Cara Kritik Jurnal

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HOW TO CRITIQUE A JOURNAL ARTICLE So your assignment is to critique a journal article.

This handout will give you a few guidelines tofollow as you go. But wait, what kind of a journal article is it: an empirical/research article, or areview of literature? Some of the guidelines offered here will apply to critiques of all kinds of articles, but each type of article may provoke questions that are especially pertinent to that typeand no other. Read on.First of all, for any type of journal article your critique should include some basic information: 1. Name(s) of the author(s) 2. Title of article 3. Title of journal, volume number, date, month and page numbers 4. Statement of the problem or issue discussed 5. The authors purpose, approach or methods, hypothesis, and major conclusions. The bulk of your critique, however, should consist of your qualified opinion of the article.Read the article you are to critique once to get an overview. Then read it again, critically. At thispoint you may want to make some notes to yourself on your copy (not the librarys copy, please). The following are some questions you may want to address in your critique no matter what typeof article you are critiquing. (Use your discretion. These points dont have to be discussed inthis order, and some may not be pertinent to your particular article.) 1. Is the title of the article appropriate and clear? 2. Is the abstract specific, representative of the article, and in the correct form? 3. Is the purpose of the article made clear in the introduction? 4. Do you find errors of fact and interpretation? (This is a good one! You wont believe howoften authors misinterpret or misrepresent the work of others. You can check on this bylooking up for yourself the references the author cites.) 5. Is all of the discussion relevant? 6. Has the author cited the pertinent, and only the pertinent, literature? If the author hasincluded inconsequential references, or references that are not pertinent, suggest deletingthem. 7. Have any ideas been overemphasized or underemphasized? Suggest specific revi sions. 8. Should some sections of the manuscript be expanded, condensed or omitted? 9. Are the authors statements clear? Challenge ambiguous statements. Suggest bye xamples how clarity can be achieved, but do not merely substitute your style for theauthors. 10. What underlying assumptions does the author have? 11. Has the author been objective in his or her discussion of the topic?

