PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON
Volume 1, Nomor 4, Juli 2015
Halaman: 856-859
ISSN: 2407-8050
DOI: 10.13057/psnmbi/m010434
Perkecambahan dan pertumbuhan kecambah Clausena excavata pada
perlakuan pemberian kompos Bioposka
Seed germination and seedling growth of Clausena excavata on Bioposka composting treatment
FRISCA DAMAYANTI1,♥, HENDRA HELMANTO1,♥♥
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda No. 13, PO Box 309, Bogor 16003,
Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, ♥email: friscad@yahoo.com
Manuskrip diterima: 20 Februari 2015. Revisi disetujui: 27 April 2015.
Abstrak. Damayanti F, Helmanto H. 2015. Perkecambahan dan pertumbuhan kecambah Clausena excavata pada perlakuan pemberian
kompos Bioposka. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1: 856-859. Pasir merupakan salah satu media yang paling sering digunakan untuk
mengecambahkan biji. Pasir memiliki beberapa kekurangan yaitu luas permukaan komulatif yang relatif kecil serta kemampuan
menyimpan air sangat rendah sehingga media lebih cepat kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
Bioposka terhadap perkecambahan dan pertumbuhan semai Clausena excavata. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Perlakuan media semai yang diberikan adalah pasir, pasir: Bioposka (1:1), dan Bioposka murni. Setiap media dibuat 2
ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 10 unit biji C. excavata. Parameter yang diukur adalah jumlah biji berkecambah dan tinggi semai
selama 3 bulan. Analisis daya berkecambah (daya kecambah total, daya kecambah normal, hari pertama berkecambah, hari terakhir
berkecambah, koefisien kecepatan berkecambah, koefisien keserempakan tumbuh) dan pertumbuhan tinggi menggunakan Microsoft
Excel dan analisis varian menggunakan software STAR (Statistical Tool for Agricultural Research). Hasil penghitungan daya viabilitas
menunjukkan pada media pasir:Bioposka dan Bioposka murni memiliki daya kecambah total yang sama tinggi yaitu 100%, sedangkan
media pasir sebesar 90%. Analisis varian pertumbuhan tinggi menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap perbedaan media dalam taraf
uji 5%. Hasil uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) menunjukkan media pasir menghasilkan pertumbuhan C. exavata tertinggi
dengan rerata pertumbuhan 10,19 cm selama 3 bulan, Bioposka 7,71 cm, dan paling rendah media campuran pasir:Bioposka 5,06 cm.
Kata kunci: Bioposka, C. excavata, daya kecambah, media, pasir
Abstract. Damayanti F, Helmanto H. 2015. Seed germination and seedling growth of Clausena excavata on Bioposka composting
treatment. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1: 856-859. Sand is one of the most common media used for germinating the seeds. Sand
has some deficiency that the surface area is relatively small, the ability to store water is so low that dry faster media. This study aimed to
determine the effect of Bioposka on seed germination and seedling growth of Clausena excavata. The research method used a
Completely Randomized Design (CRD). Treatment of media was sand, sand: Bioposka (1:1) and pure Bioposka. Each media was made
two replications and each replication contained 10 units of seeds. The parameters measured were the number of seeds germinated and
high of seedlings for 3 months. Data analysis of viability (germination total, normal germination, first day of germination, the last day of
germination, germination rate coefficient, coefficient of simultaneity grow) and height of seedlings used Microsoft Excel and Analysis
of Variance used STAR (Statistical Tool for Agricultural Research) software. The results showed that the viability of the media of sand:
Bioposka and pure Bioposka had as high as 100% and 90% for sand media. Analysis of variance showed that seedling growth
significant difference to the media in the level of 5%. Further, the test results of DMRT (Duncan's Multiple Range Test) showed that
sand media produced the highest growth of C. exavata with average growth of 10.19 cm, Bioposka 7.71 cm, and sand: Bioposka 5.06 cm.
Keywords: Bioposka, C. excavata, media, sand, viability
PENDAHULUAN
Clausena excavata merupakan salah satu anggota suku
Rutaceae yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi. Tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman
obat oleh sebagian masyarakat Indonesia (Takemura et al.
