Karakteristik Zone Agroekosistem Dan Kesesuaian Lahan Di Lereng Selatan Gunung Batukaru Kabupaten Tabanan
Karakteristik Zone Agroekosistem Dan Kesesuaian Lahan Di Lereng Selatan Gunung Batukaru Kabupaten Tabanan
Karakteristik Zone Agroekosistem Dan Kesesuaian Lahan Di Lereng Selatan Gunung Batukaru Kabupaten Tabanan
Abstract
The research of agroecosystem zone characteristics and land suitablities of
south slope Batukaru Mountain, Tabanan Regency, Bali Province, was conducted.
The aims of this research are to know the agroecosystem zone characteristics in
toposequence of south slope Batukaru Mountain, their land suitablity classes, and
limiting factors. This study was conducted through field survey by using zone or sub
zone of agroecosystem as land unit in taking soil sample. Each of agrosystem zone or
sub zone was observed and taken as the soil sample. The land characteristics were
classified using the criteria of land characteristics classification in evaluating the
land suitabilities. The land suitabilities, their potential, and limiting factors were
analyzed using land suitability evaluation criteria. This study resulted in that south
slope of Batukaru Mountain can be divided into 5 agroecosystem zones with various
characteristics and land suitabilities. The main limiting factor in rice field was the
lack of nitrogen, phosphate, and calium. On the other hand, in dried land, coconut
farming, and coffee farming, the limiting factors were the lack of Nitrogen and the
sloping land mainly in agroecosystem 3 and 4.
Key words: agroecosystem , land characteristics, land suitability, limiting factors
vertikal disebut topografi atau relief
1. Pendahuluan
Secara
permukaan
bumi
bentuk
mempunyai
rendah,
pegunungan
pegunungan
makro
tinggi.
secara
menengah
Keragaan
berurutan
dari
dan
relief
pantai
umumnya
wilayah
muka laut.
yang
keadaan
fisik
dijumpai
pada
ketinggian
dipermukaan
bumi
yang
dibedakan
Proses
dapat
khususnya,
berasal
bumi
ketinggian
berpengaruh
terhadap
tempat
tenaga
dalam
jenis
disebabkan
menimbulkan
(tinggi
semakin
udaranya,
rendah
Faktor
iklim,
dari
suhu
iklim
merupakan
wilayah
oleh
penimbunan
perubahan-perubahan
rendahnya)
yang
panas,
permukaan
berada
dalam
bumi,
satu
Komponen
satu toposekuen
kelembaban.
evolusi.
Berdasarkan ketinggian
alam
mencakup
Gunung
satu
ini
toposekuen
yang
akan
dijumpai
Batukaru
dimaksudkan
dalam
untuk
penelitian
mengetahui
topografi
dan
penggunaan
lahan
(Hardjowigeno, 1993).
Dari
uraian di
atas dalam
pengelolaan
daerah
pertanian,
lahan
berdasarkan
yang
zone
lapangan
pengelompokan
selanjutnya
disebut
2. Metode Penelitian
iklim ,
ini
data
lahannya.
agroekosistem,
terdiri
sekunder,
dari
delineasi
satuan agroekosistem,
laboratorium, dan
pantai
lahan.
kepuncak
Gunung
satuan
pengecekan batas-batas
sampai
beberapa
pengamatan dan
analisis
analisis kesesuaian
kebenarannya
sekunder
dilapangan,
terutama
yang
hasil
dikumpulkan
adalah
data
Peta tersebut
lapangan.
1 : 25.000,
pengecekan
Hasil
perbaikan
dari
adalah
zone
lapang
Pengamatan
Berdasarkan
faktor-faktor
zone
kesamaam
agroekosistem
satuan
berdasarkan
Pengambilan
Contoh Tanah
dilakukan
dan
sepeti
Pengamatan/
sifat fisik
Agroekosistem
ditetapkan
selanjutnya
dicek
dilapangan,
kemudian
e. Analisis Laboratorium
pada
masing-masing
kemudian
laboratorium.