KRITIK JURNAL: KUATNYA KEKUASAAN ONDOAFI DI TENGAH MASYARAKAT URBAN


06 June 2012 - dalam essay politik Oleh azia-fisip11

(STUDI TENTANG KEKUASAAN ONDOAFI DI KOTA JAYAPURA PAPUA) ( Bonefasius Bao ) 1. 1. PENDAHULUAN

Pada konteks lokal di Papua umumnya dan Kota Jayapura pada khususnya terdapat stratifikasi sosial yang beragam. Stratifikasi sosial yang paling tinggi di tempati ondoafi. Ondoafi adalah pemegang garis keturunan yang di tarik melalui garis lurus dengan pendiri kampung dan adalah anak laki-laki sulung Ondoafi sebelumnya. Kekuasaan Ondoafi dijastifikasi melalui pewarisan secara turun temurun. Walaupun Kekuasaan Ondoafi mungkin kuat karena punya modal /sumber daya, tetapi perubahan sosial menuntut strategi dan kreatifitas dalam menghadapinya. Jurnal ini berbicara mengenai bagaimana Ondoafi mengaktualisasikan modal kekuasaannya dalam konteks perubahan masyarakat dan bagaimana Ondoafi merawat modal kekuasaanya agar tetap kuat di tengah masyarakat urban. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan model eksploratif, dalam rangka menjelaskan bagaimana elit menggunakan, merawat, dan mempraktekkan modal yang dimilikinya untuk kepentingan kekuasaan bagi dirinya dan warga. Fokus kajian pada praktek kekuasaan Ondoafi dalam pengelolaan tanah ulayat dan pengelolaan kompetisi politik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Ondoafi dalam mengaktualisasikan/menggunakan modal kekuasaan dalam konteks perubahan sosial. Di samping itu untuk mengetahui Ondoafi dalam merawat modal kekuasaannya agar tetap kuat di tengah masyarakat urban. Data yang digunakan adalah data sekunder dan primer, dilengkapi dengan dokumentasi, observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat menggambarkan Ondoafi melakukan perubahan strategi di dalam mengolah tanah ulayat. Strategi reposisi dilakukan karena pada masa rural, dia tidak terlalu memikirkan tanah karena masih luas, namun saat sekarang setiap jengkal tanah punya harga dan ada pemiliknya. Praktek kuasanya dilakukan ketika tanah ulayat yang akan dirubah menjadi tanah yang bernilai ekonomis dalam konteks ini akan diusahakan oleh individu atau investor, dibuat kesepakatan-kesepakatan sebagaimana yang telah dijelaskan di muka. Pada konteks basis politik ternyata dia tidak berkepentingan untuk mencampuradukan ranah adat dengan jabatan-jabatan formal tetapi memiliki peran mempengaruhi proses-proses politik. Hasil temuan, yang dilakukan Ondoafi ketika masuk urban dia mengambil posisi itu. Dia tidak mengambil posisi formal di dalam arena politik Pilkada tetapi menjadi orang yang memperjuangkan voice, kepentingan anak-anak adatnya untuk berakses menjadi pemimpin formal. Permasalahan penelitian yang diangkat Bonefasius Bao dalam tulisannya tercermin dari keyword makalah. Key word permasalahan yang diangkat adalah seputar power (kekuasaan), revitalitation, adaptation, reposition Ondoafi di tengah masyarakat urban Kota Jaya Pura Papua. Ondoafi adalah pemimpin adat karena berasal dari struktur sosial yang paling tinggi. Penulis mengutip riset Desertasi Mansoben (1994) tentang Sistem Politik Tradisional di Irian Jaya, membagi empat tipe sistem kepemimpinan yaitu; (1) sistem kepemimpinan pria berwibawa (big man), (2) sistem kepemimpinan Ondoafi, (3) sistem kerajaan, dan (4) sistem kepemimpinan campuran. Di dalamnya terdapat tokoh-tokoh masyarakat (figure) yang memiliki pengaruh besar dan mempunyai peran penting dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Mereka disebut Ondoafi. Ondoafi berada

pada stratifikasi/kelas sosial yang tinggi karena dia adalah pemimpin adat. Status ini diperolehannya secara pewarisan, yang oleh masyarakat adat dimaknai sebagai bentuk penghormatan, pelaksanaan aturan- aturan dan upaya menjauhkan semua larangannya. Perubahan struktur masyarakat akibat pengaruh modernisasi (dibaca: globalisasi) membuat kekuasaan Ondoafi harus beradaptasi. Adaptasi terhadap modernisasi dibatasi dalam konteks adaptasi terhadap masyarakat urban. Dikatakan Bonefasius. Ondoafi perlu merevitalisasi diri sesuai struktur masyarakat, sosial, material dan politik yang berubah. Diperlukan transformasi material yakni tranformasi dari sistem material tradisional ke sistem material modern. Sebelumnya struktur masyarakat yang asli, Ondoafi berada dalam sistem masyarakat yang relatif kecil/relatif tertutup dengan sistem material berburu, meramu dan mungkin pertanian tetapi tidak intensif. Dengan struktur aslinya Ondoafi masih bisa mempertahankan strategi politiknya dengan menambah keturunan, memperluas wilayah kekuasaan pada tempat-tempat baru dan membentuk kepemimpinan baru. Modal kekuasaan yang dimaksudkan penulis adalah Kuatnya kekuasaan Ondoafi dapat dilihat dari aktualisasi modal kekuasaan yang dimiliki dalam menyelesaikan berbagai keperluan dan persoalan sosial- kemasyarakatan yang dihadapi warga. Penyelesaian persoalan tersebut dapat menempuh salah satu dari dua cara; secara adat atau secara hukum formal. Meski demikian supremasi hukum adat tampak nyata di Jayapura. Dalam berbagai kasus keputusan administrasi formal berlaku definitif sebelum dicapai kesepakatan/keputusan di tingkat adat terlebih dahulu. Artinya di mata masyarakat keputusan adat jauh lebih legitimate dari pada keputusan pemerintah. Namun seiring dengan berjalannya waktu pertambahan masyarakat urban di Kota Jayapura papua semakin meningkat. perubahan sosial menuntut strategi dan kreatifitas dalam menghadapinya. Makalah yang diangkat dari hasil penelitian ini ingin mempelajari secara lebih utuh dan mendalam atas dua hal, yaitu pertama, bagaimana Ondoafi mengaktualisasikan modal kekuasaannya dalam konteks perubahan masyarakat? Kedua, bagaimana Ondoafi merawat modal kekuasaanya agar tetap kuat di tengah masyarakat urban? Artikel merupakan kritik dari makalah tersebut di atas. Artikel ini berusaha memahami setting sosial yang diambil oleh makalah tersebut di atas. Bagaimana penulis artikel menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam artikel ini, pengkritik berusaha memberikan saran dan masukan untuk meneliti masalah ondoafi pada penelitian berikutnya.

