Academia.eduAcademia.edu

Assessment Center Methods Review: Observation in Assessment Center

2022

Observasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh assessor dalam melakukan assessment center.

Assessment Center Methods Review: Observation in Assessment Center Observasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh assessor dalam melakukan assessment center. Edenborough (2005) menjelaskan bahwa terdapat empat tugas assessor dalam melakukan assessment center. Pertama, melakukan observasi yaitu apa yang dinilai oleh observer dilakukan terhadap apa yang terjadi. Secara definisi, observasi merupakan kegiatan yang melibatkan pengamatan dalam mencari fakta, peristiwa, atau perilaku tertentu yang berhubungan dengan pengembangan kerja dan hasil pengembangan kerja (Shermon, 2004). Kedua, record yaitu assessor benar-benar merekam apa yang sedang terjadi, apa yang telah mereka amati. Ketiga, melakukan klasifikasi (classify) informasi yang telah dikumpulkan oleh assessor untuk memutuskan kompetensi mana yang diwakili oleh setiap bagian perilaku, menelusuri naskah mereka, dan melengkapi keterangan yang sesuai. Terakhir, melakukan evaluasi untuk memutuskan kekuatan informasi yang dikumpulkan pada setiap kompetensi. Menurut International Task Force (dalam Thornton III & Rupp, 2006) assessor perlu mengetahui: Pengetahuan tentang organisasi dan pengaturan. Pengetahuan tentang tujuan assessment center. Informasi tentang bagaimana partisipan diberitahu tentang assessment center. Diskusi dan praktik dalam menghindari kesalahan umum pengamatan dan penilaian. Uraian dan pembahasan tentang dimensi yang akan diamati dan dinilai. Deskripsi, partisipasi, dan pengamatan partisipan tiruan dalam latihan. Studi dan praktik dengan materi pendukung assessor, termasuk daftar periksa, skala penilaian. Kerangka acuan pelatihan untuk mengembangkan harapan umum tentang kinerja dan arti level pada skala penilaian. Adapun tugas assessor yaitu mengamati apa yang dilakukan setiap peserta secara non-verbal, apa yang dikatakan atau dihilangkan oleh setiap peserta, dan rincian waktu termasuk periods of silence (Taylor, 2007). Namun sebagai manusia, assessor memiliki kemungkinan kesalahan dalam melakukan pencatatan observasi diantaranya: Observer membuat pernyataan umum. Observer berasumsi mengetahui mengapa seseorang melakukan sesuatu. Observer berasumsi mengetahui apa yang dirasakan kandidat karyawan. Observer menggambarkan karakteristik kepribadian kandidat karyawan. Berbagai macam metode assessor dalam melakukan pencatatan observasi sebagai berikut: Pertama, melakukan pencatatan langsung ke dalam formulir observasi. Saat mendesain formulir, menggunakan ukuran huruf sekecil mungkin untuk indikator perilaku karena ini memberikan ruang maksimum di area tengah bagi observer untuk memberikan komentar. Metode kedua yang umum digunakan adalah dengan menuliskan kata demi kata apa yang sebenarnya dikatakan sedetail mungkin. Hal yang dicari assessor dalam melakukan penilaian diantaranya keterampilan interpersonal termasuk didalamnya kemampuan untuk berempati dengan orang lain, keterampilan kepemimpinan didalamnya kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, keterampilan komunikasi baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal, berfokus pada hasil termasuk didalamnya berorientasi pada tujuan, motivasi, dan dorongan untuk mencapai suatu pencapaian, serta kemampuan bekerja dengan orang lain termasuk didalamnya keterampilan kerja tim (Tolley & Wood, 2010). Selain itu, dalam Tolley & Wood (2010) juga menjelaskan hal yang perlu dihindari selama menjalankan assessment center yaitu: Perilaku non-verbal negatif seperti duduk terpisah dari anggota kelompok lainnya, memunggungi yang lain atau terlihat marah. Berbicara saat orang lain tidak senang, menyela orang lain ketika mereka sedang berbicara, atau bertindak dengan cara yang dapat ditafsirkan sebagai agresi verbal atau bullying. Mengambil keputusan sepihak untuk mengalokasikan pekerjaan (seperti juru tulis, kursi dan pencatat waktu) kepada orang lain dalam kelompok. Menunjukkan belum menguasai laporan dengan terus-menerus memeriksa dokumen. Menertawakan apa yang orang lain katakan. Membuang-buang waktu kelompok karena salah menafsirkan informasi atau salah memahami apa yang dikatakan seseorang. Tetap diam sementara pada saat yang sama terlihat tidak tertarik dan 'di atas segalanya'. Melakukan lelucon, terutama yang mungkin dikecualikan oleh beberapa anggota kelompok. Ketika assessor melakukan pengamatan tentang hasil kompetensi karyawan, output yang dihasilkan karyawan dan dampak pekerjaan mereka, Anda mengumpulkan informasi tambahan untuk membuat pujian dan umpan balik yang membangun menjadi lebih efektif. Melakukan observasi dan memberikan umpan balik dalam menilai kompetensi kerja seseorang merupakan bagian rutin dari proses manajemen kompetensi. Umpan balik harus didasarkan pada perilaku, tindakan, pernyataan, dan hasil terkait pekerjaan yang diamati dan/atau dapat diverifikasi. Umpan balik berdasarkan data yang diamati atau diverifikasi lebih mungkin mempengaruhi perilaku karyawan daripada umpan balik yang tidak dapat didukung oleh informasi langsung (Shermon, 2004). Referensi: Edenborough, R. (2005). Assessment methods in recruitment, selection & performance: a manager's guide to psychometric testing, interviews and assessment centres. Kogan Page Publishers. Shermon, G. (2004). Competency Based Human Resource Management A Strategic Resource for Competency Mapping, Assessment and Development Centres. The McGraw-Hill. Taylor, I. (2007). A practical guide to assessment centres and selection methods: Measuring competency for recruitment and development. Kogan Page Publishers. Thornton III, G. C., & Rupp, D. E. (2006). Assessment centers in human resource management: Strategies for prediction, diagnosis, and development. Psychology Press. Tolley, H., & Wood, R. (2010). How to succeed at an assessment centre: Essential preparation for psychometric tests group and role-play exercises panel interviews and presentations. Kogan Page Publishers. Alma Mediana 6019210011 Kelas B