JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
CONSUMER VALUE, CONSUMER EXPERIENCE AND
CONSUMER SATISFACTION
Lod Sulivyo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ppi, Tangerang, Indonesia
sulivyo.lod@stieppi.ac.id
Abstrak
Hubungan antara nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan juga terkait dengan nilai pelanggan
sebagai persepsi pelanggan tentang konsekuensi yang diinginkan dari penggunaan produk.
Semakin tinggi nilai pelanggan, semakin tinggi kepuasan pelanggan. Dengan adanya
experiential marketing, pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan
yang lainnya karena pelanggan dapat merasakan dan memperoleh pengalaman secara langsung
melalui lima pendekatan (sense, feel, think, act, relate), baik sebelum maupun ketika pelanggan
menggunakan sebuah produk atau jasa. Setelah menggunakan produk atau jasa, maka pelanggan
akan merasakan adanya kepuasan atau ketidakpuasan sesuai dengan harapan sebelum
menggunakan. Semakin tinggi experiential marketing yang dirasakan maka semakin tinggi
kepuasan yang dirasakan pelanggan.
Keyword: Consumer Value, Consumer Experience, Consumer Satisfaction
I. PENDAHULUAN
Tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang dapat
merasa puas. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan manfaat, di antaranya
hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang
baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut s(word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan
(Setiadi, 2003).
Marketing merupakan sesuatu konsep yang difokuskan pada kebutuhan pelanggan
sehingga dibutuhkan adanya sesuatu strategi yang terintegrasi dalam rangka menghasilkan
keuntungan yang sebanyak-banyaknya melalui kepuasan pelanggan (Gilbert, 2003). Kepuasan
dalam hal ini diartikan sebagai suatu respon dan evaluasi konsumen terhadap persepsi antara
harapan yang muncul sebelumnya dan apa yang terjadi pada kenyataannya dari produk setelah
konsumen melakukan konsumsi (Baran, et al., 2008). Kepuasan merupakan kunci sukses dari
strategi marketing yang baik. Kepuasan pelanggan akan meningkatkan loyalitas pelanggan,
menurunkan elastisitas harga, membatasi pangsa pasar dari pesaing, menurunkan biaya
transaksi, menguragi tingkat kegagalan dari biaya yang dikeluarkan untuk menarik konsumen,
serta meningkatkan reputasi perusahaan (Egan, 2008).
36
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
Mencapai tingkat skepuasan spelanggan stertinggi sadalah stujuan sutama pemasaran.
sMempertahankan skepuasan spelanggan sdari swaktu ske swaktu sdapat
shubungan syang sbaik sdengan spelanggan ssehingga sdapat smeningkatkan
membina
keuntungan
sperusahaan sdalam sjangka spanjang. sJika sperusahaan shendak smemuaskan
pelanggan
smaka spelanggan syang sharus sdiutamakan sterlebih sdulu sadalah spelanggan yang spaling
spotensial sdalam shubungan sjangka spanjang s(Tjiptono, s2000). sKepuasan
stanggapan spelanggan satas sterpenuhinya skebutuhannya. sHal sini sberarti
sbahwa skinerja ssuatu sbarang satau sjasa smemberikan stingkat skenyamanan
adalah
penilaian
yang sterkait
sdengan spemenuhan ssuatu skebutuhan, stermasuk spemenuhan skebutuhan
di bawah
sharapan satau spemenuhan skebutuhan smelebihi sharapan spelanggan s(Kotler, 2008).
Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value
dari produsen atau penyedia produk. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem
atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk
yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau pelanggan mendapatkan produk yang
berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah kenyamanan maka kepuasan akan datang
apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman (Sutisna, 2001). Oleh karena itu
customer valuesmempengaruhi kepuasan pelanggan.
Persepsi syang spaling sutama sbagi spelanggan sadalah skepuasan sfisik sdan smutu.
sLebih slanjut sdikatakan sbahwa skepuasan spelanggan sdipengaruhi soleh sciri-ciri sproduk
ssecara sspesifik sdan soleh spersepsi sterhadap skualitas s(Mohajerani sdan sAlireza, s2012).
sKepuasan
skonsumen
smerupakan
spenentu
syang
ssignifikan
sdari
spengulangan
spembelian, sinformasi sdari smulut ske smulut syang spositif sdan skesetiaan spelanggan.
