Academia.eduAcademia.edu

Globalisasi dan Kesejahteraan: Studi Kasus 33 Provinsi di Indonesia

Globalisasi ekonomi ditandai oleh semakin terintegrasinya perekonomian negara-negara di dunia. Sampai saat ini, dampak globalisasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang masih menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan peneliti. Beberapa penelitian seperti Rao dan Vadlamannati (2011) menyatakan bahwa globalisasi sangat berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, Ezcurra dan Rodriguez-Pose (2013) membuktikan bahwa globalisasi berdampak pada ketimpangan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dampak globalisasi pada kesejahteraan masyarakat pada 33 provinsi di Indonesia. Indikator yang digunakan untuk mengukur globalisasi adalah perkembangan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) 33 provinsi di Indonesia. Sedangkan indikator yang mengukur kesejahteraan adalah Indeks Pembangunan Manusia 33 provinsi di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan perkembangan realisasi investasi PMA berdampak positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak positif dari globalisasi di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya membutuhkan investasi asing untuk dapat mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Indonesia.

Hセ セ I Nセ UNIVERSITAS KRIST EN MARANATHA PROCEEDING ISBN : 978-979-19940-3-3 DAFTAR lS I Halaman Susunan Kepanitiaan ii Oaftar Juri dan Reviewer .iii Kat a Pengantar .iv Oaftar Peserta Semina r v Susuna n Acara vi Jadwal Presentasl Call for Paper vii Daftar lsi viii BARANG PUBLIK DAN EKSTERNALITAS PADA ERA OTONOM I DAERAH 1 PENGARUH LEVERAGE, BONUS PLAN. DAN KEKUATAN BURUH TERHAOAP KEBIJAKAN AKUN TANSI... 2 PENGARUH KEKUATAN BURUH TERHADAP KEBlJAKAN AKUNTANSI YANG DIMODERASI KEPEM ILIKAN MANAJERIAL.... ..... .................. ...........................•.................................•.... 3 M ISTERI RENDAH NYA TINGKAT KEHADIRAN MAHASISWA JU RUSAN MANAJEMEN ANGKATA N 2010 (STUDI KASUS M AHASISWA MANAJEMEN FE UII YOGYAKARTA) ..............................................................................................................................................................4 M EMBANGU N SUSTAINABLE ENTREPRENEURSHIP GLOBAL UNTUK ME NIN GKATKAN DAYA SAING 5 ANALISIS HUB UNGAN KE PUASAN KERJA DENGAN PENGARUHNYA TERHADAP KEING INAN KELUAR KOM ITMEN ORGANISASION AL SERTA 6 ANALISIS PERBEDAAN T1 NGKAT KREATIVITAS SEBEl UM DAN SE SUDAH MENGIK UTI PENGAJA RAN MATA KULIA H KEWIRAUSAHAA N (STUD I PAOA MAHASI SW A JURUSAN MANAJEME N UNIV ERSITAS KRISTEN MARANAT HA 7 B PRINSIP M ANAJEM EN M UTU DALAM REALITA PENERAPAN ISO 9001:200B 0 1UNIV ERSITAS X BANDUNG : 8 lOYAlITAS WI SATAWAN TERHADAP PEMIL1HAN OBYEK W ISATA GUNA PEN1NGKATAN 9 PENDAPATAN ASli OAERAH VIII GlOBAlISASI INDONESiA DAN KESEJAHTERAAN : STUDI KASUS 33 PROVINSI DI 10 11 ANGGARAN PARTI51PASI DAN KARAKTER INDtVIOU PENGARUH PERILAKU KONSUMEN , FAKTORSOSIAl DAN BIAYA TERHADAP M ASUKNYA RITEl ASING DIINDONESIA 12 PENINGKATAN AKSES1BIlITA5 KEUANGAN BAG' UKM UNTUK MEMANFAATKAN LALU -L1NTAS MODAL MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 13 PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR TERHADAPAGGRESS/VE TAX AVOIDANCE 14 TECHNOPRENEURSHIP: STRATEGI INDONESIA MEN JAWAB TANTAN GAN ASEAN ECONOM IC COMMUNITY201S .........•...................................................................................................................15 PENINGKATAN KETRAMPILAN MANAJERIAl PEREMPUAN DALAM M ENGElOlA UKM UNTUK MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 16 PERAN ElEMEN CORPORATE GOV ERNANCE DALAM NILAI PER U$AHAAN DAN WAKTU PENYAMPAIAN lAPORAN KEUANGAN (STUDI PADA PERUSAHAA N M ANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESiA 17 PE NGARUH PSYCHOLOGICAL CONTRACT BREACH DAN PROCEDURA L INJUSTICE TERHADAP ORGANfZATlONAL COMMITMENT DAN DAMPAKNYA TERHADAP lNTENSI BE RWIRAUSAHA YANG DIMODERA$I OlEH SIKAP PROAKT1F, STUDI PADA KARYAWAN 0 1 BIDANG ASURANSI, IT DAN PERPAJ AKAN 01 JAKARTA 18 GLO BAlI SA$l EKONOMI : KORPORATI$ASI PERGURUAN TlNGGI (PERAN AKUNTANSI DALAM TINJAUAN TEORI KRITIS HABERMAS) 19 PEMET AAN INDU$TRI KREATIF: DALAM MENIN GKATKAN PERTUMBUH AN EKONOM I KAW ASAN URBAN DI KOTA PALEMBAN G 20 ANAlIS 1S CO-M OVEM ENT PAS AR M ODAL 01 A$EAN-5 : METODE