1.

2.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pengkhususan penelitian yang bersifat eksploratif. Metode yang digunakan peneliti memang tepat dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sebuah metode atau pendekatan digunakan untuk mengungkap dan menjelaskan kompleksitas masalah. Eksplorasi datadata etnografi sangat bermanfaat untuk meekplorasi kompleksitas masalah. Namun data-data kualitaif yang dikumpulkan peneliti tidak bervariasi dan kaya. Data tidak diseleksi secara rigorous. Penelitian tidak disertai data-data primer yang kuat. Hanya menampilkan data-data sekunder tentang data etnografi tentang kekuasaan endoafi. Data sekunder etnografis tentang perubahan masyarakat, masyarakat urbanisasi, pola relasi birokrasi dan endografi sedikit ditampilkan. Bahkan penulis kritik tidak menemukan sama sekali. Metodologi penelitian ini tidak menyebutkan bagaimana cara peneliti mendapatkan informan sesuai kaidah penelitian kualitatif. Seperti, apakah subjek penelitian didapatkan melalui proposive random sampling (mencari informan yang sesuai dengan topik yang ingin digali atau snow ball sampling. Implikasinya data-data wawancara, atau fokus group diskusi tidak muncul.

Data Primer diambil dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan kaitannya dengan jurnal adalah ketika berbicara tentang Ondoafi tidak semua orang memiliki kapasitas. Hal ini tidak menjadi masalah. Namun yang menjadi pertanyaan adalah penulis tidak menyebutkan secara jelas siapa-siapa saja yang menjadi sampelnya, kita tahu yang menjadi sampelnya adalah orang-orang yyang sangat paham dengan adat yang berlaku, namun perlu diklasifikasikan apakah orang itu adalah pimpinan, bawahan, atasan atau teman sejawatnya yang paling tahu tentang kuatnya kekuasaan ondonafi ? klasifikasi peran sangat berpengaruh terhadap objektifitas penelitian. Mengenai teknik pengumpulan data, wawancara, observasi dan dokumentasi sudah dilakukan cukup baik sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian kualitatif pada umumnya namun tidak terlalu nampak atyau dicantumkan dalam penulisan jurnal. Begitupun juga dengan pengujian kredibilitas data dengan triangulasi dari berbagai sumber juga tidak ditemukan masalah.

1.

3.

Analisis Kritis

Untuk menganalisis jurnal ini, kami memulai dari masalah dalam penelitian dahulu Yang merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Keberadaan ondoafi yang masih eksis di tengah masyarakat urban tanpa tergerus dengan nilai-nilai modern bahkan cenderung masih memprioritaskan hukum adat daripada hukum pemerintah. Eksistensi ondoafi ditengah masyarakat urban adalah sebuah fenomena yang menarik untuk diteliti, seharusnya ondoafi tidak lagi eksis karena modernisasi dapat menggerus nilai lokal, namun kenyatannya tidak demikian. Secara ekplisit dan implisit tidak ada masalah mengenai masalah penelitian pada jurnal ini. Lalu kami menganalisis pada bagian rumusan masalah. Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Pertanyaan penelitian yang berusaha dijawab pada penelitian ini adalah: 1. 2. Bagaimana Ondoafi mengaktualisasikan modal kekuasaannya dalam konteks perubahan masyarakat? Bagaimana Ondoafi merawat modal kekuasaanya agar tetap kuat di tengah masyarakat urban?

