MAKALAH BAHASA INDONESIA
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Diajukan Sebagai Perbaikan Nilai Ujian Tengah Semester Gasal
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Nama
NIM
Fakultas
Prodi
Mata Kuliah
: Magdalena Iriani Kehi
: 2013220030
: MIPA
: Matematika
: Bahasa Indonesia
UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa atas segala rahmat dan bimbingan-Nya,
sehingga makalah “Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)” ini dapat penulis selesaikan.
Makalah “Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)” secara umum berisikan tentang
pengertian, sejarah perkembangan, kaidah-kaidah penulisan, maupun permasalah ejaan bahasa
Indonesia yang dilengkapi dengan latihan dan pembahasannya. Penulis membuat makalah ini
selain bertujuan sebagai perbaikan nilai Ujian Tengah Semester Gasal, juga sebagai bahan
pembelajaran agar lebih memahami tentang kaidah penulisan dalam ketatabahasaan.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing Bahasa Indonesia Dra. Sri Utami, M.Pd. yang telah memberikan
pengajaran serta masukan yang sangat membantu penulisan makalah ini
2. Semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya penulisan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam memahami tentang Ejaan Yang Disempurnakan dan mampu
menggunakannya dengan baik dan benar.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
Bab 2 Landasan Teori
1.1 Ejaan Bahasa Indonesia .............................................................................. 4
1.2 Problematika EYD ...................................................................................... 13
1.3 Soal Latihan dan Pembahasan EYD ........................................................... 16
Bab 3 Penutup
1.1 Simpulan ..................................................................................................... 25
1.2 Saran ........................................................................................................... 25
Daftar Pustaka .................................................................................................... 26
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan. Di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi dari segala
aspek kehidupan sosial. Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi
sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat. Selain itu, dengan penyampaian
berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut
secara baik dan tepat pula. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa,
disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga negara yang
baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan Indonesia yang baik dan
benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah submateri dalam ketatabahasaan Indonesia
yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga
diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di pahami secara komprehensif dan
terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian
masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik
dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan ?
2. Apa saja fungsi ejaan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia hingga terbentuk Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) ?
4. Bagaimana kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
5. Apa saja problematika EYD ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Khusus
Sebagai perbaikan nilai Ujian Tengah Semester gasal mata kuliah Bahasa Indonesia
b. Tujuan Umum
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ejaan
2. Mengetahui fungsi-fungsi ejaan
3. Mengetahui sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia
4. Mengetahui dan memahami kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
5. Mengetahui problematika/masalah EYD dan cara untuk mengatasinya
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pengertian ejaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum. Secara
khusus, ejaan diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik huruf
demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, frase, atau kalimat. Sedangkan
secara umum, ejaan diartikan sebagi keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan
bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungan, serta penggunaan tanda baca. Mengenai
ketentuan-ketentuan tersebut akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
Dasar penyusunan kaidah ejaan adalah kesepakatan para ahli bahasa yang didasarkan
pada sifat-sifat bahasa tertentu. Kesepakatan itu dibuat kemudian diresmikan oleh pemerintah.
Setelah itu para pemakai diharapkan menaati kaidah yang telah disepakati tersebut. Fungsifungsi ejaan, sebagai berikut :
1. sebagai kaidah penulisan
2. landasan pembakuan tatabahasa
3. landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, dan
4. alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan bentuk lambangnya, ejaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Ejaan ideografis, yaitu ejaan yang tiap lambangnya menyatakan satu ide. Contoh :
huruf kanji-Jepang, huruf Cina, dan huruf Romawi kuno
b. Ejaan silabis, yaitu ejaan yang tiap lambangnya menyatakan satu silaba/suku kata.
Contoh : huruf jawa, huruf hiragana, dan katakana dari bahasa Jepang
c. Ejaan fenomis, yaitu ejaan yang tiap lambangnya menyatakan satu bunyi bahasa.
Contoh : bahasa Latin, bahasa Arab.
Sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Tahap bahasa Melayu Kuno
Dalam masa itu bahas Melayu yang merupakan embrio bahasa Indonesia banyak
menggunakan unsur-unsur bahasa Sanserkerta. Huruf yang dipakai sebagai bahasa tulis adalah
huruf Dewanagari/huruf Pallawa. Bukti-buktinya bisa dilihat pada prasasti Talang Tuwo.
Kedukan Bukit, Ligor, dan Gandasuli peninggalan kerajaan Sriwijaya pada abad VII-VIII.
2. Tahap bahasa Mlayu Pertengahan
Bukti-bukti peninggalan bahasa Melayu pertengahan bisa dilihat pada beberapa karya
sastra peninggalan kerajaan Melayu, dan Kerajaan Aceh. Contoh : “Hikayat Hang Tuah”, dan
lain-lain. Bahasa Melayu pertengahan ini memiliki ciri-ciri, yaitu menggunakan huruf ArabMelayu, dan banyak terdapat unsur-unsur bahasa Arab. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari
waktu penyebaran agama islam pada saat itu.
