakan hal-hal yang dianggap perlu atau sebaliknya tidak perlu. Salah satu kekuatan ideologi adalah munculnya sistem politik. Tanpa adanya kesamaan pandangan atau ideologi, perumusan sistem yang nantinya menjadi roda kehidupan akan tidak seimbang dan cenderung mudah goyah karena belum tercakup dalam satu frame. Framing atau pembingkaian diperlukan dalam perumusan sistem yang baik dan cocok dengan ideologi tertentu. Dalam pandangan Pan dan Kosicki,1 framing adalah bagian dari proses besar bagaimana publik menafsirkan isu-isu atau kebijakan politik tertentu. Artinya pernyataan dari pembuat kebijakan yang berdasar pada ideologi adalah bagian dari proses besar sistem politik yang ada. Dalam kehidupan yang semakin dinamis, semakin pula banyak pemahaman atau kepastian yang diambil yang cenderung sulit ditentukan. Kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan lepas dari gejolak sosial yang ada. Kebiasaan maupun tingkah laku selalu berubah dan inilah yang membuat harus ada sistem dan kebijakan yang mengatur. Akan tetapi semakin berubahnya pola-pola kehidupan, semakin kabur pula pandangan tiap individu yang nantinya juga berimbas pada pandangan awal. Batas-batas antar ideologi semakin kabur dalam tataran praktik kebijakan. Artinya sistem politiklah yang mendasari kebijakan yang ada.2 Dalam hal ini, pembuat kebijakan adalah pemerintah atau perangkat negara. Dan sistem lah yang menjadi roda dan ideologi menjadi sumbu rotasi roda tersebut. Ranah pembuat kebijakan adalah pemerintah. Tetapi perlu diketahui pula bahwa orangorang yang duduk di bangku pemerintahan mayoritas adalah bagian dari golongan partai tertentu. Memang tidak menutup kemungkinan, bahwa siapa yang menuduki akan 1 Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. PT LKiS Pelangi Aksara. Hlm. 252. 2 Y. Harsoyo, dkk. 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Pustaka Widyatama. Hlm 20. memberikan pengaruh, baik membawa ideologi golongan atau dengan kata lain atas dasar kepentingan. Ideologi merupakan sumbu kehidupan partai politik.3 Inilah yang menjadikan para politisi berdebat di kursi pemerintahan yang mengatasnamakan atas dasar rakyat, ternyata basis pertarungan politk mereka bukan lagi alasan ideologis dan kepentingan untuk rakyat, melainkan kepentingan pragmatis dan transaksional (Politik Kartel). Ideologi dari Barat maupun Timur Tengah sama-sama beresiko yakni membahayakan terhadap eksistensi ideologi nasional kita, Pancasila. Sebab, adanya rongrongan dan gangguan terhadap ideologi negara Pancasila pada gilirannya akan mengancam terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.4 Kebijakan-kebijakan yang dibuat cenderung condong atau berkiblat ke barat. Itu sebabnya tidak heran jika baik dari ekspor impor, pemasokan barang dari luar negeri terus mendominasi. Beda era tentu beda pula penguasanya, begitupun dengan identitas yang terus mengiringi. Tetapi selain ideologi lain yang berpengaruh, partai politik juga banyak berperan penting mencondongkan kebijakan sesuai identitas yang dibawanya. Tidak ada satupun partai politik di dunia dapat eksis tanpa ideologi. Wujud representasinya adalah proses penciptaan pola pikir, 3 Damang. 2013. Ideologi Partai Politik. http://www.negarahukum.com/hukum/ideologipartai-politik.html, diakses 22 September 2013. 4 A. Hasyim Muzadi. 2013. Spirit Sufisme Dalam Sistem Pemerintahan Obsesi Moralitas Anti Korupsi di Usia RI ke-63 Tahun. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Hlm. 1.