sKepuasan skonsumen sakan smempengaruhi sintensitas sperilaku suntuk smembeli sproduk
sdari sprodusen sproduk syang ssama s(Ball sdan sMachas, s2004). sEvaluasi spelanggan
sterhadap sproduk sberupa sevaluasi sproduk syang sditerima sapakah ssesuai sdengan
skebutuhan sdan sharapan spelanggan. sKepuasan sadalah sPerasaan sseseorang smengenai
skesenangan satau skecewa sdari shasil sperbandingan skinerja sproduk satau slayanan syang
sditerima sdengan sharapan. sApakah spelanggan spuas ssetelah spembelian stergantung
spada skinerja stawaran ssehubungan sdengan sharapan spelanggan. sKepuasan smerupakan
sfungsi sdari spersepsi satau skesan satas skinerja sdan sharapan. sHarapan sdari spelanggan
sdipengaruhi soleh spengalaman spembelian ssebelumnya. sPengalaman s(experience)
sdapat sdifenisikan ssebagai ssuatu skejadian syang smelibatkan sseseorang sdengan
37
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
singatannya s(Pine sdan sGilmore, s1999).
Oleh skarena situ spengalaman spelanggan
s(customer sexperience) smempengaruhi skepuasan spelanggan. sKonsep shubungan sini
sdapat sdigambarkan ssebagai sberikut:
Customer
Value
Customer
Satisfaction
nnnnn
Customer
Experienc
e
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Konsep spemasaran stradisional syang sdifokuskan spada sfeature s(karakteristik)
sdan sbenefit s(keuntungan), smasih sterus sdikembangkan soleh skebanyakan spraktisi
sbisnis suntuk smeraih spangsa spasar syang sluas. sStrategi spemasaran sini slebih
sditekankan spada sproduk, sbukan skonsumen, soleh skarenanya spemasar smenganggap
skonsumen sberfikir smelalui ssuatu sproses spengambilan skeputusan, syang smana
smasing-masing skarakteristik sdari ssuatu sproduk, sbaik sbarang satau sjasa, sakan
smemberikan skeuntungan syang sjelas, sdan skarakteristik sini sdievaluasi soleh skonsumen
spotensial, sbaik skonsumen syang stelah smengenal sproduk stersebuat smaupun syang
sbelum.
Oleh skarenanya, sproses spengambilan skeputusan skonsumen sdilakukan sdalam
sbeberapa
slangkah:
smengenali,
smencari
sinformasi,
smengevaluasi
salternatif,
smelakukan spembelian sdan shasil sperilaku spaska-pembelian s(Kotler, s2008). sNamun
sdemikian, sSchmitt s(1999) smengganggap skonsep sini ssangat smembatasi scara spandang
spemasar sterhadap spengambilan skeputusan syang sdiambil soleh skonsumen, syang
smelibatkan selemen srasionalitas sdan slogika, sserta saspek semosional sdan sirasional
sdalam spembelian. sOleh skarena situ sSchmitt s(1999) skemudian smengembangkan ssuatu
skonsep
sbaru
sdalam
spraktik
smarketing,
syang
sdikenal
sdengan
s“Experiential
sMarketing”, syang slebih sberorientasi spada spendekatan spsikologis skonsumen. s
Customer sSatisfaction
Kepuasan smerupakan sperasaan sseseorang syang stimbul sdari sperbandingan
skinerja sproduk syang sditerima sdengan sharapannya. sMenurut sKotler s(2008) skepuasan
38
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
spelanggan s(customer ssatisfaction) sdiartikan ssebagai sfungsi sdari sseberapa ssesuainya
sharapan spembeli sproduk sdengan skinerja syang sdipikirkan spembeli satas sproduk
stersebut sSedangkan smenurut sZeithaml, set.al. s(2006) skepuasan spelanggan smerupakan
srespon spemenuhan sdari skonsumen. sHal sini smerupakan spenilaian smengenai sbentuk
sdari sproduk sdan slayanan, satau smengenai sproduk satau slayanan situ ssendiri, sdalam
smenyediakan stingkat skepuasan sdari skonsumsi syang sterpenuhi. sJadi suntuk smemenuhi
skepuasan skonsumen smaka sdapat sdiukur sdari ssisi skognitif spembeli syang smerasa
sdihargai ssetara satau stidak ssetara sdengan spengorbanan syang sdilakukannya.
Menurut sTjiptono s& sGregorius, s(2005) skepuasan sdibedakan smenjadi stiga stipe
sdan sketidakpuasan sdibedakan smenjadi sdua stipe:
1.
Demanding customer satisfaction,sTipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif.