3. Tahap bahasa Melayu Modern
Tahap bahasa Melayu modern ini ditandai dengan penggunaan huruf Latin. Bhasa
Melayu Modern ini mengalami perpecahan karena perbedaan wilayah dan sejarah sosialbudayanya. Yang berkembang di Malaysia disebut bahasa Melayu Malaysia, sedangkan yang
berkembang di Indonesia akhirnya disebut bahasa Indonesia.
1.1 Ejaan Bahasa Indonesia
1. Ejaan van Ophuysen
Sebelum tahun 1901, bahasa Melayu ditulis dengan menggunakan huruf ArabMelayu. Karena huruf Arab-Melayu kurang efektif maka diganti dengan huruf Latin.
Penggunaan huruf Latin ini pun belum beragam antara daerah satu dengan lainnya.
Banyak sekali penulis mempunyai aturan sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal,
kata, kalimat, dan tanda baca.
Bertolak dari kenyataan diatas, pemerintah Hindia-Belanda menugaskan
Charles Adrian van Ophuysen dengan dibantu Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer
dan Mcehammad Taib Sutan Ibrahim untuk meyeragamkan penulisan huruf Latin.
Hasilnya pembakuan ejaan tersebut disahkan pemerintah Belanda dalam karangannya:
“Kitab Logat Melayu”.
Baru setelah itu Ejaan van Ophyusen merupakan ejaan yang pertama disusun
secara sistematis. Dalam sosialisasinya ternyata ejaan ini tidak terlepas dari kekurangan.
Namun demikian ejaan ini paling tidak telah mampu meyeragamkan sistem penulisan
pada saat itu. Beberapa catatan penting ejaan ini antara lain:
1) Huruf y ditulis dengan j.
Contoh :
sayang
sajang
yakin
jakin
saya
saja
yaitu
jakin
2) Huruf u ditulis dengan oe
Contoh :
umum
oemoem
surat
soerat
pukul
poekoel
subur
soeboer
3) Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda [‘].
Contoh :
rakyat
ra’yat
bapak
bapa’
saksi
sa’si
rusak
rusa’
4) Huruf j ditulis dengan dj.
Contoh :
Jakarta
Djakarta
raja
radja
jalan
djalan
laju
ladju
5) Huruf c ditulis dengan tj.
Contoh :
cara
tjara
arca
artja
racun
ratjun
6) Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Contoh :
mutakhir
mutachir
khawatir
chawatir
makhluk
machluk
2. Ejaan Soewandi
Ketika ejaan van Ophuysen digunakan dalam beberapa tahun, tampak banyak
kekurangannya. Kekurangannnya adalah terlalu bertumpu pada konsep bahasa Belanda
dan kurang memperhatikan kodrat bahasa Melayu itu sendiri.
Gagasan penyempurnaan ejaan van Ophyusen ada sejak Kongres Bahasa
Indonesia I di Solo tahun 1936. Ejaan yang baru dibentuk ini disebut Ejaan Soewandi
(sesuai dengan nama Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu,
yaitu Mr. Soewandi). Ejaan ini juga dikenal dengan nama Ejaan Republik.
Ada beberapa perubahan yang dilakukan Ejaan ini terhadap Ejaan van
Ophyusen. Perubahan-perubahan ini antar lain :
1) Gabungan huruf oe menjadi u.
Contoh :
oemoer
umur
koeboer
kubur
2) Bunyi hamzah [‘] diganti menjadi k.
Contoh :
ma'lum
makhlum
ta’dir
takdir
3) Kata ulang boleh ditandai dengan angka 2.
Contoh :
rata-rata
rata2
ibu-ibu
ibu2
4) Huruf e/taling/dan e/pepet/tidak dibedakan.
Contoh :
ekor
ekor
senang
senang
5) Tanda trema [“] dihilangkan dalam Ejaan Republik\.
Contoh :
mulai
mulai
ditandai
ditandai
6) Bunti e/pepet/sebagai pelancar kata, khususnya kata-kata yang diangap baru
dihilangkan.
Contoh :
keritik
kritik
paberik
pabrik
putera
putra
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Soewandi pun tampak banyak kekurangan. Disamping itu karena konsep
penyempurnaan ejaan dalam Ejaan Soewandi sangat sederhana maka oleh Prof. Dr.
Prijono hanya disebut “transkripsi” atau alih tulis saja.
Ide penyempurnaan Ejaan Soewandi ini diawali pada Kongres Bahasa
Indonesia II Medan tahun 1945. Prof. Dr. Prijono mengemukakan prasaran “DasarDasar Ejaan Bahasa Indonesia dengan huruf Latin” dan diterima oleh Prof. Dr. Prijono.
Namun, karena pada saat itu dia diangkat menjadi menteri PP & K, maka tugas ketua
kemudian diserahkan pada E. Katoppo. Akhirnya disebut juga Ejaan PrijonoKatoppo.
