Sifat Fisik Tanah Di Bawah Tegakan Eboni (Diospyros Celebica Bakh.) Di Desa Kasimbar Barat Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373

Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117


Desember 2015

SIFAT FISIK TANAH DI BAWAH TEGAKAN EBONI (Diospyros celebica Bakh.)


DI DESA KASIMBAR BARAT KECAMATAN KASIMBAR
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Marwan1, Yusran2, Husain Umar2


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 PaluSulawesi Tengah 94111
1
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespodensi: marwanmaxx@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract
Soil physical properties strongly interrelate with the soils capability. Strength and carrying
capacity of soils, ability fasten water absorb, drainage, penetration of root plant, aeration, and
nutrient capture are mainly influenced by physical properties of the soils. Ebony species is
classified into family of Ebenaceae that can have 40 m of height with 100 cm of breast height
diameter and 4 m of buttress root. The objective of the research is to know the physical
properties of the soils in the dale, inclined part, and top of the hill covered by ebony stand at
West Kasimbar Village, Kasimbar sub district, Parigi Mautong district trough the period of
April to June 2014. The methods of the research are filed orientation, deciding the soils
sampling points below the stand and soils analysis in the laboratory. Purposive sampling was
used to decide the locations of soil samples that were in the dale of the hill with 92 m of
altitude, inclined part of the hill with 122m of altitude, and top of the hill with 130 m of altitude.
Research location was in S: 00o07’24.4’’ and E: 199o56’52.5”. The results of the research are
the soils textur of the soil samples of the three parts of the hill are similar that is clay. The soils
of the dale has 1,39 cm/hour of permeability, the inclined part: 6,08 cm/hour, and the top: 2,36
cm/hour. Soil porosity in the dale is 46,75%, 45,77% in inclined part, and 44,75% in the top.
Bulk density of the soils in the dale is 1,41 gr/cm3, 1,44 gr/cm3 in the inclined part, and 1,46
gr/cm3 in the top. Organic matter of the soils is 3,08% in the dale, 2,45% in the inclined part,
and 2,76% in the top.
Keywords: soil physical properties, stand, ebony.

PENDAHULUAN dan faktor abiotik berupa pasir (sand, debu


(silt) dan liat (clay), (Hanafiah, dkk., 2005).
Latar Belakang Fungsi pertama tanah sebagai media
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari
hamparan lahan berisi sumber daya alam ruang untuk berpenetrasi (menelusup), baik
hayati yang didominasi pepohonan dalam secara lateral atau horizontal maupun secara
persekutuan alam lingkungannya, yang satu vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan ini tergantung pada ruang pori-pori yang
(Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 terbentuk diantara partikel-partikel tanah
tentang Kehutanan). Sedangkan menurut (tekstur dan struktur), sedangkan stabilitas
Ensiklopedia Indonesia, hutan adalah suatu ukuran ruang ini tergantung pada konsistensi
areal yang dikelola untuk produksi kayu dan tanah terhadap pengaruh tekanan. Kerapatan
hasil hutan lainnya dipelihara bagi porositas tersebut menentukan kemudahan air
keuntungan tidak langsung atau dapat pula untuk bersirkulasi dengan udara (drainase dan
bahwa hutan sekumpulan tumbuhan yang aerasi). Sifat fisik lain yang penting adalah
tumbuh bersama (Akhlaq, 2013). warna dan suhu tanah. Warna mencerminkan
Secara ekologis tanah tersusun oleh tiga jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,
kelompok material, yaitu material hidup intensitas pelindian dan akumulasi bahan-
(faktor biotik) berupa biota (jasad-jasad bahan yang terjadi, sedangkan suhu
hayati), faktor abiotik berupa bahan organik, merupakan indikator energi matahari yang