Adanya pengalaman positif dari konsumen, yakni optimisme dan kepercayaan.
2.
Stable scustomer ssatisfaction, sKonsumen sdengan stipe sini smemiliki stingkat
saspirasi spasif sdan sperilaku syang smenuntut. sEmosi spositifnya sterhadap spenyedia
sjasa sbercirikan ssteadiness sdan strust sdalam srelasi syang sterbina ssaat sini.
sKonsumen smenginginkan ssegala ssesuatunya stetap ssama.
3.
Resigned scustomer ssatisfaction, sKonsumen sdalam stipe sini sjuga smerasa spuas.
sNamun, skepuasannya sbukan sdisebabkan soleh spemenuhan sharapan, snamun slebih
sdidasarkan spada skesan sbahwa stidak srealistis suntuk sberharap slebih.
4.
Stable scustomer sdissatisfaction, sKonsumen sdalam stipe sini stidak spuas sterhadap
skinerjanya, snamun spelanggan scenderung stidak smelakukan sapa-apa. s
5.
Demanding sdissatisfaction, sTipe sini sbercirikan stingkat saspirasi saktif sdan
sperilaku smenuntut. sPada stingkat semosi, sketidakpuasannya smenimbulkan sprotes
sdan soposisi
Customer sValue
Zeithaml s(1988) smengatakan sbahwa scustomer svalue sadalah sevaluasi satas
smanfaat sproduk satau slayanan syang sdirasakan soleh spelanggan sdibandingkan sdengan
sapa syang stelah sdikeluarkan spelanggan suntuk smendapatkan sproduk satau slayanan
stersebut. sIni smenyerupai sdeskripsi sbahwa snilai syang sdirasakan spelanggan, syaitu
spenilaian smenyeluruh skonsumen sterhadap skegunaan sproduk, sberdasarkan spersepsi
stentang sapa syang sditerima sdan sapa syang sdiberikan. sSementara situ, smenurut
39
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
sMashariono sdan sOetomo s(2006) scustomer svalue sadalah spersepsi spelanggan sakan
sharga, skualitas sproduk, sdan skualitas slayanan. sStrategi sdalam smemberikan scustomer
svalue smembutuhkan spengertian syang sjelas smengenai svalue sapa syang ssesungguhnya
sdiinginkan soleh spelanggan.
Konsep scustomer svalue smemberikan side skepada spelanggan stentang sperusahaan
stersebut, smempertimbangkan sapa syang spelanggan singinkan, sdan spercaya sbahwa
spelanggan smendapatkan smanfaat sdari ssuatu sproduk. sNamun spada sakhirnya,
spelanggan smemaksimalkan svalue sdalam smenentukan spilihan sakhir spada sbatasan
sbiaya
spencarian
sserta
spengetahuan,
smobilitas,
sdan
spendapatan.
sPelanggan
smemperkirakan stawaran smana syang sakan smenghantarkan svalue stertinggi sdan
sbertindak satas sdasar sperkiraan stersebut. sSesuai satau stidaknya ssuatu spenawaran
sdengan sharapan sakan smempengaruhi skepuasan spelanggan sdan sbesarnya sprobabilitas
sbahwa spelanggan sakan smenggunakan satau smembeli slagi sproduk stersebut s(Kotler,
s2008).
Customer svalue smengacu spada skemampuan sperusahaan suntuk smembuat sdan
smenambahkan snilai spada sbarang sdan sjasa, sterutama suntuk slayanan syang sditawarkan
skepada spelanggan satau saspek slayanan sbisnis syang sada s(McFarlane, s2013). sKotler
s(2008) smendefinisikan snilai spelanggan sadalah sperbandingan spelanggan santara
ssemua skeuntungan sdan ssemua sbiaya syang sharus sdikeluarkan suntuk smenerima
spenawaran syang sdiberikan. sMenurut sKotler s(2008), scustomer svalue ssecara sumum
sterdiri sdari s4 sbagian, syaitu:
1.
2.
3.
4.
Product svalue: snilai sproduk syang sditawarkan sperusahaan skepada skonsumen
sseperti sproduk-produk syang slengkap sdan sberkualitas.
Service svalue: snilai syang sdiberikan sperusahaan syang sberkaitan sdengan
spelayanan syang sdiberikan skepada skonsumen, sseperti skemudahan sdalam shal
spembayaran.
Personnel svalue: snilai syang sdiberikan sperusahaan skepada skonsumen sdengan
smemiliki spersonil syang smenguasai stugas, sramah, ssigap, sdan scara
sberkomunikasi syang sbaik.
