Academia.eduAcademia.edu

RESUME HARGA POKOK PROSES

1. Karakteristik harga pokok proses Metode harga pokok proses, yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, selam periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi perusahaan. Metode harga pokok proses memiliki karakteristik tertentu, yaitu:  Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun, dan sebagainya.  Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.  Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu.  Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.  Kegiatan produksi bersifat kontinu dan terus-menerus.  Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan, akhir tahun.

Nama: TIARA AMILDA Nim : C1B020006 Kelas : R-003 Penentuan Harga Pokok Produk: Metode Harga Pokok Proses (Process Cost) 1. Karakteristik harga pokok proses Metode harga pokok proses, yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, selam periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi perusahaan. Metode harga pokok proses memiliki karakteristik tertentu, yaitu:  Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun, dan sebagainya.  Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.  Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu.  Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.  Kegiatan produksi bersifat kontinu dan terus-menerus.  Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan, akhir tahun. 2. Manfaat informasi harga pokok Proses Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam proses pengumpulan biaya produksi, variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan ini mencakup: a) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi. b) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. c) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi persatuan dengan anggapan: a. Produk hilang pada awal proses. b. Produk hilang pada akhir proses. 3. Mentode harga pokok proses Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup: a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh hanya melalui satu departemen produksi b. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi c. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan: • produk hilang pada awal proses • proiduk hilang pada akhir proses 1) METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1 Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Biaya bahan penolong Rp 7.500.000 Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000 Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 Total biaya produksi Rp 39.875.000 Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : Produk jadi Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %. 2.000 kg 500 kg Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 20X1 Masuk ke dalam proses: 2.500 kg Produk jadi : 2000 kg Produk dalam proses akhir 500 kg Perhitungan harga pokok produksi per satuan Unsur biaya produksi (1) Bahan baku Bahan penolong Tenaga kerja Overhead pabrik Total biaya Rp Rp Rp Rp (2) 5.000.000 7.500.000 11.250.000 16.125.000 Unit ekuivalensi Biaya produksi per satuan (3) 2.500 2.500 2.250 2.150 (2):(3) Rp 2.000 3.000 5.000 7.500 + + Rp 39.875.000 Rp 17.500 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Harga pokok persediaan produk dalam proses : Biaya bahan baku (100 % x 500 x Rp 2.000) Biaya bahan penolong (100 % x 500 x Rp 3.000) Biaya tenaga kerja (50 % x 500 x Rp 5.000) Biaya overhead pabrik (30 % x 500 x rp 7.500) Rp 35.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.250.000 Rp 1.125.000 + Rp 4.875.000 Jumlah biaya produksi bulan januari 20X1 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI + Rp 39.875.000 jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Barang dalam proses- biaya bahan baku Persediaan bahan baku Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Barang dalam proses- biaya bahan penolong Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Gaji dan upah Rp 11.250.000 Rp 11.250.000 JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 Berbagai rekening yang dikredit Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Persediaan produk jadi Barang dalam proses- biaya bahan baku Barang dalam proses- biaya bahan penolong Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 35.000.000 Rp 4.000.000 Rp 6.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000 Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000 Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000 Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000 Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000 Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000 2) METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Departemen A Departemen B Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20X1 : Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0 Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000 Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000 Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir : Biaya bahan baku 100% Biaya konversi 20% 50% Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A Unsur biaya produksi Total biaya Bahan baku Tenaga kerja Overbead pabrik Rp 70.000 155.000 248.000 Total Rp 173.000 Unit ekuivalensi Biaya produksi per kg Rp 2 5 8 35.000 31.000 31.000 Rp 15 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A Harga pokok produk jadi (30.000 x Rp 15) Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku (100 % x 5.000 x Rp 2) Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 450.000 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 8.000 + Rp 23.000 + Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 20X1 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A Rp 473.000 Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku : BDP - biaya bahan baku departemen A Persediaan bahan baku Rp 70.000 Rp 70.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : BDP - biaya tenaga kerja departemen A Gaji dan upah Rp 155.000 Rp 155.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000 Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B: BDP – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Tenaga kerja Overbead pabrik Total 270.000 405.000 Biaya produksi per kg 10 15 27.000 27.000 Rp 675.000 Rp 25 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang Harga pokok dari departemen A (24.000 x Rp 15) Biaya yang ditambahkan oleh departemen B (24.000x Rp 25) Rp 360.000 600.000 + Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang (24.000 x Rp 40) Rp 960.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir : Harga pokok dari departemen A (6.000 x Rp 15) Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : Biaya tenaga kerja (50 % x 6.000 x Rp 10) Rp 30.000 Biaya overhead pabrik (50 % x 6.000 x Rp 15) Rp 45.000 + Rp 90.000 Rp 75.000 + Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B Rp 165.000 + Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 Rp 1.125.000 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: : BDP – biaya bahan baku departemen B BDP - biaya bahan baku departemen A BDP - biaya tenaga kerja departemen A BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 450.000 Rp 60.000 Rp 150.000 Rp 240.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000 Gaji dan upah Rp 270.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B BDP - biaya overhead pabrik departemen B Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000 Rp 405.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang Persediaan produk jadi Rp 960.000 BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 360.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000 BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 90.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000 4. Pengaruh terjadinya hilang dalam proses 1) Produk yang hilang pada awal proses PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Departemen A Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % 200 kg Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada awal proses Departemen B 100 kg 400 kg 100 kg 200 kg Biaya produksi Bulan Januari 20X1 Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Departemen A Rp 22.500 26.100 35.100 45.800 Departemen B Rp 16.100 22.500 24.750 Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20X1 Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi) Biaya bahan baku Biaya bahan penolong 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik 700 + 40%x200kg=780kg 700 + 40%x200kg=780kg Biaya produksi Departemen A Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A Rp 22.500 26.100 Rp 25 29 35.100 46.800 45 60 Rp 130.500 Rp 159 Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 % x Rp 45 = 3.600 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 % x Rp 60 = 4.800 Rp 111.300 Rp 19.200 Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500 2) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 3) Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 111.300 : 700 Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg) Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 159,00 Rp 222.60 Rp 63.60 Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20X1 Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi) Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B Rp 16.100 Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B Rp 35 Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg Rp 22.500 Rp 50 Biaya overhead pabrik 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg Rp 24.750 Rp 55 Rp 63.350 Rp 140 Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg): Harga pokok dari departemen A 100 kg x Rp 222.6 = Rp 22.260 Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 35 = Rp 2.100 Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 % x Rp 50 = Rp 2.500 Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 55 = Rp 2.750 Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 145.040 Rp 29.610 Rp 174.650 4) Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada akhir proses Departemen A 1.000 kg 700 kg Departemen B 400 kg 200 kg 100 kg 100 kg 200 kg