cxi
111
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117
Desember 2015

dapat diserap oleh bahan-bahan penyusun mengetahui sifat fisik tanah di bawah tegakan
tanah (Hanafiah, 2007). eboni tersebut.
Eboni (Diospyros celebica Bakh)
umumnya tumbuh mengelompok pada hutan METODE PENELITIAN
dataran rendah sampai dengan pegunungan
rendah. Jenis ini tumbuh alami di hutan Tempat dan Waktu
tropika dan hutan munson. Eboni tumbuh di Penelitian ini dilaksanakan di bawah
dataran rendah hingga tinggi, tumbuh hingga tegakan eboni di Desa Kasimbar Barat
400 mdpl, namun pada ketinggian 600 mdpl, kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi
kadang-kadang dijumpai eboni walaupun Moutong, yang berlangsung dari bulan April
pertumbuhannya tidak optimal. Eboni dapat sampai dengan Juni 2014.
tumbuh pada berbagai tipe tanah berkapur, Bahan dan Alat
berpasir, latosol, podzolik sampai tanah liat Bahan yang digunakan yaitu sampel
berbatu asal tidak tergenang. Sifat tanah tanah yang diambil dari lokasi penelitian.
permiabel, bertekstur lempung dan tergolong Alat yang digunakan dalam penelitian
tanah kapur. Curah hujan yang baik untuk ini, yaitu sekop, sendok semen, pisau, ring
mendukung pertumbuhan eboni berkisar sampel, gergaji, alat tulis, kompas, GPS,
2.000-2.500 mm/tahun, namun masih bisa kantong plastik, label, kamera dan oven
hidup di daerah kering dengan curah hujan listrik.
700 mm/tahun. Pohon eboni tergolong jenis Metode Penelitian
pohon semi toleran terhadap cahaya. Rata- Metode penelitian yang digunakan adalah
rata suhu udara yang dibutuhkan untuk orientasi lapangan dan penentuan titik
pertumbuhan tanaman eboni berkisar 220–28 pengambil sampel tanah, analisis sampel
˚C. Suhu udara maksimum pada musim tanah dilakukan di laboratorium, dan analisis
kemarau berkisar 21,50–30C dan suhu data dari lapangan maupun dari laboratorium.
minimum pada musim hujan berkisar 220– Lokasi pengambilan sampel tanah
dilakukan secara purposive sampling. Pada
26˚C (Alrasyid,1988) dalam Evarnaz (2013). tiga lokasi yang telah ditentukan yaitu:
Sifat fisik tanah merupakan komponen lembah pada ketinggian 92 mdpl, punggung
yang sangat penting dalam mempengaruhi pada ketinggian 122 mdpl dan puncak bukit
kesuburan tanah yang pada akhirnya akan pada ketinggian 130 mdpl. Pada titik
menunjang pertumbuhan tegakan hutan, koordinat S:00007’24.4” E:199056’52.5”.
bahkan lebih penting pengaruhnya dibanding Pengambilan Sampel
dengan sifat kimia dan biologi tanah (Wasis, 1. Tanah-tanah yang diambil sampelnya
2005 dalam Mindawati 2010). diratakan dan dibersihkan, kemudian ring
Desa Kasimbar Barat merupakan salah sampel diletakkan tegak lurus dengan
satu desa yang terdapat di Kecamatan permukaan tanah tersebut.
Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong, yang 2. Ring sampel ditekan atau dipukul dengan
memiliki areal hutan dengan luas ±1.105 ha. pelan menggunakan palu kayu sampai tiga
Desa ini juga hutan tanaman eboni (Diospyros perempat bagiannya masuk ke dalam
celebica Bakh) dengan luas ±4ha yang tanah.
dibudidayakan dengan jarak tanam 3m × 3m 3. Ring lain diletakkan tepat di atas ring
yang berumur ±20 tahun. pertama, kemudian ditekan lagi sampai
Hingga saat ini, belum diketahui bagian bawah dari ring kedua masuk ke
informasi mengenai sifat fisik tanah di bawah dalam tanah.
tegakan eboni di Desa Kasimbar Barat 4. Kedua ring beserta tanah di dalamnya
Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi digali dengan sekop atau cangkul.
Moutong, sehingga bisa menimbulkan 5. Kedua ring dipisahkan dengan hati-hati
kesulitan dalam pengelolaan dan dengan menggunakan gergaji, kemudian
pengembangan hutan tanaman eboni di daerah kelebihan tanah bagian atas dan bawah
tersebut. Salah satu upaya yang dapat ring dipotong/diiris dengan cutter sampai
dilakukan untuk memahami kondisi tersebut rata.
adalah dengan melakukan penelitian untuk