Image svalue: snilai syang sdiberikan sperusahaan skepada skonsumen syang
sberkaitan sdengan scitra sperusahaan stersebut sdimata spara skonsumennya ssecara
skhusus sdan smasyarakat ssecara sumum.
Customer sExperience
Model scustomer sexperience sadalah ssuatu smodel sdalam spemasaran syang
smengikuti scustomer sequity. sExperience sadalah speristiwa spribadi syang sterjadi
40
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
ssebagai sjawaban satas sbeberapa srangsangan. sPengalaman satau sexperience smelibatkan
sseluruh sdalam ssetiap speristiwa skehidupan. sDengan skata slain, ssebagai spemasar sharus
smenata slingkungan syang sbenar suntuk spelanggan sdan sapa ssebenarnya syang
sdiinginkan spelanggan. sMelalui spengalaman syang stepat sdiberikan smaka sdapat
smembuat skonsumen smerasakan ssensasi satau shal syang sberbeda sdalam sproduk sdan
sjasa.
Customer sexperience sdidefinisikan sberasal sdari ssatu sset sinteraksi santara
spelanggan sdan sproduk, sperusahaan, satau sbagian sdari sorganisasi, syang smenimbulkan
sreaksi
(Tegor & Husein, 2017). sPengalaman sini sbenar-benar spribadi sdan smenyiratkan
sketerlibatan spelanggan spada stingkat syang sberbeda s(baik ssecara srasional, semosional,
ssensorik, sfisik, sdan sspiritual), scustomer sexperience sadalah stanggapan spelanggan
ssecara sinternal sdan ssubjektif ssebagai sakibat sdari sinteraksi ssecara slangsung smaupun
stidak slangsung sdengan sperusahaan. sHubungan ssecara slangsung sini sbiasanya
sdikarenakan sadanya sinisiatif sdari skonsumen. sHal sini sbiasanya sterjadi spada sbagian
spembelian sdan spelayanan. sSedangkan shubungan stidak slangsung ssering smelibatkan
sperjumpaan syang stidak sdirencanakan, sseperti spenampilan sproduk sdan smerek, siklan,
sdan sevent spromosi slainnya.
Menurut sChen s& sLin s(2014) scustomer sexperience sdidefinisikan ssebagai
spengakuan skognitif satau spersepsi smenstimulasi smotivasi spelanggan. sPengakuan satau
spersepsi stersebut sdapat smeningkatkan snilai sproduk sdan sjasa. sCustomer sexperience
smerupakan
shasil
sinteraksi
skonsumen
sdengan
semosional.
sHasil
sinteraksi
sini
smembekas
smempengaruhi
spenilaian
sdapat
skonsumen
sterhadap
sperusahaan
sdi
ssecara
sbenak
sperusahaan.
sfisik
sdan
skonsumen
sdan
sSchmitt
s(1999)
menyarankan sada slima stipe scustomer sexperience ssebagai sdasar suntuk sanalisis
pemasaran spengalaman skeseluruhan, syakni: ssense, sfeel, sthink, sact, sdan srelate.
Experiential sMarketing
Menurut sPine sdan sGilmore s(1996) spengalaman smerupakan ssuatu speristiwa
syang terjadi sdan sdirasakan soleh smasing-masing sindividu ssecara spersonal syang sdapat
memberikan skesan stersendiri sbagi sindividu syang smerasakannya. sDengan skata slain,
pengalaman sjuga smerupakan shasil sdari spengamatan satau spartisipasi sindividu spada
suatu speristiwa, sdimana speristiwa situ sadalah snyata sdan sapa syang ssebenarnya sterjadi.
41
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
Oleh skarenanya, spengalaman sakan smelibatkan skedua ssisi skehidupan smanusia, syaitu
sisi srasional sdan semosional. sSedangkan spemasaran smenurut sKotler s(2008), sadalah
suatu sproses ssosial syang sdidalamnya sindividu sdan skelompok smendapatkan sapa syang
diperlukan sdan singinkan sdalam smenciptakan, smenawarkan, ssaling sbertukar sproduk
dan sjasa syang sbernilai ssecara sbebas sdengan spihak slain. sAdapun sbeberapa spengertian
Experiential sMarketing smenurut spara sahli sadalah ssebagai sberikut: s
1.
2.
3.
4.
Experiential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan untuk
membentuk pelanggan-pelanggan yang loyal dengan menyentuh emosi pelanggan
dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk dan service (Kartajaya,
2004).