Untuk menghindari kekeliruan lafal, ejaan ini memiliki prinsip ‘satu fenom satu
tanda’. Artinya setiap fonem dalam ejaan ini diusahakan hanya dilambangkan dengan
satu huruf.
Contoh :
1) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
2) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c.
3) Gabungan konsonan ng diubah menjadi n.
4) Gabungan konsonan nj diubah menjadi n.
5) Gabungan konsonan sj diubah menjadi s.
Kecuali contoh-contoh di atas, perubahan lainnya adalah gabungan vokal ai, au,
dan oi atau yang lazim disebut diftong dituliskan berdasarkan pelafalannya, yaitu ay, aw,
dan oy.
Contoh :
satai
satay
gulai
gulay
harimau
harimau
kalau
kalau
amboi
amboy
Masalah lainnya, huruf j (jang) diubah menjadi y (yang) sebagaimana dalam
Ejaan Yang Disempurnakan.
Ejaan ini gagal dimasyarakatkan karena untuk pembaharuan ejaan
membutuhkan dana yang banyak dan pemerintah masih belum mampu.
4. Ejaan Melindo
Dalam bulan desember 1959, diadakan pertemuan antara Panitia Pelaksana
Kerjasama Bahasa Melayu-Belanda Indonesia, antara Komisi Bahasa Indonesia yang
diketuai oleh Dr. Slamet Muljana dan Jutawan Komisi Rumi Persekutuan Tanah Melayu
yang diketuai oleh Syed Nasir bin Ismail untuk membahas penyempurnaan ejaan. Ejaan
yang berhasil dirumuskan diberi nama: Ejaan Melayu Indonesia atau dikenal Ejaan
Melind. Ejaan ini diresmikan pada 17 April 1959 dan pemakaiannya selambat-lambatnya
bulan Januari 1962.
Semula Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang
digunakan di kedua negara tersebut. Namun, ejaan ini gagal dilaksanakan karena
hubungan politik antara kedua negara ini kurang baik.
Pada dasarnya ejaan ini hampir sama dengan Ejaan Pembaharuan. Ejaan ini juga
menerapkan satu fonem satu tanda, yaitu berusaha menyederhanakan ejaan dengan
pmenggunakan sistem fonemis. Perubahan di antaranya :p
tj (tjinta)
c (cinta)
nj (njonja)
nc (nconca)
5. Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Pada tanggal 7 Mei 1966, Lembaga Bahasa dan Kesusasatraan (LBK)
membentuk suatu panitia yang kan menyusun ejaan baru bahasa Indonesia. Alasan
LBK dalam mengganti ejaan Soewandi dilatarbelakangi :
a) Sudah terjadi kemajuan/perkembangan yang sangat pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi
b) Ejaan Soewandi kurang dapat mencerminkan kodrat bahasa Indonesia
c) Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting di Asia Tenggara
d) Kondifikasi huruf dan tanda baca di seluruh Indonesia perlu segera dilakukan
e) Pentingnya pengajaran membaca dan menulis permulaan yang mudah
Panitia ejaan itu diberi nama “Panitia Crash Program Ejaan Bahasa Indonesia
LBK” dan diketuai oleh Anton M. Moeliono. Tugas ini diselesaikan pada bulan Agustus
1966 dan disahkan dengan SK. Menteri P & , tanggal 19 September 1956. Ejaan ini
tetap menggunakan prinsip satu fonem satu tanda.
Dalam perkembangan selanjutnya pada bulan September 1966 diadakan lagi
pertemuan antara beberapa pakar bahasa Indonesia dan Malaysia untuk membahas
penyempurnaan ejaan kedua negara. Konsep ejaan yang dibawa ke Malaysia menjadi
“Ejaan Baru Bahasa Indonesia”.
Konsep ejaan yang dihasilkan disusun berdasarkan beberapa pertimbangan
antara lain :
1) Pertimbangan teknis, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap
fonem dilambangkan dengan satu huruf
2) Pertimbangan praktis, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar
perlambangan secara teknis itu disesuaikan dengan keperluan praktis,
seperti keadaan percetakan dan mesin tulis
3) Pertimbangan ilmiah, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar
perlambangan itu mencerminkan studi yang mendalam mengenai realitas
bahasa dan masyarakat pemakainya
Perubahan yang terjadi dalam Ejaan Baru antara lain :
1) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
Contoh :
remadja
remaja
djalan
jalan
perdjalanan
perjalanan
wadjah
wajah
2) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c.
Contoh :
tjakap
cakap
batja
baca
pantjing
pancing
tjukup
cukup
3) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny.
Contoh :
njala
nyala
bunji
bunyi
punja
punya
4) Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy.
Contoh :
sjarat
syarat
sjukur
syukur
sjair
syair
masjarakat
masyarakat
5) Gabungan kosonan ch diubah menjadi kh.