112
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117
Desember 2015

6. Ring sampel yang telah berisi tanah ditutup karbon organik secara sempurna menjadi
dengan penutup ring, atau kantong plastik, CO2, kemudian jumlah CO2 tersebut dapat
kemudian diberi label dan nama sampel ditetapkan. Oksidasi karbon (C menjadi
dengan kertas label. CO2) dapat dilaksanakan dengan cara
Teknik pengambilan sampel tanah pembakaran (destruksi) basa, jadi pada
disajikan pada gambar 1. dasarnya, kandungan bahan organik dapat
diukur berdasarkan jumlah C teroksidasi
dalam contoh tanah.
a. 1 4. Bulk Density
Sampel tanah dan ring dimasukan ke oven
b. 2 selama 2 hari dengan suhu 1050C,
kemudian ditimbang keseluruhan
(tanah+ring), kemudian dikurangi oleh
Keterangan: a. Ring 1 digunakan sebagai berat ring maka diperoleh berat tanah
ring penekan. kering. Bulk density dihitung dengan
Berat Tanah
b. Ring 2 pengambilan sampel rumus: Rumus Bulk Density = Volume Tanah
tanah dengan kedalaman 0- 5. Porositas
20 cm. Porositas diukur dengan menggunakan
Gambar1. Teknik pengambilan sampel tanah. porosimeter dengan menggunakan rumus:
Pengambilan contoh tanah diambil
Berat Jenis Butira(BJ)
dengan mengunakan ring pada kedalaman Ruang Pori Total= Berat Isi (BV)
x100%.
tanah 0-20 cm. Kemudian dilakukan analisis
sifat fisik tanah di Laboratorium Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Analisis Tanah
1. Tekstur Tanah Hutan dan vegetasinya memiliki peranan
a. Tanah komposit sebanyak 10 g yang dalam pembentukan dan pemantapan agregat
telah diayak dengan ukuran ayakan 2 tanah. Vegetasinya berperan sebagai
mm, dimasukan dalam erlemeyer. pemantap agregat tanah karena akar-akarnya
b. Menambahkan H2O2 25-50 ml dan di dapat mengikat partikel-partikel tanah dan
diamkan selama 1 hari kemudian di juga mampu menahan daya tumbuk butir-butir
panaskan. air hujan secara langsung ke permukaan
c. Setelah mendidih, HCL2N ditambahkan tanah, sehingga penghancuran tanah dapat
sebanyak 25 ml, lalu dicukupkan dicegah. Selain itu, serasah yang berasal dari
volume sampelnya sampai 100 ml daun-daunnya dapat meningkatkan kandungan
dengan aquades. bahan organik tanah. Hal inilah yang dapat
d. Kemudian disaring pada pasir kasar mengakibatkan perbaikan terhadap sifat fisik
(0,25 mm) dan pasir halus (0,09 mm), tanah, yaitu pembentukan struktur tanah yang
selanjutnya dihitung dengan baik maupun peningkatan porositas
menggunakan rumus: Rumus yangdapatmeningkatkan perkolasi, sehingga
Berat Fraksi Pasir
Tekstur= Volume
x100% memperkecil erosi (Tolaka, 2013).
2. Permeabilitas Berbagai jenis tanah memiliki sifat dan
Contoh tanah di dalam ring sampel karakteristik yang berbeda, bahkan satu jenis
direndam dalam baki, perendaman tanah yang sama dengan lokasi berbeda dapat
dilakukan selama 24 jam. Setelah selesai menyebabkan sifat tanah menjadi berbeda
pindahkan ke alat penetapan permeabilitas. pula. Gerakan dan aliran air dalam tanah
3. Bahan Organik dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran ruang
Bahan organik tidak bisa langsung diukur pori tanah serta arah aliran air yang mengalir
dengan cukup tepat, contoh tanah perlu di dalam tanah. Bentuk dan sifat fisik tanah
dianalisis kadar karbon organiknya (C terutama ukuran ruang pori setiap jenis
organik), dasar metode analisis C–total tanahberbeda, perbedaan ini erat hubungannya
adalah dengan mengubah anasir-anasir dengan komposisi bahan penyusun tanah.

