Analysis of Financial Performance On Employee Cooperative of Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi Dki Jakarta
Analysis of Financial Performance On Employee Cooperative of Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi Dki Jakarta
Analysis of Financial Performance On Employee Cooperative of Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi Dki Jakarta
Rina Septiyani Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Liquidity ratio, Solvency ratio and Profitability ratio
ABSTRACT Cooperative as one of the driving wheels of the economy of the people who have been regarded as the comer stone of peoples economy and as the comer stone of the nations economy are necessary to repair and remodeling held financial performance of cooperatives. Besides the cooperative as a joint venture on the basis of kinship and prioritizes the interests of the welfare/community. This study aims to determine the financial performance of the agency office employees cooperation landscaping and funeral of DKI Jakarta province in 2004-2008 in terms of ratio analysis liquidity, solvency and profitability. The data used are secondary data in the form of financial statement is balance sheet and profit/loss. Data analysis method used is descriptive method and the comparative method. Result of analysis of financial ratio agency office employees cooperation landscaping and funeral of DKI Jakarta province for 5 (five) year round, starting from 2004 until the year 2008 is the liquidity ratio (current ratio, quick ratio and cash ratio) can be detected in less good condition because of a decline. The solvency ratio (total debt to total equity and total debt to total assets) can be detected in a state is not good because there was an increase from year to year. The profitability ratio, especially business profitability can be less well known in the state because there ups and downs from year to year.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN KANTOR DINAS PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PROVINSI DKI JAKARTA
Rina Septiyani Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010 Email : langitbulan@ymail.com
ABSTRACT Cooperative as one of the driving wheels of the economy of the people who have been regarded as the comerstone of peoples economy and as the comerstone of the nations economy is necessary to repair and remodeling held financial performance of cooperatives. Besides the cooperative as a joint venture on the basis of kinship and prioritizes the interests of the welfare/community. This study aims to determine the financial performance of the agency office employees cooperation landscaping and funeral of DKI Jakarta province in 2004-2008 in terms of ratio analysis liquidity, solvency and profitability. The data used are secondary data in the form of financial statement is balance sheet and profit/loss. Data analysis method used is descriptive method and the comparative method. Result of analysis of financial ratio agency office employees cooperation landscaping and funeral of DKI Jakarta province for 5 (five) year round, starting from 2004 until the year 2008 is the liquidity ratio (current ratio, quick ratio and cash ratio) can be detected in less good condition because of a decline. The solvency ratio (total debt to total equity and total debt to total assets) can be detected in a state is not good because there was an increase from year to year. The profitability ratio, especially business profitability can be less well known in the state because there ups and downs from year to year. Keywords : Liquidity ratio, Solvency ratio and Profitability ratio
PENDAHULUAN Amanat Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan ekonomi nasional berdasarkan azas kekeluargaan. Hal ini disebutkan secara tegas pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat berperan serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan gotongroyong (UU RI No. 25 Thn 1992).
Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang berbadan hukum yang beranggotakan orang seorang yang berorientasi menghasilkan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, koperasi juga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berorientasi untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya memperkokoh struktur perekonomian nasional dengan demokrasi ekonomi yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi sebagai salah satu badan usaha secara struktural operasionalnya diwarisi atas dasar kerjasama yang bersifat kekeluargaan dalam pengelolaan usahanya membutuhkan dana dan manajemen yang efisien dan efektif agar mencapai tujuan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Nomor 27, koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan menunjang perekonomian nasional. Tujuan utama kegiatan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, karena koperasi dipandang sebagai soko guru ekonomi Indonesia yang berkembang dari bawah berubah menjadi badan usaha lainnya, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi KP-RI (KKP-RI), Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat bagi anggotanya baik sebagai produsen maupun konsumen. Dewasa ini banyak bermunculan koperasi-koperasi baru, baik yang sudah mandiri maupun yang belum mandiri, sehingga mengakibatkan persaingan dalam rangka mengembangkan usahanya. Untuk mengantisipasi persaingan antar koperasi maupun badan usaha lainnya, diperlukan suatu sistem pengolahan dan manajemen koperasi yang baik. Unit usaha Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta telah mempunyai beberapa bidang usaha diantaranya adalah usaha simpan pinjam, pertokoan, pengadaan bahan sekunder, usaha kantin dan unit usaha lain. Usaha Simpan Pinjam ini yang paling dominan dan memberikan hasil timbal balik yang sangat menguntungkan antara koperasi dan anggotanya. Usaha kantin dan pertokoan tersebut menawarkan berbagai menu yang variatif, tempat yang bersih, kapasitas yang banyak dan harga yang cukup terjangkau bagi karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan usaha pengadaan bahan sekunder ini cukup membantu anggota sesuai dengan selera kebutuhannya serta perkembangannya cukup baik dan perlu ditunjang dengan modal yang cukup. Aspek keuangan sebagai salah satu sumber daya strategis untuk menjalankan usaha kelangsungan hidup koperasi. Selain itu dapat menentukan berbagai kemungkinan perolehan sumber dana dengan biaya relatif murah, serta untuk membiayai berbagai kegiatan sesuai dengan prioritas yang telah ditentukan. Laporan keuangan koperasi dapat digunakan untuk tujuan lainnya yaitu memberikan informasi yang berguna bagi para anggota koperasi sebagai bahan pemahaman perbandingan dan evaluasi kinerja koperasi. Laporan keuangan
mempunyai peranan penting dalam pengalokasian suatu perusahaan yaitu sebagai suatu sumber informasi keuangan. Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Dalam kegiatan usaha koperasi agar berkembang dengan baik dituntut untuk menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi/laba. Untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan koperasi dapat digunakan alat analisis yang disebut analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat ukur yang dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standard (S. Munawir, 2004:64). Analisis rasio keuangan akan memberikan hasil yang terbaik jika digunakan dalam suatu kombinasi untuk menunjukkan suatu perubahan kondisi keuangan atau kinerja operasional selama periode tertentu, lebih lanjut dapat memberikan gambaran suatu trend dan pola perubahan, yang pada akhirnya bisa memberikan indikasi adanya risiko dan peluang bisnis (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:557). Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi/laba saja atau pada neraca dan laporan rugi/laba. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu (Suad Husnan, 2002:69). Salah satu faktor yang mendukung pencapaian usaha perkembangan koperasi dan tingkat kesehatan keuangan koperasi dapat dilihat dari interprestasi atau analisis laporan keuangannya, yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Rasio likuiditas menggambarkan tingkat kemampuan koperasi untuk dapat memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Koperasi tersebut likuid bila mempunyai aktiva lancar yang cukup besar untuk membayar hutang-hutangnya yang harus segera dipenuhi dan sebaliknya tidak likuid apabila tidak mempunyai aktiva lancar yang cukup besar untuk membayar hutang-hutangnya yang segera jatuh tempo. Rasio solvabilitas menggambarkan tingkat kemampuan koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Sedangkan rasio rentabilitas berguna untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam memperoleh laba. Dengan diketahuinya analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat diketahui kinerja keuangan koperasi tersebut mengalami rugi/laba, yang nantinya bagi koperasi digunakan sebagai pedoman dalam memberikan jumlah besar kecilnya kinerja kepada anggotanya dapat memenuhi kebutuhan anggotanya. Untuk itu koperasi memerlukan modal besar yang diperoleh dari simpanan anggotanya, pinjaman dari bank dan sumbersumber lainnya. Selain itu adanya perkembangan tersebut diperlukan pula tenaga perkoperasian yang profesional, penambahan usaha dan pola operasional koperasi
serta pola fikir dan sikap yang lebih bertanggungjawab dalam memajukan kesejahteraan ekonomi anggotannya.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan secara umum koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dam pendayagunaan sumber ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional. Landasan Koperasi 1. Landasan Idiil, landasan yang digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi yaitu PANCASILA. 2. Landasan Struktural dan Gerak Koperasi, tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat yaitu Undang-Undang 1945 Pasal 33 ayat 1 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. 3. Landasan Mental, setia kawan dan kesadaran pribadi. Tujuan Dan Prinsip Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun Prinsip Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 5 adalah : 1. Sifat keanggotaannya terbuka dan suka rela. 2. Pengelolaannya dilakukan secara terbuka. 3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota koperasi. 4. Pemberian belanja jasa yang terbatas terhadap modal yaitu wajar tidak melebihi suku bunga yang berlaku. 5. Kemandirian diartikan bahwa koperasi dapat berdiri sendiri dalam melakukan kegiatannya dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan usahanya.