M INIMUM SPANNING TR EE 21 PERAN KEPEM ILIKAN INSTITUSIONAl, KOMISARI S INDEPENDEN, KOM ITE AU DIT DAN AUDITOR EKSTERNAl TERHADAP INTEGRITA5 LAPORAN KEUANGAN I PERUSAHAAN MAN UFAKT UR YANG TERDAFTAR DI BEl PADA PER IODE 20 10-20 12) 22 EFEKTIFITAS PENIN GKATAN "FINANCIAL IFRS DISClOSURE" M ELALU I PENERAPAN 23 TUJUH KAR AKTERISTIK ENTREPRENEUR BERP ERAN M ENGEMBAN GKAN BISNIS MAH ASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNI VERSITAS CIPUTRA 24 IX GLOBALISASI DAN KESEJAHTERAAN: STUDI KASUS 33 PROVINSI DI INDONESIA Maichal Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra maichal@ciputra.ac.id ABSTRAK Globalisasi ekonomi ditandai oleh semakin terintegrasinya perekonomian negara-negara di dunia. Sampai saat ini, dampak globalisasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang masih menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan peneliti. Beberapa penelitian seperti Rao dan Vadlamannati (2011) menyatakan bahwa globalisasi sangat berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, Ezcurra dan Rodriguez-Pose (2013) membuktikan bahwa globalisasi berdampak pada ketimpangan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dampak globalisasi pada kesejahteraan masyarakat pada 33 provinsi di Indonesia. Indikator yang digunakan untuk mengukur globalisasi adalah perkembangan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) 33 provinsi di Indonesia. Sedangkan indikator yang mengukur kesejahteraan adalah Indeks Pembangunan Manusia 33 provinsi di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan perkembangan realisasi investasi PMA berdampak positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak positif dari globalisasi di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya membutuhkan investasi asing untuk dapat mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Indonesia. Kata kunci: Globalisasi Ekonomi, Kesejahteraan. ABSTRACT Economic globalization is characterized by the integration of the economy from countries around the world. The impact of globalization, especially for developing countries, is still gaining attention among economists and researchers. Several studies such as Rao and Vadlamannati (2011) stated that globalization was instrumental for enhancing the economic growth of a country. However, Ezcurra and Rodriguez-Pose (2013) prove that globalization is promoting economic inequality. This research aims to analyze how globalization influences social welfare in 33 provinces in Indonesia. The indicators used in measuring the development of globalization is the realization of Foreign Direct Investment (FDI) of 33 provinces in Indonesia. While the indicators for measuring welfare is human development index of 33 provinces in Indonesia. Methods of data analysis used in this study is the analysis of the panel data regression. The results showed that the increase in the development of the realization of foreign direct investment has positive impact in the human development index. Results of this study showed a positive effect of globalization in Indonesia. Indonesia as a developing country would need foreign direct investment to be able to address the problem of unemployment and improve the welfare of communities in Indonesia. Keywords: Economic Globalization, Welfare. 1 GLOBALISASI DAN KESEJAHTERAAN: STUDI KASUS 33 PROVINSI DI INDONESIA Maichal Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra maichal@ciputra.ac.id ABSTRAK Globalisasi ekonomi ditandai oleh semakin terintegrasinya perekonomian negara-negara di dunia. Sampai saat ini, dampak globalisasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang masih menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan peneliti. Beberapa penelitian seperti Rao dan Vadlamannati (2011) menyatakan bahwa globalisasi sangat berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, Ezcurra dan Rodriguez-Pose (2013) membuktikan bahwa globalisasi berdampak pada ketimpangan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dampak globalisasi pada kesejahteraan masyarakat pada 33 provinsi di Indonesia. Indikator yang digunakan untuk mengukur globalisasi adalah perkembangan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) 33 provinsi di Indonesia. Sedangkan indikator yang mengukur kesejahteraan adalah Indeks Pembangunan Manusia 33 provinsi