113
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117
Desember 2015

Tanah sebagai satu sistem yang heterogen, akan tertahan apabila lereng yang dilewati
tersusun dari berbagai partikel, mineral, memiliki tipe penutupan lahan yang rapat.
perlapisan, dan terdiri dari butir-butir Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa
anorganik maupun organik (Setyowati, 2007). tidak terjadi perbedaan tekstur tanah antara
Dari hasil pengamatan dan pengumpulan ketiga lokasi penelitian. Hal ini disebabkan
data di lapangan serta analisis laboratorium oleh penutup dan vegetasi di bawah tegakan
maka diperoleh hasil analisis tanah pada eboni masih terpelihara sehingga dapat
lokasi penelitian sebagai berikut: melindungi permukaan tanah dari erosi.
Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah.
Lokasi Pengambilan Kelas Permeabilitas Porosita Bluk Bahaan
No Sampel Tanah Tekstur (cm/jam) (%) Density Organik
(Altitude) (gr/cm3) (%)
1 Lembah Lempung 1,39 45,75 1,41 3,08
(±92 m dpl)
2 Punggung Lempung 6,08 45,77 1,44 2,45
(±122 m dpl)
3 Puncak bukit Lempung 2,36 45,75 1,46 2,76
(±130 m dpl)
Tekstur Batang, ranting dan kerapatan tajuk pohon
Berdasarkan hasil analisis tekstur tanah berkayu berperan menghalangi tumbukan air
menunjukkan bahwa terdapat kemiripan hujan secara langsung ke permukaan tanah
tekstur tanah yaitu pada lembah (pasir kasar sehingga mencegah hancurnya agregat tanah,
18,6%, pasir halus 8,0%, debu 57,4%, liat sistem akar-akaran secara fisik mengikat atau
16,0%), punggung, (pasir halus 13,4%, pasir menahan partikel tanah, sedangkan bagian
kasar 8,7%, debu 68,1%, liat 9,8) dan puncak yang berada di atas tanah menyaring sedimen
bukit (pasir kasar 29,2%, pasir halus 16,3%, ke luar aliran permukaan (Hardiyatmo, 2006).
debu 44,7%, liat 9,8%) yang semuanya Berdasarkan hasil penelitian, tekstur
memiliki kelas tekstur lempung. tanah lempung pada kawasan tersebut yang
Tanah lempung adalah tekstur tanah yang dicirikan dengan tekstur halus yang jika
mengandung 7-27% liat, 28-50% debu, dan kering membentuk gumpalan-gumpalan keras
kurang dari 52% pasir. Tanah yang bertekstur dan jika basah liat dan melekat di jari
lempung jika kering membentuk bongkah atau memberikan dampak yang baik bagi
gumpalan sangat keras, jika basah akan cukup pertumbuhan tanaman seperti eboni. Tanah
plastis dan lekat, dan jika lembab akan lempung memberikan ketersediaan nutrisi,
menghasilkan pita-pita tanah lentur panjang. ketersediaan air, udara yang cukup serta sifat-
Pada seluruh kisaran lengas, tanah lempung sifat fisik yang baik dimana sistem perakaran
daerah tropis akan remah dan kurang tanaman bisa leluasa untuk berkembang.
menunjukkan gejala plastisitas (Suripin, 2001 Permeabilitas
dalam Mubaraq 2008). Permeabilitas tanah menunjukkan
Tekstur tanah merupakan satu-satunya kemampuan tanah dalam meloloskan air.
sifat fisik tanah yang tetap dan tidak mudah Struktur dan tekstur serta unsur organik
diubah oleh tangan manusia. Erosi dapat lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan
menyebabkan berubahnya tekstur tanah laju permeabilitas tanah. Tanah dengan
karena terkikisnya tanah lapisan permukaan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi
atau diendapkannya tanah yang terkikis dari dan dengan demikian, menurunkan laju air
tempat lain yang lebih tinggi sehingga adanya larian. Air larian inilah yang akan merusak
perbedaan kelerengan juga memungkinkan permukaan tanah (Maro’ah, 2011).
terjadinya perbedaan tekstur tanah, dimana Hasil analisis menunjukkan bahwa
pada kelerengan curam fraksi liat mulai tingkat permeabilitas tanah pada tiga
berkurang karena sebagian telah terbawa ketinggian tersebut memiliki perbedaan
menuju ke lereng di bawahnya oleh aliran permeabilitas disetiap lokasi, yang mana
permukaan pada saat terjadinya hujan dan permbeabilitas tertinggi 6,08 cm/jam pada

