Academia.eduAcademia.edu

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

2013, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengerahui bagaimana pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Universitas Bina Darma Palembang yang dikaji berdasarkan karakteristik e-learning yang terdiri dari Non-linearity, Selfmanaging, Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Just in Time, Dynamic Updating, Easy Accesibility dan Colaborative Learning. Penelitian ini menggunakan desain deskriftif dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Dari hasil analisa dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini didapat kesimpulan bahwa kondisi pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma berada pada kondisi cukup baik dengan tingkat persentase sebesar 60%.

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Merry Agustina Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264 merry_agst@mail.binadarma.ac.id Abstrak—Seiring dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengerahui bagaimana pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Universitas Bina Darma Palembang yang dikaji berdasarkan karakteristik e-learning yang terdiri dari Non-linearity, Selfmanaging, Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Just in Time, Dynamic Updating, Easy Accesibility dan Colaborative Learning. Penelitian ini menggunakan desain deskriftif dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Dari hasil analisa dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini didapat kesimpulan bahwa kondisi pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma berada pada kondisi cukup baik dengan tingkat persentase sebesar 60%. Kata kunci—Teknologi Informasi, Pemanfaatan, E-Learning I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat membawa dampak yang begitu besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa.[4]. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini telah mengubah pemikiran baru di masyarakat, peran ilmu pengetahuan sangatlah menonjol yang menuntut sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan kemampuan Sumber Daya Manusia yang ada.[1] Perkembangan teknologi informasi saat ini, terutama internet, mampu menghadirkan ruang-ruang interaksi virtual serta menyediakan informasi/resources dalam jumlah yang melimpah yang bisa diakses secara cepat. Dengan demikian berbagai aktivitas keseharian termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih mudah, murah, efisien, serta demokratis. Jika pada masa lalu sumber Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013 Yogyakarta, 15 Juni 2013 G-8 pengetahuan terpusat pada institusi-institusi pendidikan formal maka saat ini sumber pengetahuan tersebar di berbagai lokasi yang melintasi batas-batas institusi, geografis maupun negara.[5] Dengan demikian seharusnya guru atau dosen tidak lagi memposisikan diri sebagai pemegang otoritas pengetahuan namun lebih sebagai mediator yang berperan untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar yang lebih partisipatif. Konsekuensi dari hal ini adalah selayaknya paradigma yang digunakan bukan lagi menekankan pada aspek teaching (mengajar) namun lebih menitikberatkan pada proses learning (belajar). [2] Dalam kondisi demikian sangat mungkin kualitas seorang siswa lebih baik dari kepandaian seorang guru/dosen. Proses yang lebih menekankan pada learning menempatkan guru/dosen dan siswa/mahasiswa sebagai „mitra‟ belajar. Guru/dosen menempatkan diri sebagai fasilitator dari siswa/mahasiswa yang tidak berhak memaksakan pendapatnya, siswa menempatkan dirinya sebagai aktor pembelajar aktif yang memahami kebutuhan dirinya dan mengupayakan pencapaian pemahaman akan pengetahuan secara mandiri. Dan untuk menuju kesana siswa/mahasiswa bisa mengoptimalkan web, homepage, search engine dan fasilitas-fasilitas lain yang tersedia saat ini, seperti di banyak perguruan tinggi atau kampus-kampus yang sudah memiliki fasilitas e-learning, digital library dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industry (Cisco, IBM, Oracle, dan sebagainya). ISSN: 1907 - 5022 E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya sistem e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga bisa real-time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kapanpun mahasiswa bisa mengakses sistem ini. Aktifitas perkuliahan ditawarkan untuk bisa melayani seperti perkuliahan biasa. Ada penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara yang bisa di-download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada mahasiswa. [6]. Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam analisa pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemanfaatannya. II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati S.Pd. dalam Nugraha (2007), e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Terdapat kata “khususnya komputer” pada akhir kalimat yang memberi pengertian bahwa komputer termasuk alat elektronik disamping alat pembelajaran elektronik yang lain. Komponen- komponen adalah: yang membentuk e-learning 1. Infrastruktur e-learning: Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference. 