di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan perkembangan realisasi investasi PMA berdampak positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak positif dari globalisasi di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya membutuhkan investasi asing untuk dapat mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Indonesia. Kata kunci: Globalisasi Ekonomi, Kesejahteraan. ABSTRACT Economic globalization is characterized by the integration of the economy from countries around the world. The impact of globalization, especially for developing countries, is still gaining attention among economists and researchers. Several studies such as Rao and Vadlamannati (2011) stated that globalization was instrumental for enhancing the economic growth of a country. However, Ezcurra and Rodriguez-Pose (2013) prove that globalization is promoting economic inequality. This research aims to analyze how globalization influences social welfare in 33 provinces in Indonesia. The indicators used in measuring the development of globalization is the realization of Foreign Direct Investment (FDI) of 33 provinces in Indonesia. While the indicators for measuring welfare is human development index of 33 provinces in Indonesia. Methods of data analysis used in this study is the analysis of the panel data regression. The results showed that the increase in the development of the realization of foreign direct investment has positive impact in the human development index. Results of this study showed a positive effect of globalization in Indonesia. Indonesia as a developing country would need foreign direct investment to be able to address the problem of unemployment and improve the welfare of communities in Indonesia. Keywords: Economic Globalization, Welfare. 1 PENDAHULUAN Globalisasi merupakan suatu kondisi di mana penduduk suatu negara dapat mengkonsumsi produk dari negara lain, berinvestasi di negara lain, dan memperoleh pendapatan di negara lain (Carbaugh, 2011). Di era globalisasi seperti saat ini, tidak ada lagi negara yang menganut sistem perekonomian tertutup. Negara-negara di dunia telah terintegrasi melalui aktivitas perdagangan antara suatu negara dengan negara lainnya. Globalisasi ekonomi yang ditandai dengan adanya keterbukaan suatu negara terhadap perdagangan internasional memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengalaman beberapa negara seperti Cina dan Meksiko menunjukkan adanya dampak positif dari globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Wei dan Liefner (2012) menyatakan bahwa reformasi ekonomi dalam bentuk keterbukaan perdagangan Cina dengan negara-negara di dunia yang terjadi di Cina pada tahun 1970-an telah membawa peningkatan terhadap perekonomian Cina. Dampak dari reformasi ekonomi tersebut telah meningkatkan investasi asing ke Cina, serta telah meningkatkan Industrial production di Cina, dan juga meningkatkan ekspor Cina ke berbagai negara di dunia. Kondisi peningkatan pertumbuhan ekonomi akibat globalisasi ekonomi seperti yang terjadi di Cina juga terjadi di Meksiko. Ponzio (2005) menyatakan bahwa globalisasi ekonomi1 yang terjadi di Meksiko pada abad ke-18 telah membawa Meksiko menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Peningkatan pertumbuhan tersebut berasal dari sektor pertambangan, di mana pada waktu itu, Meksiko memiliki perak sebagai komoditas ekspor unggulan negaranya. Penelitianpenelitian lainnya yang mendukung bahwa globalisasi berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi adalah Moudatsou (2003); Warr (2004); Read (2004); Chaudhary et al (2007); Rao dan Vadlamannati (2011); serta Gurgul dan Lach (2014). Namun, tidak semua peneliti setuju bahwa globalisasi ekonomi memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian suatu negara. Berdasarkan pengalaman Rusia dalam peralihan sistem perekonomian negara tersebut dari sistem 1 Globalisasi ekonomi yang terjadi di Meksiko juga didukung dengan adanya reformasi ekonomi yang dikenal dengan Bourbon Reforms. 