Expeririential sMarketing sdapat sdiartikan ssebagai ssebuah sperpaduan santara
praktis spemasaran snon-tradisional sdan smodern syang sdiintegrasikan sdalam
rangka smeningkatkan spengalaman spersonal sdan semosioanal sterhadap smerek
(Andreani, s2007).
Expeririential sMarketing smerupakan ssuatu spendekatan syang sdilakukan suntuk
memberikan sinformasi ssebanyak-banyaknya smengenai ssuatu sproduk satau sjasa
kepada skonsumen s(Pine sdan sGilmore, s1996).
Experiential sMarketing sadalah sproses smengidentifikasi sdan smemuaskan
kebutuhan sdan skeinginan syang smenguntungkan skonsumen, sdengan smelibatkan
pelanggan smelalui skomunikasi sdua sarah syang smembawa skepribadian smerek
pada skehidupan skosnumen syang smenjadi starget, suntuk sdapat sberkembang sdan
menambah snilai sproduk spada ssasaran syang smenjadi starget s(Smilansky, s2009).
Schmitt dan Rogers (2008) menerangkan kerangka analisis ExperientialsMarketing
melalui dua aspek yang menjadi pilar pendekatan experiential marketing yang menurut
sudut pandang praktisi dan profesional akan sangat membantu memahami bagaimana
seharusnya menciptakan kampanye pemasaran yang dapat menyentuh berbagai
pengalaman yang spesifik dengan konsumen, yaitu Strategic Experiential Moduls (SEMs)
dan ExperientialsProviders(ExPros). Namun pada penelitian ini, peneliti hanya
menggunakan kerangka Strategic ExperientialsModulss(SEMs).
Menurut sSchmitt sdan sRogers s(2008), sStrategic sExperiential sModuls s(SEMs)
smerupakan skerangka sExperiential sMarketing syang sterdiri sdari spengalaman smelalui
sindera s(sense), spengalaman safektif s(feel), spengalaman skognitif skreatif s(think),
spengalaman sfisik sdan skeseluruhan sgaya shidup s(act), sserta spengalaman syang
smenimbulkan shubungan sdengan skelompok sreferensi satau skultur stertentu s(relate).
sAdapun s5 sindikator spengalaman syang sdimaksud sdapat sdijelaskan ssebagai sberikut:
42
JURNAL CAFETARIA
1.
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
Sense s
Sense s(pengalaman sindera) sadalah susaha suntuk smenciptakan spengalaman
syang sberkaitan sdengan spanca sindra smelalui spenglihatan, ssuara, ssentuhan, srasa sdan
sbau. sTujuan sutama smembentuk spengalaman sindera sadalah ssebagai: s
a. Differentiator s(pembeda) s
Sebagai spembeda, spengalaman sindera sberujuan suntuk smenampilkan
sidentitas satau sciri skhas stertentu syang stampak smelalui sstimulus, syakni
sdengan smemberikan sperhatian sdan smenjadikan sinformasi sagar slebih
smenarik sdari sbiasanya sbisa smelalui smusik, swarna satau stampilan sagar
stetap sup sto sdate. s
b. Motivator s(pemberi smotivasi) s
Sebagai smotivator, spengalaman sindera sbertujuan suntuk smemberi smotivasi
skepada skonsumen suntuk smencoba sproduk sdan smembelinya. sDalam shal
sini, spengalaman sindera sdapat sditerapkan smelalui stiga scara, syaitu: s
1) Across
smodalities,
sdimana
spengalaman
sindera
sdisajikan
sdengan
smenggunakan smulti smedia, sdengan smengkombinasikan spenampilan,
spendengaran, spenciuman sdalam smenyampaikan sinformasi; s
2) Across sexpres, sdimana spengalaman sindera sdisajikan smenerapkan simage
s(kesan stertentu) spada sproroduk satau sjasa. sHal sini sberhubungan sdengan
stingkat skonsistensi selemen syang sberkaitan spanca sindra; s
3) Across sspace sand stime, sdimana spengalaman sindera sdisajikan smelalui
sgaya, stema, sslogan, swarna, sorang syang sdigunakan sdalam siklan,
spencahayaan sdan sstruktur sorganisasi. s
c. Add sValue s(memberi snilai) s
Dalam shal sini, spengalaman sindera sbertujuan suntuk smenggabungkan
sseluruh skomponen syang sberkaitan sdengan spanca sindra s(atribut, sgaya sdan
stema) ssebagai sbagian sdari ssense sstrategies s(cognitive sconsistency/sensory
svariety). s
2.