114
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117
Desember 2015

punggung, kemudian2,36 cm/jam pada Hasil analisis porositas tanah


puncak bukit dan yang terkecil yaitu 1,39 menunjukkan bahwa nilai porositas tertinggi
cm/jam pada lembah. Perbedaan terdapat pada lembah dengan nilai porositas
permeabilitas tersebutkemugkinan disebabkan 46,75%, kemudian pada punggung dengan
oleh lokasi penelitian pada punggung bukit nilai porositas 45,77%, sedangkan yang
berada pada lereng yang menyebabkan laju terendah terdapat pada puncak bukit dengan
permeabilitas lebih tinggi dibandingkan pada nilai porositas 44,75%.
lembah dan puncak yang datar pada lokasi Pada kondisi lapangan sebagian besar
penelitian. ruang pori terisi oleh udara sehingga pori-pori
Permeabilitas dapat dinyatakan dengan makro disebut juga pori aerasi, atau dari segi
kemampuan media porus, dalam hal ini adalah kemudahannya dilalui air (permeabilitas)
tanah untuk meloloskan zat cair (air hujan) disebut juga pori drainase. Namun, meskipun
baik secara lateral maupun vertikal. Tingkat ketersediaan air dan udaranya baik,
permeabilitas tanah (cm/jam) merupakan ketersediaan nutrisinya rendah. Sehingga
fungsi dari berbagai sifat fisik tanah (Rohmat, dapat diketahui bahwa kelas tekstur yang
2006). paling baik adalah yang menunjukkan
Permeabilitas menunjukkan kemampuan komposisi pori-pori tanah yang ideal yang
tanah dalam meloloskan air, struktur dan terbentuk dari kombinasi ketiga fraksi tersebut
tekstur tanah serta bahan organik lainnya ikut yaitu pasir, debu, dan liat seperti halnya yang
ambil bagian dalam menentukan permeabilitas terdapat pada tekstur tanah lempung agar
tanah. Tanah dengan permeabilitas cepat ketersediaan air, udara dan nutrisinya optimal
akan menaikkan laju infiltrasi air ke dalam (Abdullah, 2006).
tanah dengan demikian menurunkan air larian Berdasarkan hasil pengamatan di
pada permukaan tanah. lapangan yang didukung hasil analisis di
Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa laboratorium tanah bahwa porositas tanah di
di semua ketinggian lahan pada lokasi bawah tegakan eboni masih tergolong baik
penelitian tingkat kemampuan tanah dalam karena dipengaruhi oleh tekstur tanahnya
meloloskan air tergolong lambat karena pada yang lempung, eboni dan tumbuhan-
areal tersebut didominasi oleh fraksi lempung, tumbuhan lainnya yang ada di atas permukaan
yang memiliki partikel-partikel tanah yang tanah akan menyerap air yang berinfiltrasi ke
lebih kecil sehingga membentuk pori drainase dalam tanah dengan perantara akar-akarnya
lambat yang kurung atau sulit dilalui air. dan selanjutnya dengan pengaruh sinar
Porositas matahari akan terjadi transpirasi. Makin besar
Porositas adalah suatu indeks volume terjadinya penguapan pada tanaman eboni
relatif, nilainya berkisar antara 30–60%. makin banyak pula air yang akan diserap akar
Ruangan pori pada tanah berpasir (tekstur dimana akar tanaman eboni memiliki bentuk
kasar) adalah rendah, karena volume pori-pori akar tunggal dengan sistem perakaran yang
kecil penyusunnya sangat rendah, walaupun luas, sehingga membentuk jaringan akar yang
tersusun atas pori-pori besar yang sangat kuat yang terdapat pada horizon tanah paling
efisien untuk pergerakan air dan udara. atas.
Sehingga kapasitas penahanan airnya juga Bulk Density
rendah. Sedangkan tanah dengan permukaan Bulk density merupakan petunjuk
yang bertekstur halus mempunyai ruang pori kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah
total yang lebih banyak dan relatif sebagian makin tinggi bulk density berarti makin sulit
besar tersusun dari pori-pori kecil, sehingga meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
memiliki kapasitas menahan air yang lebih Pada umumnya bulk density kurang dari 0,85
tinggi. Bila dibandingkan antara tanah (Hardjowigeno, 1981) dalam Tora (2011).
berpasir dengan tanah yang bertekstur halus, Kerapatan lindak (Bulk density) adalah
tanah yang bertekstur halus lebih baik untuk bobot isi tanah kondisi lapangan yang
mencegah terjadinya aliran permukaan yang dikeringovenkan per satuan volume tanah.
cukup besar sehingga dapat mengurangi Tanah lapisan permukaan yang kaya bahan
terjadinya erosi (Rahim, 2000) dalam Purba organik dan gembur mempunyai kerapatan
(2009). lindak lebih rendah dari lapisan bawah yang