Fungsi Dan Peranan Koperasi Fungsi Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, tentang PokokPokok Perkoperasian : 1. Alat perjuangan ekonomi rakyat untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat. 2. Alat pendemokrasian ekonomi nasional. 3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia. 4. Alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. Peranan Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, tentang Pokok-Pokok Perkoperasian : 1. Mempersatukan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat, untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan terciptanya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. 2. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat. 3. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi. Karakteristik Koperasi Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. 1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. 2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu, anggotaanggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika, kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain. 3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. 4. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota. 5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan itu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan menjadi anggota koperasi. Jenis-Jenis Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 6, jenis-jenis koperasi menurut bidang usahanya dibagi menjadi 5 (lima) bagian yaitu : 1. Koperasi Konsumsi 2. Koperasi Produksi 3. Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Kredit) 4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD) Sedangkan Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 15, jenis-jenis koperasi menurut tingkat organisasinya dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : 1. Koperasi Primer 2. Koperasi Sekunder Laporan Keuangan Koperasi Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, yang dimaksud Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi/laba serta segala keterangan yang dimuat dalam lampirannya, antara lain laporan tentang sumber dan penggunaan dana. Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) dalam PSAK No.27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74, Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan catatan atas laporan keuangan Kinerja Keuangan Menurut Martono (2002:52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Menurut Mulyadi (1997:419) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja secara umum dapat diartikan sebagai penilaian/ukuran terhadap efektivitas dan efisiensi masing-masing individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan/organisasi. Kinerja keuangan perusahaan atau koperasi dapat diukur berdasarkan rasio keuangan dengan analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas. Semakin besar nilai rasio-rasio tersebut, maka kinerja dapat tercapai. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan dari pospos tertentu dalam neraca atau rugi/laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (S.Munawir, 2002:37). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Dari definisi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan analisa rasio keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan dalam hal menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat
keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pos-pos dalam neraca atau laporan rugi/laba atau kombinasi dari keduanya. Tujuan Dan Kegunaan Analisis Rasio Keuangan Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi tersebut, manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting dimasa yang akan datang. Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya kelemahankelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan tertentu berada diatas ratarata, pada rata-rata atau dibawah rata-rata. Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio keuangan. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Warsono (2002:23) hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan metode analisis rasio sebagai berikut : 1. Kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dengan perusahaan yang ada, jika perusahaan beroperasi dalam beberapa bidang usaha. 2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya perkiraan saja dan hanya memberikan paduan umum, karena bukan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri maupun sampel yang sesuai dari beberapa perusahaan dalam industri. 3. Perbedaan praktik akuntansi pada tiap-tiap perusahaan dapat menghasilkan perbedaan rasio yang dihitung. 4. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi atau rendah. Misalnya, rasio lancar yang melebihi norma industrinya menyiratkan adanya kelebihan likuiditas yang menyebabkan penurunan laba bagi perusahaan. 5. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi keuangan perusahaan rata-rata dalam industri. 6. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya. Dengan demikian pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan. Untuk menghindari masalah ini, maka metode saldo rata-rata haruslah digunakan (untuk beberapa bulan atau kuartal, sepanjang tahun) dan bukan saldo total pada akhir tahun.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas Current Ratio Adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya yang harus segera dipenuhi. Quick Ratio Hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang, dan surat berharga. Cash Ratio Cash Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan dibank. 2. Rasio Solvabilitas Total Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dijumlah hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri guna mengetahui bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Total Debt to Total Assets Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dijumlah hutang jangka panjang dengan jumlah aktiva untuk mengetahui berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang. 3. Rasio Rentabilitas Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto,1997:44). METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta selama kurun waktu 5 (lima) tahun kebelakang, yaitu mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di koperasi. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan koperasi selama kurun waktu 5 (lima) tahun kebelakang, yaitu mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 yang meliputi neraca dan laporan rugi/laba.