Feel s
Feel s(pengalaman safektif) smerupakan sstrategi sdan simplementasi suntuk
smemberikan spengaruh smerek skepada skonsumen smelalui skomunikasi s(iklan), sproduk
s(kemasan sdan sisinya), sidentitas sproduk s(co-branding), slingkungan, swebsites, sorang
syang smenawarkan sproduk. sSetiap sperusahaan sharus smemiliki spemahaman syang
43
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
sjelas smengenai scara spenciptaan sperasaan smelalui spengalaman skonsumsi syang sdapat
smenggerakkan simajinasi skonsumen syang sdiharapkan skonsumen sdapat smembuat
skeputusan suntuk smembeli. sPengalaman safektif sadalah shasil skontak sdan sinteraksi
syang sberkembang ssepanjang swaktu, sdi smana sdapat sdilakukan smelalui sperasaan sdan
semosi syang sditimbulkan. sSelain situ sjuga sdapat sditampilkan smelalui side sdan
skesenangan sserta sreputasi sakan spelayanan skonsumen. sTujuan sutama smembentuk
spengalaman safektif sadalah suntuk smenggerakkan sstimulus semosional s(events, sagents
sand sobjects) ssebagai sbagian sdari sfeel sstrategies ssehingga sdapat smempengaruhi
semosi sdan ssuasana shati skonsumen. s
Pengalaman safektif smerupakan spengalaman syang stercipta ssedikit sdemi
ssedikit, syaitu sperasaan syang sberubah-ubah, sjarak santara smood syang spositif satau
snegatif skepada semosi syang skuat. sAdapun shal-hal syang sperlu sdiperhatikan sberkaitan
sdengan spengalaman safektif sadalah: s
a. Suasana shati s(moods) s
Moods smerupakan spernyataan saffective syang stidak sspesifik. sSuasana shati
sdapat sdibangkitkan sdengan scara smemberi sstimuli syang sspesifik. sSuasana
shati sseringkali smempunyai sdampak syang skuat sterhadap sapa syang sdiingat
skonsumen sdan smerek sapa syang sakan skonsumen spilih. s
b. Emosi s(emotion) s
Emosi slebih skuat sdibandingkan sdengan ssuasana shati sdan smerupakan
spernyataan saffective sdari sstimulus syang sspesifik. sMisalnya smarah, siri shati
sdan scinta. sEmosi-emosi stersebut sdisebabkan soleh ssesuatu/ sseseorang
s(orang, speristiwa, sperusahaan, sproduk satau skomunikasi).
3.
Think s
Think s(pengalaman skognitif skreatif) sdilakukan suntuk smendorong skonsumen
ssehingga stertarik sdan sberpikir ssecara skreatif ssehingga smungkin sdapat smenghasilkan
sevaluasi skembali smengenai sperusahaan sdan smerek stersebut. sPengalaman sini slebih
smengacu spada smasa sdepan, sfokus, snilai, skualitas sdan sperkembangan, sserta sdapat
sditampilkan smelalui shal-hal syang smemberi sinspirasi, steknologi sdan skejutan. s
4.
Act
Act s(pengalaman sfisik sdan sgaya shidup) smerupakan supaya suntuk smenciptakan
spengalaman skonsumen syang sberhubungan sdengan stubuh ssecara sfisik, spola sperilaku,
sdan sgaya shidup sdalam sjangka spanjang, sberdasarkan spengalaman syang sterjadi sdari
44
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
sinteraksi sdengan sorang slain. sDi smana sgaya shidup ssendiri smerupakan spola sperilaku
sindividu sdalam shidup syang sdirefleksikan sdalam stindakan, sminat sdan spendapat.
sPenciptaan spengalaman sfisik sdan skeseluruhan sgaya shidup sdapat sditerapkan sdengan
smenggunakan strend syang ssedang sberlangsung, satau sdengan smendorong sterciptanya
strend sbudaya sbaru. sTujuan spenciptaan spengalaman sfisik sdan sgaya shidup sadalah
suntuk smemberikan skesan sterhadap spola sperilaku sdan sgaya shidup, sserta smemperkaya
spola sinteraksi ssosial smelalui sstrategi syang sdilakukan. s
5.