115
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117
Desember 2015

pejal dengan kandungan humus rendah lembah kemudian pada puncak dan
(Tambunan, 2008). kandungan bahan organik terendah pada
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai punggung bukit. Hal ini disebabkan
bulk density tertinggi berada pada puncak kandungan bahan organik pada puncak
bukit berkisar 1,46g/c𝑚 3 , kemudian pada terbawah oleh aliran air hujan ke tempat yang
punggung berkisar 1,44g/c𝑚 3 , dan pada lebih rendah seperti bagian lembah. Pada
lembah berkisar 1,41 g/c𝑚 3 . Dari hasil ini punggung bukit memiliki bahan organik
bisa dilihat bahwa dari ketiga sampel tanah paling rendah karena pada punggung bukit
memiliki nilai bulk density tanah masih baik. berada di kelerengan, yang menyebabkan
Hasil analisis memperlihatkan bahwa aliran air lebih yang membawa bahan organik
tingkat kepadatan tanah di lokasi penelitian lebih cepat. Keadaan ini dipengaruhi oleh
masih tergolong baik. Dikatakan baik, karena ketinggian lahan, menyebabkan terjadinya
tanah tersebut masih memiliki tekstur tanah proses mengalirnya air permukaan (run off)
yang kasar. Nilai dengan kisaran 1,3g/c𝑚 3 lebih cepat dan membawa mineral-mineral
hingga 1,8gr/c𝑚 3 bahwa tekstur tanah kandungan bahan organik ke tempat yang
tersebut masih tergolong kasar. Kondisi ini lebih rendah. Kondisi ini masih tergolong
disebabkan oleh kemampuan tanah di bawah ideal karena nilai kandungan bahan organik
tegakan eboni dalam meloloskan air dalam kisaran 3-5%.
(permeabilitas) masih baik sehingga bisa
menaikkan laju infiltrasi air dan didukung KESIMPULAN
oleh tekstur tanah di bawah tegakan eboni
Berdasarkan hasil penelitian dapat
yang lempung tekstur ini adalah tekstur yang
disimpulkan bahwa:
ideal karena porsi fraksi pasir, liat, debu
1. Tekstur tanah pada bagian lembah,
seimbang ditambah lagi kondisi perakaran
punggung dan puncak bukit memiliki
eboni yang luas berada pada horizon tanah
kemiripan tekstur tanah yaitu lempung
paling atas dimana perakaran tanaman eboni
yang dapat memberikan dampak yang
meningkatkan stabilitas dan porositas tanah.
baik bagi pertumbuhan tanaman seperti
Bahan Organik
eboni.
Bahan organik adalah kumpulan beragam
2. Permeabilitas tanah pada bagian lembah
senyawa-senyawa organik kompleks yang
adalah 1,39 cm/jam, punggung 6,08
sedang atau telah mengalami proses
cm/jam dan puncak bukit 2,36 cm/jam.
dekomposisi, baik berupa humus hasil
Permeabilitas ini tergolong lambat karena
humifikasi maupun senyawa-senyawa
pada areal tersebut didominasi oleh fraksi
anorganik hasil mineralisasi dan termasuk
lempung, yang memiliki partikel-partikel
juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang
tanah yang lebih kecil.
terlibat dan berada di dalamnya (Madjid,
3. Porositas tanah pada bagian lembah
2007).
adalah 46,75%, punggung 45,77% dan
Hasil analisis bahan organik pada
puncak bukit 44,75%. Memiliki
kawasan tersebut menunjukkan kandungan
kemampuan menyimpan air yang tinggi
bahan organik pada lembah 3,25%, punggung
4. Bulk density tanah pada bagian lembah
2,45% dan puncak bukit 2,76%, yang
adalah 1,41 gr/cm3, punggung 1,44 g/cm3
semuanya menunjukkan kandungan bahan
dan puncak bukit 1,46 g/cm3 yang masih
organik rendah.
tergolong baik, karena masih memiliki
Bahan organik tanah sangat berpengaruh
tekstur tanah yang kasar.
terhadap kesuburan tanah dan produksi
5. Bahan organik pada bagian lembah
biomassa tanaman. Kualitas bahan organik
adalah 3,08%, punggung 2,45% dan
merupakan salah satu kunci dalam menjaga
puncak bukit 2,76%. Nilai kandungan
kelestarian tanah, tanaman dan lingkungan
bahan organik ini tergolong rendah tetapi
(Wijanarko, 2012).
nilai ini masih tergolong ideal.
Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa
di bawah tegakan eboni menunjukkan
kandungan bahan organik yang tertinggi pada