Sumber data yang diperoleh dari obyek penelitian adalah profil Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta yang berupa organisasi manajemen dan bidang-bidang usaha, serta neraca dan laporan rugi/laba selama kurun waktu 5 (lima) tahun kebelakang yaitu mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi dan metode komparatif, yaitu metode dengan cara membandingkan rasio keuangan selama kurun waktu 5 (lima) tahun kebelakang, yaitu mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Variable Penelitian 1. Rasio Likuiditas Aktiva Lancar Current Ratio = x 100% Hutang Lancar Kas + Piutang Quick Ratio = x 100% Hutang Lancar Kas + Bank Cash Ratio = x 100% Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas
Total Hutang TDTER = x 100% Modal Sendiri Total Hutang TDTAR = x 100% Total Aktiva
10
3. Rasio Rentabilitas Laba Usaha (SHU) Rentabilitas Usaha = x 100% Modal Sendiri
Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian kepustakaan (Library Research) Merupakan studi dengan mencari data sekunder yang diperoleh dari buku untuk mendapatkan referensi yang dibutuhkan sebagai landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, mengenai pengertian-pengertian, istilah-istilah, rumus pemecahan dan hal-hal lain yang menyangkut permasalahan dalam penelitian. Dilakukan dengan cara membaca, memahami dan menelaah berbagai jurnal dan tulisan ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. 2. Penelitian lapangan (Field Research) Cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian langsung pada Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta. PEMBAHASAN 1. Rasio Likuiditas Current Ratio
Grafik 4.1 Perhitungan Current Ratio Bila dilihat dari hasil perhitungan rasio diatas, hal ini menunjukkan bahwa Koperasi mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, tetapi tidak terlalu buruk karena Koperasi tidak akan mengalami kesulitan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang besar yang dimiliki oleh Koperasi. Untuk itu current ratio diatas secara keseluruhan Koperasi dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
11
Quick Ratio
Grafik 4.2 Perhitungan Quick Ratio Bila dilihat dari hasil perhitungan rasio diatas, hal ini menunjukkan bahwa quick ratio yang dimiliki Koperasi ini tidak terlalu buruk, walaupun mengalami naik turun dari tahun ketahun, namun Koperasi masih dapat dikatakan likuid. Cash Ratio
Grafik 4.3 Perhitungan Cash Ratio Bila dilihat dari hasil perhitungan rasio diatas, nilai cash ratio yang dimiliki Koperasi ini stabil, jumlah uang kas dan yang ada dibank tidaklah kecil, sehingga mampu menjamin hutang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas yang dimiliki Koperasi memuaskan atau bagus. 2. Rasio Solvabilitas Total Debt to Total Equity Ratio (TDTER)
12
Bila dilihat dari hasil perhitungan rasio diatas, total debt to total equity ratio Koperasi ini sangat baik, karena dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, modal sendiri jauh lebih besar daripada jumlah hutang. Ini berarti bahwa Koperasi dalam melaksanakan kegiatannya lebih banyak dibelanjai oleh modal sendiri daripada dibelanjai oleh hutang. Total Debt to Total Assets Ratio (TDTAR)
Grafik 4.5 Perhitungan Total Debt to Total Asset Bila dilihat dari hasil perhitungan rasio diatas, total debt to total asset Koperasi ini sangat baik karena mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa Koperasi tidak mengalami kesulitan untuk menjamin keseluruhan hutang. 3. Rasio Rentabilitas
Grafik 4.6 Perhitungan Rentabilitas Usaha Bila dilihat dari hasil perhitungan rasio diatas, rentabilitas usaha berada dibawah 100%, hal ini dapat dikatakan nilai rentabilitas usaha dalam kondisi yang kurang baik karena jumlah SHU (Sisa Hasil Usaha) lebih kecil daripada modal sendiri.