dianalisa
di
3. Hasil dan Pembahasan
yang
utama
masing-masing
zone
f. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk
tersebut,
kelima
zone
beserta
agroekosistem
sub
zone
analisis
ditabulasi
kesesuaian
laboratorium
dan
selanjutnya
dianalisis
lahannya
kelas
dengan
masing-masing
zone
tersebut
sebagai
adalah
agroekoisten
berikut
:
`
1600
Keterangan :
Zone 1 : sw = sawah
tg = tegalan
Zone 2 : sw = sawah
kl = kelapa
Zone 3 : kp = kopi
sw = sawah
Zone 4 : kp = kopi
Zone 5 : ht = hutan
1400
1200
1000
ht
800
kp
sw
600
kp
400
sw
kl
tg
200
sw
Zone 1
Zone 5
Zone 4
Zone 3
Zone 2
0
0
5000
10000
15000
20000
25000
Zone Agroekosistem 1
Zone agroekosistem ini terletak
jenis tanah
iklim
termasuk C2
Evaluasi
kesesuaian
lahan
dimaksudkan
yang
sama dengan
adalah
bulan
dapat
perkembangan
Zone
menjadi
menghambat
kondisi
perakaran.
unsur
sangat serius.
evaluasi
ditemukan
faktor
adanya
batuan
di
atas
hara
seperti
K2O
juga
kesesuaian
pembatas
lahannya
kurangnya
dengan
unsur
nitrogen (S3n).
maupun
tekstur
diperbaiki
liat
dan
kedalaman
efektif
lahan
Faktor pembatas
tegalan,
dengan
bersifat
usaha-usaha
untuk
dan
dapat
permasalahan
menjadi
tanaman
padi
memecahkan
Dengan demikian
sawah
kelas
kesesuaian
dapat
lahan
potensi kesesuaian
lahan
1
Sawah
2
Tegala
Sawah Kebun
kelapa
3
Kebun
Sawah
kopi
Kebun
Hutan
kopi
lindun
(jagun
g)
1
Temperatur (t)
- Suhu (oC)
26
26
26
(S1)
(S1)
(S1)
(w)
1982
1982
1982
1982
2211
2211
2211
- Curah hujan
(S1)
(S1)
(S1)
(S2)
(S1)
(S1)
(S1)
Buruk
Baik
Buruk
Agak
Baik
Terham
Agak
26 (S2)
22
22 (S2)
(S1)
22
22
(S1)
Ketersediaan air
2211
Media
perakaran (r)
Baik
- Drainase
- Tekstur tanah
(S1)
(S1)
(S1)
baik
(S1)
Lempu Liat
Liat
(S1)
Lempu Lempun
ng liat
(S2)
Liat
ng
berde
berpasir
berdeb
pasir
ng
berpas
bu
(S1)
(S2)
berliat
ir
(S1)
(S2)
- Kedalaman
efektif (cm)
bat (S1)
(S1)
ba
ik
(S1)
Lempu
(s1)
55
49
56
90
69
43
(S1)
(S2)
(S1)
(S1)
(S1)
(S2)
68
70
(S1)
31,2
28,76
49,89
30,37
25,91
28,97
25,90
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
6,15
6,78
6,62
6,1
5,53
6,15
5,59
5,09
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(n)
0,35
0,039
0,17
0,05
0,04
0,03
0,05
- N total (%)
(S1)
(S3)
(S2)
(S3)
(S3)
(S3)
(S3)
50,92
17,48
9,17
10,65
16,45
9,09
12,08
(S1)
(S2)
(S2)
(S2)
(S2)
(S3)
(S2)
20,07
59,13
30,58
69,71
50,49
56,58
22,28
(S2)
(S1)
(S2)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
- Salinitas
0,10
0,09
0,07
0,05
0,04
0,02
0.03
(mmhos/cm)
(S1)
S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
(S1)
0 (S1)
3 (S2)
0 (S1)
8 (S1)
21(S3)
0 (S1)
20
(me/100 g )
- pH (H2O)
Hara tersedia
- P2O5 (ppm)
- K2O (ppm)
6
Kegaraman (c)
0,01
Terain (s)
- Kemiringan
lereng (%)
(S3)
> 45
Batuan di
0 (S1)
0 (S1)
0 (S1)
0 (S1)
0 (S1)
<1 (S1)
permukaan (%)
Kesesuaian
1
0 (S1)
S2 nr
S3n
S2n
S3n
S3ns
S3n
S3ns
S2n
S2n
S1
S2n
S3s
S2r
S2n
lahan aktual
9
Kesesuaian
lahan potensial
Keterangan :
n = hara tersedia
r = media perakaran
s = terain (lereng dan batuan permukaan)
S1 = sangat sesuai
S2 = cukup sesuai
S3 = sesuai marginal
Untuk
meningkatkan
kelas
dan
batukaru dengan
pembatas
berturut-turut.