Pertanyaan penelitian yang diajukan peneliti belum terjawab secara baik. Data peneliti hanya terfokus pada romantisme kekuasaan ondofius. Data-data etnografis bagaimana kekuasaan ondofius terlalu mendominasi pada jawaban pertanyaan di atas. Lalu, pokok masalah yang diangkat yaitu eksistensi dari ondoafi tidak ditunjukan dengan data lain yang reliabel juga untuk menyusun suatu rumusan masalah. Misalnya, data tentang jumlah elit Ondoafi yang eksis dalam kekuasaan tidak ditunjukan secara signifikan, data yang ada tidak terlalu kuat untuk menopang rumusan masalah dan tidak ada sumber datanya, misalkan dokumentasi hasil penelitian atau media massa, pengawasan, evaluasi atau pernyataan orang yang patut dipercaya. Sedangkan data etnografis tentang konteks perubahan masyarakat dan masyarakat urban tidak banyak dijelaskan. Konflik antara bagaimana kekuasaan etnografis dengan perubahan masyarakat terutama derasnya pendatang (masyarakat urban) tidak tergambarkan. Secara jelas. Implikasinya proses adaptasi dan reposisi yang dijelaskan dalam bagian penutup terlihat meloncat, penarikan kesimpulan secara induktif tidak disertai dengan data-data etnografis perubahan masyarakat papua dan masyarakat urban. Jawaban pertanyaan di atas akan lebih tajam dan kaya akan data bila menyertakan data seperti, bagaimana adaptasi kekuasaan ondofius dengan datangnya industrialisasi seperti freeport, dsb. Bagaimana peran ondoafi melindungi sumber daya alamnya, bagaimana peran ondoafi dalam pembebasan tanah yang akan dipakai industrialisasi. Bagaimana peran endoafi menghadapi birokrasi

pemerintah RI terutama dalam persoalan UU agraria yang mengakomodasi masyarakat urban. Konflik-konflik lahan antara pemerintah, industrial, dan masyarakat tidak terungkap. Penulis hanya mengungkapkan secara induktif tentang adaptasi kekuasan Ondoafi sebagai broker tanah namun tidak menyebutkan bagaimana konflik-konflik terjadi dan penyebab adaptasi tersebut, berikut kutipan dari bagian penutup jurnal tersebut.

Ondoafi sebagai elit dominan menjadi penentu karena bukan saja mengakumulasi modal yang ada di masyarakat, dalam bentuk saling menjaga dan berelasi dengan warga sehingga mendapatkan legitimasi simbolik, tetapi juga mendapatkan pembenarannya ketika dipahami bahwa upaya Ondoafi melindungi warga yang ada termasuk modal sosial yang terlanjur dikagumi. Terakhir pada analisis terhadap kesimpulan yang ditulis. Kesimpulan yang ditulis eksistensi dari ondonafi disebabkan karena kemampuan revitalisasi, adaptasi dan reposisi dari Ondonafi itu sendiri. Apabila dikaitkan dengan teori yang digunakan, kekuasaan konsensi yaitu kesepakatan antara pemimpin dan pengikut dan kekuasaan koersif yaitu kekuatan memaksa secara fisik oleh yang berkuasa, maka tidak ada hubungannya dengan kemampuan Ondonafi ini tetap eksis. Tidak jelas hubungan antara teori dengan kesimpulan akhir yang diambil padahal teori dalam sebuah penelitian digunakan sebagai pisau analisa terhadap masalah yang diangkat. Kesimpulan yang diambil tidak menyebutkan kemampuan Ondonafi untuk beradptasi, revitalisasi atau reposisi apakah karena pengaruh konsensi pemimpin atau sikap koersif pemimpin. Dengan kata lain Jurnal ini lemah dalam penentuan Teori. Atau mungkin juga Jurnal ini lemah pada kesimpulan atau analisis yang kurang tajam. Kontradiksi antara kesimpulan dengan teori yang dipakai menggambarkan bahwa jurnal ini memiliki sejumlah kelemahan disamping beberapa kelebihannya. Selain itu, Literature yang dibaca peneliti lebih banyak pada teori dasar tentang etnografi yang tidak menyentuh langsung pada etnografi tentang ondoafi.