2000). Clausena excavata mengandung banyak kandungan
senyawa obat seperti alkaloid, kumarin, karbazol, dan
flavonoid (Arbab et al. 2011; Manosroi et al. 2003; Syarif
et al. 2011). Clausena excavata merupakan tumbuhan asli
Asia Tenggara (Froelicher dan Ollitrault 2000). Siriseree
(2010)
menyebutkan
bahwa
anggota
subfamily
Aurantioideae, salah satunya jenis C. excavata, mempunyai
native habitat yang sangat terbatas di dunia. Menurut
Vieira (2010), biji C. excavata termasuk ke dalam biji
rekalsitran, dimana bijinya perlu dilakukan penanganan
yang cepat karena mempunyai daya simpan biji yang
pendek. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
perbanyakan jenis ini untuk menjaga keberlangsungan
hidupnya dan mendapatkan teknik perkecambahan
C. excavata yang efisien.
DAMAYANTI et al. – Bioposka: perkecambahan Clausena excavata
Pasir merupakan salah satu media yang paling sering
digunakan untuk mengecambahkan biji. Pasir memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai media semai.
Kelebihan pasir sebagai media tanam di antaranya adalah
media pasir mempunyai porositas yang baik, media pasir
mampu meneruskan kelebihan air dalam media, media
pasir miskin unsur hara tetapi mengandung mineral-mineral
yang dibutuhkan tanaman, selain itu media pasir baik untuk
perkembangan akar kecambah (Wiryanto 2007). Kekurangan media pasir di antaranya adalah luas permukaan
komulatif yang relatif kecil, kemampuan menyimpan air
sangat rendah sehingga media lebih cepat kering.
Bioposka merupakan kompos yang diproduksi oleh
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Bogor.
Bioposka mempunyai karakteristik yaitu mempunyai
struktur yang sangat halus, padat, dan mempunyai porous
yang sangat kecil. Menurut hasil analisis kandungan
Bioposka yang dilakukan di Laboratorium Pengujian, Balai
Penelitian Tanah Bogor, Bioposka mengandung unsurunsur seperti C, N, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Pb, Cd, dan Co
(KRB, data tidak dipublikasikan).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian Bioposka terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan semai C. excavata sehingga akan didapatkan
metode persemaian yang efisien bagi C. excavata.
857
......................... (2)
................................. (3)
...... (4)
∑n = jumlah total biji berkecambah
t x n = n biji yang berkecambah pada hari ke-t
Analisis data
Analisis daya berkecambah, pertumbuhan kecambah,
dan biomassa kecambah menggunakan Microsoft Excel.
Analisis varian untuk daya berkecambah menggunakan
software Statistical Tool for Agricultural Research (STAR
Nebula).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya-LIPI, Bogor, Jawa Barat selama 3 bulan pada
bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015.
Cara kerja
Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Perlakuan media semai yang diberikan
adalah pasir, pasir:Bioposka (1:1), dan Bioposka murni.
Setiap media dibuat 2 ulangan dan setiap ulangan terdiri
atas 10 unit biji C. excavata. Parameter yang diukur adalah
viabilitas biji (daya kecambah total, daya kecambah
normal, koefisien kecepatan berkecambah, koefisien
keserempakan, hari pertama berkecambah, dan hari terakhir
berkecambah) serta pertumbuhan kecambah (penambahan
tinggi
kecambah).
Perhitungan
parameter
daya
berkecambah biji dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus berikut ini (Draper et al. 1985).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daya kecambah
Hasil penghitungan daya viabilitas menunjukkan media
pasir:Bioposka dan kompos Bioposka murni memiliki daya
kecambah total yang sama tinggi yaitu 100%, sedangkan
pasir sebesar 90%. Perhitungan parameter viabilitas biji
disajikan pada Tabel 1. Perhitungan parameter lingkungan
dapat dilihat pada Tabel 2.
Pertumbuhan kecambah
Analisis varian pertumbuhan tinggi menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap perbedaan media dalam
taraf uji 5%. Hasil uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple
Range Test) menunjukkan media pasir menghasilkan
pertumbuhan C. exavata tertinggi dengan rerata
pertumbuhan sebesar 10,19 cm, Bioposka sebesar 7,71 cm,
dan paling rendah pasir:Bioposka sebesar 5,06 cm pada
akhir pengamatan pada minggu ke-15. Pertumbuhan
kecambah C. excavata dapat dilihat pada Gambar 1.
