Ratio Keuangan
Ratio Keuangan
Ratio Keuangan
ABSTRACT
This study aims to determine the company's financial performance , both in terms of
liquidity, solvency, profitability and activity of PT .Millennia Astalia Educatindo
Madiun from 2010 until 2012. The processed data is the data that comprises the
financial statements of the balance sheet and income statement. Methods of data
processing by using ratio analysis consisting of the ratio liquidity, profitability, solvency
and activities. The method used is descriptive method, the research seeks to collect and
present data from the company to be analyzed so as to provide a fairly clear picture of
the object under study. Because of financial ratios is one tool in evaluating the
company's financial condition and performance , it is expected that through the analysis
of financial statements may consideration in making decisions, especially regarding the
financial condition in the future. Besides, the analysis of financial statements to describe
the company's actual financial performance. The results showed that the ratio of
liquidity include the current ratio and quick ratio increased, although still below the
industry average. For profitability ratios include gross profit margin and operating profit
margin increased in 2012 despite the decline was due to the increased cost of goods
sold. Solvency ratios while covering a total debt to equity ratio and total debt to capital
assets shows a marked improvement by decreasing solvency ratio from year to year.
Nonetheless Solvency ratio still cant to be categorized either as it is still above the
industry average. The ratio of activity which includes receivable turnover and total asset
turnover has fluctuated, rising in 2011 but dropped in 2012. Nonetheless Activity ratios
are well below the industry average, which means the company has not been effective in
utilizing existing resources.
ABSTRAK
25
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
menyajikan data dari perusahaan untuk dianalisis sehingga memberikan gambaran yang
cukup jelas atas objek yang diteliti. Karena rasio keuangan merupakan salah satu alat
dalam mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, maka diharapkan
melalui analisis laporan keuangan dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan terutama mengenai kondisi keuangan di masa yang akan datang. Disamping
itu hasil analisis laporan keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan perusahaan
yang sebenarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Likuiditas yang meliputi current
ratio dan quick ratio mengalami peningkatan meskipun masih dibawah rata-rata
industri. Untuk rasio Profitabilitas yang meliputi gross profit margin dan operating
profit margin mengalami peningkatan meskipun di tahun 2012 sempat menurun
dikarenakan harga pokok penjualan meningkat. Sedangkan rasio Solvabilitas yang
meliputi total debt to equity ratio dan total debt to capital asset menunjukkan
peningkatan yang ditandai oleh menurunnya rasio solvabilitas dari tahun ke tahun.
Meskipun demikian rasio Solvabilitas masih belum bisa dikategorikan baik karena
masih di atas rata-rata industri. Rasio Aktivitas yang meliputi receivable turnover dan
total asset turnover mengalami fluktuasi, meningkat ditahun 2011 namun turun ditahun
2012. Meskipun demikian rasio Aktivitas berada jauh di bawah rata-rata industri, yang
artinya perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, semakin
banyak pula persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis. Banyak pesaing-pesaing mulai
dari tingkat nasional sampai tingkat multinasional. Persaingan ini membuat para
pengusaha memperkuat perusahaannya mulai dari segi pemasaran, promosi, dan
keuangan perusahaan. Namun hampir semua perusahaan mengalami masalah yang sama
yaitu bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan
perusahaan yaitu memperoleh laba maksimal untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan.
Banyaknya persaingan juga akan membuat para investor lebih jeli memilih
perusahaan untuk ditanami modal. Para kreditur juga akan lebih selektif dalam memilih
nasabah yang akan mendapat kucuran dana pinjaman. Salah satu faktor yang akan
menjadi acuan dan bahan pertimbangan adalah kinerja keuangan perusahaan. Penilaian
kinerja keuangan sangat diperlukan bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan
kinerja, investor untuk meramalkan laba, kreditur untuk mengevaluasi kemungkinan
dibayarnya pinjaman, dan pemerintah terkait dengan pajak. Penilaian kinerja
perusahaan dapat dilakukan secara periodik untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan
dapat tercapai dan mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam mencapai
tujuan.
Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan umumnya disajikan untuk memberi informasi mengenai posisi-posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu. Informasi yang
26
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
KAJIAN PUSTAKA
1. Kinerja Keuangan
Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban
kinerja manager. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian
perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi
bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kinerja manager atau
pimpinan perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak
keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya
dengan menggunakan ukuran komparatif.