1.

4.

Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah data-data etnografi tentang kekuasaan ondoafi yang banyak menyandarkan pada data sekunder. Proses adaptasi kekuasaan ondoafi berubah menjadi broker tanah dalam menghadapi masyarakat urban. Literature yang dibaca peneliti lebih banyak pada teori dasar tentang etnografi yang tidak menyentuh langsung pada etnografi tentang ondoafi. Dilihat dari tahun penelitian yakni tahun 2010, sebenarnya telah banyak penelitian yang membahas tentang ondoafi. Ada penelitian yang sudah meneliti tentang bagaimana relasi ondoafi berhadapan dengan UU RI tentang hak ulayat. Penelitian ini tertuang dalam thesis Tri Mulyadi Mahasiswa S2 Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, Jual Beli Tanah Hak Ulayat Dengan Pelepasan Adat Sebagai Syarat Pendaftaran Tanah Pada Suku Tobatdji Enjros Di Kota Jayapura Papua Dalam thesis tersebut disebutkan Dalam konteks ini pola-pola sengketa tanah, menurut catatan KPA, ada 6 corak sengketa tanah yang terjadi di Indonesia yang semuanya berhubungan dengan model pembangunan. Keenam corak itu adalah : 1. 2. Sengketa tanah karena penetapan fungsi tanah dan kandungan hasil bumi serta beragam tanaman

dan hasil diatasnya sebagai sumber - sumber yang akan dieksploitasi secara massif. Sengketa tanah akibat program swasembada beras yang pada prakteknya mengakibatkan penguasaan tanah terkonsentrasi di satu tangan dan membengkaknya jumlah petani tak bertanah.

3. 4. 5.

Sengketa tanah di areal perkebunan, baik karena pembangunan perusahaan inti rakyat /PIR. Sengketa akibat penggusuran tanah untuk industri pariwisata, real estate, kawasan industri, pergudangan, pembangunan pabrik dan sebagainya. Sengketa tanah akibat penggusuran-penggusuran dan pengambialihan tanah-tanah rakyat untuk pembangunan sarana-sarana yang dinyatakan sebagai kepentingan umum maupun kepentingan keamanan.

Dengan merujuk penelitian yang ada seharusnya penelitian ini bisa menjelaskan bagaimana ondoafi mencegah terjadinya konflik dalam perannya menjadi broker. Bagaimana broker tanah ondoafi mensiasati hukum adat yang berlaku. Jurnal lipi pun pernah merilis fokus berkenaan antara masyarakat adat papua berhadapan dengan industrialisasi (http://www.politik.lipi.go.id/index.php/en/columns/kolom-papua?start=15). Fokus laporan penelitian tersebut banyak menjelaskan konflik masyarakat adat dengan urbanisasi. Seperti bagaimana upaya Ondoafi menuntut ganti rugi Rp 1 milyar sebagai ganti penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Gunung. 1. 5. Kelebihan dan Kelemahan

Dalam jurnal ini ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan. Mulai dari Permasalahan, rumusan masalah, Metode Penelitian, kesimpulan akhir serta konteks dari jurnal ini sendiri. Berikut kami uraikan beberapa kelemahan dan kelebihan dari jurnal ini. Kelebihan : 1. 2. Jurnal ini bersifat research paper dan bukan policy paper atau esai bebas. Jurnal ini membahas masalah-masalah masyarakat Indonesia pada konteks politik lokal kontemporer yang mana daerahnya masih tergolong terisolasi dan belum banyak mendapat perhatian yaitu papua. Sehingga menambah pengetahuan kita tentang perubahan, budaya dan eksistensi politik di sana serta kompleksitas masalah yang terjadi disana. 3. 4. Jurnal ini dibuat dengan menyoroti kondisi yang kontemporer, sehingga data-data etnografi yang disajikan bisa dijadikan rujukan bagi peneliti lainnya. Penggunaan kalimat dan kata juga mudah dipahami serta dicerna oleh pembaca. Kata-kata yang sederhana diikuti dengan penjelasan setiap konsep memudahkan pembaca untuk memahami apa yang ingin disampaikan dalam jurnal ini. 5. Jurnal ini dapat menjadi tempat pengembangan wacana dan diskusi tentang praktek penelitian.