2 komunis menjadi sistem ekonomi pasar, Stiglitz (2002: 153) menunjukkan bahwa globalisasi ekonomi yang berlangsung di Rusia cenderung berdampak pada peningkatan kemiskinan dan ketimpangan (inequality). Berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang dampak globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi, disini, Stiglitz (2002: 152) menunjukkan realita yang bertolak belakang—yaitu globalisasi justru menyebabkan terjadinya penurunan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di Rusia. Beberapa penelitian lainnya yang mendukung fenomena seperti yang diungkapkan Stiglitz (2002) tentang dampak globalisasi terhadap inequality diantaranya adalah Han et al (2012); Mah (2013); Ezcurra dan Pose (2013); dan Asteriou et al (2014). Secara umum, penelitian-penelitian tersebut menyimpulkan bahwa: pertama, globalisasi cenderung menyebabkan terjadinya ketimpangan pada pendapatan masyarakat (Han et al, 2012: 297; Mah, 2013: 657). Kedua, globalisasi ekonomi cenderung memberikan dampak ketimpangan ekonomi, di mana negaranegara yang memiliki teknologi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi akan cenderung mengeksploitasi negara-negara berkembang yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah (Ezcurra dan Pose, 2013). Ketiga, globalisasi keuangan melalui Foreign Direct Investment (FDI), dan keterbukaan pasar modal terhadap investor asing cenderung merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan (Asteriou et al, 2014). Penelitian ini secara umum akan membahas mengenai dampak globalisasi ekonomi di perekonomian Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu indikator globalisasi ekonomi di Indonesia adalah adanya arus masuk investasi asing langsung (FDI) yang mengalir ke perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (2013: 81) mencatat investasi asing langsung ke Indonesia pada tahun 2012 mencapai 19,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau mengalami peningkatan sebesar 3,2% dari tahun 2011. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, sektor manufaktur merupakan sektor utama investasi langsung asing di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 9 miliar dolar AS. Sementara itu, Singapura merupakan negara yang mendominasi investasi langsung asing di Indonesia yang kemudian disusul oleh Jepang. 3 Jika dilihat dari data perkembangan realisasi PMA menurut lokasi, selama periode tahun 2010 sampai dengan 2012 tampak bahwa investasi asing paling banyak mengalir ke daerah Jawa Barat, Jakarta, Banten dan Jawa Timur. Daerah pulau jawa merupakan daerah paling dominan mendapatkan realisasi investasi asing dengan rata-rata nilai investasi sebesar 2 juta dolar AS per tahun. Sementara beberapa daerah seperti Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku merupakan daerah yang paling sedikit menerima investasi asing selama periode tahun 2010 sampai dengan 2012. Selama periode 2010 sampai dengan 2012 terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan dalam realisasi investasi asing di 33 provinsi di Indonesia. Apakah peningkatan investasi asing tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di masing-masing daerah pada 33 provinsi di Indonesia. Apakah dengan adanya investasi asing tersebut, masyarakat Indonesia menjadi semakin sejahtera—yang dilihat dari adanya peningkatan indeks pembangunan manusia. METODE Pada penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur globalisasi ekonomi di Indonesia adalah menggunakan perkembangan realisasi investasi PMA menurut lokasi yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode tahun 2010 sampai dengan 2012 untuk 33 provinsi di Indonesia. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat adalah menggunakan data Indeks Pembangunan Manusia periode tahun 2010 sampai dengan 2012 untuk 33 provinsi di Indonesia yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh globalisasi ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia adalah menggunakan analisis regresi data panel. Adapun model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: HDIit = α + βFDIit + εit Di mana, HDIit merupakan indeks pembangunan manusia provinsi i pada tahun t; α merupakan konstantan; β merupakan koefisien parameter regresi; FDIit merupakan realisasi investasi PMA provinsi i pada tahun t; dan εit merupakan 4 residual. Dalam analisis regresi data panel terdapat tiga model yang dapat digunakan. Ketiga model tersebut adalah Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Chow Test dan Hausman Test akan digunakan untuk menentukan model yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan software Eviews 6.