Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
109 pages
1 file
PERENCANAAN ABUTMENT (PANGKAL JEMBATAN) 4.1 Data Beban (dari hitungan terdahulu) Beban Mati Q D = 5,6273 + 13,8590 = 19,4863 ton Beban Hidup Q H = 12.9500 + 11.0989 = 24,0489 ton 4.2 Data Lokasi dan Rencana Abutment Data lokasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Ketentuan abutment sebagai berikut : a. Tipe Abutmen = Cantilever Retaining Wall (CRW) tanpa angkur dan counterfort. b. Tinggi Abutment = 7 m c. Pondasi = sumuran d. f' c = 25 MPa e. f y = 390 MPa f. γ beton = 2,4 t/m 3 g. kedalaman muka air tanah =-3,0 m Gambar 4.1 Topografi dan Rencana Abutment
CL KERB CL C L KERB Khairul Maulana Rachmayani (09.01.1335) 3.9 Stabilitas Terhadap Dasar Pondasi ……………………………………… 32 3.9.1 Stabilitas terhadap geser dasar pondasi ………………………… 32 3.9.2 Stabilitas terhadap guling dasar pondasi ……………………… 33 3.9.3 Stabilitas terhadap eksentrisitas (e) ………………………… 33 3.9.4 Kontrol tegangan tanah pada dasar abutment ………………… 33 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………... 34 4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 34 4.2 Saran …………………………………………………………………… 34 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 35 LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN PONDASI BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung pembangunan serta perekonomian daerah maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang baik untuk melancarkan arus lalu lintas dengan aman, nyaman dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Mengingat pentingnya sektor ini, maka jalan dan jembatan sebagai prasarana utama mendapat perhatian yang utama dalam pembangunan. Dalam hal ini jembatan sangat mendukung karena merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua tempat yang dibatasi oleh hambatan seperti sungai, rawa, jurang dan lain -lain. Bagian paling bawah dari suatu konstruksi dinamakan pondasi. Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Fungsi pondasi adalah untuk meneruskan beban konstruksi yang dilimpahkan menuju ke lapisan tanah dasar. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan atau daya dukung tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka akan terjadi keruntuhan pada tanah atau penurunan yang berlebihan pada konstruksi. Dalam tugas rancangan pondasi ini, konstruksi jembatan mempunyai panjang bentang 12 m, lebar jembatan 5,42 m, tinggi jembatan 5,10 m, lebar jalur kendaraan 3,5 m dan lebar trotoar 2 x (0,25 m x 0,50 m). Merupakan jembatan beton bertulang kelas II A berdasarkan klasifikasi kelas jalan, lantai jembatan terbuat dari beton bertulang dengan Bj. Beton 2,5 t/m 3 dan tebal 20 cm, menggunakan jenis pondasi sumuran. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar G.3.1 pada halaman 19. Pembatasan masalah dalam tugas rancangan pondasi ini hanya membahas perhitungan pembebanan yang bekerja pada konstruksi jembatan tersebut kemudian kombinasi dari pembebanannya, perhitungan pembebanan yang terjadi pada abutment dan perhitungan stabilitas terhadap pondasi sumuran. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Bab III yang berisikan tentang perhitungan konstruksi dari jembatan tersebut.
Percobaan yang berjudul Jembatan Wheatstone dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tahanan geser terhadap kesetimbangan jembatan wheatstone serta membandingkan nilai hambatan yang dihitung secara langsung dan yang ditentukan dengan prinsip Jembatan Wheatstone. Pada percobaan ini digunakan tahanan geser sebagai variabel manipulasi, jenis resistor dan tegangan sebagai variabel kontrol dan panjang kawat l1 dan l2 sebagai variabel respon. Berdasarkan percobaan didapatkan nilai hambatan yang diukur dengan metode jembatan wheatstone sebesar (57,75 ± 1,44) Ω dengan taraf ketelitian sebesar 97,5%. Nilai tersebut berbeda dengan yang diukur secara langsung melalui kode warna yaitu sebesar (50 ± 5%) Ω. Perbedaan nilai tersebut disebabkan oleh faktor suhu dari kawat dan adanya hambatan yang berasal dari kabel penghubung yang digunakan dalam faktor tersebut. Kedua faktor tersebut dapat memperbesar nilai hambatan secara keseluruhan pada rangkaian jembatan wheatstone. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar niai hambatan pada tahanan geser maka perbandingan panjang kawat pertama dan kedua semakin kecil dan nilai hambatan yang diukur dengan metode jembatan wheatstone lebih besar dari yang diukur secara langsung dengan membaca kode warna resistor. Kata Kunci : jembatan wheatstone, kesetimbangan jembatan wheatstone, kode warna resistor
Journal of Genocide Research, 2024
Marmara Üniversitesi Siyasal Bilgiler Dergisi, 2017
DergiPark (Istanbul University), 2022
in Aubin-Boltanski E., Lamine A.-S., Luca N., Croire en acte. Distance, intensité ou excès ?, pp. 119-131, Paris, L’Harmattan (coll. « Religions en question »)., 2014
Казахстан и мировая цивилизация: история и современность. Материалы III Международной научно-теоретической конференции, посвященной 500-летию государственного деятеля средневековья Цен¬тральной Азии, великому ученому-историку М.Х.Дулати. Тараз, ТарГУ, 1999. С. 31–45., 1999
ACCURACY ASSESSMENT OF DIGITAL ELEVATION MODELS OBTAINED FROM DIFFERENT DATA AND METHODS, 2017
The Journal of American Culture, 2006
Solar Energy, 2018
Liebigs Annalen der Chemie, 1994
Bollettino AIB (1992-2012), 2007
2018 Computing in Cardiology Conference (CinC), 2018
Early Childhood Research Quarterly, 2017
Alzheimer's & Dementia, 2019
The Journal of Pathology, 2007
Oikos, 2015
Revista de Saúde Pública, 2007
Scientific Reports, 2019