Contoh :
tachta
takta
mackluk
makhluk
ichlas
ikhlas
ichtiar
ikhtiar
6) Huruf (e) taling dan e (pepet), penulisannya tidak dibedakan dan hanya
ditulis dengan e tanpa penanda.
Contoh :
segar
segar
tekad
tekad
sehat
sehat
goreng
goreng
7) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa
Indonesia.
Contoh :
fasih
maaf
vakum
zaman
lezat
Kendala pemasyarakatan ejaan ini berupa biaya yang besar. Di smping itu
banyak anggota masyarakat yang masih apriori terhadap ejaan ini. Ejaan ini dianggap
sebagai warisan bekas musuh kita (yaitu Malaysia pada waktu itu).
6. Ejaan Yang Disempurnakan
Bahasa Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Ejaan
Soewandi susah tidak dapat mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Pembaruan dan pembentukan ejaan yang baru merupakan kebutuhan
yang mendesak saat itu. Ejaan yang baru dibentuk ini didasarkan pada konsep Ejaan Bru
Bahasa Indonesia dengan berbagai penyempurnaan, terutama dari segi kepraktisannya.
Karena ejaan itu merupakan penyempurnaan ejaan Soewandi maka ejaan itu disebut
“Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)”.
EYD diresmikan pemerintah melalui SK Presiden RI No. 1972, tanggal 19
Agustus 1972. Pelaksaan ejaan ini dapat secara bertahap dengan toleransi masa peralihan
5 tahun. Artinya dalam lima tahun semua pihak harus siap menggunakan Ejaan Yang
Disempurnakan.
EYD pada dasarnya tidak disusun dengan tiba-tiba. Bhan-bahannya telah
dipersiapkan dan dirintis sebelumnya. Ejaan ini merupakan hasil penyempurnaan dari
beberapa ejaan sebelumnya terutama Ejaan Republik yang dipadukan dengan konsepkonsep Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru.
Ada beberapa perubahan yang terdapat dalam EYD. Beberapa perubahan itu
antara lain :
1) Perubahan huruf
Ejaan lama
EYD
dj (djika, wadjar)
j (jika, wajar)
tj (tjakap, pertjaja)
c (cakap, percaya)
nj (njata, sunji)
n (nyata, sunyi)
sj (sjarat, sjukur)
sy (syarat, syukur)
ch (achir, chawatir)
kh (akhir, khawatir)
j (supaja, jakin)
y (supaya, yakin)
2) Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dan bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Contoh : khilaf
fisik
universitas
zakat
3) Huruf q dan x yang lazim digunakan dengan bidang ilmu pengetahuan, contoh pada
kata Furqan dan xenon.
4) Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan di ditulis serangkai dengan unsur-unsur penyertanya, sedangkan
sebagai kata depan di ditulis terpisah dengan kata dasar yang mengikutinya.
Awalan
Kata Depan
di-
di
dicuci
di kantor
ditembak
di samping
dilatarbelakangi
di depan
5) Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua (2) tidak
digunakan sebagai penanda perulangan.
Contoh :
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Tersenyum-senyum, bukan tersenyum2
Hal-hal yang dibicarakan dalam Ejaan Yang Disempurnakan meliputi :
a. Pemakaian huruf
b. Penulisan huruf,
c. Penulisan unsur serapan,
d. Penulisan tanda baca.
1.2 Problematika EYD
1. Penulisan nama diri
Ketentuan penulisan nama diri sebenarnya telah dijelaskan dalam EYD. Dalam
kaidah itu dinyatakan bahwa nama orang, badan hukum, dan nama diri lain yang sudah
lazim disesuaikan dengan EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
Ketentuan ini mewajibkan bahwa sejak berlakunya EYD maka semua nama diri
harus ditulis sesuai ejaan tersebut. Karena itu semua anak yang lahir, nama badan usaha,
dan sejenisnya yang diresmikan penamaanya sesudah EYD, penulisannya harus sesuai
dengan EYD. Namun, di pihak lain ketentuan ini memberikan kelonggaran kepada pihakpihak yang berkepentingan untuk mempertahankan penulisan nama tertentu, terutama
yang ditetapkan sebelum adanya EYD dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Beberapa pertimbangan penulisan itu antara lain :
a) Pertimbangan kesejarahan
Contoh :
Universitas Gadjah Mada
Universitas Padjadjaran
Asuransi Boemi Poetra
Tjoet Nja’Dien
b) Pertimbangan kesinambungan identitas pribadi
Contoh :
Koentjaranigrat
Mantan Presiden Soeharto
Dokter Soetomo
c) Pertimbangan nama atau merk dagang (trade mark)
Contoh :
Coca-cola
Djarum Super
Jamu “Iboe”
Ketentuan di atas pun masih ada perkecualiannya. Perkecualian itu adalah bila
pemiliknya
sudah
meninggal
dan
namnya
akan
diabadikan
hendaknya
memperhatikan dua hal, yaitu:
1) Jika digunakan untuk keperluan sejarah, termasuk dalam kepustakaan, ejaan
nama diri itu perlu ditulis seperti ejaan semula, contoh : Chairil Anwar, Tjoet
Nja’dien, Soekarno, dan lain-lain
2) Jika digunakan untuk kepentingan umum dan dilihat oleh masyarakat umum,
seperti nama taman, nama jalan, atau nama bangunan hendaknya ditulis sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Contoh : Taman Khairil Anwar, Jalan A. Yani,
Bandara Soekarno-Hatta.