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 menunjukkan hasil analisis regresi data panel untuk model PLS, FEM dan REM. Berdasarkan hasil analisis yang disajikan di Tabel 1, dapat dilihat bahwa variabel penanaman modal asing (FDIit) pada ketiga model masing-masing memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (HDIit) di 33 provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 1%. Namun, dari ketiga hasil tersebut akan dipilih satu hasil dari satu model tertentu, di mana penentuan model yang akan digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan Chow test dan Hausman test. Tabel 1. Hasil Analisis Data Panel PLS FEM REM α 71,942 72,125 72,108 β 0,000698 0,000398 0,000428 t-stat 2,706 2,683 3,020 prob 0,0080*** 0,0092*** 0,0032*** R2 0,070 0,981 0,086 Adj-R2 0,060 0,972 0,077 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0 (data diolah) Keterangan : *** merupakan tingkat signifikansi pada tingkat kepercayaan 0,01 (1%). Berdasarkan hasil pengujian2 Chow test dan Hausman test maka diperoleh model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah REM. Hasil analisis dengan REM pada Tabel 1 menunjukkan bahwa FDIit memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap HDIit dengan nilai koefisien sebesar 0,000428. Dengan demikian, setiap penambahan 1 juta dolar AS PMA di masing-masing daerah di 33 provinsi di Indonesia, maka adanya penambahan investasi asing tersebut akan 2 Hasil pengujian Chow test dan Hausman test disajikan dalam lampiran. 5 meningkatkan indeks pembangunan manusia di masing-masing daerah sebesar 0,000428. Meskipun FDI memberikan pengaruh yang positif terhadap HDI, namun jika dilihat dari nilai koefisien β yang cenderung kecil, dapat dikatakan bahwa pengaruh FDI dalam meningkatkan HDI relatif kecil. Dengan kata lain, masuknya FDI ke 33 provinsi di Indonesia hanya memberikan dampak yang relatif kecil terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan HDI. Temuan yang serupa juga diperoleh Gohou dan Soumare (2012) di Afrika. Gohou dan Soumare juga menemukan adanya dampak positif FDI terhadap HDI dengan tingkat signifikansi 1%. Koefisien β yang diperoleh dalam penelitian Gohou dan Soumare (2012: 86) juga relatif kecil, yaitu sebesar 0,0000438. Bahkan pada perbandingan dampak FDI terhadap HDI dibeberapa negara-negara Afrika yang telah diklasifikasikan, hasilnya pun juga relatif kecil, yaitu berkisar antara 0,0000326 untuk koefisien terkecil dan 0,0061543 untuk koefisien terbesar. Pada hasil analisis untuk klasifikasi negara Afrika yang berpendapatan menengah dan rendah pun tidak menunjukkan adanya nilai koefisien yang relatif lebih besar. Hasil nilai koefisien β yang ditemukan di penelitian ini dan dalam penelitian Gohou dan Soumare (2012) menimbulkan suatu keraguan tentang efektifitas masuknya FDI terhadap peningkatan HDI. Kecenderungan yang terlihat adalah FDI memberikan dampak yang relatif kecil terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masuknya FDI ke 33 provinsi di Indonesia memang berdampak positif dan signifikan terhadap peningkatan HDI. Namun, dampak yang dihasilkan masih terlalu kecil untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang diukur dari HDI. Dampak FDI terhadap peningkatan kesejahteraan di Indonesia berbeda bila dibandingkan dengan hasil temuan beberapa penelitian. Di Pakistan, FDI merupakan salah satu kebijakan pro-poor—karena FDI berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan, di mana untuk setiap kenaikan satu persen FDI, maka akan menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 0,44% - 0,47% (Zaman et al, 2012: 1225). Sementara itu, Davies dan Quinlivan (2006: 875) menemukan bahwa peningkatan perdagangan internasional akan meningkatkan HDI dari 0,27 menjadi 0,32, di mana hal ini menunjukkan bahwa peningkatan HDI dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita hingga mencapai 160%. 