27
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan dasar atas upaya analisis pada suatu
perusahaan, maka terlebih dahulu harus diketahui sifat, cakupan, dan
keterbatasannya sebelum menggunakan laporan keuangan sebagai alat analisis. Di
dalam PSAK Penyajian Laporan Keuangan (2009:01.5) dinyatakan bahwa
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas.
Sedangkan menurut Munawir (2010:2) Laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Bambang Riyanto
(2008:327) menyatakan bahwa
Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu
perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang
dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi & laba (income
statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode
tertenti biasanya meliputi periode satu tahun.
28
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2012 : 29) metode deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Metode deskriptif bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang
lebih mendalam antar variable dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara
lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dan
diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data
tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Sumber Data
29
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2012:21) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
perusahaan sebagai obyek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di
perusahaan, misalnya sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan laporan keuangan
perusahaan.
Secara spesifik sumber data yang diperlukan adalah dokumen berupa laporan
keuangan neraca dan laporan laba-rugi
Penjualan kredit
7. Receivable Turnover = --------------------------
Piutang rata-rata
30
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
b) Quick Ratio
Rasio yang menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Berdasarkan data laporan keuangan neraca tahun 2010-2012 pada lampiran
1, menunjukkan bahwa kondisi quick ratio PT. Astalia Millenia Educatindo
cabang Madiun adalah sebagai berikut:
Kas + Efek + Piutang
Quick Ratio = -----------------------------
Hutang lancar
9.035.821 + 272.997.400
Tahun 2010 = ---------------------------------
206.268.924
31
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu suatu rasio yang mengukur seberapa efektif
menajemen perusahaan menghasilkan keuntungan pada penjualan, aset maupun
modal sendiri. Jika dilakukan analisis pada laporan keuangan, kondisi rasio
profitabilitas akan tampak sebagai berikut:
a) Gross Profit Margin
Rasio ini mengukur laba bruto per rupiah penjualan. Berdasarkan
data laporan laba rugi tahun 2010-2012 pada lampiran 2, menunjukkan
bahwa kondisi Gross Profit Margin PT. Astalia Millenia Educatindo
cabang Madiun adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin = Penjualan netto Harga pokok penjualan
Penjualan Netto
Tahun 2010 = 119.400.000 77.610.000
119.400.000
= 0,35 atau 35%
Tahun 2011 = 306.891.500 199.479.150
306.891.500
= 0,35 atau 35%
Tahun 2012 = 366.209.400 253.108.960
366.209.400
= 0,31 atau 31%
Gross Profit Margin PT. Astalia Millenia Educatindo cabang
Madiun pada tahun 2010 sebesar 0,35 atau 35% yang berarti setiap
rupiah penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,35. Pada tahun 2011
tetap sebesar 0,35 atau 35% yang berarti setiap rupiah penjualan
menghasilkan laba bruto Rp 0,35. Sedangkan pada tahun 2012 turun
11,4% sebesar 0,31 atau 31% yang berarti setiap rupiah penjualan
menghasilkan laba bruto Rp 0,31. Penurunan yang terjadi pada tahun
2012 disebabkan oleh meningkatnya harga pokok penjualan yang tidak
diimbangi dengan meningkatnya penjualan.
b) Operating Profit Margin
Rasio ini mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan
volume penjualan. Berdasarkan data laporan laba rugi tahun 2010-2012
32
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
3. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yaitu suatu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal
berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta
mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Jika
dilakukan analisis pada laporan keuangan, kondisi rasio solvabilitas akan
tampak sebagai berikut:
a) Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan hutang.
Berdasarkan data laporan keuangan neraca tahun 2010-2012 pada
lampiran 1, menunjukkan bahwa kondisi Total Debt to Equity Ratio PT.
Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun adalah sebagai berikut:
Hutang lancar + Hutang jangka panjang
Total Debt to Equity Ratio = -----------------------------------------------------
Jumlah modal sendiri
33
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
172.319.170
= 1,90 atau 190%
Tahun 2012 = 464.566.597
250.922.182
= 1,85 atau 185%
Total Debt to Equity Ratio PT. Astalia Millenia Educatindo cabang
Madiun pada tahun 2010 sebesar 2,43 atau 243% yang berarti Rp 2,43 dari
setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan hutang. Pada tahun 2011 turun
21,8% sebesar 1,90 atau 190% yang berarti Rp 1,90 dari setiap rupiah modal
sendiri menjadi jaminan hutang. Sedangkan pada tahun 2012 turun 2,6%
sebesar 1,85 atau 185% yang berarti Rp 1,85 dari setiap rupiah modal
sendiri menjadi jaminan hutang. Penurunan ini disebabkan oleh
meningkatnya jumlah modal sendiri. Walaupun jumlah hutang juga
meningkat yaitu sebesar 59,10% ditahun 2011 dan 41,56% ditahun 2012,
tetapi peningkatannya tidak sebesar jumlah modal sendiri yaitu sebesar
103,68% ditahun 2011 dan 44,61% ditahun 2012 .
b) Total Debt to Capital Asset
Rasio yang mengukur bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin hutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar jumlah
modal pinjaman yang digunakan oleh perusahaan.
Berdasarkan data laporan keuangan neraca tahun 2010-2012 pada
menunjukkan bahwa kondisi Total Debt to Capital Asset PT. Astalia
Millenia Educatindo cabang Madiun adalah sebagai berikut:
34
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
35
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
36
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
37
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
E. KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan
penulis pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan kinerja keuangan pada
38
Satrijo Budiwibowo: Analisis Rasio Keuangan...
PT. Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun pada tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012 sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan pada PT. Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun
ditinjau dari rasio likuiditas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
mengalami peningkatan.
2. Kinerja keuangan pada PT. Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun
ditinjau dari rasio profitabilitas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
cenderung mengalami peningkatan.
3. Kinerja keuangan pada PT. Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun
ditinjau dari rasio solvabilitas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
mengalami peningkatan.
4. Kinerja keuangan pada PT. Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun
ditinjau dari rasio aktivitas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
berfluktuasi.
b. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan
diatas, maka penulis mencoba memberikan saran dengan harapan dapat
bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan sehubungan dengan kondisi
keuangan pada PT. Astalia Millenia Educatindo cabang Madiun dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2012, diantaranya sebagai berikut:
1. Rasio profitabilitas perusahaan belum menunjukkan peningkatan yang
memuaskan. Harga pokok penjualan memang sering menjadi kendala,
namun disarankan perusahaan juga mampu memperhitungkan laba yang
akan diperoleh. Meningkatkan penjualan bisa dengan cara meningkatkan
promosi produk. Namun demikian, kegiatan operasional juga lebih
diefektifkan, agar biaya operasional tidak semakin besar. Persaingan dengan
perusahaan sejenis juga menjadi salah satu kendala perusahaan tidak bisa
memaksimalkan laba. Pihak manajemen perlu mengambil tindakan agar
mendapat kepercayaan dari para konsumen, misalnya dengan pelayanan
yang baik, after sales service yang memuaskan, serta hubungan baik dengan
para konsumen.
2. Meskipun rasio solvabilitas perusahaan menunjukkan peningkatan tiap
tahunnya, namun masih dibawah rata-rata industri. Perlu kontrol yang baik
dari manajemen agar tingkat solvabilitas perusahaan selalu terjaga dengan
baik atau bahkan meningkat. Kerjasama antara bagian keuangan dengan
bagian pemasaran juga diperlukan. Dimana bagian pemasaran berperan
untuk memperluas wilayah kerja agar dapat meningkatkan penjualan.
Penjualan yang secara tunai maupun kredit, karena penjualan secara kredit
juga sebagai bentuk strategi pemasaran untuk menaikkan penjualan.
3. Rasio aktivitas yang masih rendah, disarankan kepada manajemen untuk
lebih mengontrol para debitur untuk dapat memenuhi kewajiban mereka
tepat pada waktunya.
4. Kinerja keuangan diharapkan selalu ditinjau secara terus menerus agar
perubahan-perubahan yang terjadi pada keuangan perusahaan dapat terlihat
dengan jelas. Pihak manajemen dapat mengantisipasi dan dengan cepat
mengambil keputusan untuk kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja
terjadi di masa yang akan dating, serta untuk lebih meningkatkan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang.
39
ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Winarsi, Endang dkk. 2012. Praktikum Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
40