................ (1)
Tabel 1. Pengukuran parameter viabilitas biji C. excavata
Hari pertama
berkecambah
(hari ke-)
Pasir
90
90
0,046 a
0,107
19
Pasir:Bioposka
100
100
0,029 b
0,069
25
Bioposka
100
100
0,031 b
0,055
25
Keterangan: Huruf superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (P>0,05)
Media
DKT (%)
DKN (%)
Koef. Kec
Koef. Ksr
Hari terakhir
berkecambah
(hari ke-)
29,5
48
41
PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 1 (4): 856-859, Juli 2015
858
Tabel 2. Parameter lingkungan
Media
pH
Pasir
Pasir:Bioposka
Bioposka
7
7
6,8
RH
(%)
17,67
53
75
Suhu
lingkungan
310 C
Ketinggian
tempat
291 m dpl
Gambar 1. Pertumbuhan kecambah C. excavata
Pembahasan
Media pasir:Bioposka dan Bioposka murni menghasilkan daya kecambah tertinggi, hal ini dapat dikarenakan
kelembaban pada media tersebut cukup tinggi (Tabel 1 dan
Tabel 2) sehingga air yang ada di dalam media dapat
masuk ke dalam biji. Proses perkecambahan dimulai
dengan adanya proses penyerapan air (imbibisi) yang
diikuti oleh proses pembesaran dan pembelahan sel serta
pengaktifan enzim (Vieira et al. 2010). Dengan adanya
proses imbibisi air, biji dapat berkecambah dan tumbuh
menjadi individu baru. Di sisi lain, media pasir mempunyai
kelembaban yang sangat rendah (Tabel 2) sehingga
ketersediaan air dalam media tersebut sangat minim. Hasil
yang diperoleh pada penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sumiasri et al. (2010)
bahwa palem putri (Veitchia merilli (Becc.) h.f. Moors)
mempunyai daya kecambah tertinggi pada media kompos.
Nilai DKN dan DKT menunjukkan hasil yang sama.
Daya Kecambah Total (DKT) merupakan total persentase
biji yang berkecambah dibanding jumlah biji yang
disemaikan, sedangkan Daya Kecambah Normal (DKN)
merupakan persentase kecambah yang hidup normal
sampai hari terakhir pengamatan dibandingkan dengan
jumlah biji yang disemai. Hal ini berarti semua biji yang
telah berkecambah dapat hidup dengan baik dan tidak ada
yang mati. Kecambah tumbuh dengan baik karena
disemaikan pada media dan lingkungan yang optimum bagi
kecambah.
Media pasir mempunyai koefisien kecepatan
berkecambah paling tinggi. Hal ini menandakan bahwa biji
C. excavata paling cepat berkecambah pada media pasir,
ditandai dengan rata-rata waktu berkecambah pertama pada
hari ke-19, dibandingkan Bioposka dan pasir:Bioposka
dimana rata-rata waktu berkecambah pertama pada hari ke25 (Tabel 1). Media pasir mempunyai porositas yang baik
(Wiryanto 2007), aerasi dan drainase yang baik akan
membuat biji cepat berkecambah.
Pada Gambar 1 terlihat bahwa media pasir mempunyai
pertumbuhan kecambah yang paling baik. Menurut
Wiryanto (2007), media pasir memang tergolong media
yang miskin unsur hara, tetapi pasir mengandung mineralmineral yang dibutuhkan tanaman, selain itu media pasir
baik untuk perkembangan akar kecambah. Oleh karena itu,
pertumbuhan semai pada media pasir menghasilkan
pertumbuhan kecambah yang baik karena ketersediaan
mineral yang memadai dalam media tersebut. Walaupun
Bioposka mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan
pertumbuhan kecambah, media pasir:Bioposka dan
Bioposka menghasilkan pertumbuhan kecambah yang tidak
terlalu baik. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya kadar
air di dalam media tersebut. Dengan banyaknya air dalam
media, sistem aerasi dan drainase dalam media menjadi
tidak terlalu baik sehingga ketersediaan oksigen di dalam
media akan menurun. Oleh karena terganggunya proses
respirasi, pertumbuhan kecambah menjadi terganggu.