rendahnya
unsur
nitrogen
dalam tanah.
yaitu
sub
zone
Zone Agroekosistem 2
Zone agroekosistem ini terletak
Bentuk wilayahnya
10
bergelombang
tanah.
meningkatkan
P2O5
toksisitas
agroekosisten ini
di Desa
Ubung.
dan
K2O5)
dan
ditemukan
kelas
kesesuaian
kelas
Zone Agroekosistem 3
Zone
agroekosistem
ini
adalah
batur.
(Oldeman,
meningkatakan
kelas
kesesuaian
11
Typic
Eutropepts
pada
yang
dkk,
1983)
dengan
kesesuaian
lahan
Bentuk
dengan
15 21 %, tanpa
Karakteristik
sedangkan
sawah,
dan
kebun
wilayahnya
kopi.
berbubukit
kemiringan lereng
fisik
tanah
yang
lahan
tanaman
tekstur,
kedalaman
drainase
tanah
dan
baik
sampai
agak
kelas
ditanami
kopi
yang
kemiringan
sesuai
produksi tanaman.
Karakteristik tanah
lereng
kesesuaian
dengan
(S3sn).
faktor
Usaha
pada
pembatas
optimum
mendapat
pertanian.
kegaraman
sehingga
perlu
Keberadaan
Adapun
Untuk tanaman
lahan
Lahan ini
12
dengan
penambahan
pupuk
fisik
marginal
kemiringan
dengan
lereng
faktor
pembatas
(S3s).
Untuk
tanah
tanah
yang
agak
mempengaruhi
baik
sampai
agak
terhambat,
perlu
pengelolaan
khusus
dengan
tekstur
tanah
lempung
antara 68 70 cm.
bangku.
Zone Agroekosistem 4
Zone agroekosistem ini terletak
antara ketinggian 700 -
Karakteristik
800 m, pada
Jenis
kurang
ini
yang
lahar
mendukung
adalah
Typic
buyan,
Hapludand
beratan
dan
batur.
pertumbuhan
tanaman.
perbaikan
13
kesuburan
tanah
untuk
tanaman kopi
dengan penambahan
bergunung,
pupuk nitrogen
bangku
meningkatkan
kelas
1%.
mempengaruhi
seperti
baik
berpasir
dapat
yang
mempunyai
tekstur,
yaitu
drainase
drainase
dan
tanaman
tanah
kedalaman
dan
agak
efektif
Zone Agroekosistem 5
Jenis
didominasi
Typic
oleh
jenis
tanah
Berdasarkan
Simpulan
kering
dapat
secara
berturut-turut.
Zone
dipilah
menjadi
zone
Hutan
dengan
bentuk
wilayah
14
budidaya
pertanian
dan
satu
zone
dan nitrogen
kelapa;
1. Penggunaan
lahan
zone
agroekosistem
masing-
selatan
Gunung
pada
Batukaru
adalah
tanah
sawah;
dan
zone
lahan
zone
2). Saran
Penelitian
menggambarkan
zone 2
padi
jenis tanah,
pada
ini
hanya
dapat
variasi
zone
sama
berbagai
Untuk
lindung.
memberikan
variasi
gambaran
ketinggian.
zone
agroekosistem
15
Daftar Pustaka
Amien I. 1997. Karakterisasi dan Analisis Zone Agroekologi. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Djaenudin D., Marwan H., Subagjo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.
LREPP II. 1994a. Pedoman Klasifikasi Landform. Laporan Teknis No.5 Juni
1994.
LREPP II. 1994b. Kesesuaian Lahan Utuk Tnaman Pertanian dan Tanaman
Kehutanan. Laporan Teknis No. 7. Versi 1.0 April 1994.
Oldeman, Irsal Las dan Mulyadi. 1983. Agroclimatic Map of Bali Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur. Scale 1 : 2.250.000. Central research
Institute for Agriculture Bogor.
Samlawi Azhari. 1997. Etika Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sitorus, Santun R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito
Bandung.
16