6 Meskipun beberapa variabel dari penelitian Zaman et al (2012) dan Davies dan Quinlivan (2006) berbeda dengan penelitian ini, tetapi berdasarkan dua penelitian tersebut seharusnya dampak yang dihasilkan dengan adanya FDI dan peningkatan aktivitas perdagangan adalah penurunan tingkat kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang cukup besar. Untuk itu, keraguan tentang dampak masuknya FDI terhadap peningkatan HDI di 33 provinsi di Indonesia yang memberikan dampak relatif kecil menjadi semakin terbukti. Mengapa masuknya FDI ke Indonesia hanya memberikan dampak yang kecil, yaitu hanya sebesar 0,0000438. Faktor yang menyebabkan rendahnya dampak FDI terhadap HDI di Indonesia diungkapkan dalam penelitian Reiter dan Steensma (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Reiter dan Steensma ini sekaligus menjadi jawaban atas permasalahan rendahnya dampak FDI terhadap HDI di Indonesia. Menurut Reiter dan Steensma (2010), hubungan antara FDI dan peningkatan HDI akan semakin kuat jika korupsi di negara tersebut rendah. Selain itu, Reiter dan Steensma (2010) juga berpendapat bahwa masuknya FDI akan menjadi semakin berdampak positif terhadap HDI apabila kebijakan FDI di negara tersebut membatasi investor asing untuk masuk ke beberapa sektor ekonomi dan ketika kebijakan pembatasan tersebut lebih diskriminatif terhadap investor asing relatif terhadap investor domestik. Gambar 1. Corruption Perception Index Indonesia, 2004 – 2013. 200 137 100 143 140 130 111 126 110 118 114 100 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Tranparency International, 2004 – 2013. Di Indonesia, pemerintah melalui BKPM telah mengatur kebijakan-kebijakan berinvestasi ke berbagai daerah-daerah di Indonesia dengan Daftar Negatif Investasi 7 (DNI)3. Untuk itu, faktor yang menyebabkan rendahnya dampak FDI terhadap HDI di Indonesia adalah tingkat korupsi yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Corruption Perception Index (CPI) tahun 2004 – 2013, dapat dilihat bahwa Indonesia rata-rata menempati peringkat 123 yang membawa Indonesia kedalam kelompok negara-negara yang memiliki tingkat korupsi yang sangat tinggi. Dengan demikian, relatif kecilnya nilai koefisien β yang menunjukkan kecilnya dampak masuknya FDI terhadap peningkatan HDI di 33 provinsi di Indonesia menjadi dapat dipahami dengan adanya data tingginya korupsi di Indonesia. KESIMPULAN Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan dampak positif globalisasi yang diukur oleh FDI mengindikasikan di perekonomian bahwa Indonesia Indonesia. sebagai Dampak negara positif berkembang tersebut tentunya membutuhkan investasi asing untuk dapat mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Indonesia. Namun, jika melihat nilai koefisien β dari hasil analisis, maka masuknya FDI memberikan dampak yang relatif kecil terhadap HDI, yaitu hanya sebesar 0,0000438. Berdasarkan hasil penelitian Reiter dan Steensma (2010), rendahnya koefisien β dapat dikaitkan dengan tingkat korupsi di Indonesia. Fakta yang diperoleh dari CPI menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat korupsi yang sangat tinggi, sehingga menjadi logis apabila dengan tingkat korupsi yang tinggi tersebut, efektifitas masuknya FDI menjadi semakin kecil terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 3 DNI diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 2010 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal. 8 DAFTAR PUSTAKA Asteriou, Dimitrios., Dimelis, Sophia dan Moudatsou, Argiro., 2014, “Globalization and Income Inequality: a Panel Data Econometric Approach for the EU27 Countries”, Economic Modelling, Vol. 36, pp. 592 – 599. Bank Indonesia, 2013, Laporan Perekonomian Indonesia 2012, Jakarta. Carbaugh, Robert J., 2011, Global Economics 13th Edition, Mason OH: SouthWestern Cengage Learning. Chaudhary, Muhammad Aslam., Shirazi, Nasim Shah dan Choudhary, Munir A. S., 2007, “Trade Policy and Economic Growth in Bangladesh: a Revisit”, Pakistan Economic and Social Review, Vol. 45, No. 1, pp. 1 – 26. Davies, Antony, dan Quinlivan, Gary, 2006, “A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development”, The Journal of Socio-Economics, Vol. 35, pp. 868 – 876. Ezcurra, Roberto dan Pose, Andres Rodriguez, 2013, “Does Economic Globalization affect Regional Inequality? A Cross-country Analysis”, World Development, Vol. 52, pp. 92 – 103. Gohou, Gaston dan Soumare, Issouf, 2012, “Does Foreign Direct Investment Reduce Poverty in Africa and are There Regional Differences?” World Development, Vol. 40, No. 1, pp. 75-95. Gurgul, Henryk dan Lach, Lukasz, 2014, “Globalization and Economic Growth: Evidence from Two Decades of Transition in CEE”, Economic Modelling, Vol. 36, pp. 99 – 107. Han, Jun., Liu, Runjuan., dan Zhang, Junsen., 2012, “Globalization and Wage Inequality: Evidence from Urban China”, Journal of International Economics, Vol. 87, pp. 288 – 297. Harahap, Poltak, 2010, Kumpulan Modul Tutorial Ekonometri, Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Mah, Jai S., 2013, “Globalization, Decentralization and Income Inequality: The Case of China”, Economic Modelling, Vol. 31, pp. 653 – 658. Moudatsou, Argiro, 2003, “Foreign Direct Investment and Economic Growth in the European Union”, Journal of Economic Integration, Vol. 18, No. 4, pp. 689 – 707. 