116
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 111-117
Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA Purba, M.P., 2009. Besar Aliran Permukaan


Pada Berbagai Tipe Kelerengan di
Abdullah, Z., 2006. Kondisi Sifat Fisik Tanah Bawah Tegakan Eucalyptus spp.
Pada Berbagai Tipe Penutup Lahan di Skripsi Fakultas Pertanian Universitas
Kawasan Hutan Lindung Desa Sumatera Utara. Medan (Tidak
Tangkulowi Kecamatan Kulawi dipublikasikan).
Kabupaten Donggala. Fakultas Rohmat, D., 2006. Formulasi Efek Sifat Fisik
Kehutanan UNTAD. Palu. Skripsi Tanah Terhadap Permeabilitas dan
(Tidak dipublikasikan). Suction Head Tanah. Jurnal Bionatura.
Akhlaq, M.M., 2013. Dampak Kebakaran Vol. 8 No. 1.Maret 2006.
Hutan Bagi Lingkungan Setyowati, D.L., 2007.Sifat Fisik Tanah dan
Biologis.http://emind29.blogspot.com. Kemampuan Tanah Meresapkan Air
Diakses 29 Nopember 2014 Pada Lahan Hutan, Sawah, dan
Evarnaz, N., 2013. Sifat Fisik Tanah di Permukiman.portalgaruda.org/article.ph
Bawah Tegakan Eboni Pada Kawasan p?article=136590&val=5671. Diakses
Cagar Alam Pangi Binangga di Desa 29 Nopember 2014
Sakina Jaya Kabupaten Parigi Tambunan, W.A., 2008. Kajian Sifat Fisik
Moutong. Fakultas Kehutanan dan Kimia Tanah Hubungannya dengan
UNTAD. Palu. Skripsi (Tidak Produksi Kelapa Sawit di Kebun Kwala
dipublikasikan). Sawit Ptpn II. Pascasarjana Universitas
Hanafiah, K.A., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Sumatera Utara Medan. Tesis (tidak
Tanah. Raja Grafindo Persada. dipublikasikan).
Jakarta. Tolaka, W., 2013. Sifat Fisik Tanah Pada
Hanafiah, K.A., A, Napoleon., N, Ghoffar., Hutan Primer, Agroforestri dan Kebun
2005. Biologi Tanah. Ekologi dan Kako di Sub Das Wera Saluopa Desa
Makrobiologi Tanah. Raja Grafindo Leboni Kecamatan Pamona Pusulemba
Persada. Jakarta. Kabupaten Poso. Warta Rimba.Vol. 1
Hardiyatmojo, H.C., 2006. Penanganan No. 1. Desember 2013.
Tanah Longsor dan Erosi. Gajah Mada Tora, N., 2011. Penetapan Bulk Density
University Press. Porositas Tanah dan Partikl
Madjid, A., 2007. Bahan Organik Tanah. Density.http://nandagokilz1.wordpress.
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com. com.Diakses 28 Nopember 2014
Diakses 28 Nopember 2014 Wijanarko, A. 2012. Pengaruh Kualitas Bahan
Maro’ah, S., 2011. Kajian Laju Infiltrasi dan Organik dan Kesuburan Tanah
Permeabilitas Tanah Pada Beberapa Terhadap Mineralisasi Nitrogen dan
Model Tanaman. Fakultas Pertanian Serapan N Oleh Tanaman Ubi kayu di
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Ultisol. Jurnal. Perkebunan & Lahan
Skripsi (Tidak dipublikasikan). Tropika. Vol. 2 No. 2 Desember 2012.
Mindawati, N., Analisis Sifat-Sifat Tanah di
Bawah Tegakan. Jurnal Tekno Hutan
Tanaman. Vol. No. 3. 1 April 2010.
Mubaraq., 2008. Sifat Fisik Tanah di Bawah
Tegakan Pinus di Desa Tungkulowi
Kecamatan Kulawi Kabupaten
Donggala. Fakultas Kehutanan
UNTAD. Palu. Skripsi (Tidak
dipublikasikan).

117

You might also like