2. Pelafalan
Pelafalan sering menimbulkan masalah. Pelafalan bisa beragam dapat
disebabkan oleh interferensi atau cambur kode. Pelafalan yang baku hendaknya
dikembalikan pada bunyi-bunyi bahasa yang ada dalam EYD. Contoh :
Tidak Baku
Baku
nisab
[nisab]
[nisab]
Allah
[Alloh]
[Allah]
Isya Allah
[insya Alloh]
[insya Allah]
Ramadan
[Romadon]
[Ramadan]
salat
[solat]
[salat]
Jumat
[Jum’at]
[Jumat]
diharapkan
[diharapkan]
[diharapkan]
semakin
[semangkin]
[semakin]
energi
[enerji/enerkhi]
[energi]
pascasarjana
[paskasarjana]
[pascasarjana]
senin
[senen]
[senin]
3. Penulisan Jeruk Bali, Jeruk bali, jeruk Bali, ataukah jeruk bali ?
Penulisan nama-nama geografi seperti : Inggris, Bali, dan Samarinda dengan
huruf pertama huruf kapital memang benar. Di samping itu, penulisan nama
geografi ini tidak digunakan sebagai nama jenis, huruf pertamanya tetap ditulis
dengan huruf kapital.
Contoh :
Amerika Serikat
Asia Tenggara
Gunung Kelud
Sungai Brantas
Jalan Sukarjo
Namun, jika nama-nama geografi itu telah digunakan sebagai nama jenis,
penulisannya dengan huruf pertama kapital menjadi tidak tepat kareana tidak sesuai
dengan kaidah. Dalam hal ini huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama
nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis. Karena itu huruf pertama nama
geografis digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kapital tetapi ditulis
dengan menggunakan huruf kecil biasa.
Contoh :
jeruk bali, bukan Jeruk bali atau jeruk Bali
kunci inggris, bukan Kunci inggris atau kunci Inggris
pisang ambon, bukan Pisang ambon atau pisang ambon
1.3 Soal dan Pembahasan EYD
1. Kalimat manakah yang penulisannya mengikuti kaidah EYD ?
(A) Buku Analis Kimia yang ditulis oleh DR. Sugiantoro, Ph.D. dan dicetak pemerintah
Indonesia diperuntukkan mahasiswa Perguruan Tinggi yang sedang menempuh
matakuliah Analis Kimia.
(B) Buku Analis Kimia yang ditulis oleh Dr. Sugiantoro, P.Hd. dan dicetak Pemerintah
Indonesia diperuntukkan mahasiswa Perguruan Tinggi yang sedang menempuh
matakuliah Analis Kimia.
(C) Buku Analis Kimia yang ditulis oleh DR. Sugiantoro, Ph.D. dan dicetak Pemerintah
Indonesia diperuntukkan mahasiswa perguruan tinggi yang sedang menempuh
matakuliah Analis Kimia.
(D) Buku Analis Kimia yang ditulis oleh Dr. Sugiantoro, P.Hd. dan dicetak pemerintah
Indonesia diperuntukkan mahasiswa perguruan tinggi yang sedang menempuh
matakuliah Analis Kimia.
(E) Buku Analis Kimia yang sedang ditulis oleh Dr. Sugiantoro, Ph.D. dan dicetak
Pemerintah Indonesia diperuntukkan mahasiswa perguruan tinggi yang sedang
menempuh matakuliah Analis Kimia.
Pembahasan :
Perhatikan beberapa kaidah penulisan berikut :
~ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua kat
ulang sempurna) di dalam judul buku, majalh, surat kabar, dan makalah, kecuali
kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.
~ Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
~ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
dan sapaan yang digunakan dengan nama diri. Misalnya :
-
doktor disingkat Dr.
-
master filosofi disingkat Ph.D.
~ Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu,
misalnya Indonesia \, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah
Jawaban : E
2. Judul: Kerikil Tajam Dan Yang Terempas Dan Yang Terputus.
Perbaikan penulisan judul yang tepat sesuai EYD adalah...
(A) Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus
(B) Kerikil tajam dan yang terempas dan yang putus
(C) Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus
(D) Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus
(E) Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang putus
Pembahasan :
Penulisan judul yang benar adalah huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada
semua kata, kecuali pada kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal. Perbaikan penulisan judul yang tepat sesuai EYD adalah:
Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus.
Jawaban : C
3. Kalimat yang penulisannya mengikuti EYD adalah...
(A) Sepuluh tahun yang lalu Keluarga Satrio tinggal di jalan RE Martadinata, No. 5.