2. Sistem dan Aplikasi e-learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013 Yogyakarta, 15 Juni 2013 G-9 manfaatkan dengan mudah dan murah dibangun di sekolah dan universitas kita. 3. untuk Konten e-learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Selanjutnya sebagai suatu sistem yang menggabungkan beberapa konsep dan teori pembelajaran, maka e-learning memiliki karakteristik, diantaranya adalah: 1. Non-linearity, Pemakai (user) bebas untuk mengakses objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan pemakai. 2. Self-managing, Dosen dapat mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah dibuat. 3. Feedback-Interactivity, Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan disediakan feedback pada proses pembelajaran. 4. Multimedia-Learners style, E-learning, menyediakan fasilitas multimedia. Keuntungan dengan menggunakan multimedia, siswa dapat memahami lebih jelas dan nyata sesuai dengan latar belakang siswanya. 5. Just in time, E-learning menyediakan kapan saja jika diperlukan pemakai, untuk menyelesaikan permasalahan atau hanya ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. 6. Dynamic Updating, Mempunyai kemampuan memperbaharui isi materi secara online pada perubahan yang terbaru. 7. Easy Accessibility/Access Ease, Hanya menggunakan browser (dan mungkin beberapa device yang terpasang). 8. Collaborative learning, Dengan tool pembelajaran memungkinkan bisa saling interaksi, maksudnya bisa berkomunikasi secara langsung pada waktu yang bersamaan (synchronous) atau berkomunikasi pada waktu yang berbeda (asynchronous). Pemakai bisa berkomunikasi dengan pembuat materi, siswa yang lain.[3]. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bersifat eksploratif dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Penelitian ini akan memaparkan bagaimana pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina ISSN: 1907 - 5022 Darma serta menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan e-learning tersebut. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma program studi Sistem Informasi semester 5 (lima) sebanyak 280 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability dengan purposive random sampling. Purposive Random Sampling digunakan dengan cara menetapkan sampel penelitian di mana peneliti menentukan responden berdasarkan anggapan bahwa informasi dapat memberikan data pasti, lengkap, dan akurat. Teknik Random sampling digunakan dengan cara menetapkan sampel yang semua anggotanya memiliki peluang sama dan tidak terikat oleh apa pun untuk dimasukkan ke dalam sampel penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 100 orang. C. Operasional Variabel Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data tentang pemanfaatan e-learning dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan e-learning di Universitas Bina Darma. Selanjutnya semua data diklasifikasikan ke dalam indikator-indikator yang akan dikonstruksikan dalam instrumen penelitian berupa kuisioner. Kemudian kuisioner sebagai instrumen penelitian akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini uraian operasional variabel penelitian pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran : 1) 2) 3) 4) 5) 6) Non-linearity. Indikatornya adalah kebebasan mengakses objek pembelajaran seperti download materi dan tugastugas dari dosen dan terdapatnya fasilitas yang menunjang proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning (wireless, kios-K). Self-managing. Indikatornya adalah kemampuan dosen mengelola proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang terdapat pada e-learning dan kemampuan dosen dalam memutahirkan materi belajar sehingga lebih dapat dimengerti oleh mahasiswa. Feedback-Interactivity. Indikatornya adalah proses pembelajaran dilakukan secara interaktif dan terdapat feedback dalam proses pembelajaran. Multimedia-Learners style. Indikatornya adalah Fasilitas multimedia dalam proses pembelajaran dengan e-learning dan fasilitas multimedia mempermudah mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran secara jelas dan nyata. Just in time. Indikatornya adalah sebagai media pembelajaran e-learning dapat digunakan kapan saja dan materi pembelajaran yang terdapat di e-learning dapat menyelesaikan permasalahan dan meningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Dynamic Updating. Indikatornya adalah pembaruan materi secara online dan pembaruan materi mengikuti perubahan teknologi baru. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013 Yogyakarta, 15 Juni 2013 G-10 7) 8) Easy Accessibility. Indikatornya adalah kemudahan mengakses e-learning dan kemudahan mengakses fasilitas e-learning. Collaborative learning. Indikatornya adalah tool pembelajaran yang terdapat pada e-learning memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung baik pada waktu yang bersamaan maupun berbeda dan melalui e-learning user dapat berkomunikasi baik dengan dosen maupun sesama mahasiswa. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain jenis kelamin, fakultas, waktu penggunaan internet dalam sehari, dan tempat menggunakan internet. 1) Jenis Kelamin: dari 100 responden yang ada terdiri dari 49 laki-laki dan 51 perempuan. 