Relate s
Relate s(pengalaman sidentitas ssosial) smerupakan sgabungan sdari skeempat
saspek sExperiential sMarketing, syaitu: ssense, sfeel, sthink sdan sact. sPengalaman
sidentitas ssosial sditunjukkan smelalui shubungan sdengan sorang slain, skelompok slain
s(misalnya spekerjaan, sgaya shidup) satau skomunitas ssosial syang slebih sluas sdan
sabstrak s(misalnya snegara, smasyarakat, sbudaya). sDalam shal sini, stujuan sdari
spenciptaan spengalaman sidentitas ssosial sadalah suntuk smenghubungkan skonsumen
sdengan sbudaya sdan slingkungan ssosial syang sdicerminkan soleh sproduk satau sjasa.
IV. KESIMPULAN
Pengaruh sCustomer svalue sterhadap sCustomer sSatisfaction
Nilai pelanggan adalah pilihan yang dirasakan pelanggan dan evaluasi terhadap
atribut produk, kinerja atribut dan konsekuensi yang timbul dari penggunaan
produksuntuk mencapai tujuan dan maksud konsumen ketika menggunakan produk.
Adapun kaitan nilai pelanggan terhadap kepuasan pelanggan juga dikaitkan dengan
nilaispelanggan
sebagai
persepsi
pelanggan
terhadap
konsekuensi
yangsdiinginkansdarispenggunaan produk tersebut.
Semakin stinggi snilai spelanggan smaka ssemakin stinggi skepuasan spelanggan.
sSelanjutnya sdapat sjuga sdidefinisikan snilai spelanggan ssebagai spersepsi spelanggan
sterhadap skonsekuensi syang sdiinginkan sdari spenggunaan ssebuah sproduk. sArti
spenting sdari snilai spelanggan sadalah ssebuah skonsep syang spaling sbanyak sdigunakan
soleh spelaku sbisnis. sIni sadalah ssebuah skonsep ssederhana sdan sdapat sdigunakan
ssebagai slangkah sawal sperumusan sstrategi sselanjutnya s(Mohajareni sdan sAlireza,
s2012). sBanyak skeputusan sstrategis sperusahaan smenggunakan skonsep sini ssebagai
slandasan sutamanya,
swalaupun sseringkali
45
stidak
sterformulasikan
sdengan
sbaik.
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
sPerusahaan stidak smenggunakan shitungan-hitungan ssistematis sdengan sanalisa sdata
syang
scanggih
stetapi
smelalui
sjudgment.
sSecara
ssederhana,
snilai
spelanggan
sdidefinisikan ssebagai ssemua smanfaat satau skualitas syang sdiperoleh soleh skonsumen
srelatif sterhadap spengorbanannya. sNilai spelanggan sadalah stotal smanfaat satau skualitas
sdibagi sdengan sharga. sSelanjutnya, srumus sini sbisa sberkembang skarena sadanya sdua
saspek. sAspek stersebut sadalah sharga sdan skualitas. sKedua saspek stersebut smerupakan
smultidimensi s(Heinonen, s2004).
Pengaruh CustomersExperiencesterhadap CustomersSatisfaction
Experiential Marketing adalah suatu usaha yang digunakan oleh perusahaan atau
pemasar untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan pengalaman emosi
hingga menyeluruh hati dan perasaan konsumen (Andreani,s2007). Pengalaman
konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa erat kaitannya dengan konsep
experiential marketing. Experiential marketing dapat sangat berguna untuk sebuah
perusahaan yang ingin meningkatkan merek yang sangat berguna untuk sebuah
perusahaan yang ingin meningkatkan merek yang berada pada tahap penurunan,
membedakan produk perusahaan dari produk pesaing, menciptakan sebuah citra dan
identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan
untuk mencoba dan membeli produk (Maghnati et al., 2012).
Dalam kondisi sekarang, experiential marketing perusahaan tidak hanya
berorientasi pada fitur dan benefit tetapi juga mengutamakan emosi pelanggan dengan
memberikan fasilitas-fasilitas yang bisa memberikan kepuasan bagi pelanggan (Schmit,
1999). Dengan adanya experiential marketing, pelanggan akan mampu membedakan
produk dan jasa yang satu dengan yang lainnya karena pelanggan dapat merasakan dan
memperoleh pengalaman secara langsung melalui lima pendekatan (sense, feel, think,
act, relate), baik sebelum maupun ketika pelanggan menggunakan sebuah produk atau
jasa. Setelah menggunakan produk atau jasa, maka pelanggan akan merasakan adanya
kepuasan atau ketidakpuasan sesuai dengan harapan sebelum menggunakan. Semakin
tinggi experiential marketing yang dirasakan maka semakin tinggi kepuasan yang
dirasakan pelanggan.