Kelemahan : 1. Literatur dalam jurnal ini sangat kurang dan cenderung kehilangan kontak terhadap realitas sosial yang terjadi. Literatur yang dibaca hanya sebatas pada teori Etnografi yang tidak bersentuhan langsung dengan etnografi Ondoafi. 2. Kelemahan Metodologi penelitian ini tidak menyebutkan bagaimana cara peneliti mendapatkan informan sesuai kaidah penelitian kualitatif. Seperti, apakah subjek penelitian didapatkan melalui proposive random sampling (mencari informan yang sesuai dengan topik yang ingin digali atau snow ball sampling. Implikasinya data-data wawancara, atau fokus group diskusi tidak muncul. Sebuah jurnal penelitian yang bagus hanya mungkin didukung oleh praktek penelitian yang baik dan sebaliknya. 3. Lemah pada penarikan kesimpulan. Antara teori yang digunakan dengan kesimpulan tidak sesuai atau berelasi. Elit dan kekuasaan menjadi pisau analisa dasar, namun tidak dikaitkan pada kesimpulan akhir,

kenapa Ondonafi tetap bertahan berdasarkan teori. Kesimpulan yang diungkapkan menarik, namun pengkritik kesulitan mengkaitkan dengan teori kekuasaan yang dimuat di jurnal ini. Hubungan antara sebuah teori ilmu sosial dengan perkembangan dan perubahan masyarakat namun hal itu tidak terjadi pada jurnal ini. 4. Jurnal ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya rekomendasi atau saran. Yaitu apa yang harusnya dilakukan Ondoafi untuk memperbaiki praktek kekuasaannya kedepan, bagaimana Ondoafi ini tetap eksis dan bertahan ditengah perubahan zaman namun tidak meninggalkan nilai-nilai keadatan yang sudah tumbuh dan bagaiman agar Ondoafi tidak melanggar aturan-aturan yuridis-formal. 5. Peneliti juga tidak menyampaikan seberapa besar urgensi permasalahan ini terhadap kehidupan sosial di lokasi yang diteliti.

1.

6.

Saran dan masukan untuk Penelitian Selanjutnya 1. 2. Pada penelitian selanjutnya kami memberikan saran dan masukan kepada peneliti yang lain agar memperhatikan data masalah yang kemudian di konversi menjadi rumusan masalah. Dalam penggunaan sumber data, khususnya primer diharapkan sumber data tersebut di klasifikasikan secara jelas, agar objektifitas penelitian tidak diragukan, karena apabila hanya menyebutkan sumber penelitian saja itu menimbulkan banyak pertanyaan. Sumber data khusunya primer harus dijelaskan perannya sebagai apa pada kesehariannya. 3. Dalam penarikan kesimpulan diharapkan disesuaikan dengan teori yang dipakai. Teori haruslah berdialog dengan masalah sosial yang ditampilkan dalam penelitian. Agar tterciptanya konsistensi pembahasan dalam jurnal. 4. 5. 6. Dalam jurnal perlu ditampilkan penelitian terdahulu sebagai literature dan referensi bagi pembaca bila ingin membandingkan jurnal satu dengan jurnal lain. Dalam setiap jurnal diperlukan saran dan rekomendasi sebagai tindak lanjut dan rujukan pembaca ataupun pihak yang ingin meneliti lainnya. Dalam penyajian penelitian perlu ditampilkan konflik-konflik yang terjadi dengan latar belakang etnografi masing-masing. Agar jurnal itu menarik minat pembaca.