(B) Sebagian besar dari kita beranggapan bahwa kebudayaan Timur Iebih halus jika
dibandingkan dengan kebudayaan di Barat.
(C) la mengakui ke dalaman wawasan tokoh masyarakat kampung Naga itu.
(D) Pengusaha besar itu menghadiahi atlit-atlit berprestasi internasional dengan
beasiswa untuk belajar keluar negeri.
(E) Beberapa tokoh anti rasisme dari beberapa negara sepakat untuk menanda tangani
suatu kesepahaman.
Pembahasan :
Kalimat yang penulisannya mengikuti Ejaan yang Disempurnakan adalah sebagian
besar dari kita beranggapan bahwa kebudayaan Timur lebih halus jika dibandingkan
dengan kebudayaan Barat.
~ Kalimat A tidak mengikuti EYD karena menggunakan huruf k kapital pada kata
keluarga dan huruf n kapital pada no.
~ Kalimat C tidak mengikuti EYD karena imbuhan ke-an tidak ditulis serangkai dengan
kata dasarnya. Seharusnya kedalaman.
~ Kalimat D tidak mengikuti EYD karena menggunakan kata atlit untuk mengungkapkan kata atlet.
~ Kalimat E tidak mengikuti EYD (anti rasisme dan menanda tangani) karena gabungan
kata tidak dirangkai, seharusnya penulisan gabungan kata tersebut dirangkai karena
mendapatkan awalan dan akhiran.
Jawaban: B
4. Tanda baca titik (.) digunakan secara tepat pada kalimat...
(A) Kartu namanya sekarang bertuliskan Drs. Zaenudin, SS
(B) Rani membeli pensil seharga Rp. 500,00
(C) Kami menerima surat a.n. Muhammad Faqih.
(D) “Siapa itu”. tanya ayah.
(E) Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional.
Pembahasan :
~ Kalimat A, Drs. Zaenudin, SS seharusnya ditulis Drs. Zaenudin, S.S
~ Kalimat B, Rp. 500,00 seharusnya ditulis Rp 500,00
~ Kalimat D, “Siapa itu”. tanya ayah. seharusnya “Siapa itu ?” tanya ayah.
~ Kalimat E, Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional. seharusnya pada
akhir kalimat tidak perlu diberikan tanda titik (.) karena merupkan judul dalam
sebuah karangan
Jawaban : C
5. Penulisan judul karya ilmiah yang tepat adalah....
(A) Jamur sebagai Warisan Budaya Dunia.
(B) Jamur Sebagai Warisan Budaya Dunia
(C) Jamur sebagai warisan budaya dunia
(D) Jamur sebagai warisan budaya Dunia
(E) Jamur sebagai Warisan Budaya Dunia
Pembahasan :
Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung),
preposisi (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan), ditulis dengan huruf kecil
pada judul karangan, kecuali ia terletak di awal judul. Contoh:
pun; per; demi; si; ala; dari; daripada; di; ke; pada; kepada; terhadap; dan; atau;
untuk; yang; dalam; dengan; jika; maka; tapi; meskipun; kendati; walau; kalau;
karena; bila; tentang; sebagai; secara; seperti; ialah; agar; supaya; hingga; sejak;
ah; oh; deh; dong; kok
Jadi, penulisan yang benar adalah: Jamur sebagai Warisan Budaya Dunia (tanpa
tanda titik)
Jawaban : E
6. Penulisan huruf kapital di bawah ini yang benar adalah....
(A) Gedung ini diresmikan oleh Gubernur.
(B) Siapa nama Saudara ?
(C) Tahun depan Pak Bakir akan naik Haji.
(D) Kami sedang belajar Bahasa Indonesia.
(E) Nina ke pasar untuk membeli pisang Ambon kesukaannya.
Pembahasan :
~ Kalimat A, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. “Gedung itu
diresmikan oleh Gubernur” seharusnya ditulis “Gedung itu diresmikan oleh
gubernur”.
~ Kalimat C, “Tahun depan Pak Bakir akan naik Haji” seharusnya ditulis “Tahun
depan Pak Bakir akan naik haji”.
~ Kalimat D, “Kami sedang belajar Bahasa Indonesia” seharusnya ditulis “Kami
sedang belajar bahasa Indonesia”.
~ Kalimat E, huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama geografi
yang dipakai sebagai nama jenis. “Nina ke pasar untuk membeli pisang Ambon
kesukaannya” seharusnya ditulis “Nina ke pasar untuk membeli pisang ambon
kesukaannya”.
Jawaban : B
7. Sekitar 1980-an ada workshop tari, di universitas California Los Angeles AS.
Penulisan kalimat di atas yang benar adalah....
(A) Sekitar 1980-an, ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles, AS.
(B) Sekitar 1980 an, ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles, AS.
(C) Sekitar 1980-an, ada workshop tari di Universitas California, Los Angeles, AS.
(D) Sekitar 1980an, ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles, AS.
(E) Sekitar 1980-an ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles AS.