46
JURNAL CAFETARIA
Vol. 2 No. 1 (Januari, 2021) pp 36-47
DAFTAR PUSTAKA
Andreani, Fransisca. (2007). ExperientialsMarketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran).
JurnalsManajemensPemasaran,sVol.2, No.1.
Ball, D dansMachas, A. (2004). The role of communication and trustsin explaining customer
loyalty an extension to thesEuropean CustomersSatisfaction. Journal of Marketing,
Vol.s38,sNo.s9.
Baran, R. etsal.s(2008). Principlesof CustomersRelationship Management.sOhio:
ThomsonsSouth-Western.
Chen, S. C and Lin,sC. P. (2014). The impactsof customersexperience and perceived
valuesonssustainablessocialsrelationshipsin
blogs:sAnsempiricalsstudy.Technological
Forecastings& SocialsChange,sVol.s96.
Egan, J. (2008).sRelationalsMarketing:sExploringsRelationalsStrategiessin Marketing,s(4th
edition).sNew Jersey:sPrentice Hall.
Gilbert,sDavid. (2003).sRetail marketingsmanagement (2nd ed.).sEngland: Prentice Hall.
Heinonen, K. (2004). Reconceptualizingscustomersperceived Value:sthe valuesof time
andsplace.sManaging ServicesQuality, Vol. 14,sNo. 2.
Kartajaya, Hermawan. (2004).sMarketingsIn Venus. Jakarta: Gramedia.
Kotler, Philip. (2008). PrinciplessofsMarketing. New Jersey: Prentice Hall.
Maghnati, Fashad.set al. (2012). Exploringsthe RelationshipsbetweensExperiential
Marketingsand Experiential Value in The SmartphonesIndustry.SInternational
BusinesssResearch Vol.s5, No. 11.
Mashariono
&
Oetomo,sH.sW.s(2003).sAnalisissNilai
Pelanggan
yang
MempengaruhisLoyalitass(Studi KasussPadasBank KBPR Jetis Ponorogo. Ekuitas,sVol.
10, No.s2.
McFarlane, D. A. (2013). The Strategic Importance of Customer Value.SAtlantic
MarketingsJournal,sVol. 2, No. 1.
Mohajerani,sP.s& Alireza, M. (2012).sCustomer Satisfaction Modeling in Hotel Industry: A
CasesStudy of Kish Island in Iran. International Journal of Marketing Studies,sVol. 4,
No.s3.
Pine, B. J. & Gilmore H. J. (1999). The Experience Economy: Work is Theatre and
EverysBusinesssa Stage.sBoston: Harvard BusinesssSchoolsPress.
Prahalad, C. K. & Ramaswamy, V. (2000). Co-opting Customer Competence.
HarvardsBusinesssReview,sVol.s78,sNo. 1.
Schmitt, H. B. (1999). ExperientialsMarketing:sHow to GetsYoursCustomer to Sense,
Feel,sThink,sAct and Relatesto YoursCompany andsBrands.sNew York: The FreePress.
Schmitt, H. Bernd, dan David L. Rogers.s(2008). HandbooksonsBrandsand
ExperiencesManagement.sUK: Edward ElgarsPublishing.
Setiadi, N. (2003).sPerilaku Konsumen.sJakarta: Kencana Prenada Media.
Smilansky,
S.s(2009).
Experiential
Marketing:
A
PracticalsGuidestosInteractive
BrandsExperiences.sLondon and Philadelphia:sKogan Page.
Sutisna.s(2001). PerilakusKonsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tegor, & Husein, U. (2017). Compensation analysis in relationship moderation between
transformational leadership style and work environment on the employee performance.
Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences, 71(11), 312-323.
doi:10.18551/rjoas.2017-11.40
Tjiptono,sF. (2000).sManajemensJasa.sYogyakarta:sPenerbitsAndi.
Tjiptono, F. &sGregorius C. (2005).sService,sQuality,sand Satisfaction.sYogyakarta:
PenerbitsAndi.
Zeithaml, V. A.s(1988).sConsumersPerception ofsPrice, QualitysandsValue: A MeansEndsModelsand SynthesissofsEvidence.sJournal ofsMarketing, Vol.s52, No. 3.
Zeithaml, V. A. & Bitner, M. J. (2006). Marketing.sNew York: Mc.sGraw Hill.
47