13
SIMPULAN DAN IMPLIKASI Simpulan Analisis rasio likuiditas Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dalam keadaan kurang baik, hal ini dilihat dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini : Tabel 5.1 Ringkasan Perhitungan Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio 2004 286% 201% 102% 2005 283% 194% 106% 2006 271% 195% 76% 2007 266% 204% 75% 2008 255% 152% 106%
Rasio likuiditas (current ratio, quick ratio dan cash ratio) yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, dapat diketahui dalam keadaan kurang baik karena terjadi penurunan, akan tetapi Koperasi memiliki aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya sehingga Koperasi tidak akan mengalami kesulitan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Analisis rasio solvabilitas Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dalam keadaan tidak baik, hal ini dapat dilihat dari tabel 5.2 dibawah ini : Tabel 5.2 Ringkasan Perhitungan Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas TDTE TDTA 2004 62% 34% 2005 65% 35% 2006 69% 36% 2007 71% 37% 2008 74% 39%
Rasio solvabilitas (total debt to total equity dan total debt to total asset) yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, dapat diketahui dalam keadaan tidak baik karena terjadi peningkatan dari tahun ketahun, disebabkan oleh total hutang selalu naik dan begitu pula dengan modal sendiri yang terjadi peningkatan. Semakin tinggi tingkat rasio solvabilitas, maka para kreditur akan semakin ragu untuk memberikan pinjaman tambahan. Analisa rasio rentabilitas Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dalam keadaan kurang baik, hal ini dapat dilihat dari tabel 5.3 dibawah ini :
14
Tabel 5.3 Ringkasan Perhitungan Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas Rentabilitas Usaha 2004 19% 2005 24% 2006 21% 2007 20% 2008 18%
Rasio rentabilitas khususnya rentabilitas usaha yang dimiliki oleh Karyawan Kantor Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, dapat diketahui dalam keadaan kurang baik karena terjadi naik turun dari tahun ketahun dan jumlah jumlah SHU (Sisa Hasil Usaha) lebih kecil daripada modal sendiri. Implikasi 1. Karena telah terjadi penurunan pada rasio likuiditas, maka Koperasi perlu meningkatkan penjualan secara kredit atau tunai, agar piutang dan kas semakin besar nilainya dan mengurangi pembelian secara kredit, serta nilai pada hutang akan turun juga, sehingga rasio likuiditas mengalami peningkatan. 2. Koperasi perlu meningkatkan modal sendiri sehingga rasio solvabilitas semakin rendah dan para kreditur bersedia untuk memberikan pinjaman tambahan. 3. Rasio Rentabilitas khususnya rentabilitas usaha yang dimiliki Koperasi ini dalam kondisi yang kurang baik sehingga Koperasi perlu meningkatkan nilainya dengan cara meningkatkan laba yaitu dengan cara memperkecil biaya-biaya operasional dan meningkatkan pendapatan baik dibidang penjualan maupun jasa pinjaman uang tunai.
DAFTAR PUSTAKA Aryanti Nunik. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Surya Melati Kalijambe. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Diah Ayu Candrani. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Kasus Pada Koperasi Karyawan BRI Cabang Tuban. Fakultas Ekonomi Manajemen. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
15
Eko Widodo dan Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 1. Edisi Satu. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Erik Nurhidayat. 2004. Analisis Rasio Keuangan Pada Koperasi Pegawai Pos Indonesia. Universitas Gunadarma.
IKAPI. 1997. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Semarangn. CV. Aneka Ilmu.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Intan Dyah Saputri. 2007. Analisis Kinerja Keuangan KOPKAR MELATI. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Martono Dan Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Ekonosia. Yogyakarta.
Mudrajad Kuncoro Dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen Keuangan (Konsep, Manfaat Dan Rekayasa). Edisi Kedua. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. YKPN. Yogyakarta.
16
Praptiwi Hidayat. 2009. Analisis Laporan Keuangan Pada Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara.
Suad Husnan. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi Teori Dan Praktek. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Syafaruddin Alwi. 1994. Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Andi Offset.
Yashinta Soraya. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sapta Usaha Mulya Di Bekonang. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.