Pada awal pertumbuhan, kecambah menggunakan
kotiledon (cadangan makanan) pada biji untuk
pertumbuhan (Zheng et al. 2011) sehingga media tidak
begitu berpengaruh pada awal pertumbuhan kecambah
sampai kotiledon di dalam bijinya habis, barulah akar
mulai menyerap unsur-unsur hara dari media. Tiap
perlakuan disemaikan pada media dengan pH dan RH
cukup baik (kecuali RH media pasir), serta suhu
lingkungan dan intensitas cahaya yang optimum sehingga
kecambah dapat hidup dengan baik. Dengan pH yang netral
akan membuat unsur hara dalam media larut dalam air
yang nantinya dapat diserap oleh kecambah setelah
kotiledonnya habis sebagai nutrien bagi pertumbuhannya.
Kesimpulan penelitian ini adalah hasil perhitungan daya
kecambah menunjukkan media pasir:Bioposka dan
Bioposka memiliki daya kecambah total yang sama tinggi
yaitu 100%, sedangkan pada media pasir sebesar 90%.
Analisis varian pertumbuhan tinggi menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap perbedaan media dalam
taraf uji 5%. Hasil uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple
Range Test) menunjukkan media pasir menghasilkan
pertumbuhan C. exavata tertinggi dengan rerata
pertumbuhan 10,19 cm selama 3 bulan, Bioposka 7,71 cm,
dan paling rendah media campuran pasir:Bioposka 5,06
cm.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Supandi, pengawas rumah kaca Pembibitan I Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor yang telah
memfasilitasi tempat dan media perkecambahan; serta
kepada Suharto, teknisi di Bank Biji Kebun Raya Bogor
yang telah membantu dalam pengambilan sampel biji di
Kebun Raya Bogor.
DAMAYANTI et al. – Bioposka: perkecambahan Clausena excavata
DAFTAR PUSTAKA
Arbab IA, Abdul AB, Aspollah M, et al. 2011. Clausena excavata Burm.f.
(Rutaceae): A review of its traditional uses, pharmacological and
phytochemical properties. J Med Plants Res 5 (33): 7177-7184.
Draper SR, Bass LN, Bould A, et al. 1985. Seed science and technology.
International Seed Testing Association, Zurich.
Froelicher Y, Ollitrault P. 2000. Effect of hormonal balance on Clausena
excavata androgenesis. In: Goren R, Goldschmidt EE (eds).
Proceedings of First International Cytrus Biotechnology Symposium.
Eilat: ISHS Acta Horticulturae 535, Book I: 139-146.
Manosroi A, Saraphanchotiwitthaya A, Manosroi J. 2003. Immunomodulatory activities of Clausena excavata Burm.f. wood extracts. J
Ethnopharmacol 89: 155-160.
Siriseree S. 2010. Taxonomic Clarification of the Genus Clausena
Burm.f., Micromelum Blume and Murraya Koen. Ex L.
(Aurantioideae, Rutaceae) in Thailand. [Thesis]. Kasetsart University,
Bangkok.
859
Sumiasri N, Priadi D, Kabinawa INK. 2010. Pertumbuhan biji palem putri
(Veitchia merilli) (Becc) h.f. Moors pada berbagai media tumbuhan.
Jurnal Agrikultura 21 (1): 51-55.
Syarif NWM, Mustahil NA, Noor HSM. 2011. Cytotoxic constituents of
Clausena excavata. Afr J Biotechnol 10 (72): 16337-16341
Takemura Y, Nakamura K, Hirusawa T et al. 2000. Four new furanonecoumarins from Clausena excavata. Chem Pharm Bull 48 (4): 582584.
Vieira DCM, Socolowski F, Takaki M. 2010. Seed germination and
seedling emergence of the invasive exotic species, Clausena
excavata. Braz J Biol 70 (4): 1015-1020.
Wiryanto BTW. 2007. Media tanam untuk tanaman hias. Agro Media,
Jakarta.
Zheng W, Wang P, Zhang HX, Zhou D. 2011. Photosynthetic
characteristics of the cotyledon and first true leaf of castor (Ricinus
communis L.). AJCS 5 (6): 702-708.