9 Ponzio, Carlos Alejandro, 2005, “Globalisation and Economic Growth in the Third World: Some Evidence from Eighteenth-Century Mexico”, Journal of Latin American Studies, Vol. 37, No. 3, pp. 437 – 467. Rao, B. Bhaskara dan Vadlamannati, Krishna Chaitanya, 2011, “Globalization and Growth in the low income African Countries with the Extreme Bounds Analysis”, Economic Modelling, Vol. 28, pp. 795 – 805. Read, Robert, 2004, “The Implications of Increasing Globalization and Regionalism for the Economic Growth of Small Island States”, World Development, Vol. 32, No. 2, pp. 365 – 378. Reiter, S.L., dan Steensma, H. Kevin., 2010, “Human Development and Foreign Direct Investment in Developing Countries: The Influence of FDI Policy and Corruption”, World Development, Vol. 38, No. 2, pp. 1678 – 1691. Stiglitz, Joseph E., 2002, Globalization and its Discontents, 500 Fifth Avenue, New York: W.W. Norton & Company, Inc. Warr, Peter, 2004, “Globalization, Growth, and Poverty Reduction in Thailand”, ASEAN Economic Bulletin, Vol. 21, No. 1, pp. 1 – 18. Wei, Y.H. Dennis, dan Liefner, Ingo, 2012, “Globalization, Industrial Restructuring, and Regional Development in China”, Applied Geography, Vol. 32, pp. 102 – 105. Zaman, Khalid., Khan, Muhammad Mushtaq., dan Ahmad, Mehboob, 2012, “The Relationship Between Foreign Direct Investment and Pro-Poor Growth Policies in Pakistan: The New Interface”, Economic Modelling, Vol. 29, pp. 1220 – 1227. 10 LAMPIRAN Perhitungan dari Chow test4 dan Hausman Test. Adapun persamaan Chow test adalah sebagai berikut: Di mana: : Restricted Residual Sum Square dari model PLS : Unrestricted Residual Sum Square dari model FEM : Jumlah data cross section : Jumlah data time series : Jumlah variabel independen Adapun hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut: Ho : Model PLS (restricted) H1 : Model FEM (unrestricted) Apabila nilai Fstat > Ftabel, maka hipotesis nol ditolak sehingga model yang digunakan adalah FEM. Sebaliknya, Apabila Fstat < Ftabel, maka tidak menolak hipotesis nol sehingga model yang digunakan adalah PLS. Perhitungan Fstat adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fstat sebesar 111,144. Nilai Ftabel pada numerator 32, denominator 65 dan tingkat kepercayaan 5% sebesar 1,65. Maka diperoleh nilai Fstat > Ftabel, maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian berdasarkan Chow test, model yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan FEM. Namun, untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih meyakinkan tentang model yang akan digunakan. Maka tahapan selanjutnya adalah melakukan Hausman test. Pada Hausman test, hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : Penelitian menggunakan REM H1 : Penelitian menggunakan FEM 4 Persamaan Fstat diperoleh dari Harahap (2010). 11 Apabila nilai Hausman test hasil pengujian >  2 Tabel, maka hipotesis nol ditolak, sehingga model yang digunakan adalah FEM. Sebaliknya, apabila nilai Hausman test hasil pengujian <  2 Tabel, maka kesimpulan yang diambil adalah tidak menolak hipotesis nol—sehingga model yang digunakan adalah REM. Perhutungan Hausman test akan dilakukan dengan menggunakan program Eviews 6.0. Adapun hasil perhitungan Hausman test adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Hausman Test Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: REM Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 0.442295 1 0.5060 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 6.0 Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai Chi-Square statistik sebesar 0,4423. Nilai  2 Tabel pada df 1 dengan tingkat kepercayaan 5% sebesar 3,841. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai Chi-Square statistik <  2 Tabel. Dengan demikian, model yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah REM. 12