2) Waktu Penggunaan Internet dalam Sehari; waktu penggunaan internet dalam sehari responden 22% kurang dari 1 jam. Untuk penggunaan internet 1 sampai dengan 2 jam sehari frekuensinya sebesar 44%. Selanjutnya 18% untuk penggunaan internet 2 sampai dengan 3 jam sehari dan 16% untuk penggunaan lebih dari 3 jam sehari dari total responden yang ada. 3) Tempat Menggunakan Internet; Frekuensi penggunaan internet 46% dilakukan responden di warung internet, 31% dilakukan di rumah dan 23% dikampus. 2. Deskripsi Variabel Pemanfaatan E- learning Secara Keseluruhan Pada penyajian tabel dibawah ini, dapat di jelaskan bahwa jumlah pertanyaan yang terdapat pada kuisioner berjumlah 16 pertanyaan dari 8 dimensi. Sedangkan alternatif jawaban terhadap pertanyaan terdiri dari 5 alternatif jawaban, yaitu : nilai 1 untuk tingkat yang sangat tidak baik, nilai 2 untuk tingkat yang tidak baik, nilai 3 untuk tingkat yang cukup baik, nilai 4 untuk tingkat yang baik, nilai 5 untuk tingkat yang sangat baik ISSN: 1907 - 5022 Dari penyajian pada Tabel II, dapat diketahui bahwa dari delapan dimensi atau faktor dari e-learning Universitas Bina Darma baru empat faktor yang sudah baik kondisinya yaitu Non-Linerity, Self-Managing, Just in Time, dan Easy Accesbility. Kondisi ini menunjukan bahwa pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma untuk faktor kebebasan pemakai (user) dalam mengakses objek pembelajaran. Kemampuan dosen dalam mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah dibuat, dan waktu terhadap pengaksesan e-learning serta kemudahan dalam mengakses e-learning sudah cukup baik. TABEL I. PERSENTASE DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN Sedangkan untuk faktor Feedback-Interactivity, Multimedia-Learners style, Dynamic updating, dan Colaborative Learning belum baik kondisinya. Hal ini menunjukan bahwa e-learning Universitas Bina Darma belum terjadi proses interaksi secara interaktif, belum terdapat materi pembelajaran berbasis multimedia dan isi atau materi e-learning tidak sering diperbaharui, serta proses pembelajaran tidak dilakukan secara kolaboratif. B. Pembahasan V. 1. Pemanfaatan E-learning sebagai Media Pembelajaran di Universitas Bina Darma Berdasarkan pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang diperoleh secara langsung dari responden maka dapat dijelaskan bahwa kondisi pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma berada pada kondisi baik dengan total persentase sebesar 60% dengan indikator berupa tingkat persentase sebesar 28.5% cukup baik, didukung dengan persentase kondisi baik sebesar 21.6% dan kondisi sangat baik dengan 10.1%. Namun dalam proses pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma harus terus ditingkatkan dengan memaksimalkan semua dimensi dari karakteristik e-learning yang ada. Bina Darma Karakteristik e-learning 2. E-learning berdasarkan 8 TABEL II. PERSENTASE KONDISI 8 DIMENSI KARAKTERISTIK E-LEARNING SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa dan hasil pembahasan yang telah dilakukan dikaitkan dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran berada pada kondisi cukup baik, dibuktikan dengan hasil pengolahan terhadap data yang diperoleh langsung dari para responden dengan persentase sebesar 28.5%, kondisi baik 21.6% dan 10.1% sangat baik. 2) Dari delapan karakteristik sebuah e-learning yaitu Non-linearity, Self-managing, Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Just in Time, Dynamic Updating, Easy Accesibility dan Colaborative Learning, hanya di dimensi Non-linearity, Self-managing, Just in Time, dan Easy Accessibility berada di kondisi cukup baik, sedangkan dimensi yang lain masih berada di kondisi belum baik. 3) Untuk pengembangan e-learning Universitas Bina Darma, maka karakterisik e-learning yang belum baik, untuk lebih ditingkatkan lagi sehingga tujuan dibangun dan digunakannya e-learning sebagai media pembelajaran dapat benar-benar dirasakan oleh civitas Universitas Bina Darma. Diperlukan dukungan sepenuhnya dari manajemen Universitas Bina Darma dalam pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran baik dalam bentuk instruksi maupun kebijakan. DAFTAR PUSTAKA [1] Sembel, Roy. 2004, 23 juni 2008, Yang Perlu Anda Tahu tentang E-learning (Online), http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2004/0217/man 01.html Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013 Yogyakarta, 15 Juni 2013 G-11 ISSN: 1907 - 5022 [2] [3] [4] [5] [6] Syahrul, Aini dan Saleh. 2004, 23 Juni 2009, Teknologi Informasi dan Pendidikan. (Online). http://educare.efkipunla.net, Team, Univ Utrech & UNPAD. 2004. Panduan WebCT4.1 Untuk Pengajar. (Online). http://www.webict.com/e-learning Wahid, Fathul. 2007, 18 Juni 2009, Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi: Peluang dan Tantangan. (Online). www.geocities.com Wahono, 2008. 19 juni 2008, Meluruskan Salah Kaprah tentang e-learning.(Online). (http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salahkaprah-tentang-e-learning Warto Adi Nugraha., 2009, 22 Juni 2009 E-learning VS Ilearning. (Online). http://ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2007/11/warto-e-learning.doc Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013 Yogyakarta, 15 Juni 2013 G-12 ISSN: 1907 - 5022