TUGAS METODE PENELITIAN SOSIAL ANALISIS KRITIS JURNAL

KUATNYA KEKUASAAN ONDOAFI DI TENGAH MASYARAKAT URBAN (Studi Tentang Kekuasaan Ondoafi di Kota Jayapura Papua) Oleh BONEFASIUS BAO Pada Jurnal POLITIKA, Vol. I, No. 2, Oktoberl 2010 Universitas Diponegoro Semarang

Cara Mengkritik Jurnal Secara Evidence Based Medicine (EBM)


Jurnal kedokteran tersebar dimana-mana, namun tidak semua jurnal kedokteran luar negeri maupun dalam negeri layak digunakan. Evidence-Based Medicine (EBM) yang artinya kurang lebih untuk mencapai manajemen pasien yang paling baik, menggunakan keahlian klinis seseorang digabungkan dengan bukti klinis dari penelitian klinis tersistematis terbaik yang ada di luar. Istilah EBM secara luas telah menggantikan istilah yang lebih lama yaitu clinical epidemiology. Evidence-based medicine sekarang juga sering disebut evidence-based practice.Jadi EBM mencoba meningkatkan kualitas informasi di mana keputusan klinisi ditentukan berdasarkan hal tersebut. EBM membantu klinisi menghindari overload informasi, dan dalam waktu yang sama menemukan dan menerapkan informasi yang paling berguna. Cara kritisi secara cepat sebuah jurnal kedokteran dengan memakai teknik dibawah ini: Dalam mengkritisi atau telaah jurnal, langkah pertama menggunakan prinsip PICO, untuk mendapatkan jawaban di dalam jurnal. Untuk mencari jurnal yang sesuai dengan apa yang kita cari, cari jawaban atas pertanyaan ini dalam sebuah jurnal : P : Population and Adalah populasi atau problem klinis relevan yang ada dalam pemikiran kita. Clinical Problem

I : Intervention, Indicator atau Index test Adalah strategi manajemen, eksposure, atau tes yang kita ingin ketahui, yang berhubungan dengan problem kinis. Contohnya : prosedur seperti terapi obat, pembedahan atau diet (intervention). Paparan terhadap lingkungan kimia, atau faktor yang mungkin mempengaruhi outcome (indicator). Tes diagnosis seperti CT-Scan, tes darah lengkap (index test) C :Comparator Adalah alternatif atau strategi kontrol, eksposure atau tes sebagai pembanding dengan apa yang kita ingin tahu (apa yang menarik bagi kita). O : Outcome Menunjukkan apa yang kita paling pikirkan akan terjadi (atau berhenti terjadi) dan atau apa yang pasien paling pikirkan.

Langkah kedua adalah langkah critical appraisal, dalam hal ini menggunakanprinsip RAMMbo, yaitu : R : Recruitment Were the subjects representatvive of the target population ? Apakah subyek penelitian mewakili populasi target? Bagaimana cara rekruitmen subyek penelitian tersebut? Subyek yang dilipih untuk penelitian penting mewakili population of interset. Jika subyek penelitian tidak representative, makan akan sulit menentukan apakah hasil bisa diterapkan / applicable. Sangat ideal jika sebuah uji saring/uji diagnostik diterapkan di spektrum pasien yang luas (dari yang awal maupun kasus yang sudah terlambat). A : Allocation or adjusment Pada uji saring atau diagnostik, tidak ada alokasi ke dalam kelompok-kelompok. Semua subyek harus menerima tes yang diteliti dan tes standar rujukan. Aspek alokasi dalam kasus uji saring adalah, dimana baik tes yang diteliti dan tes standar harus dilakukan secara bebas pada semua subyek. M : Maintenance Semua pasien yang direkrut, harus dimaintain di dalam penelitian (dimana mereka harus menerima tes yang diteliti dan tes standar). M : Measurement, b : blinded subject, o : objective outcome Hasil harus diukur, apakah setiap orang blinded terhadap hasil tes yang diujikan, atau dengan objective test endpoint. Demikian semoga bermanfaat bagi tenaga kesehatan di Indonesia

You might also like