Pembahasan :
~ Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
~ Tanda hubung (-) dipakai untuk merangkai angka dengan –an
Jawaban : C
8. Menulis merupakan ketrampilan yang paling sulit dikuasai. Dalam proses menulis,
banyak
proses
pembelajaran
yang
harus
diperhatikan;
diantaranya
adalah
pembelanjaran pemakaian ejaan sesuai dengan kaidah bahasa yang dianut,
pembelajaran pemakaian struktur bahasa yang benar, dan pembelajaran penggunaan
diksi maupun frase yang mengungkapkan pikiran. Dalam kutipan di atas, terdapat
kesalahan tata tulis. Kesalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut, kecuali...
(A) Kesalahan penulisan diantaranya
(B) Kesalahan penulisan tanda titik koma (;)
(C) Kesalahan pemilihan kata maupun
(D) Kesalahan penggunaan tanda koma (,) sebelum kata hubung dan
(E) Kesalahan penulisan kata ketrampilan
Pembahasan :
~ Kalimat A, penulisan kata "diantaranya" seharusnya ditulis "di antaranya" (ada
spasi) karena kata depan di apabila digunakan untuk menunjukkan tempat maka
harus dipisahkan dengan spasi. Contoh : di depan, di belakang, di pasar, di rumah,
dll.
~ Kalimat B, penggunaan tanda titik koma (;) setelah kata “diperhatikan” tidak
sesuai dengan kaidah penulisan tanda baca
~ Kalimat C, kata "maupun" tidak bisa berdiri sendiri karena kata "maupun"
sebenarnya punya pasangan yaitu kata "baik" jadi seharusnya dalam kalimat ditulis
"baik......maupun....."
~ Kalimat E, kata "ketrampilan" seharusnya ditulis "keterampilan"
Jawaban : D
9. Penurunan cukai impor beras menjadi Rp.450,- per kilogram per 1 Januari 2008
dimaksudkan agar Bulog dapat mengendalikan harga beras. Kalimat tersebut akan
benar ejaannya apabila....
(A) Rp.450,- ditulis Rp 450,00
(B) Per kilogram ditulis perkilogram
(C) Per 1 Januari 2008 ditulis per-1 Januari 2008
(D) Impor ditulis import
(E) Sebelum kata agar ditambahkan tanda koma (,)
Pembahasan :
Ejaan kalimat penurunan cukai impor beras menjadi Rp.450,- per kilogram per 1
Januari 2008 dimaksudkan agar Bulog dapat mengendalikan harga beras akan
menjadi benar jika Rp.450,- ditulis Rp 450,00. Penulisan Rp 450,00 benar karena
tanda titik tidak digunakan untuk mengikuti singkatan nama mata uang. Bilangan
sen juga harus ditulis menggunakan angka dan tidak boleh ditulis dengan tanda
hubung (-).
Jawaban: A
10. Penulisan kalimat dengan EYD di bawah ini benar, kecuali....
(A) Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu ?
(B) Pemberian gaji bulan 13 sudah disetujui Pemerintah
(C) Di bengkel para montir sering menggunakan kunci Inggris karena sangat membantu
dalam sarana kerja mereka
(D) Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana
(E) Harga kain itu Rp 50. 000,00 per helai
Pembahasan :
Penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan yaitu “Di bengkel para montir
sering menggunakan kunci Inggris karena sangat membantu dalam sarana kerja
mereka”. Kata kunci Inggris seharusnya ditulis kunci inggris.
Jawaban : C
11. Pemakaian tanda garis miring (/) berikut ini sesuai dengan EYD, kecuali....
(A) Tahun akademik 2011/2012 akan segera kita masuki.
(B) Acara akan berlangsung dari pukul 13.00 s/d 14.30
(C) Nomor surat keterangan tersebut 21 PFL/XI/2008
(D) Honornya Rp850.000,00/minggu
(E) Jalan Kamboja X/4
Pembahasan :
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Kalimat A, C, D, dan E adalah benar. Sedangkan, kalimat B “Acara akan
berlansung dari pukul 13.00 s/d 14.30”, tidak sesuai dengan kaidah penulisan yaitu
pada s/d nya. Seharusnya kalimat ini ditulis “Acara akan berlangsung dari pukul
13.00 – 14.30”. Hal ini sesuai dengan aturan tanda pisah (-) yang dipakai di antara
dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’
Jawaban : B
12. Cermati judul karangan berikut!
Judul karangan : hasil percobaan masyarakat desa dalam, membudidayakan lele dumbo
Penulisan judul karangan tersebut yang sesuai dengan EYD adalah…
(A) hasil Percobaaan Masyarakat desa dalam Membudi-dayakan lele Dumbo
(B) Hasil Percobaaan Masyarakat Desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo
(C) hasil Percobaaan Masyarakat Desa Dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo
(D) hasil Percobaaan Masyarakat Desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo
(E) Hasil Percobaaan Masyarakat desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo
Pembahasan :
Judul yang sesuai dengan EYD yaitu “Hasil Percobaan Masyarakat Desa dalam
Membudi-dayakan Lele Dumbo”
Jawaban : B
13. Penulisan kalimat seru yang benar adalah....
(A) Wah saya senang menjadi anggota koperasi sekolah!
(B) Asyik, saya menjadi anggota koperasi sekolah!
(C) Aduh, ramai sekali di warung koperasi!
(D) Hai saya membeli buku di warung koperasi!
(E) Saya dilatik menjadi anggota koperasi hari ini!
Pembahasan :
Pemakaian tanda seru di akhir kalimat dapat menciptakan efek “hangat dan
bersahabat.” Tanda baca seru (!) jamaknya digunakan pada:
~ kalimat perintah
~ kalimat atau ungkapan berupa seruan
Jawaban yang tepat: Asyik, saya menjadi anggota koperasi sekolah!
Jawaban : B
14. Pertandingan persija dan persib berakhir Seri. Hal itu membuat para pendukungnya
Kecewa. Para pendukung menginginkan idolanya menjadi pemenang Dalam
pertandingan tersebut.
Perbaikan penggunaan huruf kapital pada paragraf tersebut adalah....
(A) Persija Persib Hal
Kecewa Dalam
(B) Persija Seri
Kecewa Para
Dalam
(C) Persib Seri
Kecewa Hal
Dalam
(D) Persija Persib Seri
Kecewa Dalam
(E) Persija Persib Para
Idola
Dalam
Pembahasan :
Penggunaan huruf kapital yang cermat harus sesuai dengan kaidah tata tulis.
Kata kunci : nama diri (Persija, Persib), huruf kapital digunakan hanya di awal
kalimat tidak di tengah kalimat (kecuali sesuai syarat tertentu yaitu seri, kecewa,
dalam)
15. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
Sampai akhir bulan juni, badan meteorologi dan geofisika mencatat hujan di bawah
normal telah terjadi di sebagian besar pulau jawa. Oleh sebab itu, disarankan
masyarakat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan air di sebagian pulau
jawa tersebut.
Perbaikan yang tepat untuk penulisan yang tercetak miring pada paragraf tersebut
adalah....
(A) Bulan juni, badan Meteorologi dan Geofisika, pulau jawa
(B) Bulan Juni, Badan meterologi dan geofisika, Pulau jawa
(C) bulan Juni, Badan meterologi dan geofisika, pulau Jawa
(D) bulan Juni, Badan Meteorologi dan Geofisika, Pulau Jawa
(E) bulan Juni, Badan Meteorologi Dan Geofisika, Pulau Jawa
Pembahasan :
~ huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahu, bulan, hari, dan hari raya.
Jadi penulisan bulan juni yang tepat adalah bulan Juni
~ huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk. Jadi penulisan badan meteorologi dan
geofisika yang tepat adalah Badan Meteorologi dan Geofisika
~ huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang
diikuti nama diri geografi. Jadi penulisan pulau jawa yang tepat adalah Pulau Jawa
Jawaban : D
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pada bab terdahulu maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan berikut :
1. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa
2. Sebelum terbentunya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ejaan telah mengalami
beberapa kali perubahan mulai dari Ejaan van Ophuysen, Ejaan Soewandi, Ejaan
Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru (Ejaan LBK)
3. Walaupun sudah ada EYD tetapi ada beberapa problematika/masalah yang
terjadi dikarenakan pertimbangan-pertimbangan dalam penulisan seperti
penulisan nama diri, pelafalan, dan penulisan nama jenis yang disertai nama
geografis darimana jenis tersebut berasal
1.2 Saran
Kita diharapkan mampu untuk dapat menggunakan dan mengaplikasikan EYD
dengan baik dan benar dalam penulisan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Sartono, Wahyu Widayat dan Sri Utami. 1999. Dasar-Dasar Bahasa Indonesia. Surabaya:
Karya Surya.
Monica (Ed). 2008. Latihan dan Pembahasan UASBN Bahasa Indonesia SD. Jakarta: PT
Kawan Pustaka
Pedoman Umum EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan Pembentukan Istilah.
DuniaSoal.com. 2012. Prediksi Soal dan Pembahasan SNMPTN 2012-Bahasa Indonesia
No
36-40.
http://duniasoal.com/prediksi-soal-dan-pembahasan-snmptn-2012-bahasa-
indonesia-no-36-40.html
Ayudya.
2013.
Soal
dan
Pembahasan
UN
Bahasa
Indonesia
SMA.
http://ayudyarumsari.blogspot.com/2013/02/soal-dan-pembahasan-un-bahasaindonesia.html
Violentaria. 2012. Soal Bahasa Indonesia SMA-EYD, Penulisan Judul, Tanda Baca, Kata
Serapan,
Kata
Penghubung.
http://violentariagitasalina.blogspot.com/2012/11/soal-
bahasa